Anda di halaman 1dari 9

Otoritas

Moneter
Kelompok 4

Dewi Rianti Erni Sagita Lende


Febrianti Istiayu
Aprianti Lenjau Petrick Sinaga
Otoritas Moneter di Indonesia
Awalnya, pada masa berlakunya Undang-Undang No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral, otoritas kebijakan moneter di Indonesia
pada dasarnya berada di tangan pemerintah. Meskipun di dalam UU tersebut terdapat 2 lembaga utama sebagai kebijakan moneter,
yaitu Bank Indonesia dan Dewan Moneter, otoritasnya tetap pada pemerintah (Presiden dan Kementerian Keuangan).

Pemerintah memiliki wewenang berdasarkan Undang-Undang untuk menentukan berbagai peraturan pelaksanaan dari Undang-
Undang tentang Bank Sentral, yang menyebabkan otoritas moneter tidak terletak pada Bank Indonesia, tetapi pada pemerintah.
Kondisi tersebut mengandung tiga implikasi utama ;

1. Kebijakan Fiskal melalui APBN relatif lebih dapat disinkronkan dengan kebijakan moneter melalui jumlah uang yang beredar
karena otoritas kedua tersebut terletak pada satu pihak yaitu pemerintah.
2. Kebijakan Moneter yang bertujuan terutama untuk menjamin sistem pembayaran yang lancar, stabil, dan baik sering kali tidak
berjalan searah dengan tujuan-tujuan pelaksanaan kebijakan moneter.
3. Campur tangan yang besar dari pemerintah mengandung risiko berupa pelaksanaan pembinaan dan pengawasan lembaga
keuangan yang tidak efisien.
Otoritas Moneter di Indonesia
Kemudian, atas dasar pertimbangan tersebut serta sebagai salah satu akibat
dari terjadinya krisis ekonomi dan perbankan pada akhir 1990-an, UU tersebut
diganti dengan UU tentang bank sentral yang baru, yaitu Undang-Undang
No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Bank Sentral yang bersifat
independen). UU ini menetapkan tujuan tunggal BI yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai Rupiah, dan menghapuskan tujuan sebagai agen
pembangunan.

Kemudian pada 2004, DPR mengesahkan UU No. 3 Tahun 2004 tentang


Perubahan Atas UU No. 23 Tahun 1999 tentang BI yang berisi tentang
penegasan Bank Indonesia sebagai bank sentral yang Independen,
penyempurnaan pengaturan tugas dan wewenang, dan penataan fungsi
pengawasan BI.

Lalu, pada Tahun 2009 DPR mengesahkan UU No. 6 Tahun 2009 tentang
Penatapan Peraturan Pemerintah Penggati UU No. 2 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Kedua atas UU No. 23/1999 Tentang BI menjadi Undang-
Undang. Memperjelas dan mempertegas peran BI sebagai Lender of The Last
Resort.
Tujuan dan Tugas
Tujuan bank indonesia adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dan untuk mencapai tujuan tersebut bank
indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan
umum pemerintah dalam bidang perekonomian.

Secara lebih terperinci, tugas tersebut dijabarkan menjadi:

a) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;


b) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
c) Mengatur dan mengawasi bank
Tugas dan Wewenang Bank Indonesia
Menetapkan dan • Menjual dan membeli surat
melaksanakan kebijakan berharga pemerintah
moneter • Menentukan tingkat diskonto
• Mengatur cadangan wajib minimum
• Mengatur kredit

Mengatur dan Menjaga


Kelancaran Sistem • Mengatur dan menjaga kelancaran
Pembayaran sistem pembayaran

• Mengawasi kegiatan lembaga keuangan


• Mengakses informasi mengenai stabilitas
Mengatur dan keuangan
Mengawasi Bank • Sebagai lender of the last resort
Di samping tugas-tugas tersebut, Bank
Indonesia juga mempunyai tanggung
jawab dan kegiatan lain ;

a) Hubungan dengan Pemerintah dan


Internasional

b) Kerja Sama Bank Indonesia dengan


Lembaga Lain

c) Akuntabilitas dan Anggaran

d) Fasilitas Pendanaan
Dewan Gubernur
Dalam pelaksanaan tugasnya, Bank Indonesia dipimpin
oleh Dewan Gubernur.
Struktur Organisasi Bank Indonesia
Dewan
Gubernur

Kantor Pusat Kantor Perwakilan Kantor Perwakilan


Dalam Negeri (41) Luar Negeri (41)

Sistem Manajemen
Moneter Perbankan
Pembayaran Internal
TERIMA KASIH
Kata orang Bahagia itu awalannya B, padahal kan K
Kamuuuu

Anda mungkin juga menyukai