Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BANK SENTRAL

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu dari mata kuliah

“Bank dan Lemaga Keuangan”

Di Susun Oleh:

Nama : Yohanis Tawun

Nim : 301301191010013

Kelas :D

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI JAMBATAN BULAN (STIEJB)

TAHUN AJARAN 2021

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN


1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulis tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarNnya.

Timika, 1 April 2021

Penulis

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN


2
DAFTAR ISI

COVER........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Sejarah Dan Pengertian Bank Sentral...............................................3
2.2 Tujuan Bank Sentral (BI)...................................................................5
2.3 Fungsi dan Peranan Bank Sentral (BI)..............................................6
2.4 Tugas Bank Sentral (BI).....................................................................7
2.5 Wewenang Bank Sentral (BI)...........................................................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
3.1 Kesimpulan........................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................iv

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN


3
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perekonomian modern setiap negafa memiliki bank sentral


atau setidaknya memiliki salah satu bank yang bertindak dan
menjalankan funsi dari bank sentral. Bank sentral sndr memiliki fungsi
yang dangat penting dalam mengatur perekonomian dan moneter yang
dalam kegiatannya dapat bertindak sebagai agen pemerintah.

Secara umum, Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki


peran penting dalam perekonomian suatu negara, terutama di bidang
monoter, keuangan, dan perbankan. Sehingga oleh karena itu bank
sentral menjalankan tugasnya berdasarkan garis-garis pokok yang
ditetapkan oleh pemerintah.

Bank sentral bertugas untuk melaksanakan fungsi-fungsi


pemerintah dalam bidang ekonomi dan moneter, karena itu bank sentral
juga bagian dari pemerintah dan lembaga keuangan Negara yang
mempunyai wewenang untuk mengeluarkan pembayaran yang sah,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengontrol
kelancaran system pembayaran, dan pengawasan perbankan, serta
menjalankan fungsi sebagai “Lender of Last Resoert”.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Dimana


bank sentral tdak sama dengan bank umum yang bertujuan untuk
menginvestasikan asetnya untuk memeksimalkan profit. Tetapi bank
sentral tidak mencari keuntungan dan kegiatan bank dikelola oleh
pemerintah. Selani bertugas untuk nelaksnakan fungsi-fungsi
pemereintah dalma bidang ekonomi dan monoter, bnayak hal lagi yang
perlu diketahui mengenai bnak sentral terdapat dalam pembahasan
makalah ini yaitu tentang fungsi, tujuan, tugas, dan wewenang bank
sentral.
1.2 Rumusan Masalah

Memahami beberapa materi dibawah ini:

1. Sejarah dan Pengertian Bank Sentral


2. Tujuan Bank Sentral
3. Peran Bank Sentral
4. Tugas Bank Sentral
5. Fungsi Bank Sentral
6. Wewenang Bank Sentral

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini agar dapat menambah wawasan


pembaca terkait dengan Bank Sentral mulai dari pengertian, tujuan,
peran, tugas, dan fungsi serta wewenang bank sentral.

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan makalah ini ialah pembaca apat
mengetahui apa yang di maksud dengan Bank Sentral setra tugas,fungsi,
peran, dan wewenangnya di dalam suatu negara.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Dan Pengertian Bank Sentral

Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman


penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu terdapat beberapa pihak bak
yang memegang peran penting di Hindia Belanda, bank-bank yang ad
itu antara lain, De Jevasche Bank NV, De Post Poar Bamk, De
Algemenvolsk Crediet Bank, dan Nederland Handles Maatscepi. De
Javaasche Bank Nv pada masi itu bertindak sebagai bank sirkulasi yang
mencetak dan meredarkan uang dan menjadi cikal bakal bank sentral di
Indonesia. Istilah bank sentral sebenarnya bukan hal baru karena suda
ada sejak 1946 dan sudah tercantum dalam UUD 1945. Adapun
didirikan dengan perpu No. 2 tahun 1946 tentang Bank Negara
Indonesia. Pada saat itu BNI 1946 mempunyai fungsi rangkap yaiut baik
sebagi bank komersial maupun sebagai bank sentral. Dengan demikian,
bank sentral pertama yang dimiliki oleh Indonesai adalah BNi 1946
namun demikian, sejarah menunjukan bahwa BNI 1946 belum dapat
melaksanakan fungsi sebagai bank sentral dengan baik karena fungsi
rangkap yang diembannya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihak berwenang


