PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Beberapa hari yang lalu kami siswa kelas X IPS 2, 3 dan 4 SMA NEGERI 1
SENDANA berkesempatan mengunjungi salah satu tempat bersejarah di daerah
mandar yakni makam RAJA-RAJA dan Hadat Banggae yang terletak di Lingkungan
Cilallang kelurahan Pangali – Ali kecamatan Banggae Kab. Majene Provinsi
Sulawesi Barat.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana sejarah Makam Raja raja dan Hadat Banggae?
2. Bagaimana sejarah Kerajaan Banggae?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas diatas maka tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui sejarah Makam Raja-Raja dan Hadat Banggae
2. Mengetahui sejarah Kerajaan Banggae
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
makam ini, saat itu pemerintah melalui pihak balai arkeologi belum menetapkan
aturan untuk melarang orang-orang umum untuk di makamkan di tempat ini. Oleh
karena itu kita masih bisa menemukan beberapa makam orang-orang umum di tempat
ini, namun ia memiliki kawasan tersendiri dan terpisah dari makam para raja.
Semenjak pihak balai arkeologi Sulawesi Selatan mengeluarkan aturan, maka
kompleks pemakaman Raja-Raja dan Hadat Banggae ini di jadikan situs arkeologi,
dan di nyatakan tertutup untuk pemakaman.
Menurut penelian sejarah atau arkeologi, diperkirakan bahwa makam ini telah
ada semenjak ratusan tahun yang lalu yaitu sekitar abad 17. Di dalam kompleks
pemakaman ini terdapat 471 makam yang terbuat dari berbagai bahan seperti batu
padas, batu karang dan balok/papan kayu. Makam di hiasi dengan simbol geometris,
kaligrafi Arab dan bahkan simbol swastika. Keberadaan simbol yang bervariasi
tersebut juga meninggalkan misteri tersendiri tentang bagaimana simbol Islam dan
Hindu dapat ditemukan di situs pemakaman yang sama. Detail Batu nisan Makam
Raja-Raja dan Hadat Banggae ini adalah berupa ukiran kaligrafi bertuliskan lafal
”ALLAH” dan ”MUHAMMAD”.Ini menunjukkan pengaruh agama Islam yang kuat
di bumi Mandar. Artinya dapat kita katakan bahwa pengaruh Islam telah masuk ke
wilayah Mandar saat terjadi prosesi pemakaman Raja, terlihat dari ukiran nisan yang
begitu detail tertera di permukaan paling luar batu Padas yang di pahat dengan begitu
sempurna dan juga terdapat simbol yang menyerupai simbol-simbol di candi yang ada
di pulau Jawa. Pada umumnya makam-makam hanya di tandai dengan satu atau dua
batu tegak (Menhir) sebagai penanda dan tanpa badan makam sebagaimana yang di
jumpai pada bentuk makam-makam lainnya di kompleks pemakaman ini. Menhir-
menhir yang ada memiliki bentuk dan posisi yang khas dan merupakan karakteristik
dari fungsinya yaitu nisan pada makam raja-raja yang pernah memerintah di daerah
itu sebelum masuknya Islam. Jumlah menhir yang terdapat seluruhnya berjumlah 11.
Seluruh menhir yang ada pada kompleks ini terbuat dari batu, serta dalam kompleks
ini juga terdapat makam berukuran cukup besar yang tingginya melebihi manusia
dewasa. Tinggi makamnya sekitar 2 sampai 2,5 meter, merupakan makam yang di
3
peruntukkan bagi kaum Maraqdia atau raja dan bangsawan di Banggae. Saat ini
kompleks Makam Raja-Raja dan Hadat Banggae telah terdaftar sebagai Cagar
Budaya menyusul konservasi yang terus di lakukan.
4
Raja Banggae yang bernama Mulla Panggandang To Matindo di Banggae dan
para kerabatnya.
Di sisi kiri kompleks makam kita akan di sambut pos penjagaan dari pihak
pengelola, Jika ingin masuk ke dalam kompleks makam maka kita wajib membayar
retribusi sesuai yang telah di tetapkan oleh PERDA Nomor 12 Tahun 2010. Untuk
orang dewasa retribusinya sebesar Rp.3000 dan untuk anak-anak sebesar Rp.2000
Di sisi kanan terdapat sebuah rumah singgah/rumah informasi, bagian depan
rumah menghadap kearah makam dengan sisi yang menghadap ke lautan. Karena
mulai di kelola pihak pemerintah maka kemudian dalam kompleks makam disediakan
beberapa gazebo. Di bagian pinggiran makam kita dapat melihat bagian laut
kabupaten Majene mulai dari Pantai Dato di Lingkungan Baurung, Parappe, Binanga,
Lingkungan Pangali-Ali dan Buttu Salabose. Singkat kata lokasi ini saangat strategis
untuk melihat bagian laut dan gunung di kabupaten Majene.
5
dalam sistem pemerintahan inilah merupakan cikal bakal terbentuknya kerajaan
banggae.
Dalam sistem pemerintahan karajaan Banggae di pimpin oleh seorang
Maraqdia Toa yang di pilih langsung oleh banua kayyang. Maraqdia Toa di bantu
oleh seorang Maraqdia Lolo yang bertanggung jawab dalam pertahanan dan
keamanan di kerajaan Banggae di samping, kedua Maraqdia tersebut ada 10 Sokko
yang membantu yang di pilih dan diberhentikan oleh raja pada acara resmi kerajaan
Banggae.
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini, Kami dapat menyimpulkan bahwa situs MAKAM RAJA -RAJA
HADAT BANGGAE tidak hanya memiliki nilai sejarah yang mendalam tetapi
juga pemandangan yang indah.Jadi sebagai warga Majene yang baik sudah
sepantasnya kita menjaganya agar tetap utuh sehingga generasi selanjutnya dapat
melihatnya.
B. SARAN
Kami sebagai penyusun dengan segala keterbatasan menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Papan informasi tentang Makam Raja-Raja dan Hadat Banggae di Makam Raja-
Raja dan Hadat Banggae.
-https;//lifeskill.okezone.com/read/2013/11/02/408/menggali-sejarah-makam-di-
atas-bukit-majene.Tanggal akses web 28 Februari 2019.
-https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/banggae-majene-
kerajaan-sul-barat-kab-majene/.Tanggal akses web 28 Februari 2019.
-https:kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbsulsel/kompleks-makam-raja-raja-
banggae-ondongan-sebagai-bukti-sejarah-kerajaan-banggae-di-kab-
majene/.Tanggal akses web 28 Februari 2019.
-https:sultansinindonesieblog.wordpress.com/sulawesi/banggae-majene-kerajaan-
sul-barat-kab-majene/.Tanggal akses web 28 Februari 2019.
8
LAMPIRAN 1
GAMBAR