Disusun Oleh:
RIJAL, S.Pd
NIP. 198703112014021003
i
LEMBAR PENGESAHAN
Membenarkan bahwa semua isi dalam Laporan Karya Inovatif ini adalah sesuai dengan
kegiatan yang dilakukan dan hasil tulisan asli yang bersangkutan.
ii
HALAMAN PERNYATAAN
ALAT PERAGA SEDERHANA
Menyatakan dengan sesungguhnya dan sebenarnnya bahwa “Alat Peraga Atletik Lari
Gawang” adalah karya asli buatan sendiri dan digunakan untuk melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
pada Kelas XI materi atletik lari gawang di SMK Negeri 3 Tanjung Selor.
Rijal, S.Pd
NIP. 198703112014021003
iii
IDENTITAS GURU
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT, dengan Ilmu-Nya yang Maha Luas, serta
kemurahan hatinya, hingga pembuatan alat peraga sederhana atletik lari gawang untuk
peserta didik SMK Negeri 3 Tanjung Selor kelas XI ini dapat diselesaikan dan dapat
dipergunakan sebaik-baiknya.
Alat peraga sederhana ini disusun untuk membantu proses kegiatan belajar peserta
didik pada materi pelajaran atletik lari gawang di kelas XI pada SMK Negeri 3 Tanjung
Selor.
Akhir kata, semoga dengan alat peraga sederhana ini bisa memberikan kreatifitas
peserta didik dalam menerapkan konsep besaran dan satuan dalam kehidupan sehari–hari,
Penyusun sadar bahwa alat peraga sederhana ini tidaklah lepas dari kekurangan dan
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat berharap saran dan kritik yang produktif dari
pembaca, rekan-rekan guru dan peserta didik sehingga alat peraga sederhana ini dapat
menjadi sangat berguna.
Penyusun
Rijal, S.Pd
NIP. 198703112014021003
v
DAFTAR ISI
4) BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………. 10
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
sendiri dengan memanfaatkan bahan bekas yang banyak terdapat di lingkungan
sekitar.
B. Tujuan
1. Membuat media pembelajaran untuk memudahkan peserta didik dalam memahami
dan mempraktikkan lari gawang (Atletik)
2. Meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar lari gawang (Atletik)
2
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
Lari adalah suatu rangkaian gerak dari posisi topang depan, melayang dan
topang dorong, dalam tahap topang badan pelari adalah diperlambat (topang depan)
kemudian dipercepat (topang dorong atau
drive). Pada bagian melayang, kaki bebas mengayun mendahului badan dan
diluruskan untuk persiapan menyentuh tanah (ayunan kedepan) sedangkan yang
paling akhir kaki topng dibengkokkan dan diayunkan ke belakang sebagai
pemulihan atau recover. (IAAF, 2018:31).
Menurut Mochamad Djumidar A. Widya (2004:13), bahwa lari adalah
frekuensi langkah yang dipercepat sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan
badan melayang. Artinya, pada waktu lari kedua kaki tidak menyentuh tanah
sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah. Menurut M. Yusuf
Adisasmita (1986:2.10 lari adalah gerakan dengan kecepatan penuh disepanjang
jarak yang harus ditempuh.
Lari merupakan sebuah gerakan didalam bidang horizontal dengan
memperpanjang langkah sambil mempertahankan irama cepat. Panjang langkah
harus dicapai dengan kekuatan dorongan kaki pendukung tanpa mengalami aksi
pengereman ketika kaki mengalami pemulihan berkontak dengan lintasan dan
menjadi kaki pendukung. (Track & Field, 2017:216). Menurut Winendra Adi
(2008:10), bahwa lari merupakan gerakan cepat dari kaki dengan mempertahankan
ketinggian lutut dan paha, sedangkan gerakan tangan yang bebas digunakan sebagai
kesetabilan tubuh dengan sudut kedepan 25 drajat.
Lari merupakan hasil dari kontraksi yang kuat dan cepat dari otot- otot yang
dirubah menjdi gerakan yang halus, lancar dan efisien. Gerakan lari adalah gerakan
yang berirama dari tangan dan kaki dengan tahapan sangga belakang, ayunan
kebelakang, ayunan kedepan dan sangga kedepan, dengan posisi badan lurus segaris
dan condong kedepan ± 85º dari lintasan atleik. (IAAF II, 2011:25).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan maka dapat
disimpulkan bahwa lari adalah gabungan gerkan dari tiga tahapan yaitu, topang,
melayang dan topang dengan mempertahankan ketinggian lutut dan paha, serta
3
mengkobinasikan gerakan ayunan tangan sebagai kesetabilan tubuh.
lari gawang lainnya (100 meter putri dan 400 meter putra dan putri), digunakan
gawang yang lebih rendah. Namun dalam semua nomor, kemampuan sprint
merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Teknik lari gawang telah
mengalami sedikit perubahan dalam 30 tahun terakhir. Lari gawang 100 atau 110
meter, atlet elit melakukan tiga langkah di antara gawang. Mereka juga berusaha
meluangkan waktu sebanyak mungkin di lintasan sprint, dan akibatnya, hanya
meluangkan sedikit waktu untuk melayang melompati gawang. Ini membutuhkan
teknik lari gawang yang sangat baik, yanghanya dapat dikembangkan melalui
program sprint, lompat, dan latihan fleksibilitas terkait yang terpusat.
Lari gawang merupakan lari yang melewati rintangan dengan adanya inegrasi
lari terkontrol dengan pemeliharaan keseimbangan yang dinamis atas serangkaian
rintangan yang ditetapkan pada jarak dan ketinggian yang ditentukan (Track and
Field, 2017:286). Menurut Winendra Adi, (2010:36), lari gawang merupakan lari
dengan beberapa rintangan berbentuk gawang yang harus dilompati oleh pelari
dengan interval jarak sama disepanjang lintasan hingga garis finish.
Menurut Jose Manuel Ballesteros, (1992:56), Hampir semua lari gawang 110
4
meter mengambil delapan langkah kerintangan pertam, jadi kaki take-off
ditempatkan didepan star block untuk melewati gawang dengan benar, atlet harus
melakukan take-off dijarak yang adil dari rintangan untuk mencapai titik terendah
diatas gawang. Lari gawang merupakan “lari paksaan” (Miszangyi), jadi bukan
sprint bebas. Pelari gawang harus menyesuaikan jumlah, panjang dan irama
langkahnya pada ukuran gawang dan lintasan yang telah ditentukan. Hal ini
menunjukkan harus adanya pembagian secara efisien dari ancang-ancang sampai ke
gawang pertama dan jarak-jarak antar gawang, ia harus mengusahakan lari setepat
mungkin. Memenuhkan jarak gawang dengan mengambil langkah lebih kecil atau
lebih besar, akan membawa pengaruh yang sangat merugikan terhadap waktunya
(Atletik, 1987:104).
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan maka dapat
disimpulkan bahwa lari gawang adalah lari berirama melewati rintangan berupa
gawang dengan jarak dan ketinggian yang sudah ditentukan, pada saat melewati
gawang sebisa mungkin titik terendah tubuh berada pada atas gawang, setelah itu
pada saat posisi landing sesingkat mungkin kontak dengan tanah serta langkah
pertama agresif.
5
BAB III
PROSEDUR PEMBUATAN ALAT
Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan kartu domino “Alat Peraga
Atletik Lari Gawang” sederhana adalah sebagai berikut.
1. Pipa paralon ½ inchi
2. Sambungan Elbow pipa ½ inchi
3. Sambungan Segitiga pipa ½ inchi
4. Pemotong pipa
5. Meteran
No Prosedur Gambar
Pembuatan
1 Mempersiapkan alat
dan bahan yang
diperlukan.
6
No Prosedur Gambar
Pembuatan
2 Proses pembuatan
3 Merakit gawang
sederhana
C. Panduan Pembuatan
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Memotong pipa menggunakan gergaji menjadi beberapa bagian. Untuk tinggi tiang
gawang 100 cm, lebar gawang 120 cm, dan untuk penyangga gawang 25 cm
3. Potong pipa paralon sesuai dengan banyaknya gawang yang akan kita buat
4. Merakit potongan pipa yang telah dipotong sesuai sesuai ukuran menjadi gawang
D. Penerapan dalam Kegiatan Pembelajaran
7
N Langkah Gambar
o KBM
1 Persiapan
sebelum
memulai
lomba lari
gawang
2 Pelaksanaa
n lomba lari
gawang
8
N Langkah Gambar
o KBM
3 Alat peraga
atletik lari
gawang
9
BAB 4
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil laporan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alat peraga altletik lari gawang sederhana dapat berfungsi sebagai media
pembelajaran atletik di sekolah
2. Peserta didik dapat memahami cara penggunaan alat peraga atletik lari gawang
sederhana
10