Artikel
Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Filsafat Ilmu dengan Dosen Pengampu
Prof. A.K. Prodjosantoso
Disusun oleh:
Khatriya Tiffani Tamimiya 17708251039
A. Pendahuluan
Manusia merupakan copax universi yang berarti bahwa manusia
mempunyai kemampuan untuk membawa seluruh alam ke dalam pemahaman dan
penghayatan. Dengan kemampuannya, manusia dapat menghadirkan kembali masa
lalu dalam dimensi kekinian dan masa depan. Untuk memahami dan menghayati
dunia secara utuh dan menyeluruh, maka perlu mengenal dan memahami beberapa
tingkat eksistensi yang ada di alam semesta.
Kearifan lokal membantu dalam memahami keharmonisan antara eksistensi
manusia dengan lingkungannya. Kearifan lokal sebagai suatu pengetahuan yang
ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui kumpulan pengalaman dalam
mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan
diintegrasikan dengan pemahaman terhadap budaya dan keadaan alam suatu
daerah. Keadaan alam di Kawah Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten
Bondowoso dan Banyuwangi Jawa Timur sebagai penghasil belerang terbesar di
Indonesia menjadikan masyarakat disekitar Kawah Ijen bermata pencaharian
sebagai penambang belerang. Belerang menjadi sumber penghidupan untuk
masyarakat sekitar. Mengingat pentinnya peranan belerang untuk masyarakat,
artikel ini akan mengkaji belerang dengan kajian filsafat berdasarkan ontologi,
epistimologi, dan aksiologi dari belerang.
B. Isi
Ontologi
Sulfur mendapatkan namanya dari kata Latin sulfur yang berarti untuk
membakar. Di indonesia sulfur juga disebut dengan belerang. Belerang merupakan
unsur non logam yang kedua dalam kolom keenam belas dari tabel periodik. Atom
belerang memiliki 16 elektron dan 16 proton dengan 6 elektron valensi di kulit
terluar. Belerang adalah unsur kesepuluh yang paling melimpah di alam semesta.
Fase Solid
Nomor Atom 16
Massa 32,064 gram
Konfigurasi Elektron 3s2 3p4
Jari-jari Atom 0,203 nm
Keelektronegatifan 2,5
Titik Beku 388.36 K (115.21 OC, 239.38O F)
Titik Didih 717.8 K ( 444.6 O C, 832.3O F)
Kerapatan 2,06 g/cm3
Potensial Elektronegatif -0,48
Tabel 1: Sifat Belerang
Gambar 1: Belerang
Sumber: Boston
Epistimologi
Unsur belerang dapat ditemukan di sejumlah daerah di Bumi termasuk emisi
vulkanik, air panas, kubah garam, dan ventilasi hidrotermal. Belerang juga
ditemukan dalam senyawa alami yang disebut sulfida dan sulfat. Senyawa tersebut
berupa timbal sulfida, pirit, cinnabar, seng sulfida, gipsum, dan barit. Belerang yang
dihasilkan dari emisi vulkanik merupakan penyumbang terbesar yaitu sebesar 2/3
dari keseluruhan belerang yang ada di alam..
Salah satu daerah penghasil belerang terbesar di Indonesia adalah Kawah
Ijen yang terletak di perbatasan kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi
Jawa Timur. Menurut data statistik dari pengelola Taman Nasional Alas Purwo,
penambang belerang Kawah Ijen dapat menambang sedikitnya 14 ton belerang
setiap harinya. Jumlah tersebut hanya 20% dari jumlah keseluruhan belerang yang
ada di Kawah Ijen. Penambang hanya dapat mengambil 20% sumber daya alam
berelang yang ada karena faktor medan yang sulit dan kurangnya sarana dan
prasarana untuk memaksimalkan potensi tersebut.
Teknik penambangan yang mereka gunakan adalah dengan cara memasang
pipa yang berlapis besi atau disebut juga dengan pawon yang memiliki diameter
antara 16 hingga 20 cm. Panjang pipa-pipa tersebut hanya 1 m, namun terdiri dari
beberapa buah pipa yang saling sambung menyambung. Hal ini bertujuan agar
mudah dipasang dan diganti jika pipa mengalami kerusakan. Jarak tebing atas
hingga dasar tebing sekitar 50-150 m. Melalui pipa yang disambung, gas belerang
dialirkan ke bagian kawah yang aman untuk ditambang. Gas yang dialirkan harus
memiliki suhu di bawah 200 oC, jika melebihi 200 oC uap belerang akan terbakar
dan tidak sempat untuk tersublimasi.
Gas belerang yang ada di dalam pipa besi tersebut mengalami kondensasi
lalu menyublim akibat perbedaan temperatur yang ada di dalam dan juga di luar
pipa yaitu sekita 9 – 15 oC. Gas belerang akhirnya mengental dan mulai mengeras
karena udara dingin. Untuk bisa mengambil belerang tersebut, para pekerja harus
mencongkel belerang dengan memakai linggis.
Gambar 3: Proses Pengambilan Belerang
Sumber: awantour.com
Belerang yang diangkut dari kawah kemudian ditimbang dan dijual kepada
pengepul belerang. Harga belerang tiap kg sekitar Rp. 1.025,00. Para penambang
setiap harinya dapat menghasilkan uang Rp.200.000,00 - Rp.250.000,00 setiap
harinya.
Gambar 7: Proses Penimbangan Belerang
Sumber: media.englishrussia.com
Aksiologi
Belerang memiliki banyak manfaat untuk kehidupan manusia terutama
untuk masyarakat disekitar tambang belerang seperti di Kawah Ijen. Tambang
belerang menjadi salah satu sumber mata pencaharian warga untuk mencari nafkah
guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Menurut beberapa sumber, masyarakat
di kawasan Kawah Ijen lebih memilih menjadi penambang belerang dibandingkan
dengan menjadi petani. Menurut warga, menjadi penambang lebih banyak
menghasilkan uang meski pekerjaannya lebih berat dan beresiko.
Penambang belerang bertaruh nyawa saat bekerja. Mereka selalu
berhadapan dengan medan yang berat dan gas beracun yang mengancam jiwa.
Pekerajan mereka dimulai dengan mendaki gunung dengan ketinggian 2.443 mdpl,
kemudian menuruni lereng kawah yang terjal dan penuh batu tajam, mengambil
belerang di tengah asap beracun, memikul belerang dari kawah ke puncak hingga
menuruni gunung dengan beban berat di pundak mereka. Tidak sedikit dari
penambang yang sering mengalami sakit seperti sesak nafas, keseleo, sakit lutut,
dan pegal linu akibat pekerjaan mereka.
Untuk mengurangi beban penambang, beberapa tahun terakhir banyak
penambang yang beralih alat pengangkut belerang dari keranjang ke gerobak. Hal
ini membantu mengurangi sakit di pundak mereka dan mempercepat pekerjaan.
Selain mengangkut belerang, gerobak ini digunakan oleh penambang untuk
disewakan kepada wisatawan yang kelelahan saat mendaki gunung. Hal ini juga
merupakan penghasilan tambahan bagi para penambang.
Kawah Ijen sebagai tambang belerang bukan hanya menjadi ladang nafkah
untuk para warga yang bermata pencaharian sebagai penambang. Namun, tempat
ini menjadi daya tarik wisata lokal hingga internasional. Wisatawan yang
mengunjungi Ijen setiap tahunnya mencapai + 125 ribu wisatawan. Bahkan pada
masa liburan, dapat mencapai 5 ribu perharinya. Wisatawan bisa melihat langsung
kawah yang menghasilkan belerang, baik dari puncak gunung atau langsung turun
ke kawah. Selain pemandang kawah dan tambang belerang, di tempat ini terdapat
blue fire yang menyala pada dini hari sekitar pukul 01.00 – 03.00. Nyala api biru
ini disebabkan adanya gas panas bumi yang menyembur mengenai belerang. Saat
mengenai belerang, panas dari perut bumi tersebut menghasilkan nyala yang
berwarna biru.
Selain di jadikan asam sulfat terlebih dahulu, belerang yang telah dijadikan
bubuk belerang berguna untuk beberapa industri seperti berikut:
Korek api
Bubuk belerang yang mengandung asam sulfat ternyata menjadi bahan pokok
dalam pembuatan korek api. Proses ini akan membuat lapisan bubuk belerang
memiliki warna yang lebih gelap dan mengkilap serta bisa memicu panas tinggi
yang menyebabkan munculnya api.
Kembang api
Kembang api pada dasarnya dibuat dengan struktur bahan seperti bahan
peledak atau mesiu. Belerang menjadi komponen utama yang telah dirubah
menjadi bubuk peledak. Prinsip produksi bahan ini sama seperti pembuatan
korek api dan telah dimodifikasi menjadi beberapa bentuk agar menimbulkan
bunyi dan nyala percikan api yang cepat padam. Sifat dari bahan bubuk
belerang ini sangat mudah terbakar dan meledak.
Karet
Proses pengolahan karet murni membutuhkan belerang untuk membentuk karet
agar mudah dibentuk. Pembakaran yang dihasilkan dari belerang mampu
membuat panas yang cukup tinggi sehingga karet hitam yang diproduksi bisa
menjadi lebih elastis dan mudah dibentuk. Proses ini bahkan sudah dilakukan
dengan bahan belerang murni tanpa pengolahan.
Kosmetik
Belerang sering dipakai sebagai bahan kosmetik atau produk perawatan
kecantikan. Belerang mengandung senyawa yang dapat membunuh kuman
penyebab jerawat, virus penyebab kudis dan penyakit kulit lain.
Bahan Pembuatan Aspal
Belerang menjadi salah satu komponen dalam produksi aspal. Aspal yang
didapatkan secara langsung dari sumber alam belum bisa dipakai dan harus
melewati tahap pengolahan. Belerang memiliki sifat yang bisa membuat
lapisan aspal menjadi lebih elastis, bersifat mengikat dan meningkatkan
kualitas aspal agar lebih tahan lama dalam aplikasinya dalam pembuatan jalan
raya.
Produksi Baja
Salah satu produksi baja adalah dalam bentuk biji baja dan diolah menjadi
berbagai macam komponen yang lebih kecil. Proses pengolahan baja
membutuhkan yang sangat tinggi mencapai sekitar 1500 oC. Dalam hal ini
belerang memiliki peran untuk memberikan panas maksimal dengan beberapa
sumber panas lain seperti manfaat timah atau minyak bumi. Campuran bubuk
belerang juga, dibuat untuk membuat baja agar mudah dibentuk menjadi
komponen yang lebih kecil.
Selain untuk bahan baku industri, belerang dapat pula disulap menjadi bahan
kerajinan oleh tangan kreatif para penambang. Belerang cair yang didapat
penambang di kawah, bisa langsung dicetak menjadi berbagai macam bentuk benda
yang dapat dijadikan buah tangan dari Kawah Ijen. Cairan belerang yang telah di
cetak akan membeku setelah beberapa waktu akibat melepaskan kalor. Kerajinan
dari belerang memiliki bentuk yang bervariasi sesuai cetakan yang diinginkan.
Gambar 9 : Proses Pencetakan Belerang
Sumber : anekainfounik.blogspot.co.id
Daftar Pustaka
Armawi, A. (2013). Kajian Filosofis terhadap Pemikiran Human-Ekologi dalam
Pemanfaatan Sumberdaya Alam. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 20(1)
Putra, B.S. (2014). Solidaritas Kehidupan Penambang Belerang Tradisional di
Kawah Ijen. Jurnal Sosial dan Politik.
Zaennudin, A.,Wahyudin, D., Surmayadi, M., & Kusdinar, E. (2012). Prakiraan
Bahaya Letusan Gunung Api Ijen Jawa Timur. Jurnal Lingkungan dan
Bencana Geologi, 3(2)
http://www.majalahbatu.com/2016/11/daerah-penghasil-belerang-di-
indonesia.html
Ilmu Kebumian
https://jualbelerang.wordpress.com/2013/12/11/manfaat-belerang-bagi-kehidupan/
https://id.awantour.com/aktivitas-pekerja-tambang-belerang-di-kawah-ijen/
http://www.alamasedy.com/2014/11/kisah-penambang-belerang-kawah-ijen.html
http://media.englishrussia.com/new_images/ijen1-14.jpg
https://www.amazine.co/
https://obatrindu.com/kabut-belerang-kawah-ijen/kerajinan-tangan-dari-padatan-
belerang/
http://chemistry35.blogspot.co.id
http://flights.indonesiamatters.com