Anda di halaman 1dari 19

BA B 9

Apa Benar Dapat Dipercaya?

Membuktikan Kebenaran

Struktur

1. trustworthiness
2. Strategi Meningkatkan Trustworthiness
3. Aplikasi Strategi Meningkatkan Trustworthiness dalam
Penelitian Kualitatif

Trustworthiness
Bagaimana cara mengetahui bahwa hasil suatu penelitian kualitatif valid
dan dapat dipercaya? Apakah hasil penelitian tentang persepsi masyarakat
terhadap malaria di Kabupaten Jepara dapat diterapkan di lokasi
penelitian yang berbeda? Apabila datanya dikumpulkan oleh peneliti lain
di tempat penelitian yang sama dengan penelitian sebelumnya, apakah
hasilnya akan berbeda pula?

Pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya merupakan pertanyaan yang


relevan bagi setiap penelitian, tetapi terutama secara tajam dilontarkan
pada penelitian kualitatif. Para oponen penelitian kuantitatif sering

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan | 1
kali menganggap penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan
yang tidak terlalu ilmiah dan tidak objektif. Penelitian kualitatif juga
sering dianggap sebagai penelitian yang temuannya hanya berupa
kumpulan pendapat pribadi dan tidak memiliki standar ilmiah untuk
dapat dipertanggungjawabkan (Noble dan Smith, 2015). Secara lebih
ekstrem, data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif terkadang
dianggap sebagai anecdotal evidence. Akar permasalahannya terletak
pada kemampuan penelitian kualitatif untuk membuktikan reliabilitas,
validitas, dan objektivitas seperti halnya pada penelitian kuantitatif.

Isu trustworthiness sebenarnya mempunyai makna yang sederhana,


yaitu bagaimana seorang peneliti dapat meyakinkan audiensnya (atan
pembacanya) dan juga diri sendiri bahwa hasil penemuannya benar dan
dapat dipercaya. Lincoln dan Guba (1985) menggunakan empat kriteria,
yaitu nilai kebenaran, dapat diterapkan, konsistensi, dan netralitas. Setiap
kriteria akan dibahas aplikasinya pada penelitian kualitatif.

Nilai Kebenaran (truth rnJoe)


Truth re/ne adalah nilai kebenaran. Ketika melakukan proses penelitian,
peneliti akan berusaha untuk mengungkapkan nilai kebenaran tersebut,
terlepas dari jenis maupun rancangan penelitian yang digunakan.
Tantangan utama peneliti adalah apakah proses dan hasil penelitian ini
telah mengungkapkan nilai kebenaran? Kebenaran menurut perspektif
siapa (who’s truth?). Bagaimana cara membuktikannya kepada diri
sendiri dan juga kepada pihak lain? Peneliti kualitatif juga harus selalu
waspada bahwa pengalaman pribadi dan sudut pandang peneliti dapat
menghasilkan bias metodologis dalam mengungkapkan kebenaran
dalam suatu penelitian. Batasan-batasan antara kebenaran menurut
peneliti dan kebenaran menurut informan dapat menjadi kabur. Oleh
karenanya, peneliti harus menyajikan dengan jelas dan akurat sesuai
perspektif “mereka” atau yang diteliti.

2 | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan
Dalam penelitian kualitatif, cara pandang yang digunakan dalam
paradigma naturalistik adalah multiple realitie5. Oleh karena kebenaran
dapat lebih darisatu, caramembuktikan kebenarantersebut menggunakan
strategi “dikembalikan” kepada informan penelitian atau kredibel (dari
sudut pandang informan). Apakah informan dapat mengenali deskripsi
dan interpretasi pengalamannya dalam hasil penelitian tersebut? Apabila
informan dapat mengenalinya, maka dapat dikatakan bahwa hasil
penelitian tersebut memenuhi kriteria kredibilitas (credibility). Apabila
informan penelitian merasa belum mengenalinya atau terdapat keraguan,
hal ini berarti bahwa hasil penelitian belum tuntas mendeskripsikan
seluruh kenyataan (realities) (Given, 2008).

Dalam penelitian kuantitatif, paradigma positivistik memandang


bahwa kebenaran bersifat tunggal (5ingle truth) sehingga strategi untuk
membuktikannya adalah dengan menunjukkan validitas internal.
Validitas internal dapat dibuktikan dengan menunjukkan validitas alat
ukur, validitas hasil pengukuran, ataupun dengan cara menyingkirkan
kemungkinan kesalahan yang sistematik (bid5) dalam suatu penelitian.
Terdapat berbagai jenis bias dalam penelitian kuantitatif, di antaranya
berkson bias, recall bias, interpretation bias, dan sebagainya (Lincoln dan
Guba, 1985; Noble dan Smith, 2015).

