Anda di halaman 1dari 17

Nama : Makhrus Arif

NIM : 858712806
Jurusan : PGSD-BI 2021.2

1. Cerpen

A. Kanak-kanak di usia dewasa

Sore hari dibulan genap tahun 1999, terlihat dari jauh


berlali sosok dewasa teman mainku bernama Tono, tidak
hanya diriku saja ditempat itu, ada Ahmad, Awi, Roni, Juna,
Aldi dan Riski yang kira-kira umurnya seusiaku, berbeda
dengan Tono usia dewasa berprilaku kanak-kanak entah apa
sebabnya kami semua tidak tahu.
Tono datang ucapku sambil menunjuk Tono yang masih
berjarak 50 Meter dari tempat kita berkumpul untuk bermain
bersama. Sudah ada 8 anak dilahan terbuka pinggir sungai.
Hari ini kita main apa ? tanya Ahmad
Kita mandi aja dulu disungai! Sahut Riski
Enaknya kita main Gembelengan (lempar bola terbuat
dari kertas diikat karet / Boy-boyan) aja! Lanjut Juna.
Setuju sahutku, habis main lari-lari lanjut mandi
disungai. Setuju serentak jawab yang lain.
Home pimpa alaihom gambreng tangan-tangan
disodorkan baik warna putih atau hitam.
Horeee Tono menjadi tim ku jawab Roni yang menjadi
satu tim dengan aku juga.
(Tono adalah sosok pelari cepat dan pandai menghindar
ketika ada serangan dari lawanya) dan kebanyakan pasti
menang ketika satu tim dengan Nya.
Setelah pembagian tim kita suit, tim kita jaga duluan.
Ayo berkumpul jawabku, kita atur tugas tim, Aku berada di
depan bata untuk ditata, yang lainnya membentuk segi tiga,
mengambil bola yang datang dan melemparkanya kepadaku
untuk mematikan tim lawan.
Baru berjalan beberapa menit tim lawan berhasih
dimatikan semua dengn cara dilempar oleh tim kami, akhirnya
tim kami yang bermain. Tono bagian menata ya yang lainya
membantu Tono dan jangan sampai terlempar oleh lawan
lainnya.
Diawal pertandingan aku termatikan karena tidak dapat
menghindar dari lawan, lanjut Awi, kemudian Roni, tinggal
Tono yang menata sendiri, kami yang termatikan hanya bisa
berteriak Tono awas dari arah kiri ada lemparan, Tono dapat
menghindar dengan santainya 1,2,3,4,sampai 10 bata disusun
dengan cepat, dan penataan terakhir jarak pelempar dari tim
lawan sudah terlalu dekat dengan Tono, awas Toon depanmu
kataku ku, lemparan tajam mengarah kebahu Tono aduuuhh
teriak Tono keras, matiii aku, tapi bersamaan dengan terkena
lemparan lawan, Tono berhasil menata kesepuluh bata dengan
sempurna.
Hore poin 1 kosong teriak Awi teman satu timku. Tono
memang Top Markotop.
Tak terasa jam 5 sudah terlewat waktunya mandi
disungai, persiapan untuk menunaikan sholat maghrib lanjut
belajar mengaji bersama. Dan menunggu esok hari untuk
berkumpul dan bermain Bersama lagi. Senyum ceria berapapun
usianya.
B. Berbesar Hati

Dahi mengkerut karena kurang percaya diri akibat


saingaku dalam olimpiade Matematika 2021 adalah
saudaraku beda sekolah.
Dia adalah Andien putri bibiku seorang dosen
matematika perguruan tinggi Negeri terkemuka di kotaku.
Wah kak Andien nih lawanku kali ini, (ucapku dalam
hati) anak terkenal cerdas di dikeluarga besarku.
Sebelum olimpiade dimulai kami istirahat sebentar,
kusempatkan menyapa kak andien yang jarak tempat istirahat
tidak terlalu jauh dari tempatku.
Siang kak? Sapaku
Eh Andi, siang jawab kak Andien
Tak disangka bisa bertemu di disini kak? Candaku
Alhamdulillah jawabya
Kak Andien aku kurang percaya diri lho kalau
berhadapan dengan kak andien, soalnya kak Andien terkenal
kecerdasanya di keluarga besar kita. Hihihi
Jangan begitu, kita sama kok, buktinya kita berdua
bisa sampai diolimpiade ini dengan melewati beberapa
tahapan dengan lancar.
Apapun hasinya nanti adalah buah dari usaha kita
jawab kak Andien.
Waktu pukul menunjukkan 09.00 tepat saatnya
olimpiade matematika dimulai.

Sesi pertama:
Soal pilihan ganda cerdas cermat. Soal pertama:
1. Pemerintah Kota Medan hendak membagikan beras kepada
Warga Miskin. Jika tersedia 560 karung beras seberat 60 kg
dan tiap orang hendak diberi masing-masing 35 kg yang
diletakkan ke plastik. Tiap satu kantung berisi 50 buah plastic
seharga Rp 3.350, dan tidak bisa membeli satuan, berapa
minimum uang yang harus disiapkan?
A. Rp 33.600
B. Rp 63.650
C. Rp 64.320
D. Rp 67.200

Kupikir dan kutorehkan kedalam lembar kertas yang sudah


disiapkan dengan waktu secepat mungkin harus aku
selesaikan.
Tetttttttt bel lawanku berbunyi duluan! Jawabanya D. 67.200
Rupiah

Total berat beras adalah 560


Mencari berapa plastik yang dibutuhkan: 33.600
35
= 960 plastik
Maka harga plastik yang akan dibeli sebanyak 960
50
= 19,2, karena tidak bisa membeli satuan,
maka harus membeli 20 kantung.
Minimum uang yang harus disiapkan
adalah 20 kantung plastik X Rp.3.350+= Rp. 67.200

-Jawaban benar! Juri memberikan respon


Kalah cepat beberapa detik dari tim lawan yaitu tim kak
Andien. (dalam benakku)
-Lanjut soal kedua, ketiga, keempat dan seterusnya, kami
bersaing ketat saling mendahului jawaban.
Pada soal terakhir sesi pilihan ganda score menunjukkan 50
untuk tik kak Andien dan 40 untuk timku.
Jangat menyerah masih ada babak berikutnya sahutku dalam
obrolan ringan teman-teman satu timku.
- Istirahat 10 Menit menuju babak selanjutnya:
Kumanfaatkan semaksimal mungkin waktu istirahat yang
diberikan untuk membuka kembali pelajaran yang telah
diberikan oleh guru pembimbing, ku pelajari kisi-kisi materi
yang belum aku kuasai, kuselingi sambil ngemil kesukaanku,
kacang.
Sesi kedua dimulai:
Pastinya soal akan lebih sulit, pikirku!

- tim panitia membacakan soal cerita:


1. Anto memiliki dua bilangan. Apabila selisih kedua
bilangan tersebut sama dengan 1 dan jumlah dua bilangan
tersebut sama dengan 2, maka hasil kali kedua bilangan yang
dimiliki Anto adalah... .

-Tetttttttt kutekan bel secara cepat dan kujawab: 3/4


- Jawaban benar, juri memberi respon:

Misalkan bilangan I adalah a


Bilangan II adalah b
Maka
a–b=1
a+b=2+
2a = 3
a = 3/2
a–b=1
3/2 – b = 1
b = 1 – 3/2
b = 1/2

sehingga hasil kali dua bilangan tersebut

yaitu: 3/2 x 1/2 = 3/4

20 menit berjalan, secor yang tim kami peroleh mengungguli


tim lawan, (selisih tipis, 48-45)
- soal terakhir:
Lima belas pekerja dalam waktu 6 hari menghasilkan 450
boneka. Dalam waktu 8 hari boneka yang dihasilkan oleh
seorang pekerja adalah…
Tidak sampai 30 detik tim kak Andien berhasil memencet bel
duluan dan dijawab: 40 Boneka.

-Jawaban Benar , Juri berdiri sambil memberikan applouse.

Pembahasan:

Karena 15 orang dalam 6 hari menghasilkan 450


boneka maka
1 orang dalam 1 hari dapat menghasilkan
450 : (15x6)
450 : 90
5 boneka

Sehingga banyak boneka yang dihasilkan oleh seorang


pekerja dalam dalam waktu 8 hari yaitu 8 x 5 = 40 boneka

Jadi banyak boneka yang dihasilkan seorang pekerja


dalam waktu 8 hari adalah 40 boneka.

Secore terakhir menunjukkan tim kami= 88 poin, tim kak


Andien 100 jadi kami berbesar hati atas hasil olimpiade kali ini, dan
pastinya akan kami perbaiki kemampuan kami untuk waktu yang
akan datang “Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda”.

