KELOMPOK 7
DI SUSUN OLEH:
HAFIDH BALYA:140430205
JAMALUDDIN:150430129
MUHAMMAD SYAHPUTRA:150430236
1
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Dosen mata kuliah Ekonomi Moneter & kebanksentralan yaitu pak fauzan.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang Eknomi Moneter &
kebanksentralan.
i
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar ............................................................................. 2
2.2 Jenis-Jenis Uang Berdar ............................................................................................... 3
2.3 Mekanisme Penciptaan Uang ..................................................................................... 4
2.4 Perhitungan Jumlah Uang Beredar .......................................................................... 5
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Jumlah
Uang Yang Beredar ....................................................................................................... 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Jumlah Uang Beredar
2. Mengetahui Jenis-Jenis uang yang beredar
3. Mengetahui Mekanisme Penciptaan Uang
4. Mengetahui Perhitungan Jumlah Uang Beredar
5. Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Jumlah Uang Berdar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 UANG DAN JUB
Uang adalah sesuatu yang secara umum diterima didalam pembayaran untuk
pembelian barang dan jasa, atau utang. Fungsi uang :
a. Alat tukar-menukar
b. Satuan pengukur nilai/sebagai satuan hitung
c. Sebagai alat/cara untuk menyimpan kekayaan/daya beli.
d. Standar (ukuran) pembayaran masa depan.
3. Kriteria uang:
a. syarat utama dari uang adalah diterimanya secara umum dan diketahui secara
umum.
b. Nilainya stabil atau berfluktuasi secara kecil.
c. Jumlah uang yang beredar harus mencukupi dunia usaha/perekonomian. Jadi
kemampuan bank dan lembaga-lembaga keuangan dalam penyediaan uang harus
dijamin dengan baik (elastis).
d. Uang harus mudah dibawa untuk urusan setiap hari (transaksi dalam jumlah yang
besar dapat dilakukan dengan uang yang berjumlah kecil phisiknya, tetapi nilai
nominalnya besar.
4. Jumlah Uang Beredar (JUB):
a. Dalam arti sempit/narrow money: adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang
tersedia untuk digunakan oleh masyarakat. Uang kartal adalah uang tunai yang
berupa uang kertas/logam yang dikeluarkan oleh Bank Sentral (pemerintah) dan
yang berada di luar bank-bank umum dan Bank Sentral (BS). Uang giral (demand
deposits) adalah seluruh nilai saldo rekening koran (giro)yang dimiliki masyarakat
pada bank-bank umum. Saldo rekening koran (giro) milik suatu bank pada bank
lain bukan uang giral. JUB dalam arti sempit ini sering disebut sebagai M1.Dapat
juga dirumuskan : Ms = K + D, (dimana K adalah uang kartal, D = demand deposit
atau uang giral )
b. Dalam arti yang luas (=M2) : adalah seluruh uang kartal + uang giral + uang
quasi/kwasi/near money. M2 ini sering disebut dengan likuiditas perekonomian.
2
Bila dirumuskan : Ms* = K + D + T ( T adalah saldo deposito dan tabungan ) Uang
kwasi dapat berupa deposito berjangka/time deposits, tabungan, dan rekening
valuta asing milik swasta domestik. Banyaknya uang logam dan uang kertas
ditentukan oleh kebijaksanaan pemerintah sehubungan dengan:
a. kredit kepada perusahaan (pemerintah dan swasta)
b. jumlah barang dan jasa yang diproduksikan
c. tingkat harga d. inflasi Untuk deposito, tabungan dan valuta asing dipengaruhi
oleh pemerintah lewat tingkat bunga. Uang beredar = Supply uang = likuiditas
perekonomian, merupakan konsep stock (persediaan), artinya jumlah itu
menggambarkan posisi satu titik waktu tertentu, misalnya satu tahun, triiwulan, atau
bulan. Contohnya adalah : pendapatan nasional, produk nasional, atau dalam
perusahaan: laporan pendapatan. Perkembangan JUB dan likuiditas perekonomian
dari tahun ke tahun dapat dilihat MakroEkonomika Pengantar, NAY-2010 2 pada
Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, atau oleh BPS. 5. Uang
inti (Reserve Money) Uang inti = reserve money = base money = high powered
money merupakan inti dari proses penciptaan uang a. Saldo rekening koran
(giro) milik bank-bank umum atau masyarakat pada BI b. Uang tunai yang dipegang
bank umum maupun masyarakat umum. a+b merupakan hutang lancar BI
kepada sektor perbankan Dalam Negeri dan kepada masyarakat. Jadi uang tunai =
hutang lancar Bank Sentral kepada masyarakat. H = K + R H = uang inti K = uang
kartal R = cadangan / reserve bank-bank umum pada BI (uang tunai & saldo
rekening koran) Uang inti (Reserve money) Uang yang dikeluarkan Saldo rekening
koran Pemerintah (BS) (giro) pada BS Di tangan Di bank2 Milik Bank2 Masyarakat
umum Uang kartal Cadangan bank Sbg jaminan Saldo rek. Koran (giro) pada bank2
Milik masyarakat JUB Uang Giral. Sebab-sebab terciptanya uang inti :
1. Eksportir menerima pembayaran dalam mata uang asing (misalnya $) dan
menukarkannya dalam mata uang rupiah. MakroEkonomika Pengantar, NAY-2010
2. Defisit APBN yang dibiayai dengan pencetakan uang baru. Menambah uang
tunai dalam masyarakat. Menambah uang inti.
3. Kredit langsung BI kepada badan-badan resmi tertentu. Menciptakan saldo
rekening koran pada BI Menambah uang inti.
3
4. Kredit likuiditas BI kepada bank-bank umum (dalam rangka kredit prioritas).
Menciptakan saldo rekening koran pada BI Menambah uang inti. Uang inti yang
tersedia dalam masyarakat dapat berkurang karena sebaliknya (yang tersebut di
atas) Jika dirumuskan : H = (X-M) +A +B1 + B2 H = perubahan jumlah uang inti
yang tersedia A = defisist APBN B1 = kenaikan kredit langsung BI B2 = kenaikan
kredit likuiditas BI. X = penerimaan ekspor, M = penerimaan impor. H = K + R
bentuk uang inti : tambahan uang tunai saldo rekening koran pada BI 6 Perputaran
Uang Nilai uang diukur dengan kemampuannya untuk dapat membeli (atau
ditukarkan dengan) barang dan jasa (internal value) serta valuta asing (external
value). Dengan demikian besarnya nilai uang ditentukan oleh harga barang dan jasa.
Jadi, nilai uang berbanding terbalik dengan barang dan jasa. Jika harga barang dan
jasa naik maka nilai uang turun dan sebaliknya jika harga turun maka nilai uang
naik. Biasanya ada 3 metode untuk mengukur nilai uang, yakni dengan
menggunakan : indeks biaya hidup (IBH), indeks harga barang-barang perdagangan
besar, dan GNP deflator (GNP deflator = GNP nominal dibagi GNP riil pada harga
konstan). GNP deflator pada tahun dasar sama dengan
1. Uang yang sama berpindah dari satu tangan ke tangan yang lain. Banyaknya
pergantian tangan rata-rata sejumlah uang tertentu memberi gagasan laju perputaran
uang atau turn over yang ikut menentukan tingkat harga dibandingkan dengan
jumlah barang dan jasa. Kecepatan berpindah tangan uang (velocity of money = V)
adalah banyaknya berpindah tanganan uang selama setahun untuk menutup
transaksi pendapatan (GNP). Rumus: GNP p1t1 + p2t2 + pntn PT
MakroEkonomika Pengantar, NAY-2010 4 V = --------- = -----------------------------
--------- = ------- M M M M = jumlah uang beredar = suply uang P = harga, t =
barang-barang dan jasa.Permintaan Uang Uang diminta orang karena dapat
digunakan untuk berbagai maksud menguasai harta benda yang dapat dibeli dengan
uang itu. Motif permintaan uang (menurut Keynes): a. motif transaksi = Lt b. motif
berjaga-jaga = Lj c. motif spekulasi = Ls Di antara ketiga motif tersebut yang paling
banyak dibicarakan adalah permintaan uang untuk spekulasi. Ls ini terutama
ditujukan untuk memperoleh keuntungan jika ramalannya terhadap tingginya
tingkat bunga betul, sebab Ls = f (r). Kuncinya terletak pada perhitungan atau
4
gerakan harga surat-surat berharga seperti obligasi negara. Setiap obligasi
mempunyai nilai nominal yang tertera pada obligasi itu dan memberikan bunga
pada tanggal-tanggal tertentu yang jumlahnya tetap, dan karena itu persentase dari
nominal juga tetap. Obligasi dapat diperjual belikan, jadi harganya dapat naik turun
sesuai dengan permintaan dan penawaran. Misalnya: harga obligasi (nilai nominal)
Rp 1 juta, tingkat bunga 15 % = Rp 150.000,00 yang diberikan pada tanggal-tanggal
tertentu. Kalau harganya naik di atas Rp 1 juta, maka persentase bunga akan sesuai
dengan gerakan konjungtur. Kalau ramalan spekulan terhadap tingkat bunga tepat,
maka dia akan memperoleh banyak keuntungan dan sebaliknya jika salah dia dapat
mendapat kerugian yang besar. Kalau harganya naik di atas Rp 1 juta, maka
persentase bunga dari harga pasar akan turun. Naik turunnya harga obligasi, serta
persentase bunga akan sesuai dengan gerakan konjungtur (naik turunnya keadaan
perekonomian). Pada waktu harga obligasi tinggi dan persentase bunga rendah,
orang cenderung menanggap bahwa bahwa harga itu akan turun. maka mereka
akan segera menjual obligasinya dan memegang uang tunai. Kalau harga benar-
benar turun maka orang akan beramai-ramai menjual sehingga harga sangat rendah.
Jika harga terlalu rendah dan persentase bunga sangat tinggi orang menduga bahwa
bunga akan naik lagi. Spekulan akan membeli obligasi selagi harga rendah. Harga
akan mulai naik dan persentase bunga mulai turun. Jadi pada waktu harga obligasi
rendah dan bunga tinggi orang lebih suka melepaskan uang dan memegang obligasi.
Pada waktu harga obligasi tinggi dan persentase bunga rendah orang banyak
memegang uang tunai. Kalau digambar dalam grafik , gambarnya adalah sebagai
berikut: MakroEkonomika Pengantar, NAY-2010 5 r r Ls r = persentase bunga Ls
= permintaan uang untuk spekulasi r' = bunga terendah yang tidak mungkin turun
lagi (= perangkap likwiditas) 8. Pelipat Uang (money multiplier) Uang inti terdiri
dari (atau bisa berbentuk) dua unsur yaitu :uang kartal dan cadangan (reserve bank).
H = K + R Ms = K + D Jika ada H, misalnya berupa uang kartal Menambah Ms
Jika ada H dan berupa R akan melipatkan diri dan menimbulkan uang giral
(dalam jumlah > dari pada H ) Bank dapat menciptakan uang giral karena : Bank-
bank umum diperkenankan untuk mengelola rekening koran nasabahnya tanpa
harus menyediakan jaminan uang tunai sebesar saldo rekening koran tersebut. Oleh
5
karena itu, apabila suatu bank umum menyalurkan dananya kepada masyarakat,
JUB di dalam masyarakat akan bertambah berlipat-lipat. Hubungan antara jumlah
uang beredar (Ms) dengan uang inti (H) dapat dinyatakan dalam persamaan seperti
berikut :Ms dibagi dengan H = K + R, maka akan diperoleh: Ms = Ms H K + R Bila
pembilang dan penyebut pada sisi kanan persamaan dibagi dengan Ms maka
diperoleh: Ms = ______1_________ atau H (K/Ms)+(R/Ms) Ms =
______1___________ H (K/Ms)+(R/D)(D/Ms) MakroEkonomika Pengantar,
NAY-2010 6 Jika u = K /Ms ; v = R/D, maka persamaan menjadi: Ms 1 = H u+ v
(1-u) atau 1 Ms = H u+ v (1-u) Bila dinyatakan dalam perubahan ( ), maka : 1 Ms
= H u+ v (1-u) 1 koefisien pelipat uang (nilainya > 1) u+ v (1-u) Keterangan: Ms =
tambahan JUB u = K / Ms = persentase dari uang beredar yang dipegang oleh
masyarakat dalam bentuk uang kartal. v = R/D = persentase jaminan (berapa uang
tunai atau inti ) yang dipegang bank-bank umum bagi saldo rekening giro milik
masyarakat yang dikelola mereka. (misal : 15%, 20%, dsb) Yang menentukan v : a.
Besarnya cash ratio / reserve requirement yang diwajibkan Bank Sentral. b.
Besarnya Excess Reserve : besarnya reserve yang ingin dipegang bank di atas
jumlah wajib tersebut.
2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar
Definisi jumlah uang beredar (Money supply) telah mengalami evolusi dalam
waktu yang sangat panjang. Pada awalanya, yang dimaksud uang beredar adalah
uang yang dikeluarkan dan diedarkan oleh otoritas moneter yaitu uang kartal saja.
Pada menio abad ke-19, dimana bank umum (bank komersial) baru pada tahap
perkembangannya, simpanan dalam bentuk rekening giro (uang giral) belum
dikenal oleh masyarakat. Pada waktu itu masih diperdebatkan apakah simpanan
dalam bentuk giro dikategorikan sebagai uang. Akhirnya disepakati bahwa uang
simpanan di bank tidak dapat dianggap sebagai uang.
