Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1.................................................................................................................. Latar Belakang
.................................................................................................................
1.2.................................................................................................................. Rumusan Masalah
.................................................................................................................
1.3.................................................................................................................. Tujuan Khusu
Penilitian..................................................................................................
1.4.................................................................................................................. Manfaat
Penelitian.................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
2.1 Budaya Je’ne-Je’ne Sappara…………………………………………..
2.2 Sejarah Je’ne-Je’ne Sappara....................................................................
BAB 3 METODE PENELITIAN ......................................................................
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................
3.2 Subjek Dan Objek Penelitian .................................................................
3.3 Setting Penelitian....................................................................................
3.4 Data Penelitian…………………………………………………………
3.5 Teknik Penelitian ...................................................................................
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................
4.1 Anggaran Biaya ......................................................................................
4.2 Jadwal Kegiatan .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................
Lampiran 1 Bidoata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping ......................
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas .......
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan adalah kekuatan bangsa dengan segala ragam kekayaan nilai, satu di antaranya dapat
kita lihat dalam upacara adat dan kesenian. Oleh karena itu, kita perlu membangun kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga dan melestarikan keaslian kebudayaan tradisional bangsa, agar tidak
“dilengserkan” oleh kebudayaan asing.Keberagaman budaya Indonesia memiliki  daya tarik tersendiri.
Kita tahu bahwa kebudayaan menjadi tolok ukur kreativitas dan produktivitas manusia dalam
kehidupannya. Pembangunan kebudayaan ditujukan untuk mengingatkan harkat dan martabat  manusia,
jati diri, kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri, kebanggaan nasional, serta memperkokoh jiwa
persatuan dan kesatuan bangsa sebagai cerminan pembangunan yang berbudaya dan menjunjung tinggi
nilai–nilai kemanusiaan.

Kali ini saya ingin mengajak pembaca untuk mengenal tradisi di satu Kabupaten di Sulawesi Selatan,
yakni Kabupaten Jeneponto. Jarak tempuh dari kota Makassar sekitar 90 km. Kabupaten Jeneponto
memiliki kearifan lokal yang sangat terkenal, yaitu “jene-jene sappara”. upacara pesta adat, dalam hal ini
upacara adat Je’ne Je’ne Sappara atau yang biasa disebut dengan mandi mandi bulan sapar, merupakan
suatu tradisi yang ada dibeberapa daerah di Kab. Jeneponto dan biasanya di gelar sekali setahun
khususnya pada bulan sapar. Salah satu daerah yang merayakan tradisi ini adalah kecamatan Tarowang.
Pesta adat ini digelar di pantai laut Desa Balang loe Tarowang (Baltar) Awalnya, tradisi ini dilakukan
sesuai dengan keyakinan masyarakat yang menganutnya secara turun-temurun. Upacara adat ini
dilakukan sebagai  ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Balangloe Tarowang atas segala limpahan
rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa dan juga merayakan kemenangan kerajaan Tarowang oleh Kerajaan
Majapahit. “Je’ne’- je’ne’ Sappara sendiri merupakan upacara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat
untuk merayakan kemenangan Kerajaan Tarowang atas Karajaan Majapahit,”kata Panitia Mustamin kr
Kulle, di lokasi pesta adat. Selasa (23/10) malam.

Tokoh masyarakat Desa Balalngloe Tarowang, Asiz Genda, mengungkapkan bahwa  jene-jene


sappara merupakan salah satu ikon Kabupaten Jeneponto. Upacara adat ini terdiri atas serangkaian ritual,
yakni a’muntuli riballa karaenga,  appasempa, a’lili’,a’rurung kalompoang, (Mengarak benda Pusaka),
dengka pada, (Tumbuk Lesung), Tarian Pakarena, (Pertunjukan Tari Pakarena), Parabbana, (Permainan
musik Qasidha) Pagambusu, (Perunjukan musik gambus) dan Pa pui’-pui, (Pertujukan suling adat).

Selain itu juga digelar Paolle, pa’batte jangang, (Sabung ayam), a’sempa’raga, (sepak takraw) a’je’ne-
je’ne, (mandi mandi) dan ammanyukang kanrangang (melarung sesajen ke laut).Pesta adat Je’ne je’ne
Sa’ppara dihadiri seluruh keturunan raja Tarowang, baik yang tinggal di dalam kabupaten Jeneponto
maupun yang kini berdomisili di luar.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka ada beberapa rumusan masalah yang muncul, yaitu:
1. Bagaimana cara masyarakat desa Balangloe Tarowang untuk tetap melestarikan tradisi ini?
2. Bagaimana persepsi masyarakat tarowang dalam memaknai budaya je’ne-je’ne sappara yang
dianut?
3. Bagaimana kesiapan masyarakat desa Balangloe kecamatan tarowang terhadap budaya modern
yang mulai mengikis kearifan lokal?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui cara masyarakat desa Balangloe untuk tetap melestarikan tradisi je’ne je’ne sappara
2. Mengetahui persepsi masyarakat tarowang dalam memaknai budaya
3. Mengetahui kesiapan masyarakat terhadap budaya modern yang mulai mengikis kearifan local

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

Secara teoritis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai kajian
pendidikan sejarah

2. Sebagai informasi, bahan bacaan dan pembanding bagi penelitian sejenis di masa yang akan dating

Secara Praktis

1. Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan rasa bangga dan memiliki terhadap tradisi je’ne-je’ne
sappara yang ada di Kecamatan Tarowang kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, juga

2. Sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil dari pemikiran mengenai tradisi Je’ne-Je’ne Sappara ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21. Budaya Je’ne-Je’ne Sappara
Kebudayaan adalah kekuatan bangsa dengan segala ragam kekayaan nilai, satu di
antaranya dapat kita lihat dalam adat dan kesenian. Oleh karena itu, kita perlu membangun
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan keaslian kebudayaan
tradisional bangsa, agar tidak “dilengserkan” oleh kebudayaan asing.
Kali ini, kami ini mengajak pembaca untuk mengenal tradisi di satu kabupatn di Sulawesi
Selatan, yakni Kabupaten Jeneponto. Jarak tempuh 90 km. Kabupaten Jeneponto memiliki
kearifan local yang sangat terkenal, yaitu “Je’ne-Je’ne Sappara”.
Upacara ada Je’ne-Je’ne Sappara yang artinya Mandi-mandi di bulan Safar, merupakan
satu diantara rangkaian ritual adat yang dilakukan dengan cara menceburkan diri secara bersama-
sama di pantai Balangloe Tarowang. Ritual yang dilaksanakan Sebelum masuk waktu solat
Zhuhur ini telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu.
Je’ne-je’ne Sappara dilakukan selama satu pecan, ditambah dengan persiapan-persiapan
upacara adat teresebut. Puncaknya dilakukan pada tanggal 14 Safar tahun Hijriah. Seluruh warga
desa Balangloe Tarowang, mengikuti upacara ini. Bahkan warga desa yang sudah merantau ke
daerah lain pun akan pulang upaya bias menghadiri kemeriahan upacara ini.
Lalu apa makna simbolik dalam je’ne-jene Sappara ini? Tokoh masyarakat Desa
Balangloe Tarowang, Asiz Genda, mengungkapkan bahawa Je’ne-Je’ne Sappara merupakan
salah satu ikon Kabupaten Jeneponto. Upacran ada ini trdiri atas serangkaian ritual, yakni
a’muntuli riballa karaeng, a’lili, a’rurung kalompoang, dan pakarena

