Anda di halaman 1dari 22

Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

Bagian I

Kedepatian Semerap Dalam Prespektif Wilayah dan

Pemerintahan Adat

A. Wilayah
Semerap adalah suatu desa yang secara administratif berada dalam

kawasan Kecamatan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Menurut

Prof. H. Idris Djakfar,SH yang merupakan Guru Besar Fakultas Hukum

Universitas Jambi yang juga merupakan Anggota Penasehat Lembaga Adat

Provinsi Jambi yang dikutipnya dari buku Ahli sejarah Bangsa Belanda yang

bahasa Belanda1 disebutkan bahwa setidaknya ada 3 fase kewilayahan dalam

perspektif sejarah masyarakat Kedepatian Semerap, yakni:


1. Sebelum lahirnya lembaga adat semerap.

Sebelum lahirnya lembaga adat Semerap yang pada masa itu

belum ada lembaga adat yang mengatur mengajun arah untuk

memperoleh hak milik atas tanah, wilayah Semerap terletak

diantara pendakian Renah kepenggis dengan pendakian Renah

Kumun. Pada masa itu sebenarnya sudah ada Nenek Mamak

(Nenek Asli) orang semerap yang sudah menetap di kawasan

ini, yaitu:

1
Dikutip dari koleksi catatan harian H. Darussami Gazali Bin H. Gazali, Dewan
Penasehat Lembaga Adat Provinsi Jambi yang juga Putra Asli Desa Semerap yang berdomisili di
jambi

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 1


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

1) Rio Sengajo;
2) Rio Temenggung;
3) Rio Jayo;
4) Rio Depsah;

Namun pada masa itu tata kelembagaan adat belum diatur

sedemikian rupa. Pada masa itu semerap terbagi atas 4 (empat)

buah dusun, yaitu:

1) Koto Lebu/ Batu Anggit;


2) Koto Patah/ Indah Rupo;
3) Koto Paruh/ Dusun Tahoh;
4) Koto Pudung/ Dusun Tudung;

Keempat tersebut merupakan kawasan semerap pada masa itu

yang mana kawasan tersebut berbatasan dengan:

1) Sebelah Barat dengan Bukit Barisan;


2) Sebelah Timur dengan Danau Kerinci;
3) Sebelah Utara dengan Renah Kumun (Pendakian dari

Tanjung Pauh);
4) Sebelah Selatan dengan Renah Kepanggis (Pendakian

dari Pulau Tengah);

Kemudian pada masa itu ada sepercik cerita tentang asal desa

Tanjung Pauh dan Desa Lempur Danau yang tercatat, yakni

pada masa itu ada orang dari kawasan Sanggarnag Agung yang

tinggal diseberang danau Kerinci ingin mencari tanah baru

yang subur, sehingga mereka berangkat daru Kuala Batang

Merao dengan menggunakan perahu ke arah hulu dan bertemu

dengan sebuah tanjung yang mana konon tanjung tersebut

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 2


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

ditumbuhi oleh sebatang kayu yaitu Kayu Pauh, tempat ini

dirasa oleh orang tersebut bahwa kawasan inilah tanah yang ia

cari, dan akhirnya ia menetap di kawasan ini dan kemudian

tempat ini diberi nama Tanjung Pauh.

Lain lagi dengan cerita asal Lempur Semerap (sekarang

Lempur Danau). Pada masa itu ada orang semerap yang

mencari tanah ke arah selatan. Kemudian di Selatan mereka

menemukan sebuah kawasan yang subur dan berlumpur yang

akhirnya kawasan ini dinamakan Lempur Semerap, jadi bisa

dikatakan bahwa lempur semerap adalah pecahan dari desa

semerap.

2. Zaman Sanggodirajo

Sejarah ini dimulai dengan datangnya Nenek Sanggodirajo dari

Pulau Sangkar ke kawasan Semerap yang seperti dibahas

sebelumnya bahwa pada masa itu Semerap terbagi atas 4 buah

dusun. Nenek sanggodirajo berinisiatif untuk menyatukan

keempat dusun tersebut menjadi Satu Dusun, yaitu Dusun

Semerap. Kemudian Nenek Mamak dari keempat dusun asli

tersebut (Rio Sengajo, Rio temenggung, Rio Jayo, dan Rio

Depsah) ditetapkan sebagai Ibu Tanah. Keempat Nenek Mamak

asli tersebut diberikan hak milik atas setiap kawasan semerap

tersebut, yaitu:

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 3


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

1) Rio Sengajo untuk Koto Lebu/ Batu Anggit;


2) Rio Temenggung untuk Koto Patah/ Indah Rupo;
3) Rio Jayo untuk Koto Paroh/ Dusun Tahoh;
4) Rio Depsah untuk Koto Pudung/ Dusun Tudung;
3. Lahirnya Lembaga Adat/ Zaman Depati Mudo
Seiring perkembangan zaman situasipun terus berkembang, dan

sebagian orang yang mendiami kawasan Tanjung Pauh ada

yang memecahkan diri ke arah hilir atau ke arah Semerap dan

mengambil tanah untuk bertempat tinggal, di sana mereka

mendirikan Pondok tempat tinggal yang kemudian kawasan ini

dinamakan Dusun Pondok (sekarang bernama Tanjung Pauh

Hilir dan Pondok Siguang).


Selain itu seiring perkembangan zaman penduduk Semerap

juga bertambah dengan datangnya kelompok dari Dusun

Pidung (Pidung Lama) dengan 4 (Empat) orang Ketua

Kelompok (Nenek Mamak), mereka yaitu:


1) Rajo Pati;
2) Rajo Tuah;
3) Rajo Mudo;
4) Menggung;

Selain dari dusun Pidung penduduk juga bertambah dengan

datangnya lagi Nenek Mamak yang membawa Pusako

tersendiri dari Tanjung Tanah, yaitu Rio Bentang.

Begitu juga dengan Semerap yang mengalami perubahan

wilayah dengan dibentuknya Lembaga Adat Kedepatian

Semerap yang akhirnya ditetapkan tapal batas wilayah yang

mana kawasan Tanjung Pauh dan Lempur Semerap tidak lagi

termasuk dalam kawasan Semerap. Tapal Batas tersebut yaitu:

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 4


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

1) Sebelah Barat berbatasan dengan Bukit Barisan;


2) Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Kerinci;
3) Sebelah Utara berbatasan dengan Durian Kecik;
4) Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Hangat;

Jadi akhirnya Semerap memiliki 10 Orang Nenek Mamak

dengan wilayah yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan

di atas. 10 Nenek Mamak tersebut ialah:

1) 4 orang Nenek Mamak Asli Semerap yang disebut

dengan Ibu Tanah;


2) 4 orang Nenek Mamak dari hilir;
3) 1 orang Nenek Mamak dari Mudik Tanjung Tanah/

Semurup;
4) 1 orang Ketua Nenek Mamak yang diangkat, yaitu

Pemangku.
B. Pemerintahan
Dalam sistem Pemerintahan adat Semerap terdapat 3 (Tiga) elemen

pemerintahan, yakni Kelompok Depati, Kelompok Nenek Mamak, dan Anggota

Pengurus Sara’/ Agama. Berikut penjabaran dari 3 elemen pemerintahan tersebut:


1. Kelompok Depati, terdiri atas:
1) Depati Mudo selaku Ketua Depati Nenek Mamak;
2) Depati Payung;
3) Depati Serago Putih;
4) Depati Serago Hitam;
5) Depati Simpan Negeri;
6) Depati Nanggalo;
7) Depati Lipan Negara;
8) Depati Kecil;
2. Kelompok Nenek Mamak, terdiri atas:
1) Pemangku Adat
2) Rio Depsah;
3) Rio Jayo;
4) Rio Temenggung;
5) Rio Sengajo;
6) Rio Bentang;
7) Rajo Batuah;
8) Rajo Mudo;

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 5


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

9) Rajo Pati
10) Menggung;
3. Anggota Pengurus Sara’/ Agama
1) Kadhi Raja (Ketua Alim Ulama);
2) Imam Masjid Akbar Semerap;
3) Khatib Mesjid Akbar Semerap;
4) Bilal Masjid Akbar Semerap;

Sebagaimana dibahas sebelumnya bahwa yang membentuk Lembaga

Adat Kedepatian Semerap adalah Depati Mudo. Menurut catatan sejarah

(bersumber dari arsip H. Darussami Gazali) tercatat yang menjadi Depati Mudo

pertama adalah Nenek Galubu). Dan kemudian yang memegang jabatan Depati

Mudo berikutnya adalah ahli waris dari Nenek Galubu yang dipilih oleh suatu

rapat adat. Berikut Silsilah Nenek Galubu yang Penulis temukan dalam catatan

Sejarah.

Leluhur/ Nenek Moyang


Tidak ada catatan sejarah

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 6


Si
Bulat
Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

Si Kuhain
Si Hitam

(memiliki 5 orang anak)

Si Si Si
Manuku Darah
Gajah Kance Badak
n Bangu
n n

Galubu Sedap
Mat Jinak
(Depati Mudo (Depati Payung
Pertama) Pertama)

Anak-anak Galubu (Depati Mudo Pertama)

H. H. Saleh H.
H. H.
Pangeran Abdulla Maki
Latih
Depati h
Hukum

Dalam perjalannya seperti yang dibahas sebelumnya bahwa yang

menjadi (memegang gelar) Depati Mudo adalah keturunan dari Galubu. Berikut

daftar nama pemegang gelar Depati Mudo dari Zaman Galubu Hingga Tahun

2010 yang berhasil dihimpun Penulis:

No Depati Mudo Kedepatian Semerap Keterangan


1 Nenek Galubu Istrinya Nian anak dari Cungau
2 H. Pangeran Depati Istrinya Siken anak dari Si Kuncai
3 …………………….? -

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 7


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

4 Nakek Ayah Hatta


5 H. Yusuf Waris Dari H. Shaleh
6 Ayah Rudin Akim (Badu Karim) Waris Dari H. Maki
7 Abu Karim (Ayah Syamsir) Waris Dari H. Pangeran Depati
8 Musa (Ayah Tana) Waris Dari H. Abdullah Hukum
9 Zainun Abidin Tamin Waris Dari H. Latih
10 Burhan Bakar Waris Dari H. Saleh
11 Ibnu Waris Dari H. Maki
12 H. Zaidan Zukri Latif Wariris Dari H. Pangeran Depati
13 Hasyim Waris Dari H. Abdulllah Hukum
14 Adri Waris Dari H. Latih
15 Burhanudin Waris Dari H. Pangeran Depati
(sumber:Arsip H. Darussami Gazali)

Selain itu penulis juga berhasil mengumpulkan data Pemangku Adat

Kedepatian Semerap sampai Tahun 2010, yaitu:

No Pemangku Adat Kedepatian Semerap

1 Sikuncai (Mertua H. Pangeran Depati)

2 Nuyang Ayah Saman

3 Nakek Marasen

4 Tengku Pekih

5 H. Chatib

6 H. Husin

7 H.M Ali

8 Muhammad Nuh

9 Isya

10 Lebai Mat

11 M. Dahlan

12 Rudin Akim

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 8


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

13 Syech Ibnu Hajar

14 Sulaiman Rasuli

15 Syech Murad

16 M. Yatim

17 H. Abu Thalib

18 Abdullah Haji

19 Abdullah Salimin

20 Muhammad Bin H. Yatim

21 Muhammad Bin H. A. Rahman

22 Syukrawardi Bin Abu Karim

23 Drs. Lukman Hakim

(sumber: Arsip H. Darussami Gazali)

Dilingkungan Anggota Sara’ pun tercatat sampai Tahun 2010 jabatan Kadhi Raja

telah memasuki generasi jabatan ke-14. Berikut data yang berhasil di himpun penulis:

No Kadhi Raja Kedepatian Semerap

1 Kadhi Raja (Nakek Syahbudin Sami) yang dilantik oleh Raja Jambi yakni

Pangeran Temenggung

2 H. Yatim

3 Tengku Iman

4 H. Majid Bin H. Pangeran

5 Lebai Sulaiman

6 Lebai Mat

7 Muhammad Noeh

8 Ibrahim Chatib

9 Abu Husin

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 9


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

10 M. Dahlan

11 Idris Taib

12 Muhammad Rasyid

13 Sulaiman Rasuli

14 Muhammad Bin H. A. Rahman

(sumber: Arsip H. Darussami Gazali)

Bagian II

Syara’ Mengato Adat Memakai

Sebagaimana dengan pepatah adat yang mengatakan Adat Bersendi

Syara’, syara’ bersendi Kitabullah, hal ini berlaku juga di Kedepatian Semerap.

Setiap tingkah laku dan keputusan yang diambil dalam kehidupan bernegeri di

Kedepatian Semerap Tanah Betuah ini harus bersendikan Nilai-nilai Islam

sebagaimana Nilai-nilai keagaman yang hidup dalam kehidupan Masyarakat

Kedepatian Semerap, yang dikonsep manjadi suatu falsafah Syara’ Mengato Adat

Memakai.

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 10


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

Hubungan keduanya dapat dilihat dari table berikut, yang tentunya

Penulis sendiri merasa terkagum-kagum dengan pemikiran pendiri Lembaga adat

kedepatian Semerap yang berhasil mengharmoniskan Agama dan Adat menjadi

suatu kesatuan yang bulat yang belum tentu bisa dilakukan oleh manusia pada

sekarang. Agamais dan Filosofis sanjungan yang tepat bagi The ground father of

semerap (Pendiri/ Nenek semerap). Berikut keharmonisan tersebut:

Syara’ Mengato Adat Memakai

Agama yang benar di sisi Allah adalah Adat harus bersendikan syara’, dan

Islam, Kitab yang dipedomani (menjadi syara’ bersendikan Kitabullah (Al-

pedoman) adalah Al-Quranulkarim. Quranulkarim).

Laksanakan Shalat Lima waktu serta Bunyikan beduk (tabuh mesjid) atau

makmurkanlah Rumah Allah SWT Azan apabila sudah masuk waktu

(Masjid), serta laksanakan shalat lima Shalat. Serta menetapkan pemukulan

waktu pada waktunya beduk di Masjid pada hari Jum’at

sebanyak tiga kali untuk mengingatkan

Umat yang berada atau sedang bekerja

jauh dari Masjid

Peliharalah waktu shalat dan Melalui musyawarah di rumah adat

peliharalah secara rutin Rumah Allah maka ditunjuk siapa yang menjadi

(Masjid). Dasar: Surat At-Taubah Ayat Kadhi Raja, Imam, Khatib, dan Bilal

18. Masjid serta ditunjuk pula siapa yang

menjadi Garin dan Tuan Syekh. Salah

satu tujuannya adalah untuk

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 11


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

menjalankan amanat dari Surat At-

Taubah Ayat 18 tersebut.

Orang Islam yang meninggal dunia Ditugaskan kepada Kadhi Raja, Imam,

wajib dimandikan, dikafankan, di Khatib, dan Bilal Masjid sebagi wakil

sembahyangkan dan dikuburkan, selain tetap Umat yang lain atau melakukan/

itu harus ada diantara umat yang datang melaksanakan fardhu kifayah.

ke rumah duka untuk mewakili umat Bunyikan beduk di rumah adat supaya

yang lain (fardhu kifayah) umat yang lain tahu jika ada yang

meninggal Dunia

Hargailah nyawa manusia, jaga Hak Pukul gong, bunyikan canang, dan

Asasi Orang lain, jangan biarkan mayat pukul beduk untuk mencari orang yang

terbujur di tengah rumah dan di tempat- sesat di hutan, hilang tidak tentu

tempat lain. rimbanya, orang yang hanyut di sungai

dan orang yang karam di laut.

Selamatkan segera apabila didapati

mayat terbujur di darat dan terapung di

laut.

Islam mengajarkan agar bersatu (jangan Untuk mengakomodir ajaran islam

bercerai berai) dan bermusyawarah. tersebut maka dibentuklah wadah Unsur

Empat Jenis (Badan Musyawarah

Tertinggi di Kedepatian Semerap)

Jangan bertengkar soal khilafiah yang Untuk menjaga persatuan dan kesatuan

dapat merusak persatuan dan kesatuan. umat, maka Adat Kedepatian Semerap

Masalah yang sunat jangan sampai menetapkan bahwa Shalat Tarawih di

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 12


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

mengorbankan yang wajib, seperti Kedepatian Semerap menggunakan

persatuan dan kesatuan adalah wajib. Raka’at 20. Namun Tarawih yang 8

Raka’at boleh juga dilaksanakan secara


Shalat Sunat Tarawih ada yang
resmi dan masal, tetapi harus melalui
melaksanakannya 20 Raka’at, dan
Musyawarah Unsur Empat Jenis di
adapula yang melaksanakannya 8
Rumah Adat. Hal ini penting untuk
Raka’at. Tapi berdasarkan hasil
menghindari timbulnya kelompok atau
kesepakatan Ijma’ shalat Tarawih yang
kubu yang saling bertentangan
dipakai adalah yang 20 Raka’at
dikarenakan masalah sunat, sehingga

mengorbankan yang wajib, yaitu

persatuan dan kesatuan.

Wajib mengerjakan Haji ke Baitullah Masyarakat kedepatian semerap sangat

bagi yang mampu melaksanakannya. menghargai orang yang mampu

Orang yang mengerjakan haji melaksanakan Ibadah Haji. Pegei

merupakan tamu Allah dan dapat hadir Belapeh, balik batanteki. Yang artinya

ke Baitullah dan di Arafah. Umat harus pergi dilepaskan secara resmi oleh

menghargai orang yang dapat dan masyarakat dan pulang disambut secara

mampu melaksanakan ibadah haji. resmi pula.

Allah mewajibkan umat manusia untuk Kalau ada gotong royong dilarang anak

bergotong royong dalam kebaikan, dan jantan dan anak betino Kedepatian

janganlah bergotong royong dalam Semerap mecah ile, mecah mudik.

kejahatan. Bergotong royong menggali Bandar air,

membangun Masjid dan sebagainya.

Bentuk Panitia Pembangunan, adakan

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 13


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

pengumuman (belewak) oleh anak

jantan dan pukul gong dan canang,

bahwa aka nada gotong royong.

Jaga hutan dan jaga kelestarian Falsafah Adat Kedepatian Semerap

lingkungan hidup. Dasar: Surat Qaaf berbunyi:

Ayat 6-9
 Dimana kayu belarik, di sana pula

rimbo mengepung dan di sana pula

sungai nan babatangdan di sana

pula tanjung nan abjure.

 Jaga hutan di hulu sungai dan di

hulu air.

 Jangan menebang kayu

sembarangan, tetapkan batas

dimana lokasi hutan larangan.

Islam mengajarkan agar umatnya agar Adat kedepatian semerap mengadakan

umatnya mensyukuri nikmat Allah. upacara resmi secara masala untuk

Bumi dijadikan sumber penghidupan mensyukuri nikmat Allah, yaitu dengan

(Al-A’raf Ayat 10) dan jangan dusta mengadakan kenduri sudah tuai selesai

terhadap nikmat Allah tentang pertanian panen padi dengan do’a selamat dan

(Ar-rahman Ayat 10-13 dan jangan do’a tolak bala diatas rumah adat secara

berpaling dari nikmat Allah tentang bersama.

pertanian (Al-An’am Ayat 95)

Hargailah orang tua, berterima kasihlah Masyarakat kedepatian semerap sangat

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 14


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

kepada orang tua, dan hormatilah orang menghargai jasa orang tuanya atau jasa

tua sebagaimana diajarkan dalam Surat nenek moyangnya, yaitu:

Luqman Ayat 14.


 Nenek Sanggodirajo yang telah

Luqman adalah filosof, orang bersih menetapkan ajun arah dan

dan selalu memberi nasehat kepada menguasai kawasan/ lingkungan

anak-anaknya untuk berbuat baik tempat anak cucunya mencari

kepada sesame, menghormati orang tua/ penghidupan, yaitu ajun arah desa

ibu dan bapak dan taqwa kepada Allah. semerap (dibagi dalam wilayah Rio

Masing-masing kita sebagai anak tentu Sengajo, Rio Temenggung, Rio

saja secara langsung menghormati ibu Jayo, dan Rio Depsah). Untuk itu

bapak kita masing-masing. sekali setahun diadakan ziarah ke

Makam Nenek Sanggodirajo,


Tetapi secara bermasyarakat ibu bapak
terlepas apakah itu kuburan yang
kita dimulai dari Ayah dan ibu nan
sebenarnya atau hanya lambang
beduo, nakek nino nan berempat serta
persatuan dan kesatuan.
moyang nan delapan sampai tujuh takah

arah ke atas  Nenek Galubu, yaitu Depati Mudo

pertama Kedepatian Semerap yang

telah berjasa memerdekakan rakyat

Desa Semerap dari budak hukum

desa orang lain. Rakyat semerap

berhak mempunyai hukum adat

tersendiri melalui Piagam sanggaran

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 15


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

agung 170-an tahun yang lalu.

Untuk itu diadakan Kenduri Pusaka

atau kenduri pusako depati mudo

atau kenduri hari ulang tahun

kemerdekaan Semerap dalam Adat.

Berjalanlah dengan tenang (rendah hati) Jangan merasa diri gedang hendak

dan kalau bertemu musuh ajaklah menindih, panjang hendak melilit,

berdamai,(Surat Al-Furqan Ayat 63). tinggi hendak melinduh, merasakan diri

Janganlah berpaling muka terhadap setinggi pucuk enau, semua daun

orang lain, jangan sombong, dianggap di bawah kita.

sederhanakanlah dalam perjalanan, dan

Lunakkan suaramu. (Surat Luqman

Ayat 18-19)

Jangan selalu berprasangka kepada


Jangan mengujik-ujik tebein (tebing),
orang lain, mengintip-intip dan mencari
jangan mengempeh-ngempeh
kesalahan orang lain, selalu
bumbaung (memukul-mukul bumbun/
mengumpat-umpat dan membuat fitnah,
onggokan tanah), menohok kawan
hal ini sama dengan halnya memakan
seiring, menggunting dalam lipatan
daging saudara kita yang telah mati
dan pepat di luar rencong di dalam,
(Surat Al-Hujurat Ayat 12)
telunjuk leurus kelingking berkait.

Ikutilah Allah, ikutilah Rasul dan Pepatah adat mengatakan:

ikutilaH Ulil Amri (pemimpin).


 Sepucuk arah ke atas : satu
Pemimpin yang dimaksud di sini

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 16


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

adalah: pimpinan.

 Pemerintah dalam berbangsa dan  Seakar arah ke bawah: satu rakyat

bernegara; yang bersatu.

 Pemimpin adat dalam masyarakat  Banyak tukan biduk menjadi baling

adat/ depati nenek mamak. (oleng).

Islampun mengajarkan jika kamu  Banyak tukak kayu tidak rebah.

berselisih tentang sesuatu dalam agama,


Jadi kita hanya mengenal satu pimpinan
kembalilah kepada Al-Qur’an dan
yang dipatuhi. Tidak banyak pimpinan
Hadits.
kalau ada pemerintah yang melanggar

adat dan agama angkat ke rumah adat

untuk dimusyawarahkan.

Jangan menentang Depati Nenek

Mamak di luar Rumah Adat, apalagi

mengacungkan telunjuk kepada mereka.

Hal ini dapat didenda menurut hukum

adat.

Kalau ada sengketa mengenai adat

kembalilah kepada hukum adat dan

bawa ke rumah adat. Sama dengan

halnya dengan Agama, kembalilah

kepada Al-qur’an dan Hadits.

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 17


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

Jangan mendekati zina, jangan duduk Adat mengajarkan agar antara laki-laki

berdua antara laki-laki dan perempuan dan perempuan yang bukan muhrim

yang bukan muhrim, karena orang yang jangan sampai kelihatan sumbang

ketiga adalah syetan. waktu berjalan, sumbang waktu duduk,

dan sumbang tinggal satu rumah.

Apalagi mengganggu isteri orang lain

yang kelihatan sumbang atau mendekati

zina, maka didenda dan dihukum

dengan hukum adat.

Jangan masuk ke rumah orang lain Adat menetapkan:

tanpa izin dari yang punya rumah


 Halaman berpagar;
(Surat An-Nur Ayat 27)
 Rumah bertengganai;

Jangan masuk ke rumah orang tanpa

izin dan bebas saja berada di rumah

orang lain.

Hadits Nabi: “Tidak sah nikah, kecuali Wali sudah ada dan saksi sudah ada,

atas izin wali dan dengan 2 (dua) orang maka adat melengkapi pula agar dapat

saksi”. dihadirkan wakil dari Nenek Mamak

yang bertugas melepas pagi,


Diciptakan manusia itu berpasang-
mengurung petang. Tahu anak jantan
pasangan dari satu jenis yang sama,
anak batinonya sudah sah sebagai
supaya dirasakan pula ketentraman

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 18


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

hidup berdua dengan diadakannaya rasa suami isteri. Tidak sumbang lagi di

cinta kasih (Surat Ar-Rum Ayat 21). mana saja mereka berada.

Perempuan yang baik adalah untuk Kedua penganten diarak keliling desa

laki-laki yang baik untuk perempuan waktu acara kenduri pusaka, supaya

yang baik pula. Terlepas dari segala semua masyarakat tahu bahwa mereka

tuduhan. Sebagian dari isi Surat An-Nur adalah pasangan suami isteri yang sah,

Ayat 26. supaya tidak timbul fitnah. Mereka juga

sudah boleh mengambil ajun arah di

semerap, jangan diragukan lagi dan

jangan disengketakan lagi ajun arah

mereka.

Nabi Zakaria cemas akan wali (anak) Untuk melaksanakan isi Al-Qur’an

sepeninggalnya, kalau-kalau menjqadi pada surat Maryam Ayat 5, 6, 14, dan

orang jahat. Perempuannya mandul 15 ini, maka seluruh rakyat semerap

pula dan berdo’a supaya mendapat beserta pemimpinnya berdo’a semoga

anak, (Surat Maryam Ayat 5). kedua penganten itu mendapatkan anak

yang taat dan disukai Allah.


Nabi zakaria mengharapkan anaknya

dapat mewarisi dia dan keluarga Ya’qub Kedua penganten itu datang ke Rumah

dan mengharapkan anaknya menjadi Adat pada hari kenduri pusaka untuk

anak yang disukai oleh Allah. (Surat hormat kepada ibu bapaknya dan

Maryam Ayat 6). menandakan mereka bukan sombong

serta mengadakan salam simpuh dengan


Anak yang dapat berbuat baik kepada
para Pemimpin, Ulama, Tuo Tengganai

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 19


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

Ibu bapaknya, bukan sombong (Surat dengan syarat:

Maryam Ayat 14)


 Berangkat dari rumah Imam Masjid

Selamat pada hari ia dilahirkan, pada menandakan mereka sah nikah

hari diwafatkan dan pada hari menurut Islam.

dibangkitkan di akhirat (Surat Maryam


 Diikuti oleh Bidan kampong dari
Ayat 15)
belakang, menandakan mereka

ingin mendapatkan keturunan yang

baik dan disukai oleh Allah.

 Membawa cerano yang berisi sirih,

pinang yang menandakan mereka

tidak sombong dan sungguh rendah

hati. Cerano yang berisi sekapur

sirih dan taburan beras kunyit

lambang kedamaian dan lambang

putih kapas dapat dilihat dan putih

hati berkenyataan.

Nabi Muhammad SAW menganjurkan: Di kedepatian semerap dalam hal turun

ke sawah, nenek mamak memberi


Walaupun kiamat akan datang besok,
tahukan kepada masyarakat untuk mulai
jika ada bibit kurma di tanganmu
turun ke sawah dengan memukul
tanamlah hari ini. Begitu pentingnya
canang yang dibunyikan anak jantan
masalah pertanian dalam pemenuhan
dalam berlewak.
kebutuhan hidup umat manusia.

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 20


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

Dulunya Nenek Mamak memeriksa

setiap rumah penduduk apakah rumah

tersebut sudah merendam benih apa

tidak.

Dalam surat An-Nur Ayat 43 disebutkan Di kedepatian semerapterdapat sawah

bahwa Allah menghalaukan awan dan tadah hujan yang dinamakan Sawah

disatukannya menjadi suatu tumpukan. Padang. Kalau sawah padang tersebut

Lalu hujan turun dari sela awan itu. berhasil dipanen maka diadakan

Diturunkan hujan oleh Allah kepada kenduri sawah padang sebagai bentuk

yang disukainya dan dijauhkan pula rasa syukur kepada Allah yang telah

hujan dari yang dikehendakinya. mencukupkan air untuk lahan

persawahan.

Allah memerintahkan agar manusia Di kedepatian semerap, wadah

berpegang teguh denga tali Allah. Dan musyawarah tertinggi yaitu unsur empat

janganlah bercerai-berai (Surat Ali jenis. Tidak boleh bercerai-berai.

Imran Ayat 103). Tanyakan kepada yang mengetahuinya,

kalau tidak tahu. Soal agama tanyakan


Hadist Rasulullah menjelaskan supaya
kepada Alim Ulama. Soal pemerintahan
ilmu itu diamalkan, kalau tidak
dan peraturan pemerintah tanyakan
diamalkan, maka seperti pohon yang
kepada cerdik pandai termasuk kepala
tidak berbuah.
desa. Soal adat tanyakan kepada
Islam mengajarkan supaya kita
tunggak pumarang (mantan depati dan
bertanya kepada orang yang
mantan nenek mamak).

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 21


Kedepatian Semerap, Sepucuk arah keatas Seakar Arah Ke Bawah

mengetahui, jika kita tidak tahu, Allah

memerintahkan selalu bermusyawarah

dan segala keputusan diserahkan

kepada Allah.

(sumber: arsip H. Darussami Gazali)

Dony Yusra Pebrianto,SH Page 22

Anda mungkin juga menyukai