Anda di halaman 1dari 4

LKPD CERPEN (3)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Semester : X/I
KD : 4.4 Mengkonstruksikan sebuah cerita pendek dengan memerhatikan
unsur pembangun cerita pendek.

Nama : Putri Nurdianti


Kelas : XI IPA 2

Buatlah cerpen dengan menggunakan kerangka berikut ini!


Kerangka Karangan
1.) Tokoh :
- Andi
- Anto
- Teman-teman Andi
- Ibu Andi
- Ayah Andi
2.) Penokohan :
- Andi : Pintar,mudah terpengaruh oleh pergaulan
- Anto : Pintar,rajin,peduli terhadap temannya
- Teman-teman Andi : Nakal
- Ibu Andi : Perhatian,penyayang
- Ayah Andi : Pemarah tetapi peduli
3.) Latar :
- Latar tempat : Sekolah , rumah Andi , warnet
- Latar waktu : Sore hari
4.) Alur cerita : Campuran (maju mundur)
5.) Introduksi / pengenalan : Ada seorang anak yang bernama Andi dia merupakan
siswa berprestasi saat dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, Andi
memiliki sahabat karib bernama Anto saat dia masih duduk di bangku SMP. Namun
ketika ia lulus, mereka berpisah. Andi masuk ke SMA favoritnya begitu juga dengan
Anto.
6.) Pemunculan konfilik : Di Sekolah favoritnya Andi tumbuh menjadi anak yang nakal
yang dikarenakan pergaulan Andi yang kuang baik.
7.) Permasalahan semakin memuncak : Teman-teman baru Andi mengajak andi bolos
sekolah, merokok, serta minum minuman keras.
8.) Puncak permasalahan (klimaks) : Hal ini berpengaruh pada prestasi Andi dan nilai
Andi sangat jelek.
9.) Permasalahan mulai meredah (Antiklimaks) : Cukup lama Andi memandang
orang itu dari kejauhan dan tanpa berpikir panjang Andi mendatangi orang tersebut.
Benar firasat Andi ternyata orang itu adalah Anto teman lama Andi.
10.) Penyelesaian (resolusi) : Setiap sore, Andi dan Anto selalu belajar bersama
dan meraka saling bertukar pikiran. Andi yang awalnya malas berubah perlahan
menjadi rajin kembali berkat bantuan Anto.
Cerpen

“Andi ayo cepat bangun, sudah jam 7, kamu harus sekolah! Aduh anak itu susah sekali
bangunnya, berbeda saat dia masih smp.” ujar ibu Andi.
“Iya bu nanti saja aku masih ngantuk” seru Andi dengan mata yang masih tertutup rapat dan
selimut tebal yang melekat pada tubuhnya.
Dia Andi. Andi merupakan siswa yang saat ini duduk di bangku SMA favorit yang
diinginkannya saat masih duduk di bangku SMP. Saat duduk di bangku sekolah menengah
pertama, Andi merupakan siswa yang berperstasi dan juga mempunyai sahabat yang pintar
dan peduli bernama Anto. Tetapi ketika lulus Andi berpisah dengan Anto dikarenakan
mereka berbeda sekolah.
Andi bangun dari tidurnya pukul 7.30 kemudian dia segera menuju kamar mandi untuk
bersiap berangkat ke sekolah. Setelah siap dengan seragam nya dia kemudian menuju meja
makan untuk sarapan. Saat dia tiba di meja makan, dia menemukan ayahnya yang sedang
bercengkrama dengan ibunya, sepertinya ayahnya belum berangkat bekerja.
“Selamat pagi yah bu” Kata Andi menyapa kedua orang tua nya, kemudian dia bergabung di
meja makan lalu sarapan. Setelah selesai sarapan saat Andi hendak berangkat ayahnya
membuka suara.
“Apa pantas kamu berangkat sekolah jam segini? Sepertinya sikap kamu berubah Andi!”
Nada bicara ayah nya meninggi.
“Sudah yah, Andi kamu berangkat saja hati-hati dijalannya ya nak” Ucap ibunya dengan nada
bicara yang rendah. Kemudian Andi pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan orang tuanya.
“Bagaimana ini bu? Andi sepertinya dia sudah berubah, dia lebih malas, sering sekali pulang
larut malam. Ayah khawatir dia terjerumus pada pergaulan yang salah. Coba ibu ingat-ingat
lagi dia pernah pulang larut malam dalam keadaan yang kacau dan bau minuan keras.” Kata
ayah Andi yang terlihat jelas dari sorot matanya bahwa dia mencemaskan anaknya.
“Iya ibu juga sama mencemaskan Andi yah, kita coba pelan-pelan saja agar dia mau
berubah.” Ucapan istrinya menenangkan dirinya.
Dilain tempat Andi sudah sampai di sekolahnya. Dia masih kesal ucapan ayahnya tadi,
ucapan ayah nya masih berputar-putar dipikirannya. Dia menggeleng-gelengkan kepala untuk
menepis pikirannya itu. Kemudian dia segera masuk ke sekolah lewat pintu belakang sekolah,
dikarekan jika lewat pintu gerbang utama dia tidak bisa masuk, ada yang menjaganya yaitu
satpam dan guru BK. Setelah dilihat situasi aman, Andi kemudian memanjat tembok dan
sampailah ia di belakang sokolah, kemudian dia langsung berjalan menuju kelasnya. Untung
saja tidak ada guru yang mengajar dikelasnya sehingga ia tidak akan di hukum.
Di sekolah Andi dan teman-temannya dicap sebagai murid yang nakal, sering sekali mereka
dihukum dan keluar-masuk ruang BK tetapi tidak membuat mereka jera.
“Woy tumben Andi terlambat” Ucap teman Andi yang sedang mencontek tugas temannya.
Andi duduk dimejanya lalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan temannya “Biasalah tadi
ada sedikit masalah.”
“Andi ayo bolos ah ke warung seperti biasa, mumpung guru pada rapat” Mendengar namanya
dipanggil Andi segera memecahkan pikiran yang sedang berlalu-lalang, kemudian menoleh
ke arah temannya, lalu menjawab.
“Ayo ah, bosen di sekolah juga percuma belajar lagi” Ucap Andi mengiyakan. Kemudian
mereka pergi dari sekolah melalui pintu belakang sekolah.
Sampailah mereka di warung yang sering menjadi tempat perlarian mereka saat bolos
sekolah. Bila dipikir-pikir Andi teringat lagi saat pertama kali bolos sekolah diajak temannya.
Awalnya ia tidak mau, tetapi karena penasaran ia mencobanya untuk satu kali saja, ternyata
asyik juga bisa bolos sekolah, dan kemudian menjadi kebiasaan buruk Andi.
“Andi nih rokok” Ajak teman Andi kemudian melemparkan bungkus rokok itu ke arah Andi
beserta koreknya.
“Makasi” Ucap Andi. Andi juga awalnya tidak mau menghisap rokok, tetapi pada saat
pertama kali ia bolos, ia penasaran apa yang di hisap teman-temannya, apa rasanya
pertanyaan-pertanyaan itu berputar di otak Andi. Kemudian ia di tawarkan oleh salah satu
temannya untuk mencoba rokok. Andi tidak mau, tetapi karena penasaran sekali tentang
rokok, ia mencobanya dan sampai sekarang ia kecanduan rokok. Terkadang Andi
menghabiskan 2-3 batang pada saat bolos.
Hal tersebut mempengaruhi prestasi yang Andi punya, dan turunya nilai Andi. Tetapi hal itu
tidak membuat Andi berhenti bolos sekolah dan merubah perbuatannnya.
“Eh ke warnet yu ah rame kayanya, gimana?” tanya teman Andi.
“Ayo lah” ucap Andi
Mereka sampai di warnet yang mereka tuju, kemudian mereka mulai asik dengan dunia nya
sendiri, yaitu bermain game online. Tanpa Andi sadari ada seseorang yang
memperhatikannya dari jauh.
Waktu berlalu begitu cepat, seperti sang fajar yang terbit lalu terbenam. Langit jingga terlihat
jelas. Tak terasa waktu menunjukan pukul 16.30.
“Andi kita pulang duluan ya, tidak apa-apa kita duluan?” Ujar teman-teman Andi.
“Tidak apa-apa, kalian duluan saja.” Ucap Andi.
“Oke dah Andi” Satu persatu teman-temannya mulai meninggalkan warnet.
Tak lama setelah itu Andi beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari tempat itu. Saat
sudah keluar dari warnet, cukup lama Andi memandang orang itu dari kejauhan dan tanpa
berpikir panjang Andi mendatangi orang tersebut. “Apa benar itu Anto?” gunamnya dalam
hati. Ternyata fisarat Andi benar itu adalah Anto sahabatnya saat SMP.
Orang yang Anto tunggu datang, yap orang yang memperhatikan Andi pada saat di warnet itu
adalah Anto. Anto memandangi Andi dari atas kepala sampai bawah kaki. Pakaian Andi
sanggat berantakan baju yang keluar, dan rambut yang berantakan.
“Andi apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu” Ucap Anto sambil bertos ala laki-laki.
“Kabar baik Anto, kamu apa kabar?” Ujar Andi.
“Kabar aku baik. Oh iya sebenarnya dari tadi aku nunggu kamu disini. Kamu bolos sekolah
ndi?” Ucap Anto penuh selidik.
“Hehe iya, seru loh to bolos sekolah tuh. Kenapa tau aku ada disini to?” Tanya Andi bingung.
“Saat aku akan pulang ke rumah, oh iya karena tadi di sekolahku dibubarkan jadi setengah
hari. Nah saat aku akan menyebrang, aku melihat kamu ndi bersama teman-teman barumu,
dan ternyata masih memakai seragam, aku bingung kenapa kamu berkeliaran pada saat jam
sekolah apakah sekolahmu dibubarkan juga pertanyaan-pertanyaan itu muncul dipkiranku.
Kemudian aku mengikutimu, sekalian mengobrol karena kita sudah lama tidak bertemu.”
Ucap Anto menjelaskan semuanya.
Andi menggaruk kepalanya yang tak gatal “oh begitu.”
“Andi bagaimana kalau setiap sore kita belajar bersama lagi? Aku tahu nilaimu menurun,
ibumu yang memberitahuku ndi. Daripada waktumu terbuang sia-sia lebih baik dimanfaatkan
dengan hal-hal yang berguna.” Ujar Anto ingin membantu Andi agar rajin kembali.
“Yah malas aku to, nanti aja deh.” Ucap Andi dengan lesu.
“Oke besok aku ke rumahmu ya ndi, dadah sampai jumpa besok!”
Keesokan harinya Anto datang kerumah Andi. Awalnya Andi sangat tidak tertarik kemudian
dia perlahan menurunkan rasa malasnya. Dan setiap sore mereka belajar bersama, perlahan
nila-nilai Andi membaik dan tidak menjadi murid nakal lagi berkat bantuan Anto.

Anda mungkin juga menyukai