Anda di halaman 1dari 33

A.

Bank sentral
1. Pengertian bank sentral
Menurut (Hasoloan 2014:87) Bank sentral adalah lembaga
keuangan milik pemerintah. Bank sentral di negara Republik Indonesia
adalah Bank Indonesia (BI), merupakan lembaga independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
pemerintah, kecuali untuk hal hal yang secara tegas di atur dalam
undang-undang.
2. Tujuan, fungsi, tugas dan wewenang Bank Sentral Republik
Indonesia
2.1 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia
Berikut adalah tujuan dan tugas bank Indonesia menurut (Rahayu
2020:5):
a. Tujuan Tunggal
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia
memiliki satu tujuan tunggal, yaitu menggapai serta memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini memiliki 2
aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap benda serta
jasa, dan kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek awal tercermin pada pertumbuhan laju inflasi,
sedangkan aspek kedua tercermin pada pertumbuhan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang wajib
dicapai Bank Indonesia dan batas-batas tanggung jawabnya.
Dengan demikian, tercapai ataupun tidaknya tujuan Bank
Indonesia ini nanti akan bisa diukur dengan mudah.
b. 3 Pilar Utama
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung
oleh 3 pilar yang merupakan 3 bidang tugasnya. Ketiga bidang
tugas tersebut perlu diintegrasi supaya tujuan mencapai serta
memelihara kestabilan nilai rupiah bisa dicapai secara efisien
serta efektif. Berikut tugas serta fungsi Bank Indonesia yang
sudah dituangkan dalam bentuk gambar berisi 3 pilar.

Gambar 1. Tiga Pilar Tugas dan Fungsi Bank


Indonesia
Sumber: https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/default.aspx

2.2 Fungsi Bank Sentral


Menurut (Rahayu 2020:3) Dalam struktur moneter, fungsi
bank sentral yaitu sebagai pengendali peredaran uang. Fungsi
tersebut antara lain:
a. Bank sirkulasi
Bank sentral merupakan pemegang hak tunggal (hak
oktroasi) dalam pengedaran uang kertas serta uang logam
sebagai alat pembayaran yang sah.
b. Banker’ s Bank
Bank sentral merupakan bankir dari bank- bank. Dalam
hal ini, bank sentral berkedudukan sebagai salah satu sumber
dana untuk bank lain.
c. Lender of last resort
Bank sentral merupakan pemberi pinjaman pada tingkatan
terakhir. Maksudnya, bank sentral bisa memberikan pinjaman
kepada bank dalam bentuk fasilitas kredit likuiditas darurat.

B. Sistem Pembayaran
1. Pengertian sistem pembayaran
Salah satu tugas bank sentral yaitu mengendalikan serta melindungi
kelancaran sistem pembayaran. Tahukah Kamu apa itu sistem
pembayaran?
Menurut (Rahayu 2020:11) Sistem pembayaran merupakan sistem
yang mencakup seperangkat ketentuan, lembaga serta mekanisme yang
digunakan untuk melakukan pemindahan dana guna memenuhi suatu
kewajiban yang muncul dari suatu aktivitas ekonomi. Kelancaran sistem
pembayaran dalam suatu perekonomian akan menunjang penerapan
kebijakan moneter yang diresmikan Bank Indonesia.
2. Peran Bank Sentral Republik Indonesia dalam sistem pembayaran
Menurut (Rahayu 2020:11) Dalam rangka mengendalikan serta
melindungi kelancaran sistem pembayaran sebagaimana diamanahkan
oleh Undang-Undang Bank Indonesia bahwa Bank Indonesia berwenang
untuk menetapkan kebijakan, mengendalikan, melakukan, memberikan
persetujuan, perizinan serta pengawasan atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran. Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini:

Gambar 2. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran


Sumber: Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan
Kebanksentralan dalam (Rahayu 2020:11)
Bersumber pada bagan di atas, Menurut (Rahayu 2020:12) bisa diketahui
bahwa ada 5 peranan Bank Indonesia dalam sistem pembayaran ialah
sebagai berikut:
a. Regulator
Bank Indonesia berfungsi dalam membuat peraturan-peraturan
yang menunjang kelancaran sistem pembayaran. Contohnya
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 14/ 23/ PBI/2012 tentang
Transfer Dana serta Surat Edaran (SE) No 15/ 23/DASP bertepatan
pada 27 Juni 2013 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana yang
antara lain menegaskan bahwa penyelenggaraan transfer dana wajib
Badan Hukum Indonesia.
b. Perizinan
Bank Indonesia berfungsi dalam membagikan izin terhadap
pihak-pihak yang ikut serta dalam penerapan sistem pembayaran.
Semacam izin terhadap lembaga yang hendak melaksanakan
aktivitas transfer dana, Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
(APMK), serta uang elektronik.
c. Pengawasan
Supaya aktivitas pembayaran berjalan dengan baik, maka Bank
Indonesia perlu melaksanakan pengawasan. Aktivitas pengawasan
dilakukan terhadap proses pembayaran ataupun terhadap kegiatan
para pelaku yang ikut serta dalam sistem pembayaran. Dalam
melaksanakan guna pengawasan sistem pembayaran, Bank Indonesia
berwenang melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan
sistem pembayaran, lewat aktivitas monitoring (pemantauan)
evaluasi serta melaksanakan upaya yang mendesak penyelenggaraan
Sistem Pembayaran ke arah yang lebih baik.
d. Operator
Bank Indonesia menyediakan layanan sistem pembayaran
yakni Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) serta
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Sesuai dengan
syarat Bank Indonesia, mulai 31 Mei 2013 batasan nilai nominal
transfer kredit yang bisa dikliringkan lewat kliring kredit dalam
penyelenggaraan SKNBI mengalami kenaikan menjadi maksimal
Rp500.000.000,00 Ada pula untuk Bank Indonesia Scripless
Securities Settlement System (BI-SSSS), BI sediakan layanan
fasilitas penatausahaan serta setelmen surat berharga.
e. Fasilitator
Supaya penyelenggaraan sistem pembayaran terus semakin
aman serta efektif, maka Bank Indonesia memfasilitasi
pengembangan sistem pembayaran oleh industri yang bergerak
dalam bidang jasa keuangan. Tidak hanya melakukan kedudukan
sebagaimana ditafsirkan dalam bagan di atas, Bank Indonesia pula
melaksanakan transaksi-transaksi semacam operasi pasar terbuka,
menuntaskan tagihan-tagihan, dan transaksi yang berhubungan
dengan rekening Pemerintah serta lembaga keuangan internasional
yang terdapat di Bank Indonesia. Bank Indonesia pula berfungsi
sebagai pengguna serta sebagai anggota sistem pembayaran.
3. Penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank Sentral
Menurut (Rahayu 2020:13) Penyelenggaraan sistem pembayaran
nontunai oleh Bank Indonesia dilakukan dengan 2 metode, yaitu;
Pertama, transaksi yang bernilai besar (high value) diselenggarakan
dengan memakai fitur Bank Indonesia Real Times Gross Settlement (BI-
RTGS) serta Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-
SSSS); Kedua, transaksi yang bernilai kecil (retail value)
diselenggarakan dengan memakai Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI). Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut:
Gambar 3. Bagan Pelaksanaan Sistem Pembayaran
Sumber: Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan
Kebanksentralan dalam (Rahayu 2020:13)

Bersumber pada bagan di atas, bisa dikenal kalau penyelenggaraan


transaksi oleh Bank Indonesia terdiri atas BI-RTGS, BI-SSSS serta
SKNBI. Buat lebih jelasnya, ikuti uraian berikut (Rahayu 2020:13–15):
a. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI- RTGS)
Transaksi pembayaran bernilai besar ialah urat nadi sistem
pembayaran suatu negara. Berjalannya aktivitas pasar uang serta
pasar modal yang aman serta efektif tergantung kepada kelancaran
sistem pembayaran yang bernilai besar. Sistem pembayaran bernilai
besar yang digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia
merupakan Real Time Gross Settlement (RTGS).
Sistem BI-RTGS merupakan sesuatu sistem transfer dana
elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang
penyelesaiannya dilakukan secara mendadak per transaksi. Sistem
BI-RTGS pertama kali digunakan pada tanggal 17 November 2000.
Sistem BI-RTGS mampu menjadi sumber data yang sangat berguna,
baik dalam rangka pengawasan bank ataupun penerapan kebijakan
moneter. Pengembangan sistem BI- RTGS antara lain bertujuan:
1) Sediakan fasilitas transfer dana antarbank yang lebih cepat,
efektif, andal, serta nyaman kepada bank serta nasabahnya.
2) Membagikan kepastian setelmen serta penatausahaan dapat
diperoleh dengan segera.
3) Sediakan data rekening bank secara real time serta merata.
4) Tingkatkan disiplin serta profesionalisme bank dalam
mengelola likuiditasnya.
5) Mengurangi risiko-risiko setelmen serta penatausahaan.
Tersedianya sistem BI-RTGS bisa mendesak bank untuk
melaksanakan manajemen likuiditas secara lebih baik. Dengan sistem
setelmen/penatausahaan yang didasarkan pada kecukupan saldo
rekening bank di Bank Indonesia, resiko kemungkinan kegagalan
salah satu bank dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo bisa
dihindari, sehingga tidak memunculkan akibat sistemik terhadap bank
yang lain. Akibat sistemik terjalin bila kasus yang terjalin dalam suatu
bank menyebabkan akibat kurang baik untuk bank lain yang
mempunyai keterkaitan usaha dengan bank tersebut. Contohnya bila
bank X menghadapi kepailitan usaha, hingga bank Y, bank N, bank M
serta bank-bank yang lain terhambat likuiditasnya sehubungan
kegiatan usahanya mempunyai keterkaitan dengan kegiatan usaha
bank X yang menghadapi permasalahan.
Penyelenggara sistem BI-RTGS merupakan Kantor Pusat Bank
Indonesia (KPBI). Penyelenggara bertugas melaksanakan
pengendalian sistem terhadap seluruh kegiatan aktivitas transfer dana
yang dilakukan peserta, sebaliknya peserta sistem BI-RTGS
merupakan seluruh bank umum di Indonesia. Lembaga-lembaga tidak
hanya bank yang mempunyai rekening giro di Bank Indonesia dapat
menjadi peserta sistem BI-RTGS dengan persetujuan Bank Indonesia,
untuk memperlancar sistem pembayaran nasional. Kantor Pusat Bank
Indonesia serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negara
secara otomatis jadi partisipan sistem BI-RTGS.
Secara sederhana, alur penyelenggaraan transaksi nontunai lewat
BI-RTGS bisa dilihat dalam bagan 3 berikut:

Gambar 4. Alur Transaksi dengan Menggunakan BI- RTGS


Sumber: Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan
Kebanksentralan dalam (Rahayu 2020:14)
BI-RTGS bisa membantu untuk melaksanakan cek saldo
kecukupan pengirim. Bila cukup, dana langsung dipindahkan dari
rekening peserta pengirim ke rekening peserta penerima. Bila tidak
cukup, transaksi akan ditempatkan pada antrian serta tidak diproses
hingga dananya memadai.
b. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)
Tidak hanya sistem BI-RTGS, Bank Indonesia mempunyai suatu
fasilitas spesial buat mencatat serta menatausahakan transaksi pesan
berharga secara elektronik yang diketahui dengan Bank Indonesia
Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). BISSSS merupakan
fasilitas transaksi Bank Indonesia buat setelmen serta penatausahaan
pesan berharga secara elektronik yang tersambung langsung antara
partisipan, penyelenggara, serta sistem BI-RTGS.
c. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Bila sistem pembayaran yang bernilai besar ialah urat nadi
sistem pembayaran, sistem pembayaran yang bernilai kecil
diibaratkan sebagai jaringan pembuluh darah yang menghubungkan
segala perekonomian suatu negara. Sistem kliring merupakan
pertukaran warkat ataupun informasi keuangan elektronik antar
peserta kliring, baik atas nama peserta ataupun atas nama nasabah
peserta, yang perhitungannya dituntaskan pada waktu tertentu.
Transaksi kliring yang bisa dilakukan meliputi:
1) Transfer debet (memakai cek, bilyet giro, ataupun warkat debet
yang lain).
2) Transfer kredit (mengisi formulir isian yang disediakan oleh
bank) yang setelah itu hendak dikirim oleh bank lewat informasi
keuangan elektronik yang disediakan dalam SKNBI.
C. Alat Pembayaran Tunia (Uang)
1. Sejarah uang
Menurut (Hasoloan 2014:5–7) Secara garis besar sejarah
perkembangan uang, yaitu:
a. Tahap sebelum barter
Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena
setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha
sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhannya.
b. Tahap barter
Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan
bahwa apa yang di produksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak daplat
dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan
barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya.
Akibatnya barter, yaitu barang yang ditukar dengan barang.
c. Tahap uang barang
Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam
pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah
kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan
dalam waktu bersamaan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah
mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal
pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat
tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat tukar adalah benda-
benda yang diterima oleh umum (generaly accepted). Benda-benda
yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai tragis
dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer
sehari-hari.
d. Tahap uang logam
Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam. Alasan logam
dipilih sebagai bahan uang, yaitu:
1) Digemari umum
2) Tahan lama dan tidak pernah ruksak
3) Memiliki nilai tinggi
4) Mudah dipindah-pindahkan
5) Mudah di pecah-pecahkan dengan tidak mengurangi nilainya
e. Tahap uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti
kepemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk
melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar
pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau
perak yang disimpan di pande emas atau perak dan sewaktu-waktu
dapat ditukarkan penuh dengan jaminan. Selanjutnya masyarakat
tidak lagi menggunakan emas secara langsung sebagai alat
pertukaran. Sebagai gantinya mereka menjadikan kertas bukti
tersebut sebagai alat tukar.
2. Pengertian uang
Menurut (Hasoloan 2014:7) Uang dalam ilmu ekonomi tradisional
didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.
Menurut (Sukardi 2009:119) Uang dapat didefinisikan sebagai
segala sesuatu (benda) yang diterima secara umum sebagai alat perantara
untuk mengadakan tukar-menukar atau perdagangan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa uang adalah suatu
benda yang dijadikan alat perantara untuk mengadakan transaksi
perdagangan dan dapat diterima secara umum.
Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh
setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi
pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya
serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi
uang sebagai alat penunda pembayaran.
3. Fungsi, jenis, dan syarat uang
3.1 Fungsi Uang
Menurut (Sukardi 2009:120–21) Kegunaan uang tercermin
dalam fungsi-fungsi uang. Fungsi uang dibagi menjadi fungsi asli dan
fungsi turunan.
a. Fungsi Asli
Fungsi asli disebut juga fungsi primer uang. Berdasarkan
fungsi asli ini uang berperan sebagai alat tukar dan alat satuan
hitung.
1) Alat Tukar (Medium of Exchange)
Uang dapat digunakan sebagai alat untuk
mempermudah pertukaran. Agar uang dapat berfungsi dengan
baik, diperlukan kepercayaan masyarakat yang bersedia
untuk menerimanya. Sebagai alat tukar, uang memungkinkan
seluruh transaksi dapat dilakukan dengan mudah.
2) Sebagai Alat Satuan Hitung (Unit of Count)
Satuan hitung diperlukan untuk menentukan harga
suatu barang. Dengan demikian, orang dapat melihat
besarnya uang yang harus dibayarkan guna memperoleh
suatu barang atau jasa. Dengan adanya satuan hitung ini kita
pun dapat melakukan perbandingan harga suatu barang
terhadap barang yang lain.
b. Fungsi Turunan
Berdasarkan fungsi turunan, uang memiliki fungsi sebagai
berikut.
1) Alat Pembayaran yang Sah
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang
semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi
melalui cara tukar menukar atau barter. Guna
mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang
diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang
dapat diterima semua orang, yaitu uang.
2) Alat Penimbun Kekayaan
Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua
uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada
sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk
keperluan di masa datang.
3) Alat Pemindah Kekayaan
Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke
tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang berupa
tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan
cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli
rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil
penjualan rumah yang lama.
4) Standar Pencicilan Utang
Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran
pada masa yang akan datang.
5) Alat pendorong Kegiatan Ekonomi
Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam
melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi
kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
3.2 Jenis Uang
Menurut (Sukardi 2009:122–23) Pada dasarnya uang yang beredar di
masyarakat itu ada dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral.
a. Uang Kartal
Uang kartal adalah uang yang beredar sehari-hari sebagai
alat pembayaran yang sah dan wajib diterima oleh semua
masyarakat. Uang kartal ini terdiri atas uang logam dan uang
kertas. Uang kartal sering disebut uang primer. Dilihat dari
bahan pembuatannya, uang kartal dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Uang Logam
Gambar 5. Bentuk Uang Logam
Sumber:
https://manado.tribunnews.com/2016/05/17/melihat-
eksistensi-uang-logam-kabupaten-kepulauan-di-sulut

Uang logam emas dan perak adalah salah satu jenis


uang yang sudah sejak berabad-abad digunakan oleh
masyarakat di berbagai negara di dunia. Kedua jenis uang
logam tersebut digunakan sebagai uang karena disukai dan
dinilai tinggi oleh masyarakat pada umumnya. Uang logam
yang beredar di Indonesia adalah uang logam yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang bertindak sebagai
bank sirkulasi, di antaranya uang logam yang beredar saat
ini adalah uang yang nominalnya Rp25,00, Rp50,00,
Rp100,00, Rp500,00 dan Rp1.000,00.
2) Uang Kertas

