,1
h
t: lir
I
f
I
\
i
TEGACY
TANA LUWU
Penulis:
Prof. Dr. Andi Ima Kesuma IC, MS, M.pd
Editor:
Andi Fatimah Alarg
Shaifuddin Bahrum
Lalu Murdi
Muhamad Sopyan
Penata Aksara:
Mahyudin
Amalia
M. Ari Wibowo
SAMBUTAN
VI
I
5t
!-
F
Prrucauran PpNULrs
t
,I
vll
z4a.4c 1*a K.4444 1e
vlll
L-a-------E i
----
tk
tn
3-
la
TT
Derren Ist
u
n SAMBUTAN: Kepala Dinas Kebudayaan dan
l- Kepariwisataan Sulawesi Selatan """""""
l-
Pcngantar Penulis ..--..............."" """""' vll
n
h Drftar Isi.......... """""" ix
i BAB I Pendahuluan...-...........""""""""""""""""""""' 1
A. La Galigo Kitab Sastra Sumber Sejarah Luwu 3
B. Pemahiman Sastra Sebagai Sumber Selarah " 8
1
C. Kerajaan Luwu Dalam Perspektil Para Ahli " 10
15
BAB II Luwu dalam Perspektif Pemerintahan""""""
15
A. Sistem Pemerintahan """"""
21
B. KeseiahteraanNegara
Sistem Perkawinan Kerajaan Luwu""""""""
27
BAB III
A. Politik " Raniang" Kerajaan Lu wu " " " " " " " " " " 27
B. Sistem Perkawinan Adat Luwu dalam
32
Transformasi Kebudayaan Nasional
1X
z4di lta K&4'"4
'e
BAB V: Gambaran Prosesi Adat di Kerajaan Luwu""
83
Biodata Penulis
x
BAB I
9
I PnruoesuLUAN
)
7
I
eminjam retorika menarik dari penerbit Rayhan
I Intermedia dalam buku saya 'Moral Ekonomi
Mnnusia Bugis" , bahwa " manusia Bugis dan bu-
adalah dua hal maha seksi yang pantas dilirik se-
uaaran bidik telaah ilmiah". Suatu yang sangat men-
hal ini karena keberadaan manusia Tana Luwu
masa lalunya diakui sebagai salah satu tempat dan
dari kerjaan-kerajaan lairurya di Sulawesi Se-
Ungkapan'kemuliaan ada di Luwu', cukup menjadi
btmng merah yang merupakan pengakuan dari kerajaan
lsrfaan lainnya seperti Gowa yang memang dalam penu-
llAr aejarah nasional Indoni:sia memiliki tempat tersendi-
d dlbandingkan dengan kerajaan-kerajaan lainnya.
Tradisi penghormatan ini dapat dibuktikan dengan
frkta bahwa sampai sekarang bangsawan-bangsawan
Luwu' rnemperoleh penghormatan-penghormatan yang
tfrtlnggi di seluruh Sulawesi. Seperti halnya anggota-ang-
$Ota Dewan Pemerintahan Luwu' yang mendasarkan asal-
ululnya dari Batara Guru-Sawerigading, maka demiki-
ln pula halnya anggota-anggota Dewan Pemerintahan
L-
4,.4i ,,r<4 Kr44..4 ,le
2
y'e9az., ?daa^4 -r'aaa
o,
t Uhrt Asvi Warman Adarn, Mengxak Misteri Sgaralr fakarta: Kompas,
ml0).
di ' Alvl Warman Adam, Sejarah Politik dan Politik Sejarah Pengantar dalam
Wlllrm H. Frederick & Soeri Soercto Per&haman Sejamh Indowsia Sebeluhl
dnll Scudaft Raofusi (Jakarta: LIBES, 2005), hlm. xxxiii.
3
z4a4i '7*-a. K?44r,<4 le
7
A. Mattulada, Mencari Hari Jadi Tanah Luwu' atau Kabupaten Luwu
lam Badaruddin A.P, Tudang Add Menelusuri Hari Jadi Luwu (Uiu
pandang I-embaga Pers, 195), hlm. 27.
4
.4e7za1 Aa,za"4, -4<a,<t
bu
ftq La Gnl igo pada mulanya beredar dalam masyara-
In
lul cerita lisan, kemudian dituliskannya set€lah
nnya aksara. Siapa penulisnya, sampai sekarang
e
trl aa ditemukan, sama halnya dengNr lontaraq lain-
an
ts-
<u
]I
eq
Uiiggoma.,g bahwa kesulitan untuk menentukan waktu
Itn tempat yang jelas dari lontaraq yang ada mengenai
liUaJaan Luwu sebelum tahun 1861 dapat dibandingkan
d€ngan menggunakan sumber Iain. Secara panlang Lbar
ai
C{nlaska" sebagai berikut:
nt
)- Kenyataan itu menyebabkan para peneliti mendapat
u kesulitan untuk memperoleh keterangan waktu yang
n tepat menyangkut kegiatan pemerintahan di kera_
jaan itu sebelum 1861. Sehubungan dengan itu, usaha
yang dapat dilakukan adalah menelusuri keteran$an
t-
t-
iffiurniafir, tusui Hari ladi Daeralt Luwu dalam Badaruddin A.p,
fudang Ade' MenelusuriHai ladi lazoa (t.l.jungpandang: l*mbaga pers),
hlm. 3s.
