Dosen :
Disusun Oleh:
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR 2021
1
DAFTAR ISI
SAMPUL..............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………….4
C. Tujuan………………………………………………………………………………….……..4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................5
A. Perilaku Sektor Keuangan Dan Efektivitas Kebijakan Moneter...............................................5
B. Integrasi Kebijakan Moneter Dan Integrasi Makropudensial ………………………………..5
C. Bauran Instrumen Kebijakan ………………………………………………………………...6
D. Implikasi Pada Mandat Kebijakan Bank Seentral…………………………………………….8
BAB III..............................................................................................................................................9
PENUTUP..........................................................................................................................................9
KESIMPULAN..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diskusi mengenai isi stabilitas keuangan menjadi sama penting nya dengan isu stabilitas
moneter sejak awal tahun krisis keuangan global tahun 2008/09.Berdasarkan literatur,terdapat
berbagai definisi terkait stabilitas moneter dan keuangan.Definisi stabilitas keuangan yang
diterima secara luas di kalangan akadenis dan bank sentral,di artikan sebagai suatu kondisi
yang menjamin pencapaiaan stabilitas harga,yaitu harga yang rendah dan stabil (subdued
inflation).Dasar factual ini terletak pada peran penting perubahan harga dalam proses
penyesuaian keputusan oleh pelaku ekonomi.
Sementara itu,hubungan antara stabilitas moneter dan stabilitas keuangan juga perlu
didefinisikan secara jelas.Keduanya bersifat saling melengkapi (complement) ataukah saling
berlawanan satu sama lain (pengganti/substitute),yang berarti terdapat trade-off antara
keduanya.Pandangan konvensional menyatakan bahwa stabilitas moneter mendukung
stabilitas keuangan.
Argumen tersebut konsisten dengan suatu hubungan terbaik,dimana krisis perbankan akan
memicu ketidakstabilan moneter.Dalam hal ini twin crises yang melibatkan system perbankan
dan nilai tukar akan menghasilkan dampak kebijakan moneter yang tidak terduga atau bahkan
terbalik (Goldfajn dan Gupta,2001).
Bab ini membahas isu tentang keterkaitan antara stabilitas moneter dan keuangan dari
prespektif kebijakan bank sentral.Setelah bagian pendahuluan ini,bagian kedua akan
menyajikan perilaku sector keuangan dan efektivitas kebijakan moneter,terutama pada
karakteristik sector keuangan yang berpotensi memperburuk ketidakstabilan makroekonomi
dengan mengembangkan fluktuasi output (prosiklikalitas) dan implikasinya pada cara kerja
kebijakan moneter.Bagian ketiga menguraikan pentingnya integrasi kerangka kerja stabilitas
moneter dan system keuangan ,termasuk penerapan kerangka kerja makroprudensial di
beberapa negara.Bagian selanjutnya menjelaskan bauran instrument kebijakan sebagai strategi
utama untuk mengimplementasikan kerangka kerja stabilitas system moneter dan
keuangan,dan memaparkan berbagai variasi tujuan keijakan,serta mengeksplorasi beberapa
aspek teknis dari implementasinya.Bagian terakhir memberikan kesimpulan dan
implikasi,terutama mengenai penyesuaian mandate bank sentral dan konsikuensinya pada
pengelola kebijakan.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku sektor keuangan dan efektifitas kebijakan moneter?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang apa itu linkage stabilitas moneter dan system keuangan!
2. Untuk mengetahui sektor keuangan dan efektivitas kebijakan moneter!
3. Untuk mengetahui integrasi kebijakan moneter dan makropudensial!
4. Untuk mengetahui variasi respon bauran kebijakan!
5. Untuk mengetahui implikasi pada mandat kebijakan Bank Sentral
BAB II
PEMBAHASAN
Prosiklikalitas bukan hanya hasil interaksi antara siklus bisnis dan siklus
keuangan,tetapi juga dipengaruhi oleh siklus pengambilan risiko (risk taking)
(Nijathawon,2009).Interaksi ketiganya biasanya dapat dijelaskan dalam konteks siklus
boom-bust.Awalnya,Ketika ekonomi bergerak salama fase ekspanasi,yang ditandai
dengan stabilitas makroekonomi dan peningkatan pertumbuhan,investor optimis saat
menilai perekonomian.Hal ini akan mengarah pada perilaku risk taking,yang pada
akhirnya akan mendorong peningkatan permintaan kredit dan harga asset.
Tidak ada stabilitas makro ekonomi tanpa stabilitas keuangan dalam perspektif
kebijakan tersebut, untuk memperkuat kerangka stabilitas moneter dan system
keuangan, Bank sentral harus lebih fleksibel dan kreatif dalam menanggapi
ketidakpastian yang muncul dalam ekonomi dan berfikir di luar persepsi publik.
Fleksibilitas semacam itu tridak hanya terkait dengan preferensi penyesuaian
untuk mengendalikan inflasi dan mengelola makro ekonomi di satu sisi, dan
peran stabilitas system keuangan di sisi lain, tetapi juga penting untuk mengatasi
potensi konflik atau “trade off”antara penargetan stabilitas moneter dan
stabilitas system keuangan itru sendiri. Dalam hubungan ini, fleksibelitas
kebijakan dapat dicapai melalui instrument tambahan (yaitu instrumen
makroprudensial).
Bauran instrument didasari oleh beberapa pertimbangan atau tujuan sebagai berikut
(Balino and Zamaloa,1997). Pertama untuk menjamin pencapaian tujuan
pengendalian moneter dalam mengatasi gejolak yang menggangu permintaan dan
penawaran reserve bank-bank. Kedua untuk melakukan penyesuaian dan adaptasi
instrument dan prosedur operasi sejalan dengan kendala kelembagaan yang
memengaruhi bekerjanya suatu instrument. Ketiga untuk mencapai tujuan-tujuan
kebijakan lain yang dianggap penting dan sekaligus mendorong bekerjanya
mekanisme transmisi kebijakan moneter. Keempat, untuk menyesuaikan diri
terhadap lingkungan kebijakan ekonimi makro, terutama tipe rezim moneter dan
nilai tukar.
Penigkatan kadar peran kebijakan moneter, yang tidak hanya terkait dengan
stabilitas moneter, namun juga memperhitungkan stabilitas system keuangan.
Contohnya adalah bagaimana kebijakan moneter diperlukan (atau tidak) dalam
merespon perkembangan harga asset di pasar keuangan yang mendorong potensi
ketidakseimbangan.
Kedua, terkait dengan siapa yang harus menilai siklus (sektor public
atrau swasta)? Sebagaimana diketahui, siklus ekonomi bersifat
unobservable, dan metode untuk memperkirakannya banyak berkaitan
dengan ketidakpastian sehingga memungkinkan munculnya keragaman
pendapat.
v. Komunikasi kebijakan
PENUTUP
KESIMPULAN
Setiap pengambil kebijakan memiliki definisi yang berbeda mengenai stabilitas sistem
keuangan. Namun pada umumnya definisi tersebut merujuk pada kondisi di mana sistem
keuangan berfungsi secara baik di dalam perekonomian dan menunjukkan ketahanan
terhadap berbagai gejolak yang mungkin terjadi. Peran sektor keuangan sangat menentukan
stabilitas makroekonomi mengingat perilakunya yang cenderung menciptakan
prosiklikalitas yang berlebihan. Prosiklikalitas adalah perilaku sistem keuangan yang
mendorong perekonomian tumbuh lebih cepat ketika ekspansi dan memperlemah
perekonomian ketika siklus kontraksi. Perilaku prosiklikal pada sistem keuangan
meningkatkan ketidakstabilan makroekonomi dengan menciptakan kondisi output yang
fluktuatif. Perilaku prosiklikalitas sektor keuangan secara inheren dapat muncul karena
beberapa faktor, seperti informasi asimetris dan siklus perilaku terhadap risiko.
Sejak tahun 2003 Bank Indonesia mulai berperan aktif dalam mendorong terciptanya
stabilitas sistem keuangan di Indonesia, antara lain melalui penyusunan blueprint stabilitas
sistem keuangan Indonesia. Bank Indonesia dan Pemerintah secara bersama-sama
mengelola
kebijakan makroekonomi melalui kementerian-kementerian terkait, kebijakan fiscal dari
Kementerian keuangan secara tidak langsung dapat memengaruhi kondisi stabilitas sistem
keuangan, sehingga Kementerian keuangan memiliki kontribusi dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan. peran OJK terletak pada perlindungan konsumen sistem keuangan. OJK
melakukan pengawasan mikroprudensial terhadap semua institusi keuangan untuk
memastikan institusi dapat menjaga kelangsungan usahanya. Peran LPS membantu
meningkatkan kepercayaan masyarakat pada perbankan nasional karena adanya garansi
pengembalian simpanan jika terjadi kegagalan bank.
DAFTAR PUSTAKA
M. Juhro, Solikin. (2020). Pengantar Kebanksentralan Teori dan Kebijakan. Depok: Bank
Indonesia.