Dapat Diterapkan (applicability)


Kriteria kedua adalah applicability yang terfokus pada generalisasi
data. Applicability mempertanyakan apakah hasil penelitian ini dapat
diterapkan pada konteks yang berbeda? Apakah hasil penelitian mengenai
kenyamanan kerja perawat di suatu rumah sakit daerah dapat diterapkan
di rumah sakit daerah lainnya? Apakah model kerja sama antara praktisi
swasta dan puskesmas yang dikembangkan di Provinsi DIY dan Bali
juga dapat diterapkan di provinsi lainnya di Indonesia?

Penerapan kriteria applicability dalam penelitian kualitatifdikenal dengan


istilah transferability atau fittingness. Transferability berarti apakah hasil

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan | 3
suatu penelitian kualitatif dapat berlaku pula di tempat lain? Apakah
hasil suatu penelitian kualitatif masih berlaku pada tempat, waktu, dan
informan yang berbeda?

Penelitian kuantitatif berusaha membuktikan kriteria dapat diterapkan


ini melalui validitas eksternal: apakah hasil penelitian yang diperoleh
pada sampel dapat digeneralisasi ke populasi tempat sampel tersebut
berasal? Rancangan penelitian, penghitungan power dan besar sampel,
cara penarikan sampling serta bias yang memengaruhi validitas eksternal
menjadi perhatian utama peneliti. Peneliti harus mampu membuat
pernyataan mengenai validitas eksternalnya dan keterbatasannya (Lincoln
dan Guba, 1985; Noble dan Smith, 2015).

Konsistensi (consistency)
Kriteria konsistensi mempertanyakan persoalan replikasi. Apabila
dilakukan replikasi penelitian pada konteks dan informan yang sama,
apakah hasil penelitiannya tetap sama (konsisten)? Apabila studi persepsi
masyarakat terhadap malaria yang dilakukan pada tahun 1999 diulang
10 tahun kemudian pada tempat dan informan yang sama, apakah
hasilnya tetap akan konsisten? Penelitian kualitatif membuktikan
konsistensi dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor apa yang dapat
memengaruhi konsistensi hasil penelitian tersebut, mengingat setiap
penelitian bersifat context dan rimr bound (terikat waktu dan konteks
pada saat itu). Respons peneliti kualitatif terhadap pertanyaan di atas
adalah “lt depends...” (Dependability atau Auditability). Artinya apabila
tidak ada faktor-faktor yang dapat mengubah konsistensi hasil penelitian,
temuan penelitian bisa saja tetap konsisten. Akan tetapi, apabila telah
dilakukan berbagai strategi promosi kesehatan mengenai malaria yang
intensif di Kabupaten Jepara selama kurun waktu 10 tahun terakhir,
maka hasil penelitian dapat menjadi berbeda. Hal ini dapat dibuktikan
melalui semacam kegiatan audit yang kemudian akan menunjukkan
bahwa hasil penelitian berbeda karena faktor-faktor tersebut.

4 | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan
Pada penelitian kuantitatif, konsistensi diterjemahkan menjadi reliabilitas
atau dapat dipercaya. Reliabilitas dapat berupa reliabilitas interobserver
(lebih dari satu pengamat atau kesepakatan antarpengamat) dan
intraobserver (pada satu pengamat, dengan beberapa kali pengukuran)
(Lincoln dan Guba, 1985; Noble dan Smith, 2015).

Netralitas (neutrality)
Netralitas dalam hal ini adalah netralitas peneliti dalam melakukan
penelitian. Apakah karakteristik peneliti (bias, motivasi, minat, cara
pandang dan lainnya) memengaruhi hasil penelitianî Pernyataan bebas
dari konflik kepentingan sering kali dijumpai dalam laporan atau publikasi
penelitian, terutama misalnya dalam penelitian mengenai produk farmasi
ataupun rokok. Pernyataan ini juga dipersyaratkan ketika peneliti
mengirimkan naskah publikasinya untuk dapat dimuat di jurnal-jurnal
ilmiah. Dalam penelitian kualitatif, netralitas mempertanyakan apakah
berbagai cara pengumpulan data menghasilkan temuan yang serupa?
Sementara itu, dalam penelitian kuantitatif, netralitas diterjemahkan
menjadi objektivitas, yaitu apakah peneliti bersikap objektif dan tidak
dipengaruhi oleh nilai-nilai tertentu (valuefree)(Lincoln dan Guba, 1985i
Noble dan Smith, 2015).
Tabel 27. Kriteria untuk Menunjukkan Trustworthiness

