5.1 Pendahuluan
Di negara manapun juga, baik yang beraliran sosial maupun berbasis kapitalis
atau gabungan dari dua sistem ekonomi tersebut, pemerintah mempunyai suatu
peran yang sangat penting di dalam kegiatan ekonomi nasional. Walaupun
dalam praktiknya di banyak Negara intervensi pemerintah sangat luas, bahkan
menguasai atau memonopoli ekonomi (Tambunan, 2018).
Dalam sejarah Indonesia sejak Orde Baru hingga sekarang, sering kali
pemerintah berperan sebagai motor utama, jika tidak bisa dikatakan sebagai
satu-satunya penggerak perekonomian nasional. Mungkin bukti paling nyata
yang menunjukkan besarnya peran pemerintah di dalam perekonomian
Indonesia selama ini adalah keberadaan APBN (Tambunan, 2015).
Terdapat 5 Unsur dari APBN, jika mengacu pada Pasal 23 Ayat 1 UUD
(Perubahan), yaitu:
1. APBN sebagai pengelolaan keuangan Negara
2. APBN ditetapkan setiap tahun dan berlaku satu tahun
3. APBN ditetapkan dengan undang-undang
4. APBN dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab
5. APBN ditujukan untuk kemakmuran rakyat.
sifatnya rutin seperti gaji, subsidi dan tunjangan pegawai negeri hingga biaya
rutin lainnya untuk menjalankan kegiatan rutin departemen dan lembaga non-
departemen, tetapi juga pengeluaran untuk membiayai proyek-proyek dan
program-program pembangunan. Anggaran dari setiap departemen dan
lembaga non-departemen diserahkan ke Departemen Keuangan untuk
penetapan jumlah anggaran APBN, yang selanjutnya diusulkan ke Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) untuk mendapatkan persetujuan dari lembaga
tersebut. Karena penyusunan APBN tahun ini adalah tahun depan, maka
umum disebut rancangan atau Rencana APBN (atau RAPBN). Jadi, pada
tahun 2020 dibuat RAPBN 2021, dan sejak 1 Januari hingga 31 Desember
2021 menjadi APBN 2021.
Gambar 5.1. Siklus Penyusunan APBN 2021
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dapat kita lihat pendapatan Negara di APBN
2021 mengalami pertumbuhan 2,6 % dibandingkan APBN 2020 yang lalu.
Pertumbuhan pendapatan Negara sebesar 2,6 persen ini membawa angina
segar untuk pemulihan ekonomi Indonesia yang sebelumnya menurun -13,3 %
dikarenakan pandemik Covid 19 melanda dunia. Maka itu di APBN 2021,
kebijakan pendapatan Negara untuk mendorong percepatan pemulihan
ekonomi nasional melalui pemberian insentif sejalan dengan reformasi di
perpajakan dan PNBP.
Perkembangan besarnya pendapatan negara tiap tahunnya bisa kita lihat pada
gambar 5.2 dibawah ini:
Dalam APBN tahun 2021, rangkaian pembiayaan anggaran akan disajikan dari
aspek model dan peruntukan pembiayaannya yaitu pembiayaan utang,
pembiayaan investasi, pemberian pinjaman, kewajiban penjaminan, dan
pembiayaan lainnya. (Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan
RI , 2021)
Sejalan dengan ditempuhnya kebijakan ekspansif-konsolidatif pada tahun
2021, arah kebijakan pembiayaan akan ditujukan untuk mendorong
pengembangan skema pembiayaan kreatif dan inovatif dalam rangka
mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional paska pandemi Covid-19 di
tahun 2020. Selain itu, kebijakan pembiayaan diarahkan untuk meningkatkan
efisiensi sumber-sumber pembiayaan, dilakukan antara lain melalui pengadaan
utang di pasar domestik dengan tingkat bunga yang kompetitif. Berikut ini
gambar perkembangan pembiayaan anggaran pada APBN tahun 2020 dan
2021, sebagai berikut:
Gambar 5.5. Perkembangan Pembiayaan Anggaran 2020-2021
Pustaka
Basri, Yuswar Zainul dan Mulyadi Subri (2005) “Keuangan Negara dan
Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri” Jakarta: Penerbit PT
Rajagrafindo Persada.
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI (2020) “Pokok-
Pokok APBN 2020: Akselerasi Daya Saing Melalui Inovasi dan
Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia” Jakarta: Kementerian
Keuangan
Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan RI (2021) “Informasi
APBN 2021: Percepatan Pemulihan Ekonomi Dan Penguatan
Reformasi” Jakarta: Kementerian Keuangan.
Gudban, Ya’qud Ananda. (2017) “Konsep Penyusunan Anggaran Publik
Daerah” Malang: Penerbit Intrans Publishing
Kuncoro, Mudrajad (2015) “Mudah Memahami & Menganalisis Indikator
Ekonomi” Yogyakarta: Penerbit UPP STIM YKPN
Suparmoko, M (2000) “Keuangan Negara: Dalam Teori dan Praktek”
Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Syamsi, Ibnu (1994) “Dasar-Dasar Kebijaksanaan Keuangan Negara”
Jakarta: Rineka Cipta.
Tambunan, Tulus T.H. (2015) “Perekonomian Indonesia: Kajian Teoritis dan
Analisis Empiris” Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Tambunan, Tulus T.H. (2018) “Perekonomian Indonesia 1965 - 2018” Bogor:
Penerbit Ghalia Indonesia.
16 Perekonomian Indonesia
Biodata Penulis:
Darwin Damanik, SE, MSE adalah seorang pria asal
Kota Pematangsiantar. Ia lahir di Jakarta, 28 Desember
1981. Ia menyelesaikan studi S-1 di Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) Fakultas
Ekonomi Universitas Lampung (FE UNILA) pada tahun
2005. Selanjutnya, ia merampungkan studi S-2 di Jurusan
Ilmu Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia (FEB UI) pada tahun 2008. Saat ini,
ia tengah menempuh studi doktor (S-3) di Jurusan Ilmu Ekonomi di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (FEB USU). Tak hanya itu,
ia juga beraktivitas sebagai Dosen Tetap dan juga menjabat saat ini sebagai
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan di Fakultas Ekonomi
Universitas Simalungun (FE USI) di Kota Pematangsiantar. Mata kuliah yang
diampunya adalah Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan, dan
Perekonomian Indonesia. Beberapa buku yang pernah ditulisnya yaitu
Pengantar Ekonomi Makro (Citapustaka Media, 2014), Sistem Perekonomian
Indonesia (Kita Menulis, 2021), Ekonomi Pembangunan (Kita Menulis, 2021),
Ekonomi Internasional (Kita Menulis, 2021). Penulis dapat dihubungi melalui
email: darwin.damanik@gmail.com.