Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

BANK SENTRAL, SISTEM PEMBAYARAN

DAN ALAT PEMBAYARAN

Disusun Oleh :

Nama : Chairunisya Nurhidayah

Kelas :X

SMA ISLAM AHMAD YANI BATANG

TAHUN AJARAN 2023 / 2024


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam penulisan makalah ini, kami memiliki latar belakang yaitu agar kami dapat mengisih
nilai ekonomi, dapat mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan sistem pembayaran. Serta
menambah wawasan bagi pembaca makalah ini. Pada dasarnya sistem pembayaran tersebut
adalah suatu cara yang disepakati untuk mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan
penjual dalam suatu transaksi. Sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa
dalam suatu perekonomian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah pada penulisan makalah ini yaitu
sebagai berikut.
1. Bagaimanakah sistem pembayaran?
2. Bagaimanakah evolusi sistem pembayaran?
3. Bagaimanakah peran BI dalam sistem pembayaran?
BAB II

PEMBAHASAN

A. BANK SENTRAL
Pengertian Bank Sentral adalah lembaga keuangan perbankan yang berbentuk badan hukum.
Sebagai sebuah bank, maka bank sentral mempunyai beberapa kesamaan dengan bank pada
umumnya, antara lain adalah:
1. Melakukan fungsi intermediasi
Sebagai fungsi intermediasi, bank sentral dapat memberikan kredit kepada bank-bank
komersial, khususnya melalui fasilitas diskonto.
2. Mengumpulkan dana
Dana yang dikumpulkan bank sentral ada yang bersifat wajib dipenuhi oleh bank komersial
dan ada yang dilakukan melalui mekanisme pasar. Dana yang bersifat wajib adalah Giro
Wajib Minimum (GWM), sedangkan dana yang dikumpulkan melalui mekanisme pasar
misalnya melaui penjualan Sertifikat Bank Central (SBI)
3. Asetnya didominasi oleh aset finansial
4. Motivasi utama pendirian Bank Sentral bukanlah memperoleh laba
Bank sentral didirikan untuk menjaga stabilitas sektor moneter yang sangat menopang
satbilitas perekonomian. Namun bukan berarti bank sentral tidak dapat memperoleh laba.
5. Mempunyai hak monopoli mengedarkan uang kertas dan logam
Kegiatan mencetak dan atau mengedarkan uang kertas dan logam hanya boleh dilakukan oleh
bank sentral. Selain itu, bank sentral juga mempunyai hak menarik dari peredaran uang kertas
dan logam yang lama atau dinyatakan tidak berlaku lagi.
6. Berkedudukan di ibu kota negara

B. Fungsi dan Tugas Bank Sentral

Tugas utama bank sentral umumnya adalah menjaga stabilitas moneter perekonomian
sebuah negara. Untuk dapat menjalankan tugas tersebut, bank sentral melaksanakan fungsi
pengaturan jumlah uang beredar.

Dibawah ini adalah beberapa fungsi utama bank sentral adalah:


1. Agen fiskal pemerintah (Fiscal Agent of Government)
Bank sentral berfungsi memberikan nasehat dan bantuan untuk mengelola berbagai
maslah/transaksi keuangan pemerintah, seperti menyimpan asset milik pemerintah.
2. Banknya Bank (Banker of Bank atau Lender of Last Resort)
Sebagai banknya bank, bank sentral memberi bantuan kepada bank-bank umum yang
mengalami kesulitan likuiditas tetapi sulit mendapatkan dananya dari sumber dana lain.
3. Penentu dan Pelaksana Kebijakan Moneter (Monetary Policy Maker)
Sebagai penentu dan pelaksana kebijakan moneter, bank sentral bertugas mengendalikan
jumlah uang beredar (dan tingkat bunga) dengan menggunakan instrument-instrumen
kebijakan moneter.
4. Pengawasan, Evaluasi, dan pembinaan Perbankan (Supervision, Examination, and Regulation
of Members Bank)

B. SISTEM PEMBAYARAN
1. Pengertian Sistem Pembayaran
Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk
mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi. Sistem
pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian.
Dalam pandangan Manuel Guitian mantan Direktur the Monetary and Exchange Affairs
Department IMF, sistem pembayaran mencakup seperangkat alat dan sarana umum yang
diterima dalam melakukan pembayaran, kerangka kelembagaan dan organisasi yang mengatur
pembayaran tersebut (termasuk peraturan prudensial), dan prosedur operasi serta jaringan
komunikasi yang digunakan untuk memulai dan mengirimkan informasi pembayaran dari
pembayar kepada penerima dan menyelesaikan pembayaran.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia
dikatakan bahwa sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkap aturan,
lembaga, dan mekanisme, yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna
memenuhi suati kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sementara itu menurut
Bank for Internasional Settlement (BIS), sistem pembayaran mencakup seperangkat sarana,
prosedur perbankan dan sistem transfer dana antarbank yang menjamin sirkulasi uang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan
pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini juga melibatkan
berbagai lembaga, seperti bank sentral, bank umum, bank komersial dan lembaga keuangan
lainnya. Bank sentral dan bank umum atau bank komersial menjadi penyelenggara dan
penguna sistem pembayaran yang besar.

2. Komponen- komponen yang Membentuk Sistem Pembayaran

Adapun komponen-komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah sebagai berikut.


a. Alat pembayaran (payment instruments). Setiap transaksi pembayaran memerlukan
beberapa bentuk alat pembayaran yang memenuhi standar fisik, hukum dan peraturan. Alat
pembayaran dapat dikelompokkan atas alat pembayaran tunai dan alat pembayaran nontunai.
Alat pembayaran tunai contoh sederhana dari alat pembayaran. Alat pembayaran tunai lebih
banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam). Sementara itu, alat pembayaran
nontunai memerlukan penggunaan satu atau lebih untuk menyelesaikan transaksi.
b. Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran (interbank fund
transfer system). Variasi cukup banyak tergantung pada alat pembayaran yang diprosesnya.
Faktor penting yang memengaruhi pengoprasian sistem transfer dana antarbank adalah
penggunaan teknologi informasi. Pengolahan data elektronik dan telekomunikasi, misalnya,
telah memungkinkan pengenalan Real Time Gross Settlement System (RTGS). RTGS adalah
proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi dan
bersifat real time.
Hal ini menjadi tanggung jawab masing-masing penyelenggara sistem pembayaran. Untuk itu,
Bank Indonesia yang berperan sebagai operator, regulator, dan pengguna sistem pembayaran
mempunyai kewajiban sebagai berikut.
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi atau
bentuk lainnya.
b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran.
c. Konsultasi dan fasilitas pada penyelenggara sistem pembayaran.
d. Pengawasan (oversight) terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk menilai
kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di bidang
sistem pembayaran.
e. Melakukan sosialisasi dan edukasi.

C. ALAT PEMBAYARAN

A. Alat Pembayaran Nontunai


1. Pengertian
Pembayaran non tunai adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara:
a. Bayar dimuka yaitu pembayaran harga sebelum barang diterima atau sebelum barang ada.
b. Bayar dibelakang, yaitu pembayaran yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu setelah
barang diterima.
c. COD (cash on delivery), dimana pembayaran dilakukan pada waktu barang diserahkan
pada pembeli, dan ada pula yang pembayaran dilakukan pada waktu dokumen tiba.
2. Jenis-jenis Pembayaran Nontunai
a. Berbasis warkat (paper based).
b. Berbasis kartu (card based) dan elektronik (electronic based).

a. Instrumen Pembayaran Berbasis Warkat


Warkat adalah surat berharga yang dikeluakan oleh suatu bank sebagai instrumen
penarikan dana nasabah yang memiliki fasilitas Rekening Giro/Rekening Koran.
Instrumen berbasis warkat yang umum digunakan perbankan antara lain:
1. Cek
2. Bilyet Giro;
3. Nota Debet
4. Nota Kredit

BAB III
PENUTUP

Pada tingkat yang paling dasar, sistem pembayaran adalah suatu cara yang disepakati untuk
mentransfer suatu nilai (value) antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi. Sistem
pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Dalam
mentransfer pasti memiliki kendala-kendala, maupun risiko-risikonya.

Anda mungkin juga menyukai