Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Tugas Hukum Kelembagaan Uang

Tentang Bank sentral

DI SUSUN OLEH :
NI KADEK AYU SETIAWATI
D 101 17 161

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Bank Sentral ” penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum
Kelembagaan Uang
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan
tentang Bank Sentral Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, Kami
sangat mengharapkan kritikkan dan saran untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan
dari makalah ini .
Dengan demikian, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penyusun dan pembaca.

Palu, 13 Mei 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………… 1


KATA PENGANTAR …………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………… 4
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………… 4
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………… 4
1.3 Tujuan …………………………………………………………… 5
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………… 6
2.1 Sejarah Berdirinya Bank Sentral di Indonesia…………………..…………………………… 6
2.2 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral ………...………………………… 7
2.3 Peranan Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan .……...……………………………….. 9
2.4 Hubungan Bank Indonesia dengan Lembaga Keuangan Lainnya…………………………….. 11
2.5 Status Bank di Indonesia …………………………………………………………... 12

BAB III PENUTUP …………………………………………………………... 13


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang keuangan atau
yang sring kita sebut dengan lembaga keuangan. Secara umum yang dimaksud dengan lembaga
keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana, dan
menyalurkan dana. Artinya setiap kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu
berkaitan dengan bidang keuangan. Dalam praktiknya lembaga keuangan di golongkan ke dalam
dua golongan besar, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Salah
satu contoh lembaga keuangan adalah bank sentral.
Dalam perekonomian modern setiap negara memiliki Bank Sentral atau setidak-
tidaknya ada salah satu bank atau lembaga yang bertinndak dan mejalankan fungsi bank sentral.
Bank sentral memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan ekonomi dan moneter suatu
negara. Oleh karena itu bank sentral menjalankan tugasnya berdasarkan garis-garis pokok
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Peran bank sentral akan tercermin dari tugas yang diembannya. Peran yang sangat
mendasar adalah mencetak dan mengedarkan uang. Bank sentral merupakan satu-satunya
lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan mata uang sebagai alat
pembayaran yang sah.
Bank sentral di Indonesia yaitu Bank Indonesia (BI). Dimana bank sentral tidak sama
dengan bank umum yang bertujuan menginvestasikan asetnya untuk memaksimalkan profit.
Tetapi bank sentral tidak mencari keuntungan dan kegiatan bank dikelola oleh pemernitah.
Selain bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintah dalam bidang ekonomi dan
moneter, Bank Indonesia juga memiliki peran yang sangat penting, khususnya dalam system
pembayaran yang akan kami bahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Bank Sentral serta bagaimana sejarah dari bank sentral ?
2. Apa saja tujuan dan tugas bank sentral ?

4
3. Bagaimana Peranan Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan ?
4. Bagaimana status bank Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dan sejarah dari bank sentral .


2. Untuk mengetahui tujuan dan tugas bank sentral.
3. Untuk mengetahui bagaimana bank Indonesia dalam stabilitas keuangan.
4. Untuk mengetahui status bank Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Bank Sentral di Indonesia

Sejarah bank sentral tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang sebagai alat tukar
dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai ditemukannya metode
perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian dan perdagangan suatu negara. Dimana
pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan adalah memang berupa uang yang memang
memilik inilai intrinsik yang sama terhadap material yang terbuat dari uang tersebut. Biasanya
berupa uang logam (emas, perak, perunggu, dll) yang memiliki nilai intrinsik yang sama
terhadap nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat 1 gram bernilai
1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan kondisi 1 gram tersebut ketika
diperdagangkan atau dipertukarkan dimana-mana nilainya adalah 1000. Alat tukar dengan uang
logam seperti ini sudah lebih maju dibandingkan dengan kondisi sebelumnya dimana
perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa diterima oleh banyak kalangan atau
bahkan sistem barter langsung terhadap barang yang diperdagangkan dimana ini menjadi cikal-
bakal dimulainya perdagangan dalam sejarah peradaban manusia.

Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian, alat tukar
berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang ketersediaan sumber
daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu, dan ini menghambat potensi
untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian suatu negara sementara jenis-jenis produk
baru dan bentuk industri baru sangat potensial untuk muncul namun amat disayangkan jika
aktivitas perdagangan dan perekonomian secara umum harus terhambat karena mengikuti
kemampuan ketersediaan uang berupa logam yang sangat terbatas tersebut. Untuk itulah
kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan melalui sistem penjaminan
yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin sekaligus penyimpan yang disebut
bank, dimana uang kertas yang dikeluarkan oleh bank tersebut dijamin memiliki nilai yang sama
atau dijanjikan akan memiliki nilai beberapa kali lebih besar terhadap emas atauuang logam
yang di simpan oleh nasabah/masyarakat pada waktu mendatang atau pada masa yang
ditentukan. Pada praktik dan perkembangannya masing-masing, bank-bank yang pada saat itu

6
membuat aturannya sendiri-sendiri dan jenis-jenis jaminan atauuang kertasnya masing-masing
yang sangat potensial merugikan masyarakatkarena belum dikelola negara untuk memastikan
tidak adanya penyimpangan atau aturan yang tidak adil. Dimana pada suatu ketika seorang
nasabah berniat untuk mengambil kembali emas atau uang logam yang disimpan pada bank
tersebut dengan cara menukar kembali uang kertas yang dia dapat dari bank tersebut ternyata
harus kecewa karena uang logam yang dia terima lebih sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan
lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang pernah ia simpan ke bank tersebut. Pada masa itulah
mulai terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah model-model fraud dan rekayasa dalam
sektorindustri yang baru ini, yaitu sektor keuangan. Sejak itulah negara menyadari perlunya
suatu bank sentral yang selanjutnya didirikan dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis
mata uang kertas yang sama dan berlaku di suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil
dan dapat dipercaya karena dijamin oleh negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang
kertas tersebut dengan sejumlah emas deposit atau logam berharga lainnya yang dicadangkan
setiap mencetak nominal uang tersebut, namun belakangan tidak lagi dan jaminannya hanya atas
nama negara saja atau sejumlah kecil emas) dan dapat

Tahun 1999 merupakan Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU
No.23/1999 yang menetapkan tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan
fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank Indonesia,
termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas
sistem keuangan. Amandemen dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional
dalam menghadapi krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas
Pembiayaan Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

2.2 Tujuan dan Tugas Bank Indonesia Sebagai Bank Sentral


1. Tujuan

UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia secara tegas memberikan landasan bagi
independensi Bank Indonesia dalam mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah dengan menggunakan instrumen kebijakan. Kestabilan nilai

7
rupiah yang dimaksud adalah kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang diukur
berdasarkan perkembangan laju inflasi, serta terhadap perkembangan mata uang asing yang
diukur berdasarkan pada perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain.
Sebagaimana di negara lain, pengendalian inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter
dilakukan oleh Bank Indonesia dengan beberapa pertimbangan. Pertama, bukti empiris bahwa
dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi dan tidak
dapat mempengaruhi variabel riil seperti pertumbuhan ekonomi atau tingkat pengangguran.
Kebijkan moneter hanya dapat mempengaruhi variabel riil dalam jangka pendek. Kedua,
pencapaian inflasi yang rendah merupakan persyaratan bagi tercapainya pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan karena perekonomian tidak dipacu untuk tumbuh melebihi kapasitasnya.
Ketiga,dengan ditetapkan inflasi sebagai sasaran tunggal, sasaran tersebut akan menjadi acuan
dalam perumusan kebijakan moneter. Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank
Indonesia lebih transparan dan mudah diukur. Penetapan tujuan tunggal di atas menjadikan
sasaran dan batas tanggung jawsabBank Indonesia semakin jelas dan terfoku

