Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ayu Yuhanda

Nim : 041580458
Mk : Ekonomi moneter T-1

1. A. Berikan gambaran terkait jenis-jenis uang berikut fungsi dan tujuan memegang
uang.
Jenis-jenis uang
1. Uang Primer. Uang primer ini juga sering dikenal dengan istilah uang inti (high
powered money), atau uang dasar (base money). Uang primer adalah uang
logam, uang kertas maupun cek yang dicetak oleh bank sentral. Dalam sistem
moneter Indonesia, uang primer ini terdiri dari: uang kartal, alat likuid bank umum
yang terdiri atas kas bank umum dan giro bank umum pada Bank Indonesia,
serta giro swasta bukan bank yang ada pada Bank Indonesia.
2. Full Bodied Money (uang penuh). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh
apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang
digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai
intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas,
maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Agar nilai uang
sama dengan nilai materinya, setidaknya ada 2 syarat yang harus dipenuhi yaitu
masyarakat diberikan kebebasan untuk membuat mata uang ke pabrik uang milik
pemerintah serta masyarakat bebas untuk menjual, membeli dan menyimpang
uang logam yang
3. Token Money (uang tanda). Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera di
atas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau
dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut.
Misalnya, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya
Rp750,00. Token money adalah mata uang yang nilai nominalnya lebih tinggi
dari materinya.
4. Uang Kertas. Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan
gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud
dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari
bahan kertas atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas). Ada beberapa
pertimbangan mengapa kertas dipilih sebagai bahan untuk membuat uang yaitu :
(1) Kertas sifatnya lebih ringan dan mudah dibawa ke mana-mana; (2) biaya
pembuatan uang kertas relatif murah dibandingkan ongkos pembuatan uang
logam; (3) persediaan kertas yang dimiliki pemerintah relatif banyak sehingga jika
sewaktu waktu pemerintah ingin menambah jumlah uang kertas tidak kesulitan
mendapatkan bahan baku. Uang kertas juga disebut sebagai folding money
karena uang kertas dapat dilipat. Nilai uang kertas dijamin oleh pemerintah
sehingga tidak
5. Uang Giral. Uang giral adalah uang yang diciptakan oleh bank-bank umum.
Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan
adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia,
bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank
Indonesia

6. Uang Kuasi (Quasi Money). Uang kuasi mempunyai kemiripan dengan uang.
Uang kuasi merupakan bentuk kekayaan yang dianggap cukup likuid, dalam waktu
dekat dapat diuangkan di bank. Beberapa contoh uang kuasi antara lain deposito
berjangka, tabungan, dan obligasi pemerintah.

Fungsi uang

1. Uang sebagai alat tukar-menukar (medium of exchange). Dalam sistem


pertukaran barter, uang mensyaratkan adanya double coincidence. Dengan
adanya “uang” yang diterima secara umum sebagai alat tukar, maka syarat double
coincidence tersebut menjadi tidak relevan lagi.
2. Uang sebagai satuan nilai (measure of value). Dalam fungsinya uang sebagai
satuan pengukur nilai, maka setiap barang yang dipertukarkan dapat dinilai dengan
satuan uang tertentu. Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam
barang dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan
menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga
barang/jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar
pertukaran barang.
3. Uang sebagai standar atau ukuran pembayaran yang tertunda (standard for
deferred payments).
4. Uang sebagai alat penyimpan nilai dan kekayaan (store of value and store of
wealth). Sebagai penyimpan nilai atau kekayaan, uang digunakan untuk
mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang
penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan
jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan
membeli barang dan jasa di masa mendatang.
Tujuan memegang uang tunai :
1. Motif transaksi yaitu uang digunakan untuk bertransaksi, seperti membeli
barang, membayar tagihan dan lain sebagainya yang tujuannya untuk
transaksi.
2. Motif berjaga-jaga, yaitu uang digunakan untuk keperluan yang tidak diduga,
sehingga jika ada kejadian mendadak yang membutuhkan uang, maka uang
tersebut dapat digunakan.
3. Motif Spekulasi, Yaitu uang digunakan untuk investasi atau diharapkan akan
mendapatkan keuntungan dikemudian hari, misalnya uang digunakan untuk
membeli emas, dan berharap mendapatkan keuntungan atas investasi emas
tersebut, atau uang digunakan untuk membeli saham dan diharapkan saham
tersebut nilainya akan naik, sehingga memberikan keuntungan dikemudian
hari.

B. Jelaskan pandangan yang menyatakan bahwa jumlah uang beredar ditentukan


oleh otritas moneter
Pandangan pertama, berpendapat bahwa uang beredar sepenuhnya ditentukan
oleh Otoritas Moneter atau Bank Sentral. Sedang pandangan kedua berpendapat
bahwa selain Otoritas Moneter, lembaga lain seperti bank umum dan perilaku
masyarakat ikut menentukan besarnya jumlah uang beredar. Menurut pandangan
pertama, jumlah uang beredar (JUB) sepenuhnya ditentukan oleh Otoritas
Moneter. Hal ini berarti bahwa jumlah uang beredar bersifat otonom, yang tidak
dipengaruhi oleh tingkat bunga pasar uang. Di Indonesia, jumlah uang beredar
menurut pandangan ini ditunjukkan oleh jumlah uang primer. Walaupun besarnya
jumlah uang primer ini tidak dipengaruhi oleh tingkat bunga (i) pasar uang, akan
tetapi jumlah uang primer tersebut dipengaruhi oleh kebijakan Otoritas Moneter
dalam menentukan instrumeninstrumen ”Bank Indonesia Rate/BI Rate” yang akan
menjadi sinyal suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan besarnya Giro
Wajib Minimum (minimum reserve requirement; GWM) yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Karena besarnya jumlah uang beredar ditentukan secara otonom oleh
Otoritas Moneter, maka bentuk kurva penawaran uang (Ms) adalah vertical

2. a. Bentuk institusi perbankan ada dua yaitu :


1. Bank Umum
Menurut undang-undang no 10 tahun 1998, apakah yang dimaksud dengan bank
umum adalah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Dalam meningkatkan perekonomian negeri bank umum melakukan
berbagai jenis kegiatan seperti menghimpun dana dalam bentuk tabungan,
memberikan kredit kepada pebisnis, menerbitkan surat pengakuan utang,
menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga atau pihak ketiga
lainnya. Selain itu bank umum terbagi dalam 2 jenis jenis bank yakni bank umum
devisa dan bank umum non devisa. Bank umum devisa seperti Bank BRI
Agroniaga, Bank BNI Syariah, Bank Bukopin, Bank Bumi Artha, Bank BCA, Bank
CIMB Niaga, Bank Danamon Indonesia dan lain-lain. Sedangkan bank umum
non devisa seperti Bank BCA Syariah, Bank Bisnis International, Bank Fama
International, Bank Sahabat Sampoerna, Bank Mayora, Bank Panin Syariah,
Bank Pundi Indonesia dan masih banyak lainnya.
2. Bank Perkreditan Rakyat
Bank perkreditan rakyat berawal dari zaman kolonial Belanda yakni awal abad 19
dan pada saat itu dikenal dengan istilah Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tania
tau Bank Dagang Desa. Hingga 27 Oktober 1988 pemerintah mengeluarkan
regulasi perbankan Undang-undang no 07 tahun 1988 menetapkan bank
perkreditan rakyat adalah bank yang memaksimalkan kegiatan usaha secara
konvensional atau berprinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

- System lembaga keuangan bukan bank


Lembaga Keuangan Bukan Bank atau yang disingkat LKBB adalah semua
lembaga/badan yang melakukan aktivitas keuangan baik secara langsung
maupun tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dengan menerbitkan
surat-surat berharga dan menyalurkan dana tersebut untuk membiayai investasi
di berbagai perusahaan. Pengertian ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan RI No. KEP-38/MK/IV/1972.
Sama halnya dengan bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank ini juga memiliki
peranan yang sangat penting bagi pertumbuhan perekonomian negara Indonesia.
Sebab, dengan adanya LKBB ini secara otomatis konsumsi domestik akan
bergerak maju dan mendorong lajunya perekonomian Indonesia. Namun, fungsi
dan tugasnyalah yang membedakan antara bank dan lembaga keuangan lain non
bank.

