Oleh :
M. Taufikurrahman
180202130
Oleh :
M. Taufikurrahman
180202130
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Massal bagi para santrinya. Tradisi yang dilaksanakan turun temurun ini
Nikah Massal diikuti oleh santri yang baru lulus dari Ma’had atau strata
bersamaan dengan jumlah calon pengantin lebih dari tiga pasangan. Pada
tahun 2017 ada 6 pasang calon pengantin, tahun 2018 berjumlah 8 calon, dan
tahun 2019 pasangan yang Nikah Massal berjumlah 8 pasang calon pengantin.
Menurut Ust. Hadi, salah satu panitia penuturan bahwa Nikah Massal di
pelepasan alumni Ma’had Darul Quran wal Hadist. Jauh sebelumnya, Nikah
Muhammad Zainuddin Abdul Majid. Nikah Massal ini diadakan sejak tahun
1965 atau bertepatan dengan tanggal 15 Jumadil Akhir 1385 H. Dan kini telah
berusia 67 tahun. Tujuannya, tidak lain agar alumni saling bahu-membahu
bahkan sebagai pasangan suami istri dalam mengamalkan ilmu yang telah
diperolehnya.
bahwa kegiatan Nikah Massal ini tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pondok
rumah tangga sesama santri dengan tujuan agar dapat membina suatu kekuatan
negara dan agama. Nikah Massal pertamali didirikan oleh TGKH Muhammad
Zainuddin Abdul Majid yang dijuluki Abul Masajid wal Madaris (bapaknya
terdiri atas beberapa jenjang, mulai dari sekolah menengah atas sampai
Ma’had. Dari Ma’had inilah muncul suatu anjuran untuk menikah sesama
santri lulusan, bertujuan dapat membangun rumah tangga yang harmonis baik
termasuk yang terkait dengan dasar perkawinan, alasan dengan siapa menikah,
apa latar belakangnya dan dan berbagai perubahan lainnya. Maka inilah salah
satu tujuan pendiri Pondok Pesantren mengadakan program Nikah Massal
hanya bertopang pada dasar agama, tapi juga memiliki dasar hukum negara.
matang terkait nikah massal tersebut dengan landasan dalil aqli naqli, ijmak
dan qiyas. Adapun secara negara, para panitia telah mempersiapkan kebutuhan
acara.
kemudian satu sama lain saling diperkenalkan untuk menuju keseriusan bagi
yang ingin menikah. Bila enggan mereka tidak dipaksakan, cukup sampai
berkeluarga.
hingga sampai saat ini, bahkan juga ada diantaranya yang sudah sampai
memiliki cucu. Dari sini penulis bisa menelaah bahwa peraktek pelaksanaan
Nikah Massal ini memiliki suatu kekuatan ikatan rumah tangga yang dahsyat
dalam suatu ikatan yang penuh anugrah kesucian. Peraktek pelaksanaan Nikah
Massal tersebut juga dijadikan sebuah adat atau kegiatan secara terus menerus
Nikah Massal ini banyak dicantumkan di bait-bait buku dan ketetapan pendiri
Lombok Timur, dan apa saja yang mengikat santriwan santriwatinya hingga
ada diantara mereka yang siap melaksanakan Nikah Massal. Apakah memang
bisa membangun keluarga harmonis dengan modal nyantri dan hanya mengaji
kitab-kitab Ulama Salaf dan Kholaf (terdahulu dan kekinian) khususnya kitab-
Nikah Massal ini jarang terjadi dan dikaji. Ada beberapa jurnal dan skripsi
terkait Nikah Massal, namun berbeda konsep dan permasalahan yang diteliti.
LONBOK TIMUR”.
B. Rumusan Masalah
Timur?
1. Tujuan Penelitian
Timur.
2. Manfaat Penelitian
a) Secara Teoritis
Massal.
b) Secara Praktis
gelar strata/S1.
2. Setting Penelitian
atau lokasi terjadinya kasus tentang Nikah Massal yang bertujuan dapat
sebagai berikut:
adanya hubungan yang baik dalam arti diperlukan suasana yang harmonis,
juga dalam keluarga yang harmonis adanya keseimbangan antara hak dan
hal yang akan datang dan terjadi serta saling membantu untuk misi
bagi pasangan yang sudah pernah menikah baik sekali atau pernikahannya
dalam rangka program pendataan desa bagi pasangan yang sudah janda
harapan agar terbebasnya tanggungan orang tua pada anak dan sebagainya.
Lagi-lagi masalah keharmonisan menjadi pertanyaan penting, apakah
karena masih banyak terjadi praktik pernikahan dini yang tidak berdampak
peran dan fungsi suami maupun istri dilaksanakan dengan baik atau tidak
baik, maka akan dapat berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
kasih sayang, saling pengertian, penuh cinta, dan kedamaian agar dapat
3
Saiful Anwar, Rahasia Menjalin Rumah Tangga Harmonis Seperti Rosul, (Jakarta; Kunci
Iman, 2012) hlm. 13.
4
Sari Kuntari, Menciptakan Keluarga Bahagia (Kajian Tentang Peran dan Fungsi
Keluarga), Jurnal Media Info. Litkesos, vol 34. No. 1, Maret 2010, hlm. 6.
Skripsi di atas memiliki kesamaan dengan judul peneliti pada bagian
sopir truk yang harus hidup berjauhan dengan istri. Sedangkan peneliti
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Keharmonisan
dengan cinta dan kasih, karena kedua hal tersebut adalah tali pengikat
setara, sekupu, serasi, selaras. Adapun titik berat yang menjadi dasar
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Jakarta,1989), hlm. 299.
kebahagian hidup dalam berumah tangga.6 Berdasarkan pendapat
terdiri dari suami istri; atau suami, istri dan anaknya; atau ayah dan
meliputi aspek fisik, mental dan sosial. Keharmonisan adalah relasi selaras
atau seluruh bangunan fisik atau sensus, dan biasanya makan bersama dari
satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur adalah
harmonis dan tidak harmonisnya keluarga. Peran suami istri dalam hal ini,
bekerja dan istri mengurus rumah dan anak-anaknya, istri juga boleh
sebagai seorang kepala rumah tangga sesuai dengan firman Nya dalam
9
Narti Arfianti, “Strategi Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Jarak Jauh”, Bimbingan
Konseling Islam, Institut Agama Islam Negeri, Purwokerto, hlm. 5.
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh
karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-
laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu.
Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.10
haruslah bertanggung jawab atas istri dan rumah tangganya karena mereka
adalah kepala keluarga, seorang istri juga harus bisa menghormati suami
sebagai kepala keluarga agar rumah tangga yang harmonis dan di ridhoi
Ilahi.
rumah tersebut. Hal ini penting karena dalam agama terdapat nilai- nilai
10
Al- Quran dan Terjemahan Dapertemen Agama RI, Jakarta:PT Syamil Cipta Media,
2005, hlm. 84.
11
Tawaludin, Prsepsi Keluarga Harmonis, Vol 4,No 02 hlm. 178.
saling pengertian, dialog dan kerjasama yang baik antar keluarga. 12
sukses dalam membina rumah tangga yang harmonis, dengan karir yang
hubungan suami istri. Penting pula dalam suatu mengerjakan tugas rumah
kebahagiaan.
sebagai berikut;
12
Samsudin, Sosiologi Keluarga, (Jakarta:Rajawali 2015), hlm. 136.
13
Samsudin, “Sosiologi Keluarga”, (Jakarta:Rajawali 2015), hlm. 138-147.
kasih sayang pada umumnya para remaja sangat mengharapkan
harmonis.
a. Saling Mencintai.
juga keluarganya
dan tidak mudah berpikir negatif atas segala ucapan yang mungkin
dalam keluarga. Oleh sebab itu orang yang tentram batinnya akan
b. Saling Menghargai
keluarga adalah hal yang sangat penting dan harus ditunjukan dengan
keluarganya.
c. Saling Mengerti Latar Belakang Antara Suami Dan Istri
baik sifat, tingkah laku, sikap dan lain sebagainya. Selain itu uatamkan
terlebih dahulu untuk mengerti diri sendiri, memahami masa lalu kita,
kelebihan juga kekurangan kita dan tidak menilai orang secara sepihak.
perceraian tentu hal ini sangat menjadi talak ukur untuk manjalankan
kehidupan rumah tangga barunya agar menjadi lebih baik tanpa harus
antara suami dan isteri tidak merasa ada yang di bohongi atau yang
sengaja membohongi.
kebutuhan dasar saja tidak terpenuhi dan hal ini yang akan
diantisipasi.
14
Gunarsa, Singgih D dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, ( Jakarta:
Gunung Mulia, 1986), hlm. 42-43.
menghilangkan keresahan hati, penuh ketentraman, kedamaian dan solusi
diantaranya:16
15
Ahmad Sainul, Konsep Keluarga Harmonis Dalam Islam, JurnalAl-Maqasid, Vol.4, No.
1, Januari-Juni 2018, hlm. 92.
16
Ahmad Sainul, Konsep Keluarga Harmonis Dalam Islam, hlm. 93.
17
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Mubin, (Al-Qur‟an dan Terjemahnnya),
(Bandung: Diponegoro, 2010), hlm. 406.
Setelah itu, berlaku istiqomah (teguh pendirian) pada agama
begitu besar. Karena itu, keluarga yang dibangun di atas pilar agama
rumah tangga.
luas.
e. Minimnya Konflik
berikut;
18
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, hlm. 155.
berkembang ke arah yang lebih sempurna dalam menyelesaikan
2. Mengasihi Pasangan
kita.19
3. Kejujuran
ada kejujuran, maka yang berkuasa adalah dusta yang mana akan
4. Kesetiaan
Setia harus dalam segala hal, tidak hanya perihal kita tidak
perkataan, setia ketika situasi dan kondisi menjadi sulit, setia dalam
seorang pria dan seorang wanita. Kemudian pada saat itu, saling
apapun pasangan kita, suatu hari dia akan berbuat salah dan
20
Fathi Muhammad, Petunjuk Mencapai Kebahagiaan Dalam Pernikahan,
(Jakarta:Amzah, 2005), hlm. 7.
21
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family, hlm. 103.
22
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta:Kalam Mulia, 2001), hlm.
67.
e) Menyadari kelemahan diri sendiri
upaya ataupun cara diatas saling terkait satu sama lain tanpa
23
Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, (Jakarta: Akademia Permata,
2013), hlm. 155.
24
Al-Qur’an dan Terjemahanya, hlm. 329.
5. Faktor-faktor Ketidak Harmonisan Rumah Tangga
yaitu:25
25
Syahrul Mustofa, Hukum Pencegahan, hlm. 94.
Salah satu faktor yang ikut berpengaruh terhadap kehancuran
dalam sebuah rumah tangga adalah faktor internal yang ada di dalam
adalah berasal dari individu yang ada di dalam keluarga itu sendiri,
yang ada di dalam rumah tangga memang memiliki risiko yang sama
jadi bahwa keluarga itu dibina atas dasar cinta dan kasih sayang,
kelurga tetap bisa hancur karena mereka berdua. Hal itu karena
berdua masih sama-sama ingin menang sendiri, tak ada yang mau
2) . Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau penyebab yang berasal dari luar bisa juga
membuat sebuah keluarga berantakan. Hal ini bisa terjadi jika memang
fondasi yang ada di dalam rumah tangga tersebut kurang kuat sehingga
terpaan angin yang berasal dari luar bisa menggoyahkan bangunan dari
dalam. Penyebab dari luar bisa saja datang dari keluarga sendiri,
seperti mertua ataupun orang tua, kakak, atau sepupu. Penyebab dari
luar lainnya adalah munculnya orang lain atau orang ketiga di dalam
mampu menjadi pelengkap satu sama lain. Rasa percaya satu sama lain
telah dibina.
Keluarga bisa tetap utuh dan tidak berantakan maka kita harus
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
atau lisan dari orang-orang yang perilaku yang dapat diamati. Di dalam
26
Zainal Arifin, 2015, Penyebab Keluarga Berantakan,
http://abiummi.com/penyebabkeluarga-berantakan/,Diakses Pada Tgl 15 Desember 2022
2. Kehadiran Peneliti
dijadikan sebagai objek adalah para wanita singgle parent, para pemerintah
yakni sebuah survey yang dilakukan dan diamati peneliti adalah di Pondok
masyaikhnya. Bukan hanya sekedar itu, peneliti juga sangat tertarik untuk
temui yang meneliti tentang ini kecuali sekarang”. Ujarnya salah satu dari
27
Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Pt Remaja
Roadakarya, 2010), hlm. 5.
peneliti bisa mengunjungi setiap waktu, sehingga peneliti bisa
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah terdiri dari
dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Adapun sumber data dari
a. Data Primer
Dalam hal ini yang menjadi data primer penelitian ini adalah para
b. Data sekunder
yang telah ada dan berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Pt Rineka
Cipta, 2014), hlm. 172.
5. Teknik Pengumpulan Data
data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
a. Metode Observasi
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
dengan orang yang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
29
Sugiyono, Metode Penlitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, (Bandung Alfabeta 2019)
hlm. 203.
30
Ibid., hlm. 304.
Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti yakni
c. Metode Dokumentasi
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang
a. Reduksi Data
Pada tahap ini data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak,
tangga.
data tersebut dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Penyajian data
H. Sistematika Pembahasan
1. BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
Pada bab ini membahas tentang analisis peneliti terhadap sejauh mana
4. BAB IV Penutup
dan saran.
Bulan ke
No. Nama kegiatan
11 12 1 2 3 4
1 Konsultasi Judul •
2 Penyusunan Proposal •
3 Konsultasi Proposal • •
4 Seminar Proposal •
Kegiatan Penelitian
5 (Pengumpulan Data •
dan Penyusunan)
Konsultasi Hasil
6 •
Penelitian
7 ACC Skripsi •
8 Ujian Skripsi •
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mudjid, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih, Jakarta: Cetakan Ke-9, Mei 2013.
Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, hlm. 155.
Abdul Rahman Gozali, Op. Cit, hlm. 22.
Ahmad Sainul, Konsep Keluarga Harmonis Dalam Islam.
Ahmad Sainul, Konsep Keluarga Harmonis Dalam Islam, JurnalAl-Maqasid,
Vol.4, No. 1, Januari-Juni 2018.
Al- Quran dan Terjemahan Dapertemen Agama RI, Jakarta:PT Syamil Cipta
Media, 2005.
Al-Qur’an dan Terjemahanya.
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family, Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2013.
Bungaran Antonius Simanjuntak, Harmonious Family.
Dedi Junaedi, Keluarga Sakinah, Jakarta: CV Akademika Pressindo, edisi
pertama, 2007.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta,1989.
Fathi Muhammad, Petunjuk Mencapai Kebahagiaan Dalam Pernikahan,
Jakarta:Amzah, 2005.
Gunarsa, Singgih D dan Yulia Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga,
Jakarta: Gunung Mulia, 1986.
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Mubin, Al-Qur‟an dan
Terjemahnnya, Bandung: Diponegoro, 2010.
Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pt Remaja
Roadakarya, 2010.
Mahmud dkk, Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga, Jakarta: Akademia
Permata, 2013.
Marmiawati Mawardi, “Problematika Perkawinan di Bawah Umur”, Analisa 19,
no. 02 juli desember 2012.
Narti Arfianti, “Strategi Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga Jarak Jauh”,
Bimbingan Konseling Islam, Institut Agama Islam Negeri, Purwokerto.
Noor Efendy, Implikasi PernikahanDini terhadap Keharmonisan Rumah Tangga
Studi Kasus di DusunKadisobo Desa Girimulyo Kecamatan Panggang
Kabupaten GunungKidul, Yogyakarta: UIN SunanKalijaga Yogyakarta,
2016. digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id
digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id digilib.uinkhas.ac.id
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, Jakarta:Kalam Mulia, 2001.
Saiful Anwar, Rahasia Menjalin Rumah Tangga Harmonis Seperti Rosul, Jakarta;
Kunci Iman, 2012.
Samsudin, “Sosiologi Keluarga”, Jakarta:Rajawali 2015.
Sari Kuntari, Menciptakan Keluarga Bahagia (Kajian Tentang Peran dan Fungsi
Keluarga), Jurnal Media Info. Litkesos, vol 34. No. 1, Maret 2010,.
Sri Lestari, Psikologi Keluarga, Jakarta:Kencana,2012.
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2007.
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta,
2015.
Sugiyono, Metode Penlitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung Alfabeta
2019.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Pt
Rineka Cipta, 2014.
Syahrul Mustofa, Hukum Pencegahan.
Tawaludin, Prsepsi Keluarga Harmonis, Vol 4,No 02.
Zainal Arifin, 2015, Penyebab Keluarga Berantakan,
http://abiummi.com/penyebabkeluarga-berantakan/,Diakses Pada Tgl 15
Desember 2022