Anda di halaman 1dari 5

Bingung mikirin kamu

(Mikirin tugas)

Pagi yang cerah, aku sedang bersantai dirumah sambil menonton TV. Namaku adalah Rudi,
aku adalah seorang siswa disalah satu sekolah yang ada di wilayah kecamatan kutorejo.
Tahun ini merupakan tahun yang sangat menyenangkan sekaligus membosankan bagi para
siswa seluruh Indonesia. Bayangkan, seluruh siswa yang ada di Indonesia terpaksa diliburkan
sementara entah sampai kapan. Mereka diliburkan karena di Indonesia sedang ada wabah
virus corona. Guna memutus rantai penyebaran virus corona, selurus siswa diliburkan. Karena
virus ini sangat mudah menular. Oleh sebab itu semua kegiatan yang menyebabkan
kerumunan harus diberhentikan termasuk kegiatan belajar di sekolah.

Hari ini aku tengah bersantai dirumahnya, aku sedang menikmati acara
TVkesukaannku, aku lebih suka menonton film kartun ketimbang menonton sinetron. Karena
menurutku sinetron itu tidak seru, cerita sinetron sangat membosankan. Kebanyakan sinetron
Indonesia hanya bercerita tentang percintaan yang tidak jelas. Ditengah kegiatan menonton
TV ,ponselku tiba-tiba bergetar kemudian menyala menampilkan pesan dari grup chat
kelasku, pesan itu berupa tugas yang harus dikerjakan hari ini. Meskipun sekolah diliburkan,
bukan berarti kegiatan belajar berhenti. Sekolah masih tetap berlanjat, hanya saja dilakukan
secara daring, bahasa kerennya sekolah online. Menurutku, sekolah online itu menyenangkan
sekaligus membosankan.

Aku termasuk golongan siswa yang tidak rajin, aku merasa sangat senang karena
sekolah diliburkan. Bagiku ini adalah kebahagiaan bagi para siswa, karena bisa terbebas dari
rutinitasnya setiap pagi, yaitu berangkat ke sekolah. Serta ia juga terbebas dari peraturan
peraturan sekolah yang menjengkelkan. Aku jadi bisa bersantai dirumah setiap pagi, tanpa
perlu memikirkan berangkat sekolah terlambat.

Selain menyenangkan, libur sekolah juga sangatlah menjengkelkan. Bagaimana tidak,


meskipun sekolah sedang libur kegiatan belajar masih terus berlanjut. Setiap hari tugas terus
berdatangan. Tugasnya pun kadang terasa sangat sulit untuk dikerjakan. Bagaimana tidak
terasa sulit, tugas terus berdatangan. Tetapi jarang ada guru yang menjelaskan materi suatu
mata pelajaran.

Hari ini aku seperti biasa,menonton TV dan bermain ponsel, tiba tiba ponselku
menampilkan pesan yang berisi”
*Silakan membuat *cerpen dgn tema pandemi covid 19*

Cerpen diceritakan dgn sudut pandang *"aku"*


Boleh cerita pengalaman pribadi boleh ttg orang lain.
Cerita berkaitan dgn pandemi covid 19, kesulitan, dampak, hikmah dibalik pandemi dll.

*Aturan penulisan*
*1. Diketik dgn rapi di kertas A4, dgn margin kiri 3, kanan 2, atas 2, bawah 2*
*2. Panjang tulisan paling sedikit 5 hlmn* jika kurang tdk akan sy nilai

*3. Dilarang copas baik teman maupun karya orang lain*


Jika Sy deteksi copas, *keduanya sy nilai 0*
Jika copas karya orang lain *tidak akan sy berikan nilai*

*4. Tugas dikumpulkan terakhir Jumat, 11 Desember 2020, PKL. 10.00 (pagi)*

*5. Link pengumpulan akan sy bagikan di grup*


*dilarang mengumpulkan selain di link yg tersedia*

*6. Jika mengumpulkan selain di link yg sy sediakan,jika ada masalah ketlisut, sy TDK
bertanggung jwb, sy anggap tdk mengumpulkan*.

*JANGAN SEKALI-KALI COPAS*.


aku langsung mengumpat dalam hati “kenapa sih harus buat cerpen, mana harus lima lembar
lagi, kan capek”.bayangkan 5 lembar , bagimana susahnya membuat cerita sebanyak itu bagi
orang yang tidak biasa menulis cerita. Waktunya juga sangat minim, hanya dua hari sejak
tugas itu dikirim. Aku rasanya seperti orang yang sedang kesusahan membayar hutang ketika
diberi tugas membuat cerpen. Apalagi ,aku tidak pandai membuat cerpen, dan juga yang
paling parah kenapa sih harus lima halaman.

