Kebudayaan adalah kekuatan bangsa dengan segala ragam kekayaan nilai, satu di antaranya dapat
kita lihat dalam upacara adat dan kesenian. Oleh karena itu, kita perlu membangun kesadaran masyarakat
akan pentingnya menjaga dan melestarikan keaslian kebudayaan tradisional bangsa, agar tidak
“dilengserkan” oleh kebudayaan asing.Keberagaman budaya Indonesia memiliki daya tarik tersendiri.
Kita tahu bahwa kebudayaan menjadi tolok ukur kreativitas dan produktivitas manusia dalam
kehidupannya. Pembangunan kebudayaan ditujukan untuk mengingatkan harkat dan martabat manusia,
jati diri, kepribadian bangsa, mempertebal rasa harga diri, kebanggaan nasional, serta memperkokoh jiwa
persatuan dan kesatuan bangsa sebagai cerminan pembangunan yang berbudaya dan menjunjung tinggi
nilai–nilai kemanusiaan.
Kali ini saya ingin mengajak pembaca untuk mengenal tradisi di satu Kabupaten di Sulawesi Selatan,
yakni Kabupaten Jeneponto. Jarak tempuh dari kota Makassar sekitar 90 km. Kabupaten Jeneponto
memiliki kearifan lokal yang sangat terkenal, yaitu “jene-jene sappara”. upacara pesta adat, dalam hal ini
upacara adat Je’ne Je’ne Sappara atau yang biasa disebut dengan mandi mandi bulan sapar, merupakan
suatu tradisi yang ada dibeberapa daerah di Kab. Jeneponto dan biasanya di gelar sekali setahun
khususnya pada bulan sapar. Salah satu daerah yang merayakan tradisi ini adalah kecamatan Tarowang.
Pesta adat ini digelar di pantai laut Desa Balang loe Tarowang (Baltar) Awalnya, tradisi ini dilakukan
sesuai dengan keyakinan masyarakat yang menganutnya secara turun-temurun. Upacara adat ini
dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Desa Balangloe Tarowang atas segala limpahan
rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa dan juga merayakan kemenangan kerajaan Tarowang oleh Kerajaan
Majapahit. “Je’ne’- je’ne’ Sappara sendiri merupakan upacara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat
untuk merayakan kemenangan Kerajaan Tarowang atas Karajaan Majapahit,”kata Panitia Mustamin kr
Kulle, di lokasi pesta adat. Selasa (23/10) malam.
Selain itu juga digelar Paolle, pa’batte jangang, (Sabung ayam), a’sempa’raga, (sepak takraw) a’je’ne-
je’ne, (mandi mandi) dan ammanyukang kanrangang (melarung sesajen ke laut).Pesta adat Je’ne je’ne
Sa’ppara dihadiri seluruh keturunan raja Tarowang, baik yang tinggal di dalam kabupaten Jeneponto
maupun yang kini berdomisili di luar.
Secara teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan pemahaman mengenai kajian
pendidikan sejarah
2. Sebagai informasi, bahan bacaan dan pembanding bagi penelitian sejenis di masa yang akan dating
Secara Praktis
1. Penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan rasa bangga dan memiliki terhadap tradisi je’ne-je’ne
sappara yang ada di Kecamatan Tarowang kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan, juga
2. Sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil dari pemikiran mengenai tradisi Je’ne-Je’ne Sappara ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21. Budaya Je’ne-Je’ne Sappara
Kebudayaan adalah kekuatan bangsa dengan segala ragam kekayaan nilai, satu di
antaranya dapat kita lihat dalam adat dan kesenian. Oleh karena itu, kita perlu membangun
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga dan melestarikan keaslian kebudayaan
tradisional bangsa, agar tidak “dilengserkan” oleh kebudayaan asing.
Kali ini, kami ini mengajak pembaca untuk mengenal tradisi di satu kabupatn di Sulawesi
Selatan, yakni Kabupaten Jeneponto. Jarak tempuh 90 km. Kabupaten Jeneponto memiliki
kearifan local yang sangat terkenal, yaitu “Je’ne-Je’ne Sappara”.
Upacara ada Je’ne-Je’ne Sappara yang artinya Mandi-mandi di bulan Safar, merupakan
satu diantara rangkaian ritual adat yang dilakukan dengan cara menceburkan diri secara bersama-
sama di pantai Balangloe Tarowang. Ritual yang dilaksanakan Sebelum masuk waktu solat
Zhuhur ini telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu.
Je’ne-je’ne Sappara dilakukan selama satu pecan, ditambah dengan persiapan-persiapan
upacara adat teresebut. Puncaknya dilakukan pada tanggal 14 Safar tahun Hijriah. Seluruh warga
desa Balangloe Tarowang, mengikuti upacara ini. Bahkan warga desa yang sudah merantau ke
daerah lain pun akan pulang upaya bias menghadiri kemeriahan upacara ini.
Lalu apa makna simbolik dalam je’ne-jene Sappara ini? Tokoh masyarakat Desa
Balangloe Tarowang, Asiz Genda, mengungkapkan bahawa Je’ne-Je’ne Sappara merupakan
salah satu ikon Kabupaten Jeneponto. Upacran ada ini trdiri atas serangkaian ritual, yakni
a’muntuli riballa karaeng, a’lili, a’rurung kalompoang, dan pakarena
Masyarakat taroang melestarikan tradisi ini dengan kepercayaannya saja, mereka percaya
meskipun mereka jauh dimanapun mereka harus kembali kekampung halaman (tarowang) untuk
merayakan Je’ne- Je’ne Sappara karena jika tidak mereka percaya konon mereka akan mendapat bala atau
musibah. Masyarakat tarowang juga tidak pernah melupakan tradisi tersebut apalagi dijaman ini, dimana
masyarakat semakin modern dan teknologi semakin canggih tetapi hal tersebut tidak mengikis budaya
tarowang karena masyarakatnya tetap fokus untuk melestarikan tradisi tersebut. pemerintah juga tidak
pernah melarang sebab itu merupakan budaya asli, kapan budaya asli menghilang maka sudah tidak ada
lagi arti derajat bagi seseorang. Masyarakat tarowang juga berharap pemerintah dapat memberi
pendanaan dan mengurus lebih lagi terhadap tradisi Je’ne- Je’ne Sappara dan juga kepada masyarakatnya
sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Metode Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana
peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005). Perbedaannya dengan penelitian kuantitatif adalah
penelitian ini berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir
dengan sebuah teori. Sedangkan Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, yang
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Subjek dalam penelitian ini mengenai tradisi kebubudayan Je’ne je’ne sappara yang masih dilestarikan
oleh masyarakat Tarowang, Kab. Jeneponto dan menjadi identitas wilayah tersebut. Objek dari penelitian
ini adalah tradisi kebudayaan Je’ne je’ne sappara.
Penelitian ini dilakukan di wilayah Tarowang Kab. Jeneponto. Dan akan terjung langsung kewilayah
tersebut untuk mencari lebih dalam data mengenai tradisi kebudayaan Je’ne-je’ne sappara serta
mengambil data dari berbagai lini masa atau internet.
Data dari penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan wawancara. Sumber data yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah dari observasi dan wawancara secara tertulis dan non tertulis.
Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan yaitu teknik
wawancara.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Berikut adalah biaya dibutuhkan dalam pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiwa ini
adalah:
GURUPENDIDIKAN.COM : https://www.gurupendidikan.co.id/metode-penelitian-kuantitatif/
Oki Sugianto : https://binus.ac.id/bandung/2020/04/penelitian-kualitatif-manfaat-dan-
alasan-penggunaan/
Fely R : http://www.smkabdurrab.sch.id/artikel/106-metode-penelitian-pengertian-
tujuan-jenis#:~:text=Pengertian%20Metode%20penelitian%20adalah%20langkah,data%20yang%20telah
%20didapatkan%20tersebut.&text=Dan%20selanjutnya%20akan%20kami%20jelaskan,metode
%20tentang%20penelitian%20secara%20terperinci.
Wong_njawa : http://sugenkurniawan.blogspot.com/2011/02/contoh-proposal-penelitian-
budaya.html
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Biodata Ketua TIM
A. Identitas Diri
4 NIM 1993142080
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jeneponto, 9 Mei 2001
2
3
4
5
6
C. Penghargaan Yang Pernah Diterimah
No
1
2
3
4
5
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalan
pengajuan PKM-RSH.
Makassar, 19 Februari 2021
Ketua
Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri
4 NIM 1993142088
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bulukumba, 05 Oktober 2000
1
2
3
4
5
6
No
1
2
3
4
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalan
pengajuan PKM-RSH.
Nurul Islamiyah
Biodata Anggota 2
D. Identitas Diri
4 NIM 200906502027
5 Tempat dan Tanggal Lahir Pare-Pare, 8 maret
1
2
3
4
5
6
No
1
2
3
4
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalan
pengajuan PKM-RSH.
Makassar, 19 Februari 2021
Anggota 2
4 NIP/NIDN 0010107509
5 Tempat dan Tanggal Lahir Gowa, 10 Oktober
B. Riyawat Pendidikan
Jurusan/Prodi
Tahun Masuk-Keluar
2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Rantai nilai sebagai basis strategi pada usaha
DIPA Universitas
kecil batu bata di kacamatan Bontonompo 2017
Negeri Makassar
selatan kabupaten Gowa
2 Pengaruh strategi biaya terhadap kinerja usaha
DIPA Universitas
pada usaha kecil batu bata di kecematan 2016
Negeri Makassar
Bontonompo
3 Pengaruh Strategi biaya terhadap kinerja usaha
DIPA Universitas
pada usaha kecil batu bata di kecematan 2015
Negeri Makassar
Bontonompo selatan
4 Pengaruh pajak kendaraan bermotor terhadap
PNBP Universitas
pendapatan daerah Sulawesi Selatan di kota 2015
Negeri Makassar
Makassar
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuiaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalan pengajuan PKM-RSH.
Alokasi
Program Bidang Waktu
No Nama / NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/min
ggu)
Penanggung jawab
penelitian, menyusun
Ria Bijeandri rencangan penelitian,
9 jam/
1 Syahrir/1993 Manajemen Ekonomi mengurus surat izin
Selasa
142080 penelitian, mengolah
data dan menyusun
laporan
Nurul Meyiapkan peratan
8 jam/
2 Islamiya / Manajemen Ekonomi pendukung penelitian,
Selasa
1993142088 dan wawancara
Abraham Melengkapi penelitian,
Kasy Alasadi Ekonomi menyusun rancangan
8 Jam/
3 / Pembanguna Ekonomi penelitian, dan
Selasa
2009065020 n wawancara
27
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-RE / PKM-RSH saya dengan judul
“Mengungkapkan Tradisi Je’ne-Je’neSappara di daerah Jeneponto” yang diusulkan untuk
tahun anggaran 2021 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau
sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan megembalikan seluruh
biaya yang sudah diterima ke kas Negara.
Materai 10.000