2.2 Sejarah Je’ne-Je’ne Sappara


Tarowang sangat subur dan cukup terkenal karena negeri ini terdiri dari 3 dimensi yaitu: gunung,
darat, dan lautan. Yang lazim disebut babana binagayya atau babana tarowang.
Negeri ini dipimpin oleh seorang raja yang bergelar karaeng Allu, keturunan karaeng tambangngallu di
Allu.
Pada abad ke 15, kerajaan majapahit ingin menguasai kerajaan di semenanjung kerajaan Malaya, pernah
menaklukan kerajaan Bali dan Bone di Sulawesi selatan. Bersamaan dengan itu, ingin pula menaklukan
kerajaan turatea yang dipimpin oleh sultan solo dari kerajaan majapahit. Pada masa kejayaan kerajaan
Majapahit yang diperkirakan pada abad ke 15 ada kapal atau perahu yang menuju pantai taroang lengkap
dengan ala peraganya. Pada saat itu, sempat dilihat oleh masyarakat di perkampungan nelayan, para
nelayan tersebut langsung menghadap dan melaporkan hal tersebut kepada Raja terhadap apa yang
dilihatnya. Perkampungan nelayan diberi nama dan disebut Pao dengan dasar kata tumapao. Dengan
mendengar perkataan rakyatnya karaeng Allu langsung mengajak rakyatnya menuju di perkampungan
nelayan dipesisir pantai, ketika itu sang purnama menempatkan cahaya dan kebutulan diperkampungan
nelayan tersebut para nelayan sedang panen ikan bale rame karena sejak dahulu nelayan tak pernah
ketinggalan bawa barang pangganda atau kalewang untuk melaut. Dan rakyat yang menyaksikan
kedatangan kapal tersebut telah dibagikan ikan balle-balle yang bentuknya menyerupai kalewang(parang)
berkilauan diterpa sinar bulan purnama.
Kapal perang yang akan berlabu dibawah pimpinan karaeng jawayya yang bernama Sultan Soul dan
semua tentara yang datang dari pulau jawa menyangka bahwa kedatangan mereka adalah untuk
menyerang dan menguasai kerajaan ditanah Tamalatea telah disambut dengan pagar betis layaknya betul-
betul siap perang dengan kalewang (parang) di tangan rakyat siap menerkam. Disinilah keinginan untuk
menguasai tanah turatea reda bahkan hilang sama sekali. Pasukan yang dipimpin oleh sultan Soul
akhirnya menyerah apalagi perahu mereka sedang pecah menyerahnya mereka tanpa melakukan
perlawanan hanya takut menghadapi ikan balle-balle karena disangka kalewang beribu-ribu jumlahnya.
Maka sultan soul membuat pernyataan saya menyerah atau mengaku kalah akan tetapi saya meminta
tmpat barang dan buat pasukan saya dan segubangan kerbau kemudian sebelum barang-barang saya
diturunkan saya ingin mengetaui kerajaan apa gerangan yang akan saya pijak dengan menggunakan
bahasa jawa. Sang raja adalah penguasa apa saja yang diperintahkan harus dipatuhi oleh rakyatnya.
Karaeng allu berteriak “taroangngi barangna” atau “turunkan barangnya” berarti menyetujuai permintaan
sultan soul, akan tetapi sultan soul salah mengerti mereka menyangka kerajaan taroang dan pada saat itu
karaeng allu diberi gelar karaeng taroang dan sebaliknya sultan soul diberi kareang jawayya yang berarti
raja dari pulau jawa. Setelah sultan soul mengetahui bahwa permintaannya dikabulkan maka mereka
mengambil sehelai kulit kerbau lalu diris-iris memanjang menyerupai tali dan sekarang disebut darrwisi
dan dibentangkan kulit kerbau tersebut sebagai batas wilayahnya. Tepat disebelah barat sungai yang
bercabang 3 yang disebut tangkana. Disnilah mereka menetap dan mengatur pasukannya untuk
mengadakan perang dengan kerajaan bantaeng. Kerajaan batam pada saat itu sempat dikalahkan dan
kembali karaeng jawayya ingin mnguasai kerajaan tarowang karena menganggap dirinya dapat
menaklukkan negeri ini dengan mudah. Sultan soul mengirim tubarani na ke tarowang dengan maksud
ingin mengadakan perang.adapun karaeng tarowang bersama dengan hulubalangnya menjawab
penawaran utusan dari sultan soul dengan tegas bahwa “percuma saja mengadakan perlawanan terhadap
kerajaan yang pernah dikalahkannya hanya saja ingin menghargai tawarannya maka kita mengadakan saja
pertunjukan yaitu kita mengadu tubarani dan barang siapa yang kalah maka kerajaannya dinyatakan
kalah.
Tawaran ini diterima baik dengan sultan soul karaeng jawayya. Maka sepakatlah akan diadakan
pertarungan mengadu manusia pada malam 14 syafar dibawah sinar purnama kedua belah pihak masing-
masing mempersiapkan tubaranina. Tubarani dari taroang menggunakan keris kecil pendek dari kuningan
dan dibubuhi bias beracun hanya tempatnya saja yang besar, sedangkan tubarani dari karaeng jawayya
menggunakan keris besar dan tempat besar sehingga pada saat mecabutnya ia mengalami kesulitan dan
pada saat itu sekejap mata saja tubarani dari jawa terkapar karena pengaruh dari tikaman keris tubarani
tarowang. Dari situlah hingga sekarang diubah menjadi appasempa, dari dahulu jika ada yang meninggal
tidak ada yang namanya tuntutan.
Dari pesta adat Je’ne-Je’ne Sappara merupakan peringatan hari kemenangan masyarakat tarowang
yang dirangkaikan dengan kegiatan: Appakarena tanda kegembiraan, Attoeng (kesempatan mencari
jodoh), A’bendi-bendi (kegembiraan), A’barrisi A’lili sambil membawa lambang kebesaran yang berarti
kerajaan taroang pernah jaya pada jamannya.
Kerajaan taroang dikenal dengan adat sampulo anrua dan 4 hulubalang .
1. Aruojong (tumangngaru)
2. Ta’nika di balangloe (ahliojong)
3. Toa allo
4. Janna bontoa (pemangku kala’birang).
Ta’bika pernah kecewa karena rumahnya ditegur oleh sombayya ri gowa, pada waktu kecewa
ta’bika meninggalkan tarowang dan mereka tinggal di pulau sumbawa. Pada saat itu banyak dari kalangan
masyarakat yang sudah dari kalangan dewasa belum di sunat. Bahkan pernah terjadi bencana yaitu
masyarakat diserang muntaber. Kala itu belum ada dokter atau perawat yang ada hanya dukun, kehadiran
ta’bika sangat diharapkan ditengah-tengah masyarakat. Maka ta’bika kembali dengan minyak
sumbawanya. Kareng tarowang bersama rakyatnya sangat gembira. Sebagai tanda kegembiraan sang raja
pesta adat ini penyelenggaraannya dipercayakan kepada ta’bika yang dirangkaikan dengan pengobatan
massal. Sejak saat itulah perayaan pesta je’ne-je’ne sappara sepenuhnya dipercayakan kepada ta’bika.
Yang sekarang bukti kebenaran garis kerajaan tarowang adalah kuburan karaeng jawayya atau sultan soul
terletak di antara sungai bontorappo dan likusara, Lambang kerajaannya sebuah patung manusia terbuat
dari kayu, Kuburan kareng allu terletak diantara sungai likusara dan sungai allu atau galungloe

Masyarakat taroang melestarikan tradisi ini dengan kepercayaannya saja, mereka percaya
meskipun mereka jauh dimanapun mereka harus kembali kekampung halaman (tarowang) untuk
merayakan Je’ne- Je’ne Sappara karena jika tidak mereka percaya konon mereka akan mendapat bala atau
musibah. Masyarakat tarowang juga tidak pernah melupakan tradisi tersebut apalagi dijaman ini, dimana
masyarakat semakin modern dan teknologi semakin canggih tetapi hal tersebut tidak mengikis budaya
tarowang karena masyarakatnya tetap fokus untuk melestarikan tradisi tersebut. pemerintah juga tidak
pernah melarang sebab itu merupakan budaya asli, kapan budaya asli menghilang maka sudah tidak ada
lagi arti derajat bagi seseorang. Masyarakat tarowang juga berharap pemerintah dapat memberi
pendanaan dan mengurus lebih lagi terhadap tradisi Je’ne- Je’ne Sappara dan juga kepada masyarakatnya
sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian

Metode Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah
penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir
dengan sebuah teori. Sedangkan Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

2.2 Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini mengenai tradisi kebubudayan Je’ne je’ne sappara yang masih dilestarikan
oleh masyarakat Tarowang, Kab. Jeneponto dan menjadi identitas wilayah tersebut. Objek dari penelitian
ini adalah tradisi kebudayaan Je’ne je’ne sappara.

2.3 Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Tarowang Kab. Jeneponto. Dan akan terjung langsung kewilayah
tersebut untuk mencari lebih dalam data mengenai tradisi kebudayaan Je’ne-je’ne sappara serta
mengambil data dari berbagai lini masa atau internet.

2.4 Data Penelitian

Data dari penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Sumber data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah dari observasi dan wawancara secara tertulis dan non tertulis.

2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan yaitu teknik
wawancara.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Berikut adalah biaya dibutuhkan dalam pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiwa ini
adalah:

No Jenis Pengeluaran Biaya(Rp)


.
1 Perlengkapan Yang diperlukan Rp. 116.000
2 Perjalanan Rp.20.000
jumlah Rp.136.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Program Kreatifitas Mahasiswa pengembangan Riset (PKM-R) ini direncanakan akan
dilaksanakan selama 2 (dua) minggu. Adapun perincian kegiatan yaitu sebagai berikut:
No. Jenis kegiatan Minggu
1 2
1 Menyusun instrument *
2 Membuat surat isin penelitian *
3 Membuat pedoman wawancara *
4 Melakukan wawancara *
5 Menyusun laporan Jjj *
6 Menulis laporan *
7 Mengirim artikel *
DAFTAR PUSTAKA

Nurul Fitrah Yani :Bentuk Ritual Budaya jJekne Sappara

GURUPENDIDIKAN.COM : https://www.gurupendidikan.co.id/metode-penelitian-kuantitatif/
Oki Sugianto : https://binus.ac.id/bandung/2020/04/penelitian-kualitatif-manfaat-dan-
alasan-penggunaan/
Fely R : http://www.smkabdurrab.sch.id/artikel/106-metode-penelitian-pengertian-
tujuan-jenis#:~:text=Pengertian%20Metode%20penelitian%20adalah%20langkah,data%20yang%20telah
%20didapatkan%20tersebut.&text=Dan%20selanjutnya%20akan%20kami%20jelaskan,metode
%20tentang%20penelitian%20secara%20terperinci.
Wong_njawa : http://sugenkurniawan.blogspot.com/2011/02/contoh-proposal-penelitian-
budaya.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Biodata Ketua TIM

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ria Bijeandri Syahrir

2 Jenis Kelamin Perempuan


3 Program Studi Manajemen

4 NIM 1993142080
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jeneponto, 9 Mei 2001

6 Alamat E-mail Anrianri1314@gmail.com


7 Nomor Telepon/HP 085256527706

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

Kegiatan CTB KOPMA 17-18 Oktober 2020, Gedung


1 Peserta
UNM Bahasa Arab UNM

2
3

4
5

6
C. Penghargaan Yang Pernah Diterimah

No
1

2
3

4
5

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalan
pengajuan PKM-RSH.
Makassar, 19 Februari 2021
Ketua

Ria Bijeandri Syahrir

Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Nurul Islamiyah

2 Jenis Kelamin Perempuan


3 Program Studi Manajemen

4 NIM 1993142088
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bulukumba, 05 Oktober 2000

6 Alamat E-mail Nuruliswat05@gmail.com


7 Nomor Telepon/HP 08135130001

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

1
2

3
4

5
6

C. Penghargaan Yang Pernah Diterimah

No

1
2
3
4

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalan
pengajuan PKM-RSH.

Makassar, 19 Februari 2021


Anggota 1

Nurul Islamiyah
Biodata Anggota 2

D. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Abraham Kasy Alasadi

2 Jenis Kelamin Laki-Laki


3 Program Studi Ekonomi Pembangunan

4 NIM 200906502027
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pare-Pare, 8 maret

6 Alamat E-mail aldiabrahamkasy@gmail.com


7 Nomor Telepon/HP 08529866186

E. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

1
2

3
4

5
6

F. Penghargaan Yang Pernah Diterimah

No

1
2

3
4

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalan
pengajuan PKM-RSH.
Makassar, 19 Februari 2021
Anggota 2

Abraham Kasy Alasadi


Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Zainal Ruma, S.Pd., M.M

2 Jenis Kelamin Laki-Laki


3 Program Studi Manajemen

4 NIP/NIDN 0010107509
5 Tempat dan Tanggal Lahir Gowa, 10 Oktober

6 Alamat E-mail 082177770997z@gmail.com


7 Nomor Telepon/HP 082177770997

B. Riyawat Pendidikan

Gelar Akademik Sarjana S2/Megister S3/Doctor


Nama Institusi

Jurusan/Prodi
Tahun Masuk-Keluar

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


1. Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS


1 Manajemen Stratehljik Wajib 3
2 Sistem Informasi Manajemen wajib 3
3 Pengantar Manajemen Wajib 3
4 Pengantar Bisnis Wajib 3
5 Kepemimpinan Pilihan 3
6 Teori Pengambilan Keputusan Wajib 3
7
8
9
10

2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Rantai nilai sebagai basis strategi pada usaha
DIPA Universitas
kecil batu bata di kacamatan Bontonompo 2017
Negeri Makassar
selatan kabupaten Gowa
2 Pengaruh strategi biaya terhadap kinerja usaha
DIPA Universitas
pada usaha kecil batu bata di kecematan 2016
Negeri Makassar
Bontonompo
3 Pengaruh Strategi biaya terhadap kinerja usaha
DIPA Universitas
pada usaha kecil batu bata di kecematan 2015
Negeri Makassar
Bontonompo selatan
4 Pengaruh pajak kendaraan bermotor terhadap
PNBP Universitas
pendapatan daerah Sulawesi Selatan di kota 2015
Negeri Makassar
Makassar

3. Pengabdian Kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun


1 Pelatihan enerapan metode pemasaran sebagai
upaya untuk miningkatkan daya saing usaha
PNBP Universitas
mikrokecildan menengah (UMKM) di Desa 2013
Negeri Makassar
Gentungan kecematan Bajeng Barat kabupaten
Gowa
2 IbM Karya Tulis Ilmiah pada Siswa SMK PNBP Universitas
2012
Saribuan, Makassar Negeri Makassar
3 IbM pelatihan internet pada mahasiswa PNBP Universitas
2012
penyetaraan kabupaten Takalar Negeri Mkassar
4
5

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuiaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalan pengajuan PKM-RSH.

Makassar, 19 Februari 2021


Dosen Pendamping
Zainal Ruma, S.Pd., M.M
NIP. 0010107509
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran
Jenis Pengeluaran Volume Biaya Satuan (Rp) Nilai (Rp)
1. Kebutuhan Kegiatan Virtual
a. Sewa Kuota Internet 1 Rp. 40.000 Rp. 40.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.40.000
2. Bahan Habis Pakai
a. Hand sanitizer 2 Rp. 25.000 Rp. 50.000
b. Masker 1 Rp. 26.000 Rp. 26.000
SUB TOTAL (Rp) Rp.76.000
3. Perjalanan
a. Perjalanan melakukan 1 Rp.20.000 Rp.20.000
wawancara
SUB TOTAL (Rp) Rp.20.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) Rp. 136.000
(Terbilang Seratus Tiga Puluh Enam Ribu Rupiah)
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama / NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/min
ggu)
Penanggung jawab
penelitian, menyusun
Ria Bijeandri rencangan penelitian,
9 jam/
1 Syahrir/1993 Manajemen Ekonomi mengurus surat izin
Selasa
142080 penelitian, mengolah
data dan menyusun
laporan
Nurul Meyiapkan peratan
8 jam/
2 Islamiya / Manajemen Ekonomi pendukung penelitian,
Selasa
1993142088 dan wawancara
Abraham Melengkapi penelitian,
Kasy Alasadi Ekonomi menyusun rancangan
8 Jam/
3 / Pembanguna Ekonomi penelitian, dan
Selasa
2009065020 n wawancara
27
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Ria Bijeandri Syahrir
NIM : 1993142080
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-RE / PKM-RSH saya dengan judul
“Mengungkapkan Tradisi Je’ne-Je’neSappara di daerah Jeneponto” yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan megembalikan seluruh
biaya yang sudah diterima ke kas Negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Makassar, 19 Februari 2021


Yang menyatakan,

Materai 10.000

Ria Bijeandri Syahrir


NIM. 1993142080

Anda mungkin juga menyukai