mengeluarkan UU No. 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia.
Salah satu pasalnya menyatakan “didirikan bank indonesai merupakan
bank sentral sebagai pengganti De Javaasche Bank NV sebagai bank
kepunyaan Negara. Dengan didirikannya bank indonesai dan dijadikan
pula bank sentral, sejak saat itu dalam struktur ketenagakerjaan
Indonesia dikenal 2 buah bank sentral, yitu BNI 1946 dan Bank
Indonesia. Kedua bank senteral tersebut bekerja menjadi bank sntral
selama dua tahun dan baru berakhir dengan dikeluarkannya UU No. 2
Tahun !955. sejak itu di Indonesia hanya sikenal dengan satu bank
sentral yaitu Bank Indonesia.
Secara umum, Bank Sentral merupakan lembaga yang memiliki
peran penting dalam perekonomian, terutama di bidang moneter,
keuangan, dan perbankan. Peran tersebut tercermin pada tugas-tugas
utama yang dimiliki oleh bank sentral, yaitu menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan mengawasi bank, serta
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Tugas utama tersebut tidak
selalu sama antara satu bank sentral dengan bank sentral lainnya.
Misalnya, terdapat bank sentral yang hanya bertugas menetapkan dan
melaksanakan kebijakan moneter serta menjaga kelancaran sistem
pembayaran, sementara terdapat juga bank sentral lain yang hanya
bertugas menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Tugas
utama yang pada umumnya dimiliki oleh bank sentral tersebut, juga
dimiliki oleh Bank Indonesia selaku bank sentral Republik Indonesia.

Bank Sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan,


yang pada umumnya dimiliki pemerintah, yang betugas untuk mengatur
kestabilan badan-badan keuanga, serta menjami agar kegiatan badan-
badan keungan tersebut dapat menciptakan tingkat kegiatan ekonomi
yang tinggi dan stabil.

Bank sentral merupakan lembaga negara yang mempunyai


wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah di suatu
negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan monoter, mengatur
dan menjaga kelancaran system pembayaran, mengatur dan mengawasi
perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort.

Berdasarkan Undang-Undang No.13 Tahun 1968 pada pasal 7


dapat diketahui:

1. Bank Indonesai adalah Bank Sentral sebagaimana dimaksudkan


1945.
2. Bank Indonesia adalah milik Negara.
3. Bank Indonesia sebagai bank sentral berbentuk badan Hokum.
4. Bank Indonesai adalah pembantu pemerintah.
5. Bank Indonesai diangkat dan diperhentikan oleh presiden.
Bank sentral di indonesai adalah Bank Indonesia (BI). Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004 tentang
perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999
Tentang Bank Inonesai, bank indonesa adalah lembaga Negara yang
Independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari
campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali hah-hal yang
secara tegas diatur dalam undang-undang.

2.2 Tujuan Bank Sentral (BI)


Tujuan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral Republik
Indonesia diatur secara jelas dalam UU No. 23 Tahun 1999 tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun
2004.

