Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah memberikan kekuatan kepada
kita semua sehingga kita dapat menyelesaikan dengan baik makalah yang berjudul
Aljabar Boolean. Makalah ini dibuat sebagai kelengkapan tugas Power Point Aljabar
Boolean.
Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, kami menyadari tanpa bantuan mereka kami tidak
akan dapat meyelesaikan makalah ini Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk
sosial yang membutuhkan bantuan orang lain.
Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini sehingga kritik dan saran akan kami terima dengan baik untuk memperbaiki
kualitas penulisan kedepannya.
( Penulis )
8
DAFTAR ISI
BAB I...............................................................................................................
PENDAHULUAN ...............................................................................................
BAB II..............................................................................................................
8
BAB III.............................................................................................................
PENUTUP ........................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................................
8
8
PENDAHULUAN
Fungsi dan relasi adalah bagian dari pelajaran matematika, dimana fungsi dan relasi ini
saling berhubungan satu dengan yang lain. Dalam banyak hal, fungsi diterapkan dalam
berbaga bidang untuk menyelesaikan persoalan-persoalan baik dalam bidang tehnik,
ekonomi dan bidang lain yang mempelajari hubungan-hubungan antar variabel, dimana
variabel satu sama lainnya saling mempengaruhi dan dapat diukur, seperti jarak dan waktu
dapat diukur, sehingga dapat dikatakan bahwa jarak adalah fungsi dari waktu. Di dalam
fungsi dan relasi ada yang namanya daerah asal, daerah kawan, dan daerah hasil. Daerah
asal disebut domain, daerah kawan disebut kodomain, sedangkan daerah hasil disebut
range.
8
BAB II
Contoh :
Empat orang anak yaitu Ria, Rian, Reni, dan Revi memilih jenis musik yang mereka
sukai. Ternyata:
Jika A = {Ria, Rian, Reni, Revi} dan B = {pop, rock, jazz}, maka dapat dibentuk
relasi (hubungan) antara anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B. Relasi yang tepat dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi
“menyukai”.
Ria dipasangkan dengan pop, berarti Ria menyukai musik pop, Rian dipasangkan
dengan pop, rock, dan jazz, berarti Rian menyukai tiga jenis musik, yaitu musik pop,
rock, dan jazz, Reni dipasangkan dengan rock dan jazz, berarti Reni menyukai dua
jenis musik, yaitu musik rock dan jazz, sedangkan Revi dipasangkan dengan jazz,
berarti Revi menyukai musik pjazz. Relasi terebut dapat ditunjukkan dengan jelas
pada gambar dibawah ini.
8
1. Menyatakan Relasi
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan diagram panah, diagram
cartesius dan himpunan pasangan berurutan.
Contoh :
Empat orang anak yaitu Tias, Jamal, Farid, dan Dika memilih permainan yang
mereka gemari. Ternyata:
Jika himpunan A = {Tias, Jamal, Farid, Dika} dan himpunan B = {voli, basket,
tenis}. Terdapat relasi gemar bermain dari himpunan A ke himpunan B.
Jawab :
a. Diagram Panah
8
b. Diagram Cartesius
{(Tias, Voli), (Jamal, Voli), (Jamal, Basket), (Farid, Voli), (Farid, Basket), (Farid,
Tenis), (Dika, Tenis)}
8
1. Representasi Relasi dengan Diagram Panah
B Q
A A A
P
2
IF221 2 2
Amir 2
4 3 3
IF251
Budi
3
8 4 4
IF342
Cecep
4 9 8 8
IF323
15 9 9
8
3. Representasi Relasi dengan Matriks
Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, …, am} dan B = {b1, b2, …, bn}.
Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij],
b1 b2 bn
𝑎1 𝑚11 𝑚12 ⋯ 𝑚1𝑛
𝑎2 𝑚21 𝑚22 ⋯ 𝑚2𝑛
M= ⋮ [ ⋮ ⋮ ⋮ ⋮ ]
𝑎𝑚 𝑚𝑚1 𝑚𝑚2 ⋯ 𝑚𝑚𝑛
1, (𝑎𝑖 , 𝑏𝑗 ) ∈ 𝑅
𝑚𝑖𝑗 = {
0, (𝑎𝑖 , 𝑏𝑗 ) ∉ 𝑅
0 1 0 1
1 1 0 0
0 0 0 1
1 1 1 0 0
0 0 0 1 1
0 1 1 0 0
yang dalam hal ini, a1 = 2, a2 = 3, a3 = 4, dan b1 = 2, b2 = 4, b3 = 8, b4 = 9, b5 = 15.
8
4. Representasi Relasi dengan Graf Berarah
Relasi pada sebuah himpunan dapat direpresentasikan secara grafis dengan
graf berarah (directed graph atau digraph) Graf berarah tidak didefinisikan untuk
merepresentasikan relasi dari suatu himpunan ke himpunan lain.
Tiap elemen himpunan dinyatakan dengan sebuah titik (disebut juga simpul
atau vertex), dan tiap pasangan terurut dinyatakan dengan busur (arc). Jika (a, b) R,
maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal
(initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex). Pasangan
terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur
semacam itu disebut gelang atau kalang (loop).
Relasi biner yang didefinisikan pada sebuah himpunan mempunyai beberapa sifat.
1. Refleksif (reflexive)
Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a, a) R untuk
setiap a A.
Relasi R pada himpunan A tidak refleksif jika ada a A sedemikian
sehingga (a, a) R.
Contoh 1. Misalkan A = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka
a) Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } bersifat
refleksif karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a, a), yaitu (1, 1), (2,
2), (3, 3), dan (4, 4).
b) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } tidak bersifat refleksif
karena (3, 3) R.
Contoh 2. Relasi “habis membagi” pada himpunan bilangan bulat positif bersifat
refleksif karena setiap bilangan bulat positif habis dibagi dengan dirinya sendiri,
sehingga (a, a)R untuk setiap a A.
Contoh 3. Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan bilangan
bulat positif N.
8
Tidak satupun dari ketiga relasi di atas yang refleksif karena, misalkan (2, 2) bukan
anggota R, S, maupun T.
Graf berarah dari relasi yang bersifat refleksif dicirikan adanya gelang pada
setiap simpulnya.
2. Menghantar (transitive)
Relasi R pada himpunan A disebut menghantar jika (a, b) R dan (b, c) R,
maka (a, c) R, untuk a, b, c A.
8
b) R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak manghantar karena (2, 4) dan
(4, 2) R, tetapi (2, 2) R, begitu juga (4, 2) dan (2, 3) R, tetapi (4,
3) R.
c) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } jelas menghantar
d) Relasi R = {(1, 2), (3, 4)} tidak menghantar karena tidak ada (a, b)
R dan (b, c) R sedemikian sehingga (a, c) R.
Relasi yang hanya berisi satu elemen seperti R = {(4, 5)} selalu
menghantar.
Contoh 3. Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan
bilangan bulat positif N.
- R adalah relasi menghantar karena jika x > y dan y > z maka x > z.
8
- T = {(1, 7), (2, 4), (3, 1)} apakah bersifar menghantar?
Relasi yang bersifat menghantar tidak mempunyai ciri khusus pada matriks
representasinya
Sifat menghantar pada graf berarah ditunjukkan oleh: jika ada busur dari a ke
b dan dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari a ke c.
a) Relasi R = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) }
bersifat setangkup karena jika (a, b) R maka (b, a) juga R. Di
sini (1, 2) dan (2, 1) R, begitu juga (2, 4) dan (4, 2) R.
b) Relasi R = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak setangkup karena
(2, 3) R, tetapi (3, 2) R.
c) Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (4, 2), (4, 4)} tidak
setangkup dan tidak tolak-setangkup. R tidak setangkup karena
(4, 2) R tetapi (2, 4) R. R tidak tolak-setangkup karena (2, 3)
R dan (3, 2) R tetap 2 3.
Contoh 3. Tiga buah relasi di bawah ini menyatakan relasi pada himpunan
bilangan bulat positif N.
8
R : x lebih besar dari y, S : x + y = 6, T : 3x + y = 10
8
Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat tolaksetangkup
dicirikan oleh: jika dan hanya jika tidak pernah ada dua busur
dalam arah berlawanan antara dua simpul berbeda.
8
2.4 Relasi Invers
A. Definisi Relasi
Relasi adalah himpunan bagian antara A(domain) dan B (kodomain) atau relasi yang
memasangkan setiap elemen yang ada pada himpunan A secara tunggal, dengan
elemen yang pada B.
Jika diketahui himpunan A = {0, 1, 2, 5}; B = {1, 2, 3, 4, 6}, maka relasi "satu
kurangnya dari" himpunan A ke himpunan B dapat disajikan dalam diagram panah,
diagram Cartesius, himpunan pasangan berurutan, dengan rumus dan dengan matriks.
1. Diagram panah
2. Diagram Cartesius
8
3. Himpunan pasangan berurutan
4. Dengan rumus
Relasi adalah Himpunan semua pasangan berurutan (a,b) dengan a€A dan b€B
disebut himpunan perkalian A dan B atau produk kartesius A dan B ditulis denga
notasi A x B dan didefinisikan sbb: A x B = {(a,b) :a€A, b€B}
Contoh:
Jika A = {1,2,3} dan B = {a,b}, maka A x B = {(1,a), (2,a), (3,a), (1,b), (2,b), (3,b)}
dan B x A = {(a,1), (a,2), (a,3), (b,1), (b,2), (b,3)}
Matriks adalah susunan scalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom.
C. Jenis-jenis Relasi
1. Relasi Invers
2. Relasi Refleksif
8
3. Relasi Simetrik
5. Relasi Transitif
6. Relasi Equivalen
1. Relasi Invers
contoh:
A = {1,2,3}
B = {x,y}
Relasi biner merupakan himpunan pasangan terurut, maka operasi himpunan seperti
irisan, gabungan, selisis, dan beda setangkup antara dua relasi atau lebih. Hasil
operasi tersebut juga berupa relasi. Dengan kata lain, jika 𝑅1 dan 𝑅2 masing-masing
adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, maka operasi 𝑅1 ∩ 𝑅2 , 𝑅1 ∪ 𝑅2 , 𝑅1 −
𝑅2 , 𝑑𝑎𝑛 𝑅1 ⊕ 𝑅2 juga adalah relasi dari A ke B .
Contoh 3.14
R1∩R2 = {(r,r)}
R1∪R2 = {(r,r), (s,s), (t,t), (r,s), (r,t), (r,u)}
R1 – R2 = {(s,s), (t,t)}
8
R2 – R1 = {(r,s), (r,t), (r,u)}
R1⊕ R2 = {(r,r), (s,s), (r,s), (r,t), (r,u)}
Jika relasi R1 dan R2 masing – masing dinyatakan dengan matriks MR1 dan MR2, maka
matriks yang menyatakan gabungan dan irisan dari kedua relasi tersebut adalah
MR1 ∪ R2 = MR1 ∨ MR2 dan MR1 ∩ R2 = MR1 ∧MR2
yang dalam hal ini, operator “ ” berarti “atau” dan “ ” berarti “dan”.
Dengan:
8
Sebagai contoh:
Bukan fungsi karena Bukan fungsi karena terdapat Meupakan fungsi karena
terdapat anggota di A yang anggota di A yang setiap anggota di A tapat
tidak dihubungkan dengan dihubungkan lebih dari satu dihubungkan dengan satu
anggota di B dengan anggota di B anggota di B
8
2.7 Sifat fungsi
1. Fungsi injektif (satu-satu)
Jika fungsi f : A → B, setiap b ∈ B hanya mempunyai satu kawan saja di A, maka
fungsi itu disebut fungsi satu-satu atau injektif.
Fungsi injektif
Fungsi injektif
Fungsi injektif
8
2. Fungsi surjektif (onto)
Pada fungsi f : A → B, setiap b ∈ B mempunyai kawan di A, maka f disebut fungsi
surjektif atau onto.
Fungsi surjektif
Korespondensi satu-satu
8
Bukan korespodensi satu-satu
Jika fungsi , maka fungsi g merupakan invers dari f dan ditulis atau
dalam bentuk fungsi, maka disebut fungsi invers.
Menentukan Invers
Contoh:
8
Sehingga inversnya adalah
Fungsi linier
Fungsi Irrasional
Fungsi eksponen
Fungsi logaritma
Contoh
JENIS FUNGSI
Fungsi linier
Fungsi Irrasional
8
Fungsi eksponen
Fungsi logaritma
A. Fungsi Komposisi
Fungsi komposisi yaitu penggabungan operasi pada dua jenis fungsi f (x) dan
g (x) hingga menghasilkan fungsi baru. Operasi fungsi komposisi biasa yaitu
dilambangkan dengan “o” dan dibaca dengan komposisi atau bundaran.
Fungsi baru yang bisa terbentuk dari f (x) dan g (x) yaitu:
(f o g)(x) = g dimasukkan ke f
(g o f)(x) = f dimasukkan ke g
8
Jadi, hasil fungsi g dan f :
2. Fungsi modulo
Misalkan a adalah sembarang bilangan bulat dan m adalah bilangan bulat
positif.
Fungsi modulo adalah fungsi dengan operator mod, yang dalam hal ini :
a. 25 mod 7 = 4
b. 15 mod 4 = 3
c. 3612 mod 45 = 12
3. Fungsi Faktorial
Untuk sembarang bilangan bulat tidak-negatif n, faktoral dari n, dilambangkan
dengan n!, didefinisikan sebagai :
8
4.Fungsi Eksponensial dan Logaritmik
Eksponesial Berbentuk :
Logaritmik Berbentuk :
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah hubungan yang memasangkan anggota-
anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B. fungsi (pemetaan) dari
himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota B. Relasi dan fungsi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu:
diagram panah, diagram Cartesius, dan himpunan pasangan berurutan.
Jika nilai variabel suatu fungsi berubah maka akan menyebabkan perubahan pada nilai
fungsinya.
Dua impunan A dan B dikatakan berkorespondensi satu-satu jika semua anggota A dan
B dapat dipasangkan sedemikian sehingga setiap anggota A berpasangan dengan tepat
satu anggota B dan setiap anggota B berpasangan dengan tepat satu anggota A.
3.2 Saran
Tanpa kita sadari begitu banyak manfaat dari pelajran matematika untuk
kehidupan sehari – hari, baik dalam berbagai ilmu yang lainnya.oleh karena itu kita
harus serius dalam mempelajari matematika dan jangan menjadikan matematika
sesuatu yang menyeramkan
8
DAFTAR PUSTAKA
http://irma.lecturer.pens.ac.id/Matematika%20Diskrit/Relasi.pdf