Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TENNOVRIANALDI

MK : EKONOMI MONETER TUGAS 2


TUTOR : ANDRI MEIRIKI, SP.,M.SI.,M.AP
1. A. Jenis-jenis uang
1. Uang Primer. Uang primer ini juga sering dikenal dengan istilah uang inti
(high powered money), atau uang dasar (base money). Uang primer adalah
uang logam, uang kertas maupun cek yang dicetak oleh bank sentral. Dalam
sistem moneter Indonesia, uang primer ini terdiri dari: uang kartal, alat likuid
bank umum yang terdiri atas kas bank umum dan giro bank umum pada Bank
Indonesia, serta giro swasta bukan bank yang ada pada Bank Indonesia.
2. Full Bodied Money (uang penuh). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh
apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan
yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan
nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut.
3. Token Money (uang tanda). Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera di
atas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang
atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut.
Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya
Rp750,00. Token money adalah mata uang yang nilai nominalnya lebih tinggi
dari materinya.
4. Uang Kertas. Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan
gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud
dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari
bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
5. Uang Giral. Uang giral adalah uang yang diciptakan oleh bank-bank umum.
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia
bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank
Indonesia
6. Uang Kuasi (Quasi Money). Uang kuasi mempunyai kemiripan dengan
uang. Uang kuasi merupakan bentuk kekayaan yang dianggap cukup likuid,
dalam waktu dekat dapat diuangkan di bank.
- Fungsi uang
1. Uang sebagai alat tukar-menukar (medium of exchange). Dalam sistem
pertukaran barter, uang mensyaratkan adanya double coincidence. Dengan
adanya “uang” yang diterima secara umum sebagai alat tukar, maka syarat
double coincidence tersebut menjadi tidak relevan lagi.
2. Uang sebagai satuan nilai (measure of value). Dalam fungsinya uang
sebagai satuan pengukur nilai, maka setiap barang yang dipertukarkan dapat
dinilai dengan satuan uang tertentu. Uang dipakai untuk menunjukkan nilai
berbagai macam barang dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan
besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga
dipakai untuk menentukan harga barang/jasa.
3. Uang sebagai standar atau ukuran pembayaran yang tertunda (standard for
deferred payments).
4. Uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan (store of value and store of
wealth). Sebagai penyimpan nilai atau kekayaan, uang digunakan untuk
mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang
- Tujuan memegang uang tunai :
1. Motif transaksi yaitu uang digunakan untuk bertransaksi, seperti membeli
barang, membayar tagihan dan lain sebagainya yang tujuannya untuk
transaksi.
2. Motif berjaga-jaga, yaitu uang digunakan untuk keperluan yang tidak diduga,
sehingga jika ada kejadian mendadak yang membutuhkan uang, maka uang
tersebut dapat digunakan.
3. Motif Spekulasi, Yaitu uang digunakan untuk investasi atau diharapkan akan
mendapatkan keuntungan dikemudian hari, misalnya uang digunakan untuk
membeli emas, dan berharap mendapatkan keuntungan atas investasi emas
tersebut, atau uang digunakan untuk membeli saham dan diharapkan saham
tersebut nilainya akan naik, sehingga memberikan keuntungan dikemudian hari.
B. Pandangan pertama, berpendapat bahwa uang beredar sepenuhnya
ditentukan oleh Otoritas Moneter atau Bank Sentral. Sedang pandangan
kedua berpendapat bahwa selain Otoritas Moneter, lembaga lain seperti
bank umum dan perilaku masyarakat ikut menentukan besarnya jumlah
uang beredar. Menurut pandangan pertama, jumlah uang beredar (JUB)
sepenuhnya ditentukan oleh Otoritas Moneter. Hal ini berarti bahwa jumlah
uang beredar bersifat otonom, yang tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga
pasar uang. Di Indonesia, jumlah uang beredar menurut pandangan ini
ditunjukkan oleh jumlah uang primer
2. A. Bentuk institusi perbankan ada dua yaitu :
1. Bank Umum Menurut undang-undang no 10 tahun 1998, apakah yang
dimaksud dengan bank umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
2. Bank Perkreditan Rakyat Bank perkreditan rakyat berawal dari zaman
kolonial Belanda yakni awal abad 19 dan pada saat itu dikenal dengan istilah
Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tania tau Bank Dagang Desa. Hingga 27
Oktober 1988 pemerintah mengeluarkan regulasi perbankan Undang-undang
no 07 tahun 1988 menetapkan bank perkreditan rakyat adalah bank yang
memaksimalkan kegiatan usaha secara konvensional atau berprinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sistem lembaga keuangan bukan bank yang ada di Indonesia.

Lembaga keeuangan bukan bank adalah badan usaha yang melakukan


kegiatan di bidang keuangan yang menghimpun dana dengan mengeluarkan
kertas berharga dan menyalurkannya untuk membiayai investasi perusahaan
LKBB tidak dperbolehkan menerima dabna dari masyarakat dalam bentuk giri,
tabungan,dan deposito namun berdasarkan kebijakan PAKTO 27 1988. LKBB
dapat meenerbitkan sertifikat deposito sebagai sumber dana dan mendirikan
kantor-kantos cabang di daerah. Pendirian LKBB ini pada dasarnya
dimaksudkan untuk mendorong pengembangan pasar uang dan pasar modal
serta menyalurkan pembiyaan pada perusahaan.

Jenis -jenis lemabaga keuangan buakan bank di Indonesia

1. Lembaga pembiayaan
2. Perusahaan ansuransi
3. Dana pensuin
4. Reksa dana
5. Perusahaan modal pentura
6. Perusahaan penjamin
7. Penggadaian
B. Perkembangan perbankan syariah diindonesia Pengembangan perbankan
syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi
masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional.
Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional
selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan
Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN). Dengan demikian upaya pengembangan perbankan syariah
merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung pencapaian rencana
strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional.
3. - Dalam arti sempit (M1) atau narrow money . Jumlah uang beredar dalam arti
sempit adalah kewajiban sistem moneter kepada swasta domestik, terdiri atas
uang kartal dan uang giral. Secara umum, uang kartal adalah uang kertas dan
uang logam yang dikeluarkan oleh otoritas 9 moneter berdasarkan
UndangUndang, sedangkan uang giral adalah simpanan atau saldo rekening
pada bankbank pencipta uang giral yang setiap saat dapat ditarik oleh
pemiliknya tanpa dikenakan denda.
- Dalam arti luas (M2) atau broad money . Diartikan dengan likuiditas
perekonomian adalah kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta
domestik yang terdiri atas uang giral (M1) ditambah dengan uang kuasi.
Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang dapat
memenuhi sebagai fungsi uang. Ini berarti uang kuasi merupakan uang
yang likuid. Uang kuasi sebenarnya berfungsi sebagai aset atau kekayaan
moneter masyarakat yang disimpan dalam bentuk tabungan finansial yang
besarnya ditentukan oleh tingkat pengembaliannya (suku bunga deposito)
dan tingkat pendapatan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah:
a) Tingkat bunga.
b) Tingkat inflasi
c) Pendapatan nasional.
d) Nilai tukar rupiah.

Anda mungkin juga menyukai