Gambar 6. Bentuk Uang Kertas


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Rupiah

Uang kertas adalah jenis uang yang terbuat dari


kertas. Uang kertas ini berlaku dalam pertukaran di
masyarakat karena dijamin okeh undang-undang bahwa
uang kertas tersebut berlaku sebagai alat pembayaran yang
sah. Untuk pembayaran dalam jumlah yang besar,
penggunaan uang kertas lebih mudah dan disukai daripada
uang logam. Uang kertas yang berlaku di Indonesia, seperti
halnya logam juga dikeluarkan oleh bank sentral (Bank
Indonesia) sebagai bank sirkulasi yang mempunyai hak
tunggal (hak aktroi) untuk mencetak dan mengedarkan uang
kartal. Adapun uang kertas yang beredar di Indonesia saat
ini adalah uang kertas yang bernominal uang pecahan
Rp100,00; Rp500,00; Rp1.000,00; Rp5.000,00;
Rp10.000,00; Rp20.000,00: Rp50.000,00; dan
Rp100.000,00.
3) Uang Giral

Gambar 7. Bentuk Uang Giral


Sumber: https://sarjanaekonomi.co.id/uang-giral/

Uang giral adalah saldo tagihan di bank. Uang giral


bukan merupakan alat pembayaran yang sah dan orang
boleh menolak pembayaran dengan uang giral. Dengan
kesepakatan kedua belah pihak yaitu pihak yang berhutang
dan yang punya piutang, uang giral sewaktu-waktu dapat
dijadikan alat pembayaran yang sah. Pembayaran dengan
uang giral dapat dilakukan dengan mengeluarkan cek dan
atau giro. Cek adalah surat perintah tertulis dari orang yang
memiliki tabungan atau simpanan di bank atau orang yang
namanya tertera dalam cek. Sedangkan yang dimaksud
dengan giro adalah simpanan pada suatu bank yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek atau dengan menggunakan cara
pemindah bukuan.
Uang giral dapat terjadi apabila orang menitipkan
uang kartal kepada bank dan pihak bank membukukan
setoran uang tersebut ke dalam rekening atas nama
penyimpan yang bersangkutan. Uang giral seperti ini sering
disebut de mand deposito. Uang giral juga dapat terjadi
apabila orang melakukan pinjaman kepada bank tetapi
pinjaman tersebut tidak langsung diambil melainkan
dititipkan lagi di bank dalam rekening atas nama peminjam.
Uang giral yang demikian di sebut loan deposito. Untuk
lebih memahami mengenai jenis jenis uang secara lengkap,
perhatikanlah daftar berikut.
3.3 Syarat Uang
Menurut (Sukardi 2009:119) Agar dapat diberlakukan sebagai
alat tukar dalam perekonomian, uang harus memenuhi syarat-syarat
(kriteria) sebagai berikut.
a. Syarat Psikologis
Uang harus dapat memuaskan keinginan orang yang
memilikinya.
b. Syarat Teknis
Syarat teknis meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Tahan lama, artinya tidak mudah rusak.
2) Nilainya stabil, artinya nilai sekarang sama dengan nilai yang
akan datang.
3) Mudah dibawa, artinya apabila melakukan transaksi dalam
jumlah yang besar, pemilik uang tidak mengalami kesulitan
dalam membawa dan membayar.
4) Terdiri atas berbagai nilai nominal, artinya dapat dibagi-bagi
sehingga dalam melakukan transaksi sekecil apa pun karena
uang mempunyai nilai pecahan.
5) Jumlahnya mencukupi dan tidak berlebihan, artinya jumlah
uang yang beredar haruslah mencukupi kebutuhan
perekonomian (dunia usaha) dan tidak berlebihan agar
nilainya tidak turun.
4. Pengelolaan uang rupiah oleh Bank Indonesia
Tahukah kamu, siapa yang bertugas untuk melaksanakan
pengelolaan uang rupiah kita? Menurut (Rahayu 2020:26) Salah satu
tugas Bank Indonesia yaitu mengendalikan serta melindungi kelancaran
sistem pembayaran. Aktivitas pengelolaan uang rupiah mencakup
perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan serta
penarikan, dan pemusnahan uang rupiah.
Dalam melaksanakan aktivitas pengelolaan uang rupiah tersebut,
Bank Indonesia ialah salah satunya lembaga yang berwenang
melaksanakan pengeluaran, pengedaran, dan pencabutan serta penarikan
uang rupiah dari peredaran di masyarakat. Sementara itu, untuk
penerapan aktivitas pengelolaan uang yang lain yaitu perencanaan,
pencetakan serta pemusnahan uang rupiah, dilakukan oleh Bank
Indonesia lewat koordinasi dengan Pemerintah. Uang rusak salah satu
sasaran pemusnahan uang ini.
Aktivitas pengelolaan uang rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia
untuk melindungi ketersediaan uang rupiah sebagai alat pembayaran
tunai di masyarakat. Untuk itu, supaya uang rupiah ada di masyarakat
dalam jumlah nominal yang cukup serta jenis pecahan yang cocok
dengan kebutuhan masyarakat, tepat waktu dan dalam keadaan uang
yang layak edar, hingga aktivitas pengelolaan uang rupiah harus
dilakukan dengan efisien, efektif, transparan, serta akuntabel.
D. Alat Pembayaran Nontunai
1. Pengertian alat pembayaran nontunai
Menurut (Rahayu 2020:11) alat pembayaran nontunai, ialah
pembayaran yang menggunakan bermacam media ataupun alat tidak
hanya uang tunai.
2. Jenis-jenis alat pembayaran nontunai
Menurut (Rahayu 2020:11) jenis-jenis alat pembayaran nontunai
adalah kartu kredit, ATM, kartu debet, dan uang elektronik.
Rangkuman
1. Fungsi Bank Sentral
Dalam struktur moneter, fungsi bank sentral ada 3 yaitu:
a. Bank sirkulasi
b. Banker’s bank
c. Lender of last resort
Studi Kasus
Data Deflasi BPS Bukti Konsumsi Rumah Tangga Belum Pulih Total

