SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)
Oleh :
BURHANUDDIN
NIM: 11150450000042
Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan mengenai apa saja yang menjadi
faktor pemicu seorang prajurit TNI melakukan tindak pidana penyalahgunaan
narkoba, yang dalam hal ini pelaku menyalahgunakan narkoba jenis sabu-sabu
dengan cara mengkonsumsinya secara langsung. Dalam penelitian ini, penulis juga
menjelaskan pengaturan sanksi pidana bagi prajurit TNI pemakai narkoba dari segi
Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam, yang kemudian materi tersebut
penulis jadikan acuan untuk menganalisis putusan hakim terhadap Terdakwa
Muliady sebagai salah satu prajurit TNI yang telah menyalahgunakan narkoba
jenis sabu-sabu pada Pengadilan Militer Medan untuk menentukan sanksi yang
tepat untuk diterapkan.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa Umat Islam dari zaman kebodohan,
hingga ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi, S.Ag, S.H, M.H, M.A, selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Qosim Arsadani, M.A., selaku Ketua Prodi Hukum Pidana Islam
yang selalu berkenan meluangkan waktu dan mencurahkan segala
perhatiannya untuk memberikan pencerahan serta pengarahan yang
begitu baik bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Mohammad Mujibur Rohman, M.A, selaku Sekretaris Prodi
Hukum Pidana Islam, yang telah banyak membantu penulis
menyelesaikan penulisan skripsi ini, menjadi tempat untuk bercerita
v
jika terdapat kendala selama penulisan skripsi ini, juga banyak
membantu dalam hal mengurus administrasi yang penulis butuhkan.
4. Ketua Prodi Hukum Pidana Islam periode tahun 2015-2019 yakni
Bapak Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag., yang selama kepemimpinannya
merupakan pribadi yang baik, tegas dan humoris kepada penulis.
5. Sekretaris Prodi Hukum Pidana Islam periode tahun 2015-2018 yakni
Bapak Nurohim Yunus, L.LM., yang merupakan pribadi yang baik, dan
selama masa pengabdiannya senantiasa membantu dan memberikan
solusi kepada penulis.
6. Pimpinan dan staf karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk
mengadakan studi kepustakaan berupa buku-buku ataupun lainnya,
sehingga penulis memperoleh informasi yang dibutuhkan.
7. Bapak Prof. Dr. H. Yunasril Ali, M.A. dan Dr. Asmawi, M.Ag., selaku
dosen pembimbing yang senantiasa sabar, peduli, dan selalu
memberikan pengarahan yang begitu baik bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Ibu Dr. Isnawati Rais, M.A., selaku dosen Penasihat Akademik yang
dalam hal ini selalu memberikan arahan dan motivasi demi
terselesainya skripsi ini.
9. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak mencurahkan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menjalani masa pendidikan
berlangsung.
10. Kedua orang tua penulis, Ayahanda tercinta Bapak (Alm) H. Abdillah
Wasjud dan Ibunda tercinta Ibu Sapuro, yang selalu memberikan
dukungan, semangat, nasihat, dan doa yang tiada henti-hentinya selama
penulis menempuh kuliah Strata 1 (S1). Semoga diberikan umur yang
panjang dan kesehatan selalu oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
vi
11. Siti Suhhailah, sebagai kakak penulis yang dalam hal ini banyak
membantu dan memberikan solusi kepada penulis hingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
12. Maulana Hasanuddin, selaku om penulis yang dalam hal ini tidak henti-
hentinya memberikan arahan dan nasihat kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi kuliah Strata 1 (S1).
13. Kawan-kawan Hukum Pidana Islam Angkatan 2015, yang selama di
bangku perkuliahan selalu mengajarkan arti sebuah pertemanan, yang
selalu ada di saat suka, duka, ceria, tawa, dan bahagia kepada penulis.
Terimakasih atas kebersamaan dan waktu yang telah kita alami
bersama, semoga kelak kita dipertemukan kembali sebagai orang yang
sukses di berbagai posisi.
