Anda di halaman 1dari 7

Definisi Stabilitas Sistem Keuangan | Bahan Makalah

Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme

ekonomi dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko

berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Demikian,

bank sentral mencoba mendefinisikan stabilitas sistem keuangan. Stabilitas

sistem keuangan ditujukan untuk menciptakan lembaga dan pasar keuangan

yang stabil guna menghindari terjadinya krisis keuangan yang dapat

menganggu tatanan perekonomian nasional (Batunaggar, 2003). Dalam

rangka menjaga stabilitas sistem keuangan ini, hal-hal yang menyebabkan

instabilitas sistem keuangan harus diidentifikasi untuk dapat dihindari

ataupun diminimalisasi. Misalnya saja dalam era globalisasi ini, dimana pasar

finansial menjadi terbuka dan mudah diakses oleh para investor asing,

menyebabkan semakin banyaknya faktor pendorong instabilitas tersebut.

Kondisi yang tidak baik di pasar keuangan negeri lain dapat berpengaruh

dengan kondisi pasar domestik. Oleh karena itu, penjagaan yang dilakukan

menjadi esktra ketat.

      Sumber utama dari instabilitas sistem keuangan adalah adanya

informasi yang asimetri yaitu suatu situasi dimana satu pihak yang terlibat

dalam kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang akurat

dibanding pihak lain (Nasution, 2003). Berdasarkan teorinya, ketidaksamaan

informasi ini akan menimbulkan apa yang disebut sebagai tindakan moral

hazard dan adverse selection. Moral hazard merupakan tindakan

penyelewenangan amanah atau tanggung jawab karena adanya kesempatan


untuk melakukan hal tersebut tanpa diketahui oleh pihak lain (Miskhin,

2001). Misalnya saja, seseorang yang memiliki premi asuransi dapat berbuat

curang untuk melakukan tindakan yang dapat mencairkan polis asuransinya.

Sedangkan adverse selection adalah adanya bias dalam pemilihan untuk

mendapatkan pilihan yang tepat (Miskhin, 2001). Masih terkait praktek

asuransi, perusahaan asuransi dapat saja salah memilih seseorang untuk

menjadi kliennya karena adanya informasi yang disembunyikan oleh si calon

klien. Seseorang yang sebenranya sakit parah dan tidak memenuhi syarat

untuk mendapatkan asuransi kesehatan dapat diterima menjadi klien karena

informasi ini tidak diperoleh oleh perusahaan asuransi.

Sedangkan terkait dengan sistem keuangan, adalah bahwa

ketidaksamaan informasi ini terjadi pada transaksi keuangan yang didukung

oleh sistem lembaga keuangan ataupun pasar keuangan. Dengan demikian,

adanya asimetri informasi yang terjadi baik di lembaga keuangan maupun

pasar keuangan dapat membahayakan sistem keuangan. Instabilitas sistem

keuangan dapat menimbulkan konsekuensi yang membahayakan yakni

besarnya biaya fiskal yang harus dikeluarkan untuk menyelamatkan

lembaga keuangan yang bermasalah dan penurunan PDB akibat krisis mata

uang dan perbankan (Batunanggar, 2003). Hal ini pernah terjadi yaitu pada

saat krisis moneter 1998. Krisis yang terjadi di sektor moneter akhirnya

merembet dengan cepat ke sektor lain karena lemahnya sistem keuangan

Indonesia. Akibatnya, biaya untuk memperbaiki kondisi keuangan tersebut

menjadi lebih tinggi dibanding negara-negara lain.


Stabilitas sistem keuangan penting untuk meminimalisasi

permasalahan diatas. Pertama, sistem keuangan yang stabil akan

menciptakan kepercayaan dan lingkungan yang mendukung bagi nasabah

penyimpan dan investor untuk menanamkan dananya pada lembaga

keuangan, termasuk menjamin kepentingan masyarakat terutama nasabah

kecil. Kedua, sistem keuangan yang stabil akan mendorong intermediasi

keuangan yang efisien sehingga pada akhirnya dapat mendorong invetasi

dan pertumbuhan ekonomi. Ketiga, kestabilan sistem keuangan akan

mendorong beroperasinya pasar dan memperbaiki alokasi sumber daya

dalam perekonomian.

Stabilitas sistem keuangan bergantung pada lima elemen yang saling

terkait yakni: (i) lingkungan makro-ekonomi yang stabil; (ii) lembaga

finansial yang dikelola dengan baik; (iii) pasar keuangan yang efisien; (iv)

kerangka pengawasan prudensial yang sehat; dan (v) sistem pembayaran

yang aman dan handal (MacFarlane, 1999). Oleh karena itu, keempat kondisi

ini haruslah dicapai dalam rangka menjaga sistem keuangan. Cara yang

dapat dilakukan tidak lain adalah meminimalisasi adanya ketidaksamaan

informasi.
DEFINISI
            Pada intinya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) atau yang sering disebut dengan
Stabilitas Keuangan adalah terhindar dari krisis moneter atau keuangan (avoidance of financial
crisis) (Mc Farlene,1999). Namun SSK sendiri belum mempunyai definisi atau pengertian yang
bisa diterima secara universal. Dibawah ini beberapa definisi SSK yang di ambil dari berbagai
sumber:
” Sistem keuangan yang stabil mampu mengalokasikan sumber dana dan menyerap kejutan
(shock) yang terjadi sehingga dapat mencegah gangguan terhadap kegiatan sektor riil dan sistem
keuangan.”
” Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang kuat dan tahan terhadap berbagai
gangguan ekonomi sehingga tetap mampu melakukan fungsi intermediasi, melaksanakan
pembayaran dan menyebar risiko secara baik.”
” Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi dalam penetapan
harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik dan mendukung pertumbuhan
ekonomi.”

PENTINGNYA SSK DALAM SISTEM EKONOMI


            Krisis keuangan yang melanda pada tahun 1998 merupakan titik balik dari sistem
keuangan dan moneter di Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan pentingnya stabilitas sistem
keuangan dalam sistem perekonomian Indonesia karena stabilitas sistem keuangan ini
mempunyai pengaruh dan hubungan yang erat dengan stabilitas moneter yang merupakan salah
satu unsur pembentuk sistem perekonomian suatu bangsa.
            Peneliti Eksekutif Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank Indonesia, Dr.
Agusman, mengungkapkan bahwa stabilitas keuangan ini dapat dilihat dari dua hal, yakni
institusi yang stabil yang dapat dilihat dari tidak adanya bank atau Lembaga Keuangan yang
collapse dan dipertaruhkan kredibilitasnya oleh masyarakat, dan yang kedua adalah pasar yang
stabil.
Pentingnya SSK ini mempunyai pengaruh langsung terhadap stabilitas makro dalam
sebuah sistem perekonomian begitupun sebaliknya. Saat stabilitas makro bergejolak stabilitas
keuanganpun akan mendapatkan dampaknya. Kondisi makro ekonomi seperti stabilnya daya beli
masyarakat, kuatnya permintaan domestik, serta stabilnya nilai tukar rupiah bisa membawa
pengaruh positif bagi kesetabilan sistem keuangan.
Pada tahun 2008 terjadi gejolak keuangan global yang diawali dengan ambruknya sistem
perbankan di Amerika. Hal ini membawa pengaruh negatif bagi kestabilan sistem keuangan
global termasuk merembet ke daratan asia. Sebagai sebuah pelajaran yang berharga, tentu
pemerintah pada saat itu tidak mau kejadian pada tahun 1998 terulang kembali walaupun
beberapa pakar ekonomi berpendapat bahwa krisis keuangan global pada tahun 2008 itu tidak
akan berpengaruh signifikan terhadap sistem keuangan kita, namun tindakan antisipatif
pemerintah terhadap kondisi tersebut patut kita hargai, walaupun pada akhirnya beberapa
polemik kemudian muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan beberapa pihak terhadap kebijakan
yang diambil pemerintah untuk menyelamatkan sistem keuangan bangsa.
Namun apa yang dilakukan pemerintah tersebut merupakan sebuah tindakan yang benar
karena bertujuan untuk menjaga kestabilan keuangan kita, karena kondisi keuangan global juga
salah satu yang mempengaruhi kestabilan keuangan sebuah bangsa. Apalagi kalau dilihat
kecenderungan dari globalisasi sektor finansial dan teknologi yang tidak lagi mempermasalahkan
batas wilayah dan waktu menyebabkan stabilitas sektor keuangan menjadi semakin sulit
dikendalikan. 
Ada beberapa alasan pentingnya SSK dalam sistem perekonomian kita, diantaranya:
1.      Kestabilan sistem keuangan akan membentuk pasar yang sehat, terkontrol dan alokasi dari
berbagai sumber daya yang ada dapat dikondisikan secara optimal.
2.      Kestabilan sistem keuangan berdampak langsung dengan kesehatan dunia perbankan, dengan
sistem keuangan yang stabil dunia perbankan dapat menjalankan fungsinya sebagai penghimpun
dan penyalur dana masyarakat secara maksimal, tentu hal ini juga akan mempengaruhi sektor
riil.
3.      Dengan stabilnya sistem keuangan akan mempengaruhi perputaran jumlah uang beredar
dimasyarakat karena sistem keuangan berjalan dengan baik, sehingga inflasipun dapat
dikendalikan.
4.      Biaya dari instabilitas sistem keuangan dapat ditekan karena pengaruh dari instabilitas tersebut
menyerang langsung sektor keuangan yang mempunyai biaya restrukturisasi yang tidak murah,
seperti sektor perbankan.
5.      Instabilitas sistem keuangan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap terjadinya krisis
moneter, sehingga diperlukan upaya yang maksimal dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
Dalam stabilitas sistem keuangan ada lima pilar yang harus diperhatikan, yaitu
lingkungan makro, kerangka pengawasan prudential yang sehat, lembaga keuangan yang
dikelola dengan baik, pasar keuangan yang beroperasi secara efisisen, dan sistem pembayaran
yang aman dan lancar.
Dalam lima pilar itu, Dr. Agusman menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan :
1.      Surveillance (monitoring) berkaitan dengan “peramalan masa depan”,
2.      Regulasi yang sangat tergantung pada desain apa yang kita buat agar kepentingan publik tidak
teraniaya,
3.      Crisis Management, Crisis Management penting sekali karena bila ada krisis maka semua pihak
harus membantu dan bekerja sama, semua harus tahu siapa berbuat apa, pada saat apa,
bagaimana agendanya, dan bagaimana melakukannya. Semua pihak yang terkait harus bekerja
sesuai protokol yang disebut sebagai crisis management protocol”.
Sebagai langkah antisipatif pemerintah dalam menghadapi ancaman krisis serta dalam
upaya menjaga kestabilan sistem keuangan diperlukan upaya kerjasama dari beberapa lembaga
terkait yang bertanggung jawab langsung terhadap kestabilan moneter Indonesia seperti Bank
Indonesia maupun Kementerian Keuangan. Hal ini pasti disadari betul oleh pemerintah sehingga
sejak beberapa tahun belakangan sudah membentuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan atau
yang biasa disingkat KSSK yang didalamnya terdapat 3 lembaga yang bersentuhan langsung
dengan bidang moneter, yaitu Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan LPS atau Lembaga
Penjamin Simpanan.

KESIMPULAN
            Stabilitas Sistem Keuangan merupakan elemen yang tidak terpisahkan dalam
pembangunan sistem perekonomian suatu negara karena barkaitan langsung dengan stabilitas
moneter. Dengan mengendalikan stabilitas keuangan gejala-gejala krisis yang akan menimpa
suatu negara dapat diminimalisir atau bahkan dihindari. Pentingnya menjaga stabilitas keuangan
bukan hanya berkaitan dengan pengendalian secara makro, tapi secara mikro juga dapat
memberikan efek yang cukup signifikan. Oleh karena itu peran pemerintah serta lembaga-
lembaga yang terkait didalamnya harus dioptimalkan guna menjaga kestabilan sistem keuangan
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai