Anda di halaman 1dari 16

SISTEM DAN ALAT PEMBAYARAN

A. SISTEM PEMBAYARAN
1. Pengertian Sistem Pembayaran
o Tingkat dasar : suatu cara yang disepakati untuk mentransfer suatu nilai (value)
antara pembeli dan penjual dalam suatu transaksi.
o Committee on Payment and Settlement Systems : terdiri atas seperangkat instrument,
prosedur perbankan dan secara khas sistem transfer dana antarbank yang menjamin
peredaran uang.
o UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia : suatu
sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan
untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul
dari suatu kegiatan ekonomi.
o Bank of International Settlement (BIS) : mencakup seperangkat sarana, prosedur
perbankan dan sistem transfer dana antarbank yang menjamin sirkulasi uang.
Kesimpulan : merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang
dari satu pihak ke pihak lain.
Sistem pembayaran meliputi alat pembayaran, mekanisme kliring, hingga penyelesaian
akhir (settlement). Selain itu dalam sistem pembayaran melibatkan beberapa pihak antara
lain : bank, lembaga keuangan selain bank, lembaga bukan bank penyelenggara transfer
dana, perusahaan pengalihan, dan bank sentral.
2. Komponen-komponen Dalam Sistem Pembayaran
Adapun komponen-komponen yang membentuk sistem pembayaran :
o Alat pembayaran : dikelompokkan atas alat pembayaran tunai dan alat pembayaran
non tunai.
o Sistem pembayaran yang memproses berbagai instrument pembayaran : penggunaan
teknologi informasi seperti pengenalan Real Time Gross Settlement (RTGS).
o Lembaga : meliputi berbagai lembaga baik langsung maupun tidak langsung, antara
lain, bank sentral, bank umum dan lembaga kliring, pasar modal, penyedia jasa
jaringan komunikasi, dan penerbit kartu kredit.(RTGS, SKNBI, KSEI (PT. Kustodian
Sentral Efek Indonesia), Switching atau penyelenggara kliring Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu (APMK)).
o Instrumen Pembayaran : tunai (uang kertas/uang logam/uang kartal), non tunai (cek,
bilyet giro, wesel, nota debit, transfer kredit, kartu debit, ATM, kartu kredit)

o Saluran pembayaran : Electronic Data Capturing (EDC) yang ada di merchant/ toko
untuk membaca transaksi yang dilakukan menggunakan alat pembayaran seperti
kartu ATM, debet, kartu kredit. Teller input/petugas teller di bank. Mesin ATM,
internet, mobile banking dan phone banking.
3. Prinsip-prinsip Sistem Pembayaran
o Aman : segala resiko dalam sistem pembayaran dapat dikelola dengan baik oleh
penyelenggara sistem pembayaran.
o Efisiensi : berkaitan dengan cara meminimalkan risiko sehingga suatu nilai dapat
dimanfaatkan oleh dunia industry dan perbankan.
o Kesetaraan akses : Bank Indonesia harus memastikan penyelenggaraan sistem
pembayaran dilakukan atas dasar kesetaraan. Artinya, terjaganya keseimbangan antara
hak dan kewajiban antar seluruh pelaku sistem pembayaran.
o Perlindungan konsumen : berkaitan dengan aspek hak konsumen. Artinya, setiap
pelaksanaan sistem pembayaran wajib menerapkan asas perlindungan hak konsumen
secara wajar dan proporsional.
4. Resiko Sistem Pembayaran
o Risiko kredit : risiko yang disebabkan oleh nasabah karena tidak dapat memenuhi
kewajiban membayar secara penuh, baik pada saat atau sesudah jatuh tempo.
o Risiko likuiditas : risiko yang disebabkan oleh nasabah karena tidak dapat memenuhi
kewajiban membayar secara keseluruhan pada saat jatuh tempo, tetapi membayar
sesudah jatuh tempo.
o Risiko Sistemik : kegagalan salah satu nasabah dalam memenuhi kewajiban yang jatuh

tempo sehingga nasabah lain mengalami kesulitan likuiditas.