Berdasarkan jenis usahanya LKBB dapat digolongkan jadi :

1. Lembaga pembiayaan pembangunan


Yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya memberikan kredit jangka
menengah dan jagka panjang.
2. Lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat-surat berharga
Yaitu lembaga keuangan yang usaha utamanya bertindak sebagai perantara dan
penjamin dalam penjualan surat-surat berharga yang diterbitkan oleh emiten.

B. Perkembangan perbankan syariah diindonesia

Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan


terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian
nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional
selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur
Perbankan Indonesia (API), Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya
pengembangan perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang
mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada
tingkat nasional. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia
memuat visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta
sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab
tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan,
yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui
pendalaman peran perbankan syariah dalam akti vitas keuangan nasional, regional
dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dengan sektor
keuangan syariah lainnya. Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasionallebih
diarahkan pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar.
Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk menjadi
pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf
internasional. Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh
Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat universal,
terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem
perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi
syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam konteks kekinian permasalahan
yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan
kondisi sosio-kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya.
Hanya dengan cara demikian, maka upaya pengembangan sistem perbankan
syariah akan senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri.
3. Dalam arti sempit (M1) atau narrow money . Jumlah uang beredar dalam arti
sempit adalah kewajiban sistem moneter kepada swasta domestik, terdiri atas
uang kartal dan uang giral. Secara umum, uang kartal adalah uang kertas dan
uang logam yang dikeluarkan oleh otoritas 9 moneter berdasarkan Undang-
Undang, sedangkan uang giral adalah simpanan atau saldo rekening pada bank-
bank pencipta uang giral yang setiap saat dapat ditarik oleh pemiliknya tanpa
dikenakan denda. Uang giral terdiri atas rekening koran dalam bentuk rupiah milik
penduduk Indonesia, pengiriman uang serta deposito berjangka dan tabungan
yang telah jatuh tempo.
Dalam arti luas (M2) atau broad money . Diartikan dengan likuiditas perekonomian
adalah kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik yang terdiri
atas uang giral (M1) ditambah dengan uang kuasi. Uang kuasi merupakan aktiva
milik sektor swasta domestik yang dapat memenuhi sebagai fungsi uang. Ini berarti
uang kuasi merupakan uang yang likuid. Uang kuasi sebenarnya berfungsi sebagai
aset atau kekayaan moneter masyarakat yang disimpan dalam bentuk tabungan
finansial yang besarnya ditentukan oleh tingkat pengembaliannya (suku bunga
deposito) dan tingkat pendapatan masyarakat.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran uang adalah:


a) Tingkat bunga. Jika tingkat bunga terlalu tinggi, dunia usaha akan lesu.
b) Tingkat inflasi. Inflasi yang tinggi dapat melumpuhkan perekonomian. Daya beli
masyarakat menjadi rendah dan perusahaan tidak dapat menjual barang dan jasa
yang ditawarkannya.
c) Pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional rendah, pemerintah mungkin
akan memperbanyakjumlah uang yang beredar.
d) Nilai tukar rupiah. Jika nilai tukar rupiah menurun, pemerintah akan menurunkan
jumlah rupiah yang beredar, sehingga sesuai hukum keseimbangan permintaan
dan penawaran. Tingkat bunga akan naik dan nilai rupiah pun terangkat.

Anda mungkin juga menyukai