IPS EKONOMI
untuk SMA/MA Kelas X
Perhatikan gambar tersebut. Pada gambar terlihat seorang pembeli membayar menggunakan alat pembayaran
digital yang ada di smartphone-nya. Dalam hal ini, pembeli melakukan pembayaran tanpa uang tunai (cashless
payment). Coba perhatikan kegiatan tersebut. Apakah Anda, keluarga, atau teman Anda pernah melakukan
cashless payment? Menurut Anda, apakah merebaknya cashless payment merupakan hal positif atau negatif
bagi perekonomian Indonesia? Diskusikanlah dengan teman Anda.
Edward Shapiro mengatakan bahwa uang adalah suatu benda yang umum
diterima oleh masyarakat untuk pembayaran pembelian barang, jasa, dan
barang berharga lainnya, serta untuk pembayaran utang.
Sir Dennis Holme Robertson mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa
diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang.
Maka dapat disimpulkan bahwa uang mempunyai ciri dapat diterima umum,
dapat digunakan sebagai alat tukar, dan dapat digunakan sebagai alat
pembayaran.
Berdasarkan bahan yang digunakan, uang Berdasarkan negara yang mengeluarkan, uang
dibedakan atas uang logam dan uang dibedakan atas uang dalam negeri
kertas. Uang logam adalah uang yang (domestik/nasional) dan uang luar negeri.
bahannya terbuat dari logam berupa emas 1. Uang dalam negeri adalah uang yang
atau perak atau logam lainnya. Uang kertas dikeluarkan oleh negara yang bersangkutan;
adalah uang yang bahannya terbuat dari dan
kertas serta penggunaannya diatur undang- 2. Uang luar negeri adalah uang yang beredar
undang. dalam suatu negara, tetapi yang
mengeluarkannya adalah negara lain.
Dalam UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan sebagaimana diubah dengan UU RI No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan
Penguatan Sektor Keuangan pada Pasal 14, dijelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan dan/atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat.
• Bank berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat karena bank dipercaya oleh masyarakat sebagai
tempat yang aman untuk menyimpan dana.
3) Pelayan masyarakat.
• Beberapa fungsi pelayanan jasa kepada nasabah, di antaranya jasa pengiriman uang (transfer),
pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga, kliring, letter of credit, inkaso, safe deposit box, dan garansi
bank.
SMA/MA IPS EKONOMI
B. Lembaga Keuangan
1. Bank
C. Jenis Bank
1) Pembagian bank menurut jenis kegiatan
1. Bank
C. Jenis Bank
1) Pembagian bank menurut jenis kegiatan
c) Bank Syariah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagaimana
diubah dengan UU RI No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Perbankan, Bank Syariah
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan dan/atau bentuk lain berdasarkan Prinsip Syariah.
1. Bank
c) Bank Syariah
(2) Hal-hal yang dilarang Bank Umum Syariah : 3) Hal-hal yang dilarang untuk Bank Pembiayaan Rakyat
(a) melakukan kegiatan usaha yang Syariah:
bertentangan dengan Prinsip Syariah; (a) melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan
(b) melakukan kegiatan jual-beli saham secara Prinsip Syariah;
langsung di Pasar Modal; (b) menerima simpanan berupa giro;
(c) melakukan penyertaan modal, kecuali pada (c) melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;
Bank Umum Syariah atau lembaga jasa (d) melakukan kegiatan usaha perasuransian;
keuangan dengan Prinsip Syariah; dan (e) melakukan penyertaan modal; kecuali pada lembaga
(d) melakukan kegiatan usaha perasuransian. penunjang BPR Syariah;
(e) melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha (f) membeli surat berharga, kecuali yang diterbirkan BI,
Pasal 19 Ayat (1) dan Pasal 20 Ayat (1) UU RI pemerintah atau pemerintah daerah; dan
No. 4 Tahun 2023. (g) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 21 dan Pasal 21A
UU RI No. 4 Tahun 2023.
1. Bank
C. Jenis Bank
1) Pembagian bank menurut jenis kegiatan
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang menerima simpanan dari masyarakat hanya dalam
bentuk deposito berjangka, tabungan, atau bentuk lainnya dan memberikan pinjaman kepada
masyarakat.BPR dilarang menerima simpanan berupa giro, ikut serta dalam lalu lintas pembayaran,
melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, penyertaan modal, usaha perasuransian, dan usaha
lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 UndangUndang Perbankan No. 10
Tahun 1998.
1. Bank
C. Jenis Bank
2) Pembagian bank menurut bentuk badan hukum
Menurut bentuk badan hukum, bank dibedakan menjadi bank yang berbadan hukum perseroan
terbatas (PT), koperasi, dan perusahaan daerah.
Asuransi sukarela
Penyediaan biaya hidup di hari tua Sarana peningkatan ekonomi Penambah motivasi dan ketenangan kerja
c. Lembaga Pembiayaan
1) Pengertian
d) Jenis
Pegadaian dibedakan atas pegadaian konvensional dan pegadaian Syariah. Pegadaian konvensional
adalah suatu lembaga pemerintah yang memberikan uang pinjaman kepada nasabah atas dasar hukum
gadai. Pegadaian Syariah adalah suatu lembaga keuangan atau divisi dari pegadaian yang memberikan
uang pinjaman kepada nasabah yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
5) PT Danareksa
PT Danareksa (Persero) bergerak di bidang jasa keuangan. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1976 ini
berbisnis di bidang pasar modal dan pasar uang, antara lain sebagai perusahaan pembiayaan, perantara
pedagang efek, penjamin emisi, serta manajer investasi dan reksa dana
Pasar modal yang sering disebut sebagai bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan
penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk penjualan dan pembelian surat-surat berharga.
d. Warrant (Waran)
Warant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
membeli saham perusahaan dengan persyaratan yang berkaitan dengan harga, jumlah dan masa berlakunya warrant
tersebut. Biasanya warrant dijual bersama surat berharga lainnya. Misalnya, obligasi atau saham.
e. Reksa Dana
Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 Ayat (27) sebagaimana diubah dengan
Pasal 22 Ayat (26) UU RI No. 4 Tahun 2023, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Terdapat tiga hal
terkait dari definisi tersebut. Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan
dalam portofolio efek. Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.
Penjualan dan pembelian surat berharga (efek) di bursa efek disebut pula dengan perdagangan di
pasar sekunder (secondary market). Adapun perdagangan di pasar primer, atau biasa juga disebut
pasar perdana, terjadi saat pertama kali surat berharga diperjualbelikan oleh perusahaan yang
menerbitkan surat berharga (emiten) dan investor. Jual-beli di bursa efek hanya dapat dilakukan
melalui perusahaan pialang yang resmi menjadi anggota bursa. Apabila telah menjadi anggota
bursa, berarti perusahaan yang bersangkutan telah menyetorkan modal dan memenuhi segala
persyaratan yang telah ditentukan untuk dapat melayani masyarakat sebagai perantara
perdagangan efek.
b. Analisis sekuritas
e. Penilaian hasil portofolio
c. Penentuan portofolio
1. Pengertian OJK
Berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diubah dengan Pasal
8 UU RI No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) adalah lembaga negara yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Pimpinan
tertinggi OJK adalah dewan komisioner yang bersifat kolektif dan kolegial. Anggota dewan komisioner yang
bertugas memimpin pelaksanaan pengawasan kegiatan jasa keuangan dan melaporkan pelaksanaan
tugasnya kepada Dewan Komisioner adalah Kepala Eksekutif.
2) Untuk melaksanakan tugas pengawasan, Otoritas Jasa Keuangan mempunyai wewenang sebagai
berikut:
a) menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;
b) mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
c) melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain
terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana
dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
d) memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu,
e) melakukan penunjukan pengelola statuter;
f) menetapkan penggunaan pengelola statuter;
g) menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan
OJK, Bank Indonesia, dan Lembaga Penjamin Simpanan wajib membangun serta
memelihara sarana pertukaran informasi secara terintegrasi.