Pengunjung melintas di dalam Lippo Mall Kemang, Jakarta, Jumat (2/7/2021). Menjelang PPKM Darurat
Jawa-Bali yang berlaku mulai tanggal 3 - 20 Juli 2021, pusat perbelanjaan akan menutup operasional gedung.
(Liputan6.com/Angga Yuniar) Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/4672935/data-deflasi-bps-
bukti-konsumsi-rumah-tangga-belum-pulih-total

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan


Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada September 2021. Di
mana dari 90 kota pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi
sementara sisanya mengalami inflasi.
Pengamat Ekonomi IndiGo Network, Ajib Hamdani mengatakan,
deflasi terjadi pada September 2021 ini sebetulnya menunjukkan bahwa
suplai dan produksi sedang tinggi. Akan tetapi kurang diimbangi dengan
kemampuan permintaan.
Dengan adanya deflasi maka terjadi penurunan Indeks Harga
Konsumen (IHK) dari 106,57 menjadi 106,53 pada bulan lalu. Adapun
tingkat inflasi dari tahun ke tahun mencapai 1,60 persen sementara inflasi
tahun kalender mencapai 0,80 persen.
"Terjadi penurunan IHK dari 106,57 pada Agustus menjadi 106,53 pada
September 2021. Tingkat inflasi tahun klender 0,80 persen, tahun ke tahun
1,60 persen," jelas Margo.
"Pola yang sedang terjadi, siklus bisnis sudah mulai menemukan
momentum dan tren yang terus menanjak, tapi kemampuan daya beli
masyarakat belum membaik," kata Ajib kepada merdeka.com, Jumat
(1/10/2021).
Ajib menyarankan, untuk keluar dari situasi ini pemerintah bisa
menopang disposible income masyarakat jangka pendek dengan terus
mendorong Bansos Tunai. Sementara untuk jangka menengah dan panjang,
mengurangi tingkat pengangguran yang jumlahnya melonjak karena pandemi.
"Ketika suplai dan demand kembali normal maka inflasi akan
cenderung naik ke angka 2 sampai 3 persen," tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono


mencatat, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Dari 90 kota
pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi sementara sisanya
mengalami inflasi.
"Perkembangan harga pada September menunjukkan adanya
penurunan. Berdasarkan hasil pantauan BPS di 90 kota pada September
terjadi deflasi sebesar 0,04 persen," kata Margo, Jakarta, Jumat
(1/10).Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan
Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen pada September 2021. Di
mana dari 90 kota pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi
sementara sisanya mengalami inflasi.
Pengamat Ekonomi IndiGo Network, Ajib Hamdani mengatakan,
deflasi terjadi pada September 2021 ini sebetulnya menunjukkan bahwa
suplai dan produksi sedang tinggi. Akan tetapi kurang diimbangi dengan
kemampuan permintaan.
"Pola yang sedang terjadi, siklus bisnis sudah mulai menemukan
momentum dan tren yang terus menanjak, tapi kemampuan daya beli
masyarakat belum membaik," kata Ajib kepada merdeka.com, Jumat
(1/10/2021).
Ajib menyarankan, untuk keluar dari situasi ini pemerintah bisa
menopang disposible income masyarakat jangka pendek dengan terus
mendorong Bansos Tunai. Sementara untuk jangka menengah dan panjang,
mengurangi tingkat pengangguran yang jumlahnya melonjak karena pandemi.
"Ketika suplai dan demand kembali normal maka inflasi akan
cenderung naik ke angka 2 sampai 3 persen," tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono
mencatat, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,04 persen. Dari 90 kota
pantauan BPS, sebanyak 56 kota mengalami deflasi sementara sisanya
mengalami inflasi.
"Perkembangan harga pada September menunjukkan adanya
penurunan. Berdasarkan hasil pantauan BPS di 90 kota pada September
terjadi deflasi sebesar 0,04 persen," kata Margo, Jakarta, Jumat (1/10).
Berdasarkan artikel diatas, menurut pandangan anda bagaimanakah
bank sentral dalam menghadapi permasalahan deflasi tersebut?
Evaluasi

