Anda di halaman 1dari 7

Tugas 1 Lembaga Keuangan

1. Bank Indonesia adalah bank sentral yang mengatur dan menstabilkan sistem keuangan
yang ada di indonesia, tugas utama dari bank indonesia menstabilkan moneter dan juga
untuk menstabilkan sistem keuangan negara. Bank Indonesia memiliki lima peran utama
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.
Sebutkan dan jelaskan kelima peran utama Bank Indonesia

2. a. Pengertian bank, menurut UU RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998


tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,
yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.
Sebutkan dan jelaskan beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan
b. Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara pada umumnya
dan khususnya adalah negara Indonesia.
Jelaskan tujuan jasa perbankan di Indonesia

3. a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API).


b. Sebutkan dan jelaskan 6 pilar Arsitektur Perbankan Indonesia (API).

4. Otoritas Jasa Keuangan atau lebih dikenal dengan istilah OJK, adalah sebuah
lembaga
pengawasan jasa keuangan yang independen dan mengawasi industri perbankan, pasar
modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi.
a. Jelaskan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan
b. Jelaskan Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan

5. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional
atau bank berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran.
a. Sebutkan jenis-jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya
b. Sebutkan jenis-jenis bank dilihat dari segi statusnya
Sebutkan dan jelaskan kelima peran utama Bank Indonesia

1. Regulator dan Fasilitator Pengembangan


Bank Indonesia memiliki kewenangan khusus dalam perekonomian negara. Salah satu peran
pokok Bank Indonesia adalah sebagai regulator dan fasilitator sistem pembayaran yang
berlaku di negara kita. Apa yang dimaksud dengan regulator dan fasilitator? Bank Indonesia
sebagai regulator bertugas untuk memastikan seluruh proses sistem pembayaran berjalan
mulus. 

Caranya adalah dengan membuat peraturan, syarat-syarat, serta sanksi yang mengikat
penyedia layanan keuangan. Dengan begitu, tata penggunaan sistem pembayaran, mulai dari
transfer uang, kartu debit dan kredit, sampai QRIS, sudah diatur sedemikian rupa untuk
meminimalisir risiko penyalahgunaan. Contohnya seperti Peraturan Bank Indonesia Nomor
20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik. 

Kemudian, Bank Indonesia juga menjadi fasilitator yang artinya menyempurnakan sistem
pembayaran yang sudah ada. Pada intinya, Bank Indonesia memiliki kewajiban untuk
menjamin semua transaksi berjalan tanpa hambatan.

2. Memberikan Izin yang Sesuai


 Salah satu peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran yang cukup krusial adalah
mengeluarkan izin-izin kepada perusahaan dan pihak yang melakukan transaksi. Bank
Indonesia tidak sembarangan mengizinkan pihak atau perusahaan untuk mengedarkan produk
atau layanan keuangan. 
Hal tersebut juga sudah diatur dengan jelas dalam PBI No. 23/6/PBI/2021 dan PBI No.
23/7/PBI/2021. Ini juga sejalan dengan peran Bank Indonesia untuk melindungi kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia. Karena itu, sebelum Anda memercayakan keuangan pribadi
maupun bisnis ke bank atau penyedia layanan keuangan, pastikan sudah mengantongi izin
dari Bank Indonesia.

3. Sebagai Lembaga Pengawasan


Sempat disinggung di atas bahwa Bank Indonesia memiliki peran utama sebagai pelindung
hak dan kewajiban masyarakat Indonesia dalam kegiatan ekonomi. Jadi, sudah seharusnya
Bank Indonesia diberikan tanggung jawab sebagai pengawas sistem pembayaran di
Indonesia. 

Selain dengan melakukan monitoring lapangan, Bank Indonesia juga mewajibkan setiap


penyedia jasa sistem pembayaran, baik itu bank umum maupun fintech, untuk menyampaikan
laporan resmi. 

Pengawasan ini dilakukan untuk melindungi masyarakat, juga perbankan, perusahaan,


dan stakeholder. Bank Indonesia juga ingin mempertahankan stabilitas sistem keuangan dan
meningkatkan kepercayaan publik akan sistem pembayaran yang berlaku. Misalnya saja
sistem QRIS yang sudah diregulasi oleh Bank Indonesia. 

Melalui pengawasan berkala, Bank Indonesia berhasil membuat kita semua merasa aman
untuk menggunakan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran yang praktis.
4. Mengurangi Risiko dalam Sistem Pembayaran
Selanjutnya, peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran juga termasuk mengurangi
risiko terjadi gagal transaksi. Apabila ada masalah gagal bayar (failure to settle), bisa
dipastikan bahwa kelancaran sistem pembayaran pun jadi terhambat. Jika masalah seperti ini
dialami oleh lebih dari satu pihak dalam waktu bersamaan, maka perekonomian Indonesia
pun terancam macet.
Untuk menghindari isu serius seperti ini, Bank Indonesia terus mengembangkan mekanisme
yang dapat mengurangi berbagai risiko dalam sistem pembayaran. Terlebih lagi setiap
harinya risiko ini terus meningkat. Bank Indonesia pun sudah menerapkan Real Time Gross
Settlement (RTGS) yang dapat memperkuat keamanan dan kecepatan sistem
pembayaran real-time.  

5. Sebagai Lembaga Penyelenggara


Jika dahulu Pos Indonesia ikut berperan sebagai penyelenggara sistem pembayaran, kini
peran ini diambil penuh oleh Bank Indonesia. Pada era modern ini, transaksi non tunai atau
digital semakin marak digunakan. Fenomena ini semakin mengukuhkan peran Bank
Indonesia dalam sistem pembayaran. Sejatinya, Bank Indonesia menyelenggarakan dua
sistem pembayaran, yakni Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank
Indonesia-Real Time Gross Settlement (RTGS) yang sudah dibahas di poin sebelumnya. 

Fungsi Utama

Bank Indonesia berkomitmen untuk senantiasa mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah melalui pengelolaan bidang Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem
Keuangan. Pengelolaan ketiga bidang tersebut diimplementasikan melalui kebijakan yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dioperasikan melalui berbagai instrumen yang sesuai
dengan bidang tugas terkait. Ketahui lebih lanjut mengenai kebijakan serta indikator
perekonomian Indonesia pada masing-masing bidang tugas Bank Indonesia melalui menu
berikut.

PERAN BANK INDONESIA DALAM STABILITAS KEUANGAN


Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia
tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan
sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa
diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang
signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan
merupakan pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan
salah satu alur transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem
keuangan maka transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya,
ketidakstabilan moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan
akibat tidak efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa
stabilitas sistem keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.
Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas sistem
keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga
stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
Pertama, Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain melalui
instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia dituntut untuk mampu
menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini mengingat gangguan
stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan
moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat
mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan
stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut inflation
targeting framework.
Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga keuangan
yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga perbankan seperti itu
dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di negara-negara lain,
sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu,
kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu
perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan
kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui
kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law
enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang
menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu,
upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan
stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk
menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah
menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan rencana implementasi Basel II.
Ketiga, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam
sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan
mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko
yang bersifat menular (contagion risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat
sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk mengurangi
risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat. Antara lain dengan
menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau dikenal dengan nama sistem
RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih meningkatkan keamanan dan
kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia
memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem
pembayaran.
Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui pemantauan secara
macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan sektor keuangan dan
mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak pada stabilitas sistem
keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator
macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan
tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
Kelima, Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui
fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran
tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari
terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan
likuiditas pada kondisi normal maupun krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang
menghadapi masalah likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat
sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami
kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk membayar kembali.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank Indonesia harus menghindari terjadinya
moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus
diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.

2. a. Sebutkan dan jelaskan beberapa manfaat perbankan dalam


kehidupan

Beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:

Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan sebagai salah satu
model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis investasi jangka pendek
(yield enhancement).

Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai salah satu
cara untuk menghilangkan risiko dengan jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga
sebagai risk management.

Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai sarana mencari atau
memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu dikemudian hari (price
discovery).

Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan kesempatan spekulasi
(untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari transaksi derivatif itu sendiri.

Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti, transaksi derivatif
dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai
suatu permintaan dan kebutuhan pasar di masa mendatang.
Perbankan adalah lembaga yang sangat penting dalam aktivitas keuangan
masyarakat. Beberapa manfaatnya antara lain adalah:

 Menghimpun dana. Adanya bank memungkinkan masyarakat


menyimpan uang baik dalam bentuk tabungan, deposito, giro dan lain
sebagainya
 Menyediakan pinjaman. Bank memberikan berbagai produk pinjaman
bagi masyarakat yang membutuhkan dana baik untuk modal usaha
maupun membeli rumah
 Menyediakan layanan jasa keuangan. Bank juga menawarkan berbagai
produk dan layanan yang memudahkan masyarakat misalnya fasilitas
transfer, pembayaran, pembelian dll
 Memberikan fasilitas transaksi ke luar negeri, baik transfer uang untuk
keperluan pribadi maupun bisnis (misalnya seperti bisnis ekspor
impor)
 Menjadi tempat berinvestasi. Bank menyediakan berbagai pilihan
investasi bagi masyarakat.

2. b

3. a.
àArsitektur Perbankan Indonesia (API) : merupakan kerangka dasar pengembangan sistem
perbankan Indonesia yg bersifat menyeluruh untuk rentang waktu 5 – 10 tahun kedepan
àTujuan API: untuk memperkuat fundamental industri perbankan di Indonesia
àVisi API:

Arsitektur Perbankan Indonesia (API)


Arsitektur Perbankan Indonesia (disingkat API) adalah kerangka dasar sistem perbankan
Indonesia yang diluncurkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tanggal 9 Januari 2004. API
diluncurkan sebagai salah satu upaya Pemerintah dan Bank Indonesia dalam rangka
membangun kembali perekonomian Indonesia melalui penerbitan buku putih Pemerintah
sesuai dengan Inpres No. 5 Tahun 2003, di mana API menjadi salah satu program utama
dalam buku putih tersebut.

Ada di wattpad whatsapp

1. 4. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan:


fungsi OJK yakni untuk menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang
terintegrasi terhadap keseluruhan kegaitan di sektor jasa keuangan adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas keuangan. 
b. Menjaga stabilitas sistem keuangan. 
c. Melakukan pengawasan non-bank dalam struktur yg sama seperti sekarang. 
d. Pengawasan bank keluar dari otoritas BI sebagai bank sentral dan dipegang oleh lembaga
baru.

2. Tugas dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan


OJK mempunyai tugas melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Untuk melaksanakan
tugas pengaturan, OJK mempunyai wewenang.
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini.
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK.
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK.

Bank berdasarkan kepemilikannya: 


 Bank Pemerintah: Bank yang seluruh atau sebagian besar kepemilikannya dimiliki
pemerintah dan biasanya disebut sebagai Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Contoh
bank pemerintah yaitu, Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN. Selain pemerintah pusat,
pemerintah daerah juga bisa memiliki bank pemerintah daerah. Contoh bank pemerintah
daerah yaitu, Bank Jatim, Bank NTB, dan lain-lain. 
 Bank Swasta Nasional: Bank yang sebagian besar kepemilikannya dimiliki pihak swasta
atau pengusaha asal Indonesia. Contohnya seperti BCA, Bank Maspion, Bank Ganesha, dan
masih banyak lagi.  
 Bank Asing: Bank yang kepemilikannya dipegang oleh pihak asing dan memiliki cabang
pada suatu negara di luar negara asalnya. Contoh bank asing yang ada di Indonesia seperti
ICBC Indonesia, HSBC, Bank of America, Standard Chartered, dan sebagainya. 
 Bank Campuran: Bank yang didirikan oleh badan hukum di Indonesia dan badan hukum
luar negeri. Bank ini biasanya disebut juga sebagai joint venture bank. Contohnya seperti
Bank CIMB Niaga. 

Bank berdasarkan statusnya: 


 Bank Devisa: Bank yang bisa melakukan kegiatan transaksi luar negeri dan kegiatan lainnya
yang berhubungan dengan mata uang asing. Biasanya, bank devisa memiliki produk
unggulan seperti tabungan valuta asing atau mata uang asing. Contoh bank devisa antara
lain yaitu Bank Mandiri, BRI, Bank BTN, Bank Ganesha, dan lain-lain. 
 Bank Non Devisa: Bank yang bisa melakukan kegiatan transaksi luar negeri dengan wilayah
yang terbatas pada negara tertentu saja. Contoh dari bank non devisa adalah Bank Yudha
Bakti, Bank Harda Internasional, dan lain-lain. 

Anda mungkin juga menyukai