BATAS WAKTU
(Studi Kasus Desa Belimbing, Kecamatan Muara Pinang, Kabupaten Empat
Lawang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Hukum Ekonomi Syariah (S.H)
Oleh :
NIM. 1911120070
ii
iii
iv
MOTTO
“Usaha dan doa tergantung pada cita-cita. Manusia tiada memperoleh selain apa
-Jalaluddin Rumi
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan atas segala do‟a serta dukungan orang-orang tercinta, akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam kesempatan ini,
totalitas kepada:
1. Allah Subhannahu Wata‟ala, karena hanya atas izin dan karunia-Nya maka
2. Orangtua tercinta Bapak Abdul Rozik dan Ibu tercinta Rasti yang selalu
memberi kasih sayang, memberi semangat dan doa yang tiada henti untuk
mendukung kesuksesanku.
3. Orangtuaku Bapak Ashardi dan Ibu Wislen yang selalu mendukung dan
mendoakanku
5. Kakek tersayang Hasanudin dan nenek tercintaku Dis Hazizah yang selalu
vi
7. Keluarga Besar Pimpinan, Dosen, Staff-Karyawan Fakultas Syari‟ah yang
pembuatan skripsi.
dan Rena Regina yang selalu memberi dukungan untukku, semangat dan
9. Untuk adik-adik kos 54 : Fitri Nur Azizah, Lanaa Fauziah dan Wulandari
10. Untuk keluarga Besar IMEL Bengkulu yang telah memberikan kebahagian
skripsi.
vii
viii
ABSTRAK
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Gadai Kebun Kopi Tanpa Batas Waktu
(Studi Kasus Desa Belimbing Kecamtan Muara Pinang Kabupaten Empat
Lawang)”
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah pertama untuk mengetahui bagaiman prakek
gadai kebun kopi tanpa batas waktu di Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang
Kabupaten Empat Lawang. Kedua untuk mengetahi tinjauan hukum islam terhadap
praktek gadai kebun kopi tanpa batas waktu. Untuk menggungkap persoalan tersebut
secara mendalam, peneliti mengunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
lapangan (flied research) dan jenis pendekatan normatif. Sumber data penelitian ini
adalah masyarakat yang melakukan gadai kebun kopi. Untuk mengungkap
permasalahan secara mendalam peneliti mengunakan teknik pengumpulan data,
observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis data normatif atau dikenal juga dengan penelitian hukum diktrinal
dan ditarik kesimpulan bahwa Pertama dalam pelaksanaan perjanjianya dilakukan
secara lisan dan tidak memiliki bukti ontentik (tertulis) bahwa telah terjadinya
akad gadai diantara rahin dan murtahin. Akad ini juga tidak menyebutkan batas
waktu berakhirnya gadai sehinggah pihak rahin dapat menebusnya kapan saja.
Kedua Tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan praktek gadai di Desa
Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang tersebut tidak
sesuai dengan akad tabarru‟ karena akad tabarru‟ tidak boleh mengambil
kelebihan atau keuntungan dalam segala bentuk dari akad rahn tersebut, kalau
mengambil keuntungan maka itu riba.
Kata Kunci: Gadai, hukum islam
ix
ABSTRACT
The purpose of writing this thesis is first to find out how to pawn coffee plantations
indefinitely in Belimbing Village, Muara Pinang District, Empat Lawang Regency. The
second is to examine the islamic law review of the practice of pawning coffee plantations
indefinitely. To explore these problems in depth, researchers use qualitative methods with
the type of field research (flied research) and the type of normative approach. The
source of this research data is people who pawn coffee plantations. To uncover the
problem in depth, researchers use data collection techniques, observation,
interviews and documentation. The data analysis technique used is normative data
analysis or also known as dictral legal research and the conclusion is drawn that
first in the implementation of the agreement is carried out orally and does not
have authentic (written) evidence that there has been a pawn contract between
rahin and murtahin. The agreement also does not mention the deadline for the
expiration of the lien so that the rahin party can redeem it at any time. Secondly,
the Islamic Law Review of the implementation of pawning practices in Belimbing
Village, Muara Pinang District, Empat Lawang Regency, is not in accordance
with the tabarru‟ contract because the tabarru‟ contract cannot take advantage or
benefit in all forms of the rahn contract, if you take advantage then it is usury.
Keywords: pawn, islamic law
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Gadai Kebun Kopi Tanpa Batas Waktu (Studi Kasus Desa Belimbing
Kecamtan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang”. Shalawat dan salam untuk
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam
sehingga umat Islam mendapatkan petunjuk kejalan yang lurus baik di dunia maupun di
akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna
untuk memperoleh gelar Sarjan Hukum Ekonomi Syariah (S.H.) Pada Program
Studi Hukum Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah Universitas Islam Negri
mengucapkan rasa terima kasih teriring doa semoga menjadi amal ibadah dan
1. Prof. Dr. KH. Zulkarnain Dali, M. Pd, selaku Rektor UIN Fatmawati
Sukarno Bengkulu.
4. Etry Mike, M.H ketua program studi Hukum Ekonomi Syari‟ah UIN
xi
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Fatmawati
yang terdapat di dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mohon maaf dan
menyambut dengan senang hati atas masukan, saran, dan kritik guna
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
F. Metode Penelitian................................................................................. 12
A. GADAI ................................................................................................. 20
xiii
3. Rukun Gadai (Rahn) ...................................................................... 25
1. Kependudukan ............................................................................... 47
2. Pendidikan ..................................................................................... 48
1. Agama ........................................................................................... 51
2. Budaya ........................................................................................... 52
xiv
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 56
B. Pembahasan ......................................................................................... 75
A. Kesimpulan ......................................................................................... 84
B. Saran .................................................................................................... 86
xv
DAFTAR TABEL
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum agama islam meliputi dua ajaran pokok, yaitu Akidah
rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari kiamat, dan percaya pada qadha dan qadar.
masing untuk saling membutuhkan satu sama lain dengan tujuan untuk saling
Dan tolong- mrnolonglah kamu dalam melakukan kebajikan dan tawakal, dan
1
2
dunian ini dalam keadaan bahagia, baik secara material maupun spiritual,
kesullitan pada suatu ketika. Dalam kehidupan ini ada saja dari anggota
biaya hidup dan masih banyak lagi keperluan-keperluan yang tidak bisa
uang kepada pihak lain, apakah kepada rumah pegadaian atau kepada
masyarakat harta yang sering dijadikan sebagai barang jaminan ialah tanah
hutang, dan barang tersebut akan menutup (hutang) ketika terhalang (tidak
2
Pusat Pengkaji Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) UIN Yogyakarta, Bank
Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2015), hlm1.
3
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalm Islam (Fiqh Muamalat)
( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 254.
4
Syekh Syamsyuddin Abu Abdillah, Terjemah Fathuk Qarib, (Surabaya: Mutiara Ilmu
2019), hlm 176.
3
utang.6
jaminan.7
Kasus yang sering terjadi pada praktek utang piutang yang dilakukan
oleh masyarakat secara umum yaitu dengan menyerkan barang yang bernilai
ekonomi atau harta yang kemudian akan dikembalikan pada waktu tertentu.
Tentu saja dengan tidak merubah keadaan utang piutang yang terjadi
tentang kebolehan gadai (rahn) terdapat dalam Al-Qur‟an surat Al- Baqarah:
Ayat : 283
5
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah (Beirut: Dar Al-FiKr, 1977), h.187
6
Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 25 Tahun 2002 Tentang Rahn
7
Mardani, Hukum System Ekonomi Islam…., h.247.
4
seorang penulis, maka hendaklah ada barang jaminan yang dipegang. Tetapi,
Salah satu pemicu dari terjadinya praktek gadai (rahn) kebun kopi di
melakukan gadai (rahin) pada lahan perkebunan dan pertanian adalah dari
(murtahin) rata-rata dari orang mampu (orang kaya). Dalam praktek ini orang
dialami oleh pihak pemberi gadai (rahin), sehingga pemberi gadai (rahin)
berupa lahan perkebunan atau kebun kopi untuk di kelola oleh orang kaya
5
yang menerima gadai (murtahin) tersebut. Tentunya hal ini bukanlah sebuah
transaksi yang tujuan utamanya untuk tolong menolong, gadai (rahn) yang
dijadikan sebagai bentuk transaksi supaya terjadi tolong menolong dan saling
bantu membantu dan bisa dijadikan juga sebagai sarana untuk memperbaiki
mengatahui bahwah adanya riba dalam praktek gadai yang mereka jalani
selama ini, hal ini terjadi karena kurangnya ilmu pengetahuan dalam transaksi
gadai sendiri.
Adapun contoh dari praktek gadai kebun kopi tanpa batas waktu Desa
transaksi akad yang dilakukan oleh bapak Zakaria (rahin) dan bapak Noperi
(Murtahin) yang melakukan akad gadai pada kebun kopi ½ hektar yang
dilakukan pada tahun 2017. Pada akad ini pihak rahin cukup menawarkan
rahin cukup mengatakan “Saya serahkan kebun kopi seluas ½ hektar padamu
sebagai barang jaminan atas gadai yang kita lakukan”. Pihak murtahin cukup
dengan jaminan kebun kopi seluas ½ hektar”. Pada akad yang mereka
lakukan tersebut adalah akad yang dilakukan secara lisan dan sudah jelas
tidak menyebutkan kapan batas waktu penebusan barang gadai (mahrun) dan
pada akad itu juga tidak menyebutkan bagaimana pengelolaan kebun kopi
6
sebagai jaminan atas gadai yang dilakukan, tetapi kebun kopi akan dikelola
otomatis dapat dilakukan apabila pihak rahin telah memiliki uang untuk
tahun 2017 hingga 2022 dan kebun yang digadaikan seluas ½ hektar belum
Contoh lain dari praktek gadai kebun kopi tanpa batas waktu Desa
transaksi akad yang dilakukan oleh bapak Kader (rahin) dan bapak
yang dilakukan pada tahun 2019. Pada akan ini pihak rahin dan murtahin
menetapkan sebuah perjanjian yang mana setiap tahunnya pada saat panen
kopi pihak rahin harus membagi penghasil dari hasil kebun kopi dengan
membagi tiga, yaitu dua bagian untuk pihak rahin dan satu bagian untuk
barang jaminan atas gadai yang kita lakukan”. Pihak murtahin menjawab
jaminan kebun kopi seluas ½ hektar”. Akad yang mereka lakukan tersebut
adalah akad yang dilakukan secara lisan dangan tidak menyebutkan kapan
batas waktu penebusan barang gadai (mahrun) dan juga tidak menyebutkan
tentang kesepakat mengenai pembagian hasil, tapi setiap tahunnya pihak rahin
7
akan membagi hasil kebun sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati.
pihak rahin telah memiliki uang untuk menebusnya. Akad di atas telah
berlangsung selama 3 tahun yaitu dari tahun 2019 hingga 2022 dan kebun
yang digadaikan seluas ½ hektar belum juga ditebus oleh pihak rahin hingga
saat ini.
Praktik gadai kebun kopi tanpa batas wakut (tempo) yang dilakukan
Lawang jelas menimbulkan dampak- dampak yang bisa merugikan salah satu
pihak. Seperti pengambilan manfaat barang gadai yang tidak terdapat batasan
waktu dapat berdampak merugikan pihak rahin karena hasil yang didapat
oleh murtahin bisa saja melampaui jumlah hutang yang dipinjam oleh
rahin, sedangkan setiap utang yang mengambil manfaat termasuk riba. Dan
itu juga berdampak merugikan pihak rahin karena selain rahin kehilangan
mata pencaharian utamanya rahin selaku pemilik sah dari tanah kebun kopi
tersebut rahin juga tidak mempunyai hak untuk mengelola atau mengambil
manfaat atas kebun kopi yang dijadikan barang jaminan hutang sepenuhnya
peneliti lakukan dengan apa yang terjadi pada akad mu‟amalah khususnya
pada gadaian (rahn) lahan kebun kopi yang telah banyak dilakukan oleh
8
Lawang yang dilakukan tanpa adanya batasan waktu sehingga hal ini dapat
akad gadai yang benar dan sesuain dengan Hukum Islam juga yang membuat
penulis tertarik untuk meneliti. maka dari itu penulis memberi judul dari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
masalah gadai (rahn) dalam kajian Hukum Islam. Selain itu dengan
2. Secara Praktis
Empat Lawang mengenai praktik gadai yang benar menurut Hukum Islam,
E. Penelitian Terdahulu
No JUDUL
TERDAHULU
2022, dengan judul yang peneliti lakukan ini dengan apa yang
10
Wih Pesam Kab. akad gadai tersebut pada penelitian ini dia
hukum Islam.
8
Hasna “Praktik Gadai Kebun Kopi di Desa Burni Kec. Wih Pesam Kab. Bener Mariah
Prop. Aceh” (Purwokerto: Fakultas Syariah UIN Propesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri, 2022) Hal.
10.
11
Candra Gunawan
pandangan Hukum
Islam terhadap
di masyarakat.
9
Candra Gunawan “Tinjauan Hukum Islam Tentang Praktik Gadai Kontrak Kebun Kopi
Di Desa Puramekar Kecamatan Gedung Surian Kabupaten Lampung Barat” (Lampung: Fakultas
Syariah UIN Raden Intan, 2020)
12
sedangkan penelitian
Muhammad Jamroni
pandangan Hukum
Islam terhadap
praktek gadai di
masyarakat
penelitian yang akan ditelaah oleh peneliti yakni tentang permasalahan dalam
praktik gadai kebun dalam tinjauan hukum Islam. Namun penelitian yang
akan dilakukan peneliti lebih memfokuskan pada praktik gadai kebun kopi
tanpa batas waktu yang ada di Desa Belimbing, kec. Muara Pinang, kab.
Empat Lawang.
10
Muhammad Jamroni, Analisis Hukum Islam Terhadap Pratik Gadai Sawah (Studi kasus
gadai di Desa Penyalahan Kecamatan Jati Negara Kabupaten Tegal). Skripsi, (Semarang:
Fakultas Syariah IAIN Wali Songo, 2004), h.9
13
F. Metode Penelitian
sebagai berikut:
a. Jenis Penelitian
b. Jenis Pendekatan
segi ajarannya yang pokok dan asli dari Tuhan yang di dalamnya
11
Burhan Asheshofa, Metode Penelitian, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2013), h. 95
12
Tarbiyah Islamiyah “Studi Islam dengan pendekatan normatif” Jurnal Ilmiah
Pendidikan Agama Islam Vol 12, No 1 2022.
14
3) Informan Penelitian
yang melakukan gadai kebun kopi tanpa batas waktu dan pihak yang
13
Sugiono, Metode Pendidikan Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dan R&D, (Bandung
: Alfabeta, 2009),h. 300.
15
a. Sumber Data
1) Data Primer
2) Data Sekunder
14
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmmiah Dasar, Metode, dan Teknik,
(Bandung: Tarsito, 1990)h.163.
16
ini adalah :
Observasi
Wawancara
kopi tanpa batas waktu yang terdiri dari beberapa pihak yaitu
15
Sugiyono,Metodologi Penelitian Kuantotatif Dan Kualitatif dan R&D,
(Bandung:Alfabeta, Cet.ke-10,2010)h. 194.
17
Dokumentasi
data berikutnya.
16
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm.
18
tetapi apabila kesimpulan awal memiliki bukti yang kuat atau valid
yang kredibel.
G. Sitematika Penulisan
pembahasan ini bertujuan agar penyusunan skripsi ini terarah sesuai dengan
(rahn), dasar hukum gadai (rahn), syarat dan rukun gadai (rahn), hak dan
kewajiban para pihak dalam gadai (rahn), operasional hukum gadai (rahn),
berakhinya waktu gadai (rahn), hikma gadai dalam hukum islam dan hukum
pencaharian.
hasil penelitian, antara lain membahas tentang : Latar Belakang dan Faktor
Masyarakat Melakukan Akad Gadai (rahn), tata cara akad, Praktek Gadai
gadai (rahn) tanpa batas waktu, dan Tinjauan Hukum Islam terhadap
saran-saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Gadai (Rahn)
Dapat juga diartikan menahan salah satu harta milik dari peminjam
salah satu harta milik dari peminjam yang diterimanya. Barang yang
17
Sohari saharani, Figh Muamalah, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,2011), h. 107
18
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, h. 187
20
21
Hasbi Ash Shiddieqy ialah akad yang obyeknya menahan harga terhadap
padanya.20
sebagai jaminan atas utang yang nantinya dapat di ambil kembali setelah
19
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema
insani Press, 2001), h. 128
20
M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Fiqh Muamalah, ...h. 87
21
Idris, Hadis Ekonomi (Ekonomi dalam Perspektif Hadis Nabi) (Jakarta: Prenada Media
Group, 2016), hlm.197.
22
maupun sebagian.
pinjaman.22
sebagai jaminan utang, dan jika orang yang berhutang tidak dapat
a. Al-Qur‟an
22
Fathurrahman Djamil, Pengantar Hukum Perjanjian Dalam Lembaga Keuangan
Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), h. 233
23
ِ ِ ِ
ضاً ض ُكم بَ ْع ُ وضةٌ ۟ فَِإ ْن أَم َن بَ ْعَ َُوإِن ُكنتُ ْم َعلَ َٰى َس َف ٍر َوََلْ ََت ُدوا۟ َكاتبًا فَ ِرََٰى ٌن َّم ْقب
ِ ِ
َُّه َدةَ ۟ َوَمن يَكْتُ ْم َها فَِإنَّوۥ ََٰ فَ ْليُ َؤِّد ٱلَّذى ْٱؤُُت َن أ َََٰمنَتَوۥُ َولْيَت َِّق ٱللَّوَ َربَّ ۗوۥُ َوََل تَكْتُ ُموا۟ ٱلش
ِ ِ ِ
ٌ ءَاْثٌ قَ ْلبُوۥُ َوٱللَّوُ ِبَا تَ ْع َملُو َن َعل
يم
Artinya:
membayar utang.23
b. Hadis
23
Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari (terj. Al-Mulakhkhasul Fiqh), penerjemah Abdul
Hayyie al-Kattani et al, h. 415
24
Daraquthni dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Nabi s.a.w. bersabda:
ِ ِ ِ ِ الرىن ِمن
ُ لَوُ غُْن ُموُ َو َعلَْيو غُ ْرُمو،ُصاحبِو الَّذ ْي َرَىنَو
َ ْ ُ ْ َّ َلَ يُ ْغلَق.
Artinya:
resikonya.”
24
Al-Imam Al-Bukhary, Sahih al-Bukhary, (Lebanon: Dar Al-kotop Al-Ilmiyah 2009),
Juz 2068, h.530
25
Islam apa bila memenuhi rukun dan syarat yang telah diatur dalam hukum
1) Akad dan ijab qabul, seperti orang berkata “Saya serahkan kebun
gadai (murtahin).
25
Jaih Mubarok dan Hasan, Fikih Mu’amalah Maliyah Akad Tabarru’(Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2017), hlm. 219.
26
1) Berakal.
2) Baligh (dewasa)
akad)
26
Hendi suhendi, Fiqh muamalah,... h. 107
27
Hendi suhendi, Fiqih muamalah,... h.108
27
Persoalan lain adalah apabila yang dijadikan barang jaminan itu berupa
tidak, karena membiarkan harta itu sia-sia termasuk perbuatan yang dapat
Hak atas benda gadai tetap berada pada pemilik benda, meskipun
hak itu bersifat terbatas. luas oleh penerima gadai (murtahin) ketika orang
menjual barang gadai dan mengambil sejumlah uang yang sesuai dengan
28
Muhammad Syahrullah, “Formalisasi Akad Rahn dalam Kompilasi Hukum Ekonomi
Syariah”, Jurnal Islamika, Vol. 2, No. 2, 2019, hlm. 151.
29
Imam Mustofa, Fikih Muamalah Kontemporer (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2016), hlm. 201.
28
uang yang dipinjamkannya, adapun sisa uang dari pelunasan utang harus
didasarkan bahwa akad pokok dalam gadai adalah hutang piutang dan di
dalam hutang piutang itu akad yang bersifat tolong menolong (ta‟awun)
ribawi. Hak atas hasil barang gadaian akan tetap menjadi hak si penggadai
kerena sebagai empunya barang. Namun selain itu juga, menurut ulama
gadai itu bersifat terbatas hanya untuk mengganti biaya pemeliharaan dan
dalam keadaan yang baik dan aman. Praktik-praktik gadai yang sudah
tuntutan syariah, namun di sisi lain masih banyak terdapat praktik gadai
mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Hak dan kewajiban
kelalaian murtahin.
biaya lainnya.
30
Nasruddin Yusuf, “ Pemanfaatan Barang Gadai dalam Perspektif Hukum Islam” Jurnal
Al-Syir’ah, Vol. 4, No. 2, 2006. hlm. 14.
30
gadai.
atas kelalaiannya
31
kepentingan sendiri.
jaminan tersebut.32
31
Ahmad Mujahidin, Prosedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah di Indonesia (
Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 246
32
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian, hlm. 128.
32
pihak rahin.
kerusakan.
33
dijaga, dan itu bisa dilakukan oleh orang yang bisa dipercaya.
“rahn itu tidak boleh dimiki. Rahn itu milik orang yang
utang telah jatuh, ia menjual barang gadai yang ada padanya dan ia
33
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah, hlm. 201
35
Ketidak hal yang demikian terjadi dengan tanpa diimbangi dengan tingkat
keluarga yang terkena virus pola konsumtif, jalan lain apabila tidak ingin
Ahmad Wardi Muslich bahwa hikmah gadai adalah suatu keadaan setiap
orang yang berbeda, ada yang kaya dan ada yang miskin, padahal harta
36
yang mendesak. Namun dalam keadaan itu, dia pun tidak mendapatkan
cara berutang, sebagaimana yang disepakati kedua belah pihak. Bisa jadi
gadai sebagai jaminan yang disimpan pada pihak pemberi utang hingga ia
melunasi utangnya.
Tak lain halnya yang telah dikemukakan oleh Sohari Sahrani dan
dengan modal tersebut, yang dengan itu menjadi sebab ia menjadi kaya.
Adapun murtahin (pihak pemberi utang), dia akan menjadi tenang serta
merasa aman atas haknya, dan dia pun mendapatkan keuntungan syar‟i.
Bila ia berniat baik, maka dia mendapatkan pahala dari Allah. Adapun
dananya tidak akan hilang jika dari pihak rahin ingkar janji untuk
membayar utangnya karena ada suatu aset atau barang yang dipegang
oleh pihak murtahin. Dari sisi peminjam atau rahin dapat memanfaatkan
kaidahkaidah yang didasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul
pemeluknya. Dan hal ini mengacu pada apa yang telah dilakukan oleh
34
Sohari Sahrani dan Ruf‟ah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011)
, hlm. 162.
38
manusia untuk menuju kepada Allah Ta‟ala. Dan ternyata islam bukanlah
Allah swt untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta‟ala dan
diadakan oleh Allah untuk umat-Nya yang dibawa oleh seorang Nabi
Hukum Islam bukan hanya sebuah teori saja namun adalah sebuah
bidang agama yang sering kali membuat pemikiran umat Muslim yang
35
Eva iryani “ Hukum Islam, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia”Universitas
Batanghari Jambi Jurnal Ilmiah, Vol.17 No.2 Tahun 2017 hal 24.
36
Eva iryani, Hukum Islam....... hlm 24.
37
Eva iryani, Hukum Islam....... hlm 24.
39
bersepakat.
agama Islam dan telah diketahui melalui salah satu metode untuk
lainnya yang sama dengan kasus yang ada nashnya itu dalam
suatu hal itu juga, maka hukum kasus tersebut disamakan dengan
dijunjung tinggi. Begitu pula dengan memeluk agama Islam, yaitu agama
38
Eva iryani, Hukum Islam....... hlm 25.
41
yang memiliki aturan. Dan aturan yang pertama kali harus kita pahami
adalah aturan Allah. Segala aturan Ilahi dalam segala bentuk hukum-
a. Wajib
ibadah haji bagi yang mampu, menghormati orang non muslim dan
banyak lagi.
b. Sunnah
c. Haram
42
d. Makruh
e. Mubah
sebagainya.39
Sebagai hukum dan ketentuan yang diturunkan Allah swt, syariat Islam
39
Eva iryani, Hukum Islam....... hlm 26.
43
dijaga keselamatannya.
40
Eva iryani, Hukum Islam....... hlm 27
BAB III
dulunya bernama Kembang Tanjung, namun pada tahun 1986 nama Desa
berganti menjadi Desa Belimbing, Desa ini dilintasi oleh Jalan Lintas
Sumatra. Desa Belimbing memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas
Desa Belimbing secara astronomis bila dilihat dari garis bujur dan garis
lintang, maka Desa Belimbing terletak antara 103º2'31.200'' Bujur Timur dan
Meter diatas permukaan laut, memiliki tanah yang bergelombang, terdiri dari
aliran sungai mengalir. Jarak tempuh ibu kota dengan kecamatan adalah 3km
yang dapat ditempuh dengan sekitar 8 menit. Sedangkan jarak tempuh dengan
45
46
ibu kota dengan kabupaten adalah 47Km dapat ditempuh dengan waktu
Luas wilayah Desa Belimbing 600ha, luas lahan yang ada terbagi
lain. Wilayah Desa Belimbing secara umum memiliki ciri geologis berupa
lhan tanah yang sangat cocok untuk perkebunan. Berdasarkan data yang
masuk tanaman kebun kopi dan lahan kopi mampu menjadi sumber
1 Masjid 1 Baik
2 Langgar 1 Baik
3 PAUD 1 Baik
4 Puskesmas 1 Baik
5 Posyandu 2 Baik
1. Kependudukan
jumlah penduduk Desa Belimbing adalah 1005 dengan rincian 533 laki-
lali dan 471 perempuan. Jumlah penduduk tergabung dalam 292 KK.
1 0-4 Tahun 48 46 94
2 5-9 Tahun 48 42 90
3 10-14 Tahun 37 31 68
4 15-19 Tahun 42 40 82
41
Profil Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang 2022
48
8 >65 Tahun 30 24 54
2. Pendidikan
dan kemiskinan.
individu, selain mudah menerima informasi yang lebih maju serta tidak
9 Tamat DII - - -
12 Tamat SII - -
13 Tamat SIII - - -
grahita/mental)
ganda)
Orang
Dalam hal kesedian Sumber Daya Manusia (SDM) yanh memadai dan
3. Mata Pencaharian
mata pencarian penduduk daerah ini adalah petani, hanya sedikit sekali
yang bermata pencaharian pedagang, buruh dan pegawai negeri dal lain-
42
Profil Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang 2022
43
Profil Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang 2022
51
5 Montir 2 Orang -
8 Tukang Listrik - -
a. Agama
ada yang menganut agama lain selain Agama Islam. Maka dari kondisi
dan ibu-ibu.
itu ada juga mushallah yang dapat mendukung masyarakat untuk dapat
melaksanakan ibadah.
b. Budaya
Di Desa Belimbing termasuk desa yang terletak jauh dari Ibu Kota
budaya yang sangat kental. Hal ini yang membedakan antara kondisi
antarsesama, hal ini telah menjadi suatu tradisi dan budaya masyarakat
Desa Belembing.
53
kebudaya juga tertuang dalam bidang seni yaitu seni tari yang dinamkan
tari mapak, tari mapak ini biasa ditampilkan untuk menyambut dsn
Tari Mapak merupakan tari Kreasi Baru. Tari Mapak ini diciptakan
atas permintaan Bupati Kabupaten Empat Lawang yang mana saat itu
terbentuk pada 20 April 2007. Bupati ingin memiliki tari Sambut sebagai
identitas di Kabupaten Empat Lawang dan juga nantinya tari itu akan
44
Profil Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang 2022
54
Anwar Beck, yang memiliki kompetensi dan kemampuan seni tari atau
E. Informan Penelitia
melakukan gadai kebun kopi tanpa batas waktu dan pihak yang menima gadai
45
Wulan Permata Sari1 dkk, tinjauan koreografi tari mapak di tebing tinggi kabupaten
empat lawang sumatera selatan (Padang:FBS Universitas Negeri Padang 2014) hlm 84.
46
Sugiono, Metode Pendidikan Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dan R&D, (Bandung
: Alfabeta, 2009),h. 300.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
yaitu utang dengan barang jaminan antara pengadai (rahin) dengan penerima
barang jaminan berupa kebun kopi. “Kebanyakan pemilik kebun kopi di Desa
Belimbing melakukan praktek gadai kebun kopi tersebut karena adanya suatu
kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak ada pilihan lagi selain
Dengan melalukan praktik gadai kebun kopi tanpa batas waktu juga
disertai dengan pemanfaatan barang gadai dapat merugikan salah satu pihak
melalukan gadai ini, tapi untuk mendapatkan pinjam uang di waktu mendesak
terpaksa saya harus mengadaikan kebun milik saya meskipun itu sumber
responder tersebut antara lain yaitu pemberi gadai (rahin) dan penerima gadai
(rahin) dan sesi ke dua dilanjutkan dengan pihak penerima gadai (murtahin).
47
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
48
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
55
56
manfaat dari barang jaminan (marhun) yang berupa kebun kopi selama pihak
Lawang tersebut adalah akad yang dilakukan secara lisan dan tidak
pihak rahin telah memiliki uang untuk menebusnya. Praktek gadai seperti
berikut:
“iya”.50
49
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
50
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 November 2022
57
51
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
52
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
53 53
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 November 2022
54
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
58
“Saya tidak mentukann batas waktu, saya takut jika nanti sudah
jatuh tempo saya belum mempunyai uang untuk menebus kebun kopi
yang saya jadikan barang jaminan”.55
“Saya melakukan gadai dari tahun 2019 sampai saat ini telah
berjalan 3 tahun, saya tidak menetukan batas waktu karena saya
percaya kepada sauadara Firmansyah dan jika ada batas waktu saya
juga takut kalau sudah jatuh tempo saya belum memiliki uang untuk
menebus barang jaminan”.56
“Gadai yang kami lakukan ini tidak ada tempohnya, tapi untuk
sudah sebrapa lama saya melakukan ini yaitu sekitar tiga tahunan. Saya
menggadaikan kubun itu dari tahun 2019.”57
batas waktu dari praktek gadai kebun kopi mendapatkan bahwa mereka
antara satu sama lain dan mereka juga takut jika nantinya sudah jatuh
tempo tetapi belum mempunyai uang untuk menubus kebun kopi yang
menjadi jaminan.
55
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
56
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
57
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
58
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
59
(murtahin)?
59
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
60
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
61
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
62
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
63
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
60
untuk bapak Zakaria, Rp. 40.000.000 untuk bapak Kader dan bapak
Hasan.
(murtahin)?
“Akad yang saya lakukan yaitu dengan cara lisan, karena saya
telah menawarkan kepada orang-orang bahwa saya (rahin) akan
64
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
65
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
66
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
61
67
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
68
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
69
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
70
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
62
kopi?
“Ada dua orang saksi saat melakukan akad atau transasi yaitu
saudara Bobi Saputra keponakan saya sendiri dan saudara Reza adik
kandung dari saudara Noperi”.71
“Ya, ada dua saksi saat kami melakukan akad yaitu saudara
Efendi dan saudara Fairuz”.72
“iya, ada tiga orang saksi saat kami melakukan akad yaitu
saudara Medi yanto, saudara Irawan dan Rozik menantu saya”.73
menjawan ada dua orang saksi untuk akad gadai yang dilakukan
bapak Zakaria dan bapak Kader, dan ada tiga orang saksi untuk
71
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
72
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
73
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
74
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November
75
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
63
kebun kopi mendapat jawaban dari bapak Zakaria dan bapak Hasan
dia sendiri.
10. Siapa yang mengambil hasil atau manfaat dari kebun kopi?
“Sesuai dengan perjanjian saat akad, hasil dari kebun kopi di bagi
menjadi 3”.78
“Yang mengabil hasil atau manfaat dari kebun kopi juga bapak
Karman (murtahin)”.79
hasil atau manfaat dari kebun kopi memperoleh jawaban dari bapak
sesuai kesepakatan.
76
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
77
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November
78
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
79
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
64
“Saya akan membayar utang itu saat sudah ada uang dan kebun
kopi saya akan kembali lagi”.80
dikembalikan.
13. Apakah pernah terjadi sengketa saat gadai kebun kopi berlangsung, jika
83
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
84
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
85
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
86
Zakaria, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 15 November 2022
87
Kader, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 16 november 2022
88
Hasan, Penggadai, Wawancara pada Tanggal 24 Desember 2022
66
dan kebun yang merekan gadaikan juga kebun milik sendiri jadi tidak
sebagai berikut.
“iya benar”.89
“iya”.90
“Iya benar”91
89
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
90
Firmansyah, Penerima Gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
91
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
67
”Sampai saat ini telah berjalan 5 tahun, gadai yang kami lakukan
ini tidak ada tempohnya jadi selama belum ditebus (rahin) maka
gadai akan terus berlangsung”.95
“Sesuai dengan kesepakat gadai yang kami lakukan ini tidak ada
batas waktu utau tempoh, selagi belum ditebus oleh penerima gadai
makan gadai ini akan terus berjalan”.96
“Gadai yang kami lakukan ini tidak ada temponya, jadi kalau
bapak Hasan belum melunasi utangnya maka gadai ini akan terus
berjalan”.97
yang dilakukan yaitu gadai kebun kopi tanpa batas waktu atau tidak
92
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
93
Firmansyah, Penerima Gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
94
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
95
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
96
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
97
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
68
manfaaatnya.
98
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
99
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
100
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
101
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
69
102
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
103
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
104
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
105
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
106
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
70
“ Iya ada”.110
107
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
108
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
109
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
110
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
111
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
112
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
71
perjanian.
kebun kopi diperoleh jawaban dari bapak Noperi yaitu dia sendiri
10. Siapa yang mengabil hasil atau manfaat dari kebun kopi?
“Ini juga sesuai dengan kesepakatan yang kami buat bahwa hasil
kebun kopi saya yang mendapatkan juga mengelolah”.116
113
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
114
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
115
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
116
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
72
“hasil dari kebun kopi akan dibagi menjadi tiga sesuai dengan
perjanjain”.117
mengabil hasil atau manfaat dari kebun kopi diperoleh jawaban dari
“Ya nanti jika bapak Hasan telah memiliki uang untuk melunasi
utangnya dia bisa langsung membayar utangnya dan gadai kebun
kopi ini kan berakhir”.121
117
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
118
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
119
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
120
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
121
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
73
menerima gadai kebun kopi ini memperoleh jawaban yang sama yaitu
13. Apakah pernah terjadi sengketa saat gadai kebun kopi berlangsung, jika
122
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
123
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
124
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
125
Noperi, Penerima gadai, Wawacara tanggal 15 November 2022
74
B. Pembahasan
orang, dalam akad ini menjadikan suatu barang atau harta yang bernilai
ekonomis sebagai jaminan utang dan jika orang yang berutang tidak dapat
126
Firmansyah, Penerima gadai, Wawacara tanggal 16 November 2022
127
Karman, penerima gadai, wawancara tanggal 24 Desember 2022
128
Sohari Saharani, Fiqh Muamalah, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia,2011), h. 107
75
melunasi utangnya maka barang yang dijadikan jaminan bisa dijual untuk
melunasi utangnya.
dengan perjanjian dari kedua belah pihak yaitu pihak pemberi gadai
otomatis untuk hak pengelola kebun sesuai dengan perjajian yaitu bisa
tetap pada rahin tetapi hasil dari kebun kopi dibagi dengan murtahin atau
sudah tidak bisa lagi untuk mengelola atau memanfaatkan kubun kopi
tersebut.
dalam hadis Nabipun tidak ada hadis yang dengan jelas melarang. Sesuai
dengan kaidah hukum asal mu‟amalah jika tidak ada aturannya di dalam
Al-Quran dan hadis adalah boleh, kecuali ada dalil yang melarangnya, dan
hutang.
Hukum islam sudah mengatur dengan jelas tentang gadai dan tata cara
keuangan, jadi jelas akad gadai sangat erat kitannya dengan akad hutang piutang
ِ ِ ِ
ضا فَ ْليُ َؤِّد
ً ض ُكم بَ ْع ُ وضةٌ ۟ فَِإ ْن أَم َن بَ ْع
َ َُوإِن ُكنتُ ْم َعلَ َٰى َس َف ٍر َوََلْ ََت ُدوا۟ َكاتبًا فَ ِرََٰى ٌن َّم ْقب
ِ ِ ِ
َُّه َد َة ۟ َوَمن يَكْتُ ْم َها فَِإنَّوۥُ ءَاْثٌ قَ ْلبُوۥُ َوٱللَّو
ََٰ ٱلَّذى ْٱؤُُت َن أ َََٰمنَتَوۥُ َولْيَت َِّق ٱللَّ َو َربَّوۥُۗ َوََل تَكْتُ ُموا۟ ٱلش
يم ِ ِ
ٌ ِبَا تَ ْع َملُو َن َعل
Artinya:
Desa Belimbing bahkan hal ini seolah-olah menjadi tradisi, karena rata-
rata praktek gadai seperti itulah yang dijalankan oleh masyarakat. Dalam
hal ini masyarakat Desa Belimbing sudah memenuhi rukun dan syarat
gadai (murtahin).
b. Syarat gadai
1. Berakal.
2. Baligh (dewasa).
terjadinya akad).
gadaian130.
129
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,... h. 107
130
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,... h.108
78
sesuai dengan kaidah islam yaitu pelaksanaan gadai yang mereka lakukan
hanya secara lisan tidak ada bukti tertulis, tidak terdapat batasan waktu,
dan pemanfaatan barang gadai. Sebagai mana yang telah dijelaskan dalam
ِ ِ ِ ِ ِ َّ
ب ْ َُج ٍل ُم َس ِّمى فَا ْكتُبُوهُ ۟ َولْيَكْت
ٌ ب بَْي نَ ُك ْم َكات َ ين َآمنُوا إذَا تَ َدايَْنتُ ْم ب َديْ ٍن إ َ ََٰل أ
َ يَا أَيُّ َها الذ
ْ ب َولْيُ ْملِ ِل الَّ ِذي َعلَْي ِو
اْلَ ُّق ْ ُب َك َما َعلَّ َموُ اللَّوُ ۟ فَ ْليَكْت َ ُب أَ ْن يَكْت
ِ ْبِالْع ْد ِل ۟ وََل يأ
ٌ ب َكات َ َ َ َ
ۚ شْيئًا َ ُس ِمْنو َّ ِ
ْ َولْيَتَّق اللوَ َربَّوُ َوََل يَْب َخ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman , apabila kamu bermuamalah tidak
benar”131
riwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a. bahwa ketik Rasulullah SAW. Datang ke
131
Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari (terj. Al-Mulakhkhasul Fiqh), penerjemah Abdul
Hayyie al-Kattani et al, hlm. 415
79
terjadi, berapa jumlah uang yang diutangkan dan berapa luas tanah kebun
Belimbing gadai yang biasa mereka lakukan gadai tanpa batasan waktu
atas barang gadai yang tidak ditentukan batasan waktu termasuk pada
akad yang tidak sah meskipun telah mendapatkan izin dari rahin karena
jaminan dan izin dari rahin adalah salah satu dari beberapa syarat tersebut.
Perjanjian pada gadai atau ar-rahn pada dasarnya adalah akad atau
transaksi utang piutang, hanya saja dalam gadai ada jaminannya. Menurut
Hendi Suhendi, setidaknya ada tiga hal yang memungkinkan pada gadai
132
Abdul Rahman, Fikih Muamalah, hlm 271
80
tersebut dilaksanakan.
kepada ar-rahin. Padahal utan ar-rahin lebih kecil nilainya dari al-
marhun.133
batasan waktu juga dapat berdampak merugikan pihak rahin karena hasil
yang didapat oleh murtahin bisa saja melampaui jumlah hutang yang
termasuk dalam riba. Dan itu jelas berdampak merugikan pihak rahin
pemilik sah dari tanah kebun kopi tersebut rahin juga tidak mempunyai
hak untuk mengelola atau mengambil manfaat atas lahan tanah kebun
133
Abdul Rahman, Fikih Muamalah, hlm 271
81
hasil barang gadaian di larang, bahkan di dalam hadis Nabipun tidak ada
hadis yang dengan jelas melarang. Sesuai dengan kaidah fiqih muamalah:
أن األصل ِف األشياء املخلوقة اْلباحة حىت يقوم دليل يدل على النقل عن ىذا األص
yang telah berjalan 3 tahun, penggadai tetap mengelola kebun tersebut dan
pada saat panen penerima gadai meminta syarat bahwasanya barang yang
di gadaikan tersebut harus di bagi tiga setiap kali panen sampai hutang
dari akad pada saat melakukan perjanjian pihak penggadai dan penerima
gadai terjadi sesuai dengan kesepakatan. Dalam gadai dengan sistem bagi
hasil yang ditetapkan harus sesuai antara kedua belah pihak dan tidak
134
Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta: Kalam Mulia 2001). hlm. 25
82
dari sisi akad gadai maka hukumnya sah dan boleh. Namun, apabila ada
A. Kesimpulan
1. Praktek gadai kebun dan sawah tanpa batas waktu di Desa Belimbing
perjanjiannya gadai hanya dilakukan secara lisan dan tidak ada bukti
otentik (tertulis) bahwa telah terjadi akad gadai diantara rahin dan
tersebut belum dilunasi. Akad pada gadai ini juga tidak menyebutkan
ujung tombak dalam sah atau tidaknya suatu transaksi gadai yang
salah satu pihak.. Praktik gadai tanapa batas waktu pada masyarakat
83
84
timbul karena adanya adat kebiasaan yang salah yang tidak sesuai
2. Tinjauan hukum islam terhadap praktek gadai kebun kopi tanpa batas
maka itu riba. Praktek pemanfaatan barang gadai dan gadai tanapa
Belimbing ini sudah memenuhi syarat dan rukun gadai, hanya saja
B. Saran
praktek gadai tanpa batasan waktu yang sudah menjadi tradisi, agar tidak
2. Pihak rahin dan murtahin hendaknya dalam melakukan akad gadai untuk
keuntungan.
3. Sebaiknya ada bagi hasil dari barang jaminan (hasil kebun kopi)
anatara rahin dan murtahin hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan
Abdul Mujieb, dkk, Kamus Istilah Fiqh, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid , Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Zikrul
Hakim, 2008
Hasna, Praktik Gadai Kebun Kopi di Desa Burni Kec. Wih Pesam Kab. Bener
Mariah Prop. Aceh, Purwokerto: Fakultas Syariah UIN Propesor Kiai Haji
Saifuddin Zuhri, 2022.
Iryani Eva Hukum Islam, Demokrasi Dan Hak Asasi Manusia, Universitas
Batanghari Jambi Jurnal Ilmiah, Vol.17 No.2 Tahun 2017 hal 24.
83
Jaih Mubarok dan Hasan, Fikih Mu’amalah Maliyah Akad Tabarru, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2017.
Muhammad Jamroni, Analisis Hukum Islam Terhadap Pratik Gadai Sawah (Studi
kasus gadai di Desa Penyalahan Kecamatan Jati Negara Kabupaten Tegal,
Semarang: Fakultas Syariah IAIN Wali Songo, 2004.
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta: Gema
insani Press, 2001.
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalm Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Persan, 2004.
Profil Desa Belimbing Kecamatan Muara Pinang Kabupaten Empat Lawang 2022
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah (Beirut: Dar Al-FiKr, 1977), Bandung: Alma &
Apos;Arif, 1986.
Yusuf, N. Pemanfaatan Barang Gadai dalam Perspektif Hukum Islam, Jurnal Al-
Syir‟ah, Vol. 4, No. 2, 2006.
N
DOKUMENTASI