14. Sahabat seperjuangan NANO-NANO CREW (NNC), Sahabat (Ali
Maksum Asngari, Muhammad Galih Prakoso, Riyadhul Fikri,
Muhammad Nur Oktapian, Awaludin Fikri, Muhammad Rifqi Adjomi,
Muhammad Aldi Fayed S. Arief, Hasin Abdullah, Muhammad Anggi
Prabowo, Adam Ridho Muzakki, Kaharudin Aldian Saputra dan Rifqi
Faris) yang dalam hal ini telah memberikan arti sebuah persahabatan.
Suka, duka, dan tertawa bersama sudah menjadi hal yang rutin untuk
dilakukan, dan menjadi sebuah penghibur dikala penat melanda penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih sahabat atas dukungan,
motivasi, dan nasihat yang selama ini telah dicurahkan, semoga kita
dapat dipertemukan kembali sebagai orang yang sukses dengan
pekerjaan yang ditekuni.
15. Seluruh anggota organisasi penulis, yakni Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia Komisariat Fakultas Syariah dan Hukum (PMII
KOMFAKSYAHUM), yang telah banyak memberikan sebuah proses
dan pengalaman dalam keorganisasian kepada penulis.
16. Seluruh anggota Kuliah Kerja Nyata penulis, yakni kawan-kawan KKN
MENARA 009, yang telah memberikan dukungan dan semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
17. Seluruh pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang turut membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
Burhanuddin
viii
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ..................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ....................................................... 7
F. Metode Penelitian...................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 11
ix
BAB III: PENGATURAN SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI
PEMAKAI NARKOBA MENURUT HUKUM PIDANA
POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM................................ 35
A. Tindak Pidana Dan Tentara Nasional Indonesia (TNI)............. 35
1. Pengertian Tindak Pidana ................................................... 35
2. Unsur-unsur Tindak Pidana................................................. 36
3. Pengertian TNI .................................................................... 37
4. Fungsi TNI .......................................................................... 39
5. Tugas Pokok TNI ................................................................ 39
B. Pengaturan Tindak Pidana Militer Dan Sanksi Pidana Yang
Terdapat Dalam Hukum Pidana Militer Indonesia ................... 40
1. Pengertian dan Jenis-jenis Tindak Pidana Militer ............... 40
2. Ketentuan Hukum Pidana Militer ....................................... 42
3. Ketentuan Sanksi Pidana Militer Dalam Hukum Pidana
Militer.................................................................................. 43
C. Pengertian Penyalahgunaan Narkoba Dalam Undang-Undang ........ 45
1. Pengertian Narkoba ............................................................. 45
2. Jenis-jenis Narkoba ............................................................. 47
3. Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba............................ 51
D. Pandangan Hukum Islam Mengenai Sanksi Pemakai Narkoba ........ 58
1. Definisi Narkoba Dalam Islam............................................ 58
2. Konsep Dasar Status Keharaman Narkoba Dalam Islam .... 61
3. Pandangan Ulama Dalam Mengharamkan Narkoba ........... 73
4. Sanksi Pidana Pemakai Narkoba Menurut Hukum Pidana
Islam .................................................................................... 75
x
Militer.................................................................................. 83
2. Proses Penyelesaian Perkara Dalam Lingkungan
Peradilan Militer.................................................................. 84
B. Penerapan Hukum Pidana Materiil Terhadap Tindak Pidana
Penyalahgunaan Narkoba Oleh Anggota TNI Berdasarkan
Putusan Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor
55-K/PM I-02/AD/IV/2017....................................................... 87
1. Posisi Kasus ........................................................................ 87
2. Tuntutan Hukum Oditur Militer .......................................... 89
3. Amar Putusan Pengadilan Militer I-02 Medan ................... 90
C. Analisis Putusan Menurut Hukum Pidana Positif Dan Hukum
Pidana Islam .............................................................................. 91
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sudaryono dan Natangsa Surbakti, Hukum Pidana, (Surakarta: Fakultas Hukum
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2005), hlm. 5.