5
/*Ac 0ra Krizr'.a 1e
6
.4.14.4 '?..il r'44'4
1 ----
tt fiJ/, [lm. 1]14'
0 LflOno Kurtodlrdjo, Pengantar dalam Anlhonv Reid & David Mar
Dari
Mai blunya gakarta: Grafiti
fri iiu"it ntJigi Hanika Indonesia dan
Itir, 198g), t'trn. u
7
4*4,: 'lata- Ka-r.4 1A
Sejarah
B Pemahaman Sastra Sebagai Sumber
buku
Pertanyaaan Bambang Purwanto, dalam
?!": "aPakah ada fiksi
galnya His toiogr af In done si as en tris
dala m seJ arah dan aPakah ada fakta
di dalam sastra?",
ya biasa saja, akan teta
suatu Pertany aan yang kelihatarm
esensinYa maka akan meniadi I
iika memPerha tikan d an sejarah tidak u
Dimana sastra bukan untuk sastra,
mmialin titik tem
tuk sejarah itu sendiri . KeduanYa daPat
bahasanYa Bamban
dalam konteks kebahasa an. bulam
antara fakta dan fiksi
Purwanto bahwa tataran Pr aktis
secara tekstual, SE
dak ada Perbedaan Yang ber arti
siasikan bergulat di dal
sastra dan sej arah daPat diaso
bahasa 15
satu bidang Yang sama, yaitu
bahwa tentu
Berdasarkan uraian di atas, kita Pahami
nya dalam sumber-su mber seiarah masa lalu yang berhalu
His
Suriomihardio, ,l nu Sejarah dan
1r Taufik Abdullah & Abdurrachman
Cramedia,l985). hlm. 28
riografi: Arah dan PersPektif $akan,.a:.
(
! Bambang Purwanto, CngalnYa
His totiogral lndonesia5{,at"i.s
Ombak, 2006 ), Nm. 2.
1i BambanS Purra'anto' ibid' hlm 3
8
.4e9oa '?ard -r'<a't
9
4r---
-
/a4c t1*a Kr4444 le
10
r'qoa ?ara-4- .4o'.'o
17
.4cga<1 ?az4 -4<<,2
13
I
{
a .t a
r.
+..
Slstem Pemerintahan
"Kepala negeri adalah seorang raja yang bergelar pa-
, Di dalam tangannya terletak kekuasaan tertinggi,
mengatur tentang arti hidup atau mati. Dia harus
pakan aru matasaq (dari raja berdarah mumi) dan la-
dari keturunan raja (wija manurungi). Dipilih oleh adat
dihormati oleh sebagai makhluk langit, tetapi baru
dipat memakai gelar paiung, apabila ia sudah dilantik.
flilru tidak dia hanya digelar datu.labatan pajung adalah
fi'lutan turun-temurun, baik dari garis ibu maupun dari
$rts bapak. Hanya dalam keadaan luar biasa wanita
dlpUitr"." Kutipart di atas sengaja penulis uraikan untuk
hemberikan bagaimana proses legalisasi pemerintahan di
tlrrajaan Luwu.
15
z4a4t 1*a, Kr44.c4 ,e
5 Edward L. Poelinggoma
&Luwu dalan Percpektif Sejdruh dalam
din Andi Picunang Tudaig Ade' Menelusui Har. ladi Lutou (uj
darg: Lembaga Pers, 1995), hlm. 59
1.6
ia4t ,|ata_
X"ar,r.4 ,e
1. Mitos To Marrurung
2. Konsep l.rukum
3. Falsafah Sirl4
4. Struktur organisasi, dan
5. Gaya kepemimpinan
18
.4e4aa aa,<al .4aa,,t
t
1/
y'e9aa1 '7atd .r'az,.t
20
-I
Pada Perkembangannya
kemudian, islila}.' matoa'
Pitua (adat ruiuh)
ti dengan 'arun31 sehin gga Adeq ya lebih dis-
pada gilir annya struktur pemerintaharur-
utama rala,
dengan menambah pembantu
Tana' D isamPing itu
Tomarilalang dan Makkadange
yang membaw ahi tiga Bate.
diangka t Patta Ponggaw a Saliyu Ke-
rat ini dilakuka n tatkala [-a
Pumaan aPa
ke-3 (!7424-749 6)'
u menjadi Mangka u Bone
ffii.x**-***,:*****
27
z4*4t 7.<.a, K444,4 1e
22
I
I
ztalt 4*a K44.<4 ,e
24
r'e9aa '7o.4 -r'*r'o
23
__J
{
F
F
Foto bersama keluarga Andi Kambo Opu Datu didampingi Opu To-
sappaile tahun 1912
(Koleksi Asnawi Mas'ud)
.r'e9aa ?ar.A .4<*a
25
leAi 'fu<a 7"4444 ,e
28
-4c+az+ ?atal -4at<
29
4q/i 7*a K&4.44 1e
30
I
I
.4.44<4 -r'qa,4
"4-41
I
l,uwu Sebelumnva. aDa vang dilakukan
oleh La patau
rikka di x"rrpJn a"o.,u,,"pu,ti.,y;;
,f:::
,adr contoh yang penting untuk diketahui.