Pada pertengahan abad ke-20 kegiatan bank umum semangkin berkembang
yang di ikuti oleh berkembangnya kegiatan ekonomi, yang ditandai oleh semangkin
banyak masyarakat memanfaatkan jasa-jasa bank umum. Pada waktu itu disepakati
bahwa simpanan bank dalam bentuk giro yang merupakan substansi uang tunai
(uang giral) mulai diakui sebagai uang beredar.
6
Menurut Iskandar putong (2007) uang beredar adalah keseluruhan
jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa
uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito).
Menurut Sadono Sukirno "uang beredar adalah semua jenis uang yang
berada di perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran
ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum."(1998).
Perubahan jumlah uang beredar ditentukan oleh hasil interaksi antara
masyarakat, lembaga keuangan serta bank sentral.
7
2. Uang Beredar Dalam Arti Luas (M2)
M2 didefinisikan sebagai kewajiban moneter terhadap sektor swasta
domestik yang terdiri dari uang kartal ( C ), uang giral ( D ) dan uang kuasi (T)
dengan kata lain
M2= M1+Uang Kuasi (T)
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa jumlah uang beredar mencakup
semua mata uang kertas dan mata uang logam yang beredar dimasyarakat
diluar peti simpanan (kas) lembaga-lembaga keuangan dan pemerintah dan
rekening giro pada lembaga deposit (bank umum ) yang dimiliki perorangan
dan perusahaan ( Puspopranoto, 2004:2). Secara teoritis dan empiris ada
beberapa faktor yang memengaruhi jumlah uang beredar, salahsatu
diantaranya adalah peran yang dimainkan oleh bank sentral, karena lembaga
ini yang bertanggung jawab atas prilaku jumlah uang beredar dalam jangka
panjang. Faktro-faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap perilaku
jumlah uang beredar adalah uang primer dan pengganda uang.
8
ini lah yang disebut dengan uang inti atau uang primer, dengan kata lain, uang primer
adalah uang kartal yang dipegang bank umum dan masyarakat umum ditambahkan
dengan saldo rekening giro milik bank umum dan masyarakat di Bank Indonesia. Jika
dilihat dari neraca otoritas moneter dapat dilihat bahwa sisi pasiva adalah jumlah
uanga primer yang beredar dan sebelah aktiva adalah faktor-faktor yang
mempengarui uang beredar. Penciptaan Uang oleh bank umum hanya dalam bentuk
uang giral dan kuasi, karena uang kartal hanya diciptakan oleh bank sentral itu
sendiri.
Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam, tidak termasuk
uang kas pada kantor perbendaharaan dan kas negara (KPKN) dan
bank umum.
Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan
berjangka, dan tabungan dalam rupiah yangsudah jatuh tempo yang
9
seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem
moneter.
10
pengeluaran pemerintah adalah sebagai berikut: Identitas keseimbangan
pendapatan nasional Y = C + I +G + X M merupakan sumber legitimasi
pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur tangan pemerintah dalam
perekonomian. Kenaikan atau penurunan pengeluaran pemerintah akan
menaikkan atau menurunkan pendapatan nasional. Pemerintah pun perlu
menghindari agar peningkatan perannya dalam perekonomian tidak justru
melemahkan kegiatan pihak swasta (Dumairy,1996:161-164).
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan
oleh kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang melalui kebijakan moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
jumlah uang yang beredar adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter
(meliputi: politik diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio,
politik kredit selektif) dalam mencetak dan mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah
peredaran uang dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas
yang nominalnya kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham
dan surat berharga.
4. Tingkat pendapatan masyarakat
5. Tingkat suku bunga bank
6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera
konsumen terhadap suatu barang maka harga barang tersebut akan
terdorong naik, sehingga akan mendorong jumlah uang yang beredar
semakin banyak, demikian sebaliknya)
7. Harga barang
8. Kebijakan kredit dari pemerintah
11
Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di
masyarakat, maka kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi
permintaan uang, yaitu:
1. Besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan
nasional.
2. Cepat lambatnya laju peredaran uang
3. Motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference:
motif transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary
motive), motif spekulasi (speculative motive)
Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang
mempengaruhi penawaran uang juga, yaitu:
1. tinggi rendahnya tingkat bunga
2. tingkat pendapatan masyarakat
3. jumlah penduduk
4. keadaan letak geografis
5. struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
Daftar Pustaka
15