Anda di halaman 1dari 22

Judul /Identitas

: Sistem dan Alat Pembayaran

Kelas / Semester

: X / II

Kompetensi Dasar

3.6 Mendeskripsikan sistem pembayaran dan alat pembayaran


4.6 Menyimulasikan sistem pembayaran dan alat pembayaran

Materi Pembelajaran
1. Sistem Pembayaran
a. Pengertian sistem pembayaran
b. Komponen komponen sistem pembayaran
c. Peran sistem pembayaran
d. Resiko sistem pembayaran
e. Evolusi sistem pembayaran
f. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran
g. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Non Tunai
2. Alat Pembayaran
a. Sejarah Uang
b. Pengertian Uang
c. Fungsi Uang
d. Jenis Jenis Uang
e. Syarat Uang
f. Unsur pengamanan Uang rupiah
g. Standar Mata Uang
h. Menjaga dan Merawat Uang rupiah
i. Penukaran Uang Tidak layak edar
j. Penanggulangan Pemalsuan Uang
k. Sistem Moneter
l. Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia
Informasi Pendukung
Sebagai media penunjang dapat mengakses media pembelajaran, seperti
1.
2.
3.
4.

http://belajar.kemdikbud.go.id
http://bse.kemdikbud.go.id
S, Alam. 2013. Ekonomi SMA Kelas XI. Jakarta: Esis
UU no. 03 tahun 2009 tentang Bank Central

Materi Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran.


Setiap hari Anda pasti selalu melakukan transaksi, seperti membayar ongkos angkutan umum,
membeli bubur ayam untuk sarapan pagi, membeli minuman mineral pada saat istirahat, dan
membeli Alat Tulis. Setiap Anda melakukan transaksi umumnya menggunakan alat
pembayaran yang disebut dengan uang. Tahukan Anda sejak kapan uang digunakan sebagai
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 1

alat pembayaran? Siapakah yang diberi hak untuk mencetak dan mengedarkan uang? Bisakah
Anda membedakan antara uang asli dengan uang palsu? Uang kertas dan uang logam
merupakan alat pembayaran tunai. Selain uang, kini berkembang alat pembayaran nontunai
yakni Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) seperti kartu debet, kartu ATM, kartu
kredit dan uang elektronik (e-money). Tahukah Anda apa bedanya kartu debet/kartu ATM dan
kartu kredit? Apa yang dimaksud dengan uang elektronik? Pada bab ini Anda akan
mendapatkan penjelasan tentang sistem dan alat pembayaran, baik alat pembayaran tunai
(uang) maupun nontunai.
1. Pengertian sistem pembayaran
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 (Undang-Undang
Bank Indonesia) Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa sistem pembayaran adalah sistem yang
mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk
melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi. Kelancaran sistem pembayaran dalam suatu perekonomian akan
mendukung pelaksanaan kebijakan moneter yang ditetapkan Bank Indonesia.
Berdasarkan alat yang digunakan dalam sistem pembayaran, secara umum alat
pembayaran dapat terbagi atas:
a. Alat pembayaran tunai, yaitu pembayaran yang menggunakan uang kartal/uang tunai
yang meliputi Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL).
b. Alat pembayaran nontunai, yaitu pembayaran yang menggunakan berbagai media
atau instrumen selain uang tunai, seperti kartu kredit, ATM, kartu debet, dan uang
elektronik.
2. Komponen komponen sistem pembayaran
Adapun komponen komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah sebagai
berikut :
a. Alat Pembayaran (Payment Instruments)
Memerlukan beberapa bentuk alat pembayaran yang memenuhi standar fisik, hukum
dan peraturan. Alat pembayaran dapat dikelompokan atas alat pembayaran tunai dan
non tunai.
b. Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrumen pembayaran (interbank fund
transfer system)
Variasi cukup banyak dan tergantung pada alat pembayaran yang diprosesnya. Faktor
penting yang mempengaruhi pengoperasian sistem transfer dana antar bank adalah
penggunaan teknologi informasi. Pengeloaan data elektronik dan telekomunikasi.
c. Lembaga yang memproses sistem pembayaran (payment systems operators)
Di indonesia lembaga tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
1. Bank indonesia menggunakan sistem BI-RTGS dan SKNBI
2. PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menggunakan central depository and
book entry settlement system (C-BEST)
3. Penyelenggaraan kliring alat pembayaran menggunakan kartu (APMK). Sistem yang
digunakan adalah shared ATM network, shared debit network dan shared credit card
network.
d. Saluran pembayaran (delivery channel), antara lain mencakup hal-hal berikut.
1. EDC yang ada di toko untuk membaca transaksi yang dilakukan menggunakan alat
pembayaran, seperti kartu kredit ATM, debit, kartu kredit
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 2

2. Petugas teller di bank yang melakukan pengiriman dana atas dasar draft perintah
transfer yang dibuat oleh pengirim dana
3. Mesin ATM pengganti teller yang dapat melanjutkan instruksi pengiriman dana.
4. Internet, mobile banking dan phone banking.
3. Peran sistem pembayaran
Adapun peran sistem pembayaran dalam perekonomian adalah sebagai berikut :
a. Menjamin kelancaran paar sebagai tempat dimana transaksi terjadi
b. Memungkinkan terjadinya spesialisasi pada produksi
c. Membantu menentukan seberapa efisien transaksi dilakukan dan diselesaikan
d. Mempengaruhi tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi serta efisiensi pasar keungana.
e. Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas
sistem keuangan
f. Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan
pengendalian moneter yang lebih efektif dan efisien
g. Mendukung efisiensi dan efektivitas fungsi intermediasi lembaga keuangan
h. Mendorong mobilitas aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem
pembayaran yang beragam
4. Resiko dalam sistem pembayaran dan pengendaliannya
Perkembangan teknologi informasi dengan segala bentuknya memang memberi berbagai
kemudahan, kecepatan dan kelancaran sistem pembayaran. Dibalik ini semua, ada juga
ketergantungan. Misalnya ketergantungan sistem transfer dana elektronik terhadap
kehandalan infrastruktut jaringan komunikasi. Kinerja yang kurang baik dari jaringan
komunikasi dapat menimbulkan risiko operasional. Gangguan operasional juga
menimbulkan memperlambat mekanisme settlement dana. Timbullah risiko likuiditas.
Selain risiko risiko ini masih banyak risiko lain yang akan dihadapi jika sistem
pembayaran tidak dikendalikan dengan baik. Hal ini menjadi tanggung jawab masingmasing penyelenggara sistem pembayaran. Untuk ini, bank indonesia yang mempunyai
peran sebagai operator, regulator dan pengguna sistem pembayaran mempunyai kewajiban
sebagai berikut :
a. Merumuskan dan menetapkan kebijakan, baik yang dituangkan dalam bentuk regulasi
atau bentuk lainnya
b. Memberikan izin penyelenggaraan sistem pembayaran
c. Konsultasi dan fasilitasi pada penyelenggaraan sistem pembayaran
d. Pengawasan terutama kepada penyelenggara sistem pembayaran untuk menilai
kesesuaian sistem yang dikelolanya dengan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia di
bidang sistem pembayaran.
e. Melakukan sosialisasi dan edukasi
5. Evolusi sistem pembayaran
Sistem pembayaran mengikuti tahapan perkembangan ekonomi. Tahapan evolusi
sistem pembayaran dimulai dari sistem barter. Sistem ini merupakan sistem perekonomian
yang paling sederhana dikalangan masyarakat primitif. Kelemahan utama barter sebagai
sistem pembayaran terletak pada kenyataan bahwa transaksi dapat terjadi karena ada 2
keinginan pada waktu tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman, munculah
spesialisasi tenaga kerja dalam perekonomian. Dengan spesialisasi, masing masing
anggota masyarakat tidak lagi menghasilkan semua atau sebagian besar dari
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 3

kebutuhannya. Dalam kondisi seperti ini sistem barter menjadi lebih sulit. Dalam hal ini
uang komoditas memfasilitasi spesialisasi dan perdagangan. Uang komoditas adalah
barang yang diterima secara umum sebagai alat tukar. Contohnya logam uang, merica,
tembakau, kulit hewan dan garam.
Dengan adanya uang komoditas, perdagangan menjadi semakin luas, tidak perlu ada
dua keinginan yang saling timbul balik sebagai dasar terjadinya transaksi. Meskipun
demikian uang komoditas mempunyai kelemahan, antara lain :
1. Uang komoditas tidak berlaku secara universal. Uang komoditas diterima sebagai alat
tukar secara lokal
2. Uang komoditas tidak memiliki nilai yang stabil. Hal ini karena nilainya berfluktuasi
sesuai dengan pasokan dan permintaan untuk komoditas tersebut
3. Uang komoditas tidak dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan
4. Banyak jenis uang komoditas yang besar, berat atau tidak nyaman untuk dibawa.
Dengan adannya kelemahan diatas uang komoditas digantikan dengan uang flat. Uang flat
adalah uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai alat pembayaran yang sah.
Uang flat melibat pengaturan secara hukum dan negara dapat mengubahnya sesuai dengan
keinginanya. Kelemahan utama uang kertas dan uang logam antara iain adalah mudah
dicuri, cukup berat dibawa dalam jumlah besar. Untuk mengatasi ini gunakanlah cek
dalam sistem pembayaran.
Cek adalah perintah dari seseorang ke tempat bank dia memiliki rekening untuk
mengirimkan uang dari rekeningnya ke rekening orang lain ketika orang iu menyetor cek
yaang diterimannya.kelebihan cek dibanding dengan alat tukar sebelumnya antara lain :
1. Dengan cek, pembayaran yang saling membatalkan dapat diselesaikan dengan
pembatalan cek tanpa perpindahn uang secara fisik.
2. Pembayaran transaksi dalam jumlah besar dapat dilakukan dengan mudah
3. Cek memberikan bukti pembelian dengan nyaman.
Kesulitan dalam menggunakan cek kita tidak dapat melakukan pembayaran dengan tepat
dan administrasi mahal. Kesulitan tersebut teratasi dengan perkembangan teknologi
informasi.

Sistem pembayaran elektronik dengan E - Commerce

Sistem Pembayaran
Keterangan
Sistem pembayaran kartu Pelayanan yang aman untuk kartu kredit
kredit
melalui internet. Tujuannya agar informasi
yang ditransmisikan antara pengguna, penjual
dan bank terlindungi
Dompet digital
Piranti lunak untuk menyimpan informasi
kartu kredit dan informasi lainnya yang
digunakan dalam pengisian formulir dan
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Contoh
E Change

MSN
Master
Wallet

Wallet
Pass

Page 4

pembayaran barang melalui jaringan internet


Sistem pembayaran digital Mengakumulasi pembelian micropayment
dengan saldo terakumulisi
sebagai saldo utang yang harus dibayar secara
berkala psds tshun kredit stsu psnggilan telp
Sistem pembayaran nilai Memungkinkan
konsumen
melakukan
tersimpan
pembeyaran langsung kepada penjual
berdasarkan niai yang tersimpan dalam
rekening digital.
Uang tunai digital
Mata uang digital yang dapat digunakan
untuk pembayaran
Sistem ppembayaran rekan Mengirimkan uang menggunakan web ke
ke rekan berbasis WEB
seseorang atau penjual yang tidak memiliki
sarana untuk menerima pembayaran kartu
kredit
Cek digital
Cek elektronik dengan tanda tangan digital
untuk pengamanan
Sistem pembayaran dan Mendukung pembayaran elektronik untuk
penyampaian
tagihan pembeli barang secara online maupun secara
elektonik
fisik untuk produk dan layanan setelah
pembeliannya dilakukan.

Qpass,
Valista,
Peppercion
eCount
card

Mondex

ClearBit
Paypal

E check
Check
Free,
yahoo! Bill pay

6. Peran bank indonesia dalam


sistem pembayaran
Dalam rangka mengatur dan
menjaga kelancaran sistem
pembayaran sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang Bank Indonesia bahwa
Bank Indonesia berwenang untuk menetapkan kebijakan, mengatur, melaksanakan,
memberi persetujuan, perizinan dan pengawasan atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.
Dapat diketahui bahwa terdapat lima peranan Bank Indonesia dalam sistem pembayaran
yakni sebagai berikut:
a. Regulator : Bank Indonesia berperan dalam membuat peraturan-peraturan yang
mendukung kelancaran sistem pembayaran. Contohnya Peraturan Bank Indonesia
(PBI) Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana dan Surat Edaran (SE) Nomor
15/23/DASP tanggal 27 Juni 2013 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana yang
diantaranya menegaskan bahwa penyelenggaraan transfer dana harus Badan Hukum
Indonesia.
b. Perizinan : Bank Indonesia berperan dalam memberikan izin terhadap pihakpihak
yang terlibat dalam pelaksanaan sistem pembayaran. Seperti izin terhadap lembaga
yang akan melakukan kegiatan transfer dana, Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
(APMK), dan uang elektronik.
c. Pengawasan : Agar kegiatan pembayaran berjalan dengan baik, maka Bank Indonesia
perlu melakukan pengawasan. Kegiatan pengawasan dilakukan terhadap proses
pembayaran maupun terhadap aktivitas para pelaku yang terlibat dalam sistem
pembayaran. Dalam menjalankan fungsi pengawasan sistem pembayaran, Bank
Indonesia berwenang melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 5

pembayaran, melalui kegiatan monitoring (pemantauan) penilaian dan melakukan


upaya yang mendorong penyelenggaraan Sistem Pembayaran ke arah yang lebih baik.
d. Operator : Bank Indonesia menyediakan layanan sistem pembayaran yakni Bank
Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI). Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, mulai 31 Mei 2013
batas nilai nominal transfer kredit yang dapat dikliringkan melalui kliring kredit
dalam penyelenggaraan SKNBI mengalami pening katan menjadi maksimal
Rp500.000.000,00 Adapun untuk Bank Indonesia Scripless Securities Settlement
System (BI-SSSS), BI menyediakan layanan sarana penatausahaan dan setelmen surat
berharga.
e. Fasilitator : Agar penyelenggaraan sistem pembayaran semakin aman dan efisien,
maka Bank Indonesia memfasilitasi pengembangan sistem pembayaran oleh industri

yang bergerak dalam bidang jasa keuangan.


Selain melaksanakan peran sebagaimana digambarkan dalam Bagan 3.1 di atas, Bank
Indonesia juga melakukan transaksi-transaksi seperti operasi pasar terbuka, menyelesaikan
tagihan-tagihan, serta transaksi yang terkait dengan rekening Pemerintah dan lembaga
keuangan internasional yang ada di Bank Indonesia. Bank Indonesia juga berperan sebagai
pengguna dan sebagai anggota sistem pembayaran.
7. Penyelenggaraan sistem pembayaran non tunai.
Penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia dilakukan dengan dua
cara yakni; Pertama, transaksi yang bernilai besar (high value) diselenggarakan dengan
menggunakan perangkat Bank Indonesia Real Times Gross Settlement (BI-RTGS) dan
Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS); Kedua, transaksi yang
bernilai kecil (retail value) diselenggarakan dengan menggunakan Sistem Kliring Nasional
Bank Indonesia (SKNBI). Untuk lebih jelasnya perhatikan Bagan 3.2 sebagai berikut:

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 6

Berdasarkan Bagan 3.2 di atas, dapat diketahui bahwa penyelenggaraan transaksi oleh Bank
Indonesia terdiri atas BI-RTGS, BI-SSSS dan SKNBI. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan
berikut:
a. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).
Transaksi pembayaran bernilai besar merupakan urat nadi sistem pembayaran suatu
negara. Berjalannya kegiatan pasar uang dan pasar modal yang aman dan efisien bergantung
kepada kelancaran sistem pembayaran yang bernilai besar. Sistem pembayaran bernilai besar
yang digunakan oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah Real Time Gross Settlement
(RTGS).
Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam
mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi. Sistem BIRTGS pertama kali digunakan pada tanggal 17 November 2000. Sistem BI-RTGS mampu
menjadi sumber informasi yang sangat bermanfaat, baik dalam rangka pengawasan bank
maupun pelaksanaan kebijakan moneter. Pengembangan sistem BI-RTGS antara lain
bertujuan:
1. Menyediakan sarana transfer dana antarbank yang lebih cepat, efisien, andal, dan
aman kepada bank dan nasabahnya.
2. Memberikan kepastian setelmen dan penatausahaan dapat diperoleh dengan segera.
3. Menyediakan informasi rekening bank secara real time dan menyeluruh.
4. Meningkatkan disiplin dan profesionalisme bank dalam mengelola likuiditasnya.
5. Mengurangi risiko-risiko setelmen dan penatausahaan.
Tersedianya sistem BI-RTGS dapat mendorong bank untuk menjalankan manajemen
likuiditas secara lebih baik. Dengan sistem setelmen/penatausahaan yang didasarkan pada
kecukupan saldo rekening bank di Bank Indonesia, risiko kemungkinan kegagalan salah satu
bank dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dapat dihindari, sehingga tidak
menimbulkan dampak sistemik terhadap bank lainnya. Dampak sistemik terjadi jika
permasalahan yang terjadi dalam suatu bank mengakibatkan dampak buruk bagi bank lain
yang memiliki keterkaitan usaha dengan bank tersebut. Contohnya jika bank X mengalami
kepailitan usaha, maka bank Y, bank N, bank M dan bank-bank lainnya terhambat
likuiditasnya sehubungan aktivitas usahanya memiliki keterkaitan dengan aktivitas usaha
bank X yang mengalami masalah.
Penyelenggara sistem BI-RTGS adalah Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI).
Penyelenggara bertugas melakukan pengendalian sistem terhadap semua aktivitas kegiatan
transfer dana yang dilakukan peserta, sedangkan peserta sistem BI-RTGS adalah seluruh bank
umum di Indonesia. Lembaga-lembaga selain bank yang memiliki rekening giro di Bank
Indonesia dapat menjadi peserta sistem BI-RTGS dengan persetujuan Bank Indonesia, untuk
memperlancar sistem pembayaran nasional. Kantor Pusat Bank Indonesia dan Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri secara otomatis menjadi peserta sistem BIRTGS.

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 7

Secara sederhana, alur penyelenggaraan transaksi nontunai melalui BI-RTGS dapat dilihat
dalam Bagan 3.3 sebagai berikut:

BI-RTGS dapat membantu untuk melakukan cek saldo kecukupan pengirim. Jika
cukup, dana langsung dipindahkan dari rekening peserta pengirim ke rekening peserta
penerima. Jika tidak cukup, transaksi akan ditempatkan pada antrian dan tidak diproses
sampai dananya mencukupi.
b. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)
Selain sistem BI-RTGS, Bank Indonesia memiliki sebuah sarana khusus untuk
mencatat dan menatausahakan transaksi surat berharga secara elektronik yang dikenal dengan
Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). BI-SSSS adalah sarana
transaksi Bank Indonesia untuk setelmen dan penatausahaan surat berharga secara elektronik
yang terhubung langsung antara peserta, penyelenggara, dan sistem BI-RTGS.
Penatausahaan surat berharga meliputi kegiatan pencatatan kepemilikan, melakukan
kliring dan setelmen serta pembayaran bunga atau imbalan dan nilai pokok/nominal surat
berharga. Transaksi BISSSS, meliputi antara lain transaksi Operasi Pasar Terbuka (OPT),
pemberian Fasilitas Pendanaan dari Bank Indonesia kepada bank umum dan transaksi Surat
Berharga Negara (SBN) untuk dan atas nama Pemerintah. Pihak-pihak yang dapat menjadi
peserta BI-SSSS adalah:
a. Bank Indonesia.
b. Kementerian Keuangan.
c. Bank.
d. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
e. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing.
f. Perusahaan Efek.
g. Pialang Pasar Modal.
h. Lembaga lain yang disetujui oleh Bank Indonesia.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Jika sistem pembayaran yang bernilai
besar merupakan urat nadi sistem pembayaran, sistem pembayaran yang bernilai kecil
diibaratkan sebagai jaringan pembuluh darah yang menghubungkan seluruh perekonomian
suatu negara. Sistem kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar
peserta kliring, baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta, yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Transaksi kliring yang dapat dilakukan
meliputi:
1. Transfer debet (menggunakan cek, bilyet giro, atau warkat debet lainnya).
2. Transfer kredit (mengisi formulir isian yang disediakan oleh bank) yang kemudian akan
dikirim oleh bank melalui data keuangan elektronik yang disediakan dalam SKNBI.
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 8

Untuk transfer kredit, batas nilai nominal yang dapat dikliringkan melalui kliring kredit
dalam penyelenggaraan SKNBI maksimal adalah Rp500.000.000,00 Adapun manfaat layanan
SKNBI, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pelayanan yang cepat, rasa aman dalam bertransaksi dan biaya relatif
murah.
2. Mendapat alternatif pelayanan jasa transfer dana yang kompetitif.
Adapun penyelenggara SKNBI dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1) Penyelenggara Kliring Nasional (PKN), yaitu Unit Kerja di Kantor Pusat Bank Indonesia
yang bertugas mengelola dan menyelenggarakan SKNBI secara nasional.
2) Penyelenggara Kliring Lokal (PKL), yaitu unit kerja di Bank Indonesia dan Bank yang
memperoleh persetujuan Bank Indonesia untuk mengelola dan menyelenggarakan
SKNBI di suatu wilayah kliring tertentu.
Setiap bank dapat menjadi peserta dalam penyelenggaraan SKNBI di suatu wilayah
kliring, kecuali Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kantor Bank yang akan menjadi peserta
wajib menyediakan perangkat kliring, antara lain meliputi perangkat terminal pusat kliring
dan jaringan komunikasi data untuk menjamin kelancaran kepada nasabah dalam
bertransaksi.
Dalam pelaksanaannya, bank wajib mencantumkan biaya kliring, baik biaya yang
dikenakan Bank Indonesia kepada bank maupun biaya yang dikenakan bank kepada nasabah,
pada lokasi yang dapat dibaca dengan jelas oleh nasabah/masyarakat. Besarnya biaya kliring
yang dikenakan bank kepada nasabah/masyarakat sesuai ketentuan masing - masing bank.

Alat Pembayaran
1. Sejarah Uang
Sebelum dimulai, apakah Anda telah berkonsentrasi untuk memulai mempelajari
kegiatan pertama ini? Baik kalau Anda sudah siap, kita akan mulai. Berbicara
mengenai sejarah uang, tentu Anda akan dihadapkan pada pertanyaan - pertanyaan
berikut:
1. Kapan uang itu diciptakan ?
2. Siapa yang menciptakan ?
3. Bagaimana perkembangan selanjutnya ?
Dari ketiga pertanyaan diatas, maka Anda bisa menjawab dan memulai untuk
membahas sejarah perkembangan uang. Ada anggapan bahwa uang diciptakan
pertama kali di negeri Cina lebih kurang 2700 SM (Sebelum Masehi) oleh Huang
(Kaisar Kuning). Sejarah purba juga telah mencatat bahwa orang Assyria, Phunisia,
dan Mesir juga telah menggunakan uang sebagai alat tukar.
Akan tetapi dari seluruh perkembangan uang di negara manapun awalnya
dimulai setelah orang mengenal kegiatan tukar-menukar, dan tukar-menukar yang
pertama dilakukan di antaranya dimulai tukar-menukar antara barang dengan barang
yang disebut Barter. Pertukaran dengan cara barter ini awalnya berjalan lancar dan
tidak memiliki hambatan apapun. Akan tetapi setelah manusia semakin banyak ragam
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 9

kebutuhan maka cara barter mulai mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.


Kesulitan-kesulitan itu di antaranya disebabkan:
1. Sulitnya kemungkinan untuk bertemu orang yang memiliki barang yang
dikehendaki dan juga mau menukarkan barang tersebut dengan barang yang
kita miliki.
2. Sulit mendapatkan barang yang sama nilainya untuk dipertukarkan.
3. Tidak adanya kesamaan untuk membayar di kemudian hari.
4. Tidak terdapat suatu cara menyimpan kekayaan atau daya beli umum.
Dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi seperti disebutkan di atas, akhirnya cara barter
banyak yang ditinggalkan. Coba Anda amati apakah di daerah sekitar Anda masih
ada penggunaan cara barter dalam jual beli!
Setelah mengalami kesulitan dengan cara barter, orang mulai mencari
alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai alat yang dapat dipergunakan dalam
pertukaran. Kemungkinan semacam itu baru dapat diatasi setelah digunakan suatu
benda yang memiliki syarat :
1. Dapat diterima;
2. Digemari dimana-mana;
3. Yang setiap waktu dapat ditukar dengan barang apa saja;
4. Sulit mendapatkannya.

Sebelum kita lanjutkan Coba Anda bertanya kepada orang yang sudah lanjut.
Apakah dahulu ada barang / benda yang dijadikan sebagai alat pertukaran? Jika ada
sebutkan? Dari benda-benda yang secara perkembangannya banyak dijadikan sebagai
alat pertukaran di antaranya ada yang berupa kulit binatang, kerang dari laut, dan
benda-benda yang memiliki syarat di atas. Benda itu yang disebut Uang Barang.
Penggunaan uang barang ini tidak dapat terus dipergunakan sebagai alat pertukaran,
hal ini disebabkan karena ada kesulitan dalam ukuran,berat, bentuk dan jaminan lain
yang tidak pasti. Dari permasalahan ini orang mulai mencari benda/logam yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Tidak mudah rusak.
2. Diterima oleh umum.
3. Mudah disimpan dan mudah dibawa-bawa.
4. Harganya tinggi walaupun dalam jumlah yang kecil.
5. Sifatnya sama dan dapat saling mengganti.
6. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai.
7. Harganya tetap dalam jangka waktu panjang.
Dari persyaratan di atas maka alternatif benda yang dijadikan alat tukar adalah emas
dan perak. Hal ini seperti kita dapatkan sekarang dalam mata uang beberapa negara
seperti India, nama mata uangnya Rupee yang artinya perak, Belanda, nama mata
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 10

uangnya Golden yang artinya emas. Uang yang terbuat dari emas dan perak disebut
uang logam dan uang ini disebut juga sebagai full bodied money karena nilai uang ini
dijamin penuh (100%) oleh bodynya, artinya antara nilai nominal dan nilai bahan
sama. Coba Anda perhatikan di film yang menceritakan suatu kerajaan, biasanya
akan ada pembayaran transaksi dengan uang emas!
Perkembangan selanjutnya, karena logam termasuk barang yang terbatas jumlahnya,
maka orang mencari benda yang dapat dijadikan uang, dan akhirnya uang dibuat dari
kertas, mengapa dibuat dari kertas? Alasannya :
1. Jumlahnya dapat memadai dengan kebutuhan
2. Biaya pembuatannya tidak begitu mahal.
Penerimaan uang kertas oleh masyarakat di antaranya karena adanya kepercayaan.
2. Pengertian Uang
Jika Anda memperhatikan gambar di samping, pasti Anda tahu kegunaannya dan itu
merupakan sesuatu yang banyak diidamkan oleh orang-orang. Sehingga pada jaman
sekarang ini uang merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan kita tidak
pernah merasa cukup untuk memilikinya. Dari kenyataan tersebut ada beberapa ahli
ekonomi yang mengemukakan tentang pengertian uang, di antaranya sebagai berikut:
1. Roberson dalam bukunya Money menyatakan uang adalah segala sesuatu yang
umum diterima dalam pembayaran barang-barang.
2. R.S. Sayers dalam bukunya Modern Banking menyatakan uang adalah segala
sesuatu yang umum diterima sebagai pembayaran utang.
3. A.C. Pigou dalam bukunya the Veil of Money menyatakan bahwa uang adalah
segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar.
4. Rolling G. Thomas dalam bukunya Our Modern Banking and Monetary
System mendefinisikan uang adalah segala sesuatu yang siap sedia dan pada
umumnya diterima dalam pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan
untuk membayar utang.
Dengan demikian, uang didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang diterima
oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam melakukan tukar-menukar atau
perdagangan.
3. Fungsi Uang
Kegunaan uang tercermin dalam fungsi-fungsi uang. Fungsi uang dibagi atas Fungsi
Asli dan Fungsi Turunan.
1. Fungsi Asli : Fungsi asli disebut juga fungsi
primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri atas:
a. Sebagai alat tukar (medium of
exchange), Uang dapat digunakan
sebagai alat untuk mempermudah
pertukaran. Agar uang dapat berfungsi
dengan baik diperlukan kepercayaan
masyarakat.
Masyarakat
harus
bersedia dan rela menerimanya.
b. Alat kesatuan hitung (a unit of
account), Untuk menentukan harga
sejenis barang diperlukan satuan
hitung, juga dengan adanya satuan hitung, kita dapat mengadakan
perbandingan harga satu barang dengan barang lain.

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 11

2. Fungsi Turunan : Fungsi turunan sebagai akibat dari Fungsi asli, dengan adanya
fungsi asli uang muncul fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, fungsi tersebut
terdiri atas:
a. Sebagai alat pembayaran yang sah, tidak semua orang dapat menciptakan
uang terutama uang kartal, karena uang hanya dikeluarkan oleh lembaga
tertentu, di Indonesia dikeluarkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral.
b. Alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan, dengan uang, kekayaan
berupa tanah, gedung, dapat dipindah pemilikannya dengan menggunakan
uang.
c. Alat pendorong kegiatan ekonomi, apabila nilai uang stabil, orang senang
menggunakan uang itu dalam kegiatan ekonomi, selanjutnya apabila
kegiatan
ekonomi
meningkat, uang dalam
peredaran
harus
ditambah sesuai dengan
kebutuhan.
d. Standar
pencicilan
utang.
Uang
dapat
berfungsi
sebagai
standar
untuk
melakukan pembayaran
di
kemudian
hari,
pembayaran berjangka panjang atau pencicilan utang.
4. Jenis Jenis Uang
Uang dapat dikelompokan atas dasar pihak yang mengeluarkan, bahan uang, negara
yang mengeluarkan, dan nilai uang. Berikut ini uraiannya satu per satu.
a. Jenis uang berdasarkan pihak yang mengeluarkan
Berdasarkan pihak yang mengeluarkan, uang dibedakan menjadi uang kartal dan
giral. Uang kartaI adalah uang kertas atau uang logam yang beredar di masyarakat.
Uang ini dikeluarkan dan diatur pereedarannya oleh pemerintah serta merupakan
alat pembayaran yang sah. Uang Giral adalah alat pembayaran berupa cek, bilyet
giro, dan sejenisnya. Uang giral dikeluarkan oleh bank dan digunakan sebagai alat
pembayaran.
b. Jenis uang berdasarkan bahan uang
Berdasarkan bahan yang digunakan, uang dibedakan atas uang logam dan uang
kertas. Uang logam adalah uang yang bahannya terbuat dari logam lainnya yang
beredar sebagai alat pembayaran. Uang Kertas adalah uang yang bahannya terbuat
dari kertas serta penggunaannya diatur oleh undang-undang dan kebiasaaan. Uang
tersebut beredar sebagai alat pembayaran.
c. Jenis uang berdasarkan negara yang mengeluarkan
Berdasarkan negara yang mengeluarkan, uang dibedakan atas uang dalam negeri
(domestik/nasional) dan uang luar negeri.
Uang dalam negeri adalah uang yang dikeluarkan oleh negara yang bersangkutan.
Rupiah adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah indonesia. Uang luar negeri
adalah uang yang beredar dalam suatu negara, tetapi yang mengeluarkannya adalah
negara lain. Di indonesia banyak beredar uang negara lain. Di indonesia banyak
beredar uang negara lain, seperti Yen (Jepang), Dolar (Amerika Serikat), Ringgit

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 12

(Malaysia), Peso (Filipina), Poundsterling (Inggris), dan Euro (Negara-negara Uni


Eropa). Uang luar negeri disebut juag avaluta asing.
d. Jenis uang berdasarkan nilai uang
Berdasarkan perbandingan nilai bahan dengan nilai tukar, uang dibedakan atas
uang bernilai penuh dan uang tidak bernilai penuh. Uang nilai penuh (Full bodied
money) adalah uang yang nilai bahannya (nilai intrinsiknya) sama dengan nilai
nominal atau nilai penuh yang terdapat pada standar emas. Pada standar emas, nilai
uang tersebut sesuai dengan bahan yang terkandung pada bahanu uang. Jika uang
emas itu mengandung emas, misalnya 5 gram, maka nilai uang itu dalam
pertukaran juga seharga emas 5 gram.
Uang tidak bernilai penuh adalah uang yang nilai bahannya (nilai instrinsiknya)
lebih kecil dari pada nilai nominalnya. Umumnya uang yang tidak bernilai penuh
adalah uang kertas. Uang yang anda pegang bernilai Rp. 10.000 (sepuluh ribu
rupiah) mungkin niali bahannya hanya Rp. 200 (dua ratus rupiah).
5. Syarat Syarat Uang
Agar uang dapat berfungsi dengan baik, uang harus memenuhi syarat syarat beriku :
a. Mudah dibawa (portability). Dengan mudah dibawa, uang dapat digunakan kapan
dan dimana saja.
b. Tahan lama (durability). Uang hendaknya tidak cepat rusak dan tidak perlu
diganti setiap saat. Jika uang tidak cepat rusak, nilai uang tidak lekas merosot.
c. Dapat dipecah menjad unit yang lebih kecil (divisibilty). Uang harus dapat
dipecah menjadi unit yang lebih kecil untuk memudahkan transaksi.
d. Nilainya stabil (stability). Uang perlu dijaga agar nilainya stabil. Jika uang tidak
stabil, uang tidak akan diterima secara umum. Hal ini sekaligus mengurangi
fungsi uang sebagai penukar dana satuan hitung.
e. Diterima secara umum (acceptability). Uang harus dapat diterima baik oleh
pemerintah maupun oleh setiap anggota masyarakat lainnya sebagai alat tukar,
alat ukur dan standar pembayaran dalam proses pembayaran dan pertukaran
barang da jasa.
f. Jumlannya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat serta tidak mudah dipalsukan
g. Syarat psikologis, bahwa uang harus bisa memuaskan keinginan orang yang
memilikinya. Orang akan terlihat lebih tenang dan puas jika membawa uang dari
pada barang.
6. Unsur Pengamanan Uang Rupiah
Apakah uang rupiah perlu dikenali keasliannya? Tentu saja perlu, karena uang
rupiah merupakan alat pembayaran yang sah dan merupakan simbol kedaulatan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sesuai dengan amanah UndangUndang Mata Uang, NKRI sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat,
memiliki simbol kedaulatan negara yang harus dihormati dan dibanggakan oleh
seluruh warganya. Simbol kedaulatan negara tersebut adalah mata uang. Mata uang
NKRI adalah Rupiah atau disingkat Rp. Selain simbol Rp dikenal juga sebutan IDR
atau Indonesian Rupiah. Simbol tersebut biasanya digunakan dalam perdagangan
Valuta Asing (Valas), baik dilaksanakan di dalam maupun di luar negeri.
Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang diberikan kewenangan
untuk mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat. Agar uang rupiah aman dari
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 13

pemalsuan, maka Bank Indonesia menetapkan unsur-unsur pengaman pada setiap


pecahan uang rupiah, baik pada bahan uang ataupun pada waktu proses pencetakan.
Bank Indonesia senantiasa melakukan penelitian dalam upaya meningkatan unsur
pengaman uang rupiah agar lebih handal dan sulit dipalsukan. Pada umumnya
pemilihan unsur pengaman mempertimbangkan dua hal sebagai berikut:
a. Semakin besar nominal uang rupiah, maka diperlukan unsur pengaman yang
semakin komplek dan semakin baik;
b. Untuk uang rupiah nominal besar, diupayakan penerapan satu atau beberapa
unsur pengaman yang canggih yang memungkinkan hasil pemalsuan tidak
sempurna.
Secara umum, Bank Indonesia membagi unsur pengaman uang rupiah dalam tiga
tingkatan sebagai berikut:
1. Terbuka (overt) adalah unsur pengaman yang dapat dideteksi tanpa bantuan alat
panca indra. Unsur pengaman ini diperuntukkan bagi masyarakat biasa agar dapat
dengan mudah mengenali keaslian uang rupiah dengan cara 3D (Dilihat, Diraba,
Diterawang). Unsurunsur pengaman yang bersifat terbuka (overt), yang saat ini
terdapat pada uang rupiah yaitu:
1. Warna Uang terlihat terang dan jelas

2. Optically Variable Ink (OVI), yaitu hasil cetak dengan tinta khusus berupa logo BI
dalam bidang tertentu, yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang
berbeda.

3. Cetak Pelangi (Rainbow Printing), yaitu cetak pelangi dalam bidang tertentu yang
akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 14

4. Benang Pengaman (Security Thread), yaitu bahan tertentu yang ditanam pada kertas
uang dan tampak sebagai suatu garis melintang atau beranyam. Pada pecahan
Rp100.000 dan Rp50.000, benang pengaman akan berubah warna apabila dilihat dari
sudut pandang berbeda.

5. Gambar Tersembunyi (Latent Image), yaitu teknik cetak dimana terdapat tulisan
tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.

6. Cetak Intaglio, yaitu hasil cetak berbentuk relief yang terasa kasar bila diraba. Cetak
intaglio terdapat pada angka nominal, huruf terbilang, tulisan Bank Indonesia, gambar
utama dan Lambang Negara Burung Garuda.

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 15

7. Kode Tunanetra (Blind Code), yaitu kode tertentu untuk mengenali jenis pecahan bagi
tunanetra. Pada umumnya, kode tunanerta terletak di bagian muka uang di atas tulisan
Bank Indonesia.

8. Tanda Air (Watermark), yaitu suatu gambar tertentu pada bahan kertas uang yang
akan terlihat bila diterawang ke arah cahaya, umumnya berupa gambar pahlawan.

9. Gambar Saling Isi (Rectoverso), yaitu hasil cetak pada bagian muka dan belakang
uang yang beradu tepat dan saling mengisi, menghasilkan gambar logo BI secara utuh
apabila diterawangkan ke arah cahaya.

2. Semi tertutup (semicovert) adalah unsur pengaman yang dapat dideteksi dengan
menggunakan alat bantu yang sederhana seperti kaca pembesar dan lampu ultra violet.
Unsur pengaman ini diperuntukkan bagi profesional seperti kasir bank, kasir supermarket
dan bendahara, agar dapat dengan mudah mengenali keaslian uang rupiah dengan
menggunakan alat bantu tersebut.
Unsur-unsur pengaman yang bersifat semi tertutup (semicovert) yang saat ini terdapat
pada uang rupiah yaitu:
1. Tulisan Mikro (Micro Text), yaitu tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat
dibaca dengan menggunakan kaca pembesar.

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 16

2. Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink), yaitu hasil cetak tidak kasat mata yang akan
memendar di bawah sinar ultra violet.

3. Tinta Tampak (Visible Ink), yaitu gambar tertentu yang dicetak dengan tinta tampak
dan akan terlihat memendar apabila disinari dengan lampu ultra violet.

4. Nomor seri (Serial Number), yaitu nomor seri uang yang pada umumnya dibuat
asimetris dan apabila disinari lampu ultra violet akan memendar berubah warna dari
merah menjadi orange dan hitam menjadi hijau.

3. Tertutup (covert/forensic) adalah unsur pengaman yang hanya dapat dideteksi dengan
menggunakan media peralatan laboratorium/forensik.
7. Standar Mata Uang
Pemerintah dalam beberapa hal turut mengatur kehidupan ekonomi masyarakat. Uang
sebagai salah satu instrumen dalam perekonomian perlu diatur penggunaannya. Oleh
karena itu pemerintah menetapkan jenis uang apa yang akan diedarkan. Selanjutnya,
peredaran uang itu harus ditetapkan dengan undang-undang, selain itu pemerintah harus
menetapkan standarya. Standar mata uang adalah benda yang ditetapkan sebagai objek
perbandingan atau nilai dalam jumlah satuan tertentu dan dalam waktu tertentu sebagai
alat satuan hitung. Standar uang yang digunakan dalam satuan logam atau kertas.
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 17

1. Standar Logam (Metallic Standard)


a. Sistem Standar Tunggal
Sistem ini menggunakan satu jenis logam menjadi mata uang. Logam yang
digunakan biasanya berupa emas atau perak, tetapi lebih lazim digunakan emas.
Itulah sebabnya standar tunggal kadang-kadang disebut juga standar emas. Standar
ini sudah tidak berlaku lagi didunia pada umumnya. Sistem seperti ini disebut
standar inti emas. Jika emas tidak ditukarkan dengan uang kertas tetapi hanya
digunakan sebagai alat pembayaran ke luar negeri, maka standar seperti ini disebut
standar wesel emas.
b. Sistem Standar Kembar
Pada standar ini beredar 2 jenis uang yaitu uang emas dan perak. Jika perbandingan
nilai antara emas dan perak tidak ditentukan , melainkan tergantung pada pasar,
maka disebut standar emas pararel. Jika standar kembar menggunakan emas dan
perak, tetapi nilai perbandinganya ditetapkan berdasarkan undang-undang, maka
kemungkinan akan berlaku hukum Gresham yang berbunyi The Bad Money
Always Drives Out Good Money. Standar ini pun sudah tidak berlaku lagi di
dunia pada umumnya.
c. Sistem Standar Pincang
Pemerintah menetapkan uang emas sebagai mata uang standar. Tetapi mata uang
perak juga beredar dalam jumlah yang tidak terbatas, meskipun masyarakat umum
tidak dapat secara bebas mencentaknya. Sama halnya dengan standar emas dan
standar kembar, standar pincang pun sudah tidak berlaku lagi di dunia pada
umumnya.
2. Standar Kertas
Bila dalam suatu negara beredar uang kertas dalam jumlah yang tidak terbatas dan
uang itu tidak dijamin atau tidak bisa dtukar dengan emas, maka negara tersebut
menganut standar uang kertas. Standar inilah yang banyak dianut negara-negara
didunia dewasa ini. Agar dapat berfungsi dengan baik, perekonomian internasional
memerlukan sistem moneter internasional yang juga berfungsi dengan baik. Sistem
moneter internasional terkait dengan penentuan kurs (nilai tukar) mata uang. Oleh
karena itu, kita bisa menyebut standar moneter sebagai sistem standar kurs.
8. Menjaga dan Merawat Mata Uang Rupiah
Unsur-unsur pengaman uang rupiah yang bersifat terbuka dan semi tertutup tersebut
dapat dikenali dengan mudah kalau fisik uang rupiah masih dalam kondisi yang baik dan
bersih. Untuk itu, kepedulian masyarakat, termasuk anak sekolah untuk merawat fisik
uang rupiah agar tidak cepat rusak, lusuh dan kotor merupakan keharusan. Sesuai
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (Undang- Undang Mata
Uang), setiap orang yang merusak, memotong, menghancurkan dan atau mengubah uang
rupiah dengan maksud merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
9. Penukaran Uang tidak layak Edar
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap uang rupiah, Bank Indonesia
memberikan pelayanan penukaran uang tidak layak edar (UTLE). Uang rupiah yang
masuk katagori uang tidak layak edar adalah uang lusuh, uang cacat, uang yang telah
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 18

dicabut dan ditarik dari peredaran dan uang rusak. UTLE dapat ditukar apabila masih
dapat dikenali ciri-ciri keasliannya. Sementara itu, penggantian uang rusak yaitu uang
rupiah yang hilang sebagian karena robek, terbakar atau sebab lain dapat ditukar sesuai
nilai nominal apabila memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Uang rupiah kertas; apabila sisa fisiknya lebih dari 2/3 bagian ukuran uang
aslinya.
b. Uang rupiah logam; apabila sisa fisiknya masih lebih dari bagian ukuran
aslinya.
10. Penanggulangan Pemalsuan uang
Untuk memerangi peredaran uang rupiah palsu, Bank Indonesia melakukan kegiatan
preventif dengan cara memberikan penjelasan kepada masyarakat bagaimana mengenali
unsur pengaman uang rupiah. Selain upaya tersebut, Bank Indonesia juga secara aktif
turut serta memberikan bantuan teknis berupa pemberian keterangan ahli dalam proses
penyidikan yang dilakukan oleh POLRI. Agar uang rupiah palsu tidak merugikan orang
lain dan menghambat kegiatan perekonomian negara, maka masyarakat apabila
menemukan uang rupiah palsu dapat melapor kepada kantor kepolisian terdekat atau ke
kantor Bank Indonesia. Sesuai Undang-Undang Mata Uang, sanksi pidana penjara bagi:
a. Membuat uang rupiah palsu, dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 10 tahun
dan pidana denda paling banyak Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah);
b. Mengedarkan uang rupiah palsu, dikenakan sanksi pidana
penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling
banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah).
c. Menyimpan uang rupiah palsu, dikenakan sanksi pidana
penjara paling lama 10 tahun dan pidana denda paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
11. Sistem Moneter
Ada 4 sistem standar kurs yang tengah atau penuh dipakai oleh negara-negara didunia
yaitu antara lain :
a. Standar emas
Standar emas pernah diberlakukan dari tahun 1870 hingga 1930-an, kecuali
selama perang dunia. Standar emas mulai tidak berlaku lagi sejak tahun 1930-an.
Mengapa? Ini terkait dengan resesi ekonomi yang menimpa Amerika Serikat ditahun
1930-an yang dikenal dengan the great depression. Resesi ekonomi ini menulari
negera-negara mitra dagang amerika serikat.
Dalam perekonomian yang tidak cepat berubah, standar emas memang
memiliki kelebihan tersendiri. Keunggulan standar emas adalah adanya satu standar
umum dalam perdagangan internasional. Kurs mata uang dalam sistem ini relatif
stabil. Namun kekurangan standar emas adalah ketidakmampuan sistem ini merespon
cepatnya perubahan kondisi perekonomian. Tentu saja jika tingkat harga dan tingkat
upah berubah sangat cepat, tidak akan ada risiko yang besar dalam bentuk
pengangguran dan kesulitan ekonomi. Namun, jika tingkat upah dan harga tidak
cepat berubah, pengangguran akan merebak. Sekarang jelas bahwa standar emas
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 19

