UKURAN LETAK
oleh :
VINSENSIA APU REWA : (2181000420035)
MARIA SELVIANA MAGI : (21810004200016)
LUSIA INA PEKA : ( 2181000420054)
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna dengan rahmat dan
karunianya penulis Kami dapat menyelesaikan makalah STATISTIK ini dengan pembahasan
UKURAN LETAK
Makalah ini telah Kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber
sehingga dapat memperlancar proses pembuatannya. Untuk itu Kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
susunan kalimat maupun tata bahasa.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka Kami menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.Akhir kata Kami berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Kuartil
Kuartil adalah suatu indeks yang dapat membagi suatu distribusi data menjadi 4 bagian
atau kategori. Untuk membagi 4 bagian tersebut dibutuhkan 3 titik kuartil (K),Dimana
masing-masing titik kuartil di beri nama kuartil satu (K1), Kuartil dua (K2) Dan kuartil
tiga (K3). Jika pada perhitungan media di gunakan pedoman 50% subyek atau (1/2
N), Untuk mendapatkan letak interval nilai yang mengandung media, tetapi pada
K1 menggunakan (1/4N), K2= (1/2N ) dan pada K3= (3/4 N).
Interval Nilai F Fk
28-32 5 23
23-27 2 18
18-22 4 16
13-17 3 12
8-12 (6)fd 9
3-7 3 (3)fkb
Jumlah 23 -
Diketahui, ¼ . N = ¼ . 23
= 5,75 (terletak pada fk = 9 interval 8-12)
fd = 6
fkb = 3
Bb = 7,5
I = 5
Maka harga K1 adalah :
1
−fkb
K1 = Bb + ( 4 N
¿i
fd
= 7,5 + ( 5,75−3
6 )
5
= 9.79
2. Kuartil Dua (K2)
Kuartil Dua (K2) Adalah suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50%
frekuensi di bawah distribusi dan 50% diatas distrbusi.
Oleh karena K2 membagi distribusi menjadi dua bagian secara sama, maka
sebenarnya K2 tidak lain adalah median.
Interval nilai F Fk
28 – 32 5 23
23 – 27 2 18
18 – 22 4 16
13 – 17 (3) fd 12
9 – 12 6 (9) fkb
3–7 3 3
Jumlah 23 -
Diketahui , ½ . N = ½ X 23
Bb = 12, 5
fd = 3
fkb = 9
i=5
1
= 12 , 5 + 2
(.23−9
3
5 )
11,5−9
= 12, 5 +( ¿5
3
= 16,67
3
N −fkb
K3 = Bb + ( 4
¿i
fd
Jumlah 23 -
Diketahui, ¾ . N = ¾ X 23
Bb = 22,5
fd =2
fkb = 16
i =5
3
−fkd
K3 = Bb 4 N i
+( )
fd
3
= 22,5 4
+ ( . 23−16
2
5 )
¿ 22,5+ ( 17,15−16
2 )5
= 25,63
Apabila semua nilai kuartil, yaitu mulai K1, K2 dan K3 kita tampakkan secara berurutan maka
akan bisa dibaca sebagai suatu norma pengukuran sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui bahwa nilai-nilai kurtil tersebut menjadi batas dari
kategori-kategori yang sudah bersifat kualitatif. Nilai K1 = 9,79 menjadi batas antara kategori
tidak baik sekali dengan sedang , nilai K2 = 16,67 membatasi kategori sedang dengan baik dan
nilai K3 menjadi kategori baik dengan baik sekali.
B. Desil (D)
Desil (D) adalah suatu indeks yang membagi suatu distribusi data menjadi 10 bagian
atau kategori. Jika suatu distribusi dibagi menjadi 10 kategori maka di perlukan 9 titik
batas desil, yaitu D1, D2,D3, D4, D5, D6, D7, D8 dan D9.
Dasar perhitungan desil adalah menggunakan angka pesepuluhan. D1 = 1/10N,
D2 = 2/10N, D5 = 5/10N, D9 = 9/10N dst. Rumus-rumus untuk menghitung desil:
(
D1 = Bb 10 N
+
−fkb
fd
i )
5
−fkb
D5 = Bb+( 10 N )i
fd
8
−fkb
D8 = Bb+( 10 N
¿i
fd
Misalkan kita akan menghitung Desil Tiga, maka akan kita lakukan hal sebagai
berikut:
Diketahui, 3/10 . N = 3/10 .23
= 6, 69 ( terletak pada = 9 interval 8 -12)
fd =6
fkb =3
Bb = 7,5
i =5
maka nilai D3 dapat dihitung sebagai berikut:
D3 = 7,5+¿) 5
= 10,75
Arti dari nilai D3 = 10,75 adalah bahwa nilai 10,75 itu membatasi 30% (3/10N)
frekuensi di bawah distribusi dan 70% (7/10N) frekuensi di sebelah atas distribusi. Untuk
pengehitungan macam-macam desil yang lain menggunakan prosedur yang sama.
Apabila nanti diteruskan sampai perhitungan D5 maka akan di jumpai penggunaan angka
dasar 5/10N yang harganya sama dengan 1/2N (angka dasar pada median dan K2), hal ini
menunjukan bahwa sebenarnya D5 = Mdn = K2.
C. Persentil (P)
Pengertian-pengertian pada median, kuartil dan desil dapat digunakan untuk
memahami pengertian yang terdapat pada persentil bedanya, jika median distribusinya
dibagi menjadi 2 kategori, kuartil dibagi menjadi 4 kategori, desil dibagi menjadi 10
kategori, maka persentil distribusinya dibagi menjadi 100 kategori. Sehingga akan
dijumpai sebanyak 99 persentil. Dari P1,P2 sampai dengan P99.
Angka dasar yang digunakan dalam persentil adalah perseratusan, misalnya untuk
P1 = 1/100 .N, P25 = 25/100. N (atau ¼ . N seperti angka dasar K1, sehingga P25 = K1).
Demikan juga untuk P50 = 50/100 .N (=1/2 . N, yang berarti P50 = Mdn = K2 =D5).
Kesamaan-kesamaan pada macam-macam pengukuran ini mudah dipahami karena angka
dasar yang digunakan sering kali yang menghasilkan nilai yang sama meskipun
penampakaannya berbeda, hal ini akan kita temukan lagi misalnya: D1 = P10, D2, =
P20, K3 = P75 dan sebagainya.
Melalui persentil seorang peneliti dapat dengan leluasa membagi distribusi data
yang dimilikinya kedalam jumlah=jumlah kategori yang kehendakinya. Misalnya jika
peneliti ingin membagi distribusi data tentang skor-skor stress kerja (yang masih berupa
data interval) menjadi 5 kategori data ordinal (misalnya tinggi sekali, tinggi, sedang.
Rendah dan rendah sekali) maka peneliti harus menemukan 4 titik persentil dengan jalan
melakukan pembagian, 100/5 = 20.angka 20 ini nanti akan berfungsi sebagai kelibatan
yang digunakan untuk menentukan dasar pembuatan kategori. Maka 5 kategori yang
diinginkan tersebut akan dibatasi oleh titik-titik P20, P40, P60 dan P80 untuk pembagian
kedalam jumlah kategori yang lain dapat dikembangkan oleh para pembaca sendiri.
Contoh , misalnya kita akan menghitung persentil 60, maka rumusnya adalah:
60
−fkb
P60 = Bb 100 N i
+( )
fd
Data Tunggal
Contoh:
Diketahui data telah diurutkan: 3,6,10,12,15,18,20,24,28 (n=9).
Tentukan K1,K2,K3,K7,P35dan P45!
Jawaban:
K1 terletak pada urutan skor ke- =
= 1 (skor ke-2,5)
Skor ke- (skor ke-3 – skor ke-2)
= (10-6)
=6 + 2
=8
K2 terletak pada urutan skor ke-Skor ke-5= 15
K3 terletak pada urutan skor ke- (skor ke-7,5
= 20 + 2 = 22
D7 terletak pada urutan skor ke- =Skor ke-= 10D7 terletak pada urutan skor ke
-=Skor ke-7 = 20
P35 terletak pada urutan skor ke-
=Skor ke- (skor ke-4 – skor ke-3)
= 10 +
= 11
= 13,5
1. Data Tunggal
Berikut rumus-rumus yang digunakan untuk mencari kuartil, desoil, dan
persentil pada data tunggal:
n+ 1
a. Letak Ki= pada urutaan skor ke-i x
4
n+1
b. Letak Di= pada urutan skor ke−i x
10
n+ 1
c. LetakPi = pada urutan skor ke-i x
100
Keterangan:
Ki = kuartil yang dicari
Di = desil yang dicari
Pi = persentil yangg dicari
n = jumlah data/skor.
Contoh:
Diketahui data telah diurutkan: 3,6,10,12,15,18,20,24,28 (n=9).
Tentukan K1,K2,K3,K7,P35dan P45!
Jawaban:
a. K1 terletak pada urutan skor ke- =
9+1 10 1
1x = 11 x =2 (skor ke-2,5)
4 4 2
1 1
Skor ke-2 =6+ (skor ke-3 – skor ke-2)
2 2
1
=6+ (10-6)
2
=6 + 2
=8
9+1 10
2x =2 x =5
4 4
Skor ke-5= 15
1
=20+ ( 24−20 )
2
= 20 + 2
= 22
d. D7 terletak pada urutan skor ke-
3 x ( 9+1 ) 10
= =3 x =3
10 10
Skor ke-= 10
9+1 10
=7 x =7 x =7
10 10
Skor ke-7 = 20
9+1 10 1
=35 x =35 x =3 ( skor ke−3,5 )
100 100 2
1 1
Skor ke-3 =10+ (skor ke-4 – skor ke-3)
2 2
1
¿ 10+ ( 12−10 )
2
= 10 + 1
= 11
g. P45 terletak pada urutan skor ke-
9+ 1 10 1
¿ 45 x =45 x =4 ( skor ke-4,5)
100 100 2
1 1
Skor ke-4 =12+ (skor ke-5 – skor ke-4
2 2
1
¿ 12+ (15−12)
2
= 12 + 1,5
= 13,5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Daftar Rujukan