Anda di halaman 1dari 16

Ontologi, Epistimologi, Aksiologi: Belerang

Artikel
Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Filsafat Ilmu dengan Dosen Pengampu
Prof. A.K. Prodjosantoso

Disusun oleh:
Khatriya Tiffani Tamimiya 17708251039

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA PENDIDIKAN IPA


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
Ontologi, Epistimologi, Aksiologi: Belerang

A. Pendahuluan
Manusia merupakan copax universi yang berarti bahwa manusia
mempunyai kemampuan untuk membawa seluruh alam ke dalam pemahaman dan
penghayatan. Dengan kemampuannya, manusia dapat menghadirkan kembali masa
lalu dalam dimensi kekinian dan masa depan. Untuk memahami dan menghayati
dunia secara utuh dan menyeluruh, maka perlu mengenal dan memahami beberapa
tingkat eksistensi yang ada di alam semesta.
Kearifan lokal membantu dalam memahami keharmonisan antara eksistensi
manusia dengan lingkungannya. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang
ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam
mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
daerah. Keadaan alam di Kawah Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten
Bondowoso dan Banyuwangi Jawa Timur sebagai penghasil belerang terbesar di
Indonesia menjadikan masyarakat disekitar Kawah Ijen bermata pencaharian
sebagai penambang belerang. Belerang menjadi sumber penghidupan untuk
masyarakat sekitar. Mengingat pentinnya peranan belerang untuk masyarakat,
artikel ini akan mengkaji belerang dengan kajian filsafat berdasarkan ontologi,
epistimologi, dan aksiologi dari belerang.

B. Isi
Ontologi
Sulfur mendapatkan namanya dari kata Latin sulfur yang berarti untuk
membakar. Di indonesia sulfur juga disebut dengan belerang. Belerang merupakan
unsur non logam yang kedua dalam kolom keenam belas dari tabel periodik. Atom
belerang memiliki 16 elektron dan 16 proton dengan 6 elektron valensi di kulit
terluar. Belerang adalah unsur kesepuluh yang paling melimpah di alam semesta.
Fase Solid
Nomor Atom 16
Massa 32,064 gram
Konfigurasi Elektron 3s2 3p4
Jari-jari Atom 0,203 nm
Keelektronegatifan 2,5
Titik Beku 388.36 K (115.21 OC, 239.38O F)
Titik Didih 717.8 K ( 444.6 O C, 832.3O F)
Kerapatan 2,06 g/cm3
Potensial Elektronegatif -0,48
Tabel 1: Sifat Belerang

Gambar 1: Belerang
Sumber: Boston

Belerang dapat lebih dari 30 bentuk alotrop berbeda (struktur kristal).


Tergantung pada kondisinya, alotrop belerang membentuk beberapa struktur kristal
yang berbeda. Dalam kondisi standar Belerang berwarna kuning pucat yang solid,
memiliki tekstur yang lembut dan tidak berbau. Meskipun belerang terkenal karena
baunya yang mirip telur busuk, bau tersebut sebenarnya berasal dari gas hidrogen
sulfida (H2S), bukan dari belerang murni. Hidrogen sulfida berbahaya karena
mudah terbakar, meledak, dan sangat beracun. Belerang tidak larut dalam air dan
bekerja sebagai insulator listrik yang baik. Belerang akan memancarkan api
berwarna biru dan meleleh ke dalam cairan berwarna merah cair saat dibakar yang
disebut lava. Saat belerang bergabung dengan oksigen, akan membentuk senyawa
gas beracun yaitu sulfur dioksida (SO2). Sumber belerang yang masih berada dalam
alam biasanya akan membentuk senyawa lain dengan mineral bukan logam.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik belerang dari alam (belerang murni) :
 Belerang akan menimbulkan warna biru jika terbakar karena akan
membentuk sulfat dioksida dan menimbulkan bau yang sangat menyengat.
 Belerang yang masih dalam bentuk bongkahan tidak akan bisa larut dalam
air.
 Belerang bisa menjadi polimer khusus jika dipanaskan diatas suhu 200
derajat celcius.
 Belerang murni dapat ditemukan di bagian kerak bumi, lapisan
pertambangan maupun dalam laut.

