Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

EKONOMI MAKRO

“ UANG DAN SISTEM MONETER PERBANKAN”

DISUSUN OLEH :

SYAFARUDDIN

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan


kita rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul " UANG DAN SISTEM MONETER PERBANKAN " dengan
tepat waktu.

Dengan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen.


Semoga tugas yang penulis buat dapat bermanfaat bagi penusis pribadi
maupun pihak yang membaca.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh


sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Maros, Mei 2023

SYAFARUDDIN

2
DAFTAR ISI

Pendahuluan

I. Uang
A. Definisi dan Fungsi Uang
B. Jenis-jenis Uang
a) Uang Tunai
b) Uang Giral
c) Uang Elektronik

II. Sistem Moneter Perbankan


A. Definisi dan Tujuan Sistem Moneter Perbankan
B. Bank Sentral

a) Peran dan Fungsi Bank Sentral

b) Kebijakan Moneter

C. Komersial Bank

1. Fungsi dan Peran Komersial Bank

2. Kredit dan Peran Bank dalam Pemberian Kredit

III. Hubungan antara Uang dan Sistem Moneter Perbankan


A. Aliran Uang dalam Sistem Moneter

1. Proses Penciptaan Uang

2. Multiplier Moneter

B. Pengawasan dan Regulasi Sistem Moneter Perbankan

1 Regulasi Keuangan

2 Pengawasan Bank

3
IV. Permasalahan dan Tantangan dalam Sistem Moneter Perbankan
A. Inflasi
B. Krisis Keuangan
C. Teknologi dan Inovasi dalam Perbankan

Kesimpulan

4
Pendahuluan

Uang dan sistem moneter perbankan merupakan dua konsep yang


saling terkait dalam kehidupan ekonomi modern. Uang sebagai alat tukar
dan penyimpan nilai telah menjadi bagian integral dari sistem ekonomi,
sementara sistem moneter perbankan berperan dalam mengatur aliran
uang dan kredit di dalam perekonomian. Makalah ini bertujuan untuk
membahas lebih lanjut tentang uang, jenis-jenisnya, serta peran sistem
moneter perbankan dalam pengaturan uang dan kredit. Uang dan sistem
moneter merupakan bagian penting dari sistem ekonomi modern. Uang
digunakan sebagai alat tukar dalam transaksi ekonomi dan sebagai
penyimpan nilai. Sistem moneter, di sisi lain, mencakup institusi,
kebijakan, dan prosedur yang mengatur penggunaan, penciptaan,
distribusi, dan pengendalian uang.

Sejarah uang dimulai jauh sebelum era modern. Awalnya, sistem


barter digunakan di mana barang-barang langsung ditukar satu sama lain.
Namun, sistem barter memiliki keterbatasan, seperti kesulitan dalam
menentukan nilai relatif barang dan kesulitan dalam pembagian barang
yang tidak dapat dibagi dengan mudah.

Untuk mengatasi masalah ini, uang diciptakan sebagai alat tukar


yang lebih efisien. Uang bisa berupa benda-benda seperti biji kakao,
garam, kerang, atau logam berharga seperti emas dan perak. Dalam
perkembangannya, uang kertas dan koin mulai digunakan sebagai
representasi nilai yang lebih praktis daripada uang logam berharga.

Fungsi uang mencakup tiga hal utama. Pertama, uang berfungsi


sebagai alat tukar, memfasilitasi pertukaran barang dan jasa tanpa perlu
melakukan barter langsung. Kedua, uang berfungsi sebagai satuan nilai,
memungkinkan kita untuk membandingkan harga barang dan
mengekspresikannya dalam bentuk yang seragam. Ketiga, uang berfungsi

5
sebagai penyimpan nilai, memungkinkan individu menyimpan kekayaan
mereka dalam bentuk yang mudah diakses dan diterima.

Sistem moneter mengacu pada aturan dan kebijakan yang


mengatur penciptaan, distribusi, dan penggunaan uang dalam suatu
perekonomian. Otoritas moneter, seperti bank sentral, bertanggung jawab
untuk menjaga stabilitas sistem moneter dan keuangan negara. Mereka
mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrumen kebijakan
moneternya, seperti suku bunga, cadangan wajib, dan operasi pasar
terbuka.

Selain itu, sistem moneter juga melibatkan lembaga keuangan


seperti bank komersial yang memberikan kredit, menyimpan uang, dan
memberikan layanan keuangan kepada masyarakat. Transaksi keuangan,
seperti transfer dana elektronik dan pembayaran kartu kredit, juga
merupakan bagian dari sistem moneter.

Perkembangan teknologi telah mempengaruhi evolusi sistem


moneter. Perkembangan seperti pembayaran digital, mata uang kripto,
dan teknologi blockchain telah membawa perubahan signifikan dalam cara
kita melakukan transaksi dan menyimpan nilai.

Penting untuk memahami uang dan sistem moneter karena mereka


memainkan peran sentral dalam kehidupan ekonomi modern. Perubahan
dalam sistem moneter dapat berdampak pada stabilitas ekonomi, inflasi,
lapangan kerja, dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu,
pemahaman yang baik tentang uang dan sistem moneter adalah penting
bagi individu dan pemangku kepentingan ekonomi

6
I.Uang
A. Definisi dan Fungsi Uang
1. Definisi Uang:
Uang adalah suatu alat yang secara umum diterima sebagai
pembayaran dalam transaksi ekonomi dan sebagai penyimpan
nilai. Uang dapat berbentuk kertas, logam, atau bahkan digital,
tergantung pada sistem moneter yang digunakan dalam suatu
negara.
2. Fungsi Uang:
a) Alat Tukar: Fungsi utama uang adalah sebagai alat tukar yang
memudahkan pertukaran barang dan jasa. Dengan adanya
uang, kita dapat memperoleh barang atau jasa yang kita
butuhkan tanpa harus melakukan barter, yaitu menukar barang
dengan barang.
b) Penyimpan Nilai: Uang juga berfungsi sebagai penyimpan nilai.
Seseorang dapat menyimpan uang untuk digunakan di masa
depan atau untuk menghadapi keadaan darurat. Dengan
demikian, uang memungkinkan akumulasi kekayaan yang lebih
efisien daripada menyimpan barang-barang fisik.
c) Pengukur Nilai: Uang juga digunakan sebagai pengukur nilai
dalam suatu transaksi. Dalam sistem ekonomi, harga barang dan
jasa ditentukan dalam satuan uang. Uang memungkinkan
perbandingan nilai antara berbagai barang dan jasa sehingga
memudahkan penilaian ekonomi dan pengambilan keputusan.
d) Standar Pembayaran Utang: Uang menjadi alat pembayaran
utama dalam melunasi utang atau kewajiban finansial. Dalam
transaksi pinjaman atau pembelian dengan kredit, uang
digunakan untuk membayar kembali pinjaman atau melakukan
pembayaran angsuran.
e) Alat Pertukaran Internasional: Dalam perdagangan internasional,
uang berfungsi sebagai alat pertukaran antara negara. Uang

7
memfasilitasi transaksi ekspor dan impor serta mengukur nilai
tukar antara mata uang berbeda.
Penting untuk diingat bahwa nilai uang bergantung pada
kepercayaan publik terhadapnya dan stabilitas sistem moneter
yang mengaturnya. Selain itu, fungsi uang juga dapat berubah
seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi dalam
sistem pembayaran seperti uang elektronik dan cryptocurrency.
3. Jenis-jenis Uang
Ada beberapa jenis uang yang umum digunakan dalam sistem
moneter modern. Berikut ini adalah beberapa jenis uang yang
penting untuk diketahui:
a) Uang Tunai: Uang tunai adalah bentuk uang yang terdiri dari
kertas dan logam yang dapat kita pegang secara fisik. Ini
termasuk koin logam dan kertas mata uang yang dikeluarkan
oleh bank sentral suatu negara. Uang tunai digunakan untuk
transaksi sehari-hari di toko, pasar, atau lembaga keuangan.
b) Uang Giral: Uang giral adalah uang yang tidak berbentuk fisik,
tetapi berupa catatan atau angka dalam sistem perbankan. Ini
termasuk saldo dalam rekening bank, cek, giro, dan transfer
elektronik. Uang giral memungkinkan transaksi non-tunai seperti
pembayaran melalui transfer bank, kartu kredit, atau
pembayaran elektronik.
c) Uang Elektronik: Uang elektronik atau e-money adalah bentuk
uang digital yang tersimpan dalam perangkat elektronik seperti
kartu pintar (smart card), ponsel, atau komputer. Uang elektronik
memungkinkan pembayaran melalui teknologi seperti NFC (Near
Field Communication) atau QR code. Contoh uang elektronik
termasuk e-wallet seperti PayPal, Apple Pay, atau Bitcoin.
d) Uang Bank: Uang bank adalah bentuk uang yang dikeluarkan
oleh bank komersial. Ini termasuk cek bank, giro bank, atau cek

8
perjalanan. Uang bank juga mencakup simpanan dalam rekening
bank yang dapat ditarik atau dicairkan oleh pemiliknya.
e) Uang Komoditas: Uang komoditas adalah jenis uang yang
memiliki nilai intrinsik karena terbuat dari logam berharga seperti
emas atau perak. Namun, uang komoditas jarang digunakan
secara luas dalam kehidupan sehari-hari saat ini dan lebih sering
digunakan sebagai bentuk investasi atau koleksi
Penting untuk dicatat bahwa bentuk dan jenis uang dapat
bervariasi di setiap negara dan tergantung pada kebijakan dan
sistem moneter yang digunakan. Selain itu, perkembangan
teknologi telah memberikan dorongan bagi kemunculan jenis
uang baru, seperti mata uang kripto (cryptocurrency), yang
mengandalkan teknologi blockchain untuk transaksi digital.

II. Sistem Moneter Perbankan


A. Definisi dan Tujuan Sistem Moneter Perbankan
1. Definisi Sistem Moneter Perbankan:
Sistem Moneter Perbankan merujuk pada struktur dan
mekanisme yang mengatur peredaran uang, kredit, dan kegiatan
keuangan di suatu negara. Sistem ini melibatkan bank sentral,
lembaga keuangan, dan instrumen keuangan lainnya yang
berperan dalam mengendalikan suplai uang, suku bunga, dan
stabilitas moneter dalam perekonomian.
2. Tujuan Sistem Moneter Perbankan:
a) Stabilitas Moneter
b) Pengaturan Suplai Uang
c) Stabilitas Sistem Keuangan
d) Fasilitasi Pembayaran
e) Stabilitas Mata Uang
f) Pengawasan dan Regulasi

9
Melalui tujuan-tujuan ini, sistem moneter perbankan
berperan penting dalam menjaga stabilitas ekonomi,
memfasilitasi pertumbuhan, dan melindungi kepentingan semua
pemangku kepentingan dalam perekonomian.
B. Bank Sentral
Bank Sentral, juga dikenal sebagai otoritas moneter atau bank
pemerintah, adalah lembaga yang bertanggung jawab atas
pengaturan dan pengendalian kebijakan moneter suatu negara.
Tugas utama bank sentral adalah menjaga stabilitas moneter dan
keuangan, mengawasi sistem perbankan, serta melaksanakan
kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat.
1. Peran dan fungsi utama bank sentral:
 Pengaturan dan Kebijakan Moneter: Bank sentral bertanggung
jawab untuk mengendalikan suplai uang dalam perekonomian
dan menetapkan kebijakan moneter yang sesuai. Ini dilakukan
melalui instrumen-instrumen seperti suku bunga, operasi pasar
terbuka, dan cadangan wajib untuk mengatur likuiditas dan
tingkat inflasi.
 Penyelenggaraan Sistem Pembayaran: Bank sentral memainkan
peran kunci dalam menyelenggarakan sistem pembayaran yang
efisien dan aman. Mereka menyediakan infrastruktur dan
layanan untuk transfer dana antarbank, kliring, dan penyelesaian
transaksi. Bank sentral juga berperan dalam penerbitan dan
pengelolaan mata uang nasional.
 Pengawasan dan Stabilitas Sistem Keuangan: Bank sentral
memiliki peran dalam mengawasi dan mengatur sektor
perbankan dan keuangan untuk memastikan stabilitas sistem
keuangan secara keseluruhan. Mereka memastikan kepatuhan
terhadap peraturan, memantau risiko-risiko sistemik, dan
melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencegah krisis
keuangan.

10
 Intervensi di Pasar Valuta Asing: Bank sentral dapat terlibat
dalam intervensi pasar valuta asing untuk mempengaruhi nilai
tukar mata uang nasional. Mereka dapat membeli atau menjual
mata uang asing guna menjaga stabilitas nilai tukar dan
melindungi kepentingan ekonomi nasional.
 Penyedia Informasi dan Penelitian Ekonomi: Bank sentral
mengumpulkan data dan menyediakan informasi ekonomi yang
penting bagi pengambilan keputusan pemerintah, pelaku pasar,
dan masyarakat umum. Mereka juga melakukan penelitian dan
analisis ekonomi untuk memahami kondisi perekonomian dan
mengembangkan kebijakan yang tepat.
 Kemitraan Internasional: Bank sentral juga terlibat dalam
kerjasama internasional dengan bank sentral negara lain dan
organisasi internasional. Mereka berpartisipasi dalam forum
global untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan koordinasi
kebijakan guna mempromosikan stabilitas moneter global.

Bank sentral merupakan institusi kunci dalam sistem moneter


dan keuangan suatu negara. Peran mereka dalam menjaga
stabilitas moneter, mengendalikan inflasi, dan melindungi sistem
keuangan sangat penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

2. Kebijakan Moneter
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas
harga, mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang sehat, dan
mencapai tingkat keseimbangan dalam perekonomian. Berikut ini
adalah beberapa instrumen dan kebijakan moneter yang umum
digunakan oleh bank sentral:
a) Suku Bunga: Bank sentral dapat menggunakan suku bunga
sebagai instrumen utama untuk mengatur kondisi moneter.

11
Melalui kebijakan suku bunga, bank sentral dapat
mempengaruhi tingkat suku bunga yang diterapkan oleh bank
komersial. Peningkatan suku bunga cenderung menurunkan
permintaan kredit dan mengendalikan inflasi, sementara
penurunan suku bunga mendorong pertumbuhan ekonomi dan
stimulus konsumsi dan investasi.
b) Operasi Pasar Terbuka: Bank sentral dapat membeli atau
menjual surat berharga pemerintah atau instrumen keuangan
lainnya di pasar terbuka. Tindakan ini mempengaruhi likuiditas
pasar dan suplai uang. Jika bank sentral membeli surat
berharga, ini akan meningkatkan likuiditas dan meningkatkan
suplai uang dalam perekonomian, sementara penjualan surat
berharga akan mengurangi likuiditas dan mengendalikan suplai
uang.
c) Cadangan Wajib: Bank sentral dapat menetapkan persentase
cadangan wajib yang harus dipatuhi oleh bank komersial.
Cadangan wajib adalah jumlah uang atau aset tertentu yang
harus disimpan oleh bank komersial di bank sentral.
Meningkatkan atau menurunkan persyaratan cadangan wajib
dapat mempengaruhi likuiditas bank dan ketersediaan kredit
dalam perekonomian.
d) Pengawasan Makroprudensial: Selain instrumen kebijakan
moneter, bank sentral juga berperan dalam pengawasan
makroprudensial. Mereka memantau dan mengatur risiko
sistemik di sektor keuangan untuk mencegah krisis keuangan.
Ini melibatkan pengawasan terhadap kestabilan lembaga
keuangan, pengaturan persyaratan modal, pengendalian risiko
kredit, dan pengelolaan risiko sistemik.
e) Komunikasi dan Transparansi: Bank sentral menggunakan
komunikasi dan transparansi sebagai instrumen kebijakan.
Dalam mengambil keputusan kebijakan moneter, bank sentral

12
secara terbuka menyampaikan analisis ekonomi, proyeksi, dan
pertimbangan kebijakan kepada publik. Ini membantu
menciptakan kepercayaan dan memengaruhi ekspektasi pasar
serta perilaku ekonomi.
Kebijakan moneter harus disesuaikan dengan kondisi
ekonomi dan tujuan yang ingin dicapai. Bank sentral berusaha
untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan dan stabilitas harga untuk menciptakan
kondisi perekonomian yang

C. Komersial Bank
Bank komersial, juga dikenal sebagai bank umum atau bank
komersial biasa, adalah lembaga keuangan yang menyediakan
berbagai layanan keuangan kepada individu, bisnis, dan lembaga
lainnya. Mereka beroperasi dengan tujuan memperoleh keuntungan
melalui kegiatan perbankan seperti penerimaan deposito,
pemberian pinjaman, dan menyediakan berbagai produk dan
layanan keuangan.
1. Fungsi dan peran komersial bank :
a) Penerimaan Deposito: Bank komersial menerima deposito dari
nasabah, baik dalam bentuk simpanan giro (current account)
maupun simpanan tabungan (savings account). Deposito ini
dapat ditarik oleh nasabah sesuai dengan kebutuhan mereka,
dan bank memberikan bunga atau imbalan tertentu atas
simpanan tersebut.
b) Pemberian Pinjaman: Salah satu fungsi utama bank komersial
adalah memberikan pinjaman kepada individu, bisnis, dan
lembaga lainnya. Pinjaman ini dapat berupa pinjaman
konsumsi, pinjaman modal kerja, pinjaman investasi, atau
pinjaman komersial lainnya. Bank komersial menghasilkan

13
pendapatan dengan membebankan bunga atas pinjaman
yang diberikan.
c) Layanan Pembayaran: Bank komersial menyediakan berbagai
layanan pembayaran kepada nasabahnya, termasuk
penerbitan kartu debit dan kredit, transfer dana, pembayaran
tagihan, cek, dan layanan lainnya yang memfasilitasi transaksi
keuangan sehari-hari.
d) Layanan Perbankan Elektronik: Bank komersial juga
menyediakan layanan perbankan elektronik seperti internet
banking, mobile banking, dan layanan perbankan telepon. Ini
memungkinkan nasabah untuk mengakses rekening mereka,
melakukan transaksi, dan mengelola keuangan mereka
secara online.
e) Konsultasi dan Penasihat Keuangan: Bank komersial sering
kali menyediakan layanan konsultasi dan penasihat keuangan
kepada nasabah mereka. Mereka memberikan informasi dan
saran tentang produk keuangan, investasi, perencanaan
keuangan, dan manajemen risiko.
f) Jasa Perdagangan dan Investasi: Beberapa bank komersial
memiliki divisi jasa perdagangan dan investasi yang
menyediakan layanan seperti pembelian dan penjualan
saham, obligasi, produk derivatif, manajemen aset, dan
layanan perencanaan keuangan jangka panjang.
Selain fungsi-fungsi di atas, bank komersial juga tunduk
pada regulasi perbankan dan pengawasan oleh otoritas
keuangan. Tujuan utama bank komersial adalah untuk
menghasilkan keuntungan melalui kegiatan perbankan, sambil
memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku untuk melindungi kepentingan nasabah dan
menjaga stabilitas sistem keuangan.
2. Kredit dan Peran Bank dalam Pemberian Kredit

14
Kredit adalah fasilitas keuangan yang diberikan oleh bank
atau lembaga keuangan lainnya kepada individu, bisnis, atau
lembaga lainnya untuk meminjam dana dengan janji untuk
mengembalikan jumlah pinjaman tersebut dalam jangka waktu
tertentu dengan pembayaran bunga yang ditetapkan. Pemberian
kredit merupakan salah satu fungsi utama bank komersial dan
memiliki peran penting dalam perekonomian. Berikut ini adalah
peran-peran utama bank dalam pemberian kredit :
a) Penyalur Dana
b) Intermediasi Keuangan
c) Penilaian Risiko dan Penentuan Bunga
d) Pembiayaan Ekonomi
e) Pembentukan Kualitas Kredit
f) Keuntungan dan Pendapatan

III. Hubungan antara Uang dan Sistem Moneter Perbankan


A. Aliran Uang dalam Sistem Moneter
Aliran uang ini penting karena mempengaruhi aktivitas
ekonomi, pendapatan, pengeluaran, dan pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa komponen utama
aliran uang dalam sistem moneter:
 Penerimaan Pendapatan: Aliran uang dimulai dengan
penerimaan pendapatan oleh individu, rumah tangga, bisnis,
dan pemerintah dari berbagai sumber seperti gaji,
keuntungan usaha, bunga, dividen, pajak, dan transfer
pemerintah.
 Pengeluaran Konsumsi: Pendapatan yang diterima
kemudian digunakan untuk pengeluaran konsumsi, yaitu
pembelian barang dan jasa oleh individu dan rumah tangga
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.

15
Pengeluaran konsumsi ini melibatkan pembayaran langsung
menggunakan uang tunai atau melalui instrumen
pembayaran seperti kartu kredit, debit, atau transfer
elektronik.
 Investasi: Sebagian dari pendapatan juga dapat dialokasikan
untuk investasi, yaitu pengeluaran untuk membeli aset
produktif seperti peralatan, mesin, properti, atau saham
perusahaan. Investasi ini bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas dan pendapatan di masa depan.
 Tabungan: Sebagian pendapatan yang tidak langsung
dihabiskan untuk konsumsi atau investasi dapat disimpan
dalam bentuk tabungan. Tabungan merupakan bagian
pendapatan yang tidak langsung dihabiskan dan tetap
berada dalam sistem perbankan atau diinvestasikan dalam
instrumen keuangan lainnya.
 Kredit: Selain tabungan, aliran uang juga terjadi melalui
pemberian kredit oleh bank kepada individu, bisnis, atau
pemerintah. Peminjam menerima dana dalam bentuk
pinjaman, sementara bank menerima pembayaran bunga
atas pinjaman tersebut. Ini memperluas jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian.
 Pembayaran Pajak dan Transfer Pemerintah: Individu,
rumah tangga, dan bisnis juga membayar pajak kepada
pemerintah sebagai bagian dari aliran uang dalam sistem
moneter. Pemerintah juga melakukan transfer uang kepada
individu atau sektor lain melalui program-program sosial,
subsidi, pensiun, dan bantuan lainnya.
 Ekspor dan Impor: Aliran uang juga terjadi melalui transaksi
ekspor dan impor. Ketika suatu negara menjual barang dan
jasa kepada negara lain, aliran uang masuk dari negara
pembeli ke negara penjual. Sebaliknya, ketika negara

16
mengimpor barang dan jasa, aliran uang keluar dari negara
pembeli ke negara penjual.
Aliran uang dalam sistem moneter mencerminkan
interaksi ekonomi antara berbagai agen ekonomi dan sektor-
sektor ekonomi. Aliran uang yang lancar dan seimbang penting
untuk menjaga stabilitas moneter, pertumbuhan ekonomi.
1. Proses Penciptaan Uang
Proses penciptaan uang terjadi melalui mekanisme yang
dikenal sebagai multiplikator uang. Proses ini melibatkan peran
bank komersial dalam menciptakan uang melalui pemberian
kredit. Berikut adalah langkah-langkah dalam proses penciptaan
uang:
a) Penerimaan Deposit: Bank komersial menerima deposito dari
nasabah dalam bentuk simpanan giro dan tabungan. Deposit ini
merupakan sumber dana yang digunakan oleh bank untuk
memberikan kredit.
b) Penyaluran Kredit: Bank menggunakan sebagian dana yang
diterima melalui deposito untuk memberikan pinjaman kepada
peminjam yang memenuhi kriteria kredit yang ditetapkan oleh
bank. Peminjam menerima dana pinjaman dalam bentuk kredit
yang diakui dalam rekening mereka.
c) Penyimpanan Kembali ke Bank: Ketika peminjam
menggunakan dana pinjaman mereka, sebagian dari dana
tersebut akan dikembalikan ke sistem perbankan melalui
mekanisme pembayaran kepada pihak ketiga yang juga
merupakan nasabah bank yang sama atau bank lain.
d) Penyimpanan Ulang oleh Bank: Ketika dana yang dikembalikan
oleh peminjam masuk kembali ke sistem perbankan, bank yang
menerima pembayaran akan menyimpan kembali dana tersebut
sebagai deposito baru. Deposit ini kemudian dapat digunakan

17
oleh bank sebagai dasar untuk memberikan pinjaman baru
kepada peminjam lain.
e) Multiplikasi Uang: Proses pengembalian dana dan
penyimpanan ulang oleh bank berulang kali menghasilkan
multiplikasi uang. Misalnya, jika seorang nasabah menyetor
$100 ke bank dan bank memegang cadangan wajib sebesar
10% (persyaratan cadangan wajib yang harus dijaga oleh
bank), bank dapat menggunakan $90 dari deposit tersebut
untuk memberikan pinjaman baru. Peminjam kemudian
menggunakan dana pinjaman tersebut untuk membayar
kepada pihak ketiga, dan dana tersebut kembali ke sistem
perbankan. Bank dapat menyimpan kembali $81 dari dana
tersebut sebagai deposito baru dan menggunakan $72,9 untuk
memberikan pinjaman baru. Proses ini terus berlanjut,
menghasilkan penciptaan uang baru secara bertahap dalam
jumlah yang lebih rendah setiap kali.

Penting untuk dicatat bahwa proses penciptaan uang ini


tergantung pada persyaratan cadangan wajib yang ditetapkan oleh
bank sentral. Persyaratan ini mengatur seberapa besar persentase
deposito yang harus dijaga oleh bank sebagai cadangan likuiditas.
Dalam beberapa kasus, bank sentral dapat mengatur atau mengubah
persyaratan ini untuk mengendalikan aliran uang dan likuiditas dalam
perekonomian.
2. Multiplier Moneter
Multiplier moneter adalah suatu konsep yang mengacu
pada penggandaan efek perubahan jumlah uang beredar yang
dihasilkan oleh perubahan dalam cadangan bank sentral. Proses
penggandaan ini terjadi ketika bank sentral memasok uang ke
dalam sistem perbankan melalui pembelian surat berharga

18
pemerintah atau memotong tingkat suku bunga yang disediakan
untuk bank.
Ketika bank sentral memasok uang ke dalam sistem
perbankan, bank-bank dapat menambah jumlah pinjaman yang
diberikan, yang pada gilirannya meningkatkan jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Multiplier moneter adalah rasio perubahan
uang yang dihasilkan oleh perubahan dalam cadangan bank
sentral.
Secara umum, multiplier moneter dihitung dengan membagi
jumlah uang yang beredar oleh jumlah cadangan yang dipegang
oleh bank sentral. Dalam hal ini, semakin tinggi rasio multiplier
moneter, semakin besar efek penggandaan perubahan cadangan
bank sentral terhadap perubahan jumlah uang yang beredar di
masyarakat.
Perlu dicatat bahwa multiplier moneter tidak selalu konstan
dan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti
kebijakan moneter, peraturan perbankan, dan preferensi
masyarakat terhadap uang tunai atau non-tunai. Juga, bank
sentral dapat mengatur persyaratan cadangan minimum yang
harus dipegang oleh bank komersial, yang akan mempengaruhi
besarnya multiplier moneter.
Dalam praktiknya, penggunaan multiplier moneter untuk
mengendalikan jumlah uang yang beredar di perekonomian telah
menjadi kurang populer karena kompleksitas faktor-faktor yang
mempengaruhi penggandaan uang. Oleh karena itu, bank sentral
menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter, seperti
suku bunga dan operasi pasar terbuka, untuk mengendalikan
aliran uang di perekonomian.
B. Pengawasan dan Regulasi Sistem Moneter Perbankan
1. Regulasi Keuangan

19
Regulasi keuangan adalah rangkaian peraturan dan kebijakan
yang ditetapkan oleh pemerintah dan lembaga pengawas untuk
mengatur dan mengawasi sektor keuangan dalam suatu negara.
Tujuan utama regulasi keuangan adalah melindungi kepentingan
para konsumen, memelihara stabilitas keuangan, mencegah
penipuan dan praktik ilegal, serta mempromosikan integritas
pasar.
Beberapa alasan mengapa regulasi keuangan penting adalah:
1. Perlindungan Konsumen
2. Stabilitas Keuangan
3. Pencegahan Praktik Ilegal
4. Pengawasan Institusi Keuangan
5. Stabilitas Makroekonomi
Regulasi keuangan biasanya dilaksanakan oleh lembaga
pengawas keuangan, seperti bank sentral, otoritas regulasi
keuangan, otoritas pasar modal, dan badan perlindungan
konsumen. Mereka memiliki wewenang untuk membuat
kebijakan, memberikan izin usaha, melakukan audit, dan
memberikan sanksi terhadap pelanggaran.
Pentingnya regulasi keuangan terletak pada perlindungan
semua pemangku kepentingan, meminimalkan risiko sistemik,
dan menciptakan lingkungan keuangan yang stabil dan adil bagi
masyarakat secara keseluruhan.
2. Pengawasan Bank
Pengawasan bank adalah proses pengawasan dan
pengaturan aktivitas bank oleh otoritas yang berwenang, seperti
bank sentral atau otoritas pengawas keuangan. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa bank-bank beroperasi secara
aman dan sesuai dengan peraturan dan standar yang
ditetapkan. Berikut ini adalah beberapa aspek penting dalam
pengawasan bank:

20
1. Perizinan dan Regulasi
2. Pengawasan Operasional
3. Pengendalian Risiko
4. Keamanan dan Stabilitas Keuangan
5. Penanganan Krisis
Pengawasan bank dilakukan dalam rangka melindungi
kepentingan nasabah dan masyarakat secara umum. Dengan
adanya pengawasan yang efektif, diharapkan bank dapat
beroperasi dengan integritas, meminimalkan risiko, dan
memberikan kepercayaan kepada publik terhadap sistem
perbankan.
Penting untuk dicatat bahwa setiap negara memiliki
kerangka regulasi dan pengawasan yang berbeda untuk
mengawasi bank-bank dalam yurisdiksinya. Otoritas pengawas
bank biasanya memiliki wewenang dan kekuasaan yang diatur
oleh hukum dan peraturan negara tersebut.

IV. Permasalahan dan Tantangan dalam Sistem Moneter Perbankan

Pengawasan dan regulasi sistem moneter perbankan merupakan


hal yang sangat penting untuk menjaga stabilitas dan integritas sistem
keuangan. Tujuan utama dari pengawasan dan regulasi ini adalah
melindungi kepentingan nasabah, menjaga stabilitas keuangan,
mencegah risiko sistemik, dan memastikan kepatuhan terhadap
peraturan dan kebijakan yang berlaku. Berikut adalah beberapa elemen
penting dari pengawasan dan regulasi sistem moneter perbankan:

 Bank Sentral
 Otoritas Pengawas Keuangan
 Peraturan dan Undang-Undang
 Pemeriksaan dan Audit

21
 Sistem Pelaporan
 Kolaborasi dan Kerja Sama

A. Inflasi
Inflasi adalah fenomena meningkatnya secara umum dan terus-
menerus harga barang dan jasa dalam perekonomian selama periode
waktu tertentu. Dalam kondisi inflasi, daya beli uang menurun, yang
berarti jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dengan sejumlah uang
menurun. Inflasi biasanya diukur dengan menggunakan indeks harga
konsumen (Consumer Price Index/CPI), yang mengukur perubahan
rata-rata harga sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi oleh
rumah tangga.
Penyebab utama inflasi adalah peningkatan jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian tanpa diimbangi oleh peningkatan
produksi barang dan jasa yang setara. Beberapa faktor yang dapat
menyebabkan inflasi antara lain:
 Permintaan Agregat yang Meningkat
 Biaya Produksi yang Meningkat
 Kebijakan Moneter yang Longgar
 Perubahan Faktor Eksternal
Dampak inflasi dapat bervariasi. Beberapa dampak negatif dari
inflasi adalah:
 Menurunnya daya beli
 Ketidakpastian ekonomi
 Pemerasan pendapatan tetap
 Distorsi dalam alokasi sumber daya

Namun, ada juga dampak positif dari inflasi dalam beberapa


kasus, seperti merangsang konsumsi dan investasi dalam jangka
pendek, serta mengurangi beban utang bagi peminjam.

22
Untuk mengendalikan inflasi, bank sentral menggunakan
kebijakan moneter yang dapat mencakup Untuk mengendalikan inflasi,
bank sentral menggunakan kebijakan moneter. Berikut ini adalah
beberapa kebijakan moneter yang dapat digunakan:
 Kenaikan Suku Bunga
 Pengetatan Kebijakan Kredit
 Operasi Pasar Terbuka
 Pengaturan Cadangan Bank
 Intervensi Mata Uang
Kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral dapat
berbeda tergantung pada kondisi ekonomi, tingkat inflasi, dan
tujuan kebijakan yang ditetapkan. Tujuan akhir dari kebijakan
moneter adalah mencapai stabilitas harga, di mana tingkat inflasi
yang rendah dan stabil dapat mendukung pertumbuhan ekonomi
yang sehat.

B. Krisis Keuangan
Krisis keuangan adalah situasi di mana sistem keuangan suatu
negara atau wilayah mengalami kegagalan atau ketidakstabilan yang
serius. Krisis keuangan dapat mencakup berbagai aspek ekonomi,
termasuk perbankan, pasar keuangan, mata uang, dan sektor real.
Penyebab krisis keuangan dapat bervariasi, tetapi beberapa faktor umum
yang sering terlibat adalah:
 Gejolak Pasar Keuangan
 Kelemahan Sistem Perbankan
 Ketidakseimbangan Neraca Pembayaran
 Utang yang Tidak Berkelanjutan
Dampak dari krisis keuangan dapat sangat serius, termasuk:
 Penurunan Pertumbuhan Ekonomi
 Kerugian Lapangan Kerja
 Kehilangan Kekayaan

23
 Ketidakstabilan Sosial dan Politik
Untuk mengatasi krisis keuangan, Untuk mengatasi krisis
keuangan, pemerintah dan otoritas ekonomi biasanya mengambil
sejumlah langkah-langkah yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas
dan memperbaiki kondisi ekonomi. Berikut adalah beberapa langkah
yang sering dilakukan:
 Intervensi Bank Sentral
 Penguatan Sistem Perbankan
 Stimulus Fiskal
 Reformasi Struktural
 Kerjasama Internasional
Setiap krisis keuangan memiliki karakteristik dan konteks yang
unik, sehingga langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya dapat
bervariasi. Kombinasi dari beberapa langkah di atas sering kali
digunakan untuk mencapai pemulihan ekonomi yang stabil dan
membangun kepercayaan kembali di pasar keuangan.

C. Teknologi dan Inovasi dalam Perbankan


Perkembangan teknologi memungkinkan bank untuk
menyediakan layanan yang lebih efisien, cepat, dan mudah diakses
bagi nasabah. Berikut adalah beberapa contoh teknologi dan inovasi
dalam perbankan :
 Perbankan Digital
 Pembayaran Elektronik
 Layanan Perbankan Seluler
 Teknologi Biometrik
 Chatbot dan Kecerdasan Buatan
 Analitik Data dan Kredit Digital
 Blockchain dan Mata Uang Kripto
Teknologi dan inovasi dalam perbankan memberikan manfaat
besar bagi nasabah dan bank itu sendiri. Mereka dapat meningkatkan

24
aksesibilitas, efisiensi, keamanan, dan kenyamanan dalam melakukan
transaksi keuangan.

Kesimpulan:

Uang dan sistem moneter perbankan memainkan peran penting


dalam perekonomian modern. Uang sebagai alat tukar memungkinkan
transaksi ekonomi, sementara sistem moneter perbankan mengatur dan
mengawasi aliran uang dan kredit dalam perekonomian. Dalam
menghadapi tantangan seperti inflasi, krisis keuangan, dan perubahan
teknologi, penting bagi pemerintah dan lembaga keuangan untuk menjaga
stabilitas sistem moneter perbankan demi keberlangsungan pertumbuhan
ekonomi yang sehat.

25

Anda mungkin juga menyukai