2
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Pengembangan Ilmu Hukum Pidana
(Menyongsong Generasi Baru Hukum Pidana Indonesia), Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu
Hukum Pidana Fakultas Hukum UNDIP, (Semarang, 25 Juni 1994), hlm. 3 dst.
1
2
Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga tidak terlepas dari godaan
narkoba. Saat ini di Indonesia pelaku penyalahgunaan narkoba hampir semua
kalangan. Mulai dari artis, Anggota Dewan, pegawai negeri sipil, pilot,
mahasiswa, pelajar, polisi hingga anggota TNI terjerat kasus narkoba. Tentunya
hal tersebut menjadi perhatian kita semua bahwa bahaya narkoba telah masuk ke
sendi-sendi anak bangsa.
Padahal telah kita ketahui bahwasanya para prajurit TNI merupakan suatu
elemen terpenting di dalam sistem keamanan dan pertahanan pada suatu negara.
Banyaknya kasus pidana yang terjadi pada seorang militer merupakan suatu tugas
untuk para penegak hukum agar penegakan hukum di bidang Hukum Militer
semakin dimaksimalkan. Karena dirasa seorang militer adalah alat pertahanan
negara, dimana militer yang seharusnya menjaga ketentraman dan keamanan
negara berdasarkan dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 Tentang Tentara
Nasional Indonesia, malah berbuat suatu tindakan yang bertentangan dengan
hukum.3
Telah banyak pula beberapa penelitian ilmiah mulai dari skripsi hingga
tesis yang membahas tentang beberapa prajurit TNI yang telah terjerumus ke
dalam tindak pidana penyalahgunaan narkoba. Akan tetapi, dari sekian banyak
hasil penelitian tersebut ternyata masih hanya membahas sebatas sanksi yang
3
Suhadi, Pembahasan Perkembangan Pembangunan Hukum Nasional Tentang Militer
dan Bela Negara, Badan Pembinaan Hukum Nasional Tentang Hukum Militer dan Bela Negara,
(Jakarta, 1996), hlm. 2.
4
Suhadi, Pembahasan Perkembangan Pembangunan Hukum Nasional Tentang Militer
dan Bela Negara, Badan Pembinaan Hukum Nasional Tentang Hukum Militer dan Bela Negara,
(Jakarta, 1996), hlm. 4.
4
dijatuhkan dari segi Hukum Positif nya saja. Padahal telah kita ketahui jauh
sebelum Hukum Positif diberlakukan di dunia, maka telah ada ketentuan Hukum
Islam yang datangnya dari Allah SWT yang lebih jauh telah mengakomodir
berbagai permasalahan pada masanya.
Oleh karena itu, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
dalam konteks yang sama yaitu penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh
prajurit TNI. Namun disini penulis mencoba untuk menyajikan pembahasan yang
agak berbeda dari beberapa penelitian sebelumnya, yaitu penulis mencoba untuk
menambahkan sanksi pidana yang dijatuhkan dari segi Hukum Pidana Islam. Dan
dengan adanya penelitian ini saya berharap agar para penguasa ataupun hakim
nantinya dapat membandingkan dan menyetarakan sanksi yang akan dijatuhkan
kepada para pelaku, baik dari segi Hukum Positif nya maupun segi Hukum Islam
nya.
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis hanya akan memfokuskan terhadap
pertimbangan hakim yang tidak komprehensif, dan juga penjatuhan sanksi oleh
Majelis Hakim yang penulis nilai masih terbilang ringan dalam putusan
Pengadilan Militer Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017 menurut ketentuan
Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana Islam.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi dan Pembatasan yang telah di tulis di atas,
maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penyebab pertimbangan hakim yang tidak
komprehensif terhadap putusan Pengadilan Militer Nomor 55-K/PM I-
02/AD/IV/2017.
2. Untuk mengetahui penjatuhan sanksi yang tepat yang akan dijatuhkan
terhadap Terdakwa menurut ketentuan Hukum Pidana Positif dan
Hukum Pidana Islam.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat digunakan dan bermanfaat dalam
penegakan hukum, sehingga memberikan kemanfaatan dan keadilan bagi
masyarakat, antara lain :
1. Manfaat Teoritis :
a. Untuk menambah khazanah perpustakaan.
2. Manfaat Praktis :
a. Memberikan kegunaan bagi para praktisi-praktisi hukum dalam
menentukan hukuman bagi pelaku penyalahgunaan narkoba.
b. Agar pemerintah dapat terus memerangi segala bentuk
kejahatan narkotika di negera Indonesia ini.
c. Agar masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mencegah
maraknya kejahatan yang berkaitan dengan penyalahgunaan
narkoba.
5
Tari Mujoko, Tesis: Analisis Penegakan HukumTerhadap Anggota TNI – Angkatan
Darat Yang Terlibat Dalam Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Wilayah Hukum Denpom I/1
Pematangsiantar), (Medan: Universitas Medan Area, 2014).
8
6
Tumbur Palti D. Hutapea, Penerapan Rehabilitasi Medis Dan Sosial Bagi Prajurit TNI
Dalam Putusan Pengadilan. Jurnal Hukum dan Peradilan. Vol. 7 No. 1, Maret 2018.
7
Fransiska Novita Eleanora, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha Pencegahan
Dan Penanggulangannya. Jurnal Hukum. Vol XXV. No. 1, April 2011.
8
Rustam, Analisis Yuridis Penerapan Sanksi Dari Instansi Kepolisian Terhadap Anggota
Kepolisian Yang Menyalahgunakan Narkotika. Jurnal PETITA. Vol. 3. No. 2, Desember 2016.
9
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian yuridis
normatif, normatif pragmatis, yaitu metode atau cara yang digunakan dalam
penelitian bahan pustaka yang ada dan sumber datanya melalui penelitian buku
yang relevan dengan persoalan pertanggungjawaban pidana dalam kasus tindak
pidana penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh prajurit TNI. Norma-
norma, kaidah-kaidah, atau asas-asas dalam prinsip yang terkandung dalam
perudang-undangan, landasan filosofi dan sosiologis dan yuridis. Dengan
demikian, penulis mencoba mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber
pustaka atau bacaan-bacaan yang kemudian penulis paparkan dan jelaskan.10
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Yaitu penelitian yang menghasilkan kesimpulan berupa data yang
menggambarkan secara rinci, bukan data yang berupa angka-angka. Hal ini
karena pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
9
Aditia Purnama Tarigan, Kajian Hukum Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh
Anggota Militer Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Jurnal Lex Crimen. Vol. VI. No.
3, Mei 2017.
10
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), hlm. 13.
10
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.11
4. Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis data yang penulis gunakan yaitu analisis
deskriptif kualitatif, dimana peneliti selain mengolah dan menyajikan data,
juga melakukan analisis data kualitatifnya.12 Penulis melakukan penelitian
secara deskriptif mengenai sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan
11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), hlm. 4.
12
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003), hlm. 125.
11
5. Teknik Penulisan
Penyusunan penelitian ini akan menggunakan metode penelitian yang
merujuk kepada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
terbit 2017.
G. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, yang pada masing-masing bab
tersebut mempunyai sub-sub bab. Secara sistematis bab-bab tersebut terdiri dari :
menjabarkan pertimbangan hakim dan analisis menurut Hukum Pidana Positif dan
Hukum Pidana Islam.
1
Kusumayati, Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori, Kerangka Konsep dan
Hipotesis, (Depok: Universitas Indonesia, 2009), hlm. 15.
13
14
dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang di atur
dalam undang-undang.
2
Supasti Dharmawan Ni ketut, Metodologi Penelitian Hukum Empiris, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 6.
3
Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 8.
4
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm. 6.
15
5
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori dan Kebijakan Pidana, (Bandung: PT
Alumni, 2010), Cet IV, hlm. 1.
6
Wirjono Prodjodikiro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2008), hlm. 23.
7
Djoko Prakoso, Hukