Anda di halaman 1dari 25

JUMLAH UANG YANG BEREDAR

KELOMPOK 8 :
 BAPTISTA FARANI GISELA MEO (2201080065)
 NENENG ANJARWATI GAFUR ( 2201080092)
 SAUT PANGGABEAN (2201080037)
 ARMIATI CALISTA NESI (2201080063)
 MARIA ENJELWATI MAU(2201080116)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2024

1
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Jumlah Uang Yang Beredar”.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ekonomi
Moneter. Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman akan
Jumlah Uang Beredar.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyajiandata makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangunsemua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat dan dapatmenambah pengetahuan pembaca.
Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-katayang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangannya, kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Kupang, 23 Januari 2024

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar.................................................................... 2
2.2 Jenis-Jenis Uang Berdar.................................................................................. 2
2.3 Mekanisme Penciptaan Uang.......................................................................... 3
2.4 Perhitungan Jumlah Uang Beredar.................................................................. 4
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Jumlah
Uang Yang Beredar........................................................................................10
2.6 Teori Permintaan Uang....................................................................................12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan dan Saran.....................................................................................20
Daftar Pustaka.......................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Uang memiliki
peranan strategis dalam perekonomian terutama karena fungsi utamanya sebagai
media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya sering diartikan bahwa uang
adalah sesuatu yang dapat diterima umum sebagai alat pembayaran. Namun
sejalan dengan perkembangan perekonomian, fungsi uang yang semula hanya
sebagai alat pembayaran berkembang menjadi alat satuan hitung dan sebagai alat
penyimpan kekayaan.
Pentingnya peranan uang menyebabkan perlunya mempelajari perkembangan
serta perilakunya dalam suatu perekonomian. Jumlah uang beredar yang terlalu
banyak dapat mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi).
Sebaliknya, apabila jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi
akan menjadi seret. Oleh karena itu, jumlah uang beredar perlu diatur agar sesuai
kapasitas ekonomi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definis Jumlah Uang Beredar ?
2. Apa saja jenis-jenis uang Beredar ?
3. Bagaimana Mikanisme Penciptaan Uang ?
4. Bagaimana Perhitungan Jumlah Uang Beredar ?
5. Apa Faktor-Faktor yang memengaruhi jumlah uang beredar ?
6. Bagaimana penjelasan teori Permintaan Uang?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Jumlah Uang Beredar
2. Mengetahui Jenis-Jenis uang yang beredar
3. Mengetahui Mekanisme Penciptaan Uang
4. Mengetahui Perhitungan Jumlah Uang Beredar
5. Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Jumlah Uang Berdar.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar


Definisi jumlah uang beredar (Money supply) telah mengalami evolusi
dalam waktu yang sangat panjang. Pada awalanya, yang dimaksud uang beredar
adalah uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh otoritas moneter yaitu uang
kartal saja. Pada abad ke-19, dimana bank umum (bank komersial) baru pada
tahap perkembangannya, simpanan dalam bentuk rekening giro (uang giral) belum
dikenal oleh masyarakat. Pada waktu itu masih diperdebatkan apakah simpanan
dalam bentuk giro dikategorikan sebagai uang. Akhirnya disepakati bahwa uang
simpanan di bank tidak dapat dianggap sebagai uang.
Pada pertengahan abad ke-20 kegiatan bank umum semangkin berkembang
yang di ikuti oleh berkembangnya kegiatan ekonomi, yang ditandai oleh
semangkin banyak masyarakat memanfaatkan jasa-jasa bank umum. Pada waktu
itu disepakati bahwa simpanan bank dalam bentuk giro yang merupakan substansi
uang tunai (uang giral) mulai diakui sebagai uang beredar yang disebut M1.
Perubahan jumlah uang beredar ditentukan oleh hasil interaksi antara
masyarakat, lembaga keuangan serta bank sentral. Kita melihat bahwa jumlah
uang beredar tidak hanya dipengaruhi kebijakan bank sentral tetapi juga oleh
perilaku rumah tangga. Dalam bab sebelumnya juga di jelaskan bahwa M
menyatakan jumlah uang beredar, C mata uang dan D rekening giro (demand
deposit), atau dapat di tulis
Jumlah uang beredar = Mata Uang + Rekening Giro
M = C + D
Untuk memahami jumlah uang beredar, kita harus memahami interaksi
mata uang dan rekening giro serta bagaimana kebijakan BI mempengaruhi
komponen jumlah uang beredar.

2.2 Jenis-Jenis Uang Beredar

2
M1 dedifinisikan sebagai kewajiban system moneter terhadap sector swasta
domestik yang terdiri dari uang kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri dari uang
kertas dan uang logam yang beredar dan berlaku di masyarakta. Pada awalnya
uang kartal diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesai. Namun sejak
dikeluarkannya UU no.13 Tahun 1968 pasal 26 Ayat (1), hak pemerintah untuk
mencetak uang tersebut. Pemerintah kemudian menetapkan Bank Indonesia
sebagai satu-satunya lembaga yang berhak menciptakan uang kartal.
Semetara itu uang giral adalah merupakan simpanan milik sektor swasta
domestik di Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) yang setiap saat dapat ditarik
untuk ditukarkan dengan uang kartal. Uang giral terdiri dari: rekening giro,
kiriman uang (transfer), yang belum diambil, deposito berjangka yang sudah jatuh
tempo dalam rupiah yang semuanya dimiliki penduduk serta disimpan dalam
system moneter (uteri,2014).

M1 = uang kartal + uang giral

M2 didefinisikan sebagai kewajiban moneter terhadap sektor swasta


domestik yang terdiri dari uang kar M1+Uang Kuasi (T)
Secara teoritis dan empiris ada beberapa faktor yang memengaruhi jumlah uang
beredar, salahsatu diantaranya adalah peran yang dimainkan oleh bank sentral,
karena lembaga ini yang bertanggung jawab atas prilaku jumlah uang beredar
dalam jangka panjang. Faktro-faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap
perilaku jumlah uang beredar adalah uang primer dan pengganda uang. Dan
selanjutnya ada M3, ketiga jenis ini sudah dijelaskan pada bab 4 sebelumnya pada
buku Gregory Mankiew.

2.3 Mekanisme Penciptaan Uang


Ada tiga pelaku utama terhadap proses penciptaan uang:
1. Otoritas Moneter
2. Bank Umum

3
3. Masyarakat atau sektor swasta domestik
Ketiga pelaku tersebut saling bersinergi sehingga Demand & supply berada
pada keseimbangan yang diinginkan dimana Otoritas moneter sebagai pencetak
uang kartal, Bank umum sebagai pencipta Uang giral dan kuasi, Sektor swasta
domestik sebagai pengguna daripada uang yang di ciptakan otoritas moneter dan
bank umum. Otoritas moneter dalam hal ini disebut dengan Bank sentral sebagai
lembaga independen mengatur peredaran uang yang dicetaknya, hanya pada bank
sentral uang kartal di ciptakan yang nantinya uang tersebut didistribusikan ke
Bank umum dalam bentuk uang kartal, oleh bank umum di ubah lagi bentuk unag
kartal tersebut menajdi uang giral yang berbentuk tabungan giro dan saving
deposit, uang tersebut yang nantinya akan di salurkan ke sektor swasta domestik.
Dari bentuk-bentuk uang ini lah yang disebut dengan uang inti atau uang primer,
dengan kata lain, uang primer adalah uang kartal yang dipegang bank umum dan
masyarakat umum ditambahkan dengan saldo rekening giro milik bank umum dan
masyarakat di Bank Indonesia. Jika dilihat dari neraca otoritas moneter dapat
dilihat bahwa sisi pasiva adalah jumlah uanga primer yang beredar dan sebelah
aktiva adalah faktor-faktor yang mempengarui uang beredar. Penciptaan Uang
oleh bank umum hanya dalam bentuk uang giral dan kuasi, karena uang kartal
hanya diciptakan oleh bank sentral itu sendiri.
2.4. Perhitungan Jumlah Uang Beredar
Ada dua pendekatan (approach) yang digunakan untuk menghitung jumlah
uang beredar, yakni: (1) yakni Pendekatan transaksi (transactional approach) dan
(2) Pendekatan likuiditas (liquidty approach).

1. Pendekatan transaksi (transactional approach).


Pendekatan transaksional (transactional approach). Pendekatan ini
memandang bahwa jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang yang
dibutuhkan untuk keperluan transaksi. Pendekatan ini menghitung jumlah uang
beredar dalam arti sempit (narrow money) atau M 1. Di Indonesia yang tercakup
dalam M1 adalah uang kartal dan uang giral, dengan komponen sebagai berikut :

4
 Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam, tidak termasuk uang
kas pada kantor perbendaharaan dan kas negara (KPKN) dan bank umum.
 Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka,
dan tabungan dalam rupiah yangsudah jatuh tempo yang seluruhnya
merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

2. Pendekatan Likuiditas (liquidity approach)


Sesuai pendekatan ini, jumlah uang beredar didefinisikan sebagai jumlah uang
untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Hal ini dilandari
pertimbangan bahwa sekalipun uang kuasi merupakan aset finansial yang kurang
likuid dibanding uang kertas, uang logam dan uang rekening giro, tetapi sangat
mudah diubah menjadi uang yang dapat digunakan untuk keperluan transaksi.
Dalam prakteknya, pendekatan ini menghitung jumlah uang bererdar dalam arti
luas (broad money) yang dikenal dengan M2 yang terdiri dari M1 ditambah uang
kuasi (di Indonesia uang kuasi adalah deposito berjangka). Perkembangan M2
adalah jauh lebih cepat dari pertambahan M1 karena pertambahan tingkat
kemajuan perekonomian. Meningkatnya M2 secara langsung maupun tidak
langsung mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat menjadi meningkat.
Sebab peningkatan deposito berjangka mengandung pengertian bahwa tingkat
penghasilan masyarakat sudah lebih besar dari tingkat konsumsi. Keputusan
seseorang menyimpan dananya di bank dalam bentuk deposito merupakan
keputusan investasi yang didorong oleh tingkat bunga yang diberikan.
3. Cadangan Perbankan
Sebelumnya kita sudah mengetahui dasar dari jumlah uang beredar, tetapi
jumlah uang beredar tidak hanya dipengaruhi oleh kebijakan bank sentral, namun
juga dipengaruhi oleh perilaku rumah tangga (pemegan uang) dan bank ( yang
menyimpan uang). Kita mulai dengan mengingat bahwa jumlah aung beredar
meliputi uang di tangan publik dan deposito di bank-bank umum yang bisa
digunakan rumah tangga untuk bertransaksi, seperti rekening koran. Artinya ,
dengan M menyatakan jumlah uang beredar, C mata uang, dan D rekening Giro
(Demand Deposit), kita dapat menuliskan,

5
Jumlah uang beredar = Mata uang + Rekening Giro

Untuk memahami hal itu, kita perlu memahami interaksi mata uang dan rekening
giro serta bagaimana kebijkan Bi mempengaruhi jumlah uang beredar. Kita ambil
contoh sederhana dulu, dan beberapa pengembangan dari contoh tersebut.

1. Perbankan dengan Cadangan 100 Persen.


Kita mulai dari dengan membayangkan dunia tanpa bank. Di dunia seperti itu,
seluruh uang berbentuk mata uangm dan jumlah uang berdar secara sederhana
adalah jumlah mata uang yang dipegang publik. Dan kita anggap jumlah yang
beredar $ 1000. Kemudian muncul bank, yang kemudian menerima deposito yang
disetor masyarakat. Deposito yang diterima bank tapi belum dipinjamkan
disebut cadangan (reserves). Misalkan semua deposito disimpan sebagai
cadangan : bank menerima deposito, menempatkan uang dalam cadangan, dan
meninggalkan uang sampai deposan melakukan penarikan atau menulis cek.
Dalam sistem perbankan cadangan-100-persen, semua deposito disimpan dalam
cadangan; sehingga sistem perbankan tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.
2. Perbankan Cadangan-Fraksional
Sepanjang jumlah deposito baru hampir sama dengan jumlah penarikan, bank
tidak perlu menyimpan semua depositonya dalam cadangan. Catatan : rasio
deposito-cadangan (reserve-deposit ratio) adalah bagian deposito yang bank
cadangkan. Cadangan berlebih (excess reserves) adalah cadangan di atas
cadangan yang disyaratkan.
Perbankan cadangan-fraksional (Fractional-reserve banking), sistem di
mana bank hanya menyimpan sebagian depositonya dalam cadangan. Pada sistem
ini, bank menciptakan uang. Kemudian bank pertama meningkatkan jumlah uang
beredar sebesar $800 dolar, berdasarkan keputusan cadangan minimum bank
sebesar 20%, sebelum diberlakukan pinjaman uang beredar di publik sebesar $
1000, tetapi setelah ada peminjam kepada bank menyebabkan uang yang beredar
bertambah dengan ini dapat dapat dikatakan bank dapat menciptakan uang.
Selanjutnaya ada bank kedua, selanjutnya jika peminjam mendepositokan
uang tersbut ke bank kedua dengan ketetapan yang sama seperti bank pertama

6
yaitu 20% cadangan minimum, untuk itu proses penciptaan uang berlanjut. Proses
tersebut dapat berlangsung selamanya dengan bergerak kepada bank-bank
selanjutnya.
Lebih dekat dengan penciptaan uang
Asumsikan tiap bank menjaga rasio deposit-cadangan, reserve-deposit ratio
(rr)pada 20 Persen dan bahwa deposito awal sebesar $1.000. Setiap cadangan
sebesar $1 menghasilkan uang sebesar $(1/rr). Dalam contoh kita, rr = 0.2,
sehingga uang beredar sebesar $1000 menjadi $5000.
Deposito awal = $ 1000
Pinjaman Firstbank = (1 – rr) x 1000
Pinjaman secondbank = (1 – rr )2 x 1000
Pinjaman thirdbank = (1 – rr )3x 1000

Jumlah uang beredar = [1 + (1 – rr) + (1 – rr )2 x 1000 + (1 – rr )3x 1000......+ ] x


1000
= 1000 x (1/rr)

Perlu diketahui sistem cadangan-fraksional perbankan menciptakan uang, namun


tidak menciptakan kekayaan. Ketika meminjamkan sebagian dari cadangannya,
bank membeikan pinjaman kepada peminjam kemampuan untuk melakukan
transaksi dan karena itu, meningkatkan jumlah uang beredar. Namun demikian,
peminjam memilki utang obligasi ke bank sehingga itu tidak dapat dikatakan
sebagai sesuatu yang dapat menjadikan orang kaya.
3. Model Jumlah Uang Beredar
Tiga variabel eksogen :

a. Basis moneter (monetary base) B adalah jumlah dolar yang dipegang oleh
publik sebagai mata uang C dan oleh bank sebagai cadangan R.
b. Rasio deposito-cadangan (reserve-deposit ratio) rr adalah bagian
deposito D yang bank simpan dalam cadangan R.

7
c. Rasio deposito-uang kartal (currency-deposit ratio) cr adalah jumlah
Uang kartal C yang orang pegang dalam bentuk rekening giro D.
Model kita menunjukkan bagaimana jumlah uang beredar bergantung pada rasio
cadangan-deposito, dan deposito uang-kartal. Model itu juga memungkinkan kita
untuk mengkaji bagaimana kebijakan bank pertaman dan rumah tangga
mempengaruhi jumlah uang beredar.
Kita mulai dengan contoh definisi basi moneter dan jumlah uang beredar
M =C+D
B =C+R
Persamaan pertama menjelaskan jumlah uang beredar adalah jumlah uang kartal
dan uang giral. Persamaan kedua menyatakan bahwa basis moneter adakah jumlah
mata uang dan cadangan bank. Untuk itu digunakan fungsi variabel eksogen (B,
rr, cr);
M C D
= +
B C R
Kemudian kita bagi kedua persamaan di sebelah kanan dengan D, maka akan
mengasilkan;
C
M D 1
= +
B C R/D
D

Dengan melakukan subtitusi , dan memindahkan B dari sisi kiri ke sisi kanan
persamaan, kita mendapatkan;
cr 1
M= + xB
cr rr
Selanjutnya kita dapat melihat jumlah uang beredar bersifat proporsional terhadap
cr 1
basis moneter. Faktor proporsionalitas tersebut yaitu + x adalah m disebut
cr rr
pengganda (multiplier effect), sehingga dapat disederhankan lagi;
M =mxB

4. Pengganda Uang

8
Karena memiliki dampak pengganda terhadap jumlah uang beredar, basis
moneter kadang disebut uang berdaya-tinggi (high-powered money).
Mari kita kembali ke tiga variabel eksogen kita untuk melihat bagaimana
perubahannya menyebabkan jumlah uang beredar berubah:

Anggaplah basis moneter adalah $ 800 miliar, rasio-cadangan (rr) 0.1,


rasio-deposito adalah 0,8. Dalam kasus ini multiplier-nya,
0.8 1
M= + x 800 = $1600 miliar
0.8 0.1

Selanjutnya kita lihat bagaimana perubahan dalam variabel eksogen B, rr, dan cr,
menyebabkan jumlah uang beredar berubah.
1. Jumlah uang beredar M adalah proporsional terhadap basis moneter B.
Jadi, kenaikan basis moneter meningkatkan jumlah uang beredar dalam
persentase yang sama.
2. Semakin kecil rasio deposito-cadangan rr (R/D), semakin banyak
pinjaman yang bank buat, dan semakin banyak uang yang bank ciptakan
dari setiap dolar cadangan.
3. Semakin kecil rasio deposito-uang kartal cr (C/D) , semakin sedikit dolar
pada basis moneter yang dipegang publik, semakin besar cadangan, dan
semakin banyak uang yang bank ciptakan. Jadi, penurunan rasio deposito-
uang kartal meningkatkan pengganda uang dan jumlah uang beredar.
Bagaimana Fed mengendalikan jumlah uang beredar
 Operasi pasar-terbuka (open-market operations), pembelian dan penjualan
obligasi pemerintah). Kebijakan tersebut dilakukan pada saat terjadi masalah
ekonomi, seperti pada saat ekonomi mengalami masalah. Bank akan menjual
obligasi kepada publik yang kemudian menurunkan basis moneter untuk
mengurangi jumlah uang beredar. Selanjutnya apabila uang beredar yang terlalu
sedikit maka bank akan membeli obligasi yang beredar di publik untuk menambah
jumlah uang beredar dan masalah perekonomian.

9
 Persyaratan cadangan (Reserve requirements), instrumen yang paling jarang
digunakan). Bank sentral menuntut bank umum untuk menjaga cadangan
minimum yang bank sediakan. Jika cadangan minimum ditingkatkan maka jumlah
uang beredar di publik akan berkurang. Hal ini berlaku sebaliknya, jika bank
sentral mengurangi rasio cadangan uang beredar maka akan menambah uang
beredar di publik masyarakat.
 Tingkat diskonto (Discount rate) di mana bank-bank anggota—tidak memenuhi
persyaratan cadangan—bisa meminjam dari the Fed. Bank meminjam dari bank
sentral ketika cadangan mereka terlalu sedikit untuk memenuhi persyaratan
cadangan. Semakin kecil tingakt diskonto, semakin murah cadangan yang
dipinjamkan, dan semakin banyak bank yang meminjam uang dengan fasilitas
discount window dari bank sentral. Jadi, penurunan diskonto meningkatkan basis
moneter dan jumlah uang beredar.

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Jumlah Uang Yang


Beredar
Pada umumnya ada dua kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah
suatu negara, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan
tersebut saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Kebijakan fiskal membahas
tentang kebijakan pemerintah untuk mengubah pengeluarannya dan penerimaan
dari pajak sedangkan kebijakan moneter mengarah kepada perubahan jumlah uang
beredar yang berpengaruh terhadap suku bunga dan selanjutnya mempengaruhi
tingkat investasi dan tingkat output. Dasar teori pengeluaran pemerintah adalah
sebagai berikut: Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y = C + I +G + X –
M merupakan “sumber legitimasi” pandangan kaum Keynesian akan relevansi
campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Kenaikan atau penurunan
pengeluaran pemerintah akan menaikkan atau menurunkan pendapatan nasional.
Pemerintah pun perlu menghindari agar peningkatan perannya dalam
perekonomian tidak justru melemahkan kegiatan pihak swasta
(Dumairy,1996:161-164).

10
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh
kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang
melalui kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
uang yang beredar adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter
(meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik
kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah
peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang
nominalnya kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan
surat berharga.
4. Tingkat pendapatan masyarakat
5. Tingkat suku bunga bank
6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen
terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik,
sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak,
demikian sebaliknya)
7. Harga barang
8. Kebijakan kredit dari pemerintah

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di


masyarakat, maka kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan
uang, yaitu:
1. Besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan
nasional.
2. Cepat lambatnya laju peredaran uang
3. Motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif
transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive),
motif spekulasi (speculative motive)

11
Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang
mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
1. tinggi rendahnya tingkat bunga
2. tingkat pendapatan masyarakat
3. jumlah penduduk
4. keadaan letak geografis
5. struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi

Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di


masyarakat dilakukan dengan cara:
1. Pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto.
2. Menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar
terbuka dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga.
3. pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan
bank sentral
4. melakukan revaluasi/devaluasi.

2.6 Teori Permintaan Uang

Dimulai dengan teori kuantitas, yang mengansumsikan bahwa permintaan


akan keseimbangan uang riil bersifat proposional terhadap pendpatan. Artinya
teori kuantitas mengansumsiakn bahwa:

(M/P)d = kY.

Dimana k adalah konstanta yang mengukur berapa banyak uang yang dipegang
orang dari pendapatanya. Kemudian di telaah fungsi permintaan uang yang lebih
umum dan realistis,yang mengansumsikan bahwa permintaan keseimbangan uang
riil bergantung pada tingkat bunga dan pendapatan:

(M/P)d = L(i, Y).

12
Huruf L digunakan untuk menyatakan permintaan uang,karena uang adalah aset
perekonomian yang paling likuid (aset yang paling mudah digunakan untuk
melakukan transaksi). Persamaan itu menyatakan bahwa permintaan terhadap
likuiditas keseimbangan uang riil adalah fungsi dari pendapatan dan tingkat bunga
nominal. Semakin tinggi pendapatan,semakin besar terhadap keseimbangan uang
riil. Sebagaimana studi tetang fungsi konsumsi bertumpu pada model keputusan
konsumsi permintaan uang mikroekonomi.

Mengingat bahwa uang memiliki tiga fungsi : unit penghitung, penyimpanan nilai,
dan media pertukaran. Fungsi pertama adlah uang sebagai unit penghitung,yakni
tidak dengan sendirinya menghasilkan permintaan uang,karena orang dapat
menyatakan harga tanpa mempunyai uang. Sebaliknya,uang dapat memerankan
dua fungsi lainya hanya jika orang tersebut memegangnya. Teori permintaan uang
menekankan pada peran uang sebagai penyimpan nilai atau sebagai media
pertukaran.

a. Teori Portofolio dari Permintaan Uang


Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai penyimpan
nilai disebut teori portofolio (portofolio theories). Menurut teori ini,orang-orang
memegang uang sebagai bagian dari aset portofolio mereka. Pada intinya, uang
memeberikan kombinasi risiko dan pengembalian yang berbeda dibanding aset
lain. Biasanya, uang memberikan pengembalian A(nominal) yang
aman,sedangkan harga saham dan obligasi bisa naik atau turun. Jadi, beberapa
ekonom menyaranka rumah tangga untuk memegang uang sebagai bagian dari
portofolio optimal mereka.
Teori portofolio memprediksikan bahwa permintaan uang seharusnya
bergantung pada risiko dan pengembalian yang diberikan oleh uang dan berbagai
aset selain uang yang bisa dimili rumah tangga. Selain itu,perintaan aung
seharusnya juga bergantung pada kekayaan total,karena kekayaan mengukur
besarnya portofolio yang dialokasikan di antara uang dan aset alternatif. Sebagai
contoh, kita bisa menulis fungsi permintaan uang sebagai:

(M/P)d = L( rs, rb, π e, W ).

13
Di mana rs adalah pengembalian riil yang diharapkan atas saham, rb adalah
pengembalian riil yang diharapkan atas obligasi, π e adalah tingkat inflasi yang
diharapkan, dan W adalah kekayaan riil. Kenaika dalam rs atau rb menurunkan
permintaan uang,karena aset lain menjadi lebih menarik. Kenaikan dalam π e juga
menurunkan permintaan uang,karena uang menjadikan kurang menarik. (Ingatlah
bahwa π e adalah pengembalian riil yang diharapkan dari memegang uang).
Kenaikan W meningkatkan permintaan uang,karena kekayaan yang lebih tinggi
beerarti portofolio yang lebih besar.

Dari sudut pandang teori portofolio,kita dapat memandang fungsi


permintaan uang, C(i,Y),sebagai penyederhanaan yang berguna. Pertama,teori itu
menggunakan pendapat riil Y sebagai perwakilan atas kekayaan riil W. Kedua,
satu-satunya variabel pengembalian dalam fungsi itu adalah tingkat bunga
nominal, yang merupakan jumlah pengembalian riil obligasi dan inflasi yang
diharapkan (yaitu, i = rb + π e ). Namun,menurut teori portofolio,fungsi permintaan
uang seharusnya mencakup pengembalian yang diharapkan atas aset-aset lain.

Apakah teori portofolio bermanfaat untuk mempelajari permintaan uang?


Jawabanya bergantung pada ukuran uang yang kita gunakan. Ukuran uang yang
paling sempit,seperti M1,hanya mencakup mata uang dan deposito dalam rekening
cek. Bentuk uang menerima tingkat bunga nol atau sangat rendah. Ada aset yang
lain- seperti rekening tabungan,Treasury bills,sertifikat deposito dan reksadana
pasar uang – yang menerima tingkat bunga yang lebih tinggi dan memliki
karakteristik risiko yang sama seperti mata uang dan rekening cek (checking
accounts). Para ekonom mengatakan bahwa uang (M1) adalah aset yang
didominasi (dominated assets): sebagai penyimpanan nilai,uang muncul
bersamaan dengan aset-aset lain yang selalu lebih baik. Jadi,tidak optima bagi
orang-orang untuk memegang uang sebagai bagian dari portofolio mereka,dan
teori portofolio tidak dapat menjelaskan permintaan terhadap bentuk uang yang
didominasi ini.

Teori portofoliomerupakan teori permintaan uang yang lebih baik masuk


akal jika kita mengadopsi ukuran uang yang lebih luas. Ukuran uang yang lebih

14
luas mencakup berbagai aset yang mendominasi mata uang dan rekening cek.
M2,misalnya, meliputi rekening tabungan dan reksadana pasar uang. Ketika kita
mengkaji mengapa orang memegang aset dalam bentuk M2,bukan obligasi atau
saham,pertimbangan resikodan pengembalian portofolio mungkin berada di
puncak. Jadi,meskipun tidak masuk akal ketika diterapkan pada M1,pendekatan
portofolio terhadap permintaan uang merupakan teori yang baik untuk
menjelaskan permintaan uang.

b. Teori Transaksi dari Permintaan Uang

Teori permintaan uang yang menekankan peran uang sebagai media


pertukaran disebut teori transaksi (transaction theories). Teori ini menyatakan
bahwa uang adalah aset yang didominasi dan enekankan bahwa orang memegang
uang,tidak seperti aset-aset lainya,untuk melakukan pembelian. Teori ini
menjelaskan dengan sangat baik mengapa mengapa orang memegang ukuran uang
yang sempit,seperti: mata uang dan rekening cek,sebagai llawan dari memegang
aset yang mendominasi mereka,seperti rekening tabungan atau Treassury bills.

Teori transaksi dari permintaan uang memiliki berbagai bentuk,yang


bergantung pada bagaimana orang memodelkan proses menghasilkan uang dan
melakukan transaksi. Seluruh teori ini mengasumsikan bahwa uang mempunyai
biaya dari menerima tingkat pengembalian yang rendah dan manfaat yang
membuat transaksi lebih aman. Orang-orang akan memutuskan berapa banyak
uang yang akan dipegang dengan men-trade-off-kan biaya dan manfaat ini.

Untuk melihat bagaimana teori transaksi ini menjelaskan permintaan uang,kita


kembangkan model yang terkenal dari teori ini. Model Baumol-Tobin
dikembangkan pada tahun 1950-an oleh ekonom William Baumol dan James
Tobin,dan model ini tetap merupakan teori permintaan uang yang terkemuka.

c. Model Manajemen Kas Baumol-Tobin


Model Baumol-Tobin menganalisis biaya dan manfaat dari memegang
uang. Manfaatnya adalaha kenyamanan: orang-orang memegang uang agar tidak
perlu pergi ke bank setiap kali mereka ingin membeli sesuatu. Biaya

15
kenyamanan ini adalah hilangnya bunga yang akan mereka terima jika uang itu
mereka simpan di bank yang akan menghasilkan bunga.
Untuk melihat bagaimana orang meng- tradeoff manfaat dan biaya
ini,perhatikanlah orang yang ingin membelanjakan Y dolar secara bertahap selam
asatu tahun. (untuk mempermudah,asumsikan tigkat harga adlah konstan,sehingga
pengeluaran riilnya konstan selama setahun). Berapa banyak uang yang
seharusnya orang itu pegang dalam proses membelanjakan dolar ini? Yaitu berapa
ukuran optimal dari keseimbangan rata-rata?
Perhatikanlah kemungkinannya. Ia dapat menarik Y dolar pada awal tahun
dan secara bertahap membelanjakan uangnya. Bagian (a) dari 18-1 menunjukan
uang yang dipegang selama satu tahun kedepan berdasarkan rencana berikut.
Pemegang uang pada awal tahunsebesar Y dan pada akhir tahun sebesar
nol,dengan rata-rata Y/2 selama satu tahun.
Rencana kedua adalah dua kali pergi ke bank. Dalam kasuus ini ,dia
menarik Y/2 dolar apada awal tahunsecara bertahap memebelanjakan uang ini
dalam waktu setengah tahun, dan melakukan penarikan uang Y/2 lagi untuk
semester kedua. Bagian (b) dari Gambar berikut menunjukan bahwa pemegangan
uang selama tahuntersebut bervariasi antara Y/2 dan nol,dengan rata-rata Y/4.
Rencana ini mempunyai keunggulan karena,secara rata-rata,uang yang dipegang
lebih sedikit,sehinggga individu hanya kehilangan bunga yang lebih kecil. Nmun
demikian, rencana ini juga memiliki kelemahan karena orang itu harus dua kali ke
bank.
Secara lebih umum, apabila individu melakukan N perjalanan ke bank
selama setahun. Untuk sertiap perjalanan, ia menarik Y/N dollar,kemudian
membelanjakan uang itu secara bertahap selama 1/N selama setahun. Bagian (c)
dari gambar berikut adalah menunjukan bahwa pemegang uang bervariasi antara
Y/N dan nol,dengan rata-rata dan semakin kecil tingkat bunga yang hilang.
Namun, bila N naik,maka ketidak nyamanan juga karena orang itu harus berkali-
kali ke bank.
Anggaplah biaya ke bank adalah F. Kita bisa menganggap bahwa F
sebagai nilai dari waktu yang dibutuhkan untuk pergi ke dan pulang dari bank

16
serta mengantri ketika melakukan penarikan. mislanya, jika perjalanan b=ke bank
memerlukan waktu 15 menit dan upah seseorang adalah $ 12 mislanya,per
jam,maka F adalah $ 13 waktu. Selain itu,menyatakan tingkat suku bunga,karena
uang tidak mendapatkan bunga mendapatkan bunga maka i mengukur iaya
oportunitas dari memegang uang.
Sekarang menganalisi mengenai pilihan N optima, yang menentukan
permintaan uang. Untuk setiap N, jumlah rata-rata uang yang dipegang adalah
Y/(2N), sehingga tingkat bunga yang hilang adalah iY/(2N). Karena F adalah biaya
perjalanan ke bank,maka biaya total melakukan perjalanan ke bank adalah FN.
Biaya total yang menjadi beban individu adalahh jumlah bunga yang hilang dan
biaya perjalan ke bank:
Biaya total = bunga yang Hilang + Biaya
Perjalana
= iY/(2N) + FN
Semakin banyak jumlah perjalanan N,semakin kecil bunga yang hilang,
dan semakin tinggi biay apergi ke bank.
Gambar selanjutnya menunjukan bagaimana biaya total bergantung
pada N. Ada satu nilai N yang meminimalkan biaya total. Nilai N
optimal,dinyatakan dengan N*,adalah

N* =
√ iY
2F
Pemegang uang rata-rata adalah sebagai berikut:
Pemegang uang rata-rata = Y/(2N)

=
√ iY
2F
Persamaan ini menyatakan bahwa individu memegang lebih banyak uang
jika biaya tetap pergi ke bank F lebih tinggi,jika pengeluaran Y itu lebih
tinggi,atau tingkat bunga ilebih rendah.
Sejauh ini,kita telah menginterprestasikan model Baumol-Tobin sebagai
model permintaan mata uang . artinya kita menggunkan jalan untuk menjelaskan
jumlah uang yang dipegang di luar bank. Tetapi kita dapat

17
menginterprestasikanmodel itu secara lebih luas. Bayangkanlah orang yang
memegang portofolio aset moneter (mata unag dan rekening cek) dan aset
nonmoneter (sahan dan obligasi). Aset moneter digunakan untuk trasnaksi tapi
memberikkan tingkat pengembalian yang rendah. Misalnya i menyatakan
perbedaan pengembalian antara aset moneter dan aset non moneter, dan F sebagai
biaya mentransfer aset nonmoneter menjadi aset moneter,seperti fee pialang.
Keputusan tentang seberapa sering membayar fee pialang serupa tentang
keputusan tentang berapa kali pergi ke bank. Karena itu, model Baoumol-Tobin
menjelaskan permintaan seseorang terhadap aset moneter. Dengan menunjukan
bahwa permintaan uang bergantung secara positif pad a pengeluaran Y dan secara
negatif pada tingkatan bunga i. Uang bergantung secara positif model tersebut
memeberikan pembenaran mikroekonomi untuk fungsi permintaan uang, L(i,Y).
Salah satu implikasi dari model Baumol-Tobin adalah bahwa setiap
perubahan biaya tetap pergi ke bank F mengubah fungsi permintaan uang,yakni
mengubah kuantitas uang yang diminta pada setiap tingkat bunga dan pendapatan
tertentu. Adalah mudah membayangkan peristiw ynag dapat mempengaruhi biaya
tetap. Penyebaran anjungan tinggi mandiri, misalnya, menurunkan F dengan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menarik uang. Demikian
pula,peluncuran perbankan dengan internet menurunkan F dengan mempermudah
cara mentramsfer dana antar rekening. Di sisi lain, kenaikan upah riil
meningkatkan F dengan meningkatkan nilai waktu dan kenaikan fee perbankan
meningkatkan F secara langsung. Jadi meskipun memberi kita fungsi permintaan
uang yang sangat spesifik, model Baumol-Tobin tidak memberi alasan untuk
percaya bahwa fungsi ini akan stabil sepanjang waktu.
d. Inovasi Keuangan, Aktova yang Segera dapat Diuangkan (Near Money), dan
kematian Agregat Moneter
Analisi makro ekonomi tradisional mengelompokan aset menjadi dua kategori :
aset yang digunakan sebagai media pertukaran dan peyimpanan nilai (mata
uang,rekening ccek)dan aset yang hanya digunakan sebagai penyimpanan nilai
( saham,obligasi, rekening tabungan). Kategori yang pertama disebut dengan

18
“uang”. Dalam bab ini membahas tentang jumlah uang berderar dan
permintaanya.
Meskipun perbedaa antara aset moneter dan aset nonmoneter tetap merupakan
sarana teoritis yang bermanfaat, belaknagn ini perbedaan tersebut menjadi lebih
sulit untuk digunkan dalam praktek. Hal ini disebabkan karena deregulasi bank
serta lembaga-lembaga keuangan lainya, dan sebagian lagi karena kemajuan
teknologi komputer yang selama dekade lalu telah menyaksikan inovasi keuangan
ayng cepat. Aset moneter seperti rekening cek pernah dibayar tanpa bunga;
sekarang aset moneter itu mendpat tingkat bunga pasar dan dapat dibandingkan
dengan aset nonmoneter sebagai penyimpan nilai. Aset nonmoneter seperti saham
dwn obligasi perbah tidak nyaman untuk dibeli dan di jual,tetapi skerang reksa
dana mengizinkan deposan untk memegang saham serta obligasi dan dapat
melakukan penarikan dengan hanya menulis cek dari rekening mereka. Aset
nonmoneter yang telah memenuhi sebagiam dari likuiditas uang ini disebut aktiva
yang segera dapat diuangkan. (near money).
Keberadaan near money merumitkan kebijakan moneter dengan membuat
permintaan uang tidak stabil. Karena uang dan near money dapat saling
menggantikan,rumah tangga bisa dega mudah mengalihkan bentuk aset mereka
dari satu bentuk ke bentuk lainya. Perubahan itu dapat terjadi untuk alasan-alasan
kecil dan tidak mencerminkan perubaha pengeluaran. Jadi,perputaran uang
menjadi tidak stabil,dan kuantitas uang memeberikan tanda yang salah permintaan
agregat.
Salah satu tanggapan tentang masalah ini adalah menggunakan definisi uang yang
luas yang mencakup near money . namun karena ada kesatuan aset di dunia
dengan beragam karakteristik,tidak jelas bagaimana memilih kelompo yang
dinamakan “uang”. Selain itu, jika kita mengadopsi definisi uang yang luas,
kemampuan Fed dalam mengendalikan kuantitas ini akan terbatas karena
banyaknya bentuk near money ayng tidak emmiliki persyartan cadangan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Uang adalah jantung analisis makroekonomi. Model-model jumlah uang
yang beredar dan permintaan uang dapat membantu memperjelas determinan
tingkat harga jangka panjang dan sebab-sebab fluktuasi ekonomi jangka
pendek. Munculnya aktiva yang segera dapat diuangkan (near money) dewasa
ini menunjukan bahwa masih banyak yang harus dipelajari. Membangun
model mikroekonomi dari uang dan near money yang dapat diandalkan tetap
menjadi tnanangan utama bagi para ahli makroekonomi.
3.2 Saran
Diharapkan pemerintah ampu untuk mengendalikan peredaran uang
dengan undang-undang yang transparansi untuk masyarakat. Dikarenakan
jika jumlah uang yang beredar terlalu banyak,maka mengakibatkan kenaikan
harga yang tidak terkendali. Dan jika jumlah uang yang beredar terlalu
sedikit menjadikan kegiatan ekonomi melemah.

20
Daftar Pustaka

Nasir, M. 2014. Ekonomi Moneter dan Kebanksentrala. Jakarta. Mitra Wacana


Media
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku 1 Edisi Ke-4. Yogyakarta. BPFE
http://m4hasiswakupu2.blogspot.co.id/2013/06/jumlah-uang-yang-
beredar.html (diakses Minggu, 27 September 2015)
http://ekonomi.kabo.biz/2011/01/jumlah-uang-beredar-m2.html (diakses
Minggu, 27 September 2015)
http://sonyanovelisa.blogspot.co.id/2012/03/uang-bank-dan-penciptaan-
uang-makalah.html (diakses Minggu, 27 September 2015)
https://qonitriadi.wordpress.com/2013/03/22/uang-pengertian-
penciptaan-dan-perananya-dalam-perekonomian/
(diakses Minggu, 27 September 2015)
http://belajarperbankangratis.blogspot.co.id/2012/05/devinisi-jumlah-
uang-beredar.html (diakses Senin, 28 September 2015)
http://zuhrisaputrahutabarat.blogspot.co.id/2011/05/jumlah-uang-
beredar-dan-kebijaksanaan.html (diakses Senin, 28 September 2015)

21

Anda mungkin juga menyukai