Aku merasa sngat bingung, bagaimana caranya membuat cerpen dengan banyak lima
halaman, mungkin kalau hanya 1 halaman aku masih bisa. Lah ini lima halaman, apa lagi
selama masa pandemi guru hanya memberikan materi tanpa adanya penjelasan. Aku jadi
sangat pusing jika memikirkan tugas itu. Ingin rasanya tidak mengerjakan, tetapi jika tidak
mengerjakan resikonya akan sangat berpengaruh terhadap nilaiku. Aku bingung harus
membuat cerita apa”kenapa sih nggak boleh copas, kalau boleh kan enak gausah repot repot
mikirin tugas seperti iini.

Tiba tiba muncul notifikasi pesan dari ponselku, pesan tersebut berasal dari teman
tongkronganku. Aku langsung membuka dan membacanya, pesan tersebut berisi ajakan
temanku untuk pergi ke warung tempatku nongkrong bersama teman temanku biasanya. Aku
biasa nongkrong bertiga dengan kedua teman, kedua temanku itu bernama Edi dan Munir.
Aku dan Edi berusia sama yaitu 17 tahun hanya selisih beberapa bulan, sedangkan Munir
usianya 3 tahun lebih tua dari kami berdua, aku dan Edi berteman sejak kecil. Sedangkan si
Munir, aku mengenalnya di tempatku belajar mengaji. Aku langsung mengiyakan ajakan
teman temanku untuk pergi nongkrong. Aku biasanya nongkrong mulai jam 9 pagi sampai 12
siang kadang juga smpai jam 1.

Yang aku lakukan saat nongkrong biasanya hanya bermain game dan ngobrol hal yang
tidak penting penting dengan kedua temanku. Aku hampir setiap hari pergi nongkrong dengan
kedua temanku itu, kadang bahkan kami juga nongkrong saat malam hari tepatnya mulai jam
9 malam sampai jam 11 malam. Itu mungkin salah satu kebisaan burukku yaitu sering pulang
malam. Awalnya orang tuaku tidak mengijinkan aku untuk pergi keluar kalau malam, tetapi
aku masih saja tetap pergi, merasa sangat bebas ketika aku berada diluar rumah. Dalam masa
pandemi, aku dan teman temanku ketika pergi ke warung selalu membawa masker, selain
untuk menjaga kesehatan, juga untuk jaga jaga kalau ada polisi datang.

Polisi sering kali datang ke warung tempatku nongkrong untuk mengecek apakah
semua pengunjung warung sudah menerapkan protokol kesehatan atau belum. Pernah suatu
ketika ketika aku dan teman temanku sedang nongkrong, datang polisi yang biasanya
mengecek warung tempatku nongkrong ada beberapa pemuda yang tidak memakai masker.
Mungkin mereka lupa membawanya bisa juga memang sengaja tidak membawa. Polisi
langsung menghampiri pemuda yang tidak memakai masker tersebut. Polisi langsung
memarahi dan membentak bentak para pemuda pemuda tesebut, dan juga polisi menyuruh
mereka untuk melakukan push up sebanyak lima puluh kali.

Saat aku sedang asyik nongkrong bersama teman temanku, aku tiba tiba teringat tentang
tugasku yang harus membuat cerpen itu, aku bertanya kepada kudua temanku apakah mereka
bisa membantuku untuk membuat cerpen, mereka berdua berkata”ngapain sih mikirin tugas”.
Mereka kemudian bertanya padaku”kapan sih, tugasnya dikumpulkan” kemudian aku
menjawab”dua hari lagi tugasnya dikumpulkan”mereka berkata padaku”halah masih tinggal
dua hari, mending kita main game aja, gausah dipikirin, lagian waktunya juga masih lama”.
Aku yang merasa terpengaruh dengan ucapan mereka langsung mengiyakan ajakan mereka
untuk bermain game. Aku melupakan tugasku dan asyik bermain game bersama teman
temank, tidak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00. Aku dan teman temanku
segera bergegas untuk pulang.
Setibanya dirumah aku langsung mandi kemudian langsung sholat. Setelah sholat aku
lngsung makan dan tidur. Aku biasanya tidur kurang lebih selama dua jam, aku selalu tidur
siang karena setiap habis magrib dan Isyak aku harus mengaji, aku tidur siang supaya pas
waktu mengaji tidak mengantuk, apa lagi jadwal mengaji habis Isyak waktunya sangat lama
biasanya sekitar dua jam, mulai jam tujuh malam sampai jam 9 malam, bahkan waktu pernah
sampai jam sepuluh malam, rasanya punggungku sangat lelah karena saat mengaji tidak ada
tempat menyandarkan punggung.