;.;
Dijelaskan oleh Andi palloge (1990),
bahwa La parau
Matanna Tikka, selaian mer
(permata .;j.' ;;; ;"YIi
yang merupakan puteri dari Sultan
"?.T:"t-#l?ffi1:
Abdoel;lil R;a:;"
Tuminanga ri takiung dimana k"d;;";;;jrdil;;
utama..raia. Diriwayatkan bahwaL p",1"
:H *"?n mempunyai istrlistri yang tercatat }vi",_li.
,r 1T: dalam
r_onrara sebanyak 1g (delapan
belas) orang, yang menurut
perkiraan dinikahi secara urutan
atau bergantian.
Memperhatikan adanya model ,periikahan
--
baik yang dilakukan oleh'sawerigadiig,
keluar,
t:::dlTya di Kerajaan t"*ral"-.ltr-
_..1J.
r,rir,
#6tr l";;;;",
yang diikuti La patau Matanna Tikka
di Keral;, ;"; iik"
dilldanS dari modet pemikah* ,r", ir,Ji";;;;;l;,-
pakah hal.yang mungkin bisa dikatakan
mun pandangan seperri inilah mungkin
kr.;;;;;;_
y"rg air"ulri"i"i
para sejarawan sebagai pandangan
jarah yang' antikuaian, tersebul,
dalam mlnafsi.k; ;
y.lt, -"fif,"i -;;'i;
berdasarkan pandangan masa kini.
banyak pertimbangan y.rng menvebabkan
l"l*r"
pemikahan yang ditakukan
melakukan'perkawinan keluar,
iu.u iotJt
"t"t yang Ji;i;;'#
dianalisa secara mendalam paling
begi; ;";;; ;i;
tiiakire;ilk; ;;;":
pa tujuan, sebagai berikut:
1. Dilihat dari fungsi kekeluargaan,
meniadi pentins
oangkan ketu i:n,n,"r" i,.nu i"r,g:;
III-T:y"l
xera.;aan_kerajaan lain.
2. Dari segi politik tidak lain untuk memperkuat
hu-
bungan persaudaraan antara k"r"j"r" k;;;;;;;;;
J_t
z4a4i '?*a. Ka4-.4 le
a)
-r'e4<a ?a<d -4<<,t<
Dalam,, Bestuursnotn C
u,Yu:qup.auvuyu,,,,]?TT:r^i,^::zTJ;;J.1:1r#.
antara lain dikemukakan bahwa
Kerayaan ,";;";;"rrn
I merupakan kerajaan yang berkuasa
aari ,U"a'i{ir'af
T
Sulawesi. Hal tersebuidijui
oleh sejumlah;;;"r;;,
pemah berdiri kemudian sepertl:
Cowa, Soife;;:il;
I Sidenrang, Bulobulo, Tanete,
Suppa, d* [ir.l".'i". ;;_
ini sebagai
l1-llTr:o*lya "io,,i. L"ru;ru,i_i"ffin
muncul pertanyaan, apakah
I]lIr:
perkawrnan pada masvarakat
rnoa"i a"r, .iJt"*
suku Bugis
I
ruhan yang hampir sama merupakan "".-.darik;;J;_
warisan Kera_
j::l !:*." r*t dianggap sebagai kerajaan ,";;';;;-
Iawesi Selatan tersebut?
Ini tenfu menjadi pertanyaan baru,
. disamoino nc,._
l1l_"T-o"li"raan rain yang aran
-;;ii;,,d
fakta. se.iaralr. Tentu hal ini
fi"_
ll,l$*-"p
oagran dari diskusi oaniang
bukan _"rurutu-.,
dalam tulisan frrf. frl"JL
ni,.t.. f,".,y, ingi^ mengungkapkan berbagai
1r]:.
mengenai berbagai aspek hat
dart srstem pemikahan pada ma_
syarakat suku Bugis Luwu. Dan
yr.i p"li"g f""i*;;;
tujuan tersebut temyata sistem
yang ada pada masa lalu
tersebut dapat menjadi penting
dalam sistem perkawinan saat ini.
untik aiu.*.f"r""lifll
1. Tata Perkawinan
yang disebut dengan perkawinan
.. {natcatr
Haar Bzn mengemukakan; ,,dapat
itu, B. Ter
aitututu., Uuh*r
adat maka perkawinan itu aa"l"f, -".,,]_
I:lhukum
oar, urusan keluarga, urusan
,.rrrr'l"r]_
masyarakat, urusan derajat,
33
/?"<a' Kc44*4 '2e
4e4l
dengan
dan urusan berbeda-beda"'r Agak sedikit berbeda
batasan tersebut, Nani Soewondo, mengemukakan:
saia me-
Dalam rnasyarakat adat, perkawinan bukan
rupakan soal mengenai oranS-orang yang
bersang-
krt"r,,t"trpi seluruh keluarga dan atau masyarakat
harus
adat iuga' ikut berkepentingan' Perkawinan
yang 'terang" karena pelang-
-".rrpu"kur, perbuatan ang-
garan adat yang mungkin dilakukan oleh satu
kebahagiaan hifup dan
!ota, dapat mengganggu yang
ietertiban seluruh keluarga dan masyarakat
adat ikut
bersangkutan. Oleh sebab itu' kepala-kepala
dalam semua urusan perkawinan'3l
.u-pri,rr-tgu.t
pengertian perka-
Kedua pendapat di atas merupakan
winan dalam arti yrrridis' Adapun dari sudut pandang
bahwa-"perkawinan
antropologis, Geurtiens mengatakan
.,ri U, temPat berPutar seluruh hidup kemasya-
^aaut,
rakatan".32
dengan sistem
Ketiga PendaPat di atas, i ika dikaitkan
Per kawinan
Luwu terkuak di d alamnya. Memanglah Pada
uIIl..umnya perkawinan adat
di Nusantara terdaPat Persa-
n, dan iika Pun ada Perbe-
maan dalam tatanan Perkawina
bentuk Perkawi-
daary hanY alah pada tabu Perkawinan'
BeberaPa ha1 lnl penulis
nan, dan uPacara Per kawinan.
khusus berkai
coba menguraikannYa dengan catatan
dengan Bugis-Luwu'
d4[ 5
$ B. Ter Haar Bzn. Teremahan
K.Ng. Soebakti Poesonoto, Asns-As@s
Prat Pamita, 1983), hlm. 187
sunan Hukun Ada f 0akarta:
Huku'n dnn
rr Nani Sewotdo, krlutlukan lNan ita Indonesir. dalat
1984), hlm.187.
0akarta Ghalia Indonesia,
i Fischer, P mgontnr AnttoPologi Kebu day nan ln donesia. oakarta: Pustaka
iana, 1980),
hlm. 89
34
r'caaa '7a.<a4 y'auz
2. Tabu Perkawinan
Sebagaimana halnya pada suku Bugis lainnya di Su-
lawesi Selatan, maka pada golongan etnik Bugis-Luwu
pun terdapat tabu atau larangan dalam perkawinan:
a. Sapaq i tana, yaitu hubungan kelamin antara oranS-
orang yang tidak boleh kawin karena terlarang mehu-
rut hukum adat dan hukum Islam, termasuk ahak
dekat dan orang tua sesusu, saudara sesusu dan anak-
anaknya, ayah tiri, anak tiri, menantu dan mertua.
b. Mappangaddi, yaitu hubungan kelamin antara dua
orang lelaki dan PeremPuan yang dalam status kawin
dan salah satu Pihak belum kawin.
c. Sionrong,yattu seorang lelaki dan seorang perempuan
yang hidup bersama atau acaP kali seketidulan tanpa
diikuti oleh tali Perkawinan.
d. Mallaiang, yaitu seorang lelaki baik sudah atau be-
lum kawin yang melarikan dengan kekerasan, anca-
man kekerasan atau tipu daya seorang PeremPuan
baik yang belum kawin, maupun yang telah kawinti-
dak seizin orang tua si perempuan atau sanak sauda-
ranya.
e. Silinang,yattu lari bersama dengan seorang lelaki dan
seorang peremPuan tanPa seizin orang tua si perem-
puan atau sanak saudaranYa'
f. Kagauq-gau, yaitu hubungan seksual antar sejenis baik
sesama lelaki atauPun PeremPuan'
35
z4r&: 'lr'<a Kr44,r4 le
I
13
Sanusi D8. Mattata , Lu-au dalat Rewlusi (Nahasakti Baru. 1 4' H'lm. .1
36
.le<a2., ?aaai .laa,a
3. Syarat Perkawinan
menjadi adat kebiasaan bahwa seorang
.-Sudah lelaki
etnik Bugis, barulah bisa memasuki
purtlwna.,
apabila- telah mampu,mengelilingi "y*ut
dapur,r1"'f, UIi; r"i*
d alam ba ha sa B u gi
s berbr-iryi : -i, p r', ; rl; ; r','rio1r"X
;'
y,yn_: p *,1 l rp, n.t a t-t u i d i n gi da p u r e n g e u ekk ap i t; " . p etuai
I
Artinya:
Telah jejaka la Baso
Telah menjepit seniata
Pun telah tempuh icembara
J/
/e4 7*a K.44.r.4 rle
38
.1c+a<,1 ?aaal .4<<,<t
lonrong
yang memekarkan
dlkau mekar
kan kesenduanmu.
Keluar
ffimm
Fi. Trhun ;925, prakhs*i;1]"n'."
Et-, dak ,ino,L^-^_r_-
ttuk perkawinan semacam
1974
serta P'P irlo.9
39
4*4t laa K.4.4*4 10
40
r'ela<< ?a.<4
-&<<,,2
laocici,
Peniej akan secara
rahasia perihal tingkah
ku dan asal-usul calon
mempelai perempuan
k calon mempelai oleh
IakiJaki, teru tama
ula pakah untuk men-
sudah a da yang
berfunarurgan. meminang atau su_
u'manu, yikni
Penyampaian niat peminang
calon mem pelai lelaki
kepada pihak calon
AI peremPuan.
re'du ta, yakni prnangan
resmi pihak calon
Iaki -laki kepada pihak mem-
puan. calon mempelai
perem_
yakni pem bersihan jiwa
dari kaum kera bat dan penerimaan re_
tiga hari sebe Ium
req boting, yakni menikah.
hu bulgan kunjuagan
lakijaki ke rumah calon calon
puan untuk me Iakukan mempelai perem_
akad nikah.
lularola, yakni kunjungan
balasan dari
perempuan (d llnn gr mem pe.lai
mempelai laki-laki)
Iai laki-laki untuk memperoleh kerumah
fua/ kaum kerabat mempel restu orang
ai laki-laki.
lvlnbbenni teUu, yakni
kunjungan
(diiringi mempelai perempuan) mempelai .laki_laki
ke rumah
bermalam selama 3 PeremPUan
ma]am.
41
4d4. qo,4 l<-.,*. le
:flI;H..;ff :;,H"'*X,,:#Lx".,H1;1*.*
6. Perkawinan
Keluar
jauh pada
masa sira
"*,f;it,*flil1,,::,i
i}.#i+#*+i[.,i].1ffiiffi
;il;.*!H.'iff;Ul1"[ffi ]H'::,liT:
ffiffiffi
* ff#":,Jil? itJffi,jH"tfl.d ;
ffirrW
42
r'c?<zy ?4442 Za<,4
f r#, "-."Tl:urH'&:l*;H,:f1;I
**t*****m
|. Datu Luwu ke_4:
Anak;..
dengan seorans
b 3:l:.1#*';;';##enikah
--
Datu renrirawe
Bajubu. "' menikah dengan I
:/a4 7aa K"44,r.4 ,e,
:,:-:::r:,:l
lI;'# :ffir#ll"' *::il_fl
i:_*1":-gC"ngan
(bersatu
yang disebut den'gan
harkat dan marrabat);,"f
;;"':::.::fl
r;;;;d;;:;
seriap permasat"r,un
aiif"iu;il#
"in."tulr'
lefSna{qpi
tersirat dalam amanat vans cliwarisi
tii*i,*,
Langiq Batara Guru.
- - keturunan La Togr
45
4*/,i iatz. Kzq_r- CA
I
, ,e,lp" idealnya grlur- kawin keluar yang diad;
Batar; Guru Datu L"*" i.;;:
;;;.
I
l f:.3_I:*"',-g1
Kerururuuxrya tersirat Dada
P" 6.;;" r;; ** ;;""#1, !TI' trff i"r.I: l,-,il l
bagai beriku.
Berka Kadhi Luwu, K.H.M.
Ramli:
I
kipancajiui ;ror;;';,
I
I
. l,:",::::"rmadecengnge,rorobo'roarlrrng;;;L;;;;
Luuu, bone, mrengngetopo tomaegana.
I
l
: Artinya:
"Saya diutus oleh kerabatmu
di Luwu dengan ma
y,"',." ,"gin duduk mendampingi
I3-r.y:', hat- yang jauh, ao"n", ;;
:.^1,frnmembawa yakni kerabatmu di Luv
nendak Andi Djemma pajung Luwu, d.
dijadikanJah dia anak dan bawala_h
dia kemana s;
rti daJam soal-soal yang baik aemi
teUa;tan feraia
Luwu dan tsone serta rakyatnya,,.
46
z4e&: tlata, Ka444 '24
BAB IV
50
y'caazq '7aaa1
-1aaa
51
.7i
2{,.4i 4 K"aarr<4 ,e
tanpa mengajarkan dlai_nilai
yang sesunggutmya lebih
penting dad masa lalu masyaraLtriya.
tidak menyebabkan orang tua
I.l;;;";;;;;g
siUrf rnu-Uuy"i_,gk:";;."
k dapat
;::#J,TL?::#1 *'JfiTrensgu
un"tu
52
-raa-ft
:]J
:4e4i 1*a Kt44... ,e
54
y'eqazq 7a'ca4 -4<'<z
; A-lr"ll"h A"rtr, Melacak lcjnk Nen& Moyang orang w.oy dalam. Iwai
I rmur)'
Sumantri (ed) Arkeologi dan Sejarah Lua'u puwu: Pemda Luwu
hlm. 2,16.
o Anonim, Azral P eradaban dan Kedatuan Luwu' Dalam hlblfrifu'
salawa.blogsPot.com/. Diakses 20 lanuari
2015'
55
z4a4t '1*a Xr444a qe
s AndiIma Kesuma, Sista Perkauinin Adat Luwu yang Releoan dalam Trans'
hmnsi Kebdayoan Nasri,'ral Iwan Sumantri (ed\ Arkeologi dan
(Luwu: Pemda Luwu Timur), hlm. 305.
d Anwar IbrahtuL op.cit. hlm. 261283.