2. Tugas Bank Sentral

Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, Menurut UU No.23 Tahun 1999, tugas-
tugas Bank Indonesia selaku Bank Sentral adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter Bank Indonesia diberi kewenangan


untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan
memperhatikan sasaran laju inflasi serta melakukan pengendalian jumlah uang beredar
dengan menggunakan berbagai instrumen kebijakan moneter. Kebijakan moneter yang
ditempuh oleh otoritas moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan
ekonomi makro. Kebijakan moneter mempunyai peranan yang sangat strategis, seperti
stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja, serta
pengendalian devisa. Dalam melakukan pengendalian moneter, bank sentral dapat
menggunakan instrumen langsung seperti: melakukan operasi pasar terbuka:
- Melakukan Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing;
- Penetapan tingkat diskonto;
- Penetapan cadangan wajib minimum; dan

8
- Pengaturan kredit dan pembiayaan.
b. Mengatur dan Menjaga Sistem Pembayaran Sistem pembayaran yang lancar dan aman
merupakan salah satu prasyarat dalam keberhasilan pencapaian tujuan kebijakan moneter.
Sehubungan dengan hal tersebut Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran melalui sistem kewenangan dalam:
- Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas jasa sisa pembayaran;
- Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya;
- Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
c. Mengatur dan Mengawasi Bank Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah
satu tugas yang penting, khususnya dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang
sehat yang pada akhirnya dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter. Agar
pelaksanaan pengawasan peraturan perbankan dapat berjalan efektif, tugas berikutnya
dirinci antara lain:
- Melakukan prinsip kehati-hatian.
- Menyehatkan kegiatan operasional di bidang finansial perbankan melalui program-
program penyehatan perbankan.
- Menetapkan sistem pengawasan bank.
- Meningkatkan mutu pengelolan bank.

2.3 Peranan Bank Indonesia Dalam Stabilitas Keuangan

Sebagai otoritas moneter, perbankan dan sistem pembayaran, tugas utama Bank Indonesia
tidak saja menjaga stabilitas moneter, namun juga stabilitas sistem keuangan (perbankan dan
sistem pembayaran). Keberhasilan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter tanpa
diikuti oleh stabilitas sistem keuangan, tidak akan banyak artinya dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas moneter dan stabilitas keuangan ibarat dua
sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Kebijakan moneter memiliki dampak yang
signifikan terhadap stabilitas keuangan begitu pula sebaliknya, stabilitas keuangan merupakan
pilar yang mendasari efektivitas kebijakan moneter. Sistem keuangan merupakan salah satu alur
transmisi kebijakan moneter, sehingga bila terjadi ketidakstabilan sistem keuangan maka

9
transmisi kebijakan moneter tidak dapat berjalan secara normal. Sebaliknya, ketidakstabilan
moneter secara fundamental akan mempengaruhi stabilitas sistem keuangan akibat tidak
efektifnya fungsi sistem keuangan. Inilah yang menjadi latar belakang mengapa stabilitas sistem
keuangan juga masih merupakan tugas dan tanggung jawab Bank Indonesia.

Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup kebijakan dan instrumen dalam menjaga
stabilitas sistem keuangan itu adalah: Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas
moneter antara lain melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia
dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan berimbang. Hal ini
mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak langsung terhadap berbagai aspek
ekonomi. Kebijakan moneter melalui penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung
bersifat mematikan kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk
menciptakan stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang disebut
inflation targeting framework. Kedua, Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan
kinerja lembaga keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga
perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi. Seperti halnya di
negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang dominan dalam sistem keuangan.
Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan
mengganggu perekonomian. Untuk mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan
dan kebijakan perbankan yang efektif haruslah ditegakkan. Selain itu, disiplin pasar melalui
kewenangan dalam pengawasan dan pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law
enforcement) harus dijalankan. Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang
menerapkan disiplin pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu,
upaya penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan dan
stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem keuangan. Untuk
menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan, Bank Indonesia telah menyusun
Arsitektur Perbankan Indonesiadan rencana implementasi Basel II. Ketiga, Bank Indonesia
memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi
gagal bayar (failure to settle) pada salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka
akan timbul risiko potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran.
Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion risk) sehingga

10
menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik. Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan
pengaturan untuk mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin
meningkat. Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau
dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat lebih
meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai otoritas dalam sistem
pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan keahlian untuk mengidentifikasi risiko
potensial dalam sistem pembayaran. Keempat, melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan,
Bank Indonesia dapat mengakses informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas
keuangan. Melalui pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor
kerentanan sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang berdampak
pada stabilitas sistem keuangan.

Melalui riset, Bank Indonesia dapat mengembangkan instrumen dan indikator


macroprudential untuk mendeteksi kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan
tersebut, selanjutnya akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan. Kelima, Bank Indonesia
memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai
lender of the last resort(LoLR). Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia
sebagai bank sentral dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem
keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi normal maupun
krisis. Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah likuiditas dan
berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada kondisi normal, fungsi LoLR
dapat diterapkan pada bank yang mengalami kesulitan likuiditas temporer namun masih
memiliki kemampuan untuk membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR,
Bank Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu, pertimbangan risiko
sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam penyediaan likuiditas tersebut.

2.4 Hubungan Bank Indonesia dengan Lembaga Keuangan Lainnya

Hubungan yang terjalin Bank Indonesia dengan Lembaga Keuangan lainnya adalah Bank
Indonesia menyalurkan dana kepada lembaga keuangan lain (bank komersial/bank umum) agar
dana tersebut dapat digunakan pada masyarakat untuk tujuan usaha pembangunan yang produktif
dan berencana.

11
2.5 Status Bank di Indonesia

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dimulai
ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia,
dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999.Undang-undang ini memberikan status dan
kedudukan sebagai suatu lembaga negara independen dan bebas dari campur tangan pemerintah
ataupun pihak lainnya. Sebagai suatu lembaga negara yang independen, Bank Indonesia
mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan
wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak
dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun juga. Untuk lebih menjamin independensi tersebut, undang-undang ini telah
memberikan kedudukan khusus kepada Bank Indonesia dalam strukturketatanegaraan Republik
Indonesia. Sebagai Lembaga negara yang independen kedudukan Bank Indonesia tidak sejajar
dengan Lembaga Tinggi Negara. Disamping itu, kedudukan Bank Indonesia juga tidak sama
denganDepartemen, karena kedudukan Bank Indonesia berada diluar Pemerintah. Status dan
kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan
fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

 Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata
ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang
mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum
perdata, Bank Indonesia dapat bertindak atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ambil kesimpulan dari makalah
kami. Kesimpulannya yaitu Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting
dalam perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Sehingga oleh karena itu bank sentral menjalankan tugasnya berdasarkan garis-garis pokok
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Tujuan Bank Indonesia yaitu memelihara
kestabilan nilai rupiah dengan menggunakan instrumen kebijakan. Tugas Bank Indonesia yaitu:
Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter, Mengatur dan Menjaga Sistem Pembayaran,
Mengatur dan Mengawasi Bank. Bank Indonesia memiliki peran utama dalam menjaga stabilitas
sistem keuangan. Dalam rangka koordinasi kegiatan moneter dan kegiatan fiskal, Bank Indonesia
selaku otoritas moneter perlu menjamin kerja sama dengan pemerintah selaku otoritas. Status
Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan
dengan undang-undang.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/museum/sejarah-bi/pra-bi/Pages/sejarah_prabi_1.aspx

https://www.google.com/search?
q=penertian+bank+sentral&oq=penertian+bank+sentral&aqs=chrome..69i57.15849j0j7&sourcei
d=chrome&ie=UTF-8

https://www.medcom.id/ekonomi/makro/DkqYA98k-peran-bank-indonesia-dalam-stabilitas-
keuangan

https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/fungsi-bi/status/Contents/Default.aspx

https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/governance/process/hubungan-lembaga-lain/Contents/
Default.aspx

14

Anda mungkin juga menyukai