Sarjana Syariah
Oleh :
Ahmad Rosyadi
1111045100010
JAKARTA
2016
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD ROSYADI
1111045100010
JAKARTA
2016
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
PANITIA UJIAN
Ahmad Rosyadi
1111045100010
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa tersirah untuk Nabi Muhammad SAW
Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif” ini merupakan salah satu
komponen penting dalam persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S-1) pada
bidang Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Dalam penulisan ini banyak sekali pihak yang terlibat yang membantu
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Maka dengan rasa syukur serta
hormat penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
materil. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
1. Bapak. Dr. Asep Saepudin Jahar selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
2. Bapak Dr. H. M. Nurul Irfan selaku Ketua Program Studi Hukum Pidana
Islam Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
ii
3. Bapak Dedy Nursamsi, SH, M.Hum. selaku pembimbing yang secara
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan
dalam pembuatan skripsi ini, karena tanpa kalian penulis tidak akan ada apa-
apanya. Kalian mengajarkan banyak hal yang membuat penulis menjadi orang
yang kuat sampai saat ini. Kalian selalu ada menemani disaat penulis
membutuhkan bantuan.
6. Kaka, Adik sekalian yang selalu mensupport penulis agar selalu semangat dan
7. Sahabat seperjuangan Pidana Islam 2011 (PI Power 11). Kalian sahabat yang
luar biasa baik dalam menuntut ilmu dalam bangku perkuliahan ataupun diluar
perkuliahan. Semangat dan kebersamaan yang kita ukir selama ini tidak akan
Kahfi, Jalu Aji Pamungkas, Abee Maharullah, Azka Fahri yang selama ini
semangat Pergerakan dan juga telah memberikan semangat dan motivasi untuk
iii
9. Sahabat-sahabati PMII KOMFAKSYAHUM yang banyak mengajarkan penulis
tentang bagaimana perjuangan organisasi untuk bergerak ke arah yang lebih baik lagi
dan menjadikan saya pribadi yang selalu ingin bergerak. Salam Pergerakan!
yang selama ini telah berjuang bersama dalam sebuah ikatan persahabatan,
dalam sebuah pekerjaan (Tim Khusus Kementerian Desa) dan juga telah
11. Dan pihak-pihak yang terkait dan berjasa dalam proses pembuatan skripsi ini yang
mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa terima kasih
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan, serta
berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis.
iv
DAFTAR ISI
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 9
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK DAN HAKNYA
MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
A. Pengertian Anak dalam hukum Islam dan Positif ................... 17
v
BAB III
FENOMENA SOSIAL PENELANTARAN ANAK
DAN FAKTOR PENYEBABNYA
A. Anak Terlantar ............................................................................ 34
BAB IV
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK TERLANTAR
DALAM HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF
A. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Terlantar Menurut
Hukum Islam ............................................................................... 45
1. Persamaan .................................................................................................... 55
2. Perbedaan .................................................................................................... 56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 58
B. Saran ............................................................................................. 60
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
anak sebagai salah satu bukti masih tingginya tingkat perasaan kemanusiaan yang
ada di masyarakat. Namun dibalik itu semua ternyata semakin tingginya perhatian
yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat ini tidak berdampak berbanding
lurus terhadap penurunan jumlah anak terlantar, tingkat kekerasan terhadap anak,
perburuhan anak dibawah umur dan lain sebagainya. Kondisi anak-anak Indonesia
yang kurang beruntung ini kian hari semakin kurang menggembirakan terutama
Kondisi ini disebabkan karena perhatian yang selama ini diberikan hanya
sebatas tampilan fisiknya saja. Padahal di balik tampilan fisik itu ada kondisi yang
makin rumitnya krisis di Indonesia : krisis ekonomi, hukum, moral, dan berbagai
krisis lainnya.
Menurut UUD 1945, “anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya
anak-anak terlantar, termasuk anak jalanan. Hak-hak asasi anak terlantar dan anak
jalanan, pada hakekatnya sama dengan hak-hak asasi manusia pada umumnya,
1
2
seperti halnya tercantum dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Convention on the Right of the Child (Konvensi tentang hak-hak Anak)1. Mereka
perlindungan khusus.
tahun 1990, menyatakan, bahwa karena belum matangnya fisik dan mental anak-
dari latar belakang keluarga yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga tidak
Bahkan yang lebih miris lagi adalah ada anak terlantar yang tidak memiliki sama
Ada anak terlantar yang ibunya tinggal di kota yang berbeda dengan tempat
tinggal ayahnya karena pekerjaan, menikah lagi, atau cerai. Ada anak jalan yang
masih tinggal bersama keluarga, ada yang tinggal terpisah tetapi masih sering
1
H. Muladi, Hak Asasi Manusia (hakekat, konsep dan implikasinya dalam perspektif
hukum dan masyarakat), PT. Refika Aditama, Bandung 2005, hal. 231
3
pulang ke tempat keluarga, ada yang sama sekali tak pernah tinggal bersama
memberikan efek negatif terhadap kehidupan anak terlantar. Keadaan kota justru
mengundang maraknya anak terlantar. Kota yang padat penduduknya dan banyak
keluarga bermasalah membuat anak yang kurang gizi, kurang perhatian, kurang
pendidikan, kurang kasih sayang dan kehangatan jiwa, serta kehilangan hak untuk
mengakibatkan anak-anak dianiaya batin, fisik, dan seksual oleh keluarga, dan
teman.
dan mental mereka2. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil.
Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak
cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah
rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen
pendidikan.
anak sehingga anak dapat memperoleh jaminan atas kelangsungan hidup dan
2
Rina Yunita, Kumpulan Artikel Anak Penelantaran, di Expos Pada Tanggal 24 Agustus
2015,Koran Tempo.com
4
penghidupannya sebagai bagian dari hak asasi manusia. Padahal, dalam pasal 20
anak.
on the right of the children) telah memosisikan anak sebagai subjek hukum yang
Perlindungan HAM Anak menurut Deklarasi PBB Tahun 1986, hak asasi
kesepakatan berbagai bangsa persoalan anak ditata dalam suatu wadah Unicef
36 Tahun 1999, “ Anak adalah setiap orang yang berusia 18 Tahun kecuali
dewasa dicapai lebih awal”, sedangkan Menurut pasal 1 ayat (5) UU No. 39
Tahun 1999 Tentang HAM, “ Anak adalah setiap manusia yang berusia dibawah
18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan
1999 Tentang Hak Asasi Manusia “Setiap anak berhak untuk memperoleh
5
asasi manusia, sebab anak merupakan manusia kecil yang sepatutnya harus
diindungi. Disebut anak, yakni orang yang berusia dibawah 18 (delapan belas)
ٌَُٕشٌ ثًَِب رًََْْهِٛأَلْ َشةُ نِهزَّ ْمَٰٕٖ ۖ َٔارَّمُٕا انهََّّ إٌَِّ انهََّّ خَج
Ayat diatas turun berawal dari peristiwa yang menimpa Nu‟man bin Basyir.
Pada suatu ketika Nu‟man bin Basyir mendapat sesuatu pemberian dari ayahnya,
kemudian Umi Umrata binti Rawahah berkata “aku tidak akan ridha sampai
3
H. Muladi, Hak Asasi Manusia (hakekat, konsep dan implikasinya dalam perspektif
hukum dan masyarakat), PT. Refika Aditama, Bandung 2005, hal. 231
4
QS. Al-Maidah : 8
6
semua anakmu mendapat pemberian yang sama?” Jawab ayah Nu‟man “tidak”.
Rasul berkata lagi “takutlah engkau kepada Allah dan berbuat adillah engkau
mau menjadi saksi dalam kecurangan.” Mendengar jawaban itu lantas ayah
Muslim)5.
terhadap anak. Islam memiliki standar yang mutlak dengan penggabungan norma
menelantarkan kucing dengan mengurung dan tidak memberi makan dan minum
Rasulullah bersabda:
فَهَب، ِْ َشحٍ سَ َثطَزَْٓبِٙ " دَخََهذِ ايْشََأحٌ انَُبسَ ف:َْ ِّ َٔسَهَىَ لَبلَٛ عٍَْ َسسُٕلِ اهللِ صَهَٗ انهَُّ عَه،َْ َشحَٚ ُْشِٙعٍَْ أَث
ُ َٔعَجْذ،ٍخطَبشِ انْؤَسْضِ حَزَٗ يَب َرذْ " َٔ َسَٔاُِ ُيسْهِىٌ عٍَْ يُحًََذِ ثٍِْ سَافِع
َ ٍَِْ أَ ْسسَهَزَْٓب رَؤْكُمُ يِْٙ َٔنَب،َ َأطًََْْزَْٓبِْٙ
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW bersabda: “Seorang wanita masuk
Neraka karena seekor kucing yang ia kurung kemudian tidak memberi makan dan
oleh Muslim dari Muhammad bin Rafi‟ dan Abdu bin Khumaid dari Abdul
Razaq) hadist ini dikutip dari artikel jurnal hukum Islam, sebagai bahan rujukan
5
http://wordpress.com. PenelantaranAnak –, Diakses pada 21 Agustus 2015 , pkl 11:25
7
Hadits ini berkenaan adanya seorang wanita yang mengurung seekor kucing
tanpa memberinya makan dan minum.6 Maka balasan baginya adalah ia akan
diantaranya adalah karena anak merupakan penerus dari orang tuanya yang akan
melanjutkan apa yang dimiliki oleh orang tuanya terutama untuk menjaga
keturunan keluarganya supaya tidak punah dan anak juga merupakan harapan
agama dan bangsa yang akan melanjutkan perjuangan di masa depan, oleh karena
itu hendaklah orang tua itu menjaga, memelihara, serta mendidik anaknya supaya
agama dan bangsa dengan baik bukannya menelantarkan anaknya sehingga anak-
anaknya menjadi generasi yang lemah. (QS. Annisa: 9) Firman Allah Swt:
ْذًاِٚال سَذ
ً َْٕمُُٕنْٕا َلْٛهلل َٔن
َ َزَمُٕا اِْْٛٓىْ فَهََٛخً ضَِْبفًب خَبفُٕا عَهٍَِْٚ َنْٕرَشَ ُكْٕا يٍِْ خَهْفِِٓىْ رُسِٚخصَ انَز
ْ ََْٛٔن
Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiwaban bagi orang tua terutama ayah
dekatnya, dan tetangga depan, kanan & kiri, “Mulailah dari dirimu. Maka
6
Hadist Muslim dari Muhammad bin Rafi‟ dan Abdu bin Khumaid dari Abdul Razaq
8
keluargamu”. Jika masih ada sisa dari kelebihan (setelah memberi nafkah)
Dan begitulah (yang seharusnya) dia katakan. Maka, (mulailah) dari yang di
Muslim).
Jadi mengenai penelantaran anak baik menurut aspek yuridis maupun Islam
anak menurut yuridis akan dikenakan pasal 77B Dari Undang-Undang Nomor 35
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (Lima) tahun dan/atau denda paling
manusia, menelantarkan kucing dengan mengurung dan tidak memberi makan dan
minum saja sudah dilarang dalam islam dan hukumannya jika tidak bertaubat
yang ditelantarkan oleh orang tuanya sebagaimana kasus yang terjadi di Cibubur
yang mana orang tua tidak mengizinkan anaknya masuk kerumah selama 1 bulan
dan terpaksa anaknya tidur di pos satpam, dengan alasan bahwa anaknya bandel
9
dan tidak bisa diatur oleh orang tuanya7. Dan masih banyak kasus-kasus
Maka secara lebih dalam penulis akan membahasnya dalam bentuk skripsi
Masalah perlindungan anak merupakan masalah yang kompleks dan tidak dapat di
fenomena sosial?
C. Tujuan Penulisan
7
http://news.liputan6.com/read/2398135/5-kisah-anak-korban-kekerasan-paling-
memilukan-sepanjang-2015
10
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
hukum terhadap anak terlantar. Dan dapat dijadikan bahan kajian lebih
2. Manfaat Praktis
kasus penelantaran anak yang berujung kematian yang sekarang ini banyak
penelantaran tidak akan terjadi lagi. Dan juga sebagai pedoman dan
masukan baik bagi aparat penegak hukum maupun masyarakat umum dalam
penelantaran anak.
E. Metode Penelitian
skripsi ini karena metode penelitian dapat menentukan langkah-langkah dari suatu
11
penulisan. Adapun penelitian yang dipakai sebagai dasar penulisan ini adalah
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian hukum ada dua penelitian yaitu : penelitian normatif dan
merupakan data dasar yang dalam penelitian digolongkan sebagai data sekunder.
Data sekunder tersebut memiliki ruang lingkup yang sangat luas, sehingga
karena dalam hal ini penulis akan meneliti tentang perlindungan hukum anak
penelitian ini didasarkan pada peraturan hukum yang berlaku dan berkaitan erat
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan
singkat), Cet. IV, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 23
9
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. III, Jakarta : UI Press, 1986,
hal.51
12
2. Sumber data
Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian skripsi ini adalah data kualit
atif bukan data kuantitatif. Data kualitatif yaitu penelitian yang data umumnya
Dalam pengumpulan data kualitatif ada data yang berupa bahan hukum
Sumber Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang terdiri atas
Al-Quran
Hadist
10
Ronny Kountur, Metode Penelitian (untuk penulisan skripsi dan tesis), Cet. II, Jakarta:
PPM, 2004, hal. 16.
13
yang terdiri dari buku atau literatur-literatur hukum, jurnal ilmu hukum,
koran, tabloid, laporan penelitian hukum, televisi, internet semua bahan yang
Di dalam penelitian, pada umumnya dikenal tiga jenis alat pengumpulan data
yaitu studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi, dan
teknik studi dokumen atau bahan pustaka yaitu alat pengumpulaan data yang
dilakukan melalui data tertulis yang bisa ditemukan dalam bahan pustaka yang
pembahasan ini.
Data hasil penelitian dalam skripsi ini disajikan dalam bentuk deskriptif
dengan sejelas-jelasnya. Adapun tujuan dari penyajian seperti ini tidak lain adalah
agar pembaca dapat memahami dengan jelas tentang penelantaran anak dalam
perspektif hukum positif dan hukum Islam menurut UU RI No. 35 Tahun 2014
sebagai berikut :
14
dengan mengambil sari dari dokumen yang menjadi sumber data baik dari
yang berbeda pada substansi yang sama. Dalam penelitian ini adalah hukum
perlindungan hukum anak terlantar. Maka dari itu penulis penulis melakukan
Dalam skripsi yang ditulis oleh Farhan Subhi, Fakultas Syari‟ah dan
2002” Penulis melihat bahwa skripsi yang ditulis oleh Farhan Subhi ini hanya
perlindungan hukum yang diberikan terhadap anak terlantar. Serta jurnal skripsi
yang dibuat oleh Benedichta Desca Prita Octalina, Fakultas Hukum Universitas
oleh Benedichta Desca Prita Octalina dalam jurnalnya hanya menjelaskan tentang
15
perlindungan hukum yang diberikan dalam hukum positif dan tidak menjelaskan
Dari dua contoh baik skripsi atau jurnal yang menjadi bahan review
penulis, maka perbedaan skripsi penulis adalah bahwa penulis akan melakukan
Sebagai landasan bagi para penegak hukum untuk memberikan hukuman terhadap
pelaku penelantaran anak dan juga penyebab faktor terjdinya penelantaran anak
kerangka normatif perlindungan korban penelantaran anak dan juga penulis akan
G. Sistematika Penulisan
bentuk bab dan sub-sub yang secara logis saling berhubungan dan merupakan satu
kebulatan dari masalah yang diteliti. Adapun dalam penulisan skripsi ini, penulis
BAB I. Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
BAB II. Tinjauan Umum Tentang Anak Terlantar Menurut Hukum Islam
umum tentang Anak terlantar dalam hukum islam dan hukum positif.
Penyebab penelantaran anak, dan Dampak yang terjadi akibat penelantaran anak.
Bab ini membahas tentang Analisis hukum positif dan hukum Islam
BAB V. Penutup
sebuah pernikahan yang sah, suami istri saling berjanji membentuk suatu keluarga
keluarga yang baik, penuh kasih sayang dan rahmat, mulailah Allah menitipkan
amanat kepada pasangan suami istri dengan di karuniai keturunan untuk masa
Artinya : “ Anak itu adalah buah hati.” (HR. Abu Ya‟la dari Abi Sa‟id)
Anak adalah suatu karunia yang diberikan Allah Swt pada hambanya Kalau
tidak punya anak, suatu rumah tangga merasa sepi karena tidak ada hiburan si
buah hati sebagai salah satu unsur yang sangat kuat untuk memperkokoh jalinan
Anak adalah sebuah perhiasan dunia yang dilahirkan oleh orang tuanya,
17
18
Anak adalah salah satu hal yang ditunggu-tunggu oleh pasangan yang sudah
menjadi suami istri, karena anak adalah keturunan untuk menjadi penerus kedua
orang tuanya dan juga anak dapat menjadi penyejuk hati orang tua, sebagaimana
Untuk itu anak-anak sebagai cikal bakal penopang berdirinya suatu bangsa,
sedini mungkin harus mendapat perhatian yang serius. Karena itu Islam
memberikan perhatian pada anak dimulai sejak dalam kandungan. Allah Swt telah
memberikan peringatan dini kepada para orang tua agar tidak meninggalkan
Allah Swt:
.ْذًاِٚال سَذ
ً َْٕمُُٕنْٕا َلْٛهلل َٔن
َ َزَمُٕا اِْْٛٓىْ فَهََٛخً ضَِْبفًب خَبفُٕا عَهٍَِْٚ َنْٕرَشَ ُكْٕا يٍِْ خَهْفِِٓىْ رُسِٚخصَ انَز
ْ ََْٛٔن
yang sehat dan kuat, baik secara fisik maupun psikis12 . Pertumbuhan dan
dipengaruhi oleh rawatan, asuhan, dan didikan yang diberikan orang tua kepada
mereka, tugas penting orang tua ini telah di firmankan Allah Swt
Ayat di atas kita diingatkan supaya senantiasa memelihara dan menjaga diri
serta keluarga kita, dari bahaya dan ancaman api neraka yang penjagaanya adalah
malaikat-malaikat yang tidak bisa diajak kompromi, bersikap tegas yang keras.
Oleh karena itu arahan orang tua harus jelas, di samping keteladanan yang
mendorong setiap anggota keluarga untuk memiliki pribadi yang kuat, bersikap
disiplin, memiliki pola hidup yang benar, sesuai petunjuk Agama. Dan orang tua
membaca al-Qur‟an alat tulis belajar, buku-buku, alat belajar modern seperti
12
Kementrian Agama RI, Tafsir Al-Qur‟an Tematik , Seri ke -2(Al-Qur‟an dan Isu-isu
Kontemporer 1), :Lajnah Pentashihan Mushap Al-Qur‟an Badan Litbang dan Diklat , Jakarta 2012,
Hal. 76-78.
20
memang telah disanggupinya sejak Azali yaitu masa sebelum penciptaan manusia,
ٌََحًِْهََُْٓب ََٔأضْفَمٍَْ يَُِْٓب َٔحًََهََٓب انْئِ َْسَبٌُ ۖ إَُِّ كَبٚ ٌٍََْْ أَٛض َٔانْجِجَبلِ فَؤَث
ِ ْد َٔانْؤَس
ِ إََِب عَشَضَُْب انْؤَيَب َخَ عَهَٗ انسًََبَٔا
ظَهُٕيًب جَُٕٓنًب
telah sanggup untuk menerima amanat keturunan berupa anak-anak yang harus
dididiknya dengan baik, jika tidak ingin menjadi manusia-manusia yang amat
zalim dan sangaat bodoh. Memang berat menerima amanat tersebut, tetaapi sesuai
fitrah manusia, semua calon ayah dan calon ibu merasa senang dan bahagia akan
menerima amanat tersebut. Rasa senang dan bahagia ini memberikan semangat
hidup yang sangat berarti bagi mereka, memberikan arti hidup yang sebenarnya.
kedua setelah ayah dan ibu.13 Sekalipun dari hubungan yang tidak sah dalam
kacamata hukum. Ia tetap dinamakan anak, sehingga definisi ini tidak dibatasi
13
WJS. Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka:1992),
hal. 38-39
21
perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tuanya. Selama mereka tidak dicabut
telah mencapai umur 18 tahun akan tetapi dia belum mampu mandiri atau
belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin15. Dalam perspektif
Undang-undang Peradilan Anak, anak adalah orang yang dalam perkara anak
nakal telah mencapai umur 8 tahun tetapi belum mencapai umur 18 tahun dan
(KUHP), tidak merumuskan secara eksplisit tentang pengertian anak, tetapi dapat
dijumpai antara lain pada pasal 45 dan pasal 72 yang memakai batasan usia 16
Jika seseorang yang belum dewasa dituntut karena perbuatan yang dikerjakannya
ketika umurnya belum enam belas tahun, hakim boleh memerintahkan supaya si
tersalah itu dikembalikan kepada kedua orang tuanya, walinya, atau
pemeliharaannya, dengan tidak dikenakan sesuatu hukuman; atau memerintahkan
supaya si tersalah diserahkan kepada pemerintah dengan tidak dikenakan sesuatu
hukuman; yakni jika perbuatan itu termasuk bagian kejahatan atau salah satu
pelanggaran yang diterangkan dalam pasal 489, 503-505, 514, 517-519, 526, 536
dan 540 dan perbuatan itu dilakukan lalu, dua tahun sesudah keputusan terdahulu
yang menyalahkan dia melakukan salah satu pelanggaran itu atau suatu kejahatan,
atau menghukum anak yang bersalah itu.
14
Pasal 47, UU. No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
15
Pasal 1(2), UU. No.4 Tahun 1974 Tentang Kesejahteraan Anak
16
Pasal 1(1), UU. No.3 Tahun 1977 Tentang Peradilan Anak
17
Dengan berlakunya UU No. 3 tahun 1997 tentang pengadilan anak pasal, 45, 46, dan 47
KUHP sudah tidak berlaku
22
dalam ketentuan pasal 1 ayat (2) maka anak adala seseorang yang belum
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, dalam pasal 1 butir 1 menyatakan bahwa
anak adalah seorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih
melalui Keppres No. 36 tahun 1990, setiap manusia dibawah usia 18 tahun,
kecuali berdasarkan aturan yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa usia
Dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 98(1) dikatakan bahwa batas usia
anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah usia 21 tahun, sepanjang
anak tersebut tidak bercacat fisik maupun mental atau belum perbah
melangsungkan perkawinan18.
B. Hak-Hak Anak
Dalam Islam hak-hak anak dimulai sejak anak dalam kandungan hingga
mencapai kedewasanya secara fisik maupun psikis. Ada delapan macam hak anak
Nasab adalah salah satu pondasi kuat yang menopang berdirinya sebuah
keluarga, karena nasab mengikat antar anggota keluarga dengan pertalian darah.
Seorang anak adalah bagian dari ayahnya dan ayah adalah bagian dari anaknya.
شًاَِٚٔ َُْٕ انَزِ٘ خََهكَ يٍَِ انًَْبءِ َثطَشًا فَجََْهَُّ َسَجًب َٔصِْٓشًا ۗ َٔكَبٌَ سَُثكَ لَذ
Artinya: Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia
jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu
Maha Kuasa.
Dalam Tafsir jalalyn dijelaskan ayat diatas ditafsirkan bahwa (Dan Dia pula
yang menciptakan manusia dari air) yakni dari air mani; lafal Basyar adalah
18
Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta:
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagan
Agama Islam Departemen Agama Islam, 2010), hlm, 50.
19
Mufidah, Haruskan perempuan dan anak dikorbankan? Panduan pemula untuk
pendampingan korban terhadap perempuan dan anak, (Malang:PSG Publishing dan pilar media,
2006), H. 63
20
Abdul Hayyie al-kattani, dkk, Terjemahan Fiqih Islam Wa Adillatuhu,(Jakarta:Gema
Insani,2007)hal.25
24
sinonim dari lafal Insaan (lalu Dia jadikan manusia itu punya keturunan) punya
Radla‟ adalah hak menyuysui anak, ibu bertanggung jawab dihadapan Allah
menyusui anaknya ketika masih bayi hingga umur dua tahun, baik masih dalam
tali perkawinan dengan ayah si bayi ataupun sudah bercerai. Sebagaimana Allah
berfirman:
jika memang statusnya masih sebagai isteri atau dalam masa iddah dari cerai roj‟i.
Dan jika ia menolak untuk menyusui tanpa adanya uzur maka pihak pengadilan,
dalam hal ini hakim, berhak memaksanya untuk menyusui bayinya, kecuali jika
wanita tersebut berstatus social tinggi dan kaya maka tidak wajib baginya untnuk
21
http://tafsirq.com/25-al-furqan/ayat-54#tafsir-jalalayn
22
Abdul Hayyie al-kattani, dkk, Terjemahan Fiqih Islam Wa Adillatuhu,(Jakarta:Gema
Insani,2007)hal.44
25
Para ulama memahami bahwa ayat tersebut diatas adalah perintah untuk
setiap isteri atau lainya untuk menyusui, dan itu hak atasnya. Kemudia para ulama
mengecualikan wanita yang status sosialnya tinggi karena adat dan kemaslahatan.
Hadhanah diambil dari kata al-hidnu yang artinya samping atau merengkuh
kesamping. Adapun secara syara‟ hadhanah artinya pemeliharaan anak bagi orang
yang berhak untuk memeliharanya. Atau, bias juga diartikan memelihara atau
menjaga orang yang tidak mampu mengurus kebutuhanya sendiri karena tidak
“kurang” dalam kepribadian dan hartanya. Yang dimaksud kurang disini adalah
orang yang tidak sempurna ahliyatul ada‟ nya, baik itu kehilangan ahliyatul ada‟
nya sama sekali, seperti anak yang belum mumayyiz maupun yang ahliyatul ada‟
nya kurang, seperti anak yang mumayyiz. Orang ini untuk disebut al-qaashir atau
e. Hak Nafkah
23
Abdul Hayyie al-kattani, dkk, Terjemahan Fiqih Islam Wa Adillatuhu,(Jakarta:Gema
Insani,2007)hal.82
26
Orang tua wajib memberikan nafkah kepada anaknya agar anaknya dapat
ِسَٕرٍَُُٓ ثِبنًَْْْشُٔف
ْ ٍ َٔ ِك
َ َُُٓٔعَهَٗ انْ ًَْٕنُٕدِ نَُّ سِصْل
Artinya: Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
Sudah jelas bahwa anak mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh orang
tuanya agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, pinter dan mandiri
jika sudah besar nanti, oleh karena itu jika hak-hak anak yang sudah dijelaskan
tidak terpenuhi dengan baik maka dapat dikatakan anak yang kurang mendapatkan
Anak memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Dalam
tersebut, maka dapat dirangkum bahwa paling tidak ada kurang lebih 10 hak-hak
Pasal 2 :
a. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang baik dalam keluarganya maupun di dalam asuhan
khusus.
24
Mohammad Taufiq Makarao, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum perlindungan anak
dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hal, 18.
27
1959 telah mensyahkan Deklarasi Hak-hak Anak (Declaration of the Right of the
tentang hak anak tersebut, maka ada 10 hak-hak anak sebagai berikut:25
a. Anak berhak menikmati seluruh hak yang tercantum di dalam deklarasi ini.
Semua anak tanpa pengecualian yang bagaimanapun berhak atas hak-hak ini,
tanpa membedakan suku bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,
pendapat dibidang politik atau dibidang lainya, asal-usul bangsa atau tingkatan
25
Mohammad Taufiq Makarao, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum perlindungan anak
dan penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hal, 19-20.
28
sosial, kaya atau miskin, keturunan atau status, baik dilihat dari segi dirinya
harus memperoleh kesempatan dan fasilitas yang dijamin oleh hukum dan
sarana lain sehingga secara jasmani, mental, akhlak, rohani dan sosial, mereka
dapat berkembang dengan sehat dan wajar dalam keadaan bebas dan
bermartabat.
dengan sehat. Untuk maksud ini, baik sebelum maupun sesudah dilahirkan,
harus ada perawatan dan perlindungan khusus bagi si anak dan ibunya. Anak-
anak berhak mendapat gizi yang cukup, perumahan, rekreasi dan pelayanan
kesehatan.
e. Anak-anak yang cacat tubuh dan mental atau yang mempunyai kondisi sosial
mereka harus dibesarkan dibawah asuhan dan tanggung jawab orang tua
mereka sendiri, dan bagaimanapun harus diusahakan agar mereka tetap berada
dalam suasana yang penuh kasih sayang, sehat jasmani dan rohani. Anak-anak
di bawah usia lima tahun tidak dibenarkan terpoisah dari ibunya. Masyrakat
kepada anak-anak yang tidak memiliki keluarga dan kepada anak-anak yang
29
tidak mampu. Diharapkan agar pemerintah atau pihak yang lain memberikan
untuk bermain dan berkreasi yang harus diarahkan untuk tujuan pendidikan,
Dengan alasan apapun mereka tidak boleh dilibatkan dalam pekerjaan yang
dengan penuh kesadaran tenaga dan bakatnya harus diabdikan kepada sesama
manusia.
tentang perlindungan anak, maka paling tidak ada 21 hak anak sebagai berikut26:
2. Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status
kewarganegaraan.
4. Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan diasuh
5. Dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh
kembang banak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak
diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain
bakatnya.
luar biasa, sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak
kepatutan.
11. Setiap anak berhak untuk beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul
dengan anak yang sebaya, bermain, berkreasi, dan berkreasi sesuai dengan
13. Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain
26
Mohammad Taufiq Makarao, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum perlindungan anak dan
32
14. Setiap anak berhak untuk diasuh Orang Tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan
dan/atau aturan hbukum yang sah menunjukan bahwa pemisahan itu adalah
15. Dalam hal terjadi pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), anak tetap
dan perlindungan untuk proses tumbuh kembang dan kedua Orang Tuanya
hidup dari kedua Orang Tuanya, dan, d. memperoleh hak anak lainya.
18. Setiap anak berhak untuk memperoleh kebebasan sesuai dengan hukum.
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hal, 108.
33
dalam setiap tahapan upaya hukum yang berlaku; dan c. membela diri dan
20. Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual atau yang
21. Setiap anak yang menjadi korban atau pelku tindak pidana berhak
A. Anak Terlantar
Anak terlantar adalah anak yang berusia 5-18 tahun yang karena sebab
Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya
sehingga kebutuhan anak baik jasmani, rohani maupun sosialnya tidak terpenuhi.
Jadi anak terlantar ialah anak yang tidak terpenuhi dasarnya atau kebutuhan
Terlantar adalah Anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik,
rawan atau anak yang membutuhkan perlindungan khusus, dalam buku pedoman
pembinaan anak terlantar yang dikeluarkan oleh dinas sosial provinsi Jawa Timur
(2001) disebutkan bahwa anak terlantar adalah, anak yang karena suatu sebab
27
http://kurniawan-ramsen.blogspot.co.id/2013/06/definisi-anak-terlantar.html
28
UU No 35 tahun 2014 pasal 1 ayat 6 tentang anak terlantar
34
35
tidak dapat terpenuhi dasar kebutuhanya dengan wajar, baik secara rohani,
Anak terlantar pada umumnya adalah anak-anak yang berasal dari latar
belakang keluarga yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga yang tidak
jiwanya30.
perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang
berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri. Kita tak cukup memberinya
makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak
disengaja yang membiarkan anak tidak terpenuhi dasarnya (Sandang, pangan, dan
29
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.2010.
hal.227
30
Balitbang Diknas. Satuan Biaya Pendidikan. (Dikutip Oleh Media Indonesia) Jakarta
2004.
31
Balitbang Diknas. Satuan Biaya Pendidikan. (Dikutip Oleh Media Indonesia) Jakarta
2004.
32
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.2010.
hal.229
36
maupun pangan sebagaimana Allah SWT Berfirman dalam Al-qur‟an surah (Al-
ِسَٕرٍَُُّٓ ثِبنًَْْْشُٔف
ْ ٍَ َٔ ِك
ّ َُُٓٔعَهَٗ انْ ًَْٕنُٕدِ نَُّ سِصْل
Artinya : Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
Penelantaran anak suatu perbuatan yang harus di jauhi dan dihindari oleh
orang dewasa terhadap anak, seperti keadaan perhatian yang tidak memadai
kepada anak, baik fisik, mental, emosi maupun sosial. Penelantaran anak bisa
berupa penyiksaan terhadap anak kurangnya perhatian, dan kasih sayang dari
orangtua serta kebutuhan anak yang tidak tercukupi sehingga kewajiban untuk
anak diabaikan33.
Penelantaran anak dapat juga dikatakan jika orang dewasa, orang tua atau
wali orang tua yang gagal bertanggung jawab menyediakan kebutuhan yang
ke dokter).
Di indonesia, diperkirakan jumlah anak terlantar sekitar 3,5 juta jiwa. Inipun
terbatas pada kelompok anak-anak yatim piatu, dimana dari jumlah itu hanya
33
Wordpres. Artikel Rotsania Damayanti “ Anak Terlantar” Edisi tahun 2013, hal. 8
37
sedikit diantara mereka yang terjangkau pelayanan sosial (Irwanto dkk, 1998).34
Akan tetapi tahun 2015 Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan
dalam rilisnya yang dimuat berita online Detik.com bahwasanya di Indonesia ada
sekitar 4,1 juta anak terlantar dimana diantaranya ada 5.900 anak yang bermasalah
dengan ditelantarkan orang tuanya seperti kasus anak yang ditelantarkan oleh
orang tuanya di cibubur. Ada 3.600 anak yang bermasalah dengan hukum, 1,2 juta
balita yang ditelantarkan oleh orang tuanyua serta 34 ribu anak jalanan.35
kita lihat di lampu merah jalanan baik di siang hari atau di malam hari, anak-anak
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ini adalah contoh fenomena sosial yang
terjadi.
lima anaknya di perumahan Citra Gran, Cibubur, Jakarta Timur. orang tua yang
tidak boleh mengizinkan anaknya masuk dan pulang kerumah selama satu bulan
hingga anaknya tidur di pos satpam komplek perumahan tersebut, menyiksa anak-
papan. Hingga akhirnya kedua orang tuanya dilaporkan oleh masyarakat dengan
34
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.2010.
hal.229
35
.http://news.detik.com/berita/2916183/mensos-ada-41-juta-anak-terlantar-di indonesia
36
http://news.liputan6.com/read/2398135/5-kisah-anak-korban-kekerasan-paling-
memilukan-sepanjang-2015
38
Orang tua angkat Angelin yaitu Margareth yang kurang memenuhi kebutuhan
Angelin dengan tidak memberikan hidup yang layak karena seringnya Angelin
tidak diberikan makanan yang cukup, kemudian juga orang tua angkat Angelin
disuruh oleh orang tua angkat Angelin sudah divonis bersalah oleh hakim dan
orang tua angkat Angelin yang menjadi aktor dan dalang pembunuhan Angeline
Selain kasus Angelin masih banyak lagi kasus penelantaran anak yang
terjadi di kota-kota diantaranya contoh kasus penelantaran yang baru saja terjadi
di kota Depok, hebuhnya kasus 4 anak yang di telantarkan orang tua kandungnya
sendiri, yaitu Wasinem dan Dadan warga Jln SMP Segar, Rt 01 Rw 03, Kelurahan
Suka Maju, Kecamatan Sukma Jaya. Hal ini terjadi diduga karena si orang tua
mempunyai hutang, karena takut ditagih mereka nekat meninggalkan anak mereka
dengan menajuhkan diri dari si penagih hutang. Saat ditemukan warga, ke empat
anak tersebut tidak dibekali apa-apa. Untuk makan sehari-hari, mereka mendapat
37
http://regional.liputan6.com/read/2446513/akhir-tragis-adopsi-bocah-cantik-
angeline?p=2
39
bantuan dari para tetangga. Bahkan saat di tinggalkan, Siti sedang sakit panas dan
sebab tetapi orang tua mempunyai suatu kewajiban yang tidak boleh
menelantarkan anaknya begitu saja. Berikut ini data terakhir yang menunjukan
bahwa jumlha anak terlantar telah mencapai 5,4 juta orang anak, yang hamper
terlantar mencapai 12 jt orang anak, atau ada 17 juta anak-anak yang terlantar dan
hamper terlantar. Dari jumlah tersebut, 230 rb diantarnya menjadi anak jalanan di
Ini fenomena sosial yang terjadi di Indonesia tentang penelantaran anak oleh
orang tuanya, baik dengan cara di eksploitasi untuk menjadi pekerja, di didik
hidupnya oleh orang tua dan di usir oleh orang tua dengan sebab yang tidak
dipertanggung jawabkan.
terlantar.
38
http://news.okezone.com, Megapolitan
39
Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Warta KPAI, edisi 1 (Jakarta: 2010), h.9.
40
http://kurniawan-ramsen.blogspot.co.id/2013/06/definisi-anak-terlantar.html diakses
desember 2015.
40
1. Faktor keluarga
suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya
paling penting yang sangat berperan dalam pola dasar anak. kelalaian
orang tua terhadap anak sehingga anak merasa ditelantarkan. Faktor yang
2. Faktor pendidikan
hari mereka
wajar. Hal yang biasanya terjadi sekarang karena pergaulan bebas yang
berjualan koran. Mereka rata-rata bekerja dari pagi sampai sore hari dan
Setiap anak terlantar pasti memiliki dampak yang akan terjadi baik
didapatkannya tidak utuh, anak akan mencari perhatian dari orang lain
atau bahkan ada yang merasa malu, minder, dan tertekan. Anak-anak
anak dianiaya batin, fisik, dan seksual oleh keluarga, teman, orang lain
lebih dewasa. Dampak yang terjadi bagi individu ini juga sangat banyak
pada usia dini dan timbulnya kelompok gejala depresi, mania pada masa
penelantaran dan hal itu terjadi sejak masa awal dari kehidupan anak,
(khususnya orang tua), keluarga menjadi tidak utuh, anak tidak diberikan
41
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.2010.
hal.105
42
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.2010.
hal.106
44
melanggar norma.
anak terlantar menjadi image yang buruk karena biasanya mereka terkenal
menerus kepada anak terlantar inijuga masih kurang dan cenderung hanya
43
http://kurniawan-ramsen.blogspot.co.id/2013/06/definisi-anak-terlantar.html Diposkan
oleh kurniawan ramsen di 6/03/2013
BAB IV
Islam
Allah Swt telah memberikan peringatan dini kepada para orang tua agar tidak
.ْذًاِٚال سَذ
ً َْٕمُُٕنْٕا َلْٛهلل َٔن
َ َزَمُٕا اِْْٛٓىْ فَهََٛخً ضَِْبفًب خَبفُٕا عَهٍَِْٚ َنْٕرَشَ ُكْٕا يٍِْ خَهْفِِٓىْ رُسِٚخصَ انَز
ْ ََْٛٔن
anak, bahkan perhatian yang harus diberikan oleh orang tua sejak anak dalam
ذِ َصْٔجَِٓبْٛ َ ثَِٙخٌ فَِّٛزِ ِّ َٔانًَْشْأَحُ سَاعِٛ أَْْهِ ِّ َٔ َُْٕ َيسْئُٕلٌ عٍَْ سَعَِّٙزِ ِّ َٔانشَّجُمُ سَاعٍ فِٛع َٔ َيسْئُٕلٌ عٍَْ سَع
ٍ انْئِيَبوُ سَا
45
46
islam. Dalam hadis ini dijelaskan bahwa etika paling pokok dalam kepemimpinan
adalah tanggun jawab. Semua orang yang hidup di muka bumi ini disebut sebagai
melaksanakan tugas lalu setelah itu selesai dan tidak menyisakan dampak (atsar)
bagi yang dipimpin. Melainkan lebih dari itu, yang dimaksud tanggung jawab di
kesejahteraan bagi pihak yang dipimpin. Karena kata ra „a sendiri secara bahasa
problem itu yaitu, „tasharruf al imam „ala al- ro‟iyah manuthun bi al- maslahah
Bahkan kedudukan seorang imam (kepala negara) itu seperti walinya anak yang
rakyatnya. Sebelum Imam Syafi‟i, Umar bin Khatab juga pernah berkata hal yang
serupa, inilah nampaknya yang menjadi tendensi Imam Syafi‟i melakukan hal
yang sama. Selain itu ada hadis; Al-Sulthonu Waliyyu man la waliyya lahu,
seorang penguasa itu adalah pelindung bagi orang yang tidak mempunyainya.
bahwa sebagian tugas pemerintah adalah menjaga masyarakat dari kerusakan dan
negara dan pemimpnya saja, akan tetapi keluarga dan masyarakat pun juga
sebagaimana dijelaskan
َٔاِرَا اِيزَََُْـذِ انضَٔجَخُ يٍِ حَضـبَ َ ِخ َٔنَذِْــبَ اَِزَمَـهذِ انحَضـبَ َخُ إِنَٗ أُيَِٓب
Artinya: Jika istri (ibu kandung) menolak untuk mengasuh anaknya, maka
44
https://id-id.facebook.com/notes/media-islam-online/anak-terlantar-tanggung-jawab-
siapa/10150262319059549/ diakses pada 18 juli 2011, pukul 22:59.
48
pemeliharaan dan perlindungan terhadap anak agar anak dapat terpenuhi segala
kemudian juga dijelaskan dalam kitab Fathul Qorib siapa saja yang berhak
ُألة
َ َكٍُِ اٚ َٔاِرَا نى.ٍِِِّ ََمــصٌ كَجٌٍُُٕ فـبَ انحَـكُ ِنألَ خَشِ يــبَدَاوَ انَُمــصُ لــبَئًِـبً ثََٕٚ أَ حَذِ األَ ثٙفَبٌِ كـبٌََ ف
.ٍَخِ ان َُسَـتِ كَؤَخٍ َٔ عَىِٛ حـَب ضٍَٙ األُ ِو ٔيٍ عَهَٛشُ ثَِٛٛمَــعُ انزخٚ ٍََ انجَ ِذ ٔاالُ ِو َٔكَزاَِٛشَ انَٕنذُ ثٛيَٕجـُـٕداً خُـ
Artinya: Apabila salah seorang dari bapak dan ibu ada kekurangan,
misalnya gila, maka hak mengasuh jatuh ketangan pihak lain selama kekurangan
itu masih ada. Jika bapak tidak ditempat, maka anak disuruh memilih antara ibu
dan kakek. Demikian juga anak disuruh memilih antara ibu dan orang yang
berada pada nasab pinggiran, misalnya saudara dan paman.45
Positif
kewajiban anak, hukum perlindungan anak berupa: hukum adat, hukum perdata,
hukum pidana, hukum acara perdata, hukum acara pidana, peraturan lain yang
penghidupan, agar anak benar-benar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar
45
Asy-Syekh Muhammad Qasim Al-Ghazy, Fathul Qorib dan Tarjamahanya, (Husaini
Bandung:2003), hal.93-94.
49
semata-mata bisa didekati secara yuridis, tetapi perlu pendekatan yang lebih luas,
dapat tumbuh kembang dengan baik. Jika anak diterlantarkan oleh orang tua maka
kewajiban anak yang tidak terpenuhi baik oleh orang tua, keluarga, masyarakat
46
Bismar Siregar dkk, Hukum dan Hak-hak Anak, (Jakarta: Rajawali, 1986), hal.22.
50
3. Bahwa anak sebagai tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita
perjuangan bangsa memiliki peran strategis, ciri, dan sifat khusus sehingga
juga harus melakukan tindakan preventif atau pencegahan terhadap anak agar
tidak menjadi anak terlantar, pencegahan ini harus berbentuk perlindungan kepada
anak yang dilakukan terhadap pemerintah. Kewajiban dan tanggung jawab Negara
Anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik,
budaya dan bahasa, status hukum, urutan kelahiran, dan kondisi fisik
anak.
penyelengara negara harus mampu mengemban amanat pasal ini dan harus siap
undang No. 35 Tahun 2014 tentang perawatan anak terlantar dijelaskan kewajiban
dalam ayat (2), dapat mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak yang
terkait.
perawatan terhadap anak terlantar, dalam ayat (1) yang dimaksud dengan frasa
dalam lembaga adalah melalui system panti pemerintah dan panti swasta,
Perlindungan Anak.
(2) Kewajiban dan tanggung jawab Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
pemerhati Anak.”
Tidak hanya masyarakat orang tua dan keluarga juga memiliki kewajiban dan
47
Mohammad Taufiq Makarao, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum perlindungan anak dan
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hal, 146
54
situasi dan kondisi tertentu. Setiap warga negara ikut bertangungjawab terhadap
yang melindungi. Tidak ada keresahan pada anak, karena perlindungan anak
pemerintah dan negara. Perlindungan anak bermanfaat bagi anak dan orang tua,
48
Mohammad Taufiq Makarao, Weny Bukamo, Syaiful Azri, Hukum perlindungan anak dan
penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013) hal, 147
55
menyatakan pendapat dan berfikir sesuai dengan hati nurani dan agamanya, bebas
menerima informasi lisan atau tertulis sesuai dengan tahapan usia dan
disesuaikan dengan usia, tingkat kemampuan anak, dan lingkunganya agar tidak
Adapun sanksi yang akan didapatkan oleh orang tua yang melakukan
penelantaran anak menurut aspek yuridis akan dikenakan pasal 77B Dari Undang-
Positif.
1. Persamaan
memeilihara dan melindungi anak adalah kewajiban orang tua dan keluarga dari
56
anak. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hukum islam dan hukum positif
bahwa kewajiban melindungi anak ialah kewajiban orang tua, dalam hukum islam
jika ibu dari anak tidak bisa memelihara dan melindungi anak maka kewajiban
memelihara dan melindungi anak jatuh kepada nenek (ibu dari ibu anak), jika
nenek tidak sanggup atau tidak bisa maka yang berhak memelihara dan
Dalam hukum positif juga dijelaskan bahwa orang tua memiliki kewajiban
kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya serta mencegah
Jika orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaanya, atau karena
kewajiban dan tanggung jawab dapat beralih kepada keluarga, yang dilaksanakan
2. Perbedaan
Jika kita cermati perlindungan dan pemeliharaan yang diatur dalam undang-
undang anak dan dalam hukum Islam memang ada beberpa perbedaan yang
terjadi.
Pertama bahwa hukum Islam dalam hal memelihara dan melindungi anak hanya
menjadi kewajiban orang tua dan keluarga saja, akan tetapi negara hanya memiliki
tersebut.
57
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga, dan Orang Tua, atau Wali
anak, jadi tidak hanya dibebankan terhadap orang tua dan keluarga saja dalam
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Yang menyebabkan anak menjadi terlantar tidak lepas dari bebrapa factor
mana keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang sangat berperan
menjadi faktor anak menjadi terlantar. Ketiga faktor sosial, politik dan
krisis ekonomi yang tak kunjung usai, pemerintah mau tidak mau memang
58
59
lima ialah faktor ketidak pekaan keluarga dan pemerintah terhadap tumbuh
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan pemerintah..
hal wajib yang harus dilakukan oleh orang tua, keluarga, masyarakat,
yang harus diberikan terhadap anak terlantar ialah orang tua, keluarga,
kebutuhan pokok terhadap anak terlantar yang harus dipenuhi antara lain:
adalah bahwa dalam hukum Islam dan hukum positif orang tua sama-sama
Dan juga bahwa anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya harus diasuh,
dipelihara, dididik dan dilindungi oleh keluarga atau masyarakat atau juga
oleh negara yang memiliki tugas yang sama dengan orang tua anak
yang harus dipenuhi agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik
B. Saran
karena anak adalah amanah yang diberikan oleh Allah terhadap orang tua
agama dan negara selanjutnya, karena pemuda hari ini ialah pemimpin
yang akan datang. Orang tua juga harus memberikan waktunya lebih untuk
anak agar anak merasa mendapatkan kasih sayang yang utuh dari orang
tua, jangan sampai anak mencari kasih sayang dari orang lain, apalagi
menjaga anak dari pergaulan yang tidak karuan. Orang tua juga harus
adalah pendidikan utama pada anak-anaknya oleh karena itu didiklah anak
menjadi anak yang baik dan berguna bagi bangsa dan negara.
jawab orang tua, meskipun yang lebih utama dalam melindungi dan
memelihara anak adalah orang tua kandung anak itu sendiri. Dalam
melindungi anak. Karena pemimpin yang akan datang lahir dari anak yang
kita didik sekarang. Karena hukum atau regulasi yang dijalankan sesuai
anaknya.
pemimpin negeri yang akan datang ini semoga orang tua, keluarga,
masyarakat dan pemerintah lebih peka lagi terhadap anak-anak yang akan
dibutuhkan oleh negeri tercinta ini. Jangan sampai anak kita nantinya
hanya menjadi sampah masyarakat yang tidak ada manfaatnya sama sekali
DAFTAR PUSTAKA
Bandung:2003.
Muladi. Hak Asasi Manusia (hakekat, konsep dan implikasinya dalam perspektif
Ronny Kountur, Metode Penelitian (untuk penulisan skripsi dan tesis), cet. II,
Jakarta.2010.
Sumitro, Irma Setyowati. Aspek hukum perlindungan anak. Jakarta: Bumi Aksara,
1990.
63
Siregar, Bismar, dkk. Hukum dan Hak-hak Anak, Jakarta: Rajawali, 1986
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan
Bandung 2010.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Warta KPAI, edisi 1 Jakarta: 2010.
Artikel PDSKJI, Stop Kkekerasan Pada Anak, I expos pada tanggal 15 Oktober
2015, Sindo.com.
Indonesia) Jakarta.
11:25.
http://news.liputan6.com/read/2398135/5-kisah-anak-korban-kekerasan-paling-
memilukan-sepanjang-2015
http://kurniawan-ramsen.blogspot.co.id/2013/06/definisi-anak-terlantar.html.