Anda di halaman 1dari 48

Bank (Keuangan dan Perbankan Indonesia)

Kelompok 2
Endah oktaviani Putri
Nanda Widiyanti
Raynindi Cahya Nurisa
Diwa Adiscahya Kinandhana
Susan Aprilyda
Defitri Miliyani Rizki
Daftar Isi

01 Keuangan Negara 03 Bank Sentral (BI) – OJK-


LPS

02 Sistem Keuangan
04 Pasar Modal
1
Keuangan Negara
(APBN)
1.Pengertian APBN

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada hakekatnya merupakan pelaksanaan kebijaksanaan keuangan negara yang secara
konstitusional diatur dalam pasal 23 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dan dituangkan di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN), serta diterjemahkan secara kuantitatif dalam Repelita. Dalam kaitan tersebut APBN yang undang-undangnya ditetapkan setiap
tahun secara politis merupakan bentuk amanat rakyat, dan secara ekonomis harus mampu diterjemahkan pengelolaannya secara tepat dalam
perekonomian nasional. Dalam hal pemanfaatan bantuan luar negeri yang merupakan pelengkap dalam pembiayaan pembangunan, tetap
didasarkan pada pemilihan proyek berdasarkan prioritas tinggi yang dapat mengakibatkan penyediaan lapangan kerja, pertumbuhan
ekonomi, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan mendukung pengembangan ekspor nonmigas. Selanjutnya, dalam mengantisipasi era
perdagangan bebas, pemerintah senantiasa mengurangi setiap hambatan, baik yang berupa hambatan tarif maupun hambatan nontarif,
terhadap lalulintas perdagangan yang menyebabkan berkurangnya daya saing produksi dalam negeri di pasaran dunia. Akhirnya, dalam
rangka menarik modal asing ke dalam negeri, pemerintah senantiasa berusaha mendapatkan iklim yang menunjang bagi penanaman modal
asing terutama penanaman modal langsung Foreign Direct Invesment (FDI) khususnya di sektor industri barang ekspor. Penciptaan iklim
yang menunjang tersebut terus dilakukan mengingat FDI secara langsung dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia.
(http://jhp.ui.ac.id/index.php/home/article/view/861)
2.Tinjauan tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Menurut Simmos (dalam tjandra 2014:29) anggaran negara memiliki 3 fungsi yaitu :

1. Fungsi hukum tata negara : alat otoritas dan alat memilih sejumlah alternatif (kepentingan dan anggaran kegiatan)

2. Fungsi teknis pengurus/ ?mikro-ekonomis : dasar pengurusan secara tertib dan serasi serta dasar pertanggung jawaban bagi pelaksana

3. Fungsi mikro ekonomis : alat kebijaksanaan dlam penentuan tingkay belanja nasional.

Disamping fungsi di atas anggaran negara juga memiliki unsur-unsur menurut subagjo (1991) meliputi :

4. Kebijaksanaan pemerintah yang tercermin dalam angka2

5. Rencana pemasuka untuk membiayai pengeluaran

6. Memuat pelaksanaan anggaran 1 tahun yg lalu

7. Menunjukan sektor yang di prioritaskan

8. Menunjukan maju atau mundurnya pencapaian sarana

9. Merupakan petunjuk bagi pemerintah untuk melaksanakan kebijaksanaan selama 1 tahun mendatang.
3.Tahapan APBN
Dalam konstruksi ketatanegaraan dan administrasi negara Indonesia anggaran negara di tuangkan dalam sebuah Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN)

APBN adalah rencana keuanhan tahunan pemerintahan negara indonesia yg di setujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Menurut pasal 3 ayat 4 undang undang
no 17 th 2003 tentang keuanhan negara (UU KN) APBN memiliki 6 fungsi yaiti, otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi dan stabilitasi.

APBN mencakup keseluruhan rencana pemasukan dan pengeluaran negara yang di gunakan untuk 1 tahun anggaran, terhitung 1 januari sampai 31 desember.
Ini di sebutkan Siklus APBN, Siklus APBN adalah dimana seluruh tahapan penganggaran di mulai dari tahap penyusunan sampai kepada mempertanggung
jawabkan dan akan terus berputas atau berulanh setiap tahunnya.

Tahapan tersebut menurut Harjono sumasudirjo setidaknya terdiri 5tahapan yaitu: ( Tjandra, 2014:29)

a.Penyusunan anggaran oleh pemerintah

b.Pengolahan anggaran di DPR yanh berakhir dengan pengesahan anggaran dengan undang undang.

c.Pelaksanaan anggaran oleh pemerintah

d.Pemgawasan atas pelaksanaan anggaran

e.Pengesahan perhitungan anggaran dengan undang-undang.

(https://jurnal.bppk.kemenkeu.go.id/snkn/article/download/580/311/)
2
Sistem Keuangan
1.Pengertian dan Dasar Hukum
Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang memiliki peran terutama dalam
menyediakan fasilitas jasa-jasa dibidang keuangan oleh lembaga-lembaga keuangan penunjang lainnya misalnya pasar uang dan
pasar modal. Sistem keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu sistem perbankan dan sistem
lembaga keuangan bukan bank

  DASAR HUKUM

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

2. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentanga Asuransi;

3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;

5. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


Undang Nomor 2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia
2.Peranan Lembaga Keuangan
peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem keuangan. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga
stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:

Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka.

Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan.

Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada
salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran.
Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat.

Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
keuangan.

Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistem keuanga. PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN “bahwa dalam upaya menghadapi
ancaman krisis keuangan yang berpotensi membahayakan stabilitas sistem keuangan dan perekonomian nasional atau menghadapi krisis keuangan, perlu
ditetapkan suatu landasan hukum yang kuat dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis”

9
3.Statistik Sistem
Keuangan Indonesia
(SSKI)

SSKI diterbitkan setiap bulan, berupa kumpulan data/indikator yang menggambarkan perkembangan berbagai elemen ekonomi terkait
sistem keuangan yang menjadi fokus kebijakan Makroprudensial/Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di Indonesia.

SSKI mencakup data terkait lembaga keuangan (bank dan IKNB), pasar keuangan (pasar uang dan modal), infrastruktur keuangan
(sistem pembayaran dan pengedaran uang), serta elemen ekonomi terkait pemerintah, korporasi, dan rumah tangga. Periodisasi data
dalam SSKI sesuai ketersediaan masing-masing indikator.

Selain itu, SSKI juga menyajikan beberapa indikator yang berkaitan dengan perkembangan Keuangan Inklusif (KI), UMKM, serta
sektor properti yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam mendukung kebijakan Makroprudensial/SSK di Indonesia.

(terdapat data excel )

10
4.URGENSI MENJAGA STABILITAS SISTEM KEUANGAN

a. Asimetari Informasi : Sumber Instabilitas Sistem Keuangan


asimetri informasi yangterjadi dan paling tidak difokuskan pada 3 aspek pengaturan penting yakni:
1. Mengatur semua transaksi pemindahan dana dari pihak-pihak/individu-individudalam lembaga keuangan
2. Mengatur perilaku (behaviour) individu-individu/pihak-pihak dalam lembagakeuangan; serta
3. Menyelesaikan konflik yang terjadi diantara pihak –pihak dalam lembaga keuangansecara efisien dan cepat. Dengan pengaturan
pada ketiga cakupan aspek hukumtersebut diarahkan agar kestabilan sistem keuangan dapat tercapai.
 
b. Stabilitas Sistem Keuangan : Pengertian dan Prasyarat
Secara umum istilah financial stability atau stabilitas keuangan telah dikenal banyakoleh pelaku ekonomi terutama pelaku pasar
keuangan, namun demikian belum terdapatsuatu kesepakatan umum mengenai apa yang dimaksud dengan stabilitas keuangan
dimaksud Namun, pada prinsipnya, stabilitas keuangan berkaitan dengan 2 elemen, yaitu stabilitas harga dan stabilitas sektor
keuangan, yang mencakup lembaga keuanganserta pasar keuangan yang secara keseluruhan mendukung jalannya sistem
keuangan.Jika salah satu elemen tersebut terganggu ataupun tidak dapat berfungsi dengan baik,maka elemen lainnya akan
terpengaruh. Misalnya, tingkat inflasi yang tinggi dapatmembawa konsekuensi pada kebijakan uang ketat (tight money policy ),
peningkatan sukubunga, dan peningkatan kredit bermasalah, yang akhirnya memicu kegagalan bank danlembaga keuangan
lainnya dalam sektor keuangan.
untuk mencapai kondisi sektor keuangan yang stabil paling tidak diperlukanbeberapa prasyarat berikut:
4. Lembaga Keuangan yang Sehat
5. Pasar Keuangan yang Stabil
6. Lembaga Pengaturan dan Pengawasan yang Kompeten
5.AGENDA KE DEPAN TERKAIT DENGAN KESTABILAN
SISTEM KEUANGAN

Pengalaman Dalam Penyelamatan 01 Lingkungan makro-ekonomi yang stabil


Sistem Keuangan / Perbankan
Nasional diMasa Krisis
02 Lembaga finansial yang dikelola dengan baik.
Menjaga stabilitas keuangan
merupakan salah satu fungsi pokok
dari Bank sentral modern, yang 03 Pasar finansial yang efisien.
tidak kalah pentingnya dari
memelihara stabilitas moneter.
Stabilitaskeuangan bergantung 04 Kerangka pengawasan prudensial yang sehat.

pada lima elemen terkait yakni :


05 Sistem pembayaran yang aman dan handal.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 12


5.AGENDA KE DEPAN TERKAIT DENGAN KESTABILAN SISTEM
KEUANGAN
a.Rancangan Baru Manajemen Krisis dalam Kerangka MenjagaStabilitas Sistem Keuangan
Untuk meminimalkan terulangnya sistemic risk pada sektor keuangan khususnya sistem perbankan, maka sistem
perbankan nasional perlu disempurnakan. Penyempurnaan cetak biru sistem perbankan nasional dalam rangka
kestabilan sistemkeuangan yang tengah digodok saat ini meliputi dua aspek besar, yaitu :

1. Penyempurnaan fungsi Bank Indonesia selakulender of last resort (LOLR);

Penyempurnaan kelembagaan peran, dan wewenang otoritas perbankansebagaimana diamanatkan Pasal 34 UU No.23
Tahun 1999 tentang BankIndonesia dan Pasal 37B ayat (2) UU No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubahdengan UU
No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu :
(a) pemisahan tugas pengawasan bank dari Bank Indonesia;
(b) pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang indipenden;dan
(c) pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan. Serta Penyempurnaan sistemperbankan yang meliputi kelembagaan
bank, pemilikan bank sumber dayamanusia perbankan, produk perbankan, dan teknologi perbankan yangkesemua
aspek itu dikemas dalam kesatuan perangkat hukum yang jelas dan tegas
 
 
3
Bank ( BI, OJK, dan
LPS)
Bank Indonesia
Bank Indonesia didirikan pada tahun 1953 dengan mengubah status De Javasche Bank
N.V (Bank milik Kerajaan Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1951) menjadi bank
sentral Republik Indonesia.

Tujuan dan Tugas Bank Indonesia


kestabilan Pasal 1 angka 3 ayat (1) UU No.3/2004 menyatakan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah
mencapai dan memelihara nilai rupiah. Yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah adalah kestabilan
nilai.rupiah terhadap barang dan jasa, yangdiukur dengan atau tercermin dari perkembangan laju
inflasi, serta terhadap mata uan negara lain, yang diukur dengan atau tercermin dari perkembangan
nilai tukar (kurs) rupiah terhadap mata uang negara lain.

15
Tujuan Bank Indonesia

Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut pasaj 8 UU No.23/1999 Bank Indonesia mempunyai beberapa
tugas:
a. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
b. Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1
angka 4 ayat (1) UU No.3/2004.
a. Bank Indonesia mempunyai beberapa wewenang:
 1) Menetapkan sasaran-saran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang ditetapkannya.
2) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk tetapi tidak terbatas
pada Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing dan Penetapan tingkat diskonto

The Power of PowerPoint | thepopp.com 16


Cara-cara pengendalian moneter tersebut di atas dapat juga dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah.
Termasuk dalam cakupan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter adalah mengelola
cadangan devisa (melaksanakan berbagai jenis transaksi devisa) dan juga dapat menerima pinjaman luar
negeri (Pasal 13 UU No.23/1999).
 b. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
 Tugas Bank Indonesia dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran diatur dalam Bab V
UU No.23/1999 yang terdiri atas 9 pasal (Pasal 1522). Beberapa hal paling penting yang terkait dengan
fungsi Bank Indonesia dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran adalah:
 1) Bank Indonesia berwenang mengatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah dan atau
valuta asing (Pasal 18).
 2) Bank Indonesia merupakan satu-satunya -lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan
mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik. dan memusnahkan uang dimaksud dari peredaran
(Pasal 20).
 c. Mengatur dan Mengawasi Bank
 Tugas Bank Indonesia mengatur dan mengawasi bank diatur dalam Bab VI, UU No.23/1999 (Pasal 24-
35). Hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah dalam hal penerbitan surat-surat utang negara
dilaksanakan berdasarkan UU No. 3/2004 angka 15, yang menyatakan bahwa pemerintah wajib terlebih
dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat.

17
Hubungan Dengan Luar Negeri

Hubungan internasional Bank Indonesia diatur dalam Bab IX UU No.23/1999, yaitu Pasal 57 dan 58. Pasal 57
menyatakan bahwa Bank Indonesia dapat melakukan kerja sama dengan bank sentral lainnya, organisasi,
dan lembaga-lembaga internasional.

Akuntabilitas dan Anggaran

 Akuntabilitas
dan Anggaran Bank Indonesia ditetapkan dalam UU No. 23/1999 Bab X Pasal 58-64 dan UU No.
3/2004 angka 16. Bank Indonesia wajib menyampaikan laporan tahunan secara tertulis kepada DPR dan
pemerintah pada setiap awal tahun anggaran, yang memuat:

a. Pelaksanaan tugas dan wewenangnya pada tahun sebelumnya, dan

 b. Rencana kebijakan, penetapan sasaran, dan langkah-langkah pelaksanaan tugas dan wewenang BI untuk
tahun yang akan datang dengan memperhatikan perkembangan laju inflasi dan kondisi ekonomi dan
keuangan.

 Pasal 59 UU No. 23/1999 menyatakan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan dapat melakukan pemeriksaan
khusus terhadap Bank Indonesia atas permintaan Dewan - Perwakilan Rakyat. apabila diperlukan.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 18


1.Latar Belakang Pembentukan OJK
OJK Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun
2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa
keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan
lainnya. Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain yang
mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang
Nomor 21 tersebut. Sebelum ada OJK pengawasan industri keuangan berjalan terpisah di bawah dua regulator
yaitu Bank Indonesia yang mengawasi perbankan dan Bapepam-LK (Lembaga Keuangan) yang mengawasi
pasar modal dan industri keuangan non-bank. Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal
secara resmi beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK pada 31 Desember 2012.
Sedangkan pengawasan di sektor perbankan beralih ke OJK pada 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan
Mikro pada tahun 2015.

19
2.Tujuan Pembentukan OJK
Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa OJK dibentuk dengan tujuan agar
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel dan
mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi
kepentingan konsumen maupun masyarakat. Dengan pembentukan OJK, maka lembaga ini diharapkan dapat
mendukung kepentingan sektor jasa keuangan secara menyeluruh sehingga meningkatkan daya saing
perekonomian. Selain itu, OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional, antara lain, meliputi sumber daya
manusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor jasa keuangan dengan tetap mempertimbangkan
aspek positif globalisasi. OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang
meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, transparansi, dan kewajaran (fairness).

20
3.Visi dan Misi OJK

Visi OJK Misi OJK

Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan
industri jasa keuangan yang terpercaya, di dalam sektor jasa keuangan secara teratur, adil,
melindungi kepentingan konsumen dan transparan dan akuntabel;
masyarakat dan mampu mewujudkan industri jasa b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh
keuangan menjadi pilar perekonomian nasional secara berkelanjutan dan stabil dan;
yang berdaya saing global serta dapat memajukan
c. Melindungi kepentingan konsumen dan
kesejahteraan umum.
masyarakat.

21
4.Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Sementara berdasarkan pasal 6 dari UU No 21 tahun 2011, tugas utama dari OJK adalah melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap :

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;

b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;

c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Adapun wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:

a. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang meliputi:

• Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,
konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank

• Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa

• Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum,
batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan bank; laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja
bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit

(credit testing); dan standar akuntansi bank

22
4. Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK
b. Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan

(Bank dan Non-Bank) meliputi :

• Menetapkan peraturan dan keputusan OJK

• Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan

• Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK

• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu

• Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada lembaga jasa keuangan

• Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menata usahakan kekayaan dan kewajiban

• Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan.

23
4.Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan

(bank dan non-bank) meliputi :

• Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan

• Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif

• Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku,
dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan

• Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu

• Melakukan penunjukan pengelola statuter

• Menetapkan penggunaan pengelola statuter

• Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan

• Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan m
e l a k u k a n k e g i a t a n u s a h a , pengesahan, persetujuan atau p e n e t a p a n p e m b u b a r a n d a n penetapan lain.

24
4.Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan

(bank dan non-bank) meliputi :

• Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan

• Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif

• Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku,
dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan

• Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu

• Melakukan penunjukan pengelola statuter

• Menetapkan penggunaan pengelola statuter

• Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan

• Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan m
e l a k u k a n k e g i a t a n u s a h a , pengesahan, persetujuan atau p e n e t a p a n p e m b u b a r a n d a n penetapan lain.

25
4.Fungsi, Tugas dan Wewenang OJK
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan

(bank dan non-bank) meliputi :

• Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan

• Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif

• Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku,
dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan

• Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak tertentu

• Melakukan penunjukan pengelola statuter

• Menetapkan penggunaan pengelola statuter

• Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa
keuangan

• Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan m
e l a k u k a n k e g i a t a n u s a h a , pengesahan, persetujuan atau p e n e t a p a n p e m b u b a r a n d a n penetapan lain.

26
5. Nilai-nilai OJK
Nilai Strategis Otoritas Jasa Keuangan adalah:

Integritas;

• bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik dan kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen.

Profesionalisme;

• bekerja dengan penuh tanggung jawab berdasarkan kompetensi yang tinggi untuk mencapai kinerja terbaik.

Sinergi;

• b e r k o l a b o ra s i d e n g a n s e l u r u h pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.

Inklusif;

• terbuka dan menerima keberagaman p e m a n g k u k e p e n t i n g a n s e r t a memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.

Visioner;

• memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat kedepan (Forward Looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box Thinking).

27
6. Asas-asas OJK
a. Asas independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

b. Asas kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan

landasan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas

Jasa Keuangan;

c. Asas kepentingan umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum;

d. Asas keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan, serta rahasia negara, termasuk
rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

e. Asas profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap
berlandaskan pada kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

f. Asas integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan
Otoritas

Jasa Keuangan; dan

g. Asas akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada publik.
28
7. Hubungan OJK
1) Hubungan OJK dengan BI

Menurut Pasal 39 UU Nomor 21 tahun 2011, OJK bisa berkoordinasi dengan BI dalam pengaturan dan pengawasan perbankan, misalnya, dalam hal
kewajiban pemenuhan modal minimum bank ataupun kebijakan penerimaan dana dari luar negeri, penerimaan dana valuta asing maupun pinjaman
komersial luar negeri. Berikut ini berbagai bentuk nyata sinergi antara BI dan OJK:

a. OJK berkoordinasi dengan BI dalam membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan. Hal tersebut merupakan salah satu contoh bahwa kesatuan
langkah kedua lembaga harus selalu ada. Kombinasi kompetensi dari personil masing-masing lembaga dimaksud akan mampu menciptakan suatu tatanan
aturan perbankan yang lebih sempurna. Penyamaan persepsi antara BI dan OJK dalam menentukan kebijakan/pengaturan perbankan akan menghasilkan
tatanan sistem perbankan yang tangguh dalam menghadapi segala kondisi;

b. Tidak hanya dalam pembuatan aturan, BI dan OJK juga harus terintegrasi dalam tukar menukar informasi perbankan. Melalui penggabungan sistem
informasi ini, BI dan OJK akan lebih mudah mengakses informasi perbankan yang disediakan masing-masing lembaga setiap saat (timely basis). Informasi
strategis yang dimiliki masing-masing lembaga dan aksesibilitas yang mudah sangat menunjang efektivitas pelaksanaan tugas;

c. Dalam rangka pemeriksaan bank, BI dan OJK juga terus melakukan hubungan timbal balik. BI dalam kondisi tertentu akan melakukan pemeriksaan
khusus terhadap bank setelah berkoordinasi dengan OJK. Begitupun sebaliknya, dalam hal OJK mengidentifikasikan bank tertentu mengalami kondisi yang
memburuk maka OJK akan segera menginformasikan kepada BI. Kerjasama reciprocal dimaksud sangat bermanfaat untuk mengantisipasi dampak sistemik
negatif dari suatu kondisi perbankan. Dengan kerjasama itu pula tindakan penanganan yang tepat dapat diambil dengan cepat.

29
7. Hubungan OJK
2). Hubungan OJK dengan LPS

Sesuai Pasal 41 UU Nomor 21 tahun 2011, OJK menginformasikan kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengenai bank bermasalah yang
sedang dalam upaya penyehatan oleh OJK. Begitu juga LPS dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank yang terkait dengan fungsi, tugas dan
wewenangnya serta berkoordinasi terlebih dahulu dengan OJK.

30
1.Lembaga Penjamin Simpanan
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah suatu lembaga yang independen, transparan dan akuntabel. Dalam
pelaksanaannya, LPS yang terdiri dari Dewan Komisioner dan Kepala Eksekutif bertanggung jawab
langsung kepada Presiden. dan kekayaan LPS ini terbagi dalam bentuk investasi dan bukan investasi
1.LPS juga memiliki kewajiban untuk menyusun tahunan yang terdiri
dari laporan kegiatan kerja dan laporan keuangan. Laporan tahunan ini
disampaikan kepada Presiden dan DPR, disertai kewajiban untuk
2. Blanket Guarantee is a declaration by the government that all deposits and perhaps other financial
instruments will be protected.
3. Modal ini berasal dari aset negara yang dipisahkan dan tidak terbagi dalam bentuk saham, sehingga
kekayaan LPS merupakan aset negara yang dipisahkan.
4. Dalam bentuk investasi, kekayaan hanya dapat ditempatkan pada surat berharga dari Pemerintah
Indonesia dan/atau Bank Indonesia.
5. Dalam bentuk bukan investasi, kekayaan tersebut berupa giro, gedung kantor dan perlengkapannya.
 mengumumkan laporan keuangan yang telah diaudit BPK dalam minimal 2 (dua) surat kabar harian yang
memiliki peredaran luas. 31
Insert an image

2.Tugas LPS

merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan


01 penjaminan simpanan dan memelihara stabilitas sistem
perbankan;

02 melaksanakan penjaminan simpanan;

03 merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan


penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik
dan

04 melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak


sistemik.

32
3. Wewenang LPS
Dan untuk melaksanakan tugas tersebut, LPS diberikan wewenang :

a. menetapkan dan memungut premi penjaminan;

b. menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali

menjadi peserta;

c. melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS;

d. mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank
sepanjang tidak melanggar kerahasian bank;

e. melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas data simpanan nasabah, data kesehatan bank, laporan keuangan
bank, dan laporan hasil pemeriksaan bank sepanjang tidak melanggar kerahasian

bank;

f. menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran klaim;

g. menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau nama LPS, guna
melaksanakan sebagian tugas tertentu;
33
3. Wewenang LPS
h. melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat tentang penjaminan simpanan;

i. menjatuhkan sanksi administratif;

j. mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang

saham, termasuk hak dan wewenang RUPS;

k. menguasai dan mengelola aset dan kewajiban Bank Gagal yang

diselamatkan;

l. meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau mengubah setiap

kontrak yang mengikat Bank Gagal yang diselamatkan dengan pihak

ketiga yang merugikan bank dan

m. menjual dan/atau mengalihkan aset bank tanpa persetujuan debitur

dan/atau kewajiban bank tanpa persetujuan kreditur.

34
5
Pasar Modal
Instrumen keuangan
adalah aset yang dapat
diperjuabelikan

1. Pasar Modal adalah pasar di mana


instrumen instrumen keuangan yang
jatuh temponya lebih dari 1 tahun
2. Karateristik Pasar Modal

Jatuh Tempo Lebih dari satu tahun


Karena sekuritas yang diperjualbelikan lebih dari satu tahun, bahkan samapi 20 tahun yaitu
obligasi jangka panjang
Risiko Gagal Yang Lebih Besar
Makin panjang
Return waktu
Yang Lebih jatuh tempo makin besar resijo gagal tagih.
Tinggi
Sekuritas yang dikeluarkan menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi.
Sekuritas Bukti utang piutang atau bukti pemilikan modal dalam bentuk surat berharga yang
dapat diperdagangkan, misalnya obligasi, saham, hipotek, wesel, promes, sertifikat deposito,
kupon, skrip, jaminan, right, dan opsi (securities).
Koordinasi yang sangat Formal
Pihak pihak yangmembuthkan dana harus memenuhi prosedur legal yang formal, transaksinya
pun sangat formal karena biasanya dilakukan di bursa efek.
3.Jenis Pasar Modal

a. Pasar Primer

Di Indonesia, pasar primer lebih dikenal dengan pasar perdana, yaitu pasar dimana sekuritas
pertama kali diperjualbelikan. Penjualan perdana kepada publik (Intial Public Offering disingkat
IPO) sekuritas yang diterbitkan, baru bolch dilakukan setelah mendapat izin emisi dari Ketua
Bapepam. Yang melakukan pem belian di pasar perdana adalah penjamin emisi (underwriter) atau
agen penjualan (selling agent) dengan membawa tanda bukti diri.
Tahapan penawaran di Pasar Primer

1. Pengumuman dan
Pendistribusian Prospektus 2. Masa Penawaran 3.Masa Penjatahan

Tahap ini bertujuan memperkenalkan emiten Masa penawaran dilakukan setelah penyebaran Penjatahan dilakukan apabila jumlah yang
kepada para calon investor, terutama dengan prospektus Jangka waktu penawaran minimum dipesan oleh investor melebihi jumlah yang
menggunakan informasi-informasi dalam adalah 3 hari kerja. Jangka waktu antara disediakan emiten. Masa penjatahan dihitung 12
prospektus. Yang dimaksud dengan prospektus pemberian izin emisi dengan pencatatan di bursa hari kerja setelah mulai berakhimya masa
adalah setiap pernyataan yang dicetak atau maksimum 90 hari kerja. penawaran.
informasi yang digunakan untuk penawaran
sekuritas dengan tujuan mempengaruhi pihak
lain untuk membeli atau memperdagangkan
sekuritas.
Tahapan Penawaran di Pasar Primer

6. Pencatatan Sekuritas Di
4. Masa Pengembalian 5. Penyerahan Sekuritas
Bursa
Apabila jumlah yang dipesan investor tidak Investor yang sudah mendapat kepastian Setelah proses pada butir 1-5 diselesaikan, maka
semuanya dapat terpenuhi, maka emiten harus memperoleh sekuritas menunggu efek dicatat di bursa. Setelah tercatat di bursa,
mengembalikan dana yang tidak dapat penyerahannya yang dilakukan oleh penjamin maka efek secara resmi dapat diperdagangkan di
dipenuhinya. Batas waktu pengembalian emisi Masa penyerahan, maksimum 12 hari pasar sekunder
maksimal 4 hari terhitung dimulai setelah dimulai setelah berakhirnya masa penjatahan.
berakhirnya masa penjatahan.
3.Jenis Pasar Modal

b. Pasar Sekunder

Pasar sekunder adalah pasar di mana sekuritas yang telah diperjualbelikan di pasar primer diperjualbelikan
kembali. Transaksi jual beli di pasar sekunder ber langsung di bursa efek Ada perbedaan antara pasar perdana
dengan pasar sekunder Di pasar perdana uang hasil penjualan menjadi milik emiten. Sedangkan di pasar sekunder
uang hasil penjualan menjadi milik pihak penjual atau pemilik sekuritas. Keuntungan dari penjualan sekuritas di
pasar perdana akibat selisih antara harga jual dengan harga nominal (harga pari) disebut sebagai agio saham dan
dicatat sebagai tambahan modal sendiri perusahaan. Sedangkan selisih antara harga jual dengan harga beli di
pasar sekunder jika menguntungkan disebut capital gain dan jika disebut capital loss yang dinikmati atau diderita
pemiliki sekuritas
4. Partisipan Pasar Modal

a. Emiten b. Investor

Emiten dapat memperoleh dana dari masyarakat dengan Investor adalah pihak yang membeli sekuritas yang
menerbitkan obligasi atau saham. Setiap pilihan mempunyai diperjualbelikan di pasar modal. Pembeli terbesarnya umumnya
kekuatan dan keterbatasan tersendiri. Misalnya, bila perusahaan adalah individu (sektor rumah tangga). Selain itu perusahaan-
mengeluarkan obligasi, maka perusahaan yang bersangkutan perusahaan, bank-bank komersial, vayasan-vayasan ir laba, dapat
tidak kehilangan hak kontrol manajemen, tetapi perusahaan juga bertindak sebagai investor Tujuan para investor adalah
memiliki kewajiban membayar bunga obligasi dan utang pokok pendapatan bunga atau dividen dan keuntungan karena menjual
pada saat obligasi jatuh tempo. Jika perusahaan tidak ingin sekuritas lebih tinggi dibanding dengan harga belinya capital
memiliki utang, dia dapat menerbitkan saham. Konsekuensinya gain)
perusahaan harus melepaskan sebagian hak kontroi manajemen
nya sebesar persentase saham yang dijual. Perusahaan juga harus
membayar dividen untuk para pemegang saham
3. Lembaga Penunjang
Berdasarkan fungsi dan tanggung jawabnya. penjamin emisi dapt dikelompokkan menjadi penjaminemist utama (lead sonderwriter), penjamin
pelaksanaemisi (managing underwruer), dan penjamin peserta emisi (co underwriter).

2) Perantara Perdagangan (Broker)

 Broker, yang juga disebut pialang, bertugas menerima order jual dan beli investor untuk kemudian menawarkannya ke bursa efek Aktivitas broker antara
lain memberikan informasi tentang emiten dan melakukan penjualan efek kepada investor. Untuk jasanya tersebut, perantara perdagangan memperoleh
imbalan jasa (fe) dari investor

3) Pedagang Sekuritas (Dealer)

 Dealer atau pedagang efek berfungsi sebagai perantara pembeli dan penjual sekurites, dengan membeli dan memual sekuritas pada tingkat harga yang telah
ditentukan. Lembaga-lembaga yang bertindak sebagai dealer antara lain adalah perantara perdagangan efek, bank, lembaga keuangan non bank, dan
perseroan terbatas

 4) Penanggung (Guarantor)

Penanggime (guarantor) adalah pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan atau bunga emisi obligasi atau sekurita, kredit dalam hal
emiten gagal memenuhi janjinya.

5) Wali Amanat (Trustee)

 Wali amanat (stee) adalah lembaga yang ditunjuk oleh emiten yang diben kepercayaan untuk mewakili kepentingan para investor obligasi. Kegiatan wali
amanar meliputi antara lain: 1) Menganalisis kekayaan dan kemampuan eniten. 2) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten, 3) Memberikan
nasihat kepada investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten, 4) Memonitor pembayaran bunga dar polcok obligasi, dan 5) Bertindak sebagai agen
pembayaran
3. Lembaga Penunjang
Berdasarkan fungsi dan tanggung jawabnya. penjamin emisi dapt dikelompokkan menjadi penjaminemist utama (lead sonderwriter), penjamin
pelaksanaemisi (managing underwruer), dan penjamin peserta emisi (co underwriter).

2) Perantara Perdagangan (Broker)

 Broker, yang juga disebut pialang, bertugas menerima order jual dan beli investor untuk kemudian menawarkannya ke bursa efek Aktivitas broker antara
lain memberikan informasi tentang emiten dan melakukan penjualan efek kepada investor. Untuk jasanya tersebut, perantara perdagangan memperoleh
imbalan jasa (fe) dari investor

3) Pedagang Sekuritas (Dealer)

 Dealer atau pedagang efek berfungsi sebagai perantara pembeli dan penjual sekurites, dengan membeli dan memual sekuritas pada tingkat harga yang telah
ditentukan. Lembaga-lembaga yang bertindak sebagai dealer antara lain adalah perantara perdagangan efek, bank, lembaga keuangan non bank, dan
perseroan terbatas

 4) Penanggung (Guarantor)

 Penanggime (guarantor) adalah pihak yang menanggung pembayaran kembali jumlah pokok dan atau bunga emisi obligasi atau sekurita, kredit dalam hal
emiten gagal memenuhi janjinya.

 5) Wali Amanat (Trustee)

 Wali amanat (stee) adalah lembaga yang ditunjuk oleh emiten yang diben kepercayaan untuk mewakili kepentingan para investor obligasi. Kegiatan wali
amanar meliputi antara lain: 1) Menganalisis kekayaan dan kemampuan eniten. 2) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten, 3) Memberikan
nasihat kepada investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten, 4) Memonitor pembayaran bunga dar polcok obligasi, dan 5) Bertindak sebagai agen
pembayaran
3. Lembaga Penunjang
6) Perusahaan Sekuritas (Securities Company)

Perusahaan sekuritas atau perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha dalam satu atau beberapa
kegiatan berikut

• Penjamin emisi

• Perantara-perantara efek

• Manajer investasi

• penasihat investasi

7) Pengelola Dana (Investment Company) Pengelola dana (investment company) adalah lembaga yang kegiatannya mengelola
sekuritas yang akan menguntungkan investor.

8) Kantor Administrasi Elek (Securities Administration Agency)

Kantor Administrasi Efek (Securities Adminsitration Agency) berfungsi: membantu para emiten maupun investor dalam rangka
memperlancar administratio • dalam rangka emisi melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalthan hak atas saham para
investor membantu menyusun daftar pemegang sahammempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
membuat laporan-laporan yang diperlukan

 
4. Lembaga-lembaga Yang Terlibat Dalam Pasar Modal
a. Lembaga-lembaga Pemerintah

Lembaga-lembaga pemerintah ditugaskan memperlancar/mempermudah proses transaksi di pasar modal, berkaitan dengan tugas dan fungsi pemerintah
sebagai regu lator dan pengawas sistem keuangan di suatu negara. Tugas-tugas itu dilakukan untuk mencegah atau meminimumkan dampak negatif dari
terjadinya penyelewengan motal (moral hazard yang dapat merugikan emiten dan atau investor Di bawah ini adalah beberapa contoh lembaga-lembaga
pemerintah yang terlibat dalam pasar modal d Indonesia

1) Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam)

Bapepam merupakan lembaga pengatur pasar modal yang bertugas dan melaksankan pasar modal di Indonesia. Tugas-tugas Bapeparn antara lain adalah
membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan-kegiatan di pasar modal.

2) Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Setiap perusahaan, baik penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), yang ingin berinvestasi di Indonesia harus
mendapatkan izin dari BKPM. Izin akan dikeluarkan bila perusahaan-perusahaan tersebut telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan. Izin
yang dikeluarkan BKPM memuat antara lain: komposisi dan jumlah dana investasi besar modal dasar perusahaan batas waktu penyetorankomposisi
pemegang saham

3). Departemen Teknis

Departemen teknis memberikan izin usaha yang terkait secara teknis. Misalnya perusahaan yang ingin berinvestasi di sektor pertambangan harus ijin dari
departemen terkait.
b. Lembaga-lembaga Swasta
Notaris memberikan bantuan hukum agar proses emisi tidak cacat hukum dalam

01 arti menyeluruh, termasuk terpenuhinya syarat-syarat formal untuk emisi dan


prosedur emisi.

Akuntan Publik memberikan laporan ata's penilaian kelayakan laporan keuangan


02 emiten Laporan-laporan keuangan tersebut antara lain: neraca, laporan rugi laba,
laporan perubahan modal emiten

b. Lembaga-Lembaga Konsultan hukum bertugas memberikan pernyataan-pernyataan tentang


03
Swasta keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan.

Tugas penilai (appraiser) adalah menilai kewajaran nilai aktiva seperti

04 tanah, mesin-mesin, gedung atau bangunan, dan lain-lain.

Konsultan sekuritas (konsultan efek) memberikan pendapat tentang


05 keuangan dan manajemen emiten mencakup Jenis dana yang diperlukan
Pemilihan sumber dana yang diinginkan Struktur permodalan
5. Pasar Modal Dalam Perekonomian

Pasar modal adalah meningkatkan efisiensi alokasi sumberdaya keuangan yang diharapkan akan meningkatkan efisiensi
sumberdaya ekonomi. Namun ada perbedaan penekanan fungsinya diantara negara berkembang dengan negara maju.
Bagi negara maju, fungsi pasar uang dan pasar modal lebih ditekankan pada efisiensi alokast sumberdaya keuangan.
Sedangkan bagi negara berkembang, dimensi pembangunan nya juga tidak dapat diabaikan. Karena itu fungsi pasar uang
dan pasar modal juga sebagai alat memobilisasi dana, baik yang ada dalam perekonomian domestik maupun yang berasal
dari luar negen.

Karena fungsinya yang sangat penting, maka peranan pasar uang dan pasar modal sangat strategis Bagi negara-negara
maju, pasar uang dan pasar modal merupakan sarana yang dapat dimanfaatkan pemerintah untuk pelaksanaan kebijakan
moneter. Sedangkan di NSB, peranan tersebut ditambah lagi dengan peranan sebagai agen pembangunan (development
agent).
Thank you!
Any questions?

Kelompok 2

Anda mungkin juga menyukai