Anda di halaman 1dari 9

PERAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM PEMBAYARAN

Peran Bank Indonesia Dalam Sistem Pembayaran

Berikut ini adalah beberapa peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran:

1. Regulator dan Fasilitator Pengembangan


Bank Indonesia memiliki kewenangan khusus dalam perekonomian negara. Salah satu
peran pokok Bank Indonesia adalah sebagai regulator dan fasilitator sistem
pembayaran yang berlaku di negara kita. Apa yang dimaksud dengan regulator dan
fasilitator? Bank Indonesia sebagai regulator bertugas untuk memastikan seluruh
proses sistem pembayaran berjalan mulus. Caranya adalah dengan membuat
peraturan, syarat-syarat, serta sanksi yang mengikat penyedia layanan keuangan.
Dengan begitu, tata penggunaan sistem pembayaran, mulai dari transfer uang, kartu
debit dan kredit, sampai QRIS, sudah diatur sedemikian rupa untuk meminimalisir
risiko penyalahgunaan. Contohnya seperti Peraturan Bank Indonesia Nomor
20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik. Kemudian, Bank Indonesia juga menjadi
fasilitator yang artinya menyempurnakan sistem pembayaran yang sudah ada. Pada
intinya, Bank Indonesia memiliki kewajiban untuk menjamin semua transaksi berjalan
tanpa hambatan.
2. Memberikan Izin yang Sesuai
Salah satu peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran yang cukup krusial adalah
mengeluarkan izin-izin kepada perusahaan dan pihak yang melakukan transaksi. Bank
Indonesia tidak sembarangan mengizinkan pihak atau perusahaan untuk mengedarkan
produk atau layanan keuangan. Hal tersebut juga sudah diatur dengan jelas dalam PBI
No. 23/6/PBI/2021 dan PBI No. 23/7/PBI/2021. Ini juga sejalan dengan peran Bank
Indonesia untuk melindungi kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia. Karena itu,
sebelum Anda memercayakan keuangan pribadi maupun bisnis ke bank atau penyedia
layanan keuangan, pastikan sudah mengantongi izin dari Bank Indonesia.\
3. Sebagai Lembaga Pengawasan
Sempat disinggung di atas bahwa Bank Indonesia memiliki peran utama sebagai
pelindung hak dan kewajiban masyarakat Indonesia dalam kegiatan ekonomi. Jadi,
sudah seharusnya Bank Indonesia diberikan tanggung jawab sebagai pengawas sistem
pembayaran di Indonesia. Selain dengan melakukan monitoring lapangan, Bank
Indonesia juga mewajibkan setiap penyedia jasa sistem pembayaran, baik itu bank
umum maupun fintech, untuk menyampaikan laporan resmi. Pengawasan ini
dilakukan untuk melindungi masyarakat, juga perbankan, perusahaan, dan
stakeholder. Bank Indonesia juga ingin mempertahankan stabilitas sistem keuangan
dan meningkatkan kepercayaan publik akan sistem pembayaran yang berlaku.
Misalnya saja sistem QRIS yang sudah diregulasi oleh Bank Indonesia. Melalui
pengawasan berkala, Bank Indonesia berhasil membuat kita semua merasa aman
untuk menggunakan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran yang praktis.
4. Mengurangi Risiko dalam Sistem Pembayaran
Selanjutnya, peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran juga termasuk
mengurangi risiko terjadi gagal transaksi. Apabila ada masalah gagal bayar (failure to
settle), bisa dipastikan bahwa kelancaran sistem pembayaran pun jadi terhambat. Jika
masalah seperti ini dialami oleh lebih dari satu pihak dalam waktu bersamaan, maka
perekonomian Indonesia pun terancam macet. Untuk menghindari isu serius seperti
ini, Bank Indonesia terus mengembangkan mekanisme yang dapat mengurangi
berbagai risiko dalam sistem pembayaran. Terlebih lagi setiap harinya risiko ini terus
meningkat. Bank Indonesia pun sudah menerapkan Real Time Gross Settlement
(RTGS) yang dapat memperkuat keamanan dan kecepatan sistem pembayaran real-
time.
5. Sebagai Lembaga Penyelenggara
Jika dahulu Pos Indonesia ikut berperan sebagai penyelenggara sistem pembayaran,
kini peran ini diambil penuh oleh Bank Indonesia. Pada era modern ini, transaksi non
tunai atau digital semakin marak digunakan. Fenomena ini semakin mengukuhkan
peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran. Sejatinya, Bank Indonesia
menyelenggarakan dua sistem pembayaran, yakni Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) dan Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (RTGS) yang
sudah dibahas di poin sebelumnya.