Kriteria Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif


Nilai kebenaran: Credibility: Validitas internal:
Bagaimana cara Apakah Apakah ada kesalahan
menetapkan bahwa informanpenelitian sistematik Íbias atau
hasil penelitian ini dapat mengenali con(ounding) yang
menggambarkan deskripsi dan dapat menganggu hasil
kebenaran? Kebenaran interpretasi penelitian?(Konsep
pihak mana? pengalamannya dalam kebenaran tunggal)
hasil penelitian?
(Konsep multi-
kebenaran)

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan | 5
Kriteria Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif
Aplikabilitas: Trans(erability/ Validitas eksternal:
Apakah hasilnya dapat Fittingness: Apakah hasilnya dapat
diterapkan ke konteks Menurut audiens, digeneralisasi ke
atau informan yang Iain apakah hasil penelitian populasi penelitian?
(aplikabel)? dapat ditransfer ke
tempat, waktu, atau
informan Iain?

Konsistensi: Dependability/ Reliabilitas:


Apabila studi Auditability: Apabila studi diulang
direplikasi ke informan Berdasarkan konsep pada informan atau
atau konteks yang time dan context-bound, konteks yang sama,
serupa, apakah hasilnya faktor-faktor apa apakah hasilnya
konsisten? yang memengaruhi serupa?
konsistensi hasil
penelitian apabila
diterapkan ke informan
atau konteks yang Iain?

Neutralitas: Confirmo6i/ity: Objektivitas:


Apakah karakter Apakah berbagai Apakah peneliti
peneliti (bias, motivasi, cara pengumpulan bersikap objektif, bebas
minat, atau pandangan) data menghasilkan dari pengaruh nilai
memengaruhi hasil penemuan yang (vo/ue free)*
penelitian? serupa?

Sumber: Lincoln dan Guba (1985)

Strategi Meningkatkan Trustworthiness


Setelah memahami empat kriteria trtl5tWorthine55 di atas, selanjutnya akan
dideskripsikan perbedaan strategi penelitian kualitatif dan kuantitatif
untuk membuktikan setiap kriteria trustworthines5 (tabel 28). Strategi ini
penting dipahami dan diterapkan pada setiap penelitian.

23d | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan
Tabel 28. Strategi Meningkatkan Trustworthiness

Kriteria Penelitian kualitatif Penelitian kuantitatif


Nilai Kebenaran Credibility: Validitas Internal:
1. Meningkatkan 1. Stratifikasi
kemungkinan 2. Matching
diperoleh hasil yang 3. Kriteria pemilihan
kredibel melalui 4. Randomisasi
prolonged engagement,
persistent observation,
dan triangulasi
2. Peer debriefing
3. Merevisi tema yang
dihasilkan secara
kontinu selama proses
pengumpulan data
4. Selalu mengecek
penemuan awal dan
interpretasi dari data
asli
5. Member checking
Aplikabilitas Trans ferabilitY: Validitas Eksternal:
Thick description Randomized sampling
Konsistensi Dependability: Reliabilitas:
1. Triangulasi 1. Pelatihan surveyor
2. Stepwise replication (reliabilitas pada satu
3. InquirY udit dan antar pengamat)
2. Kalibrasi alat
3. Test-retest
Netralitas Con(irmability: Objektivitas:
1. Audit record 1. Kesepakatan
2. Audit process 2. Desain studi

Kredibilitas
Kredibilitas setara dengan validitas internal dalam penelitian kuantitatif
dan menunjukkan nilai kebenaran dari penelitian. Kredibilitas dalam
penelitian kualitatif menyangkut dna hal, yaitu kredibilitas dalam
proses melakukan penelitiannya (sehingga meningkatkan kemungkinan
memperoleh hasil yang benar atau kredibel) dan melakukan strategi yang

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan |
dapat meningkatkan kredibilitas. Beberapa strategi untuk meningkatkan
kredibilitas yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

1. Prolongedengagement: Melakukan pengumpulan data dengan pelibatan


dalam periode waktu yang diperpanjang agar memadai bagi peneliti
untuk memahami fenomena yang diteliti. Prolonged engagement juga
dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan dan rapport yang
baik antara peneliti dan informan penelitian. Sebagai contoh untuk
mengungkapkan budaya keselamatan pasien di ruang operasi sebuah
rumah sakit, peneliti berusaha membangun keterlibatan, berinteraksi
dalam waktu yang lebih lama dengan tim yang bekerja di ruang
operasi.
2. Persistent observation: Melakukan pengumpulan data secara terfokus,
terus-menerus, agar hasilnya menunjukkan kedalaman informasi
yang diperoleh. Sebagai contoh, apabila peneliti menggunakan cara
pengumpulan datadengan observasi terbukadalam mengamati aktivitas
di unit gawat darurat rumah sakit, peneliti melakukan observasi secara
konsisten dan terus-menerus sehingga dapat menangkap pola perilaku-
perilaku yangwajar (bukan perilaku berpura-pura akibat sedang diamati
oleh orang lain).
3. Triangulasi: Triangulasi digunakan untukmeningkatkan kemungkinan
hasil penelitian yang kredibel dengan menggunakan beberapa cara
yang berbeda untuk menunjukkan kebenaran. Terdapat empat jenis
triangulasi, yakni sebagai berikut.
a. Triangulasi sumber data (Norm source triangulation): menggunakan
beberapa sumber data kualitatif yang berbeda, misalnya
membandingkan observasi dengan wawancara, membandingkan
pernyataan di depan publik dan ketika diwawancara, konsistensi
pendapat tentang sesuatu hal pada waktu yang berbeda, atau
membandingkan perspektif pihak yang berbeda. Sebagai contoh
dalam penelitian tentang kapasitas pendanaan daerah untuk
keberlanjutan program HIV/AIDS pascapendanaan dari Global
Fund di Yogyakarta, peneliti menggunakan triangulasi sumber
data dengan membandingkan respons informan dari pihak

23a | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan
eksekutif, legislatif, penyedia pelayanan, dan lembaga swadaya
masyarakat yang bergerak di bidang HIV/AIDS (Sebong et al.,
2017).
b. Triangulasi metode (method triangulation): Menggunakan
metode yang berbeda, yaitu membandingkan data yang
diperoleh dari metode kualitatif dengan metode kuantitatif. Hal
ini tidak mudah dilakukan oleh karena kedua metode tersebut
mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Apakah
kedua metode tersebut mengarah pada pemahaman yang sama!
Sebagai contoh pada penelitian mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya cakupan pemeriksaan ibu hamil, peneliti
mewawancara informan kader posyandu. Setelah wawancara,
peneliti memperoleh data bahwa fasilitas pendukung di posyandu
kurang memadai sehingga kunjungan antenatal rendah. Peneliti
kemudian membandingkan hasil tersebut dengan rapid survey
pada ibu hamil di wilayah tersebut.
c. Triangulasi peneliti: Menggunakan beberapa peneliti (investigator
triangulation) dalam melakukan pengumpulan data atau
menggunakan beberapa analis (analyst triangulation) dalam
proses analisis dan interpretasi data. Sebagai ilustrasi, Johnson ct
al., (2017) melakukan eksplorasi proses pengambilan keputusan
layanan kegawatdaruratan sebelum mencapai rumah sakit di
fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah Inggris. Penelitian
ini melibatkan informan yang berasal dari berbagai organisasi.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan
melakukan studi dokumen; observasi terhadap aktivitas tenaga
kesehatan; menelusuri diari digital tenaga kesehatan; diskusi
kelompokterarahdan lokakarya. Untukmeningkatkan kredibilitas
temuan penelitian, para peneliti melakukan beberapa metode
triangulasi, antara lain triangulasi peneliti. Triangulasi peneliti
dilakukan dengan membandingkan hasil pengumpulan data dari
3 kelompok peneliti yang masing-masing berasal dari akademisi,
pengguna layanan, dan layanan ambulatori. Triangulasi peneliti

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan |
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan multiperspektif
penelitian yang tidak hanya didasarkan pada perspektif akademisi,
tetapi tetap mempertimbangkan perspektif pengguna layanan
dan layanan ambulatori.
d. Triangulasi teori (theory triangulation): Menggunakan perspektif
teori yang berbeda dalam menganalisis dan menginterpretasi data.
Sebagai contoh pada penelitian tentang gaya kepemimpinan klinis
pada perawat untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan,
peneliti menggunakan teori kepemimpinan transformatif dan
teori kepemimpinan partisipatif. Penggunaan kedua teori tersebut
dipilih untuk mendalami kekhasan masing-masing teori ketika
diimplementasikan pada situasi tertentu di organisasi pelayanan
kesehatan (Xu, 2017).
Peer debriefng: Sesi diskusi dengan satu atau beberapapeerJ (ahli) yang
diakui untuk mc-review dan mengeksplorasi berbagai ha1 dalam proses
penelitian. Proses ini juga bermanfaat bagi peneliti untuk membahas
beberapa trorking hypothesis yang muncul selama melakukan penelitian
dengan ahlinya, baik ahli dalam bidang penelitian kualitatif maupun
fenomena yang sedang diteliti. Peer debriefing dapat dilakukan sejak
proses persiapan pengumpuan data sampai pada proses menulis laporan
penelitian seperti yang direkomendasikan oleh McMahon dan Winch
(2018) berikut ini.

Tabel 29. Contoh Peer Debrie#ng dalam Penelitian


Tahap Peneliti Peer debriefing
Persiapan Mengikuti pelatihan Berdiskusi dengan ahli untuk
Pengumpulan pengumpulan data meningkatkan pemahaman
Data Menyusun pedoman atau tentang teknik wawancara,
panduan pengumpulan data observasi dan FGD;
pengelolaan data kualitatif,
penggunaan perangkat software
untuk transkripsi

238 | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan
Tahap Peneliti Peer debrie§ng
Pengumpulan Melakukan wawancara, FGD Berdiskusi tentang
Data dan observasi; kemungkinan
Membuat catatan selama mengombinasikan berbagai
pengumpulan data, merekam metode atau cara pengumpulan
proses wawancara; data untuk memperkuat
Melakukan triangulasi temuan di lapangan
Berdiskusi tentang hasil
catatan lapangan yang mungkin
bisa dikembangkan lebih
lanjut untuk memperoleh data
pendukung; Berdiskusi tentang
penentuan jenis triangulasi
yang tepat
Pengolahan Menyusun transkrip verbatim Berdiskusi tentang
dan Analisis dari hasil wawancara dan FGD; kelengkapan dan kualitas
Data Menyusun hasil observasi transkrip yang disusun untuk
dan dan melengkapi catatan memudahkan proses analisis;
lapangan; Berdiskusi tentang teknik
Melakukan coding dan coding yang sesuai
menyusun tema; Berdiskusi tentang hasil coding
Melakukan interpretasi data dan tema yang telah disusun
Berdiskusi tentang teknik
analisis data
Meminta umpan balik terhadap
interpretasi yang dilakukan
Penyusunan Menuliskan temuan ke dalam Berdiskusi tentang jenis
Laporan penyajian data yang digunakan
laporan
Berdiskusi tentang kuotasi
yang akan dikutip
Berdiskusi tentang
kelengkapan dan kualitas
laporan yang disusun
Berdiskusi tentang cara
komunikasi dan diseminasi hasil
penelitian

Sumber: McMahon dan Winch (2018)


5. Member checking: memberikan umpan balik kepada informan
penelitian atau responden tentang data yang diperoleh serta interpretasi
peneliti untuk mendapatkan reaksi informan. Member checking dapat
dilakukan secara informal dalam proses pengumpulan data, atau
lebih formal ketika proses pengumpulan data dan analisis telah
dilakukan. Member checking merupakan cara meningkatkan
kredibilitas data yang terpenting karena informan penelitianlah yang
dapat menyatakan
Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan |
apakah hasil penelitian telah menggambarkan kebenaran menurut
pandangan mereka yang menciptakan realita tersebut. Member checking
dapat dilakukan dalam beberapa metode seperti mengembalikan
transkrip kepada responden; member-checking hasil wawancara dan
hasil diskusi kelompok terarah dan member-checking hasil analisis data.
Setiap jenis member checking memiliki keunggulan dan pertimbangan
tertentu (Tabel 30).

Transferabilitas (Trans(erability\
Transferability terkait dengan kemampuan generalisasi hasil penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, tanggung jawab peneliti adalah
mendokumentasikan data dan menuliskan laporan serinci mungkin
sehingga orang lain dapat mengevaluasi apakah hasil penelitian ini
dapat berlaku di konteks yang berbeda (yang dikenal baik oleh pihak
lain tersebut). Pernyataan generalisasi data ke konteks yang berbeda
tidak dapat dibuat oleh seorang peneliti kualitatif. Akan tetapi, peneliti
kualitatif dapat memudahkan orang lain untuk menyimpulkan
transferability dengan cara memberikan deskripsi yang sangat lengkap
dan kaya tentang konteks dan tempat penelitiannya serta proses yang
dilakukan dan hasil yang diperoleh (thick description). Sebagai contoh,
suatu penelitian tentang manajemen penyakit diabetes menyediakan
informasi tentang konteks hasil penelitian secara lengkap seperti tempat
penelitian dilakukan, informan yang dipilih, data demografis, data sosial
ekonomi, karakteristik klinis, kriteria inklusi dan eksklusi, prosedur
dan topik wawancara, perubahan terhadap pertanyaan wawancara dan
kutipan dari panduan wawancara (Korstjens dan Moser, 2018).

2d0 | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan
Tabel 30. Metode Member Checking dan Pertimbangannya

Metode Mem6er
Checking Keunggulan Pertimbangan
Mengambalikan Cocok untuk memeriksa Perlu mengembalikan
transkrip informasi faktual; transkrip secepat mungkin
kepada Memungkinkan terkumpulnya setelah wawancara dilakukan
informan data atau informasi baru Partisipan bisa saja merasa
tertekan ketika melihat isi
transkrip;
Berpotensi informan
menghapus atau mengubah
data yang sudah ada atau isi
transkrip
Member Memungkinkan diskusi Informasi yang diperoleh dapat
Checking hasil diubah oleh informan
wawancara bersama tentang isi transkrip
wawancara yang perlu Informan bisa menjadi sulit
informan ditemui kembali dengan
tunggal diklarifikasi
Dapat membantu penambahan berbagai alasan dan kondisi
data baru; Informasi yang semula
Berfokus pada konfirmasi, diperoleh dapat
modifikasi, dan verifikasi dipermasalahkan oleh
interpretasi informan
Apabila pernyataan responden
akan dipilih untuk kuotasi
maka metode tersebut
sangat membantu untuk
mendapatkan persetujuan dari
peserta
Member Hal ini membantu peserta Perlu dilakukan analisis yang
Checking diskusi meyakini bahwa pernyataan cukup untuk menyiapkan data
kelompok mereka telah divalidasi sebelum dibagikan kepada
terarah Dapat menghasilkan data baru peserta FGD sebelumnya
dalam lingkungan sosial yang Kelompok dapat membantah
berbeda temuan yang ditulis dalam
transkrip
Member Responden berkesempatan Data harus dianalisis terlebih
Checking hasil memberikan umpan balik dahulu sebelum dikembalikan
analisis data terhadap tema yang telah kepada responden
disusun untuk memperkuat Membutuhkan waktu yang
kredibilitas temuan lebih banyak
Peneliti harus
mempertimbangkan panjang
tulisan atau bahasa yang
digunakan untuk melibatkan
peserta dalam membuat tema
Tidak semua informan
bersedia untuk melakukan hal
tersebut karena tidak terbiasa

Sumber: Birt etal., (2016)

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan |
Dependability atau Auditability
Terdapat tiga strategi untuk meningkatkan dependability, yaitu
triangulasi (telah dibahas sebelumnya), stepwise replication, dan inquiry
audit. Stepwise replication merupakan analogi teknik split leaf dalam
uji reliabilitas pada penelitian kuantitatif. Teknik ini melibatkan dna
tim peneliti, masing-masing melakukan pengumpulan data secara
terpisah. Kedua tim berkomunikasi dengan rutin untuk membahas hasil
pengumpulan datanya. Sementara itu, inquiry audit merupakan sebuah
proses audit untuk melihat data dan dokumen-dokumen pendukung
yang diperoleh selama penelitian untuk memutuskan apakah peneliti
telah membuat keputusan-keputusan yang dapat dipahami (masuk akal)
selama penelitian berlangsung.

Sebagai contoh, untuk meningkatkan dependability penelitian maka


dilakukan pemeriksaan terhadap proses analisis data yang dilakukan;
memeriksa catatan dan dokumen pendukung seperti transkrip untuk
menilai akurasi; dan menilai apakah semua teknik analisis yang
digunakan sudah sesuai atau belum. Selain itu, seorang peneliti dapat
juga me-review tahapan proses analisis data misalnya mulai dari coding
(memeriksa coding aksial, coding selekti/ sampai pada tema yang telah
ditentukan oleh peneliti. Namun, untuk meningkatkan dependability
sebaiknya auditor bukan menjadi bagian dari tim peneliti.

Coiifirmability
Confirmability atau kemampuan mengonfirmasi bahwa data bersifat
objektif dan netral. Dalam penelitian kualitatif, konfirmasi lebih
dipandang dari aspek kemampuan mengonfirmasi datanya, bukan
karakteristik penelitinya. Oleh karenanya, inquiry audit dapat digunakan
untuk membuktikan dependability dan confirmability. Salah satu cara
meningkatkan confirmability adalah dengan melakukan audit trail. Audit

2d2 | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan
trail merupakan catatan dari proses penelitian dan informasi tentang
pemilihan teori, metodologi yang digunakan, serta cara analisis yang
dibuat oleh peneliti. Peneliti mengembangkan audit trail (pengumpulan
materi, dokumentasi secara sistematik sehingga auditor independen dapat
menyimpulkan konfirmasi datanya). Dokumen yang digunakan adalah:

a. data mentah (misalnya catatan lapangan, transkrip);


b. hasil proses reduksi data, analisis (komentar analitik dalam transkrip,
hipotesis kerja, coding),
c. catatan proses (misalnya hasil member checking, perubahan strategi
pengumpulan data);
d. materi yang terkait dengan refleksi peneliti (catatan peneliti, diari
peneliti);
e. informasi tentangpedoman pengumpulan data(hasil uji coba, perbaikan
pedoman); dan
f. hasil analisis (draflaporan akhir).

Secara rinci, Bowen (2009) mendeskripsikan beberapa elemen audit trail


yang meliputi data mentah, proses analisis data, dan strategi meningkatkan
trustworthiness (tabel 31).

Aplikasi Strategi Meningkatkan Trustworthiness


dalam Penelitian Kualitatif
Setelah membahas dan memberikan ilustrasi mengenai strategi yang
dapat diterapkan untuk meningkatkan satu per satu dari empat kriteria
dalam trustworthiness, bagian ini mendeskripsikan contoh keseluruhan
strategi dalam suatu penelitian kualitatif. Contoh pertama (Forero
ct al., 2018) menunjukkan upaya peneliti yang secara komprehensif
ingin meningkatkan keempat kriteria, sedangkan contoh penelitian
kedua (Gonzalez dan Normand, 2019) lebih menekankan pada aspek
kredibilitas penelitian.

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan |
Tabel 31. Contoh Komponen Audit Trail dan Penjelasannya

Komponen Deskripsi
Komite etik Penjelasan tentang kelayakan etik penelitian yang
dilakukan, misalnya dengan melampirkan surat
persetujuan penelitian dari komite etik
Tinjauan pustaka Penjelasan tentang referensi pendukung dalam
penyusunan protokol penelitian, misalnya melampirkan
jumlah seluruh referensi yang digunakan
Kerangka teori Penjelasan tentang teori utama yang digunakan untuk
dan kerangka melakukan penelitian. Teori tersebut kemudian akan
konsep menjadi kerangka konsep yang digunakan oleh peneliti.
Penyusunan Penjelasan tentang aktivitas yang dilakukan peneliti
panduan terkait instrumen pengumpulan data, misalnya
pengumpulan mendeskripsikan informasi tentang cara menyusun
data pedoman wawancara mendalam
Pemilihan Penjelasan tentang teknik sampling yang digunakan,
informan misalnya menyajikan kriteria inklusi dan eksklusi dalam
penelitian pemilihan informan
Pengumpulan Penjelasan tentang proses pengumpulan data, misalnya
data jumlah informan yang diwawancarai; proses observasi
yang dilakukan; serta berbagai cara pengumpulan
data, baik primer maupun sekunder, dan bagaimana
penyimpanan datanya
Data Mentah Misalnya penjelasan tentang catatan lapangan, rekaman,
video, dan dokumentasi lainnya
Persiapan Penjelasan tentang penyusunan transkrip, melengkapi
analisis data catatan lapangan, dan dokumen pendukung
Coding/analisis Penjelasan tentang tahapan coding yang dilakukan serta
data jenis software yang digunakan selama proses analisis
data
Trustworthiness Penjelasan tentang bagaimana peneliti meningkatkan
nilai kebenaran dari penelitian yang dilakukan, misalnya
melalui triangulasi; member checking,° peer debriefing; dan
sebagainya
Laporan Penjelasan sistematika lengkap laporan akhir penelitian,
penelitian misalnya latar belakang; tujuan penelitian; metode
penelitian; hasil dan pembahasan; kesimpulan dan saran
beserta daftar referensi dan lampiran.
Sumber: Bowen, (2009)

24d | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan
Penelitian Forero et al., (2018) bertujuan untuk menerapkan empat
kriteria penilaian kualitas penelitian kualitatif di bidang pelayanan
gawat darurat di Australia. Untuk mendapatkan informasi tentang
berbagai perspektif dan pengalaman staf tentang implementasi kebijakan
pemerintah, studi tersebut menggunakan integrated mixed methodology
framework. Para peneliti melakukan wawancara antara tahun 2015-
2016 terhadap 119 responden yang berasal dari 16 rumah sakit. Analisis
data dilakukan dalam tiga tahap, yaitu menggunakan kerangka kerja
konseptual, perbandingan kontras, serta pengembangan hipotesis. Untuk
meningkatkan trustworthiness, para peneliti mengimplementasikan
empat dimensi, meliputi kredibilitas, ketergantungan, kepastian, dan
transferabilitas (tabel 32).

Penelitian Gonzå lez dan Normand (2019) dilakukan di Turki untuk


menilai implementasi program dokter keluarga yang sudah dilakukan
sejak tahun 2005 sampai 2010. Penelitian ini menggunakan metode
analisis frameworb dengan mengumpulkan data dari fasilitas layanan
kesehatan primer dan akademisi dari 5 provinsi yang berbeda. Untuk
menunjukkan validitas penelitian, maka peneliti menggunakan member
checking dengan mengirimkan transkrip kepada setiap informan sebelum
dilakukan analisis data. Kemudian setelah tema teridentifikasi dalam
proses analisis, peneliti kemudian melakukan triangulasi peneliti dengan
melibatkan akademisi dan dokter keluarga untuk membahas tema yang
telah ditentukan.

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan |
Tabel 32. Contoh Aplikasi Strategi Meningkatkan Trustworthiness

Kriteria Strategi Implementasi Dalam Studi


Kredibilitas Keterlibatan yang Pewawancara menghabiskan rerata 6
diperpanjang —8 minggu untuk terlibat dengan
Proses dan teknik peserta
wawancara Protokol wawancara diuji pada
Memastikan dua pertemuan dan menggunakan
kewenangan wawancara pendahuluan sebanyak
peneliti 1—2 kali
Pengumpulan data Memastikan para peneliti memiliki
seluruh materi pengetahuan yang diperlukan
penelitian dan keterampilan penelitian
Peer debriefing untuk melakukan peran dan
tanggung jawab
Peneliti meminta pewawancara
mengirim semua catatan ke instansi
penelitian untuk analisis dan
penyimpanan
Peneliti memiliki sesi tanya jawab
rutin dengan anggota tim inti Komite
Manajemen Proyek/Australasian
College o f EmergencY Medicine
Keterikatan Deskripsi lengkap Peneliti menyiapkan draf protokol
pada konteks metode yang studi secara detail selama penelitian
dan situasi digunakan Peneliti mengembangkan rekam jejak
[dependabilitY) Membentuk oudit terperinci dari proses pengumpulan
trail data
Replikasi data Peneliti mengukur akurasi
secara bertahap pengkodean dan keandalan tim
peneliti
Dapat Refleksivitas Peneliti melakukan refleksi dan
dikonfirmasi Triangulasi pertemuan mingguan tim penelitian
kembali Peneliti menerapkan beberapa
teknik triangulasi
Dapat Sampling bertujuan Peneliti menggunakan kombinasi tiga
diberlakukan Saturasi data teknik dalam purposive sampling
di tempat Iain Saturasi data dari aspek operasional
dan teoretis

Sumber: Forero etol., (2018)

2db | Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan
Daftar Pustaka

Birt, L., Scott, S., Cavers, D., Campbell, C., Walter, F. 2016. “Member
Checking: A Tool to Enhance Trustworthiness or Merely A Nod to
Validation?” alitative Health Research, 26 (13): 1802-1811.

Bowen, G. A. 2009. “Supporting A Grounded Theory with An Audit


Trail: An Illustration”. International Journal of Social Research
Methodology,- 12 (4): 305-316.

Forero, R., Nahidi, S., De Costa, J., Mohsin, M., Fitzgerald, G., Gibson,
N., Mccarthy, S., Aboagye-Sarfo, P. 2018. “Application of Four-
Dimension Criteria to Assess Rigour of alitative Research in
Emergency Medicine”. BMC Health Services Research,- 18:120.
Given, L.M. 2008. The Sage Encyclopedia of alitative Research Methods.
London: SAGE Publication.
Gonzalez, A. B. E. and Normand, C. 2019. “Challenges in the
Implementation of Primary Health Care Reforms: A alitative
Analysis of Stakeholders’ Views in Turkey”. BMJ Open-, 9: 027492.
doi:10.1136.
Johnson, M., O’Hara, R., Hirst, E., Weyman, A., Turner, J., Mason,
S., Finn, T., Shewan, J.,Siriwardena, A. N. 2017. “Multiple
Triangulation and Collaborative Research Using alitative
Methods to Explore Decision Making in Pre-hospital Emergency
Care”. BMCMedical Research Methodology-, 17:11.
Korstjens, I. and Moser, A. 2018. “Series: Practical Guidance to alitative
Research. Part 4: Trustworthiness and Publishing”. European
journal ofGeneral Practice; 24 (l): 120—124.
Lincoln, Y. S. and Guba, E. G. 1985. Naturalistic Inquiry. London:
Sage Publication.
McMahon, S. A. and Winch, P. J. 2018. Systematic Debriefing After
alitative Encounters: An Essential Analysis Step in Applied
Qualitative Research. BMC Global Health-, 3(5), e000837.

Tak Kenal maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif dalam Pelayanan Kesehatan |

Anda mungkin juga menyukai