Semangat belajar!
C. KENYAMANAN
Berawal dari sebuh permintaan:
Sesok nek wes gede ngajar yo!
(Besok Kalo sudah besar ngajar ya!)
itulah yang hingga saat ini masih terngiang di sanubariku
ucapan seorang guru ngaji yaitu ibuku sendiri, ada kendala ketika
aku akan didaftarkan sekolah waktu itu pasti esok harinya sakit,
setelah daftar sekolah lagi, sakit, dan sakit lagi, sehingga dengan
terpaksa aku diasuhkan ke rumah nenekku (berprofesi sebagai
guru ngaji kampung) didesa yang cukup jauh saat itu karena
transportasi masih sulit, barang kali nanti mau sekolah dan belajar
mengaji dengan anak- anak yang lain, pada kenyataanya dirumah
nenek sama saja tidak mau sekolah ataupun belajar ngaji yang ada
hanya main dengan teman-teman.
Entah oleh sebab apa aku tidak tau, akhirnya aku mau
sekolah setingkat TK, tapi hanya 6 bulan sesudah itu naik di kelas 1,
hingga suatu hari ada salah satu guru bertanya tentang cita-citaku,
besok kalo sudah besar ingin jadi apa? (Tanpa ragu dan berfikir
panjang langsung aku jawab saja) jadi guru bu! Amiin jawab
guruku. Dari pertanyaan tersebut tanpa disadari semangat belajar
meningkat sejak masuk Madrasah Ibtidaiyah /SD sederajat, tetapi
untuk belajar mengaji tetap belum mau tidak tau kenapa sampai
pada akhirnya lulus kelas 6 Madrasah Ibtidaiyah /SD sederajat.
Sampai pada aku setingakat MTs / SMP Sederajat barulah
aku mau belajar mengaji itupun bukan belajar Al Qur’an
melainkan belajar kitab, aku ingat kitab yang pertama kali aku
pelajari adalah aqidatul awwam lanjut sulam safinah lanjut
safinatun najah lanjut bidayatul hidayah lanjut fathul qorib lanjut
fathul muin Alhamdulillah semua hatam, mudah-mudahan ilmuku
barokah dan bermanfaat, minimal buat diriku sendiri, Amiin.
Menginjak kelas 8 Mts / SMP Sederajat aku diminta
memberi pelajaran adek-adek sekelas Sekolah Dasar belajar Al
Qur’an materi dasar, dan sontak tercetus aku bilang pada guruku:
- kulo mboten saget maos Al Qur’an! ( saya tidak bisa membaca
Al Qur-an!). Guru -Tersenyum,,,,
Golek ilmu iku ono rong macem coro, siji: belajar seng
tekun, loro: gelem ngajar. ( Mencari ilmu itu ada dua cara,
satu: belajar yang rajin, dua: mau mengajar)
Jadi otomatis kalo mau mengajar pasti mau belajar, dengan
dorongan seperti itu aku harus bisa mengajar Al Qur’an.
Mulai dari permintaan guruku untuk mengajar jadinya setiap
sore aku belajar, malamnya ngajari anak-anak, seperti ungkapan
para penjual:
Kulaan sek lanjut dodolan.
Sampai tibalah kelulusan MTs / SMP Sederajat, aku harus
pulang ke tempat kelahiranku, berkumpul kembali dengan kedua
orang tua dan kakak-kakakku. Ditempat kelahiranku aku juga
diminta untuk mengajar adek-adek ngaji di musholla, kali ini aku
menolak, maaf belum waktunya mengajar saat ini kataku, aku
harus belajar mencari tambahan rizki karena ekonomi keluarga
kami tergolong pas-pasan dan aku tau setelah lulus Madrasah
Aliyah / SMA Sederajat dibutuhkan biaya kuliyah yang tidak
sedikit. Sekolah, bekerja pulang sekolah, serta mengaji setelah
magrib- isya’ lanjut bekerja sampai pukul 11 Malam, itulah
aktifitasku sehari-hari di desa tempatku lahir dengan banyak home
industry sandal sepatu yang siap menampung banyak tenaga kerja.
Kutinggalakn dunia pengajaran Sampai aku pernah bosan
dengan aktifitasku, kugoreskan pena kedalam buku hingga tertuang
puisi bebas seperti ini:
Aku adalah aku
Kamu adalah kamu
Dia adalah dia
Mereka adalah mereka
Berkumpul dalam satu ikatan batin
Yang tak memperdulikan satu dengan yang lain

Kuhabiskan siang-malamku
tanpa pernah bermunajat kepadaMu
Kulewati malam, sepi, sendiri, tak ada tujuan pasti
Kujalani jalanan tanpa pendakian
Datar.… tak bersyukur nikmat ilahi
Hanya kepadamu ya Allah aku kembali

Malam barganti pagi


Hari demi hari kulewati
Tempat tinggalku semakin sepi dari mengaji
Mengejar dunia yang tak pasti

Bosanku, hayalanku, menambah dosaku


Satu dua tiga tahun berlumuran kerak-kerak
kesombongan
Sampai bertemu jaga hati, lisan, serta rasa
malumu
Niscaya bahagia dunia akhiratmu

Kelas 12 awal Madrasah Aliyah / SMA Sederajat, dorongan


melanjutkan kuliyah dari kanan kiri teman maupun saudara,
emm… enaknya melanjutkan pendidikan itu diperbankkan,
pendidikan, bahasa, teknik dan lain-lain masukkan dari semua
pihak, kucoba masuk tes UNBK di Universitas Negeri jurusan
Sastra Inggris Alhamdulillah gagal di administrasi karena kendala
umur yang melebihi batas.
Tidak putus asa “ Kegagalan adalah keberhasilan yang
tertunda” aku mencoba kembali mendaftar di Universitas Swasta
dengan Program Beasiswa Jalur Prestasi Pesantren kerja sama
Lembaga Pendidikan swasta, dengan mempertimbangkan peluang
kerja akhirnya aku memilih program Teknik Mesin Alhamdulillah
diterima.
Kujalani awal kuliahku dengan pulang-pergi selama hampir
3 bulan, karena masih mempertimbangkan pekerjaan di desa
tempat kelahiranku, Sambil melihat kondisi peluang kerja di
sekitar tempat kuliah.
Akhirnya aku tinggal diasrama pesantren di dekat dengan
tempat kuliahku, hitung-hitung “menyelam sambil minum air”.
Daerah itu aku pilih karena kondisi yang hampir sama
dengan daerah tempat tinggalku yaitu terdapat banyak home
industry, ditempat baru inilah kujalani hari-hariku dengan kuliah,
bekerja, mengajar dan belajar agama, disinilah baru aku
merasakan kenyamanan mencari dan mengajar ilmu, tiada nikmat
yang dapat menandinginya walaupun dunia seisinya.
Diwilayah ini pula aku dibutuhkan untuk mengajar kembali
anak-anak belajar mengaji yang formal pada suatu Lembaga
Pendidikan Al Qur’an diwilayah sekitar.
Tak terasa 4 tahun berlalu, setelah lulus kuliah aku
mendapat gelar Sarjana Teknik (ST), aku mencoba menggunakan
ijasahku untuk bekerja dibengkel, pabrik, kontraktor sampai
mencoba di perbankkan, Alhamdulillah semua sudah dicoba dan
diterima pada perusahaan tersebut tapi semua tidak bertahan lama,
karena tidak ada rasa nyaman sedikitpun dalam hatiku senyaman
aku mengajar.
Setengah tahun berlalu kucoba merenung di pesantren,
sambil berfikir, kira- kira aktifitas apa yang sesuai dan nyaman
untukku untuk saat ini dan yang akan datang, Alhamdulillah
terjawab juga keinginanku, salah satu teman mengajakku mengajar
mengaji lagi, aku terima, beberapa hari berikutnya ada teman
menawarkan lowongan admin disekolah aku terima, mungkin
dengan itu semua, aku bisa merasakan kenyamanan dalam hidup.
Sampai pada akhirnya yang gelarku Sarjana Teknik, sampai
saat ini mengajar sebagai guru ngaji, guru olahraga di dua sekolah
berbeda serta operator sekolah entah bagaimana prosesnya,
meskipun berijasah ST tapi juga berpengalaman S.Or, S campur.
Aku tidak menyesal dengan apa yang aku pilih untuk saat
ini, mungkin ini yang disebut dengan kenyamanan yang
sesungguhnya.
Jadinya teringat pesan guruku:
Golek ilmu iku ono rong macem coro (Mencari ilmu itu ada dua
macam cara)
siji: belajar seng tekun (satu: belajar yang rajin)
loro: gelem ngajar (dua: mau mengajar)

Salam Satu Nyali Wani!

Anda mungkin juga menyukai