56
-4qaz,1 '7aa4 r'uu<'
t Op.cit,}l.lm.26!266.
i Op.cit,lim.267-268.
r-----
1e
4*4': 'lota' Krt4t<4
r lbid,}:.lm.27o.
n OP.cit, hlm 274
,, 6,p..i', t t*. 275. Hal yang. j'?,l'#"if
ma
lr:x}ffi:;:x*t #llq;
sa
58
-4e1aza ?aaal Z,zt,z
Eq
,4,./l 'l.qa Ke4,/84 1e
60
Zega<g ?aza.4 -!<z.t
6t
.r'caa<a '7a-al -r',<z'<
61
/di 'leq 7!44,.@ qe
bil masa kini dan yang akan datang yang mungkin iauh
lebih baik" dapat diladikan sebagai bagian untuk mendo-
rong kemajuan Yang ada.
'Bagaimana
kehidupan dalam pemerintahan Kadatu-
an Luwu serta konsep-konsep bemegara dan bermasyara-
kat demikian ielasnya sebagai pedoman hidup' karenanya
tinssal mentransformasikan dalam kenyataan hidup saat
inil[aling tidak terdapat beberapa hal yang perlu untuk
uni-
aipert rtiirt bersama dalam menempuh kehidupan
veisal dewasa ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
yang
Pertama, pe ukiranya memberikan pemahaman
konprehensif akan makna kebesaran Kedatuan
Luwu
prdu lalunya. Artinya bahwa generasi mua-a tiil\
^a.u
iranya diaiarkan sejarah kebesarannya, tetapi nilai-nilai
y.r,i rer.,e.tit ya dapat diintemalisasikan dalam kehidu-
glob-
pan"set ari-hari. Hal ini penting,, karena masyarakat
ul yu.,g -"ng*ahkan pada bentuk susunan masyarakat
yang individualis, kapitalis, dan lain sebagainya' memer-
iotJ., mUn hanya pemahaman tetaPi juga intemalisasi
nilai kebersamaan, gotong-royonp dan lain sebagainya
yang memang konsep-konsepnya kita miliki' Banyaknya
io.,h*, rct"ir"an, dan hal-hal negatif lainnya yang kita
alami dewasa ini bisa jadi merupakan indikasi semakin
melemahnya pemahaman generasi rnuda kita akan nilai-
nilai kultural yang sudah melekat pada sejarah kebesaran
bangsanya, khusuqnya Kedatuan Luwu'
-Kertia,
Nvtn Toffler (1990), seorang Futurolog' telah
menggambarkan dalam salah satu karya monumentalnya
yaitibower Shift " Nowdays the abitity to make a deal happ.en
you bi.ng
oery o7* ilepmds on knowledge than on the doll,ars
to ihe'table. At a certtiin leael it's easier to obtain the money tlmn
leuer" ' Jelas
tle releuant knou-how. knowledge is the real power
62
-Zega<l1 ?a.rd y'<*rt
63
I
ltdi 7*a K.44'44 ,e
&
-legaa '7atan -4<<,,t
3. Rdleksi
Ungkapan "Kekuasaan ada di Gowa, Kebesaran ada
di Luwu", merupakan bukti betapa pengaruh kebesaran
kerajaan ini sebagai kerajaan pertarna di Sulawesi Selatan.
Bahkan sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan lainnya, Ke-
datuan Luwu menjadi imperium bagi kedatuan-kedatuan
kecil sebagai vassal disekitamya. Sebagai sebuah kerajaan
yang pemah mencapai puncak kajayaan sekitar abad X
hingga XIV yang diistilahkan dengan "masa I La Galigo",
sangat wajar apabila menjadi kebanggaan bagi masyara-
kat Luwu dan Sulawesi Selatan pada khususnya.
Terlepas dari kebanggan masa lalu dari keberadaan
Kedatuan Luwu di atas, tersirat dan tersurat nilai-nilai
kemanusiaan, nilai-nilai kepemerintahan, nilai-nilai Ketu-
hanary dan lain sebagainya yang perlu mendapatkan per-
hatian generasi muda bukan hanya untuk dipahami, me-
lainkan untuk dapat diintemalisasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Selain mewariskan nilai-nilai sebag.ai pemikiran nor-
matif, dalam praktik pemerintahan tercatat dalam sejarah
bagaimana sistem kepemimpinan pemerintahan Kedatuan
Luwu yang meskipun bersifat monarkhi namua sekaligus
memiliki azas demokratis. Dalam hal ini banyak sekali
model pemerintahan Kedatuan Luwu yang dapat ditrans-
formasikan dalam sistem pemerintahan nasional sekarang
lni, terutama berkaitan dengan bagaimana sistem de-
mokrasi yang dibangun.
Kebesaran dan nilai-nilai yang sudah dibangun terse-
but dengan demikian perlu mendapatkan perhatian den-
65
/a4i 7*a Kr/4.r.4 1e
66
r'c7aa ?a<al .4<.,,t
67
zldi t?a<a- Ka4rqa '?e
66
,!.e9a",, ?araa r'<a*
67
1
I
I
68
,4er4., '7a441 -44144
69
,{*/a q*4 Kr44.r.4 1e
1
bahwa di
Begitu iuga dalarn Lontank dikisalikan
syarat se-
t P^mri"nu, datu (raia) harus memiliki
"rriu#
;;fiil.rprn we Tmri Lllo sewaktu dia ditawari
abad XV' sebagai berikut:
[o1"" ""*u ^enjadi raja pada t1i111.l11l
"... adapun yang patut memimpin agar
tak dingin (mengayomr]
tak hampa, menyelimuti agar
ialah orang yang mendapat pertoJongan
o-'
TIl
kemamPuan daram
ta, yang .ri"-ititi empat macam
harta benda'
t"f,larrlut,tyu' Pertama' kemampuan pantas'
Kedua,cakap dan teramPil serla Perkataannya
Ketiga, kemampuan iasmaninya :":'I ^tITIll
hati Pada raKyat-
Keeirpat, hemat cermat; bermurah
7,O
.4csaa ?aaal .laaa
7'1.
L
r'.r4<t Taaat -r'44,4
73
z4dc '7*a. 7"44,*4 ,e
berpengetahuan. Singkatnya seorang pemimpin harus me-
miliki sifat jujur untuk melawan sifat ketidakjujurannya,
cendikia untuk menghindari kebodohary merani untuk
menghindari rasa taku! mengayomi untuk menghindari
penderitaan rakya! dan terbuka untuk menghindafi
kepicikan. Dengan demikian seorang pemimpin dalam
konsep kadisional ini menunjang keseimbangan dalam
segala asPeknya.
Semua konsep yang telah diuraikan di atas dalam
konteks lokal, nilai dan semangat leluhur Bugis-Makassar
yang tertuang dalam Lontara' dan.konsep Tomanurung
dapat diaplikasikan bersama-sama, karena ,..-"
-".r1
dasar keduanya memberikan konsep yang sangat berarti
dan penting untuk dipahami dalam kehidupan bait seb_
agai pemimpin maupun sebagai rakyat. pola kepemimpi
nan leluhur begitu sederhana namun mampu menciptakan
suasana aman dan sejahtera bagi rakyatnya. pola kepe_.
mimpinan yang berlandaskan pangadereng adalah kunci
sukses raja dalam meririmpin kerajaan.
Konsepkonsep kepemimpinan yang ditanamkan pa_
-
da seorang pemimpin di atas merupakan nilai-nilai luhur
yang menjadi pedoman hidup masa lampau untuk di
refleksikan pada masa ini, dan diwariskan untuk masa de_
pan generasi muda yang akan datang. Karena itu, kearifan
lokal (local wisdoi) dalam hal ini menladi penting.
72
Aa&i t7aq-
K.44.44 ,e
i
! b. Warani (Ksatria)
{ Seorang pemimpin seharusnyamemiliki sifat ini,
yang bermakna berani mengambil tindakan
untuk
meniaga kesetabilan pemerintahan. Keberanian
l san-
gat diperlukan dalam pemerintahan
karena apabila
I
Tgt-g pemimpin tidak warani, maka dengan mu-
dah dipengaruhi oleh orang lain atau leUlh
bawahannya. Konteks warani berarti
lluh oleh
I
berani bertindak
dan berani mengambil resiko.
c. Lentpuk (Kejujuran)
Dalam perkataan Bugis jujur diseb tt lempuk.
Menurut
arti logatnya jujur sama dengan lurus sebagai
lawan
dari bengkok. Dalam berbagai konteks,.di
kulanya
1
kata ini berarti ikhlas, benar, bailg atau adil.
Ketiia
Tociung cendikiawan Luwu dimintai nasihatnva
oleh
calon raja (datu) Soppeng, La Manussa Toakkarae.,g,
beliau menyatakan berbuat jujur; memaafkurr or-i
yang berbuat salah kepadanya, dipercaya lalu tai
curang. Sejalan dengan perkataan Kajaolaliddong
ce_
dekiawan Bone menjelaskan kejujuran ketika ditJnva
oleh raja Bone mengenai pokok pangkal keitmuan.
Jangan mengambil tanaman yang brk"o t"r,u^ur, r,
jangan mengambil barang-barang yang bukan
barang-
barangmu, bukan juga pusakamu,
langan mengeluai-
kan karbau dari kandangnya kalau bukan karbiaumu,
juga kuda yang bukan kudamu, jangan mengambil
kayu yang disandarkan kalau bukan ku-, yuig *"_
nyandarkannya, jangan juga kayu yang sudah dicetak
ujung pangkalnya yang bukan kamu mencetaknya.
d. Assitinajang(Kepatutan)
Kata ini berasal dari kata tinaja yang berarti cocolg ses-
uai, pantas atau pattt. Lontarak mengatakan: ,,duduki
74
Ze4aza Tatal. y'<a<.
6 Lihat juga Andi Ima Kesum4 E,os Erterprcnew Pelout Bugis (lvlengungkap
Makna Filosof Orang Bugis tli Tamlt Mclayt). Makalah disampaikan di PPs
UIN Alaudin-Mei-2013.
75
ttr41 1ra4 @ ,c/
6 l,ebih
ielas lihat Rahnun Rahin Nilai-Mlai Uta,r.a kbuddyan Bugis
(Makassar: I-embaga Penerbit Unhat 1985).
76
.4eqaa '7ata4 '4aa'<
h;ot ':lI1
::*fl .Y*,,Lf "ll"j"'ffidisambut
1,1,,'"1,
dimaksuoKar
BCendekia" yang sulit
6raxun, tidak ada pembicaraanlemah lembut lagi per-
E-^.- u,--kara vans baik dan
E#;;;; n sedungkan vang dinamak-
'' r "ni"i"'
'-- Saik' pikiran benar' tingkah
-G- iuiur ialah PerDuaran
Ern r
' Tuhan' DisamPing itu
E ,laku' soPan lagr taKur ''^rada
!(cl
Effi;;;;#serins dilihat dalam bahasa Makassar
berarti *'* d:ilT
E t"";;;'il J l''o'"on"o" vang orang y*g *-"I1".
F 1""," i"rr." bahasa Bugis. Jadi
E i*im**r*'*****rml
hikmah arif '
E Pikir atau ahli
E Kepatuhan kata; k"PuTry:k:::l-
f, Bicaranna Latoa (Lontarak)' tinaja yang berarh cocoK'
E i".-, 0""y"*" terasal dariMengambil sesuatu. darr
E t*"n,'r"it*t atau Patut' sesuatu pada temPatnya'
-
r
77
*.
.r'e7a<a'7a.<a4- -4,<'t"t
mendasar
a generasi muda kita, terdapat Pertanyaan
g penting untuk diiawab, karena semua
memiliki dasar
sesuatu tersebu t dianggaP PentinS'
PertanYaan
lokal terse-
asar tersebut adalah, mengaPa kearifan
Tentu dalam
perlu ditanamkan Pada era global ini?
ini akan banYak jawaban Yang muncul untuk
men-
I wan Salman6T misalnYa
i l ab pertanyaan tersebut. Darma
askan bahwa Pentingny a kearifan
lokal tersebut
am hal ini bagi generast mu da),
paling tidak terdaPat
hal mengaPa kearifan ini Penting
untuk ditanamkan,
I
itu sebagai berikut:
Pertama, Penanaman kearifan
lokal seba Ear Penana-
konteks kePe-
budi baik bagi individu/ aktor' Dalam
sebelumnYa bahwa
mimPinan, sePerti Yang diielaskan
banYak sekali konseP-kon-
dalam kearifan lokal Yang ada
sangat Penting untuk dimiliki
eep kePemimPinan yang
adanya korseP acca, warant,
generasi muda kita, seperti
lempuk, dan lain sebagainYa
di atas su dah cukuP menjadi
penanaman budi baik tersebut'
Ped oman sebagai basis modal
Ked a, artikulasi kearifan lokal lokal
koherensi sosial' Kearifan
sosial unruk menegakkan
ta sosial Yang kePatuhan
adalah sumber norma, ialah Prana
Ialah bagian dari unsur Yang
kepadanYa karena kerelaan'
diri mewujud-
secara inlormal daPa t mengkoordinasikan
elas bahwa beberapa konseP
kan tui uan bersama- Hal irul
mamPu diartikulasikan Pada
kepemim pinan di atas iika datang
gemerasl mu da yang akan
saat ini, mauPun untuk
sangat Penting un-
jelas meruPakan sumber norma Yang
tuk ditegakkan'
t
nn
78
.1-,----.
,h4. 1r..4 Ka4,rr4 ,e
80
.r'e9aza ?at& -r'az<,,z
I
I
I
81
a
t *
I r'l I
727
z4*.4i 1*a, X.ar.*a U
728
'4'rdq'7a41 '/'1144
2006; Manusia
Antronoloqi Luwu, (Kumpulan Tulisan)'
Selatan
il"*..tf ,ooz; iiarah Pendidikan Sulawesi
;"0:;;;."^r,,
J;;"1,2005; NaPas Budava
dari rimur Nusan-
dll'
o* frf"***-f.ombok Arga Puii Press'
129