Epistimologi
Unsur belerang dapat ditemukan di sejumlah daerah di Bumi termasuk emisi
vulkanik, air panas, kubah garam, dan ventilasi hidrotermal. Belerang juga
ditemukan dalam senyawa alami yang disebut sulfida dan sulfat. Senyawa tersebut
berupa timbal sulfida, pirit, cinnabar, seng sulfida, gipsum, dan barit. Belerang yang
dihasilkan dari emisi vulkanik merupakan penyumbang terbesar yaitu sebesar 2/3
dari keseluruhan belerang yang ada di alam..
Salah satu daerah penghasil belerang terbesar di Indonesia adalah Kawah
Ijen yang terletak di perbatasan kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi
Jawa Timur. Menurut data statistik dari pengelola Taman Nasional Alas Purwo,
penambang belerang Kawah Ijen dapat menambang sedikitnya 14 ton belerang
setiap harinya. Jumlah tersebut hanya 20% dari jumlah keseluruhan belerang yang
ada di Kawah Ijen. Penambang hanya dapat mengambil 20% sumber daya alam
berelang yang ada karena faktor medan yang sulit dan kurangnya sarana dan
prasarana untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Teknik penambangan yang mereka gunakan adalah dengan cara memasang
pipa yang berlapis besi atau disebut juga dengan pawon yang memiliki diameter
antara 16 hingga 20 cm. Panjang pipa-pipa tersebut hanya 1 m, namun terdiri dari
beberapa buah pipa yang saling sambung menyambung. Hal ini bertujuan agar
mudah dipasang dan diganti jika pipa mengalami kerusakan. Jarak tebing atas
hingga dasar tebing sekitar 50-150 m. Melalui pipa yang disambung, gas belerang
dialirkan ke bagian kawah yang aman untuk ditambang. Gas yang dialirkan harus
memiliki suhu di bawah 200 oC, jika melebihi 200 oC uap belerang akan terbakar
dan tidak sempat untuk tersublimasi.

Gambar 2: Pipa Aliran Belerang


Sumber: alamasedy.com

Gas belerang yang ada di dalam pipa besi tersebut mengalami kondensasi
lalu menyublim akibat perbedaan temperatur yang ada di dalam dan juga di luar
pipa yaitu sekita 9 – 15 oC. Gas belerang akhirnya mengental dan mulai mengeras
karena udara dingin. Untuk bisa mengambil belerang tersebut, para pekerja harus
mencongkel belerang dengan memakai linggis.
Gambar 3: Proses Pengambilan Belerang
Sumber: awantour.com

Selain proses sublimasi, terdapat pula proses pengambilah belerang dari


dalam tanah yang disebut proses frash. Proses frash adalah proses yang dilakukan
dengan memasukkan pipa ke dalam tanah yang mengandung gas belerang agar
mencair. Belerang yang telah mencair dipompa keluar dengan tekanan udara.

Gambar 4: Proses Frash


Sumber: chemistry35.blogspot.co.id
Gambar 5: Proses Pengambilan Belerang
Sumber: alamsedy.com

Penambangan belerang yang di kawah Ijen masih dilakukan dengan cara


tradisional. Proses pengambilan dan juga pengangkutan belerang masih memakai
tenaga manusia. Para penambang harus berjalan kaki ke puncak Gunung Ijen
kemudian turun ke bagian kawah mengambil belerang. Setelah belerang terkumpul,
para penambang harus memikul belerang ke puncak, kemudian turun ke lereng
Gunung Ijen. Ada sekitar 200 tukang pikul yang setiap hari menambang belerang.
Jika dalam satu kali pengambilan setiap orang bisa memikul +70 kg belerang, maka
dalam sekali jalan bisa terkumpul 14 ton belerang.
Gambar 6: Proses Pengangkutan Belerang
Sumber : dolankesini.com

Belerang yang diangkut dari kawah kemudian ditimbang dan dijual kepada
pengepul belerang. Harga belerang tiap kg sekitar Rp. 1.025,00. Para penambang
setiap harinya dapat menghasilkan uang Rp.200.000,00 - Rp.250.000,00 setiap
harinya.
Gambar 7: Proses Penimbangan Belerang
Sumber: media.englishrussia.com

Aksiologi
Belerang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia terutama
untuk masyarakat disekitar tambang belerang seperti di Kawah Ijen. Tambang
belerang menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga untuk mencari nafkah
guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Menurut beberapa sumber, masyarakat
di kawasan Kawah Ijen lebih memilih menjadi penambang belerang dibandingkan
dengan menjadi petani. Menurut warga, menjadi penambang lebih banyak
menghasilkan uang meski pekerjaannya lebih berat dan beresiko.
Penambang belerang bertaruh nyawa saat bekerja. Mereka selalu
berhadapan dengan medan yang berat dan gas beracun yang mengancam jiwa.
Pekerajan mereka dimulai dengan mendaki gunung dengan ketinggian 2.443 mdpl,
kemudian menuruni lereng kawah yang terjal dan penuh batu tajam, mengambil
belerang di tengah asap beracun, memikul belerang dari kawah ke puncak hingga
menuruni gunung dengan beban berat di pundak mereka. Tidak sedikit dari
penambang yang sering mengalami sakit seperti sesak nafas, keseleo, sakit lutut,
dan pegal linu akibat pekerjaan mereka.
Untuk mengurangi beban penambang, beberapa tahun terakhir banyak
penambang yang beralih alat pengangkut belerang dari keranjang ke gerobak. Hal
ini membantu mengurangi sakit di pundak mereka dan mempercepat pekerjaan.
Selain mengangkut belerang, gerobak ini digunakan oleh penambang untuk
disewakan kepada wisatawan yang kelelahan saat mendaki gunung. Hal ini juga
merupakan penghasilan tambahan bagi para penambang.
Kawah Ijen sebagai tambang belerang bukan hanya menjadi ladang nafkah
untuk para warga yang bermata pencaharian sebagai penambang. Namun, tempat
ini menjadi daya tarik wisata lokal hingga internasional. Wisatawan yang
mengunjungi Ijen setiap tahunnya mencapai + 125 ribu wisatawan. Bahkan pada
masa liburan, dapat mencapai 5 ribu perharinya. Wisatawan bisa melihat langsung
kawah yang menghasilkan belerang, baik dari puncak gunung atau langsung turun
ke kawah. Selain pemandang kawah dan tambang belerang, di tempat ini terdapat
blue fire yang menyala pada dini hari sekitar pukul 01.00 – 03.00. Nyala api biru
ini disebabkan adanya gas panas bumi yang menyembur mengenai belerang. Saat
mengenai belerang, panas dari perut bumi tersebut menghasilkan nyala yang
berwarna biru.

Gambar 8: blue fire Kawah Ijen


Sumber : flights.indonesiamatters.com

Belerang hasil penambangan di Kawah Ijen dapat dijadikan bahan baku


bermacam industri seperti obat, kosmetik, pupuk, dan kebutuhan hidup lainnya.
Belerang paling banyak diolah menjadi asam sulfat. Produksi asam sulfat biasanya
mempergunakan bantuan oksigen. Belerang harus dirubah dalam bentuk asam
sulfat dengan metode proses pembakaran khusus. Asam sulfat dapat dijadikan
bahan untuk pembuatan beberapa produk seperti:
 Pupuk
Asam sulfat bisa menjadi campuran pembuatan beberapa jenis pupuk pertanian
seperti ammonium sulfat dan fosfat.
 Pewarna
Beberapa jenis pewarna yang memakai asam sulfat adalah pewarna untuk
produk tekstil, pewarna kimia untuk plastik dan semua benda kimia lain yang
dipakai untuk industri seperti serat dan kertas.

