Anda di halaman 1dari 4

JUDUL: MIMPI YANG TERKUBUR

TEMA: PENDIDIKAN DAN INSPIRASI


Penokohan :
1. Ata sebagai Anto : pesimis, kurang bersyukur dan keras kepala
2. Bapak Ata sebagai Bapak Anto : penuh pertimbangan dan bijaksana
3. Ibu Ata sebagai Ibu Anto: penyayang dan perhatian
4. Salma sebagai Devi : pantang menyerah dan semangat
5. Azka sebagai Deva : pendiam dan pasrah

Sinopsis :
Anto adalah seorang siswa kelas 6 sekolah dasar, yang mempunyai mimpi yang
tinggi. Mimpi Anto yaitu untuk melanjutkan sekolahnya di salah satu sekolah swasta
ter-favorit dan terkenal di daerah Jakarta. Namun mimpi itu, terpaksa Anto kubur dalam
- dalam karena terkendala restu orang tua dan biaya pendidikan.
Setting :
1. Sekolah
2. Rumah Anto
3. Taman Bermain

ADEGAN 1
(Taman bermain)
Anto, Devi dan Deva merupakan siswa kelas 6 sekolah dasar yang sedang menunggu
pengumuman kelulusan. Mereka adalah anak anak yang penuh dengan mimpi - mimpi.
Anto: "Devi, Deva apakah kalian sudah bersiap - siap mendaftar ke SMP yang kalian
impikan? " (Sambil mencoret - coret tanah dengan kayu)
Devi : "Sudah Anto, semoga saja kita diterima. "
Deva : "Alhamdulillah aku juga sudah, bagaimana dengan kamu Anto? "
Anto : " Entahlah. aku tidak tau. Aku takut orang tuaku tidak mengizinkan.
Devi : "Kamu harus Yakin Antoa, sekarang lebih baik kamu memberitahukan mimpimu
ke orang tuamu:"
Deva : "Iyap. Benar sekali, "
Anto : "Terima kasih, kalian memang sahabat baik ku".
SCENE 2
(Di rumah Anto)
Malam harinya Anto berkumpul bersama keluarganya untuk makan mala. Setelah
selesai makan malam bersama.
Anto : "paaaaaaaak ",
Bapak : "Iyaaaa naaak, kenapa? "
Anto : "Boleh ndak, Anto melanjutkan sekolah Anto, di luar daerah? "
Kemudian bapak dan ibu terdiam mendengar perkataan Anto.
Bapak : "Anto anakku sayang. (Sambil tersenyum), Anto boleh mencoba daftar. Dan
Anto harus ingat. Anto putra kecil bapak, bapak masih ingin melihat secara langsung
bagaimana putra kecil bapak berkembang ". (sambil memegelus kepala Anto)
Anto : "Baiklah pak. Terima kasih"
Ibu : "Iyaa anakku, dimanapun Anto sekolah sama saja".
Hari berhari berlalu, sampailah tiba saatnya Anto mendaftar sekolah lanjutan secara
online melalui jalur prestasi.
Anto : "Bapak.. Disini ada dua pilihan, bolehkah Anto menaruh luar daerah pilihan
pertama?
Bapak : "Pikirkan lagii sayangku. Kalau di luar daerah ntar Anto jauh dari bapak dan
ibu. Anto masih memerlukan bapak dan ibu." (Bapak hampir menangis)
Melihat bapak yang hampir menangis. Antopun merasa bersalah dan memilih
sekolah dalam daerah, dan mimpinya ia mulai kubur secara perlahan.hari berhari telah
berganti pengumaman kelulusan belum tiba".
Bapak : "Anto anakku sayang, bapak dengar dengar MTs Negeri 1 Mataram akan
membuka pendaftaran jalur tes, bapak sudah siapkan berkasnya.besok pagi kita pergi
daftar yaa".
Anto : "Iyaa pak" (Dengan jawaban tidak bersemangat)
Paginyaa Anto pun pergi mendaftar dan tes diMTs Negeri 1 Mataram dan ditemani
bapak dengan penuh senyuman.
Bapak : "Disini kita sedang mencoba beasiswa ya nak".
Anto : "Iya Pak".
Anto : "Maafkan Anto pak, tadi tesnya Anto jawab asal asalan supaya tidak lulus". (Ujar
Anto dalam hati dan merasa sangat bersalah).
Tibalah saatnya pengumuman pendaftaran yang pertama. Anto dinyatakan lulus di
sekolah pilihan pertama. Dan anehnya. Anto tidak merasakan apapun.
Anto : "Alhamdulillah pak, mak. Anto lolos jalur prestasi di pilihan yang pertama"
(sambil tersenyum getir)
Ibu : "Alhamdulillah anakku.” (tersenyum bangga)
Bapak : "Alhmdulillah." (setelah itu bapak mencium kening Anto)
Anto : "Pak kapan daftar ulang ini?
Bapak : "Kita tunggu pengumuman MTs Negeri 1 Mataram dulu."
Anto : "Tapi pak daftar ulang sudah habis, waktu MTs Negeri 1 Mataram pengumuman,
Anto tidak yakin Anto bisa diterima".
Anto dan bapak pun pergi untuk daftar ulang. Dan beberapa hari berlalu tibalah
pengumuman di MTs Negeri 1 Mataram.
Anto : "Alhamdulillah pak Anto dinyatakan lolos di MTs Negeri 1 Mataram" (Dengan
perasaan biasa saja)
Bapak dan ibu : “Alhamdulillah naaak.” (sambil mengusap kepala Anto secara
bergantian)
Ibu : "Sekarang Antoa mau sekolah dimana, Anto yang harus memilih."
Bapak : "Iya anakku, Anto harus mengambil keputusan, dimanapun sekolah sama saja.
Anto harus menentukan-nya sebelum batas daftar ulang di MTs Negeri 1 Mataram
tutup." (Sambil tersenyum lebar)
Setiap hari Anto selalu memikirkan keputusannya. Di satu sisi orang tuanya dan di
sisi yang lain ada mimpi yang baru ia bangun. Ia pun meminta petunjuk dari Allah
Anto : "YA ALLAH, mimpi mana lagi yang harus Anto kubur, berikanlah petunjukmu
ya Allah." (merasa sangat sedih)
Anto pun diberikan petunjuk untuk memilih MTs Negeri 1 Mataram.
SCENE 3
(Di sekolah)
Setelah masuk MTs Negeri 1 Mataram Anto menjalani kehidupan sekolahnya tanpa
ada semangat. Dia tidak bersemangat sekolah, belajar di kelas dia tidak bersemangat,
sehingga waktu pembagian rapot ia mendapatkan nilai C. Di MTs Negeri 1 Mataram
Anto mendapatkan beasiswa yaitu bebas biaya pendidikan dan diberikan tunjangan
hidup.
Anto : "Ya Allah, Anto mendapatkan nilai C" (Merasa sangat cemas)
Ia takut untuk pulang kerumah. Karena mendapatkan nilai C dan merasa bersalah
karena tidak mengikuti pembelajaran dengan benar. Dia juga merasa bersalah kepada
orang tuanya. Dia takut beasiswanya dicabut. Dan ia memutuskan untuk pulang ke
rumah.

SCENE 4
(Dirumah Anto)
Anto : "Asalamualaikum bapak ibuuu Anto pulang".
Ibu dan Bapak : "Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.”
Ibu : "Gimana hasilnya nak? "
Anto : "Maafkan Anto pak bu, semester ini hasilnya tidak memuaskan, Anto
mendapatkan nilai C" (Anto menangis)
Bapak : "Tidak apa apa nak, Anto sudah berusaha, jadikan semester sekarang
pembelajaran." (Sambil menenangkan Anto yg menangis)
Ibu : "Iya nak tidak apa apa, yang penting Anto harus lebih bersemangat dan terus
bersyukur ata apa yang Anto punya sekarang"

Semenjak hari ituu. Anto mempunyai semangat baru dan mimpi baruu ia tidak ingin
mengulangi perbuatannya lagi dan kembali bersemangat untuk sekolah dan menerima
pelajaran. Karena ia mempunya mimpi yang baru yaitu ingin membanggakan ibu dan
bapaknya.

Anda mungkin juga menyukai