5. Peran Bank Sentral dalam Sistem Pembayaran
o Operator : Bank Indonesia sebagai bank sentral menjadi penyelenggara sistem
pembayaran yang bernilai besar melalui sistem Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (RTGS) dan sistem pembayaran kecil melalui Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI).
o Pengawasan : memastikan proses sistem pembayaran berlangsung secara tepat waktu.
Terlibat dalam penetapan prinsip-prinsip yang mengatur mekanisme operasional sistem
pembayaran.

o Fasilitator : mendorong keselarasan kegiatan antar penyelenggara alat pembayaran


dengan menggunakan kartu APMK.
o Koordinator pengembangan : menetapkan arah pengembangan sistem pembayaran
secara nasional.
o User / pengguna. Sebagai peserta dalam sistem pembayaran.
6. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Non Tunai oleh BI
o Real Time Gross Settlement (RTGS) : proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)
pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed) dan bersifat real time.
Rekening peserta dapat didebit/kredit berkali-kali dalam sehari sesuai perintah
pembayaran dan penerimaan pembayaran.
o Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) : Berdasarkan pasal 6 UU Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, tugas Bank Indonesia, yaitu
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, maka diadakannya sistem kliring
antarbank yang dikenal Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). SKNBI
merupakan sistem transfer dana elektronik meliputi kliring debit dan kliring kredit yang
penyelesaian setiap transaksi dilakukan secara nasional.
B. ALAT PEMBAYARAN TUNAI (UANG)
Alat pembayaran yang digunakan dalam masyarakat dibedakan menjadi dua, yaitu alat
pembayaran tunai dan alat pembayaran non tunai. Dalam perkembangannya, alat pembayaran
yang beredar dalam masyarakat mengalami beberapa perubahan.
1. Sejarah uang
Sejarah perkembangan uang dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
a) Tahap barter
Karakteristik :
-

Kegiatan ekonomi bersifat sederhana

Kehidupan masyarakat masih primitive, hidup nomaden

Sangat bergantung pada alam dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Melakukan tukar menukar barang tanpa menggunakan uang.

Kelemahan :
-

Kegiatan secara sistem barter tidak efektif dan efisien

Sulit menemukan kehendak ganda yang selaras (double coindence of wants ).

Barang barter sulit dipecah dalam satuan kecil

Membutuhkan waktu untuk menemukan orang yang saling memilikki kebutuhan.

Ketersediaan barang terbatas

Sulit melakukan penundaan pembayaran.

b) Tahap uang barang


Karakteristik / syarat :
-

Mulai mengenal uang barang dalam kegiatan pertukaran.

Dapat diterima secara umum

Bersifat langka,memiliki nilai

Dianggap berharga oleh masyarakat.

Seperti tembakau,emas,batu mulia.

Kelemahan :
-

Sulit disimpan

Tidak mudah dibawa terutama dalam jumlah besar

Tidak tahan lama

Sulit dibagi-bagi dala satuan kecil.

Apabila dipecah nilainya akan turun

Memilikki nilai tidak tetap.

c) Tahap uang logam


Pemilihan logam mulia sebagai bahan baku uang didasarkan pada nilainya yang
tinggi. Logam mulia memilikki persyaratan sebagai uang, yaitu bernilai tinggi dan tahan
lama. Uang berbahan logam mulia disebut full bodied money. Artinya nilai uang yang
tertera sama dengan nilai yang terkandung dalam uang logam tersebut.
Tahap-tahapan pembuatan uang logam :
-

Tahap pertama : logam ditimbang dan ditentukan kadarnya.

Tahap kedua : logam ditempa untuk membagi menjadi bagian yang lebih kecil.

Tahap ketiga : setelah ditempa dan diukur, logam diberi cap dan angka untuk
menentukan nilainya.

Kelemahan :
-

Jumlah cadangan emas dan perak di setiap daerah tidak sama

Sulit dipindahkan dan disimpan dalam jumlah besar

Memiliki fungsi selain digunakan sebagai bahan baku uang logam sehingga terbatas
penggunaannya.

d) Tahap uang kertas


Kelebihan :
-

Sebagian besar negara di dunia menganut sistem standar kertas.

Disebut uang kepercayaan (fiduciair money)

Mampu menghemat penggunaan logam mulia sebagai bahan baku pembuatan uang
logam.

Mampu menghemat biaya pembuatan

Mudah disimpan

Peredaran uang sesuai dengan kebutuhan

e) Tahap uang giral.


Uang giral dikeluarkan oleh bank umum dalam bentuk surat-surat berharga dan
digunakan sebagai alat pembayaran. Contoh : cek, giro, wesel pos, dan kartu kredit.
Kelebihan :
-

Praktis

Mudah dan aman

Tidak melibatkan lalu lintas uang, tetapi dilakukan secara kliring antarbank

Memudahkan pembayaran dalam jumlah besar

Memudahkan pemindahan atau pendistribusian uang.

2. Pengertian uang
Uang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut ini
beberapa pengertian menurut para ahli :
a) Definisi umum : suatu benda yang dapat diterima masyarakat secara umum dan
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
b) R.J Thomas : money is something that is readily and generally accepted by public
in payment for goods, services, and other valuable assets and for the payment for
debt.. Artinya, uang merupakan suatu benda yang dengan mudah dan umum
diterima oleh masyarakat untuk pembelian barang, jasa, dan barang berharga
lainnya, serta untuk pembayaran utang.
c) Sir Dennis Holme Robertson : money is something accepted in payment for
goods. Artinya, uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran guna
untuk mendapatkan barang.
Kesimpulan : uang memilikki ciri dapat diterima umum, dapat digunakan sebagai alat tukar,
dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran.
3. Fungsi Uang
Terdiri atas 2 bagian yakni fungsi asli dan fungsi turunan.
o Fungsi asli :

Alat tukar : misalnya, seorang petani membutuhkan cangkul, untuk


mendapatkannya, petani dapat menjual hasil panennya dan mendapatkan uang untuk
membeli cangkul.

Alat satuan hitung (pengukur nilai) : sebagai satuan hitung, uang digunakan untuk
menghitung harga sebuah barang. Misal, harga pulpen Rp 6.000 dan buku tulis Rp
2.000. ini menunjukkan bahwa nilai pulpen tiga kali nilai buku tulis.

o Fungsi turunan :
-

Standar atau ukuran pembayaran yang ditunda (Standard of Deferred


Payment) : digunakan untuk menyatakan ukuran utang.

Alat penyimpan kekayaan : uang disimpan untuk kebutuhan masa mendatang atau
untuk mengantisipasi pengeluaran yang tak terduga.

Alat pengalih nilai / kekayaan : uang dapat berfungsi untuk mengalihkan nilai.

4. Jenis Uang
Uang dapat dikelompokkan atas dasar beberapa pihak yakni :
a. Berdasarkan pihak yang mengeluarkan.

Uang kartal : uang kertas atau uang logam yang beredar di masyarakat. Uang
dikeluarkan dan diatur peredarannya oleh pemerintah serta merupakan alat
pembayaran yang sah.

Uang Giral : alat pembayaran berupa cek, giro, dan sejenisnya. Uang giral
dikeluarkan oleh bank dan digunakan sebagai alat pembayaran.

b. Berdasarkan bahan uang


-

Uang logam : uang yang bahannya terbuat dari logam berupa emas, perak, atau
logam lainnya yang beredar sebagai alat pembayaran.

Uang kertas : uang yang bahannya terbuat dari kertas serta penggunaannya diatur
oleh undang-undang dan kebiasaan.

c. Berdasarkan negara yang mengeluarkan


-

Uang dalam negeri : uang yang dikeluarkan oleh negara yang bersangkutan. (rupiah
adalah uang yang dikeluarkan pemerintah Indonesia)

Uang luar negeri : uang yang beredar dalam suatu negara tetapi yang
mengeluarkannya adalah negara lain. Seringkali juga disebut valas (valuta asing).

d. Berdasarkan nilai uang


-

Uang nilai penuh (full bodied money) : uang yang nilai bahannya (nilai
intrinsiknya) sama dengan nilai nominal.

Uang tidak bernilai penuh : uang yang nilai bahannya lebih kecil daripada nilai
nominalnya. Misal, nominal yang tertulis pada uang kertas tertera Rp 10.000
mungkin nilai bahannya hanya Rp 200.

5. Syarat Uang
Agar uang dapat berfungsi dengan baik, uang harus memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Mudah dibawa (portability). Dengan mudah dibawa, uang dapat digunakan kapan
dan dimana saja.
b. Tahan lama (durability). Uang hendaknya tidak cepat rusak dan tidak perlu diganti
setiap saat.
c. Dapat dipecah menjadi satuan yang lebih kecil (divisibility). Uang harus dapat
dipecah menjadi unit yang lebih kecil untuk memudahkan transaksi.
d. Nilainya stabil (stability). Uang perlu dijaga agar nilainya tetap stabil. Jika uang
tidak stabil, uang tidak akan diterima secara umum. Hal ini sekaligus mengurangi
fungsi uang sebagai penukar dan satuan hitung.
e. Diterima secara umum (acceptability). Uang harus dapat diterima baik oleh
pemerintah maupun oleh setiap anggota masyarakat lainnya.
6. Unsur pengaman rupiah
Unsur pengaman pada uang kertas mencakup bahan uang dan teknik cetak. Ada dua
bentuk unsur pengaman pada uang kertas rupiah yakni :
a. Unsur pengaman yang terbuka (overt security features)
Pendeteksian dapat dilihat dan dilakukan dengan kasat mata, perabaan tangan, dan
peralatan sederhana seperti kaca pembesar dan ultra violet.
b. Unsur pengaman yang tertutup (covert security features)
Pendeteksian unsur pengaman yang tidak terbuka hanya dapat dilakukan dengan
mesin sensor yang memiliki tingkat kepastian dan kecepatan serta keakuratan yang
tinggi untuk mengetahui unsur pengaman tersebut.
Pada umumnya ada dua hal utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan
unsur pengaman uang kertas yakni :
-

Semakin besar nominal pecahan, semakin diperlukan pengaman yang lebih baik,
kompleks, dan canggih.

Unsur pengaman yang dipilih didasarkan pada hasil penelitian dan pertimbangan
perkembangan teknologi.

7. Teori uang
Ada beberapa teori tentang uang, teori-teori tersebut dibagi dalam dua kelompok
besar yaitu teori nilai uang dan teori perubahan nilai uang.

Teori Uang

Nilai Uang

Perubahan Nilai Uang

Teori Kuantitas
Teori barang

Teori Nominalis

Teori Transaksi
Teori Pendapatan
Teori Persediaan Kas

Teori Nilai Uang


o Teori barang : uang murni berasal dari barang, oleh karena itu daya beli uang
bergantung pada permintaan dan penawaran, kegunaan marjinal, serta biaya produksi
uang tersebut.
o Teori Nominalis : nilai uang merupakan nilai yang tertulis pada uang tersebut.
Teori Perubahan Nilai Uang
o Teori Kuantitas : dipelopori oleh David Ricardo. Menurut teori ini jumlah uang yang
beredar ada hubungannya dengan tingkat harga. Artinya, perubahan jumlah uang
beredar memengaruhi harga. (jika jumlah uang beredar berkurang, maka harga-harga
akan cenderung turun. Sebaliknya, jika jumlah uang beredar bertambah, maka hargaharga akan naik. Dengan kata lain jumlah uang beredar dan tingkat harga berbanding
lurus.
o Teori Transaksi : Irving Fisher melengkapi teori kuantitas yang dicetuskan oleh
David Ricardo dengan memasukkan unsur kecepatan peredaran uang dengan rumus
seperti berikut :
MV = PT
di mana :
M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan perputaran uang

P = tingkat harga umum


T = jumlah barang dan jasa
Irving Fisher mengatakan bahwa P merupakan faktor yang pasif, dimana P berubah
jika M, V, dan T berubah.
o Teori pendapatan : dikemukakan oleh John Maynard Keynes, yang mengatakan
bahwa motif memegang uang (liquidity preferences) adalah sebagai berikut :
-

Motif transaksi (transaction motive) ditujukan untuk memenuhi kebutuhan


sehari-hari, dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan
seseorang, maka semakin besar pula kemungkinan untuk melakukan transaksi.

Motif berjaga-jaga (precautionary motive) didasarkan pad ketidak pastian


keadaan, dalam motif berjaga-jaga ini dipengaruhi pula oleh besar / kecilnya
pendapatan.

Motif spekulasi (speculative motive) transaksi dilakukan untuk memperoleh


keuntungan banyak meskipun harus disertai resiko yang tinggi.

Rumus John Maynard Keynes :


MVy = PyTy atau Py = MVy
Ty
Dimana:
M = jumlah uang beredar
Vy = kecepatan peredaran pendapatan uang
Ty = barang-barang dan jasa akhir
Py = tingkat harga
o Teori persediaan kas (cash balance theory) : dikemukakan oleh Alfred Marshall.
Marshall mengatakan bahwa nilai uang bergantung pada jumlah pendapatan masyarakat
yang dipegang atau ditahan dalam bentuk tunai (cash). Secara matematis, nilai uang
dapat dirumuskan sebagai berikut :
M = K . P.Y
Dimana:
M = jumlah uang beredar
K = jumlah uang untuk persediaan kas
P = tingkat harga
Y = pendapatan

8. Standar mata uang


Pemerintah dalam beberapa hal turut mengatur kehidupan ekonomi masyarakat.
Uang sebagai salah satu instrument dalam perekonomian juga perlu diatur penggunaannya.
Standar mata uang adalah benda yang ditetapkan sebagai objek pembanding atau nilai dalam
jumlah satuan tertentu dan dalam waktu tertentu sebagai alat satuan hitung.

Standar Logam (Metallic Standard)


Standar logam merupakan suatu penetapan logam tertentu sebagai standar dalam
keuangan. Standar logam dapat dibedakan atas beberapa sistem berikut :
a) Sistem standar tunggal
Sistem ini menggunakan satu jenis logam menjadi mata uang. Logam yang
umumnya digunakan ialah emas sehingga disebut juga sistem standar emas. Ciricirinya adalah uang yang beredar terbuat dari emas, serta masyarakat bebas
mencetak uang atau meleburnya menjadi barang dan sebaliknya.
b) Sistem standar kembar
-

Beredar dua jenis uang yaitu emas dan perak.

Jika perbandingan nilai antara emas dan perak tidak ditentukan, melainkan
tergantung pada pasar maka disebut standar emas paralel.

Jika standar kembar menggunakan emas dan perak tetapi nilai perbandingannya
ditetapkan berdasarkan undang-undang, maka kemungkinan akan berlaku hukum
Gresham yang berbunyi The bad money always drives out good money.

c) Sistem standar pincang


Pemerintah menetapkan uang emas sebagai mata uang standar. Tetapi mata
uang perak juga beredar dalam jumlah yang tidak terbatas, meskipun masyarakat
umum tidak dapat secara bebas mencetaknya.

Standar Kertas
Apabila dalam suatu negara beredar uang kertas dalam jumlah yang tidak terbatas,
dan uang itu tidak dijamin atau tidak bisa ditukar dengan emas, maka negara tersebut
menganut standar kertas. Standar inilah yang digunakan negara-negara saat ini.

C. ALAT PEMBAYARAN NON TUNAI


Seiring berkembangnya peradaban manusia, semakin kompleks kegiatan ekonomi. Dalam
sistem pembayaran, masyarakat membutuhkan sistem pembayaran yang lebih praktis, mudah,
dan aman. Alasan inilah yang mendorong masyarakat beralih pada suatu sistem pembayaran
nontunai dengan menggunakan alat pembayaran nontunai.

Beberapa jenis alat pembayaran nontunai antara lain kartu kredit, kartu debit, e-money, cek,
dan bilyet giro. Alat pembayaran tersebut diterbitkan oleh bank umum.
a. Kartu Kredit
Pembayaran berupa kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi / transaksi.
b. Kartu Debit / Anjungan Tunai Mandiri
Alat pembayaran berupa kartu yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai
dan/atau pemindahan dana. Penggunaan kartu debit memilikki dua mekanisme penggunaan
untuk transaksi dengan teknologi mechanic stripe yaitu menggunakan tanda tangan dan
menggunakan pin.
c. Cek
Surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum dalam cek.
Penarikan cek dapat dilakukan baik atas nama merupakan surat berharga yang dapat
diperdagangkan (negotiable paper).
d. Bilyet Giro
Surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan
sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan ke rekening yang disebutkan namanya.
e. Uang Elektronik (e-money)
Alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur antara lain diterbitkan atas dasar nilai uang
yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit, nilai uang disimpan secara
elektronik dalam sebuah media seperti server atau chip. Jenis uang elektronik
dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut :
-

Uang elektronik registered : merupakan uang elektronik yang data identitas pemegang
tercatat /terdaftar pada penerbit uang elektronik.

Uang elektronik unregistered : merupakan uang elektronik yang data identitas


pemegangnya tidak tercatat/terdaftar pada penerbit uang elektronik.

Berdasarkan aliran pembayarannya, alat-alat pembayaran tersebut dikelompokkan atas alat


pembayaran untuk credit transfer dan alat pembayaran debit transfer.
-

Credit transfer : perintah penempatan dana dari pengirim ke peneima melalui jalur
transfer dana dari bank pengirim ke bank penerima dan dimungkinkan bank lain sebagai
intermediary.

Debit transfer : sistem transfer dimana perintah transfer debit dibuat atau diotorisasi oleh
pihak yang memiliki dana.

D. PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG


1. Permintaan Uang
Merupakan istilah yang digunakan oleh para ekonom untuk menjelaskan mengapa individu
(masyarakat) dan perusahaan memegang uang. Ada dua alasan dalam permintaan uang, yakni :
o Transaction demand (kebutuhan untuk melakukan transaksi) dimana
menunjukkan bahwa orang perlu uang untuk membeli sesuatu.
o Asset demand (kebutuhan untuk berjaga-jaga) yang menunjukkan keinginan
untuk memiliki harta (asset) yang sangat lancar/ likuid dan bebas resiko.
Kesimpulan : permintaan uang merupakan jumlah unit moneter (berupa uang kartal maupun
uang giral) yang ingin dipegang sebagai harta tunai (yang mudah untuk dibelanjakan segera).
PERMINTAAN UANG PERMINTAAN BARANG

WHY

Kesimpulan : uang dipegang karena bermanfaat secara tidak langsung. Uang bermanfaat setelah
ditukar dengan barang atau jasa.
Menurut J.M Keynes pada prinsipnya permintaan uang dipengaruhi oleh 3 hal yakni :

Kebutuhan bertransaksi (transaction demand) : terkait dengan fungsi uang sebagai


alat tukar. Jika pendapatan naik, nilai barang yang kita beli akan naik sehingga
membutuhkan lebih banyak uang untuk bertransaksi.

Kebutuhan berjaga-jaga (precautionary demand) : dipengaruhi oleh biaya


menyimpan uang, yang ditentukan oleh tingkat bunga. Dalam hal ini fungsi uang
adalah sebagai penyimpan nilai kekayaan.

Kebutuhan berspekulasi (speculative demand) : spekulasi berarti melakukan suatu


tindakan atas dasar ramalan perubahan nilai harta di masa depan.

2. Kurva Permintaan Uang


Salah satu hal yang mempengaruhi permintaan uang adalah biaya menyimpan uang,
yang ditentukan oleh tingkat bunga. Orang akan menyimpan uangnya jika tingkat
bunga lebih tinggi daripada keuntungan menggunakan uang dalam kegiatan
ekonomi.

Jika tingkat bunga meningkat, permintaan atas uang akan turun. Sebaliknya jika
tingkat bunga turun, permintaan atas uang akan naik (ceteris peribus). Dengan kata
lain kurva permintaan uang memiliki hubungan berbanding terbalik / negative

Kurva
1. 1 Kurva
Permintaan
kekayaan
masyarakat.
Uang

Kurva 1.1 Kurva Permintaan Uang


Sumbu vertical menunjukkan tingkat
bunga riil (tingkat bunga setelah
penyesuaian perubahan tingkat harga).
Sumbu horizontal menunjukkan jumlah
uang riil (junlah nominal uang dibagi
indeks harga, GNP deflator).
Sumbu ini menunjukkan jumlah uang
yang diminta pada suatu waktu sebagai
asset (berupa kekayaan).
Kurva permintaan uang (MD) memiliki
slope negative dan posisinya dapat
mengalami pergeseran karena
perubahan tingkat pendapatan dan

Posisi kurva permintaan uang dapat bergeser


karena perubahan tingkat pendapatan dan
kekayaan masyarakat. Jika pendapatan atau
kekayaan masyarakat meningkat, maka kurva
permintaan uang akan bergeser ke kanan.
Sebaliknya, kurva permintaan uang akan
bergeser ke kiri ketika pendapatan atau
kekayaan masyarakat turun.

Kurva 1. 2 Kurva Pergeseran


Permintaan Uang

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang


Terdapat dua faktor utama yang memengaruhi permintaan uang adalah pendapatan dan
tingkat bunga. Namun selain itu ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi faktor
permintaan uang yakni :
-

Selera masyarakat

Kekayaan masyarakat : Apabila suatu masyarakat semakin kaya, maka permintaan


terhadap uang cenderung meningkat. Namun, tidak selalu bahwa kenaikan kekayaan
yang cukup besar akan secara otomatis meningkatkan permintaan uang kas.

Tersedianya Fasilitas Kredit : Dengan makin banyak serta mudahnya fasilitas kredit
seperti kartu kredit dan pembayaran angsuran maka permintaan uang kas semakin kecil.

4. Penawaran uang
Merupakan jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian. Uang yang beredar
dalam suatu perekonomian terdiri atas M1, M2, dan M3. M1 merupakan jenis uang yang
paling cair (liquid) karena dapat segera dibelanjakan. M2 adalah M1 ditambah tabungan bank
yang kurang liquid (hanya bisa dicairkan menggunakan cek). Sedangkan M3 adalah M2
ditambah deposito jangka panjang dan aset lain. Jika dirumuskan, penawaran uang bisa
dinyatakan sebagai berikut :
L = M1 + M2 + M3 + Near Money
Keterangan :
L (Liquidity) = penawaran uang
M1 = (uang logam + uang kertas + uang giral)
M2 = (M1 + tabungan non giral + rekening bank yang kurang likuid (tidak bisa dicairkan
dalam bentuk cek))
M3 = ( M2 + deposito jangka panjang)
5. Kurva Penawaran uang
Kurva penawaran uang merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara
jumlah uang beredar dengan tingkat bunga. Kurva penawaran uang memiliki slope /
kemiringan yang positif.
Kurva ini memiliki lereng positif, artinya semakin tinggi tingkat bunga, semakin banyak
jumlah penawaran uang kas (uang beredar) di masyarakat. Sebaliknya, semakin rendah
tingkat bunga maka semakin rendah pula penawaran uang (ceteris paribus).

MENGAPA ?
Ketika tingkat bunga tinggi, bank akan lebih terpacu untuk memberikan kredit pada dunia
usaha. Hal ini, karena keuntungan meminjamkan uang akan lebih besar ketika tingkat bunga
pinjaman tinggi (ceteris paribus). Dengan demikian, perubahan tingkat bunga akan
menyebabkan pergerakan di sepanjang kurva penawaran uang.

Tingkat bunga
riil

MS

i2

i1
Kuantitas uang riil
M1

M2

Kurva 1.2 Kurva Penawaran Uang


Kurva penawaran uang (MS) memiliki slope positif dan posisinya dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Slope
yang positif disebabkan karena jumlah uang yang beredar akan meningkat jika tingkat bunga meningkat.
Tingkat
bunga pinjaman pada dunia usaha jika tingkat bunga
Sebagai contoh, perbankan akan lebih bergairah
memberikan
riil
lebih tinggi,
dengan
syarat faktor-faktor
lain tidak berpengaruh.
Kurva
1.3 Kurva
Penawaran
Uang
MS
dalam Praktik
Kurva penawaran uang ( MS ) dalam

i2

praktiknya berbentuk garis tegak


lurus karena Bank Indonesia telah
menetapkan jumlah uang yang

i1

beredar dengan jumlah tertentu, yang


Kuantitas uang riil

tergantung pada kebijakan moneter.


M1

6. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Besar Kecilnya Penawaran Uang

Tingkat bunga
Tingkat bunga merupakan faktor utama yang menentukan jumlah uang beredar. Ketika
tingkat bunga tinggi, permintaan uang kas akan turun karena masyarakat menganggap jika
uang disimpan (tidak dibelanjakan) akan lebih menguntungkan. Akibatnya, permintaan

terhadap barang dan jasa pun mengalami penurunan serta kegiatan perekonomian menjadi
lesu. Oleh karena itu, Bank Indonesia akan menambah jumlah uang beredar melalui
kebijakan moneter (menurunkan suku bunga SBI).

Tingkat Inflasi dan Deflasi


Pada kondisi inflasi, bank sentral akan cenderung mengurangi penawaran uang. Tujuannya
adalah untuk mengurangi atau meredam agar inflasi tidak semakin memburuk. Deflasi pun
membawa dampak negatif bagi perekonomian. Karena penurunan harga secara terus
menerus akan melemahkan gairah berusaha dan berinvestasi.

Tingkat Produksi dan Pendapatan Nasional


Pada tingkat produksi atau pendapatan nasional yang rendah (tercermin dalam PDB atau
PNB yang rendah), pemerintah cenderung akan memperbanyak jumlah uang yang beredar.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan permintaan agregat, sehingga dunia usaha dapat
meningkatkan kegiatan produksi.

Kondisi Kesehatan Dunia Perbankan


Setiap bank diharuskan memilikki cadangan uang yang cukup untuk menjaga agar dana
nasabah tetap aman. Cadangan uang disebut sebagai reserve requirement. Bank Indonesia
menetapkan tingkat cadangan tertentu, yang sekaligus menjadi pengukur kesehatan bank.
Jika bank kekurangan cadangan, biasanya mereka meminjam sejumlah uang kepada BI
dengan tingkat bunga tertentu yang disebut discount rate (tingkat diskonto).
Jika dunia perbankan tidak sehat, biasanya BI akan menaikkan tingkat diskonto untuk
menurunkan tingkat cadangan di bank-bank dan menurunkan jumlah uang beredar. Hal ini
sekaligus meningkatkan suku bunga dan menarik minat nasabah untuk menabung /
menyimpan uangnya di bank.

Nilai Tukar Rupiah


Jika nilai tukar atau kurs rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan jumlah rupiah yang
beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan dan penawaran, tingkat bunga
akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.

Anda mungkin juga menyukai