Selain di jadikan asam sulfat terlebih dahulu, belerang yang telah dijadikan
bubuk belerang berguna untuk beberapa industri seperti berikut:
 Korek api
Bubuk belerang yang mengandung asam sulfat ternyata menjadi bahan pokok
dalam pembuatan korek api. Proses ini akan membuat lapisan bubuk belerang
memiliki warna yang lebih gelap dan mengkilap serta bisa memicu panas tinggi
yang menyebabkan munculnya api.
 Kembang api
Kembang api pada dasarnya dibuat dengan struktur bahan seperti bahan
peledak atau mesiu. Belerang menjadi komponen utama yang telah dirubah
menjadi bubuk peledak. Prinsip produksi bahan ini sama seperti pembuatan
korek api dan telah dimodifikasi menjadi beberapa bentuk agar menimbulkan
bunyi dan nyala percikan api yang cepat padam. Sifat dari bahan bubuk
belerang ini sangat mudah terbakar dan meledak.
 Karet
Proses pengolahan karet murni membutuhkan belerang untuk membentuk karet
agar mudah dibentuk. Pembakaran yang dihasilkan dari belerang mampu
membuat panas yang cukup tinggi sehingga karet hitam yang diproduksi bisa
menjadi lebih elastis dan mudah dibentuk. Proses ini bahkan sudah dilakukan
dengan bahan belerang murni tanpa pengolahan.
 Kosmetik
Belerang sering dipakai sebagai bahan kosmetik atau produk perawatan
kecantikan. Belerang mengandung senyawa yang dapat membunuh kuman
penyebab jerawat, virus penyebab kudis dan penyakit kulit lain.
 Bahan Pembuatan Aspal
Belerang menjadi salah satu komponen dalam produksi aspal. Aspal yang
didapatkan secara langsung dari sumber alam belum bisa dipakai dan harus
melewati tahap pengolahan. Belerang memiliki sifat yang bisa membuat
lapisan aspal menjadi lebih elastis, bersifat mengikat dan meningkatkan
kualitas aspal agar lebih tahan lama dalam aplikasinya dalam pembuatan jalan
raya.
 Produksi Baja
Salah satu produksi baja adalah dalam bentuk biji baja dan diolah menjadi
berbagai macam komponen yang lebih kecil. Proses pengolahan baja
membutuhkan yang sangat tinggi mencapai sekitar 1500 oC. Dalam hal ini
belerang memiliki peran untuk memberikan panas maksimal dengan beberapa
sumber panas lain seperti manfaat timah atau minyak bumi. Campuran bubuk
belerang juga, dibuat untuk membuat baja agar mudah dibentuk menjadi
komponen yang lebih kecil.

Selain untuk bahan baku industri, belerang dapat pula disulap menjadi bahan
kerajinan oleh tangan kreatif para penambang. Belerang cair yang didapat
penambang di kawah, bisa langsung dicetak menjadi berbagai macam bentuk benda
yang dapat dijadikan buah tangan dari Kawah Ijen. Cairan belerang yang telah di
cetak akan membeku setelah beberapa waktu akibat melepaskan kalor. Kerajinan
dari belerang memiliki bentuk yang bervariasi sesuai cetakan yang diinginkan.
Gambar 9 : Proses Pencetakan Belerang
Sumber : anekainfounik.blogspot.co.id

Gambar 10 : Kerajinan dari Belerang


Sumber : obatrindu.com
Belerang menjadi salah satu unsur alam yang tersedia melimpah di alam.
Proses pengolahan belerang dari bongkahan belerang menjadi berbagai macam
komponen melibatkan banyak industri. Hal ini membuktikan bahwa berpengaruh
besar dalam menyediakan lapangan pekerjaan, meningkatkan status ekonomi, dan
menyejahterakan masyarakat. Belerang memiliki peran yang sangat penting untuk
membantu menyediakan kebutuhan bagi manusia dan seluruh mahluk hidup.
Unsur belerang tidak beracun, tetapi banyak turunan belerang sederhana,
seperti sulfur dioksida (SO2) dan hidrogen sulfida (H2S) bersifat racun. Belerang
umum ditemukan di alam sebagai sulfida. Melalui berbagai proses, belerang bisa
berikatan dengan unsur lain sehingga menghasilkan senyawa yang berbahaya bagi
manusia dan hewan. Berbagai senyawa berbahaya ini mungkin menimbulkan bau
menyengat dan sering beracun. Efek merugikan yang mungkin timbul antara lain
memicu iritasi mata dan tenggorokan, kerusakan otak melalui gangguan fungsi
hipotalamus, serta kerusakan sistem saraf.
Manusia memiliki peran dan tugas sebagai pengatur keseimbangan
kehidupan agar segalanya berjalan baik. Salah satu hal yang harus dilakukan
manusia adalah dengan menjaga kelestarian lingkungan. Menjaga kelestarian
lingkungan merupakan salah satu wujud nyata, untuk menjaga sumber daya alam
termasuk sumber belerang. Belerang akan memberikan manfaat yang sangat besar
untuk kehidupan manusia secara langsunng maupun tidak langsung. Manusia harus
bijak dalam pemanfaatnnya dan tidak berlebihan mengekploitasi.
C. Penutup
Belerang merupakan unsur non logam yang kedua dalam kolom keenam
belas dari tabel periodik. Atom belerang memiliki 16 elektron dan 16 proton dengan
6 elektron valensi di kulit terluar. Belerang adalah unsur kesepuluh yang paling
melimpah di alam semesta. Salah satu daerah penghasil belerang terbesar di
Indonesia adalah Kawah Ijen yang terletak di perbatasan kabupaten Bondowoso
dan Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Belerang didapatkan dengan cara
penambangan yang masih sederhana. Belerang memiliki banyak manfaat dalam
kehidupan manusia seperti sumber nafkah, obat-obatan, pupuk, kosmetik, dan
bahan campuran beberapa industri yang lain. Belerang juga dapat menjadi zat yang
berbahaya pada beberapa keadaan, sehingga harus berhati-hati dalam
penggunaannya.
Dengan mempelajari belerang dari segi ontologi, epistimologi, dan
aksiologi kita dapat mengetahui secara menyeluruh tentang belerang, cara belerang
didapatkan, serta manfaat dan bahaya yang ditimbulkan. Dengan pengetahuan yang
menyeluruh, manusia harus lebih bijak dan berhati-hati alam menggunakan
belerang. Manusia dapat memanfaatkan sumberdaya alam belerang tanpa merusak
dan mengeksploitasinya secara berlebihan agar kelestarian alam tetap terjaga.

Daftar Pustaka
Armawi, A. (2013). Kajian Filosofis terhadap Pemikiran Human-Ekologi dalam
Pemanfaatan Sumberdaya Alam. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 20(1)
Putra, B.S. (2014). Solidaritas Kehidupan Penambang Belerang Tradisional di
Kawah Ijen. Jurnal Sosial dan Politik.
Zaennudin, A.,Wahyudin, D., Surmayadi, M., & Kusdinar, E. (2012). Prakiraan
Bahaya Letusan Gunung Api Ijen Jawa Timur. Jurnal Lingkungan dan
Bencana Geologi, 3(2)
http://www.majalahbatu.com/2016/11/daerah-penghasil-belerang-di-
indonesia.html
Ilmu Kebumian
https://jualbelerang.wordpress.com/2013/12/11/manfaat-belerang-bagi-kehidupan/
https://id.awantour.com/aktivitas-pekerja-tambang-belerang-di-kawah-ijen/
http://www.alamasedy.com/2014/11/kisah-penambang-belerang-kawah-ijen.html
http://media.englishrussia.com/new_images/ijen1-14.jpg
https://www.amazine.co/
https://obatrindu.com/kabut-belerang-kawah-ijen/kerajinan-tangan-dari-padatan-
belerang/
http://chemistry35.blogspot.co.id
http://flights.indonesiamatters.com

Anda mungkin juga menyukai