Anda di halaman 1dari 27

BANK INDONESIA DAN MANAJEMEN BANK

Dosen Pengampu : PUTRI VINA SEFAVERDIANA, S.Pd, M.Pd

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

HAIDAR FATYA RAHMI


(2181000420020)
DESIDERIUS LEWA

EKONOMI B 2018

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA


IKIP BUDI UTOMO MALANG
2018
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah ini. Karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya,
penyusunan makalah dengan judul “ BANK INDONESIA DAN MAANJEMEN
BANK” dapat kami selesaikan dengan baik. Adapun penulisan makalah ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan akan tentang
semua yang ada dalam ekonomi teknik melalui makalah ini. Dalam penulisan
makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami.
Oleh karena itu, terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan
kemampuan kami semata. Namun, karena adanya dukungan dan bantuan dari
pihak-pihak yang terkait. Sehubungan dengan hal tersebut, kami juga berterima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, kami
menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................................
B. Rumusan Masalah …….....................................................................................
C. Tujuan Makalah ……........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................
A. Pengertian
B. Tujuan dan tugas bank indonesia ....................................................................
C. Bank Indonesia sebagai Lender Of the Resort ................................................
D. Kebijakan nilai tukar .........................................................................................
F. Sumber dana bank …………………………………………………………….
G. Simpanan giro, tabungan, deposito ...................................................................
H. Penentuan tingkat bunga simpanan …………………………………………..
I. Lembaga penjaminan simpanan
BAB III KESIMPULAN…….. ….. ....................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bank Indonesia merupakan lembaga yang memiliki peran penting


dalam perekonomian terutama dibidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Bank Indonesia dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang
menyangkut kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti
stabilitas harga dan perkembangan ekonomi, dan disisi lain dalam suatu
sistem perbankan, ketiadaan kordinator dan regulator yang tidak berpihak
akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan operasinya
secara efisien.
Bank Indonesia akan tercermin dari tugas utama yang diembannya,
yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
mengawasi bank, serta menjaga kelancaran sisitem pembayaran. Salah satu
pelaksanaan tugas Bank Indonesia adalah dibidang sistem pembayaran
yang bisa dikatakan telah berakar sejak masa De Javasche Bank (DJB).
Sebagai bank sirkulasi untuk
Hindia Belanda, De Javasche Bank telah berpengalaman dalam
melaksanakan sisitem pembayaran, baik pembayaran tunai, maupun
pembayaran non tunai. Ketika De Javasche Bank berganti menjadi Bank
Indonesia pada 1 juli 1953, tugas pelaksanaan sisitem pembayaran itu
kembali dimantapkan dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 1953 atau
Undang-Undang pokok Bank Indonesia 1953 pada pasal 7 ayat 2 sebagai
berikut: “Bank menyelenggarakan pengedaran uang itu terdiri dari uang
kertas bank, mempermudah jalannya uang giral di Indonesia dan
memajukan jalannya pembayaran dengan luar negeri”. Sejak saat itu Bank
Indonesia menyelenggarakan pengedaran uang melalui jaringan kantor-
kantor cabangnya ke seluruh wilayah Indonesia.
Pentingnya keberadaan suatu sistem pembayaran yang efisien, aman,
dan handal bagi suatu perekonomian maka sejak awal tahun 1990 an isu
mengenai sistem pembayaran ini telah mulai menjadi perhatian serius bank-
bank sentral karena mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan
efektivitas tugas pokok bank sentral. Saat ini hampir semua bank sentral
menempatkan sistem pembayaran sebagai salah satu bidang dalam tugas
pokoknya.
Sasaran dari fungsi mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran oleh bank sentral adalah terciptanya sistem pembayaran yang
aman dan efisien. Pengertian sistem pembayaran adalah suatu sistem yang
mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan
untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban
yang timbul dari kegiatan ekonomi. Oleh karena itu, sistem pembayaran
yang aman dan efisien sangat mendukung keberhasilan suatu negara dalam
menjaga dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan dan stabilitas
moneter.
Sistem pembayaran merupakan salah satu komponen utama dalam
mendukung aktivitas perekonomian di suatu negara dan oleh karena itu
sistem pembayaran harus senantiasa dijaga agar dapat berjalan secara aman
dan efisien. Keaman dalam kegiatan sistem pembayaran dapat dilihat dari
berbagai indikator antara lain sebagai berikut:

1. Tersedianya lembaga, mekanisme, alat pembayaran, dan


infrastruktur dalam kegiatan sistem pembayaran yang handal dan
aman dari segala bentuk fraud.
2. Tersedianya aturan hukum yang memberikan pengaturan yang
jelas
dan adil untuk seluruh pihak dalam penyelenggaraan sistem
pembayaran.
3. Tersedianya sistem yang handal dalam pemrosesan transaksi
sistem
pembayaran yang antara lain dibuktikan dengan tingkat
ketersediaan sistem yang maksimal serta kepastian penyelesaian
transaksi.
4. Tersedianya back-up system yang menjamin kelangsungan
kegiatan
sistem pembayaran yang aman.
Sedangkan sistem pembayaran yang efisien ditunjukkan melalui
berbagai indikator antara
lain:
1. Tersedianya infrastruktur sistem pembayaran yang menjangkau
seluruh wilayah Indonesia dan dapat dimanfaatkan secara bersama
oleh penyedia sistem.
2. Tersedianya layanan sistem pembayaran yang cepat, mudah
diakses dan murah untuk seluruh lapisan masyarakat.
3. Mekanisme penyelesaian pembayaran yang praktis dan cepat.

Pada prinsipnya, kelima komponen utama dalam sistem pembayaran


yaitu aturan, lembaga, mekanisme, alat pembayaran, dan infrastruktur yang
merupakan satu kesatuan utuh dalam sistem harus selalu dikembangkan
dalam menjawab tantangan perkembangan teknologi yang mendasari
perkembangan sistem pembayaran dan kebutuhan masyarakat terhadap
sistem pembayaran yang semakin aman dan efisien.
Dalam sistem pembayaran Bank Indonesia berhak menetapkan dan
memberlakukan kebijakan sistem pembayaran. Selain itu, Bank Indonesia
juga memiliki kewenangan memberikan persetujuan dan perizinan serta
melakukan pengawasan atas sistem pembayaran. Tugas Bank Indonesia
dalam sistem pembayaran misalnya, peran sebagai penyelenggara kliring
antarbank untuk jenis alat-alat pembayaran tertentu. Bank sentral adalah
satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan dan mengedarkan alat
pembayaran tunai seperti uang rupiah. Bank Indonesia juga berhak
mencabut, menarik hingga memusnahkan uang rupiah yang sudah tidak
berlaku dari peredaran.
Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui pelayanan kas
kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank
umum dilakukan melalui penerimaan setoran dan pembayaran uang rupiah.
Sedangkan kepada masyarakat dilakukan melalui penukaran secara langsung
di loket-loket penukaran seluruh kantor Bank Indonesia atau melalui
kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa penukaran uang
kecil.Sesuai Undang-undang No.7 Tahun 2011 tentang mata uang, Bank
Indonesia menyelenggarakan pelayanan perkasan di setiap satuan kerja kas
berupa penerimaan setoran dan penarikan uang kepada masyarakat dan
perbankan. Selain itu Bank Indonesia menyediakan pelayanan kas di luar
kantor berupa kas keliling, kas titipan dan kerjasama penukaran dengan
pihak ketiga.
Berdasarkan penjelasan pasal 8 Undang-undang No.23 tahun 1999
tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No.3 tahun 2004, Bank Indonesia bertanggung jawab dan memiliki
wewenang di dalam mewujudkan sistem pembayaran yang efisien, cepat,
aman dan handal. Salah satu upaya yang dilakukan Bank Indonesia adalah
melalui pengawasan sistem pembayaran.
Pengawasan sistem pembayaran sebagai salah satu fungsi Bank
Sentral yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dan efisiensi dalam
sistem pembayaran yang dilakukan melalui monitoring, melakukan penilaian
terhadap penyelenggara berdasarkan kesesuaian dengan tujuan keamanan
dan efisiensi serta mendorong terjadinya perubahan-perubahan yang
diperlukan dalam sistem pembayaran.
Pengawasan sistem pembayaran diperlukan untuk menghindari
kemungkinan kegagalan keberlangsungan sistem pembayaran yang dapat
ditimbulkan dari pihak internal, eksternal, pengaruh jaringan atau praktek
monopoli.
Berdasarkan yang saya amati selama melaksanakan praktek kerja
lapangan/magang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Utara, terdapat kesalahan yang pernah terjadi pada pelayanan kas yaitu
selisih antara uang masuk dan uang keluar. Yang dimaksud dengan uang
masuk adalah uang transaksi penukaran atau penggantian uang dari
masyarakat maupun bank umum. Sedangkan yang dimaksud dengan uang
keluar adalah modal yang dikeluarkan oleh KpwBI Prov. Sumut untuk
transaksi penukaran atau penggantian uang ke masyarakat ataupun bank
umum. Kesalahan ini terjadi karena kurangnya ketelitian atau human error.
Meskipun mereka mempunyai SOP (sistem operasional) sendiri tetapi
kesalahan selisih kas ini tidak bisa dihindari selamanya karena ini
merupakan hal yang lazim terjadi di setiap perusahaan. Hal ini jarang terjadi
secara terus-menerus, walaupun jarang tapi sekali waktu bisa terjadi. Yang
namanya kesilapan dan kekhilafan pasti terjadi disetiap manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tujuan Bank Indonesia?
2. Jelaskan tugas Bank Indonesia
3. Bagaimana kebijakan nilai tukar?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tujuan Bank indonesia dan manajemen bank
2. Untuk mengetahui sumber dana bank
BAB II

PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN

Bank Indonesia merupakan lembaga yang memiliki peran penting


dalam perekonomian terutama dibidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Bank Indonesia dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang
menyangkut kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti
stabilitas harga dan perkembangan ekonomi, dan disisi lain dalam suatu
sistem perbankan, ketiadaan kordinator dan regulator yang tidak berpihak
akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan operasinya
secara efisien.
Manajemen Perbankan merupakan suatu Ilmu yang mempelajari segala
kegiatan penyerapan atau pengumpulan dana, penyaluran utang piutang, pelaksanaan
lalu lintas transaksi keuangan serta pertukaran mata uang hal ini dilakukan agar lebih
efektif terhadap pencapaian tujuan yang telah dibuat.
Tujuan dari manajemen perbankan adalah untuk menarik dana dari
masyarakat atau pihak lainnya untuk disalurkan kembali kepada masyarakat melalui
pinjaman kredit dengan imbalan jasa.

B. TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai tujuan tunggal, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua dimensi, yaitu
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa domestik (inflasi), serta kestabilan terhadap
mata uang negara lain (kurs). Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar
yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga tugas ini adalah:

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;

2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran; serta

3. Mengatur dan mengawasi perbankan (tugas ini masih berlaku pasca-UU OJK namun
difokuskan pada aspek makroprudensial dalam rangka menjaga stabilitas sistem
keuangan di Indonesia).

Ketiga tugas tersebut dijalankan secara terintegrasi agar tujuan mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Setelah tugas
mengatur dan mengawasi perbankan secara mikroprudensial dialihkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan, tugas Bank Indonesia dalam mengatur dan mengawasi perbankan tetap berlaku,
namun difokuskan pada aspek makroprudensial sistem perbankan

C. BANK INDONESIA SEBAGAI LENDER OF THE RESORT

Lahirnya Bank Indonesia sebagai bank sentral dengan berbagai bentuk, fungsi dan
tugas yang demikian kompleks tidak terlepas daripada tujuan pembangunan nasional yaitu
dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945.Kedudukan Bank Indonesia sebagai lender of the last resort
sebelum lahirnya Undang-Undang No.9 Tahun 2016 tentang pencegahan dan penanganan
krisis system keuangan diatur pada Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang bank sentral.
Dalam Pasal 32 ayat (3) UU Nomor 13 Tahun 1968 yang mengatakan Bank Indonesia dapat
pula memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya dalam keadaan darurat.
Lender of the last resort sendiri dapat definisikan sebagai Suatu fungsi dari Bank
Indoneisa( BI ) untuk memberikan bantuan pendanaan kepada bank yang mempunyai
kesulitan likuiditas yang dihadapi dalam keadaan darurat.
Pengaturan tentang Lander of the last resort ini sudah beberapa kali berubah sejalan
dengan perubahan undang-undang Bank Indonesia dari mulai UU No. 23 Tahun 1999, UU
No. 3 Tahun 2004, dan UU No. 6 Tahun 2009. Perbedaan dari setiap perubahan UU BI bagi
pengaturan Lander of the last resort yaitu :

A. Pada UU No. 23 Tahun 1999, Lender of the Last Resort oleh Bank Indonesia hanya
memberikan fasilitas kredit kepada bank yang mengalami kesulitan dengan
pendanaan jangka pendek dan dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi dan
mudah dicairkan.

B. Pada UU No. 3 Tahun 2004, dimungkinkan Bank Indonesia dapat memberikan


fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah, dalam hal
suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi
mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan. Jadi dapat dikatakan
kalau pendanaannya adalah Jangka Panjang dan dibebankan kepada Pemerintah (bail
Out).

C. Pada UU No. 6 Tahun 2009, merubah ketentuan pada pasal 11 ayat (2) yang
menghapuskan kata-kata “dan mudah dicairkan). Yang menurut pendapat saya
Mengandung konsekuensi bahwa untuk dapat memberikan bantuan pendaan jangka
pendek tidak perlu lagi mensyaratkan jaminan yang mudah dicairkan karena
bertentangan dengan urgensi keadaan darurat.
Pasca dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011, dibuatlah UU
Nomor 09 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU
PPKSK) yang bertitik berat padapencegahan dan penanganan permasalahan bank sistemik
sebagai bagian penting dari sistem keuangan. UUPPKSK ini mengatur peran Komite Stabilitas
Sistem Keuangan. Komite Stabilitas Sistem Keuangan beranggotakan Menteri Keuangan,
Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, dan Ketua Dewan
Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan.
Dalam UU PPKSK diatur pula tentang Penyediaan penjamin likuiditas jangka pendek didukung
agunan berkualitas tinggi bagi bank yang butuh likuiditas oleh Bank Indonesia yang mana hal
tersebut adalah pengaturan Lender of the last resort yang sebelumnya diatur oleh Bank
Indonesia.
Lahirnya UU PPKSK membawa dampak terhadap kewenangan Bank Indonesia
sebagai the lender of the last resort yang diatur dalam pasal 53 ayat (1) UU PPKSK yang pada
intinya menghapuskan Pasal 37A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 11 ayat (4) dan
ayat (5) serta Pasal 55 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang BI, Pasal 1
angka 25, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 69 ayat (3) Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 Tentang OJK.
Dengan begitu bank indonesia tidak lagi mempunyai kewenangan untuk memberikan
fasilitas pendanaan, dalam hal suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak
sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, dan juga BI
tidak dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban
pemerintah.Namun disisi lain sesuai dengan hal-hal yang diatur dalam pasal 20 dan 30 UU
PPKSK, Bank Indonesia masih mempunyai kewenangan untuk memberikan kredit atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka waktu paling lama 90 hari kepada bank
sistemik maupun non sistemik untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek kepada bank
yang bersangkutan dan wajib disertai jaminan yang memiliki nilai minimal sejumlah kredit atau
pembiayaan yang diterima oleh bank tersebut. Namun dalam pemberian kredit jangka pendek
tersebut UU PPKSK mewajibkan BI untuk berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Maka melihat kedudukan bank yang berpengaruh besar dalam keuangan negara,
dapat kita ambil kesimpulan bahwa Pengaturan Bank Indonesia sebagai Lender of The Last
Resort dalam stabilitas keuangan negara sudah dengan adanya UU PPKSK sudah cukup
mempermudah dan membantu Bank dari yang berdampak sistemik maupun yang tidak
berdampak sistemik untuk mengatasi resiko kegagalan atau kesulitan likuiditas dalam
menjalankan fungsinya yang sering terdampak gejolak ekonomi negara maupun internasional.

D . KEBIJAKAN NILAI TUKAR

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya
stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan
untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha.

Kebijakan nilai tukar dilakukan dalam rangka mengurangi gejolak yang muncul dari
ketidakseimbangan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing (valas), melalui strategi
triple intervention. Strategi triple intervention dilakukan melalui intervensi jual di pasar spot,
pasar Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF) atau pasar berjangka valas serta pembelian
Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Strategi triple  intervention dilakukan untuk
menjaga kestabilan nilai tukar dan sekaligus menjaga kecukupan likuiditas Rupiah.

E . SUMBER DANA BANK

Yang dimaksud dengan dengan sumber sumber dana bank adalah usaha bank dalam
menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsinya bahwa
bank adalah lembaga keuangan dimana kegiatan sehari harinya adalah dalam bidang jual beli
uang. Tentu saja sebelum menjual uang (memberikan pinjaman) bank harus lebih dulu membeli
uang (menghimpun dana) sehingga selisih bunga tersebutlah bank mencari keuntungan.

Dana untuk membiayai operasinya dapat dari berbagai sumber. Perolehan dana ini
tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman (titipan) dari masyarakat atau dari lembaga
lainnya. Disamping itu, untuk membiayai operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal
sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuaikan pula
dengan tujuan penggunaan dana tersebut.
Jika tujuannya untuk kegiatan sehari hari jelas berbeda sumbernya, dengan bank yang
hendak melakukan investasi baru atau untuk perluasan usaha. Jadi tergantung daripada tujuan
dana tersebut digunakan untuk apa.

° Jenis sumber dana bank 

1. Dana Yang Bersumber Bank Itu Sendiri

Sumber dana bank ini merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri
maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. Apabila saham yang
terdapat dalam portopel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka
pencariannya dapat dilakukan dengan menjual saham kepada pemegang saham yang lama.

Akan tetapi, jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan
dapat mengeluarkan saham baru tersebut di Pasar Modal. Disamping  itu, pihak perbankan
dapat pula  menggunakan cadangan-cadangan laba yang belum digunakan. Secara garis besar
dapat disimpulkan dana sendiri terdiri dari :

1. Modal dari pemegang saham.


2. Cadangan – cadangan bank, maksudnya adalah cadangan – cadangan laba pada
tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini
sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
3. Laba bank yang belum dibagi, merupakan laba yang memang belum dibagikan
pada tahun yang bersangkutan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
sementara waktu.

Keuntungan dari sumber modal sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang
relatif besar daripada jika meminjam ke lembaga lain.

2. Dana Yang Berasal Dari Masyarakat Luas

Sumber dana bank ini merupakan sumber terpenting bagi kegiatan


operasi bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya
dari sumber ini.
Pencarian dana dari sumber ini relatif mudah  jika dibandingkan dengan sumber
lainnya dan pencarian sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan
fasilitas menarik lainnya menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Akan tetapi,
pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal jika dibandingkan dari dana
sendiri. Adapun sumber dana dari masyarakat luas dalam bentuk

1. Simpanan giro
2. Simpanan tabungan
3. Simpanan deposito

Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atau balas jasa
yang dibayar paling murah jika dibandingkan dengan Simpanan tabungan dan Simpanan
deposito, sedangkan Simpanan tabungan dan Simpanan deposito tersebut dana mahal, hal ini
disebabkan bunga yang dibayar kepada pemegangnya relatif lebih tinggi, jika dibandingkan
dengan jasa giro

3. Dana Yang Bersumber dari Lembaga Lain

Sumber dana bank yang ketiga ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber pertama dan kedua diatas.

Pencarian sumber dana ini telatif lebih mudah dan sifatnya hanya sementara waktu
saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau
membayar transaksi transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat
diperoleh dari:

1. likuiditas bank indonesia, merupakan kredit yang diberikan Bank


Indonesia kepada bank bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit
likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor sektor tertentu.’
2. Pinjaman antar bank (call money) biasanya pinjaman ini diberikan kepada bank
bank yang mengalami kalah kliring. Didalam lembaga kliring, pinjaman ini
bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi.
3. Pinjaman dari bank bank luar negeri, merupakan pinjaman yang diperoleh oleh
perbankan dari pihak luar negeri.
4. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan
SBPU kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan
keuangan maupun non bank

G . SIMPANAN GIRO, TABUNGAN, DEPOSITO.

 GIRO
Giro adalah produk simpanan bank yang penarikan dananya bisa diambil setiap
waktu dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Bank Indonesia mendefinisikan giro
sebagai simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindah bukuan.

- Ada dua jenis simpanan giro

1) Rekening giro perorangan, yakni rekening giro dengan nama perorangan


dan usaha perseorangan seperti toko, bengkel, restoran, dll.

2) Rekening badan usaha, yaitu rekening giro yang digunakan oleh


perusahaan, koperasi, yayasan, persekutuan firma, organisasi masyarakat,
bahkan instansi pemerintah.

Berbeda dengan tabungan yang dananya bisa dicairkan kapan saja, pencairan
dana rekening giro harus melalui prosedur penunjukan kepada pihak tertentu melalui
surat tertulis yang disebut dengan bilyet. Tanpa bilyet, kamu tidak dapat melakukan
penarikan.

Selain itu, giro tidak memiliki batasan nominal dalam penyimpanan maupun
penarikan. Hal ini membuat giro sering digunakan untuk transaksi dengan jumlah yang
besar. Meskipun begitu, transaksi yang menggunakan giro rentan penipuan karena harus
menggunakan bilyet giro untuk dapat melakukan penarikan dana.

 TABUNGAN

Tabungan adalah salah satu jenis simpanan yang paling umum


digunakan. Kamu tentunya juga telah menggunakan tabungan dalam
keseharianmu. Menurut Bank Indonesia , tabungan adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan / atau alat lainnya.

Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi saat ini, Anda dapat


melakukan penarikan tidak hanya melalui teller bank, namun juga melalui ATM.
Ketika menggunakan tabungan, kamu akan mendapatkan buku tabungan dan kartu
debit. Kedua benda ini dapat kamu gunakan untuk melakukan penyetoran dan
penarikan uang.

Selain itu, tabungan dapat kamu gunakan untuk melakukan berbagai  jenis
transfer . Di luar itu, jika kamu menabung dalam jangka waktu tertentu, kamu akan
mendapatkan berupa bunga sesuai dengan aturan bank yang berlaku.

Kebanyakan bunga bank yang akan kamu dapatkan antara 0,3% hingga 5%.

- tiga metode perhitungan bunga yang umum digunakan oleh bank:

1) Metode saldo terendah, yakni dengan menghitung jumlah terendah pada


bulan laporan dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan
dengan jumlah hari pada bulan laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam
satu tahun.
2) Metode saldo rata-rata, di mana bunga dalam satu bulan dihitung
berdasarkan saldo rata-rata dalam bulan berjalan. Saldo rata-rata dihitung
berdasarkan jumlah saldo akhir tabungan setiap hari dalam bulan berjalan,
dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut.

3) Metode saldo harian, di mana bunga tabungan dalam bulan berjalan


dihitung dengan menjumlahkan hasil perhitungan bunga setiap harinya.

Saat ini, ada dua jenis simpanan dalam bentuk tabungan yang umum
digunakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu tabungan konvensional dan
tabungan syariah.

Tabungan konvensional adalah tabungan dengan konsep yang telah


dinyatakan sebelumnya. Sementara itu, tabungan syariah menggunakan
perhitungan hasil alih-alih dengan bunga.

 DEPOSITO

Deposito adalah jenis simpanan yang memiliki jangka waktu tertentu, umumnya tiga
bulan, enam bulan, hingga satu tahun. Hal tersebut membuat dana yang tersimpan
dalam deposito hanya dapat diambil setelah jatuh pada tempo tersebut.

- Tersedia tiga jenis deposito yang tepat di Indonesia.

1)Deposito berjangka, yaitu deposito yang umum dikenal oleh


masyarakat. Deposito berjangka dapat diterbitkan atas nama perorangan maupun
lembaga.
2) Sertifikat deposito, yakni deposito yang diterbitkan dalam bentuk
sertifikat. Berbeda dengan deposito berjangka, sertifikat deposito tidak mengacu
pada nama perorangan atau lembaga sehingga, sertifikat deposito dapat
dipindahtangankan dan diperjualbelikan. Transaksi ini diatur oleh Peraturan
Bank Indonesia No. 19/2 / PBI / 2017 tentang Transaksi Sertifikat Deposito di
Pasar Uang .

3)Deposito on call , yang memiliki jangka penyimpanan relatif singkat, yakni


minimal tujuh hari dan maksimal satu bulan. Deposito jenis ini biasanya
digunakan untuk jumlah dana yang relatif besar.

Dibandingkan tabungan, deposito memiliki bunga yang lebih tinggi. Bunga


deposito umumnya berkisar antara lima persen hingga tujuh persen setiap tahunnya.

Karena memiliki bunga yang tinggi, bunga deposito termasuk salah satu objek
pajak. Besaran pajak yang dikenakan atas bunga deposito ini diatur melalui PPh pasal 4
ayat 2, yaitu sebesar 20% untuk deposito yang lebih dari Rp7,5 juta.

H. PENENTUAN TINGKAT BUNGA SIMPANAN

Dalam perbincangan awam, istilah tingkat bunga mengacu pada


biaya dana yang dikeluarkan oleh institusi keuangan, khususnya bank, untuk
dana yang dipercayakan kepada mereka (bunga simpanan, lending rate), atau
biaya dana yang dibebankan institusi keuangan kepada peminjam (bunga
pinjaman, borrowing rate).

Tingkat bunga biasanya dinyatakan dalam persentase dari pokok dana


dalam satuan tahun. Tentu saja gambaran demikian oversimplified. Karena
simpanan masuk ke institusi keuangan dalam berbagai bentuk, tergantung
kreativitas institusi keuangan tersebut merancang produk finansial dalam
rangka memobilisasi dana dari masyarakat.

Yang paling umum di sistem perbankan kita adalah deposito berjangka


(sumber utama dana perbankan Indonesia), sertifikat deposito (certificate of
deposit, tidak populer di sini, merupakan sumber dana terbesar bank umum di
Amerika Serikat), dan demand deposit (simpanan yang bisa diambil atau
digunakan untuk transaksi, setiap saat, current and saving account/CASA).
Karena CASA merupakan sumber dana perbankan paling murah, maka bank
yang memiliki CASA dalam jumlah dan proporsi yang besar akan lebih unggul
dari segi pendanaan dari bank pesaingnya. Kredit juga bisa diberikan dalam
berbagai bentuk. Ada kredit konsumsi, kredit modal kerja, kredit investasi dan
kredit dengan fasilitas untuk insentif sektor tertentu. Di Indonesia ada kredit
tanpa agunan (KTA) yang dipasarkan secara agresif, bahkan membabi buta.

Tingkat bunga pinjaman masing-masing segmen berbeda satu sama


lain. Bahkan tingkat bunga pinjaman untuk segmen industrI yang sama akan
berbeda dari satu debitur ke debitur lainnya. Mengikuti Hukum Pasar Disiplin
ilmu ekonomi dan keuangan menyediakan banyak argumentasi tentang kenapa
simpanan, dan dengan demikian pinjaman, harus dikenakan bunga. Simak
beberapa hal berikut ini: Time value of money. Orang lebih suka uang satu juta
sekarang ketimbang satu juta tahun yangakan datang. Argumen ini sering juga
disebut liquidity preference. Penundaan konsumsi.

Uang yang dipinjamkan kepada pihak lain tidak lagi bisa digunakan
untuk konsumsi saat ini. Pengorbanan kesenangan punya harga tersendiri.
Risiko inflasi. Inflasi akan menurunkan nilai riil uang. Karena itu harus ada
biaya yang menutup kerugian dari turunnya nilai uang Tersebut Peluang
investasi yang hilang. dan banyak lagi. Tanpa intervensi kebijakan moneter,
tingkat bunga akan bergerak mengikuti hukum pasar. Misalnya ketika ekonomi
sedang booming, unit usaha melakukan ekspansi, kebutuhan dana meningkat,
permintaan akan uang meningkat, dan tingkat bunga sebagai harga uang akan
naik pula. Namun, tingkat bunga kemudian dijadikan ‘objek mainan’ oleh
otoritas moneter, untuk tujuan-tujuan makro yang lebih bernilai tambah bagi
perekonomian negara. Otoritas moneter suatu negara umumnya dipegang oleh
bank sentral, menggunakan tingkat bunga sebagai alat kebijakan moneter dalam
rangka mencapai target tertentu. Pacu Pertumbuhan Ekonomi Dari berbagai
target itu, kita bahas beberapa di sini: 1. Salah satu target utama pengaturan
tingkat bunga adalah ikut membantu memacu pertumbuhan ekonomi.

Tingkat bunga yang rendah dapat mempercepat pertumbuhan


ekonomi, karena biaya dana yang murah akan mendorong peningkatani kredit.
Tentu saja asumsinya perekonomian menyediakan berbagai peluang ekspansi.
Tanpa peluang semacam itu, maka zero interest rate pun tidak akan punya daya
dorong.

Ada dua catatan yang perlu diberikan di sini. Pertama, menekankan


kembali bahwa sektor keuangan memainkan fungsi pendukung. Kedua,
kebijakan moneter sering tidak bekerja atau tidak optimal. Ketika Bank
Indonesia menurunkan bunga acuan BI Rate, pada umumnya tingkat Fasbi
(tingkat bunga yang diberikan BI terhadap simpanan perbankan) dan window
facility (tingkat bunga yang dibebankan BI kepada perbankan yang meminta
bantuan likuiditas BI dalam kerangka lender of the last resort) akan diturunkan
pula.

Tingkat bunga simpanan perbankan akan otomatis berada diantara


Fasbi dan window facility. Bank yang menjanjikan tingkat bunga simpanan di
atas tingkat bunga WF harus “dicurigai” sedang mengalami masalah. Tapi
tingkat bunga pinjaman yang dibebankan perbankan kepada debitor, khususnya
sektor produktif, tidak serta merta menurun. Biaya dana hanya merupakan salah
satu unsur yang menentukan tingkat bunga kredit. Bahkan mungkin bukan yang
paling dominan. Masih ada faktor iklim usaha sebagai sumber utama risiko
kredit, dan efisiensi perbankan sebagai intermediaries. Karena itu, iklim usaha
yang kondusif dan institusi keuangan yang efisien sangat menentukan apakah
kebijakan tingkat bunga rendah membawa dampak positif terhadap
pertumbuhan ekonomi.

Target lainnya yang diinginkan oleh otoritas moneter dengan


intervensi terhadap tingkat bunga adalah mengerem laju inflasi. Dengan
menaikkan tingkat bunga simpanan diharapkan rumah tangga akan mengurangi
belanjanya dan menabung dalam porsi yang lebih besar. Perminatan barang dan
jasa akan menurun dan harga akan kembali stabil. Kebijakan ini seringkali pula
tidak mampu mencapai target, karena inflasi yang bisa direm oleh kenaikan
tingkat bunga hanyalah inflasi yang berasal dari demand pull, permintaan yang
naik tajam. Inflasi yang disebabkan oleh cost push, misalnya naiknya biaya
produksi karena naiknya harha energi tidak bisa dikendalikan lewat kebijakan
tingkat bunga.

Inflasi di Indonesia, menurut hemat saya, lebih banyak disebabkan


oleh kendala distribusi akibat infrastruktur yang tidak memadai. Penyelesaian
kendala ini berada di luar yurisdiksi kebijakan moneter. Target lain lagi adalah
menjaga nilai tukar mata uang. Dengan menaikkan tingkat bunga rupiah, Bank
Indonesia berharap individu dan perusahaan lebih suka memegang rupiah
ketimbang mata uang lain. Investor internasional akan memperoleh insentif dari
perbedaan tingkat bunga (differential interest rate).
Meminjam dalam mata uang dengan tingkat bunga yang lebih rendah
untuk diinvestasikan ke dalam instrument keuangan yng diterbitkan dalam
denominasi mata uang dengan tingkat bunga lebih tinggi. Kalau seorang
investor dapat meminjam dalam yen Jepang dengan tingkat bunga 1% per
tahun, lalu mengkonversikan dananya dalam rupiah, lalu ditanamkkan dalam
surat utang negara (SUN) dengan yield di atas 8% per tahun, maka transaksi
yang populer disebut sebagai yen carry trade, itu akan menghasilkan
keuntungan 7% per tahun. Perhitungan di atas belum memasukkan risiko yang
berasal dari depresiasi nilai tukar. Rupiahyen carry trade akan memberikan
keuntungan 7% per tahun seandainya nilai tukar yen-rupiah tetap. Penurunan
nilai rupiah akan menggerogoti potensi keuntungan itu.

Nilai tukar mata uang suatu negara sangat dipengaruhi oleh


ekspekstasi. Karena itu, kebijakan BI menaikkan tingkat bunga untuk
mengerem laju penurunan rupiah hanyaakan efektif bila masyarakat percaya
bahwa nilai rupiah akan stabil. Kebijakan menaikkan tingkat bunga pada saat
masyarakat mengalami panik merupakan kebijakan yang terlambat. Nilai tukar
tentu saja sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang lebih fundamental,
seperti cadangan devisa dan posisi neraca pembayaran. Dua hal yang disebut
belakangan ini, apa boleh buat, tidak sepenuhnya berada di bawah kendali
otoritasmoneter.

I. LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

LPS atau Lembaga Penjamin Simpanan merupakan sebuah badan hukum yang dibentuk
berdasarkan UU no.24 tahun 2004 yang fungsi-nya menjamin simpanan nasabah penyimpan dan
melakukan penyelesaian dan penanganan bank gagal sebagai bagian dari pemeliharaan stabilitas
sistem perbankan.
Penjaminan simpanan nasabah yang dilakukan LPS bersifat terbatas, namun dapat mencakup
sebanyak-banyaknya nasabah. Setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia wajib menjadi
peserta LPS dan membayar premi penjaminan.

 Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.


2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannya.

 Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan simpanan.


2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam turut aktif memelihara stabilitas sistem
perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan dan melaksanakan kebijakan penyelesaian bank gagal
(bank resolution) yang tidak berdampak sistemik.
5. Melaksanakan penanganan bank gagal yang berdampak sistemik.

 Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

1. Menetapkan, memungut premi penjaminan.


2. Menetapkan, memungut kontribusi peserta.
3. Mengelola kekayaan dan kewajiban LPS.
4. Mendapatkan data nasabah, kesehatan, laporan pemeriksaan.
5. Rekonsiliasi, verifikasi, konfirmasi data.
6. Menetapkan syarat, cara, ketentuan klaim
7. Menunjuk, menguasakan, menugaskan pihak lain untuk kepentingan LPS.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank & masyarakat.
9. Menjatuhkan sanksi administrative
 Jenis dan jumlah simpanan yang dijamin LPS:

1. Jenis & jumlah simpanan yang dijamin: Giro, Deposito, Sertifikat deposito &
Tabungan/sejenis.
2. Nilai simpanan yang dijamin setiap nasabah pada suatu bank maksimal Rp. 2 milyar.
3. Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah jika dipenuhi salah satu kriteria.
4. Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar (rush).
5. Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun.
6. Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi kurang dari 90% dari
jumlah nasabah penyimpan seluruh kantor bank.

 Pembayaran klaim

Klaim penjaminan kepada nasabah paling lambar 5 hari kerja terhitung sejak verifikasi
dimulai. Jumlah simpanan yang layak dibayar ditentukan setelah dilakukan rekonsiliasi dan
verifikasi selambat-lambatnya 90 hari setelah izin usaha bank dicabut.

 Klaim yang tidak dibayar

1. Data simpanan nasabah tidak tercatat pada bank.


2. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang diuntungkan secara tidak wajar.
3. Nasabah penyimpan merupakan pihak yang menyebabkan keadaan bank menjadi
tidak sehat.
BAB III

KESIMPULAN

Bank Indonesia merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam


perekonomian terutama dibidang moneter, keuangan, dan perbankan. Bank Indonesia
dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang menyangkut kepentingan nasional
atau kesejahteraan umum, seperti stabilitas harga dan perkembangan ekonomi, dan
disisi lain dalam suatu sistem perbankan, ketiadaan kordinator dan regulator yang tidak
berpihak akan mengakibatkan bank-bank tidak dapat melaksanakan operasinya secara
efisien.
Manajemen Perbankan merupakan suatu Ilmu yang mempelajari segala
kegiatan penyerapan atau pengumpulan dana, penyaluran utang piutang, pelaksanaan
lalu lintas transaksi keuangan serta pertukaran mata uang hal ini dilakukan agar lebih
efektif terhadap pencapaian tujuan yang telah dibuat.

Anda mungkin juga menyukai