Anda di halaman 1dari 88

TANGGUNG JAWAB IBU TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF

KOMPILASI HUKUM ISLAM

(STUDI SINGLE PARENT DI KECAMATAN WIDODAREN KABUPATEN

NGAWI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Gelar Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

ROHIB NASROH

NIM 33010170118

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2023

1
2
TANGGUNG JAWAB IBU TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF

KOMPILASI HUKUM ISLAM

(STUDI SINGLE PARENT DI KECAMATAN WIDODAREN KABUPATEN

NGAWI)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Gelar Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh :

ROHIB NASROH

NIM 33010170118

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

3
2023

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan Naskah Skripsi

Kepada Yth.,

Prof. Dr. Ilya Muhsin,S.H.I., M.Si.

Di – Tempat

Disampaikan dengan hormat setelah dilaksanakan bimbingan arahan dan koreksi, maka
naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Rohib Nasroh

Nim : 33030170118

Program Studi : Hukum Keluarga Islam

Fakultas : Syari’ah

Judul Skripsi : TANGGUNG JAWAB IBU TERHADAP ANAK DALAM


PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM (STUDI SINGLE
PARENT DI KECAMATAN WIDODAREN KABUPATEN
NGAWI)

Dapat diajukan kepada Fakultas Syari’ah UIN Salatiga untuk diujikan dalam sidang
munaqasyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat untuk menjadi perhatian dan digunakan
sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salatiga, 06 November 2023

Pembimbing

Dr. Hj. Siti Zumrotun, M.Ag.

4
NIP.196701151998032002

5
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rohib Nasroh

NIM : 33030170118

Program Studi : Hukum Keluarga Islam (HKI)

Fakultas : Syari’ah

Judul Skripsi : TANGGUNG JAWAB IBU TERHADAP ANAK DALAM


PERSPEKTIF KOMPILASI HUKUM ISLAM (STUDI
SINGLE PARENT DI KECAMATAN WIDODAREN
KABUPATEN NGAWI)

Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya seni sendiri, bukan
jiplakan dari tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini juga
diperbolehkan untuk dipublikasikan di Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN)
Salatiga.

Salatiga, 06 November 2023

Saya yang menyatakan,

Materai 10.000

Rohib Nasroh

NIM : 33030170118

i
MOTTO

“ Jika kamu merasa berada pada titik tumpul pada saat ini, yakinlah, bahwa Allah
sudah mempersiapkal hal terbesar di depan matamu”

ii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahhirobbil‟alamin, rasa syukur senantiasi tercurahkan kepada Allah


SWT yang telah memberikan berkat dan ridhonya sehingga saya dapat menyelesaikan
perjuangan penyusunan naskah skripsi ini. Aral rintang dalam perjuangan penyusunan
naskah ini tidak akan mudah terlewati tanpa adanya doa restu dan dorongan semangat
dari mereka orang-orang terkasih dalam hidup saya. Untuk itu skripsi ini saya
persembahkan untuk:

1. Allah SWT, yang telah memberikan segala rahmat serta karunia dalam kehidupan.
2. Ibuku, Ibu Dwi Jarwati. Sosok yang telah melahirkanku
3. Ibuku, Ibu Dwi Jarwati. Sosok yang telah memberikan kasih sayang tulusnya dalam
merawatku.
4. Ibuku, Ibu Dwi Jarwati. Sosok yang selalu mendoakanku di setiap akhir sholatnya.
5. Bapakku. Bapak Thohari Sulaiman. Sosok yang mampu menjadi rumah untuk
pulang, teman untuk bercerita dan sahabat terbaik untuk berdiskusi.
6. Keluarga Besar Simbah Sastro & Warsini yang selalu menjadi sumber motivasiku
untuk tetap hidup dan menyelesaikan apa yang menjadi tanggungjawabku,
sekaligus menjadi alasanku untuk selalu bisa Bahagia. Semoga diberikan rizki
barokah, ilmu manfaat dan kelancaran dalam segala hal.
7. Keluarga Kyai Abdul Aziz yang mampu membimbing ilmu agama.
8. Kepada Ibu Dr. Hj. Siti Zumrotun, M.Ag, selaku dosen pembimbing yang telah
senantiasa membimbing, memberikan motivasi dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga
10. Kepada Fakultas Syari’ah UIN Salatiga
11. Kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Syari’ah Zubair
Umar Al-Jaelani (ZUJ) yang telah mempertemukan saya dengan sahabat-sahabati
berproses di dalamnya.

iii
12. Kepada teman-teman Hukum Keluarga Islam Angkatan 2017

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil‟alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak Dalam Perspektif Kompilasi
Hukum Islam (Studi Single Parent di Kecamatan Widodaren Kabupaten Nawi)”.
Dalam mencapai gelar sarjana hukum jurusan Hukum Tata Negara Fakultas Syariah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
junjungan kita nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke jalan
kebenaran dan keadilan.

Penulis menyadari bahwa proses pembuatan skripsi ini tidaklah mudah dan penuh
kendala. Sehingga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
dengan rendah hati mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini dan memberikan manfaat bagi khalayak
umum.

Terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak sehingga pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhwy, M.Ag, selaku Rektor UIN Salatiga
beserta Jajarannya yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
menempuh Pendidikan di UIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. IIya Muchsin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN
Salatiga berserta Jajarannya yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian dan menyelesaikan tugas akhir skripsi.

iv
3. Bapak Yahya, S.Ag., M.H.I., selaku Ketua program Studi Hukum
Keluarga Islam yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis
selama menempuh pendidikan di IAIN Salatiga.
4. Ibu Dr. Hj. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi saya
yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan segala
arahan dan bimbingan selama penyelesaian tugas akhir skripsi.

5. Bapak/Ibu dosen di lingkungan fakultas Syari’ah khususnya Dosen


Program Studi Hukum Keluarga Islam yang telah mendidik penulis
selama dalam proses perkuliahan. Demikian kepada seluruh karyawan
yang banyak membantu dalam bidang administrasi guna akademik.
6. Terima kasih kepada teman seperjuangan saya Mamnunatul Indar Aulia
yang selalu setia menjadi saudara diskusi saya.
7. Terima kasih kepada teman seperjuangan saya Agam Siponda yang selalu
setia menjadi saudara diskusi saya.
8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, namun tanpa
mengurangi rasa hormat saya, terimakasih atas dukungan dan bantuannya
selama ini sehingga skripsi ini dapat terwujud dan bermanfaat untuk
kepentingan bersama.

Semoga Allah SWT dengan ridho-Nya membalas kebaikan dengan pahala yang
berlipat ganda. Dengan segala kekurangan, besar harapan penulis agar skripsi ini dapat
memberikan manfaat pengetahuan bagi penulis pribadi maupun pembacanya. Semoga
Allah SWT senantiasa membimbing dan membersamai disetiap langkah.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 06 November 2023

Rohib Nasroh

(33010170118)

v
ABSTRAK

Nasroh Rohib. (33030170118), 2023. Tanggung Jawab Ibu Terhadap


Anak dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam (Studi Single
Parent di Widodaren Kabupaten Ngawi). Skripsi, Jurusan Hukum
Keluarga Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing Dr. Hj. Siti Zumrotun, M.Ag.
Kata Kunci: Tanggung Jawab, Single Parent, KHI

Penelitian ini bertujuan untuk penelitian yaitu untu mengetahui


bagaimana tanggung jawab ibu terhadap anak oleh single parent serta
upaya single parent memenuhi tanggung jawab sehari-hari dengan
perspektif Kompikasi Hukum Islam yang ada di Widodaren Kabupaten
Ngawi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau lapangan
dengan pendekatan sosiologis empiris. Sebuah metode penelitian langsung
yang terjun ke lapangan dengan melihat, menelaah hukum yang ada di
masyarakat. Teknik pengumpulan data ini adalah wawancara langsung dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menguraikan bahwa tanggung jawab para ibu
single parent dalam memenuhi keluarga dengan diwujudkan dengan cara
menjadi figur ayah agar anak tidak merasakan kehilangan yang mendalam,
bekerja keras agar dapat mencukupi kebutuhan anak, memberikan
perhatian lebih, melaksanakan kewajiban sebagai orang tua yaitu
menafkahi karena setelah terjadinya perceraian mantan suami tidak
memberikan tanggung jawab sebagai seorang ayah bagi anaknya, berusaha
menyekolahkan anak dan mendidik anak di rumah. Pemenuhan tanggung
jawab ibu single parent pada bidang ekonomi ialah dengan cara
berdagang, di bidang pendidikan ialah memasukan sekolah dan pondok
pesantren serta pada bidang sosial bermasyarakat.Sudah sesuai dengan
Kompilasi Hukum Islam atas tanggung jawab ibu oleh single parent
terhadap anak dituang dalam pasal 106 ayat (1) yang menyatakan bahwa
“Ibu bertanggung jawab merawat dan mengembangkan harta anaknya
yang belum dewasa atau dibawah pengampunan, dan tidak diperbolehkan

vi
memindahkan atau menggadaikannya kecuali karena keperluan yang
mendesak jika kepentingan dan keselamatan anak itu menghendaki atau
suatu yang tidak dapat dihindarkan lagi”. Ayat (2) menyatakan bahwa “Ibu
bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan dan
kelalaian dari tanggung jawab pada ayat (1)”.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

NOTA PEMBIMBING.................................................................................... ii

KEASLIAN TULISAN.................................................................................... iii

PENGESAHAN................................................................................................ iv

MOTTO............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR...................................................................................... vii

ABSTRAK........................................................................................................ viii

TRANSLITE ARAB………………………………………………………… ix

DAFTAR ISI..................................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................................
E. Penegasan Istilah………………………………………………............ 7

F. Telaah Pustaka…………………………………………........................ 8

G. Kerangka Teoiritik………………………………………………......... 9

H. Metode Penelitian…………………………………………………….. 10

vii
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TANGGUNG JAWAB IBU TERHADAP
ANAK DALAM SINGLE PARENT MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM
……………………………………………………………………………..… 19

A. Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak Dalam Single Parent Menurut Kompilasi
Hukum Islam ......................................................................
1. Tanggung Jawab......................................................................
2. Hak dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak......................
B. Tinjauan Umum Tentang Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak Dalam Single Parent
Menurut Hukum Islam..............................................................
1. Hadhanah Dalam Islam.............................................................
2. Kewajiban Orang Tua Terhadap Tumbuhnya Anak.................
BAB III TANGGUNG JAWAB IBU TERHADAP ANAK DI KECAMATAN
WIDODAREN KABUPATEN NGAWI………………………………….. 36

A. Gambaran Umum dan Profil Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi..


36
1. Profil Kecamatan Widodaren...................................................
2. Keadaan Penduduk...................................................................
3. Keadaan Ekonomi.....................................................................
4. Kehidupan Sosial, Budaya dan Keagamaan.............................. 42
B. Pemenuhan Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak di Widodaren Kabupaten Ngawi
1. Pemenuhan tanggung jawab ibu single parent terhadap anak....
2. Pemenuhan tanggung jawab ibu single parent terhadap anak....
C. TINJAUAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TANGGUNG JAWAB IBU
TERHADAP ANAK……………………………………………
BAB IV ANALISIS KOMPILASI HUKUM ISLAM TERHADAP IBU SINGLE PARENT
DI WIDODAREN KABUPATEN NGAWI.................................... 54

1. Analisis Tanggung Jawab Ibu Single Parent Terhadap Anak…


BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................

viii
59
B. Saran................................................................................................
60

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN


“Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam menyusun skripsi ini
berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor: 157/1987 dan 0543b/U/1987.”
A. Konsonan Tunggal

Huruf
Arab Nama Huruf latin Keterangan

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan


‫ب‬ Bā' B Be
‫ت‬ Tā' T Te
‫ث‬ ā' Ṡ Es dengan titik diatas
‫ج‬ Jim J Je
‫ح‬ Ḥā' Ḥ Ha dengan titik dibawah
‫خ‬ Khā' Kh Ka dan ha
‫د‬ Dal D De
‫ذ‬ Żal Ż Zet dengan titik diatas
‫ر‬ Rā' R Er
‫ز‬ Zai Z Zet
‫س‬ Sîn S Es
‫ش‬ Syîn Sy es dan ye
‫ص‬ Ṣād Ṣ Es dengan titik dibawah
‫ض‬ Ḍād Ḍ De dengan titik dibawah
‫ط‬ Ṭā' Ṭ Te dengan titik dibawah

ix
‫ظ‬ Ẓā' Ẓ Zet dengan titik dibawah
‫ع‬ 'Ain ...ʻ... Koma terbalik diatas
‫غ‬ Gayn G Ge
‫ف‬ Fā' F Ef
‫ق‬ Qāf Q Qi
‫ك‬ Kāf K Ka
‫ل‬ Lām L El
‫م‬ Mîm M Em
‫ن‬ Nūn N En
‫و‬ Waw W We
‫ه‬ Hā' H Ha
‫ء‬ Hamzah ...’... Apostrof
‫ي‬ Yā' Y Ye

B. Konsonan Rangkap karena syaddah ditulis rangkap

‫ ُم َتَع ّقِد ْيَن‬Ditulis muta‘aqqidīn


‫ ِع َّد ٌة‬Ditulis ‘iddah

C. Tā' marbūtah di akhir kata

1. Bila dimatikan, ditulis h:

‫ ِهَبُة‬Ditulis Hibah
‫ ِج ْز َيٌة‬ditulis jizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap
ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila
dikehendaki lafal aslinya).
2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis

dengan h:

‫َك َر اَم ُة اَأْلْو ِلَياِء‬ Ditulis karāmah al-auliyā'

x
3. Bila tā` marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah ditulis:

‫ َزكَاُة اْلِفْطِر‬Ditulis Zakāt al-fitri

4. Vokal Pendek

‫َفِهَم‬ Kasrah ditulis i (fahima)

‫َضَر َب‬ fathah ditulis a (ḍaraba)

‫ُك ِتَب‬ dammah ditulis u (kutiba)

5. Vokal Panjang

1 fathah + alif ditulis Ā


‫َج اِهِلَيٌة‬ ditulis jāhiliyyah
2 fathah + ya' mati ditulis ā
‫َيْس َع ى‬ ditulis yas‘ā
3 kasrah + ya' mati ditulis ī

‫َك ِرْيٌم‬ ditulis karīm


4 dammah + wawu mati ditulis ū
‫ُفُرْو ٌض‬ ditulis furūḍ

6. Vokal Rangkap
1. Fathah + ya’ mati ditulis Ai

‫َب ْي َن ُك ْم‬ ditulis bainakum


2. fathah + wawu mati ditulis au
‫َقْو ٌل‬ ditulis Qaulun

7. Vocal Pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof

xi
‫َٔأَاْنُتْم‬ ditulis a’antum
‫َأِع َّد ْت‬ ditulis u’iddat

‫َلِئْن َثَكْر ُتْم‬ ditulis la’in syakartum

8. Kata Sandang Alif + Lam


a.Bila diikuti Huruf Qamariyyah
‫َاْلُقْر ٓا ُن‬ ditulis al-Qur’an
‫َاْلِقَيا ُس‬ ditulis al-Qiyas

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf


Syamsiyyah yang mengikuti huruf l (el)nya.

‫َالَّس َم ا ُء‬ Ditulis as-Sama’


‫َالَّش َم ُس‬ Ditulis asy-Syams

9. Huruf Besar
Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan dengan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD)
10. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

‫َذ ِو ي ْالُفُرْو ِض‬ Ditulis zawi al-furud

‫َأْهُل الُِّس‬ Ditulis ahl as-sunnah

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut UU No.1 tahun 1974 tentang perkawinan ialah ikatan lahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan bertujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan

yang Maha Esa. Oleh karena itu, pengertian perkawinan dalam ajaran agama islam

mempunayai nilai ibadah, sehingga pasal 2 Kompilasi Hukum Islam menegaskan

bahwa perkawinan akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalidhan) untuk menaati

perintah Allah, dan melaksanakannya merupakan ibadah.1

Tujuan perkawinan Islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam

rangka mendirikan keluarga yang harmoni, sejahtera, dan bahagia. Namun

memperoleh keturunan yang sah merupakan tujuan pokok dari suatu perkawinan.

Setiap orang yang melaksanakan perkawinan dengan sendirinya mengingikan anak

sebagai pelanjut keturunan. Al-qur’an menganjurkan kepada pasangan suami istri

agar selalu berdo’a supaya dianugrahi putra/putri yang menjadi mutiara dari

istrinya.2

Hadirnya anak dalam keluarga merupakan pelengkap kebahagian atas suatu

perkawinan. Karena pada hakikatnya anak merupakan anugrah dari Tuhan yang

diberikan kepada manusia atas pasangan suami istri yang sudah menikah yang harus

1
Ali Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Cet.I,(Jakarta: Sinar Grafika,2006), hlm 7
2
Latif Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia (Buku 1 dan Cet.I), (Watampone: CV
Berkah Utami,2010), hlm 25

1
dijaga, dirawat dan dibina sebaik-baiknya, agar anak dapat berkembang dengan baik

serta kelak dapat berguna bagi Nusa, Agama ataupun keluarga.

Oleh karena itu orang tua harus bertanggung jawab atas segala pemeliharaan

semua hak yang melekat pada anak. Anak wajib dilindungi agar mereka tidak

menjadi korban tindakan siapa saja (individu atau kelompok, organisasi swasta

ataupun pemerintah) baik secara langsung ataupun tidak tidk langsung. Yang

dimaksud dengan korban adalah mereka yang menderita kerugian (mental, fisik, dan

sosial) karena tindakan yang pasif, atau tindakan yang aktif dari orang lain atau

kelompok (swasta atau pemerintah) baik langsung ataupun tidak langsung. Pada

hakikatnya anak tidak dapat melindungi diri sendiri dri berbagai tindakan yang

menimbulkan kerugian mental, fisik dan sosial dalam berbagai bidang kehidupan

dirinya, mengingat situasi dan kondisinya anak perlu mendapat perlindungan agar

tidak mengalami kerugian, baik mental, fisik maupun sosial.3

Istilah perlindungan anak, atau perlindungan terhadap anak, ditemukan

dalam Hukum Keluarga Islam Indonesia dan /atau Hukum Perkawinan Islam

Indonesia. Istilah yang ditemukan adalah pemeliharan dan pendidikan anak dalam

Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan, dan istilah pemeliharaan

dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), sama dengan istilah hadhanah dalam fikih.

Dalam KHI, pemeliharaan atau hadhanah didefinisikan dengan kegiatan mengasuh,

memelihara dan mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.

3
Maidin Gultom, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan”, (Bandung: PT Refika
Aditama,2012), hlm 69

2
Dalam Islam, tanggung jawab dikenal dengan istilah Mas’uliyah. Mas’uliyah

merupakan prinsip yang menuntut hak dan kewajiban seorang supaya senantiasa

berwaspada dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan karena mereka akan

akan diperiksa dan dipersoalkan bukan sekadar di dunia melainkan di hari

pembalasan atau akhirat.

Mengingat single parent merupakan fenomena yang terjadi di kota kecil dan

Besar, yang menghasilkan pandangan baru dalam sebuh struktur keluarga. Keluarga

orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu

orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.

Kehidupan setelah berpisah dengan pasangan hidup dapat mengganggu kehidupan

emosional, mengubah hubungan individu dengan lingkngan sosialnya dan dapat

menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan single parent tersebut.

Perubahan hidup yang tiba-tiba mengahruskan wanita satu-satunya orang yang yang

bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga. Menjalani peran sebagai orang tua

tunggal berarti mengalami perubahan dimana perubahan ini dapat menimbulkan

masalah, sebab seseorang yang semula hanya berperan sebagai ibu rumah tangga

saja, sekarang harus berperan ganda yang tentunya membutuhkan perencanaan

matang.4

Single parent adalah gambaran seorang perempuan tangguh, segala hal

berkenaan rumah tangga ditanggung sendiri mulai dari membereskan rumah,

mencari nafkah keluarga, dilakukan sendiri. Dalam posisi ini, seorang wanita
4
Syamsuddin AB, Cahaya Hidup Pengasuhan Keluarga, (Ponorogo Jawa Timur: Wade
Group,2018), hlm 8

3
diharuskan untuk bias berperan ganda, menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak-

anaknya. Tugaspun semakin besar, yang mengasuh, membesarkan, dan mendidik

anak-anak, juga ia harus menjadi tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah.

Semua ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika dialami kaum perempuan yang

manja, kurang tangguh, dan sangat bergantung pada orang lain. Terlebih ketika

sebelumnya ia sama sekali tidak terbiasa menjalani kehidupan berat, karena selama

ini sudah terpenuhi oleh suaminya ketika masih bersama. Tentunya sangat berat

menjadi seorang single parent jika kita lihat dari tugas-tugas yang harus dilakukan

seorang diri.

Melakukan berbagai tugas yang semula dilakukan berdua akan membuat ibu

single parent mengalami kelebihan tugas dan tentunya hal tersebut merupakan suatu

masalah dalam kehidupan pribadi ibu single parent tersebut. Tak terkecuali,

gambaran umum di atas serupa dengan apa yang diamati oleh peneliti di Kecamatan

Widodaren Kabupaten Ngawi. Menurut Elizabeth B. Hurlock, mereka yang sudah

janda akan mengalami permasalahan ekonomi yang jauh berkurang dari pada saat

masih bersama pasangan, kemudian bagi mereka yang ekonominya rendah maka

tidak mau mengikuti perkumpulan-perkumpulan sosial sebagaimana wanita yang

memiliki pasangan.5

Kasus orang tua tunggal karena perceraian maupun kematian pasangan

sangat terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut data Pengadilan

Ngawi, 15.387 perkara dan didominasi oleh perkara cerai gugat. Dan untuk wilayah

5
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Erlangga,1980), hlm 361

4
Widodaren terdapat 172 cerai gugat dari jumlah pernikahan 589 pada tahun 2019

dan di tahun 2021 terdapat 102 ceari gugat dari jumlah pernikahan 555.6

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peniliti di Kecamatan

Widodaren Kabupaten Ngawi, bahwa penyebab mereka menjadi ibu single parent

adalah karena perceraian gugat atau suami mereka meninggal dunia, dan hal yang

memberatkan bagi ibu single parent adalah membesarkan anak termasuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarga yang harus mencari uang untuk menafkahi keluarganya

dan juga memenuhi kebutuhan kasih sayang keluarganya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

“Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak Dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam

(Studi Single Parent di Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi)”. Dalam hal ini

peneliti akan melakukan galian informasi secara faktual melalui penelitian yang

akan berlangsung kedepannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

mengambil suatu rumusan masalah yang nantinya menjadi fokus penelitian.

Adapun rumusan masalah tersebut, sebagai berikut:

1. Bagaimana Tanggung Jawab Ibu single parent terhadap anak dalam

memenuhi kebutuhan?

2. Bagaimana Tinjauan Kompilasi Hukum Islam terhadap Tanggung Jawab Ibu

single parent di Widodaren Kabupaten Ngawi?


6
Htttps://ngawikab.bps.go.id di akses pada 11-11-2022

5
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengetahui dan menjelaskan Tanggung Jawab Ibu single parent dalam

memenuhi kebutuhannya.

2. Mengetahui dan memahami analisis tinjauan Kompilasi Hukum Islam

terhadap tanggung jawab ibu single parent di Widodaren Kabupaten Ngawi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun secara praktis yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis

Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tergadap ilmu

pengetahuan pada umumnya dan dibidang hukum keluarga islam pada

khususnya, serta dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan mas’uliyah terhadap anak dengan salah satu prinsip undang-undang

No.23 tahun 2002.

2. Manfaat Secara Praktis

a. Bagi Masyarakat

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menambah wawasan

bagi masyarakat dalam mengetahui mas’uliyah terhadap anak secara

perspektif kompilasi hukum islam maupun undang-undang No.23 tahun

2002.

b. Bagi peneliti

6
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat menambah wawasan

luas bagi penulis khususnya di bidang Hukum Keluarga Islam dan

Undang-Undang. Dan diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan dan refrensi bagi peneliti dalam bidang pemerintahan dan

hukum keluarga islam yang berhubungan dengan tanggung jawab

terhadap anak dengan salah satu prinsip undang-undang No.23 tahun

2002.

E. Penegasan Istilah

Supaya para pembaca dapat secara jelas memperoleh kesamaan

mengenai konsep yang terkandung dalam judul “Tanggung Jawab ibu

Terhadap Anak Dalam Perspektif Kompilasi Hukum Islam Studi Single

Parent di Widodaren Kabupaten Ngawi”, untuk itu peneliti perlu

memaparkan penegasan istilah sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab

Dalam Islam, tanggung jawab dikenal dengan istilah mas’uliyah.

Mas’uliyah atau accountability ialah prinsip yang menuntut seorang pekerja

supaya senantiasa berwaspada dan bertanggungjawab atas apa yang

dilakukan karena mereka akan diperiksa dan dipersoalkan bukan sekedar di

dunia malah di hari pembalasan. Tanggungjawab meliputi beberapa aspek,

yakni: tanggungjawab antara individu dengan individu (mas’uliyah al-afrad),

tanggungjawab dengan masyarakat (mas’uliyah al-mujtama’), serta

tanggungjawab pemerintah (mas’uliyah al-daulah) tanggung jawab ini

berkaitan dengan baitul mal.7


7
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen,(Jakarta: Grasindo,2000), hlm 59

7
F. Telaah Pustaka

Adapun telaah pustaka yang bisa dikaitkan dengan penelitian ini adalah:

Pertama, skripsi dari Khaerun Rijal, Tahun 2019, Progam Studi

PMI/Kesejahteraan Sosial, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam

Negeri Makassar, dengan Judul “Problematika Single Parent Dalam Memenuhi

Kebutuhan Keluarga di Desa Sengenpalie Kecamatan Lamuru Kabupaten

Bone”. Penelitian ini memberikan hasil rasa kesepian serta kebutuhan seksual

yang tidak terpenuhi akibat ditinggal suami dan dipandang rendah dimata

masyarakat karena kesalahpahaman yang terjadi akibat statusnya sebagai janda. 8

Kedua, skripsi dari Nasrah, Tahun 2020, Progam Studi Hukum

Keluarga Islam, Fakultas Syari’ah dan Hukum Islam, Institut Agama Islam

Negeri Bone, dengan Judul “Hak dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Setelah Putusnya Perkawinan (Studi Komparatif Antara UU No.1 tahun 1974

Jo.UU No.16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan dan UU No.35 Tahun 2014)”.

Penelitian ini memberikan hasil setiap orang tua yang bercerai harus

menjalankan tanggung jawab terhadap anaknya dan pemerintah hendaknya

membuat sanksi untuk para orang tua yang tidak bertanggung jawab terhadap

anak setelah bercerai.9

8
Khaerun Rijal, “Problematika Single Parent Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa
Sengenpalie Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone”, (Makassar: Universitas Islam Negeri Alauudin,
2019), hlm 83
9
Nasrah, “Hak dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak Setelah Putusnya Perkawinan(Studi
Komparatif Antara UU No.1 Tahun 1974 Jo. UU No.16 Tahun 2019 Tentang Perkawinan dan UU No.35
Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak)”, (Bone: Institut Agama Islam Negeri,2020), hlm 62-63

8
Ketiga, skripsi dari Faisal Syahputra, Tahun 2020, Progam Studi

Hukum Keluarga Islam, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam

Negeri , dengan Judul “Kewajiban Orang Tua Memberikan Pendidikan Bagi

Anak Berdasarakan Kompilasi Hukum Islam(Studi Kasus Keluraga Nelayan

di Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang

Bedagai)”. Penelitian ini memberikan hasil kurangnya perhatian dan

dorongan orang tua dan para orang tua tidak melaksanakan kewajiban

memberi nafkah pendidikan terhadap anaknya.10

Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian terdahulu dengan

penelitian penulis. Persamaan penelitian penulis terletak pada hak dan

kewajiban orang tua terhadap anak. Perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian penulis dapat dilihat dari indicator sebagai berikut: lokasi

penelitian berada di Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi dan penelitian

dewasa masa kini terhadap kebutuhan rumah tangga yang dilakukan oleh ibu

single parent dalam sosial maupun agama yang independen.

G. Kerangka Teotitik

Sebagai upaya meningkatkan pemahaman dalam menanggapi judul

penelitian tersebut, peneliti menggunakan kerangka toritik sebagai berikut:

1. Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak

Telah dijelaskan dalam UU No.1 tahun 1974 pasal 45:

10
Faisal Syahputra, “Kewajiban Orang Tua Memberikan Pendidikan Bagi Anak Berdasarkan
Kompilasi Hukum Islam(Studi Kasus Keluarga Nelayan di Desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan
Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)”, (Sumatera Utara: Universitas Islam Negeri, 2020), hlm 69

9
a. kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka

sebaik-baiknya.

b. Kewajiban orang tua yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku

sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana yang

berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tua putus.

Adapun dalam Kompilasi Hukum Islam, pemeliharaan anak dalam

tanggung jawab ibu telah diatur dalam Pasal 106 yang menyatakan :

a. Ibu bertanggung jawab merawat dan mengembangkan harta anaknya yang

belum dewasa atau dibawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan

memindahkan atau menggadaikannya kecuali karena keperluan yang

mendesak jika kepentingan dan keselamatan anak itu menghendaki atau

suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan lagi.

b. Ibu bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan

dan kelalaian dari tanggung jawab pada ayat (1).11

H. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah faktor yang penting dalam melakukan

penelitian, karna selain digunakan untuk mendapatkan data penelitian yang

sesuai dengan tujuan penelitian, hadirnya metode penelitian juga digunakan

untuk memperoleh melakukan pengembangan data dalam kelancaran menyusun

penulisan hukum.

11
Kompilasi Hukum Islam, pasal 106

10
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut untuk

mengumpulkan dan menganalisa keperluan data yang diperlukan, serta guna

menjawab persoalan yang dihadapi.12 Menurut Kartini Kartono, metode

penelitian merupakan metode berfikir dan berbuat yang dipersiapkan secara baik

dalam mengadakan penelitian dan dalam mencapai tujuan penelitian.13

Sebagai langkah untuk menccapai tujuan pengetahuan secara benar,

maka diperlukan metode penunjang penelitian dalam mendapatkan data valid

dan otentik. Adapun metode yang digunakan sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum sosiologis empiris, yakni

sebuah metode penelitian langsung yang berupaya untuk melihat hukum

dalam artian yang nyata, atau dapat dikatakan melihat, meniliti bagaimana

bekerjanya hukum di masyarakat Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi.14

2. Kehadiran Peneliti

Dalam memperoleh data terkait dengan penelitian, kehadiran peneliti

di lapangan sangat diperlukan. Selama proses pengumpulan data dari subyek

peneliti di lapangan menempatkan diri sebagai instrument sekaligus

pengumpul data dari sumber yang didapatkan langsung pada penelitian

lapangan.
12
Musdalifah,”Tinjauan Hukum Pelaksanaan Fungsi dan Tugas Dinas Sosial dan Tenaga Kerja
dalam Pengawasan Hubungan Kerja di Kabupaten Pangkep”, (Makassar: Universitas Hasanuddin,2017),
hlm 50
13
Yuni astuti, “Analisa Hukum Islam Terhadap Peran Dinas Sosial Kota Bandar Lampung
dalam Memelihara Anak Terlantar”, (Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan,2017), hlm 22
14
Sumarti Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,1995), hlm 151

11
3. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam

penyusunan penelitian, lokasi penelitian di Kecamatan Widodaren Kabupaten

Ngawi dan instrument pendukung lainnya.

4. Sumber Data

Sumber data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer berasal dari wawancara dan dokumentasi yang dilakukan

oleh peneliti kepada narasumber ibu single parent yang ada di

Widodaren.

b. Data Sekunder

Data sekunder sebagai penunjang data primer berupa telaah pustaka

seperti buku yang berhubungan dengan obyek penelitian, jurnal, undang-

undang, dokumen pada instansi terkait, media cetak dan/atau elektronik,

dan skripsi yang mempunyai keserupaan dalam penelitian.

c. Data Tersier

Data tersier sebagai penunjang data primer dan sekunder yang

diperoleh dari sumber penunjuk atau penjelas seperti kamus hukum dan

ensiklopedia.

5. Prosedur Pengunpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendukung

penelitian adalah:

12
a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data penelitian melalui

pernyataan yang diajukan secara lisan kepada responden guna menjawab

dan jawaban informan dicatat atau direkam. 15 Jenis wawancara yang

peneliti terapkan adalah wawancara terstruktur, dimana teknik

wawancara ini menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman.

Pemilihan teknik ini mengharapkan penulis agar mampu mendapatkan

jawaban yang tepat dengan mudah dan singkat. Peneliti melakukan

Tanya jawab pada masing-masing subyek terkait mas’uliyah terhadap

anak di Widodaren.

b. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti dalam rangka pengumpulan data dengan mengamati fenomena

suatu masyarakat tertentu dengan tertentu pula.16

c. Dokumentasi

Dokementasi adalah studi pengumpulan data dan telaah pustaka, yang

berupa catatan, transkip, buku, notulen rapat, agenda dan sebagainya.

telaah dokumentasi ini juga penting dalam penelitian, setidaknya untuk

memperkuat bukti data penelitian yang dilakukan oleh penulis. 17 Adapun

15
Surahman, M.Kes, Mochammmad Rochmad, S.K, drs. Sudibyo Supardi, Phd, Apt,
Metodologi Penelitian, (Jakarata: Kementerian Republik Indonesia,2016), hlm 149
16
Dr. Sigit Sapto Nugroho, S.H., M.Hum, Anik Tri Haryani, S.H., M.Hum, Farchani, S.H., M.H,
Metodologi Riset Hukum (Palur Wetan: Oase Pustaka,2020), hlm 78
17
Prof. Ma’ruf Abdullah, M.Si, Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kualitatif dan
Kuantitatif (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2015), hlm 225

13
bukti dalam memeperkuat penelitian, berupa dokumentasi foto, rekaman

suara, serta kumpulan data.

6. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan memfokuskan, mengabstraksikan,

mengorganisasikan data secara sistematis sebagai bahan dari permasalahan.

Analisis data yang dilakukan peneliti menggunakan pengumpulan data model

alir, yang meliputi tiga tahapan, sebagai berikut:

a. Redaksi Data

Redaksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan yang tertulis selama proses data di lapangan.

Redaksi data berlangsung secara terus-menerus selama di lokasi

penelitian. Redaksi bukan terpisahkan dari analisis.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun dan

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian lebih banyak mengacu pada teks naratif dan

melakukan penyerdehanaan pada informasi yang bersifat kompleks.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan Kesimpulan disusun berdasarkan pola-pola induktif yaitu

diverikasi selama penelitian berlangsung. Setelah itu, makna-makna yang

muncul dari data perlu diuji kebenarannya, kekokohannya, dan

14
kecocokannya melalui check dan crosscheck.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memperoleh data yang nilai keabsahannya mempunyai validitas,

maka peneliti melakukan dengan menggunakan metode triangulasi. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu yang lain,

diluar itu untuk keperluan pengecekan atau suatu pembanding terhadap data itu

sendiri. Secara garis besar triangulasi ada 3 yaitu triangulasi sumber, teknik, dan

waktu.18

8. Tahap-Tahap Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan

berusaha melaksanakan pengkajian data yang dituangkan dalam bentuk laporan

deskriptif atau uraian. Tujuannya adalah untuk menjelaskan obyek yang relevan

dengan fenomena yang diamati dan menjelaskan karakteristik fenomena atau

masalah yang ada. Pada umumnya penelitian deskriptif tidak memerlukan

hipotesis, sehingga dalam penelitian ini tidak perlu menggunakan hipotesis.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan tiga tahapan, sebagai berikut:

a. Tahap Pra Lapangan

Yakni mempersiapkan hal-hal yang dilakukan sebelum melakukan

penelitian, seperti pembuatan proposal penelitian, mengajukan ijin penelitian

18
Lexy J. Moeloeng, Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2021), hlm 330

15
menetapkan focus penelitian, dan hal-hal lain yang diperlukan sebelum

melakukan penelitian.

b. Tahap Lapangan

Yakni melakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan

dokumentasi di Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi.

c. Tahap Pasca Lapangan

Yakni ketika semua data telah terkumpul dan dirasa cukup, maka tahap

terakhir adalah menganalisis data-data tersebut dan memberikan gambaran

terhadap hasil penelitian, sehingga mampu memberikan pengertian obyek yang

diteliti.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan metode bantuan yang digunakan

pembaca untuk mempermudah mengetahui urutan sistematika dari skripsi

penelitian ini, merupakan urutan yang membahas nan demi bab dan sub-

babnya. Penulis menggunakan pokok bahasan yang terdiri dari lima bab dan

tiga bab terdiri dari sub-bab sebagai perinci. Adapun sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I yang berisi Pendahuluan untuk menjalaskan secara umum tentang arah

penelitian dilakukan. Dengan ini pembaca dapat mengetahui konteks atau latar

belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan masalah, kegunaan penelitian,

penegasan istilah, telaah pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan. Dalam uraian pendahuluan yakni, tanggung jawab orang

16
ibu single parent terhadap anak dalam memenuhi kebutuhannya di kehidupan

sehari-hari dalam mengupayakan memecahkan masalah dengan solusi yang di

tanggung seorang single parent dengan sendirian.

BAB II Berisi uraian kajian pustaka atau gambaran umum yang terdiri kajian

focus penelitian berupa teori, pengertian tanggung jawab, yang digunakan

sebagai bahan analisis dalam membahas objek penelitian.

BAB III Berisi mengenai uraian hasil penelitian yang berkaitan dengan

Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak Perspektif KHI (Studi Single Parent di

Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi).

BAB IV Berisi tentang jawaban dari rumusan masalah dengan penemuan

penelitian yang dikemukakan pada bab tiga terkait dengan Tanggung Jawab

Terhadap Anak Perspektif KHI (Studi Single Parent di Kecamatan Widodaren

Kabupaten Ngawi). Dengan ini, bab ini akan menunjukan bagaimana tujuan

penelitian yang dicapai.

BAB V Merupakan penutup yang berisi temuan pokok atau kesimpulan,

implikasi dan tindak lanjut penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang

diajukan. Adanya kesimpulan dan saran tersebut diharapkan dapat diberikan

kepada pihak terkait.

17
BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG TANGGUNG JAWAB IBU TERHADAP ANAK

DALAM SINGLE PARENT

MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM

18
A. Tinjauan Umum Tentang Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak Dalam Single

Parent Menurut Kompilasi Hukum Islam

1. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan

yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai

perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Prinsip tanggung jawab merupakan perihal

sangat penting di dalam hukum perlindungan. Dalam kasus pelanggaran hak, diperlukan

kehati-hatian dalam menganalisis siapa yang bertanggung jawab dan seberapa jauh

tanggung jawab dapat dibebankan kepada pihak-pihak terkait. 19

Dalam islam, tanggung jawab dikenal dengan istilah Mas;uliyah. Mas’uliyah

ialah prinsip yang menuntut seorang senantiasa bertanggung jawab atas apa yang

dilakukan karena mereka akan diperiksa dan dipersoalkan bukan sekadar di dunia malah

di hari pembalasan. Tanggung jawab meliputi beberapa aspek, yakni: tanggung jawab

antara individu dengan individu (mas’uliyah al-afrad), tanggung jawab dengan

masyarakat (mas’uliyah al-mujtama’) serta tanggung jawab dengan pemerintah

(mas’uliyah al-daulah) tanggung jawab ini berkaitan dengan baitul mal. 20 Manusia

dengan individu di wajibkan melaksanakan kewajibanya terutama orang tua terhadap

anak demi terciptanya kesejahteraan anak untuk masa depan dalam pendidikan dan lain

sebagainya. Tanggung jawab disini bukan tangung jawab orang tua secara lengkap

adanya ayah dan ibu, melainkan tanggung jawab seorang ibu atau single parent yang

19
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Grasindo,2000), hlm 59
20
Abd. Shomad, Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,2010), hlm 78

19
diakibatkan dari perceraian seorang ayah dan ibu atau meninggalnya ayah terhadap

keluarga atau anaknya.

Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa

bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk suatu perbuatannya dan

menyadari bahwa anak memerlukan bimbingan dan kasih sayang dalam menjalani

kehidupan.

‫َو ْلَيْخ َش ٱَّلِذ يَن َلْو َتَر ُك و۟ا ِم ْن َخ ْلِفِهْم ُذ ِّر َّيًة ِض َٰع ًفا َخ اُفو۟ا َع َلْيِهْم َفْلَيَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َو ْلَيُقوُلو۟ا َقْو اًل َسِد يًد ا‬

Yang artinya, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya

mereka meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka yang mereka khawatir

terhadap kesejahteraanya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah,

dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. Dalam surat an-nisa’

ayat 9 di atas, menerangkan untuk selalu bertanggung jawab terhadap keturanannya.

2. Hak dan Kewajiban orang tua terhadap anak

Dalam Undang-undang perkawinan mengatur hak dan kewajiban orang tua dan

anak dalam bab X pasal 46, mempunyai dua ayat yang menyatakan: ayat (1). Anak

wajib menghormati orang tua dan mentaati kehendak mereka yang baik. Ayat (2). Jika

anak telah dewasa, ia wajib memelihara menurut kemampuannya, orang tua dan

keluarga dalam garis lurus ke atas apabila mereka itu memerlukan bantuannya. 21

Telah dijelaskan dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 45:

21
Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974, Pasal 46.

20
(1) Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-

baiknya.

(2) Kewajiban orang tua yang dimaksud, dalam ayat (1) pasal ini berlaku sampai anak

itu kawin atau dapat berdiri sendiri, kewajiban mana berlaku terus meskipun

perkawinan antara kedua orang tua putus. 22

Kemudian pengaturan mengenai hak anak dalam hukum nasional kita salah

satunya tercantum dalam pasal 3 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang

perlindungan Anak yang berbunyi:

“Perlindungan bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat

hidup, tumbuh, berkembang, dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan

martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi,

demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera”.

Sedangkan dalam pasal 105 Kompilasi Hukum Islam, dalam adanya terjadinya

perceraian, menyatakan sebagai berikut: (a). pemeliharaan anak yang belum mumayyiz

atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya; (b). pemeliharaan anak yang sudah

mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih diantara ayah atau ibunya sebagai

pemegang pemeliharaannya; (c). biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.23

Selain itu terdapat dalam pasal 26 ayat (1) UU No.23 Tahun 2003 Tentang

Perlindungan Anak yang menyatakan:

22
Subekti dan Tjitrosudibio,”Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”, (cet. 41; Jakarta: Balai

Pustaka,2018), hlm 551


23
Kompilasi Hukum Islam (KHI, pasal 105.

21
“Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk”

a. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak.

b. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya; dan

c. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.24

Dengan banyaknya hak yang melekat pada anak, harusnya tingkat keseimbangan

kesejahteraan pada anak juga tercapai. Akan tetapi sangat ironis, ketika masih banyak

anak yang terlantar dan tidak diurus sama orang tuanya, masih banyaknya dijalan-jalan

terdapat pengemis anak yang disebabkan akibat perceraian dari kedua orang tuanya,

yang seharusnya mereka masih dalam perlindungan orang tuanya, baik kedua orang

tunya bercerai atau tidak bercerai, akan tetapi hak anak tetap sama dan tidak terkurang

dari orang tunya walaupun sudah bercerai.

Menurut hukum Islam, yang berkewajiban memberi nafkah adalah ayah, karena

ayah yang mempunyai kewajiban membiayai kehidupan keluarganya. Anak sebagai

keturunan langsung dari ayah dan sudah sepantasnya dan sewajarnya diberi nafkah.

Perceraian tidak mengakibatkan putusnya hubungan darah antara orang tua dan

anak. Tidak juga membebaskan orang tua dari tanggung jawabnya, terutama tugas ayah

memberi nafkah. Kewajiban memberi nafkah itu berlangsung terus, baik selama masih

dalam perkawinan maupun setelah perceraian putus karena perceraian di dalam al-

Qur’an dijelaskan pada surat al-Baqarah ayat 233.

24
Undang-Undang Perlindungan Anak(Yogyakarta: Pustaka Mahardika, 2017), hlm 82

22
Dalam hukum Islam, tidak ada alasan bagi ayah untuk tidak menafkahi anak.

Apakah ia seorang pengangguran, pekerjaan tidak tetap atau hidupnya kekurangan

ekonomi, bukanlah suatu alasan untuk tidak memberi nafkah pada anaknya selama ia

sanggup berusaha dan sehat secara fisik maupun mental. Tidak berarti kemudian ayah

yang tidak mau berusaha tersebut bisa lepas tangan dari tanggung jawabnya. Alasan

susah untuk mendapat pekerjaanlah yang seringkali dijadikan tameng oleh suami atau

ayah untuk tidak memberi nafkah pada anaknya. Tetapi hukum Islam tidak bisa

menerima alasan tersebut. Bagaimanapun keadaannya ayah tetap wajib memikul

tanggung jawab memberi nafkah, kecuali secara fisik tidak memungkinkan untuk

bekerja.

Kemudian dengan adanya perceraian dari suami istri, maka menimbulkan

sebuah akibat perceraian. Dalam pemeliharaan anak yang diatur Kompilasi Hukum

Islam, pasal 156 menyatakan:

a. anak yang belum mumayyiz mendapatkan hadhanah dari ibunya, kecuali bila ibunya

meninggal dunia, maka kedudukannya digantikan oleh wanita-wanita dalam garis lurus

ke atas dari ibunya, ayah, wanita-wanita dalam garis lurus ke atas dari ayah, saudara

perempuan dari anak yang bersangkutan, wanita-wanita kerabat sedarah menurut garis

samping dari ayah.

b. anak yang mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan hadhanah dari ayah atau

ibunya.

c. apabila pemegang hadhanah ternyata tidak dapat menjamin keselamatan jasmani dan

rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi, maka atas permintaan

23
kerabat yang bersangkutan Pengadilan Agama dapat memindahkan hak hadhanah

kepada kerabat lain yang mempunyai hak hadhanah pula.

d. semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah menurut

kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dapat mengurus diri

sendiri (21 tahun).

e. bilamana terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak, pengadilan

Agama memberikan putusannya berdasarkan huruf (a),(b), dan (d).

f. pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya menetapkan jumlah

biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak yang tidak turut padanya.25

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang memisahkan antara

ibu dan anaknya, maka Allah akan memisahkan dia dan orang-orang yang dikasihinya

kelak pada hari kiamat”.26 Hadis ini merupakan peringatan yang keras terhadap orang

yang bermaksud akan memisahkan atau menarik anak dari tangan ibunya dalam periode

hidupnya yang pertama itu.

Namun jika ibu tidak memenuhi persyaratan atau meninggal dunia, maka

kedudukannya menurut tertib urutan digantikan oleh:

1. Perempuan-perempuan dalam garis lurus ke atas dari ibu

2. Ayah

3. Perempuan-perempuan dalam garis lurus ke atas dari ayah

25
Kompilasi Hukum Islam (KHI), pasal 156.
26
Zakariya Ahmad Al Barry, Hukum Anak-Anak Dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1997),
hlm 53

24
4. Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan

5. Perempuan-perempuan kerabat sedarah menurut garis samping dari ibu

6. Perempuan-perempuan kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah.27

Untuk kepentingan seorang anak dalam upaya pemeliharaan dan pendidikannya,

maka diperlukan adanya beberapa syarat yang harus terpenuhi bagi pemegang hdhanah,

yaitu: a. Dewasa, b. berakal, c. memiliki kemampuan untuk memelihara dan mendidik

anak yang diasuh, d. amanah(dapat dipercaya), e. beragama islam.28

Kewajiban memberi nafkah itu timbul karena didasarkan pada adanya hubungan

kekeluargaan, seperti hubungan orang tua dan anak. Tapi kedudukan anak sebagai

perhiasan kehidupan dunia dan buah hati, kadang kala hanya sekedar untuk dibangga-

banggakan saja. Oleh karena itu al-Qur’an mengingatkan bahwa kehadiran anak dalam

kehidupan manusia merupakan cobaan. Allah SWT memberi karunia seorang anak bagi

pasangan suami-istri dengan maksud bukan untuk disia-siakan, melainkan untuk dijaga

dan dilindungi. Di pundak kedua orang tua tanggung jawab anak terletak, seperti

pemeliharaannya, pendidikan serta nafkahnya. Tanggung jawab tersebut harus dipikul

oleh orang tua sebagai konsekuensi dilakukannya perkawinan, sehingga menimbulkan

kewajiban bagi orang tua untuk memberi nafkah pada anak.

Dalam perbedaan tanggung jawab sebagai seorang tua tunggal atau single

parent yang disebabkan percerain hidup ialah sebagaimana kedua orang tua yang

menginginkan perpisahan dengan adanya problematika yang telah di atur dalam

kompilasi hukum islam, yang tidak mendapatkan hak waris, karna adanya harta gono-
27
Abun Bunyamin, Hadhanah dan Problematikanya: Suatu Analisa Terhadap Pemegang
Hadhanah dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Anak, Mimbar Hukum No. 46. 2019, hlm 32
28
Ibid, hlm 28.

25
gini. Sedangkan perceraian mati ialah seorang single parent mendapatkan hak waris

seperempat bagian bila pewaris tidak meninggalkan anak, dan bila pewaris

meninggalkan anak maka single parent mendapat seperdelapan bagian.29

3. Pengertian Orang Tua Tunggal (Single Parent)

Single parent menurut kamus kata serapan dari kata single dan parent. Single

adalah satu, tunggal tidak ganda. Sedangkan parent adalah orang tua. Secara umum

single parent adalah orang tua tunggal. Secara harfiyahnya orang tua tunggal adalah

orang tua yang mengasuh, menafkahi, membesarkan anaknya tanpa pasangan, bisa

lelaki atau perempuan dalam status apapun itu baik sebab kematian pasangan, bercerai

atau bahkan memiliki anak tanpa menikah.30

Menurut Hurlock pengertian single parent adalah orang tua yang telah menduda

atau menjanda baik bapak atau ibu, mengasumsikan tanggung jawab untuk memelihara

anak-anak setelah kematian pasangannya, perceraian atau anak di luar nikah. Menurut

Greenberg single parent merupakan sebuah konsep yang dapat diartikan ketika sebuah

keluarga yang tidak memiliki salah satu orang tua, baik ayah maupun ibu yang

disebabkan oleh perceraian, hamil tanpa ikatan pernikahan atau kematian.31

Memberikan pola asuh yang baik terhadap anak adalah kewajiban setiap orang

tua tidak terkecuali ayah maupun ibu sekalipun seorang single parent. Anak adalah

perhiasan dunia mereka bisa menjadi penolong bagi orang tua mereka jika anaka-anak
29
Kompilasi Hukum Islam (KHi), pasal 180.
30
Merry Magdalena, Menjadi Single Parent Sukses, (Jakarta: PT Gramedia Widia sarana
Indonesia, 2010), hlm 9
31
Syifa Shabirah Amatullah,”Gambaran Hidup Single Parent”, Skripsi, Universitas Sriwijaya
Indralaya, 2018, hlm 1

26
tersebut meninggal di masa belia, sementara dalam kehidupan ini, disaat mereka telah

dewasa maka mereka adalah kesenangan dan perhiasan hidup serta manfaat yang besar

jika terdidik secara baik.32 Seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 46, yang

berbunyi:

‫ٱْلَم اُل َو ٱْلَبُنوَن ِزيَنُة ٱْلَحَيٰو ِة ٱلُّد ْنَياۖ َو ٱْلَٰب ِقَٰي ُت ٱلَّٰص ِلَٰح ُت َخْيٌر ِع نَد َر ِّبَك َثَو اًبا َو َخ ْيًر ًاَم ًل‬

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan

yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk

menjadi harapan. (QS.Al-Kahfi [18]:46).33

Berdasarkan uraian mengenai orang tua tunggal tersebut, maka disebut orang tua

tunggal dalam penelitian ini adalah orang tua yang sudah berpisah dengan pasangannya

baik sebab perceraian ataupun kematian dan mereka mengasuh anaknya secara

sendirian. 34

Kategori single parent terjadi karena beberapa sebab antara lain:

a. Sebab Perceraian

Perceraian merupakan bagian dari dinamika kehidupan rumah tangga, adanya

percerian karena ada suatu perkawinan, meskipun tujuan perkawinan itu bukan untuk

bercerai dan penyebabnya sendiri berbeda-beda. Sebab perceraian berakibat serius

dalam masyarakat, karena cenderung membuat anak menjadi berbeda dengan anak-anak
32
Anita Putri Utama, “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak dalam Al-Qur’an”, Skripsi,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2019, hlm 4-5
33
https://tafsirweb.com/4872-surat-al-kahfi-ayat-46 diambil 31-03-2023.
34
Afrina Sari, “Model Komunikasi Pada Orang Tua Tunggal (Single Parent) Dalam
Pengasuhan Anak Balita”, Avant Garde, Vol 3, No. 2, 2015, hlm 128

27
sebayanya yang lain dan dapat berujung kepada diskriminasi dalam kelompok anak-

anak. Terjadinya perceraian maka dengan sendirinya fungsi keluarga mengalami

gangguan dari pihak yang bercerai maupun anak-anak harus menyesuaikan diri dengan

situasi yang baru.

b. Sebab Kematian

perpisahan yang disebabkan oleh kematian salah satu dari kedua orang tua, akan

menimbulkan krisis yang dihadapi anggota keluarga. Kematian atau meninggal dunia

adalah aspek yang tidak luput dari kehidupan manusia. Semua makhluk hidup pasti

akan merasakan mati. Tidak ada yang dapat berlari dan bersembunyi dari ajal yang

menjemput. Disamping itu pernikahan akan dianggap menjadi sebuah perceraian

apabila salah seorang suami atau istri meninggal dunia. Secara hukum mereka sudah

dianggap cerai mati. Berdasarkan pasal 38 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

“perkawinan menjadi putus karena kematian, perceraian dan atas keputusan

pengadilan”.35 Dan dalam menjalani hidup seorang diri setelah ditinggal oleh suami,

maka seseorang itu akan menjadi single parent yang mesti dan harus melanjutkan

hidupnya untuk mengasuh anak-anak dan mengatur keluarganya.

Inilah penyebab terjadinya keluarga dengan status single parent itu dapat

disebabkan akibat perceraian, baik bercerai karena perselingkuhan, kekerasan dalam

rumah tangga. Serta juga disebabkan oleh kematian pasangan atau disebut dengan cerai

mati.

35
Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 Pasal 38.

28
B. Tinjauan Umum Tentang Tanggung Jawab Ibu Terhadap Anak Dalam Single

Parent Menurut Kompilasi Hukum Islam

1. Hadhanah Dalam Islam

Pemeliharaan anak atau juga disebut pola asuh anak dan dalam Islam dinamakan

hadhanah. Secara di Indonesia masyarakatnya mengikuti madzhab Suafi’i. menurut

Ulama’ Syafi’iyah mendefinisikan hadhanah adalah mendidik orang yang tidak dapat

mengurus dirinya sendiri dengan apa yang bermashlahat baginya dan memeliharanya

dari apa yang membahayakannya, meskipun orang tersebut telah dewasa. Sayyid Sabiq

mengungkapkan bahwa hadhanah merupakan suatu sikap pemeliharaan terhadap anak

kecil baik laki-laki maupun perempuan atau yang kurang akal, belum dapat

membedakan antara baik dan buruk, belum mampu dengan bebas mengurus diri sendiri

dan belum tahu mengerjakan sesuatu untuk kebaikan dan menjaganya dari suatu yang

menyakiti dan membahayakannya, mendidik serta mengasuhnya baik fisik, mental

maupun akal agar mampu menegakkan kehidupan yang sempurna dan bertanggung

jawab.36

Menurut bahasa hadhanah berasal dari kata al-hidnan yang artinya anggota

badan yang terletak di bawah ketiak hingga bagian badan sekitar pinggul antara pusar

hingga pinggang. Ketika burung itu mngerami telurnya dikatakan “hadhanah al-tha’iru

baydahu” karena dia mengempit telurnya itu ke dalam dirinya di bawah himpitan

sayapnya. Sebutan hadhanah diberikan kepada seorang ibu ketika mendekap atau

36
Achmad Muhajir, “Hadhanah Dalam Islam”, Jurnal SAP, Vol 2, No. 2, 2017, hlm 166

29
mengemban anaknya di bawah ketiak, dada seta pinggulnya. Hal ini menunjukan anak

tersebut berada di bawah pengasuhan ibu.37

Menurut istilah fiqih, bahwa hadhanah dan kafalah memiliki maksud yang sama

yaitu pemeliharaan atau pengasuhan. Dalam arti yang lebih lengkap, hadhanah dan

kafalah adalah pemeliharaan anak yang masih kecil setelah terjadi perceraian.

Pengasuhan adalah cara yang digunakan dalam usaha membantu anak untuk

tumbuh dan berkembang dengan merawat, membimbing dan mendidik agar anak

mencapai kemandiriannya. Pengasuhan merupakan suatu cara terbaik yang dapat

ditempuh orang tua mendidik anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab

kepada anaknya sehingga perlakuan orang tua terhadp anaknya memberikan keadilan

yang sangat baik dalam proses pembentukan karakter anak.38

Bahwa pemeliharaan amak hukumnya wajib dengan menggunakan dasar hukum

al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi:

‫َو ٱْلَٰو ِلَٰد ُت ُيْر ِض ْع َن َأْو َٰل َد ُهَّن َح ْو َلْيِن َك اِم َلْيِن ۖ ِلَم ْن َأَر اَد َأن ُيِتَّم ٱلَّر َض اَع َةۚ َو َع َلى ٱْلَم ْو ُلوِد َل ۥُه ِرْز ُقُهَّن‬

‫َو ِكْس َو ُتُهَّن ِبٱْلَم ْعُروِف ۚ اَل ُتَك َّلُف َنْفٌس ِإاَّل ُو ْس َعَهاۚ اَل ُتَض ٓاَّر َٰو ِلَد ٌۢة ِبَو َلِد َها َو اَل َم ْو ُلوٌد َّل ۥُه ِبَو َلِدِهۦۚ َو َع َلى‬

‫ٱْلَو اِر ِث ِم ْثُل َٰذ ِلَكۗ َفِإْن َأَر اَدا ِفَص ااًل َعن َتَر اٍض ِّم ْنُهَم ا َو َتَش اُو ٍر َفاَل ُجَناَح َع َلْيِهَم اۗ َو ِإْن َأَر دُّتْم َأن‬

‫َتْسَتْر ِض ُع ٓو ۟ا َأْو َٰل َد ُك ْم َفاَل ُجَناَح َع َلْيُك ْم ِإَذ ا َس َّلْم ُتم َّم ٓا َء اَتْيُتم ِبٱْلَم ْعُروِف ۗ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّلل َو ٱْع َلُمٓو ۟ا َأَّن ٱَهَّلل ِبَم ا‬

‫َتْع َم ُلوَن َبِص يٌر‬


37
Dedi Supriyadi, Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Islam, (Bandung: Pustaka Al-
Fikri, 2009), hlm 117
38
Holta Julia, Jarnawi dan Syaiful Indra, “Pola Pengasuhan pada Konteks Kematangan
Emosional Ibu Single Parent”, Indonesia Journal of Conseling & Devolopment, Vol 1, No. 1, 2019, hlm
33

30
Artinya: “para ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh,

bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah

dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari

kesanggupannya. Dan janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula

seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu

pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan

antara keduanya maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan

anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran

dengan cara yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

Melihat apa yang kamu Kerjakan”.

Selain itu, al-Qur’an juga menjelaskan hukum memelihara anak pada surat at-

Tahrim ayat 6 yang memerintahkan kepada orang yang beriman agar melindungi diri

dan keluarganya dari api neraka.

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُقٓو ۟ا َأنُفَس ُك ْم َو َأْهِليُك ْم َناًرا َو ُقوُدَها ٱلَّناُس َو ٱْلِحَج اَر ُة َع َلْيَها َم َٰٓلِئَك ٌة ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد اَّل‬

‫َيْع ُصوَن ٱَهَّلل َم ٓا َأَم َر ُهْم َو َيْفَع ُلوَن َم ا ُيْؤ َم ُروَن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang

diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak kerap sekali tidak mengimbangi

pengasuhan dengan pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak yang dicontohkan

oleh Rasulullah Saw. Akibat kuranya pengetahuan tersebut, mereka lupa akan tanggung

31
jawab sebagai orang tua dan mendidik pun dengan pola yang tidak dibenarkan dalam

Islam. Perlu diketahui oleh orang tua bahwa pola asuh mereka sangat mempengaruhi

perilaku atau kepribadian anaknya.39

Orang tua berkewajiban untuk memenuhi hak anak dalam pendidikan

berdasarkan pasal 77 ayat (3) Kompilasi Hukum Islam, yakni:

“suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak

mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan

pendidikannya”.40

Menurut Sayyid Abdullah Ba’lawi Al-Hadah dalam Kitab An-Nahsihud

Diniyyah menganjurkan orang tua untuk membantu anak mereka dalam berbakti

kepadanya. Orang tua meski memiliki hak yang besar dianjurkan untuk lebih banyak

memaafkan dan memberikan kemudahan bagi anak mereka agar anak-anak mereka

tetap tergolong sebagai manusia yang berbakti kepada kedua orang tuanya. 41

2. Kewajiban Orang Tua Terhadap Tumbuhnya Anak

Dalam tumbuh kembangnya anak adalah suatu proses yang kontinu sejak dari

konsepsi sampai dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkunan.

Oleh karena itu, bahwa tumbuh kembangnya sudah terjadi sejak di dalam kandungan

39
Padjrin, “Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal Intelektualita, Vol 5 No.
1, 2016, hlm 2
40
Presiden RI, KOmpilasi Hukum Islam di Indonesia, Intruksi Presiden RI, No 154 Tahun 1991,
hlm 346.
41
https://islam.nu.or.id/tasawuf-dan-akhlak/adab-orang-tua-terhadap-anak-FOCTr. Diambil 06-
04-2023.

32
dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembangnya

si anak dapat dengan mudah diamati. 42

Kompilasi Hukum Islam juga turut menjelaskan kewajiban suami dan istri

terhadap tumbuh kembangnya anak pada pasal 77 ayat (3), yakni:

“Sumai istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak-anak

mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan

pendidikan agamanya.”43

Berdasarkan bunyi pasal diatas, dapat dipahami bahwa suami dan istri sama-

sama bertanggung jawab terhadap anaknya dalam bentuk apapun, terutama tumbuh

kembangnya. Peneliti memiliki gagasan terdapat indikator-indikator ysng menjadi tolak

ukur baik atau tidaknya proses tumbuh kembangnya anak tersebut, antara lain

kecerdasan, interaksi sosial, emosional, dan komunikasi.

Adapun untuk penjelasan dari beberapa indicator tersebut, yaitu:

a. Kecerdasan

kecerdasan adalah kemampuan untuk belajar seluruh pengetahuan yang diperoleh dan

kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingukungan pada umumnya.44

b. Interaksi Sosial

42
Moersintowarti, Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama (Jakarta:
Sagung seto,2002), hlm 8
43
Presiden RI, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Intruksi Presiden RI, No: 154 Tahun
1991, 10 Juli 1991, hlm 346
44
Anita E. Woolfolk, Educational Psychology : Active Learning Edition (Boston: Pearson/Allyn
and Bacon, 2008), hlm 28

33
interaksi sosial merupakan aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain, baik dengan

teman sebaya, orang tua maupun saudara-saudaranya. Sejak kecil anak telah belajar cara

berperilaku sosial dengan harapan orang-orang yang paling dekat dengannya, yaitu ibu,

bapak, saudara dan anngota keluarga lainnya. Apa yang telah dipelajari anak dari

lingkungan keluarga turut mempengaruhi pembentukan perilaku sosialnya.45

c. Emosional

emosional merupakan suatu keadaan yang bergejolak pada diri seseorang yang didasari

dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan yang berfungsi sebagai penyesuaian dari

dalam terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan keselamatan.

Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada sejak bayi dilahirkan. Gejala

pertama perilaku emosional dapat dilihat dari keterangsangan umum terhadap suatu

stimulasi yang kuat. 46

d. Komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah tindakan atau proses transmisi informasi, gagasan,

emosi, keterampilan dan semacamnya. Hal ini yang ditransmisikandapat berupa simbol,

kalimat, dan semcamnya.

Namun pada anak yang belum mumayyiz, tumbuh kembangnya anak dapat

dideteksi dengan mudah dari aspek interkasi sosial dan emosionalnya. Dengan

meningkatnya usia anak, reaksi emosional pada anak mulai dapat dibedakan. Misalnya,

45
Koentjaraningrat, Antropologi Sosial (Jakarta: Aksara Baru, 1999), hlm 39
46
B. Elizabeth Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm 45

34
anak menunjukkan reaksi tidak senang hanya dengan berteriak dan menangis. Reaksi

emosional yang berwujud kalimat semakin meningkat dengan bertambahnya usia. 47

BAB III

TANGGUNG JAWAB IBU SINGLE PARENT TERHADAP ANAK

DI KECAMATAN WIDODAREN KABUPATEN NGAWI

A. Gambaran Umum Dan Profil Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi

1. Profil Kecamatan Widodaren

Obyek penelitian yang dilakukan penulis bertempat di widodaren

kabupaten Ngawi. Nama Widodaren berasal dari padepokan milik Begawan Sri

aji Kawekas yang pernah berdiri di daerah ini, dalam bahasa jawa nama

widodaren berarti bidadari.48

Widodaren merupakan wilayah kecamatan yang terletak di kabupaten

Ngawi bagian barat. Untuk wilayah sebelah barat berbatasan dengan kecamatan

Mantingan, sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Karanganyar, sebelah

timur berbatasan dengan kecamatan Kedunggalar dan sebelah selatan berbatasan

dengan kecamatan Ngrambe. Kecamatan Widodaren terletak pada ketinggian

rata-rata +75 meter diatas permukaan laut. Luas wilayahnya ada 88.43 Km 2

sebagian besar wilayah merupakan daratan dan sebagian lainnya berupa

persawahan dan hutan.

47
Deddy Mulyono, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
20007), hlm 24
48
https://profilbaru.com/Widodaren,_Ngawi diakses pada tanggal 20 Juni 2023.

35
Batas Wilayah Kecamatan Widodaren

Barat Kecamatan Mantingan

Utara Kecamatan Karanganyar

Timur Kecamatan Kedunggalar

Selatan Kecamatan Ngrambe

Kecamatan Widodaren terbagi dalam 12 Desa/Kelurahan, 79 RW. 378

RT dan 56 Lingkungan/dusun. Berdasarkan klasifikasinya 9 desa Swarkarya dan

3 desa Swadaya dengan pemasukan Pajak Bumi dan Bangunan sebesar 100%

dari target.49 Dengan tabell batas sebagai berikut :

No. Nama Desa Jumlah Wilayah/Dusun

1. Kaumana 4

49
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_di_Ngawi di akses 20 Juni 2023

36
2. Gendingan 5

3. Karangbanyu 7

4. Sidolaju 8

5. Widodaren 4

6. Walikukun 4

7. Sekarputih 5

8. Sidomakmur 5

9. Kayutrejo 4

10. Sekaralas 4

11. Kedunggudel 2

12. Banyubiru 4

Untuk sarana pendidikan dan kesehatan kecamatan Widodaren sudah

cukup memadai. Pada tahun 2019 jumlah Sekolah Dasar sebanyak 42, Sekolah

Menengah Pertama Sebanyak 9 dan Sekolah Menengah Umum, sedangkan

untuk sarana kesehatan kecamatan memiliki 2 puskesmas, 6 puskesmas

pembantu dan 91 posyandu.

Pertanian merupakan sektor ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap

perekonomian dan pendapatan penduduk widodaren. Dengan penghasilan

disektor padi sebagai sumber penghasilan terbesar yang ada pada tahun 2019

mencapai hasil sebanayk 738.991 kwintal dari 11.563 Ha sawah yang ada di

Kecamatan widodaren.

37
2. Keadaan penduduk

Jumlah penduduk kecamatan Widodaren sebanyak 74.933 jiwa (tahun

2019) dengan komposisi 37.516 jiwa penduduk laki-laki dan 37.417 jiwa

peenduduk perempuan. Sebagian besar penduduk kecamatan Widodaren

berpfofesi sebagai petani dengan komoditas utama padi, jagung, kelapa dan

tebu. Dalam hal ekonomi, masyarakat kecamatan Widodaren memiliki pasar

tradisional yang terletak di desa walikukun sebelah pusat kota kecamatan.

Pendidikan

Di Kecamatan Widodaren terdapat berbagai lembaga pendidikan formal

yang meliputi:

No. Fasilitas Jumlah

1. Sekolah Dasar 42

2. Sekolah Menengah Pertama 9

3. Sekolah Menengah Umum 2

4. Sekolah Menengah Kejurusan 4

Selain lembaga pendidikan formal juga terdapat berbagai lembaga non

formal seperti Pondok Pesantren dan Taman Pendidikan Qur’an yang tersebar di

setiap kecamatan Widodaren. Sah satunya adalah Pondok PesantrenSyarifatul

Ulum yang berdiri sejak tahun 1932. 50

50
https://www.laduni.id/post/read/32530/pesantren-syarifatul-ulum-ngawi diakses pada tanggal
20 Juni 2023

38
3. Keadaan Ekonomi

Pemenuhan kebutuhan masyarakat seringkali diidentikan dengan

penghasilan yang diperoleh sebagai tolak ukur kesejahteraan warga, sebagai

kecamatan pertanian dengan ditunjang lahan pertanian yang cukup luas, maka

sebagain besar mata pencarian penduduk kecamatan Widodaren adalah bertani,

yakni bertani padi, jagung, kelapa dan tebu. Bukan berarti hal demikian semua

penduduk Kecamtan Widodaren bermata pencarian sama yaitu sebagai petani.

Selain bertani, penduduk Kecamatan Widodaren juga bervariasi dalam

pekerjaannya. Data jenis pekerjaan penduduk Kecamatan Widodaren adalah sebagai

berikut;51

No Mata Pencaharian Jumlah dalam Persentase

1 Petani 22,4%

2 PNS 1,46%

3 Pedagang Barang 1,69%

4 Montir 0,27%

5 Dokter Swasta 0,03%

6 Bidan Swasta 0,02%

7 Guru Swasta 0,35%

8 Dosen Swasta 0,02%

9 Pedagang keliling 0,19%

10 Pembantu Rumah 0,62%

Tangga

11 Karyawan Perusahaan 6,11%

51
https://profilbaru.com/Widodaren,_Ngawi diakses pada tanggal 20 Juni 2023

39
Swasta

12 Karyawan Perusahaan 1,05%

Pemerintah

13 Belum Bekerja 21,64%

14 Pelajar 17,92%

15 IRT 26,98%

16 Buruh Harian Lepas 0,1%

17 Pemilik Usaha Jasa 0,3%

Transportasi

18 Buruh Jasa Transportasi 0,11%

19 Buruh Jasa Informasi 0,35%

dan Komunikasi

20 Buruh Usaha Jasa dan 0,03%

Hiburan

21 Buruh Usaha Rumah 0,7%

Makan dan Restoran

22 Jasa Pengobatan 0,05%

Alternatif

23 Jasa Penyewaan Alat 0,05%

Pesta

24 Pemulung 0,03%

25 Juru Masak 0,13%

26 Karyawan Honorer 1,01%

27 Pemuka Agama 0,17%

28 Apoteker 0,02%

40
Total 100%

Dari data di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk di

Kecamatan Widodaren berpotensi sebagai petani dengan presentase

22,4% dengan jumlah 2141 jiwa dari jumlah total keseluruhan 74.933

jiwa. Kecamatan Widodaren didukung dengan luas lahan sawah 15.562

Ha, dengan komoditas utama padi luasan tanam 738.991 Ha dengan luas

panen 11.563 Ha. 52

4. Kehidupan Sosial, Budaya dan Keagamaan

Masyarakat di Kecamatan Widodaren ini tidak jauh beda dengan

masyarakat pada umumnya yang kental akan rasa sosialisasinya yang

tinggi. Hal tersebut didukung adanya solidaritas masyarakat yang

senatiasa menjunjung tinggi nilai gotong royong dan guyub rukun.

Sehingga menciptakan kehidupan masyarakat yang sejahtera dan aman

terntram.

Kehidupan yang demikian itu, penulis telaah dari berbagai

kegiatan sosial yang dilakukan, seperti adanya rutinan kerja bakti,

rutinan dalam menyambut hari-hari tertentu, seperti kerja bakti dalam

menyambut hari Kmerdekaan. Selain itu adanya kegiatan bernama

“Sambatan” yang berarti membantu tetangga yang sedang membangun

atau membongkar rumah, biasanya kaum pria yang melakukannya.

52
https://ngawikab.bps.go.id diakses pada tanggal 20 juni 2023

41
Sedangkan untuk kaum wanita membantu menyediakan jamuannya. Dan

ketika ada masyarakat yang sedang menyelenggarakan acara pernikahan

atau hajatan yang lainnya, sudah pasti ada bapak-bapak dan ibu-ibu yang

antusias membantu, lebih tepatnya dikenal dengan istilah “Rewang”.

Masyarakat kecamatan Widodaren mayoritas memeluk Agama

Islam. Hal ini ditandai dengan adanya fasilitas keagaman berupa 8 buah

baik pondok pesantren maupun sarana pendidikan yang berbau agama,

masjid yang berjumlah 111 buah dan mushola atau langgar yang

berjumlah 255 buah. Selain beragama Islam di Kecamatan Widodaren ini

juga ada yang menganut agama Kristen dan Gereja yang berjumlah 13

buah.53

Di kecamatan Widodaren juga memiliki kegiatan rutinan

keagamaan. Mereka selalu memperingati hari besar Islam sepeti Isra’

Mi’raj, Maulid Nabi SAW, bulan suci Ramadhan, hari raya iedul fitri

dan iedul adha. Kegitan keagamaan yang menjadi rutinan masyarakat

Kecamatan Widodaren, diantaranya yaitu:

a. Tahlilan dan yasinan rutin setiap malam jum’at dan hari

besar Islam tertentu

b. Khataman Al-Qur’an setiap minngu pahing

c. Sholawat Dziba Al-Barjani

53
https://ngawikab.bps.go.id diakses pada tanggal 20 juni 2023

42
d. Kirim do’a untuk orang meninggal setiap 7 hari, 40 hari,

100 hari, 1000 hari.

e. IPNU, Ansor, Muslimat dan NU.

B. Pemenuhan Tanggung Jawab Ibu Single Parent Terhadap Anak di

Widodaren Kabupaten Ngawi

Tanggung jawab ibu Single Parent dijelaskan secara eksplisit di dalam

Kompilasi Hukum Islam, terdapat salah satu pasal dalam Kompilasi Hukum

Islam pada BAB “Pemeliharaan Anak” pasal 106 yang berhubungan dengan

kewajiban ibu single parent terhadap anak, yaitu;

1. Ibu berkewajiban merawat dan mengembangkan harta anaknya yang belum

dewasa atau dibawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan memindahkan atau

menggandakannya kecuali karena keperluan yang mendesak jika kepentingan

dan keselamatan anak itu menghendaki atau suatu kenyataan yang tidak dapat

dihindarkan lagi.

2. Ibu bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan dan

kelalaian dari tanggung jawab tersebut pada ayat (1).54

Ibu single parent harus menjalankan peran ganda untuk

keberlangsungannya hidup keluarganya. Sebagai single parent, wanita harus

mampu mengkombinasikan dengan baik antara pekerjaan rumah tangga dan

pekerjaan luar. Dalam hal ini, kematangan fisik dan psikologis merupakan faktor

yang sangat rentan dibutuhkan untuk melakukan managemen keluarga. Selain

54
Kompilasi Hukum Islam, Pasal 106.

43
harus mencari uang untuk menafkahi keluarganya, ia juga harus memenuhi

kebutuhan kasih sayang keluarganya.

Tidaklah mudah dalam menjalani hari-hari sebagai single parent seperti

harus memelihara anak-anaknya seorang diri, mendidik, memenuhi

kebutuhannya, namun keadaan yang sulit bukan berarti semata-mata menjadi

wujud kegagalan bagi ibu single parent dalam memelihara anaknya. Ibu single

parent tetap berupaya agar segala kasih sayang dan kebutuhan anak-anaknya

terpenuhi denga baik. Dibuktikan dengan wawancara penulis dengan beberapa

narasumber di bawah ini:

1. Profil Single Parent

a. Aminah salah satu ibu rumah tangga yang berumur 34 di dusun

Gembang Desa Walikukun, beragama islam, menempuh pendidikan

terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA), bekerja sebagai ibu rumah

tangga. Ia mempunyai 3 anak dengan 1 Sekolah Dasar dan 2 anak masih

belum Sekolah atau menempuh Pendidikan yang masih mumayyiz, sudah

menjadi janda 3 tahun namun cerai di depan Pengadilan dilakukan pada

tanggal 15 Maret 2023. ia menjadi di karenakan cerai gugat dalam

penyebabnya ialah Kekerasan dalam rumah tannga (KDRT) dengan alasan

manipulasi agama yang dimaksud pengajakan untuk menjadi teroris

dengan iming-iming mati syahid, mendapatkan dukungan dari keluarga

berupa moril dan materil.”.55

55
Hasil Wawancara dengan Ruliyatul Mutrofi’ah, Ibu Rumah Tangga, wawancara pribadi, Dsn
Gebang Desa Walikukun, 22 Maret 2023

44
b. Sri Mulyani merupakan salah satu ibu rumah tangga yang berumur 30 di

Dusun Gendingankidul Desa Widodaren, beragama islam, menempuh

pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA), bekerja sebagai

pedagang dan ibu rumah tangga. Ia mempunyai seorang anak yang masih

TK atau belum mumayyiz, sudah menjadi single parent selama 2 tahun

dengan cerai di Pengadilan Agama pada 10 Maret 2021. Dengan latar

belakang perceraian adalah cerai gugat atas perselingkuhan dalam rumah

tangga, mendapatkan dukungan dari keluarga berupa moril dan materil.56

c. Marta Asih merupakan salah satu ibu rumah tannga yang berumur 36 di

Dusun Kuncen Desa Sidomakmur, beragama islam, menempuh

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), bekerja sebagai pedagang dan

ibu rumah tangga. Ia mempunyai 5 anak dengan anak pertama di SMP,

anak kedua, anak ketiga dan keempat di SD dan yang terakhir masih

balita, sudah menjadi single parent selama 3 tahun dengan cerai di

Pengadilan Agama pada 9 Maret 2022. Dengan latar belakang perceraian

adalah cerai gugat atas ditinggal selingkuh dengan melarikan diri.”.57

d. Siti Riyani merupakan salah satu ibu rumah tangga yang berumur 36 di

Dusun Walikukun Timur Desa Walikukun, beragama islam, menempuh

pendidikan Skolah Dasar (SD), bekerja sebagai pedagang es buah dan ibu

rumah tangga. Ia mempunyai anak 2 yang berada di SMP, sudah menjadi

single parent selama 6 tahun dengan cerai di Pengadilan Agama pada 25


56
Hasil wawancara dengan Etik sri Mulyani, Ibu Rumah Tangga, wawancara pribadi, Dusub
Gendingankidul Desa Widodaren, 4 Juli 2023
57
Hasil wawancara dengan Dian Marta Asih, wawancara pribadi, Dusun Kuncen Desa
Sidomakmur, 6 Juli 2023

45
Mei 2022. Dengan latar belakang perceraian cerai gugat adalah Kekerasan

dalam rumah tangga(KDRT) pada gendang ditelinga yang ditendang.

Mendapat dukungan dari keluarga berupa moril dan materil.58

e. Susanti Lestasi merupakan salah satu ibu rumah tangga yang berumur 36

di Dusun Sekarputih Desa Sekarputih, beragama islam, menempuh

Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), bekerja sebagai ibu rumah

tangga dan dagang sayur-sayuran. Ia mempunyai 3 anak dengan yang

pertama SMA yang kedua SMP dan yang terakhir di SD kelas 1, sudah

menjadi single parent selama 5 tahun dengan cerai di pengadilan pada 22

Mei 2022. Dengan latar belakang perceraian adalah cerai gugat

menghilang tanpa kabar setelah bekerja sebagai supir, mendapatkan

dukungan dari keluarga berupa moril dan materil.59

f. April Yuliana merupakan salah satu ibu rumah tangga yang berumur 33 di

Dusun Bulung Desa Widodaren, berama islam, menempuh pendidikan

Sekolah Menengah Atas (SMA), bekerja sebagai ibu rumah tangga.ia

mempunyai anak 1 yang duduk dibangku SD, sudah menjadi single parent

selama 3 tahun dengan cerai di pengadilan pada 2 Mei 2022. Dengan di

latar belakangi perceraian adalah cerai gugat atas Kekerasan Dalam

Rumah Tangga (KDRT) dan urusan rumah tangga selalu dicampuri oleh

mertua dari Fitri April Yuliana, dengan mendapatkan dukungan dari

58
Hasil wawancara dengan Riyani, wawancara pribadi, Dusun Walikukun Timur Desa
walikukun, 27 juli 2023
59
Hasil wawancara dengan Susanti, wawancara pribadi, Dusun Sekarputih Desa sekarputih, 2
Agustus 2023

46
keluarga berupa moril dan materil.60

g. Siti Munawaroh merupakan salah satu ibu rumah tanga yang berumur 49

di Dusun Sekarputih Desa Sekarputih, beragama Islam, menempuh

pendidikan terkahir Sekolah Dasar (SD), bekerja sebagai mengurus rumah

tangga. Ia memiliki 1 anak, latar belakang perceraian adalah ditinggal

meninggal saat covid-19.61

Masyarakat Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi beranggapan bahwa

mas’uliyah anak yang dilakukan oleh ibu single parent adalah dicap tidak akan

berhasil, ibu single parent juga dianggap tidak akan mampu dalam memenuhi

kewajibannya sebagai seorang ibu atau sebagai seorang tua. Dengan tantangan

persepsi yang demikian, maka ibu single parent mengupayakan semaksimal

mungkin atas tanggung jawab terhadap anak dengan keterbatasan peran ganda.

Hal ini dapat dibuktikan dengan cara pemenuhannnya tanggung jawab single

parent terhadap anak dari sektor ekonomi, pendidikan dan sosial dalam

masyarakat, sebagai berikut :

1. Ekonomi

Kebutuhan ekonomi adalah salah satu aspek papan, sandang dan pangan yang

menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitasnya menjadi dasar bagi setiap

indivudu berusaha, dengan memenuhi mas’uliyahnya single parent terhadap

anak sektor ekonomi, sebagai berikut:

60
Hasil wawancara Fitri April Yuliana, wawancara pribadi, Dusun Bulung Desa Widodaren, 2
Agustus 2023
61
Hasil wawancara dengan Suharti, wawancara pribadi, di Dusun Sekarputih Desa Sekarputih, 2
Agustus 2023

47
a. Aminah dalam pemenuhan tanggung jawab terhadap anak dari sektor

ekonomi ialah dengan cara berdagang makanan gorengan khusus anak-anak

sebagai mata pencaharian dalam keadaan orang tua tunggal sebagai

pemangku tulang punggung untuk anak-anaknya.

b. Sri Mulyani dalam pemenuhan tanggung jawab terhadap anak dari sektor

ekonomi adalah dengan cara berdagang online shopp sebagai resseler sebagai

mata pencaharian untuk menunjang kebutuhan sehari-hari untuk anak-

anaknya.

c. Marta Asih dalam pemenuhan tanggung jawab terhadap anaknya dari sektor

ekonomi adalah dengan cara berdagang di ruko buah-buahan sebagai mata

pencaharian dengan modal merantau di luar negeri untuk menunjang

kebutuahn sehri-hari sekaligus pembiayaan anak-anaknya sekolah.

d. Siti Riyani untuk pemenuhan tanggung jawab terhadap anaknya dari sektor

ekonomi adalah dengan cara berdagang es buah gerobak sebagai mata

pencaharian untuk menunjang kebutuhan sehari-hari dan pembiayaan anak-

anaknya.

e. Susanti Lestari dalam pemenuhan tanggung jawab terhadap anak dari sektor

ekonomi adalah berdagang sayuran-syuran di rumahnya sebagai mata

pencaharian untuk menunjang kebutuhan sehari-hari dengan anak serta

pembiayaannya.

f. April Yuliana dalam pemenuhan tanggung jawab terhadap anak dari sektor

ekonomi adalah berdagang rempah-rempah, seperti bawang merah sebagai

mata pencaharian dalam menunjang kebutuhan sehari-hari.

48
g. Siti Munawaroh dalam pemenuhan tanggung jawab terhadap anak dari sektor

ekonomi adalah bertani atau bercocok tanam/buruh sebagai mata pencaharian

untuk menunjang kebutuhan sehari-hari serta merawat anak.

2. Pendidikan

Kebutuhan pendidikan merupakan salah satu aspek untuk mencerdaskan

bangsa serta menimba ilmu itu wajib hukumnya bagi siapapun termasuk anak

dalam pengasuhan mas’uliyah single parent supaya bisa belajar untuk

berkembang dalam pemenuhannya, sebagai berikut:

a. Aminah dalam pengasuhan tangggung jawab terhadap anak sektor pendidikan

adalah menyekolahkan di Pendidikan Dasar saat pagi sampai siang dan

sorenya belajar TPQ di masjid untuk menimba ilmu agama, narasumber

mengedapankan pendidikan anaknya supaya anaknya bisa membedakan mana

yang baik dan buruk.

b. Sri Mulyani dalam pengasuhan tanggung jawab terhadap anak sektor

pendidikan adalah dengan cara menyekolahkan anak ke TK(Taman Kana-

Kanak) supaya belajar sambil bermain karena dunianya mengenal ke

lingkungan sekitar.

c. Marta Asih dalam pengasuhan tanggung jawab terhadap anak sektor

pendidikan adalah dengan cara anak yang paling besar diarahkan pondok

pesantren, anak kedua dan ketiga disekolahkan pada sekolah Menengah

Pertama, dan anak yang keempat di sekolahkan pada Pendidikan Dasar, pada

saat sore anaknya diarahkan untuk mengaji di suaru karena narasumber

merasa bahwa ilmu pengetahuan agamanya kurang, jadi anak-anaknya

49
diarahkan untuk menimba ilmu agama supaya tidak mencontoh perilaku yang

buruk dari orang tuanya.

d. Siti Riyani dalam pengasuhan tanggung jawab terhadap anak sektor

pendidikan adalah dengan cara menyekolahkan anak di Sekolah Menengah

Pertama(SMP), supaya si anak tidak merasa tertinggal oleh teman-temannya,

maka narasumber berusaha bagaimana anaknya beliau harus tetap menempuh

pendidikan biar anak bisa belajar.

e. Susanti Lestari dalam pengasuhan tanggung jawab terhadap anak sektor

pendidikan adalah dengan cara anak yang pertama di arahkan pendidikan di

SMA dan anak kedua di arahkan pendidikan di SMP. Beliau menyatakan

anak tetap harus menempuh pendidikan meskipun orang tuanya sudah

bercerai.

f. April Yuliana dalam pengasuhan tanggung jawab terhadap anak sektor

pendidikan adalah dengan cara menyekolahkan anak di SD pagi sampai siang,

sorenya mengaji di TPQ, karna beliau mengajarkan anak belajar agama,

supaya bisa paham agama, tidak seperti orang tuanya.

g. Siti Munawaroh dalam pengasuhan tanggung jawab terhadap anak sektor

pendidikan adalah dengan cara sama dengan narasumber yang keenam.

3. Sosial atau Kemasyarakatan

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi

kepentingan bersama kelompok. Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan

akan saling berinteraksi anatara manusia lainnya dalam kehidupan

bermasyarakat, ibu single parent mengupayakan agar anak untuk selalu

50
berinterakasi dengan lingkungan, seperti sebagai berikut:

a. Aminah dalam memenuhi tanggung jawab terhadap anak sektor sosial

adalah dengan cara mengupayakan mengenalkan lingkungan sekitar,

meskipun dari anak agak susah untuk membaur dengan lingkungan, tetapi

saya dukung biar si anak berinteraksi dengan teman sebayanya.

b. Sri Mulyani dalam memenuhi tanggung jawab terhadap anak sektor sosial

adalah dengan cara mengenalkan lingkungan sekitar agar mempunyai

teman dan alhamdulillah si anak mau berbaur dengan masyarakat yang

berhasil mengalihkan kesedihan yang dirasakan oleh anak.

c. Marta Asih dalam memenuhi tanggung jawab terhadap anak pada sosial

adalah dengan cara anak pertama dikenalkan bersosial di daerah

lingkungan pesantren biar anak menjadi baik, dan membawa kepositifan

yang baik pada adik-adiknya, meskipun adiknya tidak berada di daerah

lingkungan pesantren, karena adiknya masih kecil-kecil.

d. Siti Riyani dalam memenuhi tanggung jawab pada sosial adalah dengan

cara berteman dengan siapapun asalkan berteman dengan yang baik dan

tidak melakukan pergaulan bebas dan mengajarkan harus menghargai

perempuan pabila berteman dengan lawan jenis, supaya apa yang

dikhawatirkan oleh beliau dalam yang terjadi tidak terulang oleh anaknya.

e. Susanti Lestari dalam memenuhi tanggung jawab terhadap anak pada

sosial adalah dengan cara bersosial dengan baik pada lingkingan di

sekolah atau dimanapun berada, biar tidak ada masalah dikedepan harinya

dan berteman pada teman yang baik saja, biar si anak tidak mendapatkan

51
bulliying, cukup orang tuanya saja yang mendapatkan kabar miring.

f. April Yuliana yang keenam dalam memenuhi tanggung jawab terhadap

anak pada sosial adalah dengan cara mengenalkan lingkungan sekitar

berteman sebayanya dan mengenalkan sosial yang baik pada anak supaya

dia tidak merasa trauma.

g. Siti Munawaroh dalam memenuhi tanggung jawab terhadap anak pada

sosial adalah dengan cara mempraktikan kebaikan, apabila melakukan

kesalahan harus meminta maaf pada temannya dan berteman yang baik

saja, biar anak tidak merasakan bulliying kedepan harinya.

C. Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Tanggung Jawab Ibu Single Parent

Terhadap Anak di Widodaren Kabupaten Ngawi

Penulis meninjau bahwa kompilasi Hukum Islam, apabila ada terjadinya

perceraian dengan tanggung jawab ibu single parent terhadap anak dalam pasal

106 Kompilasi Hukum Islam yang berbunyi:

a. Ibu berkewajiban merawat dan mngembangkan harta anaknya yang belum

dewasa atau dibawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan memindahkan

atau menggadaikannya kecuali karena keperluan yang mendesak jika

kepentingan dan keselamatan anak itu menghendaki atau suatu kenyataan

yang tidak dapat dihindarkan lagi.

b. Ibu bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan

dan kelalaian dari tanggung jawab pada ayat (1).

52
BAB IV

Analisis Kompilasi Hukum Islam Tanggung jawab Ibu Single Parent

Terhadap Anak di Widodaren Kabupaten Ngawi

Penulis menganalisa bahwa Kompilasi Hukum Islam, dengan tanggung jawab

ibu single parent anak menyatakan dalam pasal 106 Kompilasi Hukum Islam yang

berbunyi:

1. Ibu berkewajiban merawat dan mengembangkan harta anaknya yang belum

dewasa atau dibawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan memindahkan

atau menggadaikannya kecuali karena keperluan yang mendesak jika

kepentingan dan kesekamatan anak itu menghendaki atau suatu kenyataan

yang tidak dapat dihindarkan lagi.

2. Ibu bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan dan

kelalaian dari tanggung jawab pada ayat (1).62

Dalam menelaah kompilasi hukum Islam tidak menjelaskan secara

eksplisit mekanisme pelaksanaan tanggung jawab single parent terhadap

anaknya, akan tetapi relita yang ada dilapangan Widodaren ialah anak dari para

ibu single parent yang telah berumur 12 Ikut dengan ibunya baik yang cerai

gugat maupun cerai meninggal. Dengan kejadian realita yang demikian, penulis

juga merasa tertampar karena sebagai seorang laki-laki yang sudah dewasa harus

mempertanggung jawabkan tindakannya.

62
Kompilasi Hukum Islam, Pasal 106.

53
Sedangkan dalam pasal 41 ayat 1 Undang-Undang pernikahan No. 1

Tahun 1974 bahwa bekas suami istri yang bersangkutan yang merupakan ayah

dan ibu dari anaknya, tetap berkewajiban dan dan bertangung jawab dalam

memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata karena kepentingan anak-

anaknya. Dan Pengadilan dapat memutuskan menetapkan bahwa baik bekas

suami atau bekas istri sama-sama berkewajiban memikul biaya pendidikan anak-

anaknya.63

Allah juga berfirman dalam al-qur’an juga menjelaskan untuk selalu

bertanggung jawab atas suatu perbuatan seperti surat al-ahzab ayat 15 yang

berbunyi:

‫َو َلَقْد َك اُنو۟ا َٰع َهُدو۟ا ٱَهَّلل ِم ن َقْبُل اَل ُيَو ُّلوَن ٱَأْلْد َٰب َر ۚ َو َك اَن َع ْهُد ٱِهَّلل َم ْسُٔـواًل‬

“Dam sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah.

Mereka tidak akan berbalik ke belakang. Dan adalah perjanjian dengan Allah

akan diminta pertanggung jawabnya”.64

Dalam analisa penulis bahwa ayat 1 pasal 106 yang menyatakan bahwa

“Ibu bertanggung jawab merawat dan mengembangkan harta anaknya yang

belum dewasa atau di bawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan

memindahkan atau menggadaikannya kecuali karena keperluan yang mendesak

jika kepentingan dan keselamatan anak itu menghendaki atau suatu kenyataan

yang tidak dapat dihindarkan lagi”. Secara menelaah bahwa ibu merawat anak
63
Pasal 41 ayat 2-3 UU no. 1 Tahun 1974
64
https://tafsirweb.com/7627-surat-al-ahzab-ayat-15. diakses pada tanggal 19
Agustus 2023

54
dari usia balita sampai dengan dewasa atau cakap hukum serta harta anak harus di

kelola dengan baik, harta tersebut tidak diperkenankan untuk hal gadai atau alih

nama, seperti wasiat tanah. Kecuali anak tersebut, mengijinkan untuk keperluan

yang lain. Dalam realita yang ada di Widodaren Kabupaten Ngawi ialah Ibu

single parent sudah bertanggung jawab terhadap anaknya sesuai dengan ayat 1

pasal 106 Kompilasi Hukum Islam.

Selanjutnya untuk ayat 2 pasal 106 yang menyatakan bahwa “Ibu

bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena kesalahan dan

kelalaian dari tanggung jawab tersebut pada ayat 1”. Secara menelaah bahwa ibu

bertanggung jawab penuh atas tindakannya terhadap anaknya dan tindakan anak,

apabila si anak melakukan kekerasan terhadap sebayanya, atau . Dalam realita

yang yang ada di Widodaren Kabupaten Ngawwi ialah ibu sudah sesuai dengan

ayat 2 pasal 106 Kompilasi Hukum Islam.

Dengan pemikiran penulis bahwasanya apabila seseorang menikah harus

bertanggung jawab apa yang dilakukannya serta terhadap anaknya juga dalam

merawatnya, membimbing, dan mengarahkan pada yang positif serta seseorang

menikah harus berniat ibadah, bukan hanya pengantar biologis saja, supaya anak

yang dirawat dan dibimbing menjadi anak yang sholih-sholihah. Dengan dasar

perkawinan menurut hukum islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat

kuat mitsaqan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan melaksankan

merupakan ibadah.65

Sebagimana dalam firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang berbunyi:
65
Kompilasi Hukum Islam Pasal 2.

55
‫َوِم ْن َء اَٰي ِتِهٓۦ َأْن َخ َلَق َلُك م ِّم ْن َأنُفِس ُك ْم َأْز َٰو ًجا ِّلَتْس ُكُنٓو ۟ا ِإَلْيَها َو َجَعَل َبْيَنُك م َّمَو َّد ًة َو َر ْح َم ًةۚ ِإَّن‬

‫ِفى َٰذ ِلَك َل َء اَٰي ٍت ِّلَقْو ٍم َيَتَفَّك ُروَن‬

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa

tenteram kepadanya, dan dikadikan-Nya diantara rasa kasih dan sayang.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kaum

yang berfikir”. 66

Dalam realita yang dihadapi oleh ibu single parent sebenarnya juga tidak

mau menjadi seorang single parent adanya kabar miring yang diterima terhadap

single parent tersebut, akan tetapi keadaan dimana para mantan suami dahulu

melakukan tindak kekerasan rumah tangga dan menghilang tanpa kabar, yang

membuat demikian.

Dari hasil penelitian penulis menelaah bahwa masyarakat yang sebagai

ibu single parent berada di Widodaren Kabupaten Ngawi dalam bertanggung

jawab terhadap anak-anaknya adalah tetap melakukan kewajiban sebagai orang

tua tunggal tapi peran ganda yang diusahakan semaksimal mungkin dengan sisi

untuk ekonomi berdagang untuk nafkah anak dan membagi waktu untuk kasih

sayang terhadap anak. Oleh karena itu, informan menunjukan bahwa upaya ibu

single parent dalam pemenuhan tanggung jawab yang dihadapi di Widodaren

Kabupaten Ngawi.

66
https://tafsirweb.com/7385-surat-ar-rum-ayat-21. Diakses pada 22 Agustus
2023

56
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai mas’uliyah orang tua terhadap

anak oleh single parent dalam perspek Kompilasi Hukum Islam, yang telah

diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat penulis uraikan,

bahwasanya:

57
1. Tanggung jawab para ibu single parent dalam memenuhi keluarga

dengan diwujudkan cara menjadi figur ayah agar anak tidak merasakan

kehilangan yang mendalam, bekerja keras agar dapat mencukupi

kebutuhan anak, melaksanakan kewajiban sebagai orang tua yaitu

menafkahi karena setelah terjadinya perceraian mantan suami tidak

memberikan tanggung jawab sebagai seorang ayah bagi anaknya, dan

sama halnya ibu single parent yang ditinggalkan oleh suami sebab

meninggal juga demikian dalam hal berusaha menyekolahkan anak dan

mendidik anak dirumah.

2. Pemenuhan tanggung jawab ibu single parent terhadap anak dalam hal

semua nafkah jatuh pada ibu single parent karena baik anak yang belum

mumayyiz dan sudah mumayyiz memilih ikut dengan ibu, sementara

ayah tidak mau bertanggung jawab atas nafkah anak-anaknya baik dalam

ekonomi, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. Pemenuhan tanggung

jawab ibu single parent terhadap anak di bidang ekonomi dengan cara

berdagang, di bidang pendidikan cara memasukan anaknya kesekolah

formal seperti di SD, SMP, dan di Pondok Pesantren.

3. Tanggung jawab ibu single parent terhadap anak dituang terdapat di

Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 106 ayat (1) menyatakan “Ibu

berkewajiban merawat dan mengembangkan harta anaknya yang belum

dewasa atau dibawah pengampuan, dan tidak diperbolehkan

memindahkan atau menggandakannya kecuali karena keperluan yang

mendesak jika kepentingan dan kesekamatan anak itu menghendaki atau

58
suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan lagi”. Ayat (2) menyatakan

“Ibu bertanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karena

kesalahan dan kelalaian dari tanggung jawab pada ayat (1)”.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan hal-hal

sebegai berikut:

1. Bagi masyarakat Widodaren Kabupaten Ngawi yang berasumsi bahwa

pemeliharaan anak yang belum mumayyiz dan sesudah mumayyiz

oleh single parent akan buruk, hendaknya ibu-ibu sekalian dan

masyarakat melihat secara luas bahwa ada peluang keberhasilan yang

akan didapatkan oleh single parent dan anaknya jika mereka berusaha

keras, sabar dan berserah diri pada Allah SWT terhadap mereka,

meskipun berat dengan penuh liku. Kita tidak boleh menilai seseorang

mampu atau tidaknya tanpa tahu apa yang mereka alami, oleh karena

itu wujud darimemandang sebelah mata atau keremehan kita terhadap

seseorang adalah hal yang tidak baik dan tidak ada yang mustahil.

Allah SWT saja memberikan peluang bagi seorang hamba untuk

menentukan pilihan apakah ia mau mengrubah hidupnya atau tidak,

terdapat dalam surah ar-Ra’d ayat 11, yang berbunyi:

‫َل ۥُه ُمَع ِّقَٰب ٌت ِّم ۢن َبْيِن َيَد ْيِه َوِم ْن َخ ْلِفِهۦ َيْح َفُظوَن ۥُه ِم ْن َأْم ِر ٱِهَّللۗ ِإَّن ٱَهَّلل اَل ُيَغِّيُر َم ا ِبَقْو ٍم َح َّتٰى‬

‫ُيَغِّيُرو۟ا َم ا ِبَأنُفِس ِهْم ۗ َوِإَذ ٓا َأَر اَد ٱُهَّلل ِبَقْو ٍم ُس ٓو ًء ا َفاَل َم َر َّد َلُهۥۚ َو َم ا َلُهم ِّم ن ُدوِنِهۦ ِم ن َو اٍل‬

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas

59
perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu

kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka

sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu

kaum, maka tak ada yang mampu menolaknya dan sekali-kali taka da

pelindung mereka selain Dia (Allah)”.

2. Bagi para single parent, hendaknya sabar dalam menghadapi segala

hambatan, rintangan serta anggapan yang tidak baik, karena Allah SWT

berfirman dalam al-Baqarah ayat 45 yang berbunyi:

‫َو ٱْسَتِع يُنو۟ا ِبٱلَّصْبِر َو ٱلَّص َلٰو ِةۚ َو ِإَّنَها َلَك ِبيَر ٌة ِإاَّل َع َلى ٱْلَٰخ ِش ِع يَن‬

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-

orang yang khusu’”.

Kemudian harus tetap semangat dalam menjalani hari-hari sebagai

single parent, karena apa yang dianggapan terhadap ibu alami

hendaknya menjadi cambuk untuk menjadikan memiliki kepribadian

yang baik, sehat, lancer rizkinya dan bermanfaat bagi sekitarnya.

3. Bagi anak-anak dari single parent, hendaknya ikhlas dalam

menerima kenyataan bahwa ayah dan ibu harus berpisah. Karena

Allah SWT juga mengingatkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah

ayat 216, yang berbunyi:

ۗ ‫َو َع َس ٰٓى َأن َتْك َر ُهو۟ا َش ْئًـا َو ُهَو َخْيٌر َّلُك ْم ۖ َو َع َس ٰٓى َأن ُتِح ُّبو۟ا َش ْئًـا َو ُهَو َش ٌّر َّلُك ْم‬

‫َو ٱُهَّلل َيْع َلُم َو َأنُتْم اَل َتْع َلُم وَن‬

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik

60
bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia

amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak

mengetahui”.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang & Dokumen Negara

Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974, Pasal 46.

Undang-Undang Perlindungan Anak(Yogyakarta: Pustaka Mahardika, 2017).

Kompilasi Hukum Islam (KHI, pasal 106).

Kompilasi Hukum Islam (KHI), pasal 156

Kompilasi Hukum Islam (KHi), pasal 180.

61
Kompilasi Hukum Islam Pasal 2.

Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974 Pasal 38.

Pasal 41 ayat 2-3 UU no. 1 Tahun 1974.

Presiden RI, KOmpilasi Hukum Islam di Indonesia, Intruksi Presiden RI, No

154 Tahun 1991.

Presiden RI, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Intruksi Presiden RI, No:

154 Tahun 1991, 10 Juli 1991.

Buku

Ali Zainuddin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Cet.I,(Jakarta: Sinar

Grafika,2006).

Latif Syarifuddin, Hukum Perkawinan di Indonesia (Buku 1 dan Cet.I),

(Watampone: CV Berkah Utami,2010).

Maidin Gultom, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak dan Perempuan”,

(Bandung: PT Refika Aditama,2012).

Syamsuddin AB, Cahaya Hidup Pengasuhan Keluarga, (Ponorogo Jawa Timur:

Wade Group,2018).

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Erlangga,1980).

Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen,(Jakarta: Grasindo,2000).

62
Sumarti Suryabrata, Metodologi Penelitian,(Jakarta: Raja Grafindo

Persada,1995).

Prof. Ma’ruf Abdullah, M.Si, Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2015).

Lexy J. Moeloeng, Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2021).

Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: Grasindo,2000).

Abd. Shomad, Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,2010).

Subekti dan Tjitrosudibio,”Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”, (cet. 41;

Jakarta: Balai Pustaka,2018).

Zakariya Ahmad Al Barry, Hukum Anak-Anak Dalam Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang,1997).

Merry Magdalena, Menjadi Single Parent Sukses, (Jakarta: PT Gramedia Widia

sarana Indonesia, 2010).

Dedi Supriyadi, Perbandingan Hukum Perkawinan di Dunia Islam, (Bandung:

Pustaka Al-Fikri, 2009).

Moersintowarti, Buku Ajar Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama

(Jakarta: Sagung seto,2002).

Anita E. Woolfolk, Educational Psychology : Active Learning Edition (Boston:

Pearson/Allyn and Bacon, 2008).

63
Koentjaraningrat, Antropologi Sosial (Jakarta: Aksara Baru, 1999).

Deddy Mulyono, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 20007).

Skripsi & Jurnal

Khaerun Rijal, “Problematika Single Parent Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di

Desa Sengenpalie Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone”, (Makassar: Universitas Islam Negeri

Alauudin, 2019).

Nasrah, “Hak dan Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak Setelah Putusnya

Perkawinan(Studi Komparatif Antara UU No.1 Tahun 1974 Jo. UU No.16 Tahun 2019

Tentang Perkawinan dan UU No.35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak)”, (Bone:

Institut Agama Islam Negeri,2020).

Faisal Syahputra, “Kewajiban Orang Tua Memberikan Pendidikan Bagi Anak

Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam(Studi Kasus Keluarga Nelayan di Desa Pantai

Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai)”, (Sumatera

Utara: Universitas Islam Negeri, 2020.

Musdalifah,”Tinjauan Hukum Pelaksanaan Fungsi dan Tugas Dinas Sosial dan

Tenaga Kerja dalam Pengawasan Hubungan Kerja di Kabupaten Pangkep”,

(Makassar: Universitas Hasanuddin,2017).

Yuni astuti, “Analisa Hukum Islam Terhadap Peran Dinas Sosial Kota Bandar

Lampung dalam Memelihara Anak Terlantar”, (Lampung: Universitas Islam Negeri

Raden Intan,2017).

64
Dr. Sigit Sapto Nugroho, S.H., M.Hum, Anik Tri Haryani, S.H., M.Hum,

Farchani, S.H., M.H, Metodologi Riset Hukum (Palur Wetan: Oase Pustaka,2020).

Dr. Sandu siyoto, SKM., M.Kes, M. Ali Sodik, M.A, Dasar Metodologi

Penelitian (Sleman: Literasi Media Publishing,2015).

Abun Bunyamin, Hadhanah dan Problematikanya: Suatu Analisa Terhadap

Pemegang Hadhanah dalam Kaitannya Dengan Kepentingan Anak, Mimbar Hukum No.

46. 2019.

Syifa Shabirah Amatullah,”Gambaran Hidup Single Parent”, Skripsi,

Universitas Sriwijaya Indralaya.

Anita Putri Utama, “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak dalam Al-

Qur’an”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, 2019.

Afrina Sari, “Model Komunikasi Pada Orang Tua Tunggal (Single Parent)

Dalam Pengasuhan Anak Balita”, Avant Garde, Vol 3, No. 2, 2015.

Achmad Muhajir, “Hadhanah Dalam Islam”, Jurnal SAP, Vol 2, No. 2, 2017.

Holta Julia, Jarnawi dan Syaiful Indra, “Pola Pengasuhan pada Konteks

Kematangan Emosional Ibu Single Parent”, Indonesia Journal of Conseling &

Devolopment, Vol 1, No. 1, 2019.

Padjrin, “Pola Asuh Anak dalam Perspektif Pendidikan Islam”, Jurnal

Intelektualita, Vol 5 No. 1, 2016.

65
Wawancara

Hasil Wawancara dengan Aminah, Ibu Rumah Tangga, wawancara pribadi, Dsn

Gebang Desa Walikukun, 22 Maret 2023.

Hasil wawancara dengan sri Mulyani, Ibu Rumah Tangga, wawancara pribadi,

Dusub Gendingankidul Desa Widodaren, 4 Juli 2023.

Hasil wawancara dengan Marta Asih, wawancara pribadi, Dusun Kuncen Desa

Sidomakmur, 6 Juli 2023.

Hasil wawancara dengan Siti Riyani, wawancara pribadi, Dusun Walikukun

Timur Desa walikukun, 27 juli 2023.

Hasil wawancara dengan Susanti Lestari, wawancara pribadi, Dusun Sekarputih

Desa sekarputih, 2 Agustus 2023.

Hasil wawancara April Yuliana, wawancara pribadi, Dusun Bulung Desa

Widodaren, 2 Agustus 2023.

Hasil wawancara dengan Siti Munawaroh, wawancara pribadi, di Dusun

Sekarputih Desa Sekarputih, 2 Agustus 2023.

Web

https://tafsirweb.com/4872-surat-al-kahfi-ayat-46 diambil 31-03-2023.

https://islam.nu.or.id/tasawuf-dan-akhlak/adab-orang-tua-terhadap-anak-FOCTr.

Diambil 06-04-2023.

66
https://profilbaru.com/Widodaren,_Ngawi diakses pada tanggal 20 Juni 2023.

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kecamatan_di_Ngawi di akses 20 Juni

2023.

https://www.laduni.id/post/read/32530/pesantren-syarifatul-ulum-ngawi diakses

pada tanggal 20 Juni 2023.

https://ngawikab.bps.go.id diakses pada tanggal 20 juni 2023.

https://tafsirweb.com/7627-surat-al-ahzab-ayat-15. diakses pada tanggal 19

Agustus 2023.

LAMPIRAN

67
Dokumentasi wawancara single parent dengan Aminah.

Dokumentasi wawancara single parent dengan Sri Mulyani

68
Dokumentasi wawancara single parent dengan Marta Asih

Dokumentasi wawancara single parent dengan Siti Riyani.

69
Dokumentasi wawancara single parent dengan Susanti Lestari.

Dokumentasi wawancara single parent dengan Fitri Apri Yuliana

70
Dokumentasi wawancara single paren dengan Siti Munawaroh

71

Anda mungkin juga menyukai