Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk
semua Negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara
dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaimana kurs tukar asing ditentukan dan
bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional
yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi,
serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter
internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Untuk itu dalam penulisan
makalah ini penulis akan membahas terkait dengan pengertian sistem moneter
internasional, sejarah terbentuknya system moneter internasional, fenomena aktual yamg
terkait moneter, serta faktor penghambat non ekonomi penerapan Mata uang tunggal di
asean
Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke-20, sistem moneter
internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang lain
diakibatkan oleh gejolak ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem moneter
internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih ingin merubah sistemnya
menjadi lebih berfungsi optimal. Belum lagi rencana anggota Negara-negara asean untuk
merumuskan kebijakan pemberlakuan mata uang bersama yang hanya berlaku tunggal di
kawasan asean. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat tema sistem moneter
internasional.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah pengertian uang ?
1.2.2. Apa sajakah fungsi dari uang dan jenis-jenis uang ?
1.2.3. Bagaimanakah uang dalam perekonomian Indonesia ?
1.2.4. Apakah pengertian Moneter Policy dan Money Supply dan contohnya?
1.2.5. Apakah pengertian cadangan perbankan ?
1.2.6. Apa sajakah penciptaan uang dalam system perbankan ?
1.2.7. Bagaimanakah cara meghitung money multiplier ?
1.2.8. Apakah pengertian modal bank, leverage, leverage ratio, dan krisis keuangan ?
1.2.9. Bagaimanakah BI memengaruhi besarnya cadangan dan ratio cadangan ?
1.2.10. Apa sajakah masalah yang muncul dalam mengontrol uang beredar ?
1.3. Tujuan Masalah
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari uang
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi uang dan jenis-jenis uang
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana uang dalam perekonomian Indonesia
1.3.4 Untuk mengetahui Pengertian Moneter Policy dan Money Supply dan Contohnya
1.3.5 Untuk mengetahui cadangan perbankan
1.3.6 Untuk mengetahui bagaimana penciptaan uang dalam system perbankan
1.3.7 Untuk mengetahui cara menghitung money multiplier
1.3.8 Untuk mengetahui pengertian modal bank, laverage, laverage ratio, dan krisis
keuangan
1.3.9 Untuk mengetahui bagaimana BI memengaruhi besarnya cadangan dan ratio
cadangan
1.3.10 Untuk mengetahui masalah yang muncul dalam mengontrol uang beredar
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Uang


Uang adalah seperangkat aset dalam perekonomian yang digunakan oleh orang-orang
secara rutin untuk membeli barang atau jasa dari orang-orang lain. Menurut definisi para
ekonom, uang hanya mencakup jenis-jenis kekayaan yang dapat diterima secara umum oleh
penjual sebagai alat pertukaran barang dan jasa.
2.2 Fungsi Uang dan Jenis-Jenis Uang
2.2.1 Fungsi Uang
Uang memiliki 3 fungsi dalam perekonomian. Uang adalah alat tukar, satuan hitung,
dan penyimpan nilai. Tiga fungsi uang ini membedakan uang dari aset-aset lainnya dalam
perekonomian, seperti saham, obligasi, property, dan koleksi barang seni. Fungsi uang,
yaitu:
 Alat tukar (medium of exchange) merupakan sesuatu yang diberikan pembeli kepada
penjual ketika mereka membeli barang dan jasa. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan
cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
 Satuan hitung (unit of account) merupakan ukuran yang digunakan oleh orang-orang untuk
menetapkan harga-harga dan mencatat tagihan.
 Penyimpann nilai (store of value) berarti uang merupakan alat yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk mentransfer daya beli dari masa sekarang ke masa depan. Ketika
seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa
yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang
dan jasa pada masa mendatang.
Para ekonom menggunakan istilah likuiditas untuk menjelaskan tingkat kemudahan
suatu asset untuk diubah menjadi alat pertukaran dalam perekonomian. Karena uang adalah
alat tukar ekonomi, uang merupakan aset yang paling mudah dicairkan, namun uang jauh
dari sempurna sebagai penyimpan nilai. Ketika harga naik, nilai mata uang justru turun.
Dengan kata lain, ketika barang dan jasa menjadi lebih mahal, setiap unit mata uang hanya
dapat membeli sedikit barang. Hubungan antara tingkat harga dan nilai uang menjadi
penting untuk memahami bagaimana uang memengaruhi ekonomi. Maka ketika orang-orang
memutuskan dalam bentuk apa mereka menyimpan kekayaan, mereka harus
menyeimbangkan likuiditas setiap aset harus berbanding dengan penggunaan aset sebagai
penyimpan uang.
2.2.2 Jenis-Jenis Uang
Ketika berbentuk komoditas yang mengandung nilai intrinsik, uang disebut uang
komoditas. Istilah nilai intrinsik artinya suatu barang tetap memiliki nilai meskipun barang
tersebut tidak dipergunakan sebagai uang. Salah satu contoh uang komoditas adalah emas.
Sedangkan uang tanpa nilai intrinsik disebut uang flat. Suatu flat hanyalah merupakan
bentuk perintah atau keputusan untuk membayar, dan berlaku sebagai mata uang apabila
ditetapkan oleh pemerintah. Sebagai contoh, bandingkan lembaran uang kertas yang dicetak
pemerintah dengan lembaran uang kertas dari mainan monopoli. Dari kedua uang tersebut,
manakah yang bisa digunakan? Jawabannya adalah lembaran uang kertas yang dicetak
pemerintah karena uang itulah yang telah mereka tetapkan sebagai uang yang berlaku di
pasaran.
2.3 Uang dalam perekonomian Indonesia
Jumlah peredaran uang dalam perekonomian, disebut dengan persediaan uang,
memiliki pengaruh yang kuat terhadap variabel ekonomi. Aset yang paling jelas harus
dimasukkan adalah uang kartal (currency) yaitu uang kertas dan uang koin yang ada di
masyarakat. Mata uang jelas merupakan alat tukar yang diterima secara luas dalam
perekonomian dan tidak ada keraguan bahwa mata uang adalah bagian dari persediaan uang.
Namun, uang tunai bukanlah satu-satunya aset yang dapat digunakan untuk membeli barang
dan jasa. Beberapa toko juga menerima cek. Kekayaan yang ada dalam cek hampir setara
dengan uang yang ada di dalam dompet. Oleh karena itu, untuk mengukur persediaan uang
maka akan dimasukkan ke dalam rekening giro (demand deposits) yaitu neraca dalam
rekening bank yang dapat diakses dengan permintaan oleh nasabah dengan menuliskan cek.
Dalam perekonomian yang kompleks, tidaklah mudah untuk membuat garis antara aset-aset
yang dapat disebut dengan "uang" dan yang tidak. Jadi pada intinya adalah bahwa
persediaan uang dalam perekonomian tidak hanya meliputi mata uang, tetapi juga simpanan
di bank dan institusi finansial lainnya yang dapat diakses dengan cepat dan digunakan untuk
membeli barang dan jasa.
2.4 Pengertian Moneter Policy dan Money Supply dan Contohnya
Kapanpun ekonomi mengandalkan sistem uang fiat, beberapa badan negara harus
bertanggung jawab untuk mengatur sistemnya. Itulah peranan bank sentral (central bank)--
sebuah institusi yang dibuat untuk mengawasi sistem perbankan, membuat kebijakan
moneter (moneter policy) yaitu suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro
agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan
inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan., dan mengatur jumlah uang yang
beredar dalam perekonomian. Jika bank sentral memutuskan untuk menaikkan jumlah uang
yang beredar (money supply) yaitu jumlah uang keseluruhan yang berada di tangan
masyarakat dan beredar dalam sebuah perekonomian suatu negara pada suatu waktu tertentu.
Bank Indonesia, sebagai otoritas moneter berkewajiban mengatur jumlah uang beredar di
masyarakat, menentukan takaran jumlah uang beredar yang tepat, dan menstabilkannya.
Agar, tidak terjadi inflasi, suku bunga kompetitif, dan perekonomian terkendali dalam
suatu negara., bank sentral membuat uang dan menggunakannya untuk membeli obligasi
negara dari publik dan pasar obligasi nasional. Setelah pembelian, uang tambahan sekarang
ada di publik. Oleh karena itu, pembelian obligasi pasar terbuka oleh bank sentral
meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, jika bank sentral memutuskan untuk
mengurangi jumlah uang yang beredar, bank sentral menjual obligasi negaradari
portofolionya kepada publik di pasar obligasi nasional. Setelah penjualan, uang diterimanya
keluar dari tangan publik. Dengan demikian, penjualan obligasi pasar terbuka mengurangi
jumlah uang yang beredar. Bank sentral merupakan institusi penting karena perubahan
dalam jumlah uang yang beredar sangat memengaruhi perekonomian.
2.5 Pengertian Cadangan Perbankan
Cadangan perbankan adalah sebuah sistem perbankan di mana bank mempertahankan
rasio aktiva cadangan (reserve asset ratio) sebagai penjamin mereka memiliki likuiditas yang
cukup untuk menghadapi permintaan uang tunai dari nasabah.
Contohnya : Dalam dunia yang sederhana mari kita bayangkan bahwa jumlah total
uang kartal adalah $100. Jadi, jumlah uang yang beredar adalah $100. Sekarang, bayangkan
jika seseorang membuka sebuah Bank, sebut namanya First National Bank. First Nasional
Bank hanya merupakan institusi penyimpanan, yakni bank menerima simpanan, tapi tidak
memberi pinjaman. Tujuannya adalah memberi para nasabahnya tempat yang aman untuk
menyimpan uang mereka. Kapan pun orang menyimpan uang, bank itu menyimpan uangnya
di dalam lemari penyimpan sampai pemiliknya datang untuk menariknya atau menuliskan
cek untuk mengambilnya. Simpanan yang bank-bank telah terima, namun tidak dipinjamkan
disebut dengan cadangan (reserves). Semua simpanan ini disebut dengan cadangan dan
sistem ini disebut perbankan bercadangan- 100-persen. Kita dapat menuliskan posisi
finansial First Nasional Bank dengan sistem pembukun bentuk T, yang merupakan
penyederhanaan laporan akuntansi yang menunjukkan perubahan dalam aset dan kewajiban
bank. Berikut catatan keuangan First Nasional Bank apabila keseluruhan jumlah uang, yakni
$100 disimpan dibank tersebut.

Aset Kewajiban
Cadangan $100,00 Simpanan $100,00

Pada pembukuan tersebut, aset bank sebesar $100 berada pada sisi kiri (seluruh
cadangan yang berada di ruangan khusus) dan kewajiban bank sebesar $100 berada pada sisi
kanan (jumlah utang bank kepada pemilik uang). Aset dan kewajibaan First National Bank
tepat berada dalam keseimbangan. Sebelum First National Bank berdiri, jumlah uang yang
beredar adalah sebesar $100 yang dipegang oleh masyarakat. Setelah bank tersebut berdiri
dan orang-orang menyimpan uangnya, jumlah uang yang beredar adalah sebesar $100
berbetuk rekening giro (tidak ada lagi uang yang beredar karena seluruhnya ada di dalam
bank). Setiap tabungan dibank mengurangi uang yang beredar dan meningkatkan rekening
giro dengan jumlah yang sama, membuat jumlah uang yang beredar tetap. Oleh karena itu,
jika bank menyimpan seluruh simpanannya dalam bentuk reserves, bank tidak memengaruhi
jumlah uang yang beredar.
2.6 Penciptaan Uang dalam Sistem Perbankan Bercabang - Sebagian
Bankir di First National Bank mulai mempertimbangkan kembali kebijakan cadangan
100 persen mereka. Membuat seluruh uang yang ada tidak berputar dalam lemari mereka.
First National Bank harus tetap menyimpan beberapa cadangan sehingga ada uang yang
tersedia jika nasabah ingin menariknya. Jika arus simpanan baru jumlahnya sama dengan
arus penarikan, First National Bank perlu menyimpan sedikit simpanan nasabah sebagai
cadangan. Oleh karenanya, First National Bank mengadopsi sistem yang disebut dengan
perbankan cadangan-sebagian (fractional reserve banking) yaitu cara untuk menciptakan
kredit yang berlipat ganda dari tabungan nasabah atau cadangan/capital atau sistem
perbankan di mana bank hanya memegang sebagian simpanan sebagai dana cadangan.
Bagian dari simpanan total yang dipegang oleh bank sebagai cadangan disebut dengan rasio
cadangan (reserve ratio). Rasio ini sendiri ditetukan oleh kombinasi peraturan pemerintah
dan kebijakan bank. Bank sendiri mungkin memegang cadangan di atas aturan minimum
yang disebut kelebihan cadangan sehingga bank dapat lebih yakin bahwa mereka tidak akan
kekurangan uang. Contoh : First National Bank memiliki rasio cadangan sebesar 10 persen.
Ini berarti bahwa bank itu menyimpan 10 persen dari total deposito dalam cadangannya dan
sisanya dipinjamkan.
First National Bank
Aset Kewajiban
Cadangan $10,00 Simpanan $100,00
Pinjaman $90,00
First National Bank masih memiliki $100 dalam kewajibannya karena memberikan
pinjaman tidak mengubah kewajiban bank kepada nasabahnya. Namun, bank tersebut kini
memiliki dua aset, yakni $10 dilemari penyimpanannya dan $90 di pinjamnya. (Pinjaman-
pinjaman ini merupakan kewajiban dari orang yang meminjamnya, namun pinjaman itu
merupakan aset dari bank yang memberikan pinjaman karena peminjam akan membayar
kembali pada bank). Secara total, aset First National Bank masih setara dengan
kewajibannya. Sebelum First National Bank memberikan pinjaman, jumlah uang yang
beredar sebesar $100 tetap berada dalam simpanan di bank. Namun, ketika First National
Bank memberikan pinjaman, jumlah uang yang beredar meningkat. Para nasabah tetap akan
memiliki giro sebesar $100, namun sekarang peminjam memegang $90. Jumlah uang yang
beredar (yang setara dengan jumlah uang ditambah giro) sama dengan $190. Oleh karena itu,
ketika bank memegang hanya sebagian simpanan sebagai cadangan, bank menciptakan
uang.

Awalnya, pembuatan uang dengan sistem perbankan becabang-sebagian mungkin


terlalu sempurna untuk dilaksanakan karena sepertinya bahwa bank itu telah menciptakan
uang dari hal yang tidak ada. Untuk membuat penciptaan uang ini tampaknya ajaib,
perhatikan bahwa First National Bank meminjamkan uang dari cadangannya dan membuat
uang, ini tidak menciptakan kekayaan apa-apa. Pinjaman-pinjaman dari First National Bank
memberikan peminjamnya sejumlah uang. Dengan demikian, First National Bank
memberikan kemampuan untuk membeli barang dan jasa. Namun, peminjam juga mengambil
dari debit sehingga pinjaman tersebut tidak membuat mereka lebih kaya. Dengan kata lain,
ketika bank menciptakan aset berupa uang, bank juga menciptakan kewajiban bagi para
peminjamnya. Pada akhir proses penciptaan uang ini, perekonomian lebih bersifat likuid,
artinya ada lebih banyak alat tukar, namun perekonomian sepertinya tidak lebih kaya dari
sebelumnya.

2.7 Menghitung Money Multiplier (Penggandaan Uang)


Penggandaan uang (Money Multiplier) adalah jumlah uang yang dibuat oleh sistem
perbankan dari setiap unit cadangan. Misalkan peminjam dri First National Bank
menggunakan $90 untuk membeli sesuatu dari seseorang yang kemudian menyimpan
uangnya di Second National Bank.
Second National Bank
Aset Kewajiban
Cadangan $9,00 Simpanan $90,00
Pinjaman $81,00

Setelah penyimpanan tersebut, bank ini memiliki kewajiban sebesar $90. Apabila
Second National Bank menciptakan tambahan uang sebesar $81. Jika $81 ini pada akhirnya
disimpan di Third National Bank, yang juga memiliki ratio cadangan sebesar 10 persen, bank
itu memiliki rasio cadangan sebesar $8,1 dalam cadangannya dan memberikan pinjaman
sebesar $72,90.

Third National Bank

Aset Kewajiban
Cadangan $8,10 Simpanan $81,00
Pinjaman $72,90

Prosesnya terus berlanjut. Setiap kali uang tersebut disimpan dan pinjaman dari bank
dibuat maka lebih banyak yang diciptakan. Berapa banyak uang yang akhirnya diciptakan
dalam perekonomian ini? Mari kita jumlahkan

Simpanan awal = $100,00

Pinjaman First National Bank = $90,00 [= 0,9 x $100,00]

Pinjaman Second National Bank = $81,00 [= 0,9 x $90,00]

Pinjaman Third National Bank = $72,90 [= 0,9 x $81,00]

Jadi jumlah uang yang beredar adalah = $1.000,00


Perhitungan tersebut menyatakan bahwa meskipun proses penciptaan uang ini dapat
berlanjut secara terus menerus, proses itu tidak menciptakan jumlah uang yang tidak
terbatas. Jumlah uang yang dibuat oleh sistem perbankan dari setiap cadangan satu dolarnya
disebut dengan penggandaan uang (money multiplier), uang cadangan sebesar $100 ini
menghasilkan uang sebesar $1.000, penggandaan uangnya adalah 10 kali lipat.
Penggandaan uang berbanding lurus dengan rasio cadangan. Jika R adalah cadangan ratio
untuk seluruh bank dalam perekonomian maka setiap dolar dalam dana cadangan
menghasilkan uang 1/R dolar. Dalam contoh kita diatas, R = 1/10 sehingga penggandaan
uangnya adalah 10. Jika bank memegang $1.000 dalam penyimpanannya maka rasio
cadangannya adalah 1/10 (10 persen) berarti bahwa bank harus memegang $100dalam dana
cadangan. Penggandaan uang baru saja memutarbalikkan gagasan ini : Jika sistem
perbankan secara keseluruhan memegang total $100 dalam cadangannya, bank tersebut
hanya boleh memiliki $1.000 dalam simpanannya. Dengan kata lain, jika R merupakan rasio
dana cadangan untuk disimpan dalam setiap bank (yakni rasio cadangan), maka rasio
simpanan berbanding cadangan dalam sistem perbankan (yakni penggandaan uang) harus
1/R.
Rumusan tersebut menunjukkan bagaimana penciptaan jumlah uang di bank
bergantung pada rasio cadangan. Jika rasio cadangannya hanya 1/20 (5 persen) maka sistem
perbankan akan memiliki 20 kali lipat uang dalam simpanannya sebagai dana cadangan yang
berarti bahwa penggandaan uangnya adalah 20 kali lipat. Setiap dolar dalam cadangan akan
menghasilkan uang sebesar $20. Sama halnya, jika rasio cadangan adalah 1/5 (20 persen),
simpanan akan 5 kali lipat dari dana cadangan, penggandaan uangnya sebesar 5 kali lipat,
dan setiap dolar dalam dana cadangan akan menghasilkan uang sebesar $5. Oleh karena itu,
semakin besar rasio cadangan, maka semakin berkurang dana yang diberikan oleh bank
sebagai pinjaman, dan semakin kecil pula besar faktor penggandaan uangnya. Pada kasus
tertentu, yakni sistem perbankan dengan cadangan 100 persen, rasio cadangannya adalah 1,
besar faktor penggandaan uangnya hanya 1, dan bank tidak memberikan pinjaman atau
menciptakan uang.
2.8 Pengertian Modal Bank, Laverage, Laverage Ratio, dan Krisis Keuangan
a. Modal Bank
Modal bank adalah jumlah dana yang ditanamkan dalam suatu perusahaan oleh para
pemiliknya untuk pembentukan suatu badan usaha dan dalam perkembangannya modal
tersebut dapat susut karena kerugian ataupun berkembang karena keuntungan-keuntungan
yang diperoleh. Menurut George M Frankurter dan Bob G Wood Jr menyebutkan empat
fungsi utama modal bank, yaitu:
 Untuk menghapus kerugian tidak terduga,
 Menyajikan dana yang diperlukan untuk kegiatan operasional,
 Mengukur kepemilikan bank, dan
 Sebagai sumber tekanan bagi pelaksana ank untuk bekerja efisien.
b. Laverage
Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana (sources of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan
keuntungan pemegang saham. Perusahaan yang menggunakan leverage memiliki tujuan
agar keuntungan yang didapatkan lebih besar dari biaya tetap (beban tetap). Terdapat 3
jenis leverage, diantaranya yaitu: Operating Leverage (kemampuan perusahaan di dalam
menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume
penjualan terhadap earning before interest and taxes (EBIT) dan leverage operasi timbul
sebagai akibat dari adanya beban tetap yang ditanggung dalam operasional perusahaan.),
Financial Leverage (Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki
beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang
tersedia bagi pemegang saham. Financial Leverage timbul karena adanya kewajiban
finansial yang sifatnya tetap (fixed financial charges) yang harus dikeluarkan
perusahaan.) dan Combination Leverage ( Leverage gabungan merupakan pengaruh
perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak untuk mengukur secara
langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi pemegang saham
dengan Degree of Combine Leverage (DCL) yang didefinisikan sebagai persentase
perubahan pendapatan per lembar saham sebagai akibat persentase perubahan dalam unit
yang terjual. Combination leverage terjadi jika perusahaan memiliki baik operating
leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan
bagi pemegang saham biasa)
c. Laverage Ratio
Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio) atau sering juga disebut dengan Rasio Leverage
(Leverage Ratio) adalah suatu rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya seperti pembayaran bunga atas hutang,
pembayaran pokok akhir atas hutang dan kewajiban-kewajiban tetap lainnya. Hutang
Jangka Panjang biasanya didefinisikan sebagai kewajiban membayar yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun.
d. Krisis Keuangan
Krisis moneter atau krisis keuangan adalah krisis yg berhubungan dengan uang atau
keuangan suatu Negara, hal ini ditandai dengan keadaan keuangan yang tidak menentu
sebagai akibat lembaga keuangan dan nilai tukar mata uang tidak berfungsi dan tidak
berjalan sesuai dengan harapan.
2.9 Pengaruh BI dalam Besarnya Cadangan dan Ratio Cadangan
 “Open Market Operations” Dan Contohnya
Operasi pasar terbuka adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral (atau
bank Indonesia) untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar di
masyarakat dengan cara menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat-surat
berharga di pasar modal/saham. Contoh: Bank Indonesia melelang sertifikatnya, atau bisa
juga membeli surat-surat berharga di pasar modal.

 “Discount Rate” Dan Berikan Contohnya


Alat ketiga dalam perangkat bank sentral adalah tingkat diskonto atau discount rate.
Tingkat bunga pinjaman yang dibuat oleh bank sentral untuk bank-bank itu dibawahnya.
Bank meminjam dari bank sentral jika memiliki sedikit cadangan untuk memenuhi
persyaratan cadangan. Hal ini dapat terjadi karena bank memberikan terlalu banyak
pinjaman atau karena bank tersebut mengalami penarikan akhir-akhir ini. Ketika bank
sentral meminjamkan pinjaman kepada bank, sistem perbankan memiliki lebih banyak
cadangan dibandingkan dengan seharusnya sehingga cadangan tambahan ini
memungkinkan sistem perbankan menciptakan lebih banyak uang.

Bank sentral dapat mengubah jumlah uang yang beredar dengan mengubah tingkat
diskonto. Semakin tinggi tingkat diskonto semakin enggan bank meminjam cadangan dari
bank sentral oleh karena itu dikenaikan tingkat diskonto mengurangi cadangan dalam
sistem perbankan yang kemudian mengurangi jumlah uang yang beredar, sebaliknya
tingkat diskonto yang lebih rendah mendorong bank untuk meminjam dana dari bank
sentral, meningkatkan jumlah cadangan dan meningkatkan jumlah uang yang beredar.

Bank sentral juga dapat menggunakan pinjaman diskonto tidak hanya mengendalikan
jumlah uang yang beredar, tetapi juga untuk membantu institusi finansial ketika mereka
mengalami kesulitan. Misalnya, pada tahun 1984 beredar rumor bahwa Continental
Illinois National Bank di Amerika Serikat telah memberikan banyak pinjaman yang tidak
kembali, dan rumor ini membuat orang-orang menarik tabungan mereka. Sebagai usaha
untuk menyelamatkan bank tersebut, The Fed bertindak sebagai pemberi pinjaman
sebagai usaha terakhir dan meminjamkan pada Continental Illinois lebih dari $5 miliar.
Serupa dengan hal tersebut, ketika pasar saham mengalami penurunan signifikan pada 19
Oktober 1987, banyak perusahaan pialang Wall Street yang membutuhkan dana untuk
membiayai volume perdagangan saham yang tinggi. Esok paginya, sebelum pasar saham
dibuka, Ketua (Dewan Gubernur) The Fed Alan Greenspan mengumumkan "kesiapan
The Fed untuk menjadi sumber pencairan dana untuk mendukung sistem perekonomian
finansial" Banyak pakar ekonomi percaya bahwa reaksi Greenspan pada turunnya saham
merupakan alasan penting mengapa hanya ada sedikit penolakan.

 “Reserve Requirement” Yang Dilakukan Bank Indonesia Dalam Rangka Mempengaruhi


Rasio Cadangan
Bank sentral juga memengaruhi jumlah uang yang beredar dengan syarat minimum
(reserve requirements), yang merupakan regulasi jumlah cadangan harus dipegang oleh
bank berbanding dengan dana simpanan. Persyaratan cadangan memengaruhi berapa
banyak uang yang dapat diciptakan oleh sistem perbankan dengan setiap unit
cadangannya. Kenaikan syarat cadangan minimum berarti bahwa bank-bank harus
memegang lebih banyak cadangan sehingga dapat mengurangi pinjaman dari setiap unit
uang yang disimpan; akibatnya, hal tersebut meningkatkan rasio cadangan menurunkan
penggandaan uang, dan menurunkan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya penurunan
syarat cadangan minimum menurunkan rasio cadangan, meningkatkan penggandaan
uang, dan meningkatkan jumlah uang yang beredar.
2.10 Masalah yang Muncul dalam Mengontrol Uang Beredar
Tiga perangkat utama bank sentral, yaitu operasi pasar terbuka, syarat cadangan
minimum, dan tingkat diskonto memiliki pengaruh yang kuat terhadap jumlah uang yang
beredar. Pengendalian jumlah uang yang beredar yang dilakukan oleh bank sentral tidaklah
tepat. Bank sentral harus bergulat dengan dua masalah, masing-masing muncul karena
banyaknya jumlah uang yang beredar yang diciptakan oleh sistem perbankan bercadangan
sebagian.
Masalah pertama adalah bahwa bank sentral tidak mengendalikan jumlah uang yang
dipegang oleh rumah tangga dalam bentuk simpanan dibank-bank. Semakin banyak rumah
tangga yang menabung di bank, semakin banyak cadangan yang dimiliki olhe bank, dan
semakin banyak uang yang dapat diciptakan oleh sistem perbankan.Dan sebaliknya. Untuk
mengetahui mengapa hal ini menjadi masalah, misalkan satu hari orang-orang mulai hilang
kepercayaannya terhadap sistem perbankan sehingga memutuskan untuk menarik seluruh
tabungannya dan memegang lebih banyak uang kartal. Ketika hal ini terjadi, sistem
perbankan kehilangan cadangan dan menciptakan lebih sedikit uang. Jumlah uang yang
beredar turun, bahkan tanpa tindakan dari bank sentral.
Masalah kedua mengendalikan keuangan adalah bank sentral tidak mengendalikan
jumlah uang yang dipinjamkan oleh para bankir. Ketika uang ditabungkan di bank, bank itu
menciptakan lebih banyak uang jika bank itu meminjamkannya. Karena bank dapat memilih
untuk memegang kelebihan cadangan, bank sentral tidak terlalu yakin berapa banyak uang
yang akan dihasilkan oleh sistem perbankan. Sebagai contoh, bayangkan bahwa suatu hari
para bankir lebih berhati-hati terhadap kondisi perekonomian dan memutuskan untuk
memberikan pinjaman lebih sedikit dan memegang cadangan yang lebih besar. Dalam hal
ini, sistem perbankan lebih sedikit menciptakan uang dibandingkan dengan yang seharusnya.
Karena keputusan para bankir, jumlah uang yang beredar menjadi turun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Uang memiliki tiga fungsi yaitu sebagai alat tukar, uang memberikan alat yang
digunakan untuk bertransaksi. Sebagai satuan hitung, uang memberikan cara di mana
harga dan nilai ekonomi lainnya dicatat. Sebagai penyimpanan nilai, uang memberikan
cara mentransfer kekuatan pembelian dari masa sekarang menuju masa depan. Dalam
perekonomian, uang berbentuk uang kartal dan berbagai macam simpanan di bank,
misalnya rekening giro. Bank mengendalikan jumlah uang yang beredar, terutama
melalui operasi pasar terbuka: pembelian obligasi negara meningkatkan jumlah uang
yang beredar, sedangkan penjualan obligasi negara menurunkan jumlah uang yang
beredar. Dapat pula meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan menurunkan
syarat cadangan minimum atau menurunkan tingkat diskonto dengan meningkatkan
syarat cadangan minimum atau meningkatkan tingkat diskonto. Ketika bank
meminjamkan sebagian simpanannya, mereka meningkatkan jumlah uang dalam
perekonomian.Karena bank turut berperan dalam menentukan jumlah uang yang
beredar, pengendalian jumlah uang yang beredar yang dilakukan oleh bank tidaklah
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Mankiw, N. Gregory. 2014.Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat

Al, Husman. 2016. Sistem Moneter. [Tersedia di :


https://www.academia.edu/23715436/Makalah_Sistem_Moneter?auto=download,
diakses tanggal 14 Maret 2019]

Anda mungkin juga menyukai