dapat menyebabkan negara yang tidak mengalami resesi menjadi rentan terhadap
resesi. Resesi ini ditularkan oleh negara yang sedang mengalami resesi.
b. Sistem kurs tetap dan terkendali (adjustable peg exchange rate sytem)
Karena kegagalan standar emas, para bankir dan menteri keuangan dari
berbagai negara bertemu untuk membentuk sistem yang baru. Ini dikenal dengan
Bretton Woods System, dengan nama badan IMF (International Monetary Fund).
Tujuan IMF adalah mempertahankan tingkat kurs yang stabil dan menghindari nilai
penurunan mata uang. Bretton Woods System berfungsi baik hingga perang vietnam.
Keuntungan sistem ini adalah dapat mengurangi tekanan perubahan kurs mata uang
dolar. Mata uang negara-negara didunia pun relatif stabil karena dijamin oleh dolar
AS.
Namun kekurangan sistem ini adalah, Amerika Serikat bisa jadi kehabisan
cadangan emasnya untuk menjaga kestabilan nilai tukar atau kurs dengan menjaga
nilai $35 per ons emas. Apalagi negara-negara eropa lebih menyukai dolar daripada
emas sebagai cadangan devisanya. Bretton Woods System pun berakhir pada tahun
1971, karena amerika serikat menolak untuk menjadikan dolar sebagai penjamin kurs
mata uang dengan emas. Sejak itu berlakulah sistem kurs mengambang bebas.
c. Sistem kurs mengambang bebas (free floating exchange rate system)
Meskipun ada pihak yang menginginkan kembali standar emas, berbagai negara maju
didunia menganut sistem kurs mengambang bebas. Sistem ini menyerahkan
sepenuhnya kurs mata uang pada mekanisme pasar (permintaan dan penawaran uang)
tanpa campur tangan pemerintah.
Katakanlah nilai kurs rupiah adalah Rp. 9.000 per US$ 1. Masyarakat indonesia akan
banyak mengimpor barang dari amerika serikat. Ini berarti bahwa masyarakat
indonesia akan meminta sejumlah besar dolar AS untuk membeli barang-barang AS,
sedangakan orang-orang AS akan menawarkan dolar AS. Apa akibatnya ? kelebihan
permintaan (excess demand) terhadap dolar AS akan meningkatkan harga dolar AS
(atau dengan kata lain, menurunkan harga rupiah)
Akan tetapi keunggulan ini juga sekaligus menjadi kelemahan sistem kurs
mengambang bebas. Nilai pasar mata uang negara yang tengah mengalami krisis
akan terus jatuh jika belum ada perbaikan ekonomi. Hal ini justru memperburuk
keadaan ekonomi negara yang bersangkutan karena dapat menyebabkan inflasi dan
semakin melumpuhkan perekonomian yang sedang lumpuh.
d. Sistem kurs mengambang terkendali (managed floating exchange rate system)
Beberapa negara, termasuk indonesia, memang menbiarkan nilai mata uangnya
mengambang dengan bebas. Namun negara melakukan intervensi (dengan membeli
dan menjual mata uang) untuk mencegah fluktuasi kurs yang terlau besar, atau
bahkan mempertankan suatu paritas (target tingkat kurs tertentu yang diumumkan
oleh pemerintah).
Sistem kurs mengambang terkendali, negara-negara yang menerapkannya cenderung
melakukan intervensi kapanpun pasar menjadi tidak terkendali atau ketika tingkat
kurs terlihat jauh dari tingkat harga, perdangangan dan tingkat historis kurs yang
layak. Apakah keunggulan sistem kurs mengambang terkendali? Sistem ini adalah
penyempurnaan dari sistem mengambang bebas bagi negara-negara yang tidak ingin
kursnya terus merosot.
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 20

Kelemahan sistem ini? Sebelum krisis ekonomi berlangsung indonesia menganut


sistem kurs mengambang terkendali dengan paritas. Sebelum juli 1997, bank
indonesia menyatakan bahwa kurs rupiah berada pada tingkat Rp. 2500 per dolar AS.
Untuk mempertahankan tingkat tersebut. Bank indonesia melakukan intervensi
dengan membei rupiah dengan dolar ketika kurs rupiah memiliki kecenderungan
diats RP. 2500 perdolar. Ini tentu berbahaya karena cadangan devisa kita dalam dolar
akan terus berkurang atau bahkan habis, jika rupiah tidak kunjung membaik secara
riil dengen mekanisme pasar.
12. Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia
Tugas bank indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur dan menjaga kelancaransistem pembayaran,
bank indonesia berwenang melakukan pengelolaan uang rupiah yang meliputi
perencanaan, percetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta
pemusnahan uang rupiah. Terkait dengan hal ini, bank indonesia menerbitkan peraturan
bank indonesia nomor 14/7/PBI/2012 tentang pengelolaan uang rupiah.
Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa Bank Indonesia menetapkan macam uang
rupiah untuk setiap pecahan uang rupiah yang dikeluarkan , harga uang rupiah
merupakan nilai nominal yang tercantum pada setiap pecahan uang rupiah. Bank
indonesia juga menetapkan ciri umum dan ciri khusus uang rupiah.
Ciri Umum kertas dan logam
Gambar
lembaga
negara
Garuda
Pancasila
Frasa
Negara
Kestuan
Republik
Indonesia
Frasa Bank Indonesia
Sebutan pecahan dalam angka dan huruf
sebagai nilai nominalnya
Tanda tangan pemerintah dan bank
indonesia
Nomor seri pecahan
Teks DENGAN RAHMAT TUHAN
YANG
MAHA
ESA,
NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
MENGELUARKAN RUPIAH SEBAGAI
ALAT PEMBAYARAN YANG SAH
DENGAN NILAI.....; dan
Tahun emisi dan tahu cetak
Ciri umum uang logam
Gambar
lambang
negara
Garuda
Pancasila
Frasa Republik Indonesias
Frasa Bank Indonesia
Sebutan pecahan dalam angka sebagai
Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Ciri Khusus kertas dan logam


Pengaman pada desain, bahandan teknik
ceatak
Ciri, tanda tertentu, ukuran dan unsur
pengaman
Mencakup warna, gambar kuran besar,
bahan baku uangrupiah dan tanda
lainnya.
Kertas uang terbuat dari bahan kertas
atau lainnya.
Logam uang dapat terbuat dari
aluminium,
aluminium
bronze,
kupronikel, baja dan bahan logam
lainnya.

Page 21

nilai nominalnya dan


Tahun emisi.

Pengelolaan uang rupiah yang meliputi perencanaan, pencetakan, dan pemusnahan uang
rupiah dilakukan oleh bank indonesia dengan berkoordinasi dengan pemerintah. Hal ini
dituangkan dalam nota kesepahaman antara bank indonesia dan pemerintah.

Hand Out Sistem dan Alat Pembayaran

Page 22

Anda mungkin juga menyukai