Tujuan Bank Indonesia ditetapkan untuk mencapai dan


memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah yang
dimaksudkan dalam undang-undang tersebut adalah kestabilan nilai
rupiah terhadap barang dan jasa serta terhadap mata uang negara lain.
Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa diukur dengan atau
tercermin pada perkembangan laju inflasi. Kestabilan nilai rupiah
terhadap mata uang negara lain diukur berdasarkan atau tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah (kurs) terhadap mata uang negara lain.
Kestabilan nilai rupiah sangat penting untuk mendukung pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kenaikan harga-harga (inflasi) yang tinggi dan terus
menerus akan menurunkan daya beli masyarakat, khususnya yang
mempunyai pendapatan tetap, sehingga tingkat kesejahteraannya
menurun. Demikian pula, nilai tukar rupiah yang terus melemah,
meskipun mungkin dapat meningkatkan pendapatan neto dari
perdagangan luar negeri, akan meningkatkan hargaharga di dalam
negeri, khususnya barang dan jasa yang harus diimpor dari luar negeri.
Lebih dari, ketidakstabilan inflasi dan nilai tukar rupiah menyebabkan
dunia usaha dan para pelaku ekonomi akan mengalami kesulitan dalam
menyusun perencanaan usahanya. Pada akhirnya, hal ini akan
mengakibatkan fluktuasi perkembangan ekonomi secara keseluruhan
yang berakibat buruk pada kesejahteraan masyarakat. Penetapan tujuan
tunggal pemeliharaan stabilitas nilai rupiah dalam undang-undang
seperti di atas menjadikan sasaran yang harus dicapai dan batas
tanggung jawab Bank Indonesia akan semakin jelas dan terfokus.

Meskipun tujuan diutamakan pada stabilitas nilai rupiah, hal ini


tidak berarti bahwa Bank Indonesia tidak mempertimbangkan
perkembangan ekonomi dan keuangan secara keseluruhan. Dalam
mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia perlu mengarahkan
kebijakannya untuk menyeimbangkan kondisi ekonomi internal,
khususnya keseimbangan antara permintaan dan penawaran agregat,
dengan kondisi ekonomi eksternal yang tercermin pada kinerja neraca
pembayaran. Perwujudan keseimbangan internal adalah terjaganya
inflasi pada tingkat yang rendah, sementara dari sisi eksternal adalah
terjaganya nilai tukar rupiah pada tingkat perkembangan yang cukup
kuat dan stabil. Untuk itu, Bank Indonesia harus mempertimbangkan
dan melakukan koordinasi dengan Pemerintah agar kebijakan yang
ditempuhnya sejalan dan saling mendukung dengan kebijakan fiskal dan
ekonomi lainnya.

2.3 Fungsi dan Peranan Bank Sentral (BI)


1. Peran Bank Indonesia sebagai Lender of the Last Resort

Sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas pengendalian


moneter, Bank Indonesia juga mempunyai fungsi lender of the last
resort, (Pasal 11) yang memungkinkan Bank Indonesia membantu
kesulitan pendanaan jangka pendek yang dihadapi bank. Dalam kaitan
ini, Bank Indonesia hanya membantu untuk mengatasi kesulitan
pendanaan jangka pendek karena adanya mismatch yang disebabkan
oleh resiko kredit atau resiko pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,
resiko manajemen, atau resiko pasar. Untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan kredit atau pembiayaan dimaksud, yang pada gilirannya
akan dapat mengganggu efektifitas pengendalian moneter, maka
pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibatasi
selama‐lamanya 90 hari. Disamping itu, kredit atau pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah tersebut harus dijamin dengan surat
berharga yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan.   Yang dimaksud
dengan agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan meliputi
surat berharga dan/atau tagihan yang diterbitkan oleh Pemerintah atau
badan hukum lain yang mempunyai peringkat tinggi berdasarkan hasil
penilaian lembaga pemeringkat yang kompeten dan sewaktu‐waktu
dengan mudah dicairkan. Apabila kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah tersebut tidak dapat dilunasi pada saat jatuh tempo, Bank
Indonesia sepenuhnya berhak mencairkan agunan yang dikuasainya.

2. Menjaga Kestabilan nilai tukar Nilai tukar

Nilai tukar yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting


dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung
kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya
iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha. Secara garis
besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai
tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun 1978,
sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem
nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak
14 Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini,
nilai tukar rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang
berlaku adalah benar-benar pencerminan keseimbangan antara kekuatan
penawaran dan permintaan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank
Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar
valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan.

2.4 Tugas Bank Sentral (BI)

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sesusai dengan


undang-undang Bank Indonesia mempunyai tiga tugas, yaitu:

1. Menetapkan Dan Melaksanakan Kebijakan Moneter


Pada dasarnya, kebijakan moneter yang ditempuh oleh otoritas
moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi
makro dan berpengaruh besar terhadap berbagai aktivitas ekonomi dan
keuangan yang dilakukan masyarakat. Sejalan dengan itu, amandemen
UU No. 3 Tahun 2004 menekankan agar kebijakan moneter Bank
Indonesia dilaksanakan secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan
harus mempertimbangkan kebijakan umum Pemerintah di bidang
perekonomian. Ketentuan ini dimaksukan agar kebijakan moneter yang
diambil Bank Indonesia dapat dijadikan acuan yang pasti dan jelas bagi
dunia usaha dan masyarakat lainnya. Di samping itu, hal tersebut juga
dimaksudkan agar kebijakan moneter Bank Indonesia sudah
mempertimbangkan dan dapat dikoordinasikan secara baik dengan
kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang ditempuh
Pemerintah sehingga mampu menciptakan kondisi ekonomi makro yang
baik, seperti stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi, dan perluasan
kesempatan kerja.

Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia


sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, sasaran laju
inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter yang semula ditetapkan
oleh Bank Indonesia telah diubah menjadi ditetapkan oleh Pemerintah
setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia. Perubahan ini
dimaksudkan untuk semakin meningkatkan koordinasi antara kebijakan
moneter Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan ekonomi lainnya
yang ditempuh Pemerintah dalam mencapai sasaran ekonomi makro. Di
samping itu, perubahan tersebut dimaksudkan pula untuk memperkuat
komitmen dan dukungan Pemerintah dalam pencapaian sasaran inflasi
oleh Bank Indonesia.

Untuk mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan, Bank


Indonesia menentukan sasaran-sasaran moneter yang dapat berupa
besaran moneter dan atau suku bunga sesuai dengan perkembangan dan
arah pergerakan ekonomi dan keuangan ke depan.1 Sasaran-sasaran
moneter tersebut dicapai melalui pengendalian moneter yang dilakukan
Bank Indonesia dengan menggunakan berbagai instrumen moneter yang
umum dipakai oleh bank sentral. Instrumen moneter yang saat ini
digunakan oleh Bank Indonesia adalah instrumen tidak langsung yang
meliputi operasi pasar terbuka, fasilitas diskonto, penetapan giro wajib
minimum, dan imbauan, yang dalam pelaksanaannya dapat dilakukan
secara bersama-sama atau sendiri- sendiri. Sementara itu, instrumen
langsung yang pernah digunakan seperti penetapan pagu kredit dan
penetapan suku bunga tidak dilakukan lagi mengingat instrumen
tersebut kurang efektif dan tidak berorientasi pasar.

Agar pelaksanaan kebijakan moneter dapat secara efektif mencapai


sasaran inflasi yang telah ditetapkan, maka harus dihindari penciptaan
uang beredar yang dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar pertimbangan
moneter. Pengalaman di masa orde lama maupun selama masa krisis
menunjukkan bahwa penggunaan kebijakan moneter untuk membiayai
pengeluaran Pemerintah telah berdampak buruk pada peningkatan laju
inflasi dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan. Sejalan dengan
itu, berdasarkan UU No. 23 Tahun 1999 ditetapkan bahwa Bank
Indonesia dilarang memberikan pinjaman kepada Pemerintah untuk
membiayai pengeluaran APBN baik secara langsung maupun melalui
pembelian surat utang negara. Sesuai dengan amandemen UU No. 3
Tahun 2004, pengecualian diperkenankan kepada Bank Indonesia untuk
membeli surat utang negara guna pendanaan fasilitas pembiayaan
darurat yang dilakukan Pemerintah dalam rangka mengatasi kesulitan
perbankan yang berdampak sistemik pada seluruh sistem keuangan dan
perekonomian.

2. Mengatur Dan Mengawasi Bank

Tugas mengatur dan mengawasi bank penting tidak saja untuk


mendukung kelancaran sistem pembayaran, tetapi juga untuk
meningkatkan efektivitas kebijakan moneter dalam mempengaruhi
perkembangan ekonomi dan inflasi. Hal itu mengingat lembaga
perbankan berfungsi sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dalam
mobilisasi dana dan penyaluran kredit perbankan (fungsi intermediasi)
maupun dalam peredaran uang di dalam perekonomian. Berdasarkan
undang-undang, kewenangan Bank Indonesia dalam mengatur dan
mengawasi bank meliputi:

 Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan


usaha tertentu dari bank;
 Menetapkan peraturan di bidang perbankan;
 Melakukan pengawasan bank baik secara langsung maupun tidak
langsung; dan
 Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai ketentuan perundangan.

Keempat kewenangan tersebut merupakan satu kesatuan dalam


mendukung terciptanya sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien.
Ketentuan perizinan ditujukan untuk meyakinkan bahwa bank yang
diperbolehkan beroperasi mempunyai modal yang cukup dan dikelola
oleh pengurus bank yang kompeten dan mempunyai integritas yang
tinggi. Ketentuan kehati-hatian bank ditujukan untuk memberikan
rambu-rambu yang harus dipatuhi oleh para pengurus bank sesuai
standar yang berlaku secara internasional. Sementara itu, pengawasan
bank diarahkan untuk meyakinkan bahwa rambu-rambu kehati-hatian
tersebut dipatuhi oleh pengurus bank. Apabila suatu bank melakukan
pelanggaran atau bahkan diyakini tidak layak beroperasi, maka Bank
Indonesia berwenang untuk memberikan sanksi baik secara administratif
ataupun bahkan mencabut izin usaha bank yang bersangkutan.

2.5 Wewenang Bank Sentral (BI)


1. Kewenangan dalam Mengelola Cadangan Devisa

Dalam Pasal 13 UU‐BI dirumuskan bahwa Bank Indonesia


mengelola cadangan devisa. Dalam rangka pengelolaan cadangan devisa
tersebut, Bank Indonesia melaksanakan berbagai jenis transaksi devisa
serta dapat menerima pinjaman luar negeri. Yang dimaksud dengan
cadangan devisa adalah cadangan devisa negara yang dikuasai oleh
Bank Indonesia yang tercatat pada sisi aktiva Bank Indonesia yang
antara lain berupa emas, uang kertas asing, dan tagihan lainnya dalam
valutas asing kepada pihak luar negeri yang dapat dipergunakan sebagai
alat pembayaran luar negeri. 

Pengelolaan cadangan devisa oleh Bank Indonesia dilakukan


melalui berbagai jenis transaksi devisa yaitu menjual, membeli, dan/atau
menempatkan devisa, emas dan surat‐surat berharga secara tunai atau
berjangka termasuk pemberian pinjaman. Dalam melakukan pengelolaan
cadangan devisa, Bank Indonesia selalu mempertimbangkan 3 (tiga)
azas utama dengan skala prioritas, yaitu likuiditas (liquidity), keamanan
(security) tanpa mengabaikan prinsip untuk memperoleh pendapatan
yang optimal (profitability). Pinjaman luar negeri yang dilakukan oleh
Bank Indonesia adalah pinjaman luar negeri atas nama dan menjadi
tanggung jawab Bank Indonesia yang semata‐mata digunakan dalam
rangka pengelolaan cadangan devisa untuk memperkuat posisi neraca
pembayaran. Pinjaman dimaksud dapat dipantau oleh DPR melalui hasil
pemeriksaan keuangan oleh BPK.

2. Kewenangan Dalam Mengatur Dan Menjaga Kelancaran Sitem


Pembayaran.

Sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan handal


diperlukan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan moneter yang
efektif dan efisien. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Indonesia
diberi kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran yaitu dengan menetapkan penggunaan alat pembayaran dan
mengatur penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.

 Kewenangan Menetapkan Penggunaan Alat Pembayaran


Secara umum, terdapat dua jenis alat pembayaran, yaitu alat
pembayaran tunai (uang kertas dan logam) dan nontunai (berbasis
warkat, seperti cek, bilyet giro dan wesel maupun berbasis elektronik,
seperti kartu kredit dan ATM). Untuk kelancaran sistem pembayaran,
diperlukan pengaturan mengenai penggunaan kedua alat pembayaran
tersebut. Kewenangan Bank Indonesia dalam menetapkan penggunaan
alat pembayaran tunai meliputi mengeluarkan, mengedarkan, menarik,
dan memusnahkan uang rupiah, termasuk menetapkan macam, harga,
ciri uang, bahan yang digunakan, serta tanggal mulai berlakunya. Untuk
itu, Bank Indonesia senantiasa berupaya menjamin ketersediaan uang di
masyarakat dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang memadai.
Sementara itu, untuk alat pembayaran nontunai, Bank Indonesia
berwenang menetapkan bentuk, keabsahan maupun keamanan
penggunaannya dalam berbagai transaksi ekonomi dan keuangan. Hal
ini ditujukan untuk meyakinkan bahwa seluruh alat pembayaran yang
dipergunakan termasuk pengoperasiannya dilakukan secara aman serta
dikelola dan dimonitor secara baik.
 Kewenangan Mengatur dan Menyelenggarakan Sistem Pembayaran

Pengaturan diperlukan untuk menjamin kelancaran dan keamanan


sistem pembayaran. Terkait dengan itu, Bank Indonesia berwenang
menyelenggarakan sendiri sistem pembayaran atau memberi izin kepada
pihak lain untuk menyelenggarakan jasa sistem pembayaran dengan
kewajiban menyampaikan laporan kegiatannya kepada Bank Indonesia.
Di samping itu, Bank Indonesia berwenang mengatur sistem kliring dan
menyelenggarakan kliring antarbank, serta menyelenggarakan
penyelesaian akhir (setelmen) transaksi pembayaran antarbank, baik
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.
BAB III
PENUTUP

3.5 Kesimpulan
Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting
dalam perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter,
keuangan, dan perbankan. Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam
UU RI No. 23 Tahun1999 Bab 3 Pasal 7 adalah untuk mencapai dan
memelihara kestabilan rupiah. Peranan lain Bank Indonesia adalah
dalam hal menyalurkan uang terutama uang kartal atau kertas dan logam
dimana Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan
uang kartal. Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga
bidang tugasnya: menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
men gatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, serta mengatur
dan mengawasi perbankan di Indonesia.
3.2 Saran
Saran dari penulis adalah bank sentral dapat makin di perkuat
dengan undang-undang agar manjadi tolak ukur untuk kinerjanya bagi
tercapainya perekonomian yang efektif dan efisien dan juga dari aturan
yang telah di perkuat tersebut dapat menjadi tolak ukur pula bagi
petinggi-petinggi atau para pemimpin bank dalam melakukan tindak
korupsi.
DAFTAR PUSTAKA

Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia : Sebuah Pengantar.


Jakarta : Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) - BI, 2004.

Kasmir.2002.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.Jakarta: RajaGrafindo


Persada

Tim Buku Media Indonesia, dkk.2010.Era Baru Transformasi Bank


Sentral.:Gramedia Pustaka Utama

Mangani, Silvanita Ktut.2009.Bank dan Lembaga Keuangan Lain:Gelora


Aksara Pratama

Anda mungkin juga menyukai