Anda di halaman 1dari 22

KEBANKSENTRALAN

(BANK SENTRAL DAN BANK SENTRAL INDONESIA)

Disusun oleh

Kelompok 1:

Ida Sopiani (180501085)

Hayatun Nupus (180501123)

Dhani Anshari (180501099)

Dosen Pengampu : Dewi Sartika Nasution. M.ec

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Teori Bank
Sentral dan Bank Sentral Indonesia ” Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Dewi
Sartika Nasution M.ec selaku Dosen mata kuliah Kebanksentralan yang telah memberikan
tugas kepada kami.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Kebanksentralan”.
Didalam makalah ini nantinya akan dibahas secara garis besar atau secara umumnya yang
berakiatan dengan Bank sentral dan Bank sentral Indonesia seperti dalam halnya adalah
pengertian, manfaat dan fungsi bank sentral serta pengaruhnya terhadap perekonomian
khusunya yang ada di Indonesia serta berbagai macama pembahasan pembahasan yang
lainnya dan dengan itu dari pembuatan makalah ini nantinya dapat harapkan agar bisa
membantu kami selaku penyusunnya dan para mahasiswa pada umumnya sebagai penambah
pengetahuan dan pemahaman tentang materi yang akan di pelajari.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Jerneng, 16 Februari 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................................................3


B. Rumusan masalah ......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. BANK SENTRAL
1. Sejarah dan Pengertian Bank Sentral ...................................................................5
2. Tugas dari Bank Sentral ......................................................................................8
3. Kebijakan Moneter dan Peranan Bank Sentral ..................................................9
B. BANK INDONESIA
1. Sejarah Bank Indonesia........................................................................................12
2. Perenan Penting dari Bank Indonesia ..................................................................12
3. Tujuan dan Tugas Bank Indonesia .......................................................................15
4. Status dan Kedudukan Bank Indonesia................................................................15
5. Peran Bank Indonesia setelah Terbentuknya OJK ...............................................16
6. Hubungan BI dengan Lembaga lainnya ..............................................................18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................21

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum yang dimaksud dengan lembaga keuangan adalah setiap
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana.
Artinya kegiatan yang dilakukan oleh lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang
keuangan, apakah kegiatannya hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana.
Dalam prakteknya lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar
yaitu; Pertama lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya. Salah satu contoh
lembaga keuangan bank adalah adanya Bank Sentral. Bank sentral merupakan lembaga
yang memiliki peran penting dalam perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang
moneter, keuangan, dan perbankan. Sehingga oleh karena itu bank sentral menjalankan
tugasnya berdasarkan garis-garis pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Bank sentral dibentuk dengan tujuan sosial ekonomi tertentu yang menyangkut
kepentingan nasional atau kesejahteraan umum, seperti stabilitas harga dan
perkembangan ekonomi, dan di sisi lain, dalam suatu sistem perbankan, ketiadaan
koordinator dan regulator yang tidak berpihak, akan mengakibatkan bank-bank tidak
dapat melaksanakan operasinya secara efisien.
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral merupakan lembaga yang sangat vital
dalam kehidupan perekonomian nasional karena kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh
BI akan memiliki dampak yang langsung dirasakan oleh masyarakat. BI, yang didirikan
pada tanggal 1 Juli 1953, telah lebih dari setengah abad melayani kepentingan bangsa.
Namun, masih banyak masyarakat yang tidak mengenal BI, apalagi memahami
kebijakan-kebijakan yang pernah diambilnya, sehingga seringkali terjadi salah persepsi
masyarakat terhadap BI. Masyarakat sering memberikan penilaian negatif terhadap BI
karena tidak cukup tersedianya data atau informasi yang lengkap dan akurat yang dapat
diakses dan dipahami dengan mudah oleh masyarakat.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan
melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-
undang. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan

3
Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam
bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut
diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas
moneter secara lebih efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dan pengertian Bank Sentral?
2. Apa tugas dari bank sentral?
3. Apa kebijakan moneter dan perenan bank sentral dalam lembaga keuangan?
4. Bagaimana sejarah bank Indonesia?
5. Apa perenan penting dari bank Indonesia?
6. Apa tujuan dan tugas bank Indonesia?
7. Apa status dan kedudukan bank Indonesia?
8. Bagiman peran bank Indonesia setelah terbentuknya OJK?
9. Bagaimana hubungnan BI dengan lembaga lainnya?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. BANK SENTRAL
1. Sejarah berdirinya dan pengertian Bank Sentral.
Jika dilihat dari sejarah berdirinya, keberadaan bank sentral diawali dengan
berdirinya Bank Sentral Swedia (The Riskbank of Sweden) yang beroperasi pada
tahun 1668 dan diikuti oleh berdirinya Bank Sentral Inggris (The Bank Of England)
yang beroperasi pada tahun 1694. Hingga tahun 1990-an sudah ada 173 Bank Sentral.

Sejarah bank sentral juga tidak terlepas dari sejarah dikenalnya sistem uang
sebagai alat tukar dalam perdagangan dan perekonomian secara umum, dan mulai
ditemukannya metode perbankan untuk pertama kalinya dalam perekonomian
dan perdagangan suatu negara. Dimana pada zaman dahulu alat tukar yang digunakan
adalah memang berupa uang yang memang memiliki nilai intrinsik yang sama
terhadap material yang terbuat dari uang tersebut. Biasanya berupa uang
logam (emas, perak, perunggu, dll) yang memiliki nilai intrinsik yang sama terhadap
nilai dari uang logam tersebut. Artinya jika uang logam emas seberat 1 gram bernilai
1000 misalnya, pada saat itu memang karena emas dengan kondisi 1 gr tersebut
ketika diperdagangkan/dipertukarkan dimana-mana nilainya adalah 1000. Alat tukar
dengan uang logam seperti ini sudah lebih maju dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya dimana perdagangan dilakukan dengan alat tukar yang belum bisa
diterima oleh banyak kalangan atau bahkan sistem barter langsung terhadap barang
yang diperdagangkan dimana ini menjadi cikal-bakal dimulainya perdagangan dalam
sejarah peradaban manusia.
Seiring dengan waktu dan terus berkembangnya perdagangan dan perekonomian,
alat tukar berupa uang logam tersebut mulai menjadi keterbatasan karena memang
ketersediaan sumber daya alam yang terbatas untuk mencetak jenis uang seperti itu,
dan ini menghambat potensi untuk berkembang lebih besarnya lagi perekonomian
suatu negara sementara jenis-jenis produk baru dan bentuk industri baru sangat
potensial untuk muncul namun amat disayangkan jika aktivitas perdagangan dan

5
perekonomian secara umum harus terhambat karena mengikuti kemampuan
ketersediaan uang berupa logam yang sangat terbatas tersebut.
Untuk itulah kemudian dikenal sistem uang kertas yang pertama kali ditemukan
melalui sistem penjaminan yang dalam hal ini dilakukan oleh suatu badan penjamin
sekaligus penyimpan yang disebut bank, dimana uang kertas yang dikeluarkan oleh
bank tersebut dijamin memiliki nilai yang sama atau dijanjikan akan memiliki nilai
beberapa kali lebih besar terhadap emas atau uang logam yang di simpan
oleh nasabah/masyarakat pada waktu mendatang atau pada masa yang ditentukan.
Pada praktik dan perkembangannya masing-masing, bank-bank yang pada saat itu
membuat aturannya sendiri-sendiri dan jenis-jenis jaminan/uang kertasnya masing-
masing yang sangat potensial merugikan masyarakat karena belum
dikelola negara untuk memastikan tidak adanya penyimpangan atau aturan yang tidak
adil.
Dimana pada suatu ketika seorang nasabah berniat untuk mengambil
kembali emas atau uang logam yang disimpan pada bank tersebut dengan cara
menukar kembali uang kertas yang dia dapat dari bank tersebut ternyata harus kecewa
karena uang logam yang dia terima lebih sedikit dari yang dijanjikan atau bahkan
lebih kecil dari jumlah yang sama dari yang pernah ia simpan ke bank tersebut. Pada
masa itulah mulai terjadi untuk pertama kalinya dalam sejarah model-model fraud
dan rekayasa dalam sektor industriyang baru ini, yaitu sektor keuangan.
Sejak itulah negara menyadari perlunya suatu bank sentral yang selanjutnya
didirikan dengan tujuan untuk memastikan adanya satu jenis mata uang kertas yang
sama dan berlaku di suatu negara tersebut agar memiliki nilai yang stabil dan dapat
dipercaya karena dijamin oleh negara (dengan cara awalnya negara menjamin uang
kertas tersebut dengan sejumlah emas deposit atau logam berharga lainnya yang
dicadangkan setiap mencetak nominal uang tersebut, namun belakangan tidak lagi
dan jaminannya hanya atas nama negara saja atau sejumlah kecil emas) dan dapat
dipergunakan terus menerus oleh masyarakat dalam menjalankan aktivitas
perekenomiannya di negara tersebut.
Dan dengan kewenangannya bank sentral mengatur jumlah uang yang beredar
tersebut agar dapat menggerakkan roda perekonomian dengan keseimbangan yang

6
tepat antara peredaran jumlah uang dan barang, dan dapat terus saling
mengembangkan, dengan cara tidak sampai menyebabkan kelebihan
jumlah likuiditas/uang yang beredar dalam perekonomian negara tersebut yang dapat
menyebabkan inflasi (naiknya harga-harga atau turunnya nilai uang), dan juga
sebaliknya jangan sampai terjadi kekurangan likuiditas yang dapat menyebabkan
perekonomian sulit bergerak apalagi untuk berkembang.
Pada mulanya Bank Sentral dinamakan Bank sirkulasi (bank of issue) yang
bertugas mempertahankan konversi uang kertas yang dikeluarkan terhadap emas atau
perak atau keduanya. Dalam perkembangannya bank sirkulasi menjalankan fungsi
mengawasi dan mengatur perbankan, mengontrol dan mengendalikan jumlah uang
beredar dan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sistem pembayaran.
Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan, yang pada
umumnya dimiliki pemerintah, yang bertugas untuk mengatur kesetabilan badan-
badan keuangan, serta menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan terseut dapat
menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil. Berdasarkan Undang-
Undang No. 13 Tahun 968 pada Pasal 7 dapat diketahui:
a. Bank Indonesia adalah bank sentral sebagaimana dimaksudkan 1945.
b. Bank Indonesia adalah milik Negara.
c. Bank Indonesia sebagai bank sentral berbentuk badan hokum.
d. Bank Indonesia adalah pembantu pemerintah.
e. Bank Indonesia diangkat dan diperhentikan oleh presiden.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia
adalah lembaga Negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan /atau pihak lain, kecuali
untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang.

2. Tugas Bank Sentral


Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan, menurut UU No.23 Tahun
1999, tugas-tugas Bank Indonesia selaku Bank Sentral adalah sebagai berikut:

7
a. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia diberi kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter
melalui penetapan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
serta melakukan pengendalian jumlah uang beredar dengan menggunakan
berbagai instrumen kebijakan moneter.
Kebijakan moneter yang ditempuh oleh otoritas moneter merupakan salah
satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter
mempunyai peranan yang sangat strategis, seperti stabilitas harga, pertumbuhan
ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja, serta pengendalian devisa. Dalam
melakukan pengendalian moneter, bank sentral dapat menggunakan instrumen
langsung seperti: melakukan operasi pasar terbuka:
1. Melakukan Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta
2. Penetapan tingkat diskonto;
3. Penetapan cadangan wajib minimum; dan
4. Pengaturan kredit dan pembiayaan.
b. Mengatur dan Menjaga Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran yang lancar dan aman merupakan salah satu prasyarat
dalam keberhasilan pencapaian tujuan kebijakan moneter. Sehubungan dengan hal
tersebut Bank Indonesia mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
melalui sistem kewenangan dalam:
1. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas jasa sisa
pembayaran;
2. Menetapkan penggunaan alat pembayaran.
3. Mewajibkan penyelenggara jasa system pembayaran untuk menyampaikan
laporan tentang kegiatannya.

c. Mengatur dan Mengawasi Bank


Tugas mengatur dan mengawasi bank merupakan salah satu tugas yang
penting, khususnya dalam rangka menciptakan sistem perbankan yang sehat yang
pada akhirnya dapat mendorong efektivitas kebijakan moneter.

8
Agar pelaksanaan pengawasan peraturan perbankan dapat berjalan efektif,
tugas berikutnya dirinci antara lain:
1. Melakukan prinsip kehati-hatian;
2. Menetapkan sistem pengawasan bank;
3. Meningkatkan mutu pengelolan bank.
4. Menyehatkan kegiatan operasional dibidang finansial perbankan melalui
program program penyehatan perbankan.

3. Kebijakan Moneter dan Peranan Bank Sentral dalam Stabilitas Keuangan.


Dalam mengatasi laju inflasi, bank sentral mengelurkan kebijakan moneter, meliputi
a. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka
Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank
sentral yang bertujuan untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang
beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara men-jual Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal. Jika bank sentral ingin
mengurangi jumlah uang beredar maka bank sentral akan menjual Sertifikat Bank
Indonesia (SBI).
Dengan penjualan SBI, uang akan masuk ke bank sentral, sehingga uang
yang beredar berkurang. Sebaliknya, jika bank sentral mengamati bahwa jumlah
uang yang beredar kurang dari kebutuhan, maka bank sentral akan membeli
kembali SBI atau surat-surat berharga lainnya dari pasar modal. Pembelian SBI
atau surat berharga ini akan menambah jumlah uang yang beredar.
b. Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral dalam rangka mengatur
jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku
bunga. Apabila bank sentral ingin menurunkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat, maka bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku
bunga. Naiknya suku bunga dapat memengaruhi hasrat masyarakat untuk lebih
banyak menabung. Sebaliknya, jika bank sentral ingin menambah jumlah uang
yang beredar di masyarakat, maka bank sentral akan menurunkan tingkat suku
bunga.

9
Rendahnya suku bunga bank membuat masyarakat enggan menabung dan orang akan
mengambil uang tabungannya. Dengan demikian bertambahlah jumlah uang yang
beredar di masyarakat.
c. Kebijakan Rasio Kas
Kebijakan rasio kas adalah kebijakan bank sentral dengan cara membuat
perubahan atas cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank-bank. Apabila
bank sentral menginginkan menambah jumlah uang yang beredar, maka bank sentral
akan menurunkan rasio kas. Kebijakan ini diterapkan pada saat terjadi deflasi.
Sebaliknya, bank sentral akan menaikkan rasio kas agar jumlah uang yang menjadi
cadangan semakin banyak, sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang.
Kebijakan ini biasanya diambil pada saat terjadi inflasi
Peranan Bank Indonesia sebagai bank sentral atau sering juga disebut bank to
bank dalam pembangunan memang penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya hal
ini disebabkan bahwa pembangunan disektor apapun selalu membutuhkan dana dan
dana ini diperoleh dari sector lembaga keuangan termasuk bank. Tugas-tugas bank
Indonesia sebagai bank to bank adalah mengatur, mengkoordinir, mengawasi serta
memberikan tindakan kepada dunia perbankan. Bank Indonesia juga mengurus dana
yang dihimpun dari masyarakat agar disalurkan kembali ke masyarakat benar-benar
efektif penggunaannya sesuai dengan tujuan pembangunan. Kemudian di samping
mengurus dana perbankan, Bank Indonesia juga mengatur dan mengawasi kegiatan
perbankan secara keseluruhannya.
Peranan lain Bank Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang terutama uang
kartal atau kertas dan logam dimana Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk
menyalurkan uang kartal. Kemudian mengendalikan jumlah uang yang beredar dan
suku bunga dengan maksud untuk menjaga kestabilan nilai rupiah. Di samping itu
hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah adalah sebagia pemegang kas
pemerintah. Begitu pula keuangan dunia Internasional juga ditangani oleh Bank
Indonesia seperti menerima pinjaman luar negeri.
Disamping itu, sebagai Bank sentral, bank indonesia memiliki lima peran utama
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

10
a. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain
melalui instrument suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Untuk menciptakan
stabilitas moneter, Bank Indonesia yelah menerapkan suatu kebijakan inflation
targeting framework.
b. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga
keuangan yang sehat, khususnya perbankan melalui mekanisme pengawasan dan
regulasi.
c. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga kelancaran
sistem pembayaran.
d. Melalui fungsinyadalam riset pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan.
e. Bank Indonesia memilikifungsi sebagai jarring pengaman sistem keuangan
melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).

2. BANK SENTRAL INDONESIA (BI)


1. Sejarah Bank Indonesia
Bank Indonesia (BI) berawal dari De Javasche Bank NV (DJB) yang didirikan
oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 24 Januari 1827. Pada waktu itu, DJB
bertindak sebagai bank sirkulasi dan menjalankan beberapa fungsi bank sentral lainya
serta melakukan kegiatan bank umum. Pemerintah Belanda memberikan hak oktrooi
kepada DJB, yaitu hak untuk mencetak dan mengedarkan uang Gulden Belanda.

Pada tahun 1968 diterbitkan Undang-Undang Bank Sentral yang mengatur


kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari bank-bank
lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank sentral, Bank
Indonesia juga bertugas membantu Pemerintah sebagai agen pembangunan
mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan
kerja guna meningkatkan taraf hidup rakyat. Tahun 1999 merupakan Babak baru
dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai dengan UU No.23/1999 yang menetapkan
tujuan tunggal Bank Indonesia yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah.

11
Pada tahun 2004, Undang-Undang Bank Indonesia diamandemen dengan fokus
pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang Bank
Indonesia, termasuk penguatan governance. Pada tahun 2008, Pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.2 tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan. Amandemen
dimaksudkan untuk meningkatkan ketahanan perbankan nasional dalam menghadapi
krisis global melalui peningkatan akses perbankan terhadap Fasilitas Pembiayaan
Jangka Pendek dari Bank Indonesia.

2. Peran Bank Indonesia

Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peranan strategis baik dalam
perekonomian domestik suatu Negara maupun dalam kaitannya dengan
perekonomian manca Negara. Umumnya Bank Sentral diberikan mandat berupa
tanggung jawab merumuskan dan menjalankan kebijakan moneter. Di Indonesia
fungsi bank sentral dijalankan oleh Bank Indonesia. Sebagai bank sentral, BI
diberikan mandate untuk mewujudkan stabilitas harga.

Pertanyaannya, bagaimana peranan Bank Indonesia dalam memelihara stabilitas


sistem keuangan? Sebagai bank sentral, Bank Indonesia memiliki lima peran utama
dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Kelima peran utama yang mencakup
kebijakan dan instrumen dalam menjaga stabilitas sistem keuangan itu adalah:
1. Bank Indonesia memiliki tugas untuk menjaga stabilitas moneter antara lain
melalui instrumen suku bunga dalam operasi pasar terbuka. Bank Indonesia
dituntut untuk mampu menetapkan kebijakan moneter secara tepat dan
berimbang. Hal ini mengingat gangguan stabilitas moneter memiliki dampak
langsung terhadap berbagai aspek ekonomi. Kebijakan moneter melalui
penerapan suku bunga yang terlalu ketat, akan cenderung bersifat mematikan
kegiatan ekonomi. Begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, untuk menciptakan
stabilitas moneter, Bank Indonesia telah menerapkan suatu kebijakan yang
disebut inflation targeting framework.

12
2. Bank Indonesia memiliki peran vital dalam menciptakan kinerja lembaga
keuangan yang sehat, khususnya perbankan. Penciptaan kinerja lembaga
perbankan seperti itu dilakukan melalui mekanisme pengawasan dan regulasi.
Seperti halnya di negara-negara lain, sektor perbankan memiliki pangsa yang
dominan dalam sistem keuangan. Oleh sebab itu, kegagalan di sektor ini dapat
menimbulkan ketidakstabilan keuangan dan mengganggu perekonomian. Untuk
mencegah terjadinya kegagalan tersebut, sistem pengawasan dan kebijakan
perbankan yang efektif haruslah ditegakkan.
Selain itu, disiplin pasar melalui kewenangan dalam pengawasan dan
pembuat kebijakan serta penegakan hukum (law enforcement) harus dijalankan.
Bukti yang ada menunjukkan bahwa negara-negara yang menerapkan disiplin
pasar, memiliki stabilitas sistem keuangan yang kokoh. Sementara itu, upaya
penegakan hukum (law enforcement) dimaksudkan untuk melindungi perbankan
dan stakeholder serta sekaligus mendorong kepercayaan terhadap sistem
keuangan. Untuk menciptakan stabilitas di sektor perbankan secara berkelanjutan,
Bank Indonesia telah menyusun Arsitektur Perbankan Indonesia dan
rencana implementasi Basel II.
3. Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran. Bila terjadi gagal bayar (failure to settle) pada
salah satu peserta dalam sistem sistem pembayaran, maka akan timbul risiko
potensial yang cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran.
Kegagalan tersebut dapat menimbulkan risiko yang bersifat menular (contagion
risk) sehingga menimbulkan gangguan yang bersifat sistemik.
Bank Indonesia mengembangkan mekanisme dan pengaturan untuk
mengurangi risiko dalam sistem pembayaran yang cenderung semakin meningkat.
Antara lain dengan menerapkan sistem pembayaran yang bersifat real time atau
dikenal dengan nama sistem RTGS (Real Time Gross Settlement) yang dapat
lebih meningkatkan keamanan dan kecepatan sistem pembayaran. Sebagai
otoritas dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki informasi dan
keahlian untuk mengidentifikasi risiko potensial dalam sistem pembayaran.

13
4. Melalui fungsinya dalam riset dan pemantauan, Bank Indonesia dapat mengakses
informasi-informasi yang dinilai mengancam stabilitas keuangan. Melalui
pemantauan secara macroprudential, Bank Indonesia dapat memonitor kerentanan
sektor keuangan dan mendeteksi potensi kejutan (potential shock) yang
berdampak pada stabilitas sistem keuangan. Melalui riset, Bank Indonesia dapat
mengembangkan instrumen dan indicator macroprudential untuk mendeteksi
kerentanan sektor keuangan. Hasil riset dan pemantauan tersebut, selanjutnya
akan menjadi rekomendasi bagi otoritas terkait dalam mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk meredam gangguan dalam sektor keuangan.
5. Bank Indonesia memiliki fungsi sebagai jaring pengaman sistim
keuangan melalui fungsi bank sentral sebagai lender of the last resort (LoLR).
Fungsi LoLR merupakan peran tradisional Bank Indonesia sebagai bank sentral
dalam mengelola krisis guna menghindari terjadinya ketidakstabilan sistem
keuangan. Fungsi sebagai LoLR mencakup penyediaan likuiditas pada kondisi
normal maupun krisis.
Fungsi ini hanya diberikan kepada bank yang menghadapi masalah
likuiditas dan berpotensi memicu terjadinya krisis yang bersifat sistemik. Pada
kondisi normal, fungsi LoLR dapat diterapkan pada bank yang mengalami
kesulitan likuiditas temporer namun masih memiliki kemampuan untuk
membayar kembali. Dalam menjalankan fungsinya sebagai LoLR, Bank
Indonesia harus menghindari terjadinya moral hazard. Oleh karena itu,
pertimbangan risiko sistemik dan persyaratan yang ketat harus diterapkan dalam
penyediaan likuiditas tersebut.

3. Tujuan dan tugas Bank Indonesia


Dilhat dari sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, kedudukan BI sebagai
lembaga negara yang independen tidak sejajar dengan lembaga tinggi negara seperti
Dewan Perwakilan Rakyat, Badan Pemeriksa Keuangan, dan Mahkamah Agung.
Kedudukan BI juga tidak sama dengan Departemen karena kedudukan BI berada di
luar pemerintahan. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar BI
dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Otoritas Moneter secara lebih

14
efektif dan efisien. Meskipun BI berkedudukan sebagai lembaga negara independen,
dalam melaksanakan tugasnya, BI mempunyai hubungan kerja dan koordinasi yang
baik dengan DPR, BPK, Pemerintah dan pihak lainnya.
Dalam hubungannya dengan Presiden dan DPR, BI setiap awal tahun anggaran
menyampaikan informasi tertulis mengenai evaluasi pelaksanaan kebijakan moneter
dan rencana kebijakan moneter yang akan datang. Khusus kepada DPR, pelaksanaan
tugas dan wewenang setiap triwulan dan sewaktu-waktu bila diminta oleh DPR.
Selain itu, BI menyampaikan rencana dan realiasasi anggaran tahunan kepada
Pemerintah dan DPR. Dalam hubungannya dengan BPK, BI wajib menyampaikan
laporan keuangan tahunan kepada BPK.

4. Status dan kedudukan Bank Indonesia


Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan
tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai
rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang
dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin
pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan
tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai Bank
Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan demikian, tercapai atau
tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

▪ Tiga Pilar Utama


Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh
tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.

Dalam rangka tugas mengatur dan mengawasi perbankan, Bank Indonesia


menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan atau

15
kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan atas bank, dan
mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugas ini, Bank Indonesia berwenang
menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan dengan menjunjung tinggi prinsip
kehati-hatian.
Berkaitan dengan kewenangan di bidang perizinan, selain memberikan
dan mencabut izin usaha bank, Bank Indonesia juga dapat memberikan izin
pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor bank, memberikan persetujuan
atas kepemilikan dan kepengurusan bank, serta memberikan izin kepada bank
untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Di bidang pengawasan, Bank Indonesia melakukan pengawasan langsung
maupun tidak langsung. Pengawasan langsung dilakukan baik dalam bentuk
pemeriksaan secara berkala maupun sewaktu-waktu bila diperlukan. Pengawasan
tidak langsung dilakukan melalui penelitian, analisis dan evaluasi terhadap
laporan yang disampaikan oleh bank.

5. Peran BI pasca terbentuknya OJK


Tugas BI setelah terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) relatif berkurang
karena tugas BI yang terkait dengan pengaturan dan pengawasan perbankan,
khususnya microprudential sudah diserahkan ke OJK sejak tanggal 1 Januari 2014.
Meskipuan demikian, BI tetap mengawasi perbankan dari sisi makroprudential
(stabilitas sistem keuangan), oleh karena itu BI sebagai lembaga yang memiliki
otoritas di bidang keuangan (sistem keuangan), maka sifat pelaksanaan tugas BI dapat
diklasifikasikan berdasarkan pendekatan makroprudesial dan mikroprudential.
a. Makaroprudensial
Dalam bidang ini Bank Sentral (BI) melaksanakan asesmen dan uapaya-upaya
untuk menjaga kestabilan harga (price stability) dan menjaga stabilitas sistem
keuangan pada umumnya.
Dalam bidang ini Bank sentral (BI) melakukan asesmen terhadap lembaga
keuangan yang menjadi kewajiban bank sentral sebagai Superviso atau pengawas.

16
Tugas BI pasca terbentuknya OJK adalah sebagai berikut
• Merumuskan dan menerapkan kebijakan moneter
• Mengatur kelancaran sistem pembayaran
• Stabilitas sistem keuangan

17
6. Hubungan Bank Indonesia dan lembaga keungan dalam pemerintahan.
a. Bank Indonesia dengan pemerintah
Dalam rangka koordinasi kegiatan moneter dan kegiatan fiskal, Bank
Indonesia selaku otoritas moneter perlu menjamin kerja sama dengan pemerintah
selaku otoritas. Secara umum hubungan yang terjalin antara Bank Indonesia
dengan pemerintah sebagai berikut:
• Bank Indonesia ditunjuk sebagai pemegang kas pemerintah;
• Bank Menyelenggarakan pemindahan uang untuk pemerintah di antara
kantor-kantornya diseluruh wilayah Republik Indonesia;
• Bank Membantu pemerintah dalam penempatan surat-surat huutang
negara, penatausahaan serta pembayaran kupon dan pelunasannya. Dalam
melaksanakan ketentuan ini bank tidak memperhitungkan biaya-biaya;
• Pemerintah wajib meminta pendapat dan atau mengundang Bank
Indonesia dalam sidang kabinet yang membahas masalah yang berkaitan
dengan tugas Bank Indonesia yaitu masalah ekonomi;
• Bank memberikan kepada pemerintah kredit dalam rekening koran untuk
memperkuat kas negara menurut keperluan sebagaimana ditetapkan dalam
anggaran pendapatan dan belanja negara;
b. Hubungan Bank Indonesia dengan dunia internasional
Bank Indonesia juga menjalin hubungan kerja dengan lembaga-lembaga
internasional, hal ini diperlukan untuk menunjang kelancaran tugas Bank
Indonesia maupun pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi, moneter dan
perbankan. Hubungan kerja sama yang dijalin oleh Bank Indonesia, terdiri dari:
• Kerja sama yang dilakukan atas nama bank entral sendiri dalam rangka
menjalankan tugasnya seperti keanggotaan bank sentral di South East Asia
Central Bank (SEABC).
• Kerja sama dan atas nama negara seperti keanggotaan suatu negara di
lembaga internasional sepert International Monetary Fund (IMF).

18
Sebagaimana bank sentral lainnya, Bank Indonesia juga menjalin kerja sama
internasional yang meliputi bidang:
• Investasi bersama untuk kestabilan pasar valuta asing;
• Penyelesaian transaksi lintas negara;
• Hubungan koresponden;
• Tukar-menukar informasi mengenai masalah yang terkait dengan tugas
bank sentral;
• Pelatihan/penelitian dibidang moneter dan sistem pembayaran.

19
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam
perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan perbankan.
Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No. 23 Tahun1999 Bab 3 Pasal 7
adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Peranan lain Bank
Indonesia adalah dalam hal menyalurkan uang terutama uang kartal atau kertas dan
logam dimana Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk menyalurkan uang
kartal. Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya:
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, men gatur dan menjaga
kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di
Indonesia.
Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ambil kesimpulan dari
makalah kami. Kesimpulannya sebagai berikut:
1. Bank sentral merupakan lembaga yang memiliki peran penting dalam
perekonomian suatu bangsa, terutama di bidang moneter, keuangan, dan
perbankan. Sehingga oleh karena itu bank sentral menjalankan tugasnya
berdasarkan garis-garis pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
pemerintah.
2. Tujuan Bank Indonesia yaitu memelihara kestabilan nilai rupiah dengan
menggunakan instrumen kebijakan.
3. Tugas Bank Indonesia yaitu: Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan
Moneter, Mengatur dan Menjaga Sistem Pembayaran, Mengatur dan
Mengawasi Bank.
4. Bank Indonesia memiliki lima peran utama dalam menjaga stabilitas sistem
keuangan.
5. Dalam rangka koordinasi kegiatan moneter dan kegiatan fiskal, Bank
Indonesia selaku otoritas moneter perlu menjamin kerja sama dengan
pemerintah selaku otoritas.

20
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Nasir, M. 2014. Ekonomi Moneter dan Kebanksentrala. Jakarta. Mitra Wacana Media

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_sentral

https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Indonesia#Sejarah

http://www.bi.go.id/id/perbankan/ssk/peranbi/peran/Contents/Default.aspx

http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/hubungan-kelembagaan/negara/Contents/Default.aspx

21

Anda mungkin juga menyukai