Setelah selesai mengaji aku langsung pulang dan berganti pakaian, kemudian langsung
pergi menuju warung tempat biasa nongkrong. Kami bertiga sudah janjian tadi saat ada di
tempat mengaji. Aku berangkat ke warung bareng si Edi karena dia bilang akan
menjemputku. Setelah Edi sampai didepan rumahku aku langsung berangkat menuju tempat
tongkrongan kami. Disana kami seperti biasa, langsung memesan minuman, kemudian
menyambungkan ponsel masing masing ke koneksi WiFi yang tersedia. Setelah itu langsung
membuka aplikasi game yang sedang booming saat ini.

Saat bermain game aku seakan melupakan semua beban bebanku, kami hanya fokus
bermain game saja, tiba tiba segerombolan polisi datang aku yang tadinya maskerku ku lepas
sekarang ku kenakan lagi takut jika polisi datang menghampiriku. Setelah memakai maskerku
aku melanjutkan kegiatanku yang tadi yaitu bermain game hingga larut malam. Aku
melupakan tugasku yang harus dikumpulkan besok, tanpa kuasadari waktuku selama satu hari
terbuang sia sia, padahal jika aku mengerjakan mungkin bebanku akan sedikit berkurang,tapi
mau bagaimana lagi, aku tidak bisa menolak ajakan teman temanku.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 , aku dan teman temanku segera
bergegas pulang rasanya sangat dingin saat perjalanan pulang. Aku diantar Edi sampai
kedepan rumahku, aku langsung masuk kedalam rumah. Rumahku tidak pernah dikunci
Sebelum aku pulang, biasanya aku yang mengunci pintunya. Aku langsung masuk kerumah
kemudian mengunci pintu. Setelah itu aku langsung menuju kamar mandi untuk buang air
kecil dan cuci kaki. Kemudian bersiap siap untuk tidur.

Aku tidur sampai subuh, kemudian aku bangun dan langsung menuju kamar mandi dan
bersiap siap untuk melakukan sholat. Setelah selesai sholat aku langsung mengerjakan
tugasku karena tugas itu harus dikumpulkan pukul 10.00 aku sangat bingung harus
menceritakan apa, kemudian aku bepikir bagaimana kalau aku menceritakan betapa
bingungnya aku saat mendapatkan tugas membuat cerpen ini. Aku menceritakan keseharianku
mulai dari dari aku mendapat tugas, kemudian kegiatanku selama seharian hingga aku mulai
mengerjakan tugasku.
Aku selesai mengerjakan tugas sekitar pukul tujuh, setelah selesai mengerjakan tugas
aku besantai sambil menonton acara kartun di tv. Aku menonton kartun kesukaanku yaitu
SpongeBob. Aku menunggu link pengumpulan tugas yang belum dikirim oleh bu guru, takut
takut nanti kalau aku telat mengumpulkan tugas. Setelah menunggu beberapa jam link
pengumpulan tugas akhirnya muncul juga, aku langsung membuka link tersebut dan meng-
upload tugas di link yang tersedia.
Setelah selesai mengumpulkan tugas aku kembali bersantai, akhirnya aku bebas dari
beban tugas yang sangat menjengkelkan, kalau tugasnya sedikit sih mungkin nggak akan
membebani. Lah ini harus buat cerpen lima lembar lagi. Susah banget apalagi untuk orang
seperti yang tidak terbiasa membuat cerita, satu halaman aja udah susah lah ini malah lima
lembar. Tapi gapapa lah, untung aku sudah selesai. Rasanya seperti merdeka dari penjahan.
Rasanya tubuh ini sangat rileks setelah selesai mengerjakan tugas. “Hadapanku untuk
kedepannya semoga tidak ada lagi tugas seperti ini, tugas seperti sangat menyusahkan untuk
orang seperti saya”.

TAMAT

Maaf jika ceritanya kurang menarik. Saya hanya mampu membuat cerita seperti ini

Anda mungkin juga menyukai