Untuk mengukur penguasaan materi atas modul ini, silahkan anda menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
A. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD)
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
1. Pengertian BUMN
Menurut (Ganesa 2017:3) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
merupakan badan usaha yang segala ataupun sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara lewat penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
2. Peran BUMN
Menurut (Ganesa 2017:6) Peran BUMN dalam perekonomian nasional
yaitu:
a. Menghindari agar cabang-cabang produksi yang penting untuk
negara serta menguasai hajat hidup orang banyak tidak dikuasai oleh
sekelompok masyarakat tertentu.
b. Memberikan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
c. Membuka lapangan kerja.
d. Melakukan aktivitas produksi serta distribusi yang menguasai hajat
hidup orang banyak.
e. Sebagai sumber pemasukan negara
3. Bentuk-bentuk BUMN
Menurut (Ganesa 2017:4–6) Badan usaha milik negara atau BUMN
memiliki 3 bentuk yaitu :
a. Perusahaan Perseroan (Persero)
Perusahaan perseroan merupakan BUMN yang berbentuk
perseroan. Karena keterbatasan modal yang dipunyai oleh
pemerintah hingga dijuallah sahamnya kepada swasta. Tetapi untuk
senantiasa bisa mengatur BUMN tersebut hingga saham dari
pemerintah haruslah minimun 51%. sehingga pemerintah masih
menjadi pengendali dalam pengambilan keputusan. Tujuan pendirian
perseroan merupakan selaku berikut:
1) Menyediakan barang ataupun jasa yang bermutu serta berdaya
saing kuat.
2) Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:
1) Pendirian atas usulan menteri kepada presiden
2) Status hukumnya ialah dalam bentuk badan hukum, yaitu
bersumber pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) serta peraturan pemerintah (PP) pendirian usaha
3) Hubungan organisasi dengan pemerintah yaitu berdiri sendiri
sebagai organisasi yang dicapai
4) Kepemilikan ataupun kemampuan oleh pemerintah bisa
seluruhnya ataupun sebagian yang bisa dikenal lewat
kepemilikan saham secara totalitas, serta ialah kekayaan negeri
yang dipisahkan.
5) Modal terdiri dari saham serta bisa diperjualbelikan di pasar
modal
6) RUPS memegang kekuasaan tertinggi
7) Dipimpin oleh direksi
8) Tujuan utama mencari laba
9) Hubungan usaha diatur menurut hukum perdata
10) Status pegawai merupakan pegawai swasta.
b. Perusahaan Umum (Perum)
Perusahaan umum merupakan BUMN yang segala modalnya
dimiliki oleh negara serta tidak dibagi atas saham, yang bertujuan
untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang ataupun jasa
yang bermutu serta sekaligus mencari keuntungan yang berdasar
prinsip pengelolaan perusahaan.
Ciri-ciri Perum adalah sebagai berikut:
1) Pendirian perum diusulkan oleh menteri kepada presiden.
2) Statusnya adalah suatu badan hukum berupa perusahaan negara
yaitu UU Nomor. 19 PP tahun 1960 serta PP tentang pendirian
usaha
3) Modal sepenuhnya dipunyai oleh negara serta kekayaan negara
yang dipisahkan dari APBN
4) Dapat melaksanakan penyertaan modal dalam badan usaha lain
serta bisa mendapatkan kredit dari dalam serta luar negeri
ataupun dari masyarakat dalam bentuk obligasi
5) Dipimpin oleh direksi
6) Usaha adalah melayani kepentingan umum berbentuk
penyediaan benda ataupun jasa yang bermutu dengan harga
terjangkau oleh masyarakat serta sekalian mendapatkan
keuntungan bersumber pada prinsip pengelolaan perusahaan
yang sehat.
7) Dapat menuntut serta dituntut dan hubungan hukumnya diatur
secara hukum perdata.
8) Pegawai merupakan pegawai perusahaan negara yang diatur
tertentu di luar syarat yang berlaku untuk pegawai negeri
ataupun persero
9) Arti usaha sebagai public service serta profit service seimbang
10) Hubungan organisasi ialah berdiri sendiri sebagai kesatuan
organisasi yang terpisah
c. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan jawatan merupakan BUMN yang segala modalnya
tercantum dalam anggaran belanja negara yang menjadi hak dari
kementerian yang bersangkutan. Tujuan perjan adalah pengabdian
serta melayani kepentingan masyarakat yang diperuntukan untuk
kesejahteraan umum, dengan tidak mengabaikan ketentuan efisiensi,
efektivitas, ekonomis dan pelayanan yang memuaskan.
Ciri-ciri Perjan adalah sebagai berikut:
1) Tujuan utama untuk melayani kepentingan warga tanpa melepaskan
ketentuan efisiensi, efektivitas serta ekonomis.
2) Permodalan serta pembiayaan perusahaan tercantum dalam anggaran
belanja negara yang menjadi hak dari kementerian yang
bersangkutan.
3) Merupakan bagian dari departemen, dirjen, direktorat, ataupun
pemerintah wilayah
4) Dipimpin oleh kepala yang merupakan bagian dari suatu
departemen.
5) Perjan mendapatkan fasilitas negara.
6) Pegawai perjan merupakan pegawai negeri.
7) Perjan berlaku hukum publik yang berarti apabila industri dituntut,
perannya merupakan sebagai pemerintah
4. Kebaikan dan Kelemahan BUMN
a. Kebaikan BUMN
1) Menguasai sector yang vital untuk kehidupan rakyat banyak
2) Mendapatkan jaminan serta sokongan dari negara
3) Permodalannya sudah pasti sebab mendapat modal dari negara
4) Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
5) Sebagai sumber pemasukan negara
b. Kelemahan BUMN
1) Pengelolaan faktor-faktor produksi tidak efisien
2) Manajemen perusahaan kurang profesional
3) Memunculkan monopoli atas sektor- sektor vital
4) Pengelolaan perusahaan terhambat dengan peraturan-peraturan
yang mengikat
5) Susah mendapatkan keuntungan bahkan seringkali merugi
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
1. Pengertian BUMD
Menurut (Ganesa 2017:7) BUMD merupakan perusahaan yang
diatur dengan suatu Peraturan Daerah (Perda) yang aktivitasnya
memenuhi kebutuhan masyarakat dimana modal sepenuhnya ataupun
sebagian ialah kekayaan wilayah yang dipisahkan, kecuali terdapat syarat
lain.

2. Peran BUMD
Menurut (Ganesa 2017:8) peram BUMD adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan perkembangan perekonomian daerah khususnya serta
perekonomian nasional pada umumnya.
b. Sebagai sumber pemasukan daerah.
c. Membuka lapangan kerja sehingga menyerap tenaga kerja serta bisa
mengurangi pengagguran yang terdapat di daerah.
d. Memenuhi kebutuhan masyarakat
e. Memeratakan pembangunan serta hasil-hasilnya secara adil serta
menyeluruh di daerah
f. Melaksanakan kebijakan pemerintah daerah dalam bidang ekonomi
serta pembangunan.
g. Memupuk dana untuk pembiayaan pembangunan daerah.
h. Mendorong kedudukan dan masyarakat dalam bidang usaha yang
terdapat di daerah.
i. Membantu tingkatkan penciptaan daerah serta nasional.
3. Bentuk-bentuk BUMD
Menurut (Ganesa 2017:7) Bersumber pada Pasal 2 Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum Badan
Usaha Milik Daerah (Permendagri 3/1998), Bentuk Hukum Badan Usaha
Milik Daerah bisa berbentuk Perusahaan Daerah (PD) ataupun Perseroan
Terbatas (PT).
a. Perusahaan Daerah
Bersumber pada UU No 5 tahun 1962 perusahaan daerah
merupakan perusahaan yang didirikan bersumber pada UU yang
modalnya untuk seluruhnya ataupun untuk sebagian merupakan
kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali bila didetetapkan lain
dengan ataupun bersumber pada UU.
b. Perseroan Terbatas
Bersumber pada UU No 40 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1
perseroan terbatas yang selanjutnya disebut perseroan merupakan
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
bersumber pada perjanjian, melaksanakan aktivitas usaha dengan
modal dasar yang sepenuhnya dibagi dalam saham serta memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam UU dan peraturan penerapannya.
4. Kekuatan dan Kelemahan BUMD
a. Kekuatan BUMD
1) Seluruh keuntungan BUMD menjadi keuntungan daerah
2) Meyediakan jasa-jasa untuk masyarakat daerah
3) Merupakan fasilitas untuk melakukan pembangunan daerah
4) Aktivitas ekonomi yang dilakukan untuk melayani kepentingan
umum
5) Modal berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan
6) Status pegawai diatur oleh peraturan pemerintah ataupun daerah
b. Kelemahan BUMD
1) Pengelolaan BUMD sangat didetetapkan oleh keahlian
keuangan Daerah
2) Sejumlah besar ketentuan (birokrasi) bisa membatasi
pengembangan BUMD
3) Pengelolaan BUMD secara ekonomis susah untuk
dipertanggung jawabkan
4) Banyaknya sarana yang diperoleh dari negara menjadi pegawai
kurang disiplin
5) Pengelolaan BUMD kurang efisien sehingga kerap menghadapi
kerugian
B. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
1. Pengertian BUMS
Menurut (Ganesa 2017:9) badan usaha milik swasta (BUMS)
merupakan badan usaha yang didirikan dan dipunyai oleh pihak swasta
yang berorientasi pada laba.

2. Perbedaan perusahaan swasta dan BUMS


Menurut (Fretes 2020:3) Adapun perbedaan tersebut dapat kamu simak
dalam tabel berikut ini:

Perusahaan Badan Usaha


1. Merupakan kesatuan teknis Merupakan kesatuan yuridis formal
produksi
2. Bertujuan menghasilkan barang Bertujuan mencari laba dan
dan jasa keuntungan
3. Tidak selalu bersifat resmi atau Bersifat resmi dan formal, serta harus
formal memenuhi syarat-syarat tertentu

3. Peran BUMS dalam Perekonomian


Menurut (Evitasari 2021) Terdapat sebuah beberapa peranan dalam
BUMS yang akan dijelaskan sebagai berikut:
a) Sebagai suplemen untuk produksi nasional.
b) Sebagai titik pembuka.
c) Dukungan pemerintah untuk distribusi pendapatan.
d) Untuk sebuah mitra BUMN.
e) Sebagai pelengkap perbendaharaan negara dan untuk meningkatkan
pendapatan secara nasional.
f) Membantu dalam pemerintah dengan mengelola dan melaksanakan
sebuah kegiatan ekonomi non-pemerintah.
4. Bentuk-Bentuk BUMS
Menurut (Fretes 2020:6–8) Bentuk-Bentuk Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS) adalah sebagai berikut :
Bersumber pada badan hukum yang diseleksi, badan usaha milik swasta
bisa dibedakan dalam bentuk badan usaha perseorangan, firma,
persekutuan komanditer, perseroan terbatas, serta koperasi.
a. Badan Usaha Perseorangan
Badan usaha perseorangan merupakan suatu bentuk badan usaha
yang hanya didirikan oleh satu orang, modalnya pula dari satu orang
yang sekaligus yang memimpin serta bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan dengan tujuan untuk mendapatkan laba.
Kebaikan tubuh usaha perseorangan antara lain:
1) organisasinya yang mudah (easy of organization), sebab
kegiatan relatif terbatas serta perusahaan relatif kecil,
2) kebebasan bergerak (freedom of action). Pemilik memiliki
kebebasan yang luas, sebab setiap keputusannya ialah kata
terakhir,
3) keuntungan jatuh pada seorang (retention of all profits)
4) pajaknya rendah (low tales),
5) rahasia perusahaan lebih terjamin (secrecy), sebab biasanya
pengusaha sendiri yang melaksanakan tugas-tugas penting,
6) ongkos organisasinya rendah (low organization cost),
7) bisa mengambil keputusan dengan cepat, sebab tanpa menunggu
persetujuan orang lain,
8) keuntungan yang besar akan menaikkan dorongan serta
semangat untuk pimpinan.
Kekurangan badan usaha perseorangan:
1) tanggung jawab pimpinam tidak terbatas (unlimited liability),
2) besarnya modal terbatas (limitazian on capital),
3) kelangsungan hidup atau kontinuitas tidak terjamin (lack of
continuity),
4) kecakapan pimpinan sangat terbatas, maksudnya apabila
pimpinan tidak cakap, maka perusahaan akan menghadapi
kemunduran,
5) kerugian akan ditanggung sendiri
b. Badan Usaha Firma
Firma merupakan persekutuan 2 orang ataupun lebih untuk
mendirikan serta melaksanakan suatu perusahaan di bawah nama
bersama, serta masing-masing sekutu ataupun anggota mempunyai
tanggung jawab yang sama terhadap perusahaan. Tanggung jawab
sekutu tidak terbatas sehingga tidak terdapat pemisahan antara
kekayaan perusahaan dengan kekayaan individu ataupun prive.
Apabila perusahaan menderita kerugian, maka segala kekayaan
pribadinya bisa dijaminkan untuk menutup kerugian firma.
Kebaikan Firma antara lain:
1) kebutuhan akan modal lebih mudah terpenuhi,
2) pengelolaan perusahaan bisa dibagi-bagi sesuai dengan
kemampuan tiap- tiap sekutu,
3) tiap resiko dipikul bersama-sama sehingga dirasakan tidak
sangat berat,
4) keputusan yang diambil lebih baik sebab bersumber pada
pertimbangan lebih dari seseorang,
5) kemampuan untuk mencari kredit lebih besar, sebab lebih
dipercaya pihak ketiga (bank).
Ada pula kekurangan firma antara lain:
1) Terdapat kemungkinan munculnya perselisihan paham di antara
para pemilik ataupun pendiri,
2) keputusan yang diambil kurang cepat, sebab harus menunggu
musyawarah, akibat tindakan seorang anggota, akan
menimbulkan terlibatnya anggota yang lain,
3) perusahaan dikatakan bubar apabila salah seseorang anggota
mengundurkan diri ataupun meninggal dunia. Hal yang penting
dalam firma merupakan pembagian laba ataupun rugi, sebagai
uraian dari tanggung jawab tiap-tiap sekutu. Pembagian laba
ataupun rugi firma sesuai dengan perjanjian dalam akta
pendirian.
c. Badan Usaha Persekutuan Komanditer
Persekutuan komanditer ataupun CV (Commanditaire
Venootschap) merupakan persekutuan 2 orang ataupun lebih untuk
mendirikan usaha di mana satu ataupun sebagian orang sebagai
sekutu yang hanya menyerahkan modal serta sekutu yang lain yang
melaksanakan perusahaan. Jadi, dalam persekutuan komanditer
dikenal 2 sekutu, yaitu:
1) sekutu aktif ataupun sekutu bekerja/ sekutu komplementer, ialah
sekutu yang berhak memimpin perusahaan
2) sekutu pasif ataupun sekutu tidak bekerja/ sekutu komanditer
(sleeping partner) ialah sekutu yang hanya menyerahkan
modalnya saja. Sebenarnya persekutuan komanditer dengan
firma nyaris sama, sehingga kebaikan serta kekurangan firma
juga berlaku untuk persekutuan komanditer, kebaikan yang lain
ialah modal CV menjadi lebih besar, sedang kekurangannya
sekutu komanditer seolah-olah hanya memercayakan modalnya
kepada sekutu pengusaha.
d. Badan Usaha Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan Terbatas (PT) merupakan suatu persekutuan yang
mendapatkan modal dengan menghasilkan sero ataupun saham, di
mana setiap orang bisa mempunyai satu ataupun lebih saham, dan
bertanggung jawab sebesar modal yang diserahkan. Mendirikan PT
wajib dengan akta notaris serta izin (persetujuan dari menteri
kehakiman), dan diumumkan dalam berita negara (Lembaran Berita
Negara), sehingga PT berupa badan hukum.
Dalam akta pendiriannya wajib memuat:
1) nama PT serta tujuannya tidak berlawanan dengan kesusilaan
serta ketertiban umum,
2) nama- nama pendiri PT dan alamatnya,
3) tempat kedudukan PT,
4) Jumlah modal PT,
5) anggaran dasar PT.
Modal yang disebutkan dalam anggaran dasar terdiri atas:
1) modal statuter, ialah modal yang tecantum dalam neraca PT,
2) modal yang ditempatkan, ialah sebanyak 20% dari modal
statuter harus sudah terjual,
3) modal yang disetor, ialah modal yang wajib disetor ke kas PT,
minimun 10% serta modal statuter.
Dalam perseroan terbatas ada 3 badan yang memastikan
kelangsungan hidup PT, ialah:
1) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), memiliki kekuasaan
paling tinggi dalam PT. RUPS berhak memilih serta
mengangkat dan menetapkan pendapatan direksi ataupun dewan
komisaris.
2) Direksi (direktur utama) merupakan seorang yang memimpiin
serta bertanggung jawab atas jalannya PT.
3) Dewan komisaris merupakan orang-orang yang diseleksi para
pesero ( umumnya pesero yang mempunyai sero paling banyak).
Tugas komisaris merupakan mengawasi serta memberikan
nasihat kepada direksi.
Kebaikan Perseroan Terbatas, antara lain:
1) tanggung jawab pesero terbatas,
2) kebutuhan akan pengembangan modal mudah dipenuhi,
3) kontinuitas kehidupan PT lebih terjamin,
4) lebih dipercaya pihak ketiga dalam hal kredit,
5) efisiensi dibidang kepemimpinan,
6) lebih mampu mencermati nasib buruh serta karyawan.
Sementara itu, kelemahan Perseroan Terbatas antara lain:
1) perhatian pesero terhadap PT kurang,
2) biaya dalam PT lebih besar (biaya pendirian, biaya
organisasi, serta biaya pajak perseroan),
3) memimpin PT lebih susah daripada perusahaan bentuk lain.
5. Kekuatan dan Kelemahan BUMS
Menurut (Evitasari 2021) kekuatan dan kelemahan BUMS adalah sebagai
berikut :
a. Kekuatan BUMS
Ada sebagian suatu kelebihan ataupun keuntungan dalam BUMS,
antara lain yakni sebagai berikut:
1) Pengambilan keputusan cepat, sebab terdapatnya pemilik modal
yang terkadang menjadi suatu manajer.
2) Kontribusi terhadap adanya suatu kenaikan PDB.
3) Sebagai pembayar pajak untuk kas negara.
4) Penggalangan modal cepat, sebab direktur pelaksana juga
pemilik.
5) Untuk penyedia dalam suatu jasa serta barang.
6) Banyak rumah dalam sesuatu tenaga kerja.
b. Kelemahan BUMS
Kekurangan BUMS( Tubuh Usaha Kepunyaan Swasta)
Ada pula dalam kekurangan ataupun kelemahan dalam suatu BUMS,
antara lain yakni selaku berikut:
1) Terlalu banyak tentang keuntungan yang kerapkali tidak
memperhitungkan terhadap kalangan lingkungan.
2) Bisa menimbulkan terdapatnya suatu persaingan yang tidak adil.
3) Aliran valuta asing yang berada di luar negeri.
4) Sering terjadi adanya suatu perselisihan dengan antara
manajemen serta serikat pekerja.
5) Sering mengalami adanya suatu suatu dalam memperoleh suatu
pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai