Anda di halaman 1dari 43

Si ste m Pe m b a y ar a n

Da n Al a t Pe m b a ya ra n
OLEH KEOMPOK I •
X-3
NAMA
KELOMPOK
Alfina Syahri Jazkyyah Amanda
S.P
Almira Raysa Putri Nurhajiza
h
Alwa Humairah Raisa Nabila
M P
Arish Luna Syahqila Nafisah
Rahma .S
Definisi Sistem
Pembayaran
Sistem Pembayaran adalah sebuah
sistem yang didalamnya terdapat :
•Seperangkat aturan
•Perjanjian atau konrak
•Fasilitas
•Mekanisme operasional
Definisi Sistem
Pembayaran
Sistem pembayaran adalah suatu sistem yang melakukan
pengaturan kontrak, fasilitas pengoperasian dan mekanisme
teknis yang digunakan untuk penyampaian, pengesahan,
dan penerimaan instruksi pembayaran, serta pemenuhan
kewajiban pembayaran yang dikumpulkan melalui
pertukaran "nilai" antar perorangan, bank dan lembaga
lainnya baik domestik maupun antar negara
Definisi Sistem Pembayaran
Sedangkan sistem pembayaran menurut Bank Indonesia adalah
sistem yang berkaitan dengan kegiatan pemindahan dana dari satu
pihak kepada pihak lain yang melibatkan berbagai komponen sistem
pembayaran, antara lain alat pembayaran, kliring, dan setelmen.
Dalam prakteknya, kegiatan sistem pembayaran melibatkan berbagai
lembaga yang berperan sebagai penyelenggara jasa sistem
pembayaran maupun penyelenggara pendukung jasa sistem
pembayaran seperti bank, lembaga keuangan selain bank, dan bahkan
perorangan.
Kami akan membahas beberapa
materi Pokok ! Yuk Simak.
sistem pembayaran dan alat
Pembayaran
Terbagi Menjadi Tiga :

A. Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran

B. SISTEM PEMBAYARAN DALAM


PEREKONOMIAN INDONESIA

C. Alat Pembayaran Tunai dan Non tunai


A. Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran

Tugas Bank Indonesia

Prinsip Bank Indonesia

Peranan Bank Indonesia

Sistem Pembayaran Bank Indonesia


Tugas Bank Indonesia
Menurut Undang undang RI Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan
tersebut Bank Indonesia mempunyai tugas.

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan Moneter


2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. mengatur dan mengawasi bank
1. Tugas Bank Indonesia dalam Menetapkan
dan melakukan kebijakan Moneter BI
berwenang :
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi yang ditetapkan;
dan

b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara antara lain:


■ operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing;
■ penetapan tingkat diskonto; dan
■ penetapan cadangan wajib minimum.
Berkaitan dengan hal tersebut, Bl melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai
yang ditetapkan, mengelola cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban luar neger, dan dapat
menerima pinjaman luar negeri. Untuk mencapai sasaran-sasaran moneter, Bl juga dapat
mempunyai fungsi lender of the last resort.
2. Tugas Bank Indonesia dalam mengatur
dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran, BI berwenang:
a . Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas pembayaran. peyelenggaraan
jasa sistem

b . Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan


tentang kegiatannya.

c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.


Disamping itu, BI juga diberi kewenangan untuk mengatur sistem kliring antar bank
dalam mata uang rupiah atau valuta asing dan menetapkan macam, harga, ciri uang yang
akan dikeluarkan, bahan baku yang digunakan dana tanggal mulai berlakunya sebagai
alat pembayaran yang sah.
3. Tugas Bank Indonesia dalam mengatur dan
mengawasi bank, BI berwenang :

Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, BI


menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Prinsip Bank Indonesia
1 Keamanan
Keamanan yang dimaksud dalam hal ini adalah mengenai potensi segala risiko
yang terjadi dalam sistem pembayaran. Beberapa risiko yang berpotensi muncul
dalam setiap sistem pembayaran, di antaranya seperti risiko kredit, risiko fraud, dan
risiko likuiditas. Berbagai risiko tersebut harus dapat dicegah dengan mekanisme
perlindungan, agar sistem pembayaran tetap berjalan aman.
Setiap sistem pembayaran memiliki risiko dan harus diminimalisir oleh lembaga
pengelola. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan pengguna dan mencegah
berbagai macam risiko kredit, penipuan, dan likuiditas.
Prinsip Bank Indonesia
1 Keamanan
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan lembaga penyelenggara untuk
mengelola dan meminimalkan risiko dalam sistem pembayaran:

• • Melakukan penilaian risiko yang menyeluruh terhadap sistem pembayaran.


• • Meningkatkan keamanan sistem pembayaran dengan menerapkan teknologi yang
terkini.
• • Meningkatkan kesadaran pengguna tentang risiko dalam sistem pembayaran.
• • Memiliki prosedur untuk menangani risiko yang terjadi.
• Dengan melakukan hal-hal tersebut, lembaga penyelenggara dapat membantu
menciptakan sistem pembayaran yang aman dan efisien bagi semua pengguna.
Prinsip Bank Indonesia
2 Efisien
Efisiensi dalam hal ini terkait erat dengan skala ekonomi nasional. Cakupan skala
ekonomi yang luas akan membuat segala aktivitas dan transaksi berjalan lebih efisien.
Biaya yang ditanggung masyarakat sebagai pelaku ekonomi juga akan semakin murah
jika skala ekonomi mencakup jangkauan luas secara nasional.
Pelaksanaan payment system harus dapat dimanfaatkan secara luas agar biaya yang
dibebankan pada masyarakat lebih terjangkau seiring dengan peningkatan skala
ekonomi.
Prinsip Bank Indonesia
3 Kesetaraan akses
Bank Indonesia bertugas mengontrol setiap perdagangan agar tidak terjadi monopoli
oleh satu pihak saja. Monopoli oleh pihak tertentu jelas akan meniadakan prinsip
kesetaraan dan menghambat pihak lain untuk dapat berpartisipasi dalam
perdagangan.

Bank Indonesia tidak menginginkan terjadi praktik monopoli dalam


penyelenggaraan sistem yang berpotensi menghambat pengguna payment system
lain untuk masuk.
Prinsip Bank Indonesia
4 Perlindungan konsumen
Bank Indonesia dalam hal perlindungan konsumen, bertugas mengawasi dan
mengontrol seluruh lembaga yang bergerak dalam sektor sistem pembayaran.
Kontrol dan pengawasan tersebut dilakukan agar tidak terjadi praktik yang dapat
merugikan konsumen.
Payment system perlu dijaga sebaik mungkin dalam rangka menjaga peredaran
jumlah uang tunai. Hal ini juga disebut sebagai clean money policy (kebijakan
pembersihan uang).
Peranan Bank Indonesia
Beberapa peran Bank Indonesia, diantaranya :

1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga


stabilitas moneter antara lain melalui instrumen suku
bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia
dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter
secara tepat dan berimbang.

2. Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam


menciptakan kinerja lembaga keuangan yang sehat,
khususnya perbankan.
Peranan Bank Indonesia
Beberapa peran Bank Indonesia, diantaranya :

1. Lembaga Pengawas.
Peran Bank Indonesia dalam sistem pembayaran yang pertama adalah
sebagai lembaga pengawas.

BI akan melakukan pengawasan untuk memastikan transaksi


pembayaran yang dilakukan oleh masyarakat berjalan dengan aman
dan terhindar dari penipuan. Karena itu, peran ini juga berkaitan
dengan perlindungan kepentingan konsumen dalam seluruh proses
transaksi.
Peranan Bank Indonesia
2. Penyedia Perizinan
BI bertugas untuk memberikan izin kepada lembaga-lembaga yang ingin
menyediakan jasa pembayaran dalam sistem pembayaran bisnis. Hal ini telah
diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/6/PBI/2021 dan PBI
Nomor 23/7/PBI/2021.

3. Sebagai Operator
Sebagai operator, bank sentral di sejumlah negara berperan aktif sebagai
penyelenggara atau peserta sistem pembayaran, khususnya dalam operasi sistem
pembayaran bernilai besar. Bank Indonesia menjadi penyelenggara sistem pembayaran
bernilai besar (Sistem BI-RTGS) dan sistem pembayaran retail (SKNBI). Selain itu
Bank Indonesia juga menjadipenata usaha rekening seluruh peserta (bank dan
pemerintah).
Peranan Bank Indonesia
4. Sebagai Fasilitator

mengatur serta mengawasi perkembangan teknologi dan produk, serta


mendorong inovasi dalam sistem pembayaran yang dapat mempercepat juga
memudahkan transaksi.

5. Sebagai Regulator

Dalam menjalankan peran sebagai regulator, BI menetapkan landasan hukum yang


kuat untuk penerapan Sistem BI-RTGS dan menentukan peran dan tanggung jawab
penyelenggara dan peserta Sistem BI-RTGS.
SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA
A. sistem pembayaran nilai B. Sistem pembayaran nilai
besar Atau BI- REAL TIME kecil atau sistem kliring
GROSS SETTLEMENT (BI- nasional bank Indonesia
RTGS) (SKNBI)
adalah infrastruktur yang digunakan oleh
sistem transfer dana elektronik Bank Indonesia dalam Penyelenggaraan
antar Bank dalam mata uang Transfer Dana dan Kliring Berjadwal untuk
rupiah yang penyelesaiannya memroses data keuangan elektronik pada
dilakukan per transaksi secara layanan transfer dana, layanan kliring warkat
debit, layanan pembayaran reguler, dan
individual. layanan penagihan regular.
SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA

BI-RTGS merupakan layanan transfer uang antar bank berskala nasional


menggunakan sistem Bank Indonesia (BI) - Real Time Gross Settlement
untuk transaksi di atas Rp100 juta.
Melalui sistem BI-RTGS, uang akan diterima di bank tujuan dalam
hitungan menit selama transaksi dilakukan pada jam operasional tertentu
sesuai ketentuan dari Bank Indonesia.
Syarat ketentuan :
• Kartu identitas yang masih berlaku.
• Mengisi formulir transfer dengan benar dan lengkap.
• Menyetorkan dana sesuai jumlah yang di transfer (tunai/debet rekening/setoran lainnya).
• Membayar biaya transaksi BI-RTGS sebesar Rp27.000 untuk nasabah Bank Mega Syariah, atau
Rp30.000 untuk non nasabah. Biaya BI-RTGS sudah termasuk biaya settlement dana ke Bank Indonesia

Manfaat :
• Mudah dalam pengiriman dana kepada penerima dana di bank lain.
• Dana langsung diterima (real time) di bank tujuan dengan cepat.
• Besaran transaksi transfer melalui Sistem BI-RTGS > Rp100 juta per transaksi.
• Transfer uang menyesuaikan dengan jadwal operasional RTGS dari Bank Indonesia.
SISTEM PEMBAYARAN
BANK INDONESIA

SKNBI atau Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia adalah infrastruktur yang digunakan
oleh Bank Indonesia dalam penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal untuk
memproses data keuangan elektronik. Sistem ini mendukung layanan transfer dana,
kliring warkat debit, pembayaran reguler, dan penagihan reguler.
Terdiri atas beberapa bagian, seperti Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia yang
diselenggarakan Bank Indonesia, Instrumen pembayaran elektronik yang dijalankan
industri baik bank maupun non bank. Sedangkan alat pembayaran yang diterapkan adalah
menggunakan kartu, seperti kartu debit.
Syarat ketentuan :
• Kartu identitas yang masih berlaku.
• Mengisi formulir atau slip setoran secara lengkap.
• Menyerahkan warkat (untuk kliring).
• Menyetorkan dana sesuai jumlah yang di transfer, baik secara tunai, debet rekening, maupun setoran
lainnya.
• Membayar biaya layanan transfer/kliring sebesar Rp2.900

Manfaat :
• Memudahkan nasabah untuk mengirim dana kepada penerima dana di bank lain.
• Besaran transaksi transfer melalui Sistem SKNBI maksimal Rpl miliar.
• Bank akan mengirimkan instruksi ke Bank Indonesia maksimum 1 jam dari pendebetan rekening
nasabah.
• Pengkreditan dana ke bank tujuan dilakukan 1 jam setelah periode settlement Bank Indonesia.
B. Sistem pembayaran dalam
perekonomian Indonesia

Dalam melakukan transaksi ekonomi secara nasional terdapat dua jenis sistem
pembayaran yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran non tunai. sistem
pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme
yang dipakai untuk melakukan pemindahan dana untuk memenuhi kewajiban yang timbul
dari adanya kegiatan ekonomi. Pada prinsipnya sistem pembayaran memiliki tiga tahapan
yaitu, otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir.
B. Sistem pembayaran dalam perekonomian Indonesia

1. Evolusi sistem pembayaran


. Sistem pembayaran terus berevolusi mengikuti evolusi uang dengan tiga unsur
penggerak, yaitu inovasi, teknologi, dan modal bisnis, tradisi masyarakat, dan kebijakan
otoritas.
2. Sistem pembayaran
Sistem pembayaran tunai adalah sistem pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh
pelanggan kepada pelaku usaha dengan membayar menggunakan uang tunai

3. Sistem pembayaran non tunai


Pada sistem pembayaran non tunai instrumen yang digunakan berupa alat pembayaran
menggunakan kartu (APMK), cek, bilyet giro, kartu debit, kartu kredit, maupun uang
elektronik
B. Sistem pembayaran dalam perekonomian Indonesia

4. Komponen sistem pembayaran


Sistem pembayaran terdiri atas beberapa subsistem atau komponen yang secara garis
besar mencakup

A. kebijakan
B.kelembagaan
C. alat pembayaran
D. mekanisme operasional
E. infrastruktur
F. perangkat hukum
Sistem Pembayaran dalam perekonomian
indonesia

2. Tunai 3. Non-Tunai
Pembayaran tunai adalah pembayaran
Sistem pembayaran tunai yang dilakukan tanpa menggunakan uang
menggunakan uang kartal atau tunai yang beredar melainkan
menggunakan cek atau bilyet giro dan
uang kertas dan Logam sebagai
berupa sistem pembayaran elektronik
alat pembayaran. berbasis kartu pengganti Uang kartal.
C. Alat Pembayaran Tunai dan Non
-Tunai
1. Alat Pembayaran Tunai
A. pengertian uang. dalam ilmu ekonomi modern uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia
dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang dan jasa. Menurut
Robertson dalam bukunya yang berjudul money 1992, uang adalah segala sesuatu yang umum
diterima sebagai pembayar utang.
Adapun A.C. Pigou dalam bukunya yang berjudul The Veil Of Money, uang adalah kekayaan yang
dapat digunakan oleh pemiliknya untuk melunasi utangnya dalam jumlah tertentu pada saat itu
juga.
Agar uang dapat digunakan sebagai alat tukar dalam perekonomian, uang harus memenuhi dua
syarat sekaligus. Pertama, uang harus dapat memuaskan keinginan orang yang memilikinya. Syarat
ini disebut syarat psikologis.
C. Alat Pembayaran Tunai dan Non
-Tunai
1. Alat Pembayaran Tunai
Kedua syarat yang berkaitan dengan kondisi fisik dan teknis uang yang disebut dengan syarat teknis.
Syarat teknis uang adalah sebagai berikut:
1). Tahan lama atau tidak mudah rusak
2). Nilainya stabil, artinya nilai sekarang dengan nilai yang akan datang tetap stabil. Jadi, masyarakat
percaya bahwa menyimpan uang tidak merugikan
3). Mudah dibawa-bawa, artinya Jika melakukan transaksi dalam jumlah yang besar pemilik uang tidak
mengalami kesulitan dalam pembayaran
4). Dapat dibagi-bagi, artinya pada saat melakukan transaksi sekecil apapun uang yang mempunyai
pecahan dan nilainya tidak berkurang
5). Jumlahnya mencukupi, artinya jumlah yang diperlukan dapat mendukung seluruh transaksi yang
terjadi
C. Alat Pembayaran Tunai dan Non
-Tunai
2. Sejarah Uang
Sebelum menggunakan uang untuk melakukan transaksi, masyarakat pada zaman dahulu
menggunakan sistem pertukaran barang yang disebut barter. Namun, masyarakat yang lebih
maju dan sudah mengenal spesialisasi menganggap cara barter tidak sesuai lagi karena
mengandung beberapa kelemahan, yaitu sebagai berikut:
1). Mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan.
2). Menemukan barang untuk kebutuhan yang diinginkan.
3). Menentukan ukuran perbandingan barangyang ditukarkan.
4). Memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam.
5). Menentukan waktu pertemuan pihak yang saling bertukar barang
C. Alat Pembayaran Tunai dan Non
-Tunai
2. Jenis Jenis Uang
a. Uang barang adalah barang yang disukai oleh setiap orang dan diterima oleh semua
pihak sebagai alat penukar (generally acepted). Barang yang pernah digunakan sebagai
uang barang antara lain hewan, kulit hewan, kerang, ternak, kulit pohon, logam, gigi
hewan, batu intan, perhiasan, garam, senjata, tembakau dan teh.

b. Uang tanda menggunakan emas, perak dan perunggu untuk melakukan keperluan
sehari-hari. Uang yang nilai nominalnya lebih besar daripada nilai intrinsiknya
disebut uang tanda (Token Money). Bentuk uang Ini pertama kali diedarkan di
Inggris pada tahun 1816.
C. Alat Pembayaran Tunai dan Non
-Tunai
2. Jenis Jenis Uang
c. Uang Logam. adalah logam yang digunakan sebagai alat transaksi ekonomi dan
biasanya diterbitkan oleh pemerintah.

d. Uang Kertas. uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan
merupakan alat pembayaran yang sah.

e. Uang Giral. adalah uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat-surat
berharga.
D. Fungsi Uang
Fungsi utamanya sebagai alat tukar dan satuan hitung menjadi alat pembayaran, alat penyimpanan
kekayaan, dan fungsi lain dalam pendorong kegiatan ekonomi. Secara garis besar uang mempunyai dua
fungsi, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
a. Fungsi Asli . Fungsi asli uang terbagi menjadi dua, yaitu uang sebagai alat tukar (medium of
exchange) dan uang sebagai alat hitung (Unit Of Account)
a). Uang Sebagai Alat Tukar
Fungsi ini menggantikan pertukaran secara barter yang mempunyai banyak kelemahan. Untuk saat ini,
memang masih ada masyarakat yang masih melakukan pertukaran secara barter, terutama di daerah-
daerah pedalaman, tetapi pertukaran tersebut sudah menggunakan perhitungan dengan satuan hitung
uang.
b).Uang Sebagai Satuan Hitung Uang berfungsi sebagai alat untuk menghitung nilai suatu barang.
D. Fungsi Uang
b Fungsi Turunan

Sesuai dengan Kemajuan perekonomian, peranan uang ikut berkembang. Jika awalnya uang hanya
digunakan sebagai alat tukar dan sebagai alat satuan hitung maka fungsi uang berkembang menjadi alat
pembayaran,alat penyimpanan kekayaan, alat pemindah kekayaan, dan sebagai alat pendorong kegiatan
ekonomi.
a). Uang Sebagai Alat Pembayaran (Means Of Payment) Perkembangan lebih lanjut uang tidak hanya
sebagai alat pertukaran dan satuan hitung saja tetapi berkembang menjadi alat pembayaran yang dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
b).Uang Sebagai Alat Penyimpan Kekayaan (Store Of Wealth) Kita dapat menyimpan kekayaan dalam bentuk
barang tetapi barang tersebut bisa rusak dan memerlukan ruangan yang luas. c).Uang Sebagai Alat Pendorong
Kegiatan Ekonomi
Dalam keadaan nilai uang stabil orang lebih suka menggunakan uangnya dalam kegiatan ekonomi untuk
mendapatkan laba dari hasil investasinya.
E. Uang Rupiah

Mata uang yang dikeluarkan oleh negara kesatuan Republik Indonesia disebut
rupiah titik uang adalah alat pembayaran yang sah. Ciri rupiah adalah tanda
tertentu pada setiap rupiah yang diterapkan dengan tujuan untuk menunjukkan
identitas, membedakan harga atau nilai nominal dan mengamankan rupiah tersebut
dari upaya pemalsuan.
E. Uang Rupiah
Ciri Ciri yang Rupiah
Keaslian uang dapat dikenali melalui ciri-ciri yang terdapat, baik pada bahan yang digunakan
untuk membuat uang (kertas,plastik atau logam), desain dan warna masing-masing pecahan
uang, maupun pada teknik pencetakan uang tersebut._security features_ berfungsi sebagai alat
pengamanan, baik dalam bentuk kasat mata maupun tidak kasat mata juga memiliki beberapa
fungsi lain yaitu sebagai berikut.

a). Fungsi estetika agar uang tampak menarik.


b). Untuk membedakan antara satu pecahan dengan pecahan lainnya atau antara satu
mata uang dengan mata uang lainnya.
2).Unsur-Unsur Pengaman Uang Rupiah

Kebanyakan unsur pengaman adalah yang terbuka dan dapat dilihat dengan mudah oleh
masyarakat titik pendeteksian unsur pengaman tersebut dapat dilakukan dengan mata telanjang
atau kasat mata, perabaan tangan atau Kasat laba, maupun dengan menggunakan peralatan.
Berikut unsur-unsur pengaman uang rupiah.
a). Kertas uang adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat rupiah kertas yang
mengandung unsur pengaman dan yang tahan lama.
b). Logam uang adalah bahan baku yang digunakan untuk membuat rupiah logam yang
mengandung unsur pengaman dan yang tahan lama.
c). Rupiah tiruan adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan atau desainnya
menyerupai.
d). Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, atau diedarkan, tidak digunakan
sebagai alat pembayaran dengan merendahkan kehormatan rupiah sebagai simbol negara.
2).Unsur-Unsur Pengaman Uang Rupiah

Pada umumnya, dalam melakukan pemilihan unsur pengaman uang kertas,


mempertimbangkan dua hal utama, yaitu sebagai berikut.
a). Semakin besar nominal pecahan, diperlukan unsur pengaman yang lebih
baik,kompleks dan canggih
b). Unsur pengaman yang dipilih didasarkan pada hasil penelitian dan
mempertimbangkan perkembangan teknologi.

Beberapa karakteristik tertentu yang perlu diperhatikan dalam uang logam rupiah adalah
sebagai berikut.
a). Setiap pecahan uang logam mudah dikenali, baik secara kasat mata dan kasat raba.
b). Uang logam menggunakan bahan yang tahan lama dan tidak mengandung zat yang
membahayakan.
c). Uang logam yang dikeluarkan dalam ukuran yang sesuai tidak terlalu besar dan tidak
terlalu berat.
d). Uang logam rupiah berbentuk bulat dengan bagian samping bergerigi atau tidak
bergerigi.
Apa ada yang ingin
ditanyakan?
Silahkan angkat tangan!
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai