Oleh Kelompok 4 :
Dosen Pengampu :
I Made Endra Kartika Yudha, S.E.,M.Sc.
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi dan konsep dari sistem pembayaran.
1.3.2 Mengetahui evolusi uang sebagai sistem pembayaran.
1.3.3 Mengetahui instrumen dalam sistem pembayaran.
1.3.4 Mengetahui komponen yang terkait dengan sistim pembayaran.
1.3.5 Mengetahui peran sistem pembayaran dalam perekonomian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Sekitar tahun 1944 muncul Bretton Woods Agreement yang memunculkan system
fixed exchanged rate, dimana US Dollar dikaitkan dengan harga emas. System ini berakhir
pada pada tanggal 15 Agustus 1971 dengan adanya keputusan dari Presiden AS Nixon
untuk mengganti jaminan uang yang diedarkan yang semula berupa emas menjadi jaminan
dari bank sentral. Sejak saat itu uang tunai dikenal dengan sebutan fiat money yang
menunjukkan adanya jaminan dari pemerintah (bank sentral) atas uang yang beredar di
masyarakat. Hingga saat ini uang menjadi alat pembayaran utama dalam masyarakat.
Selanjutnya, alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash
based) ke alat pembayaran non-tunai (non cash) seperti alat pembayaran yang berbasis
kertas (cek, bilyet giro). Selain itu dikenal juga dengan alat pembayaran paperless seperti
transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card based).
3
(BG) dan alat pembayaran kartu (ATM, kartu kredit, kertu debit, prabayar). Hal ini
terlihat pada ketersediaan jasa pembayaran nontunai yang dilakukan bank maupun
lembaga selain bank.
a. Cek
Cek merupakan salah satu alat pembayaran non-tunai paling lama yang digunakan
masyarakat Indonesia. Cek adalah surat perintah tidak bersayarat untuk membayar
sejumlah dana yang tercantum dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik atas
nama maupun atas unjuk dan merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan
(negotiable paper).
b. Bilyet Giro (BG)
Selain cek, Bilyet giro juga menjadi pembayaran nontunai paling lama yang
digunakan di Indonesia. Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank
penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang
bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.
c. Kartu Debit (Debit Card)
Kartu debit (debit card) adalah alat pembayaran menggunakan kartu yang dapat
digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu
kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan di mana kewajiban pemegang
kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang
kartu pada bank atau lembaga selain bank yang berwenang untuk menghimpun dana
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
d. Kartu ATM
Kartu ATM adalah alat pembayaran menggunakan kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan penarikan tunai dan/atau pemindahan dana di mana kewajiban
pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan
pemegang kartu pada bank atau lembaga selain bank yang berwenang untuk
menghimpun dana sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
e. Kartu Kredit (Credit Card)
Kartu kredit adalah alat pembayaran yang memiliki prinsip buy now pay later (beli
sekarang bayar nanti), dimana pada saat transaksi kewajian pemegang kartu
ditalangi terlebih dahulu oleh penerbit kartu kredit. Pemegang kartu dapat melunasi
4
pembayaran berdasarkan waktu yang disepakati antara pemegang kartu dan
penerbit.
f. Uang Elektronik (E-money)
Uang elektronik adalah uang yang terdapat dalam suatu kartu yang bisa digunakan
untuk bertransaksi. Umumnya, dana dalam uang eletronik harus disetor terlebih
dahulu setelah itu baru bisa digunakan untuk transaksi. Jenis uang elektronik yang
populer di Indonesia bisa digunakan untuk membayar biaya tol, parkir dan lain
sebagainya.
g. Internet banking
Internet banking merupakan layanan perbankan yang bisa dinikmati oleh nasabah
dengan cara mengakses situs bank tersebut melalui browser pada smartphone yang
terhubung ke jaringan internet. Saat ini fungsi internet banking sudah mengungguli
mesin ATM, kecuali untuk tarik tunai.
h. Mobile banking
Fasilitas mobile banking hampir sama seperti internet banking yang praktis dan bisa
digunakan di smartphone. Bedanya, kita harus install aplikasi mobile banking untuk
menggunakannya. Keuntungan yang ditawarkan mobile banking sudah mencakup
semua keuntungan yang terdapat di internet banking. Namun, kalau bicara
kelengkapan fitur, sudah jelas kalau mobile banking punya fitur yang lebih lengkap.
5
Komponen-komponen yang membangun sebuah sistem pembayaran terdiri dari kebijakan,
kelembagaan, instrumen, mekanisme, dan infrastruktur.
1. Kebijakan
Dalam sebuah sistem pembayaran kebijakan memberikan dasar untuk pengembangan
sistem pembayaran dalam sebuah negara. Umumnya kebijakan tercermin dalam
berbagai macam aturan serta ketentuan yang ditetapkan oleh pihak bank sentral dari
masing-masing negara. Hal ini disebabkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara
kebijakan di dalam sistem pembayaran dan juga sistem moneter, serta sistem perbankan
sebuah negara.
2. Kelembagaan
Ada berbagai macam lembaga yang secara langsung ataupun tidak ikut berperan di
dalam penyelenggaraan sistem pembayaran yang mempunyai tanggung jawab dan
peran yang berbeda. Berbagai macam kelembagaan sistem pembayaran Indonesia
memiliki peran masing-masing. Seperti bank sentral yang berperan sebagai regulator,
operator dan juga pengguna. Depkominfo dan lain sebagainya yang berperan dalam
peraturan lain seperti licensing of certain payment provider. Lembaga perbankan yang
memiliki peran sebagai anggota sistem pembayaran dan operatornya. dan masih
banyak lagi yang lainnya.
3. Instrumen atau Alat Pembayaran
Ini merupakan instrumen pembayaran non tunai yang dipakai sebagai media
pembayaran. Baik berupa cash based dan paper-based yang mempunyai karakteristik
yang berbeda. Di dalamnya ada hak dan kewajiban keuangan untuk pelaku yang
bertransaksi.
4. Mekanisme Operasional
Ini berguna untuk melakukan perpindahan dana dari pihak yang satu ke pihak lain dan
diperlukan dalam sistem pembayaran non tunai. Dengan adanya mekanisme
operasional akan menjamin lancarnya keamanan perpindahan dana. Juga kepastian
penerimaan dana dari pihak penerima, misalnya kliring, transfer dana Real Time Gross
Settlement dan lain sebagainya.
5. Infrastruktur
6
Komponen teknis ini yang meliputi komponen yang dibutuhkan dalam memproses dan
melakukan kegiatan perpindahan dana standar. Seperti message format, komunikasi,
sistem jaringan komputer, perangkat keras dan lunak, disaster recovery plan, sistem
backup dan lain sebagainya. Pilihan infrastruktur sangat membantu kelancaran
penyelenggaraan dari sistem pembayaran dan tergantung dalam kebutuhan dan
kebijakan masing-masing negara.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan
sejumlah nilai uang dari satupihak ke pihak lain. Awal mula alat pembayaran itu dikenal
dengan sistem barter antar barang yang diperjualbelikan. Kemudian, muncul uang logam
dari emas dan perak sebagai alat pembayaran. Dan peralihan dari uang emas/perak menjadi
uang kertas yang dikeluarkan dan diendarkan oleh Bank Sentral. Terakhir, dekade ini alat
pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran
non-tunai (non cash) seperti alat pembayaran yang berbasis kertas (cek, bilyet giro). Selain
itu dikenal juga dengan alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat
pembayaran memakai kartu (card based).
Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran.
Instrumen pembayaran saat ini dapat diklasifikasikan atas tunai dan non-tunai. Ada
beberapa komponen-komponen yang membangun sebuah sistem pembayaran. Komponen-
komponen tersebut terdiri dari kebijakan, kelembagaan, instrument, mekanisme, dan
infrastruktur. Sistem pembayaran dalam suatu perekonomian berperan untuk menjaga
stabilitas keuangan dan perbankan, sebagai transmisi kebijakan moneter, dan sebagai alat
untuk meningkatkan efisiensi ekonomi suatu negara.
8
DAFTAR PUSTAKA