Pengenalan tentang sistem pembayaran

Sistem pembayaran adalah suatu sistem yang digunakan untuk memfasilitasi transaksi
keuangan antara pihak yang berbeda. Sistem ini sangat penting dalam perekonomian modern,
karena memungkinkan berbagai transaksi keuangan dilakukan dengan cepat, mudah, dan
aman.

Sistem pembayaran terdiri dari berbagai komponen, seperti sarana pembayaran seperti
uang tunai, kartu kredit, transfer bank, e-wallet, dan lain-lain. Selain itu, sistem pembayaran
juga meliputi berbagai infrastruktur seperti jaringan komunikasi, basis data, sistem kliring,
dan lain-lain yang diperlukan untuk memproses transaksi secara efisien. Sistem pembayaran
memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Meningkatkan efisiensi transaksi keuangan: dengan adanya sistem pembayaran yang


efisien, transaksi keuangan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah, sehingga
memudahkan kegiatan ekonomi.
2. Meningkatkan keamanan transaksi: sistem pembayaran harus dapat menjamin
keamanan transaksi dan melindungi pengguna dari penipuan dan kejahatan finansial.
3. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas: sistem pembayaran harus dapat
memberikan informasi yang akurat dan transparan mengenai transaksi keuangan yang
dilakukan.
4. Mendorong inovasi dan pengembangan sistem pembayaran: untuk meningkatkan
efisiensi dan keamanan sistem pembayaran, perlu dilakukan inovasi dan
pengembangan terus-menerus.

Bank sentral memegang peran penting dalam mengatur dan mengawasi sistem
pembayaran, dengan tujuan untuk memastikan sistem tersebut berjalan secara efisien, aman,
dan stabil. Di Indonesia, Bank Indonesia merupakan bank sentral yang bertanggung jawab
atas pengaturan dan pengawasan sistem pembayaran.

Bank Indonesia memiliki peran penting dalam mengatur dan mengawasi sistem
pembayaran di Indonesia. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia bertanggung jawab atas
stabilitas sistem keuangan dan kesehatan ekonomi nasional. Oleh karena itu, Bank Indonesia
memiliki peran dalam memastikan bahwa sistem pembayaran di Indonesia berjalan secara
efisien, aman, dan stabil. Berikut adalah beberapa peran Bank Indonesia dalam sistem
pembayaran:

1. Pengaturan dan pengawasan sistem pembayaran: Bank Indonesia memiliki wewenang


untuk mengatur dan mengawasi sistem pembayaran di Indonesia. Hal ini termasuk
pengawasan terhadap lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem pembayaran
seperti bank, lembaga pemrosesan pembayaran, dan penyedia layanan pembayaran
lainnya.
2. Pengembangan dan peningkatan sistem pembayaran: Bank Indonesia berperan dalam
mengembangkan dan meningkatkan sistem pembayaran di Indonesia agar dapat
berjalan dengan lebih efisien, aman, dan inovatif. Hal ini mencakup pengembangan
infrastruktur sistem pembayaran, seperti sistem kliring dan transfer dana antar bank,
serta mendorong inovasi dan penggunaan teknologi yang lebih canggih dalam sistem
pembayaran.
3. Penetapan kebijakan sistem pembayaran: Bank Indonesia memiliki peran dalam
menetapkan kebijakan sistem pembayaran untuk memastikan stabilitas dan kesehatan
sistem keuangan. Kebijakan ini termasuk aturan dan standar operasional untuk
lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem pembayaran, serta penentuan tarif dan
biaya yang berlaku dalam sistem pembayaran.
4. Pengawasan terhadap risiko sistemik: Bank Indonesia berperan dalam mengawasi
risiko sistemik dalam sistem pembayaran, seperti risiko kredit, likuiditas, dan
operasional. Bank Indonesia juga memiliki wewenang untuk mengambil tindakan
preventif atau korektif jika terdapat risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem
pembayaran atau sistem keuangan secara keseluruhan.

Dengan peran dan tanggung jawab yang dimilikinya, Bank Indonesia berperan
penting dalam menjaga stabilitas dan kesehatan sistem pembayaran di Indonesia, sehingga
dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Infrastruktur sistem pembayaran

Infrastruktur sistem pembayaran adalah kumpulan sistem, proses, lembaga, dan aturan
yang digunakan untuk memfasilitasi proses pembayaran antara berbagai pihak yang terlibat,
seperti konsumen, bisnis, dan lembaga keuangan. Infrastruktur ini sangat penting untuk
menjaga kelancaran dan keamanan sistem pembayaran. Beberapa contoh infrastruktur sistem
pembayaran yang ada di Indonesia meliputi:

1. Sistem Kliring Otomatis (SKO): SKO adalah sistem yang digunakan untuk
menyelesaikan transaksi antarbank secara otomatis dan real-time. SKO memfasilitasi
transfer dana antarbank dengan efisien dan aman.
2. Sistem Transfer Dana Elektronik (STEL): STEL adalah sistem yang digunakan untuk
transfer dana secara elektronik antara rekening bank di Indonesia. STEL
memungkinkan transfer dana dengan biaya yang lebih rendah dan waktu yang lebih
cepat dibandingkan dengan transfer dana tradisional.
3. Kartu Debit dan Kartu Kredit: Kartu debit dan kartu kredit adalah alat pembayaran
elektronik yang umum digunakan di Indonesia. Kedua kartu ini memungkinkan
konsumen untuk melakukan pembelian secara online atau di toko-toko yang
menerima pembayaran dengan kartu.
4. Mobile Payment: Mobile payment adalah sistem pembayaran yang memungkinkan
konsumen untuk melakukan pembayaran melalui aplikasi di smartphone. Beberapa
contoh mobile payment yang populer di Indonesia adalah Go-Pay, Ovo, dan Dana.

Selain itu, Bank Indonesia juga memastikan bahwa infrastruktur sistem pembayaran
yang ada di Indonesia selalu diperbarui dan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan yang
berkembang dari masyarakat dan bisnis. Bank Indonesia juga memfasilitasi inovasi dalam
teknologi pembayaran untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensi sistem pembayaran di
Indonesia.

Keamanan sistem pembayaran

Keamanan sistem pembayaran adalah hal yang sangat penting dalam memastikan
kelancaran sistem pembayaran dan melindungi konsumen dari risiko kejahatan cyber dan
penipuan. Beberapa upaya yang dilakukan untuk menjaga keamanan sistem pembayaran
antara lain:

1. Enkripsi Data: Data transaksi pembayaran dienkripsi untuk melindungi informasi


sensitif seperti nomor kartu kredit dan informasi pribadi lainnya dari akses yang tidak
sah.
2. Otorisasi: Setiap transaksi pembayaran harus diotorisasi dengan menggunakan metode
otentikasi yang kuat seperti kode OTP (One-Time Password), biometrik, dan token.
3. Proteksi Firewall: Firewall digunakan untuk melindungi jaringan dan sistem dari
serangan cyber seperti malware dan hacking.
4. Sertifikasi Keamanan: Sistem pembayaran harus mendapatkan sertifikasi keamanan
dari pihak ketiga yang independen seperti PCI-DSS (Payment Card Industry Data
Security Standard) untuk memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap standar
keamanan yang ditetapkan.
5. Monitoring dan Pelaporan: Setiap transaksi dan kegiatan yang mencurigakan harus
terus dimonitor dan dilaporkan untuk mencegah penipuan dan pelanggaran keamanan.

Bank Indonesia memainkan peran penting dalam memastikan keamanan sistem


pembayaran di Indonesia dengan mengeluarkan peraturan dan kebijakan yang memastikan
adopsi standar keamanan dan kepatuhan terhadap regulasi dan prosedur keamanan yang
ditetapkan. Selain itu, Bank Indonesia juga berperan dalam memfasilitasi kolaborasi antara
lembaga keuangan dan otoritas keamanan cyber untuk meningkatkan kemampuan dalam
menjaga keamanan sistem pembayaran.

Inovasi dalam sistem pembayaran

Inovasi dalam sistem pembayaran adalah pengembangan dan penerapan teknologi


baru dalam sistem pembayaran yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses
pembayaran serta meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya. Beberapa
inovasi dalam sistem pembayaran antara lain:

1. Pembayaran Digital: Pembayaran digital adalah bentuk inovasi yang paling populer
dan digunakan di seluruh dunia. Ini termasuk penggunaan kartu kredit, kartu debit,
transfer bank, dan e-wallet seperti OVO, GoPay, dan DANA.
2. QR Code: Teknologi QR code digunakan dalam beberapa aplikasi pembayaran digital
di mana pengguna dapat memindai kode QR untuk melakukan transaksi.
3. Mobile Payment: Mobile payment adalah pembayaran menggunakan aplikasi pada
ponsel pintar yang terhubung ke rekening bank atau e-wallet pengguna.
4. NFC Payment: NFC (Near Field Communication) adalah teknologi yang
memungkinkan perangkat elektronik seperti ponsel pintar dan kartu kredit untuk
berkomunikasi dan memfasilitasi transaksi pembayaran.
5. Blockchain: Blockchain adalah teknologi digital yang memungkinkan transaksi aman
dan transparan yang dilakukan secara peer-to-peer tanpa melalui pihak ketiga.

Inovasi-inovasi ini memberikan banyak manfaat bagi pengguna sistem pembayaran,


seperti kemudahan dalam pembayaran, kecepatan, keamanan dan transparansi. Selain itu,
inovasi ini juga membantu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi dalam sistem
pembayaran. Namun, perlu diingat bahwa inovasi harus selalu diiringi dengan upaya menjaga
keamanan dan privasi pengguna dalam transaksi pembayaran. Oleh karena itu, Bank
Indonesia terus memantau dan mengatur inovasi-inovasi dalam sistem pembayaran untuk
memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan standar keamanan yang telah ditetapkan.

Tantangan dan solusi dalam sistem pembayaran

Sistem pembayaran menghadapi beberapa tantangan yang harus diatasi untuk


memastikan kelancaran dan keamanan proses transaksi. Beberapa tantangan dan solusinya
antara lain:

1. Keamanan: Tantangan utama dalam sistem pembayaran adalah keamanan. Terdapat


risiko penipuan, pencurian identitas, serangan siber, dan kebocoran data yang dapat
mengancam integritas dan kerahasiaan transaksi pembayaran. Solusinya adalah
dengan menerapkan teknologi keamanan terbaru, seperti verifikasi dua faktor,
enkripsi data, dan sistem deteksi ancaman siber.
2. Biaya: Biaya transaksi menjadi masalah bagi beberapa pihak, seperti konsumen dan
pedagang. Solusinya adalah dengan memperkenalkan sistem pembayaran yang lebih
murah atau gratis dan menawarkan insentif bagi pengguna yang memilih opsi
pembayaran tertentu.
3. Kecepatan: Tantangan lainnya adalah kecepatan proses transaksi. Terdapat kebutuhan
untuk melakukan transaksi dengan cepat dan efisien tanpa menunggu waktu yang
lama. Solusinya adalah dengan mengembangkan sistem pembayaran yang lebih cepat
seperti instant payment atau real-time payment.
4. Standar dan Interoperabilitas: Sistem pembayaran terdiri dari banyak pemangku
kepentingan dan platform yang berbeda-beda, sehingga menyulitkan untuk
menetapkan standar yang konsisten dan meningkatkan interoperabilitas. Solusinya
adalah dengan menciptakan standar yang terbuka dan interoperabilitas antara platform
dan sistem pembayaran yang berbeda-beda.
5. Regulasi dan Kepatuhan: Tantangan terakhir adalah regulasi dan kepatuhan yang
ketat. Bank sentral perlu mengeluarkan peraturan dan standar yang jelas untuk
mengatur sistem pembayaran dan memastikan kepatuhan semua pihak terhadap
regulasi tersebut.
Kesimpulannya, sistem pembayaran menghadapi berbagai tantangan, namun terdapat
solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Penting bagi Bank Indonesia
dan semua pemangku kepentingan dalam sistem pembayaran untuk bekerja sama dan
berinovasi dalam memperbaiki sistem pembayaran sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pengguna dan memastikan kelancaran dan keamanan transaksi.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, T. S., & Eddyono, L. W. (2021). Peran Bank Indonesia Dan Pembangunan Hukum Di
Bidang Moneter Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Indonesia. Jurnal Rechts
Vinding: Media Pembinaan Hukum Nasional, 10(3), 393-411.

Dermawan, A. (2018). Peranan Bank Indonesia Dalam Kebijakan Pengedaran Uang Di


Indonesia (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatea Utara Medan).

Hayati, I., Fatimah, S., & Siregar, S. (2020). Peran Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sumatera Utara Dalam Meningkatkan Pasar Keuangan Syariah. Misykat
Al-Anwar Jurnal Kajian Islam Dan Masyarakat, 3(1), 20-34.

Hermana, B. (2007). Peran Bank Indonesia Menuju Indonesia 2025: Prahara, Sengsara, atau
Nusantara Jaya?. Karya Tulis Ilmiah Bank Indonesia, 19.

Iswanto, B. (2016). Peran Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional, Badan Wakaf Indonesia
dan Baznas dalam Pengembangan Produk Hukum Ekonomi Islam di Indonesia.
Iqtishadia: Jurnal Kajian Ekonomi Dan Bisnis Islam STAIN Kudus, 9(2), 421-439.

Pangau, J. M. (2015). Peran Bank Indonesia Terhadap Pelaksanaan Kliring Antar Bank. Lex
Privatum, 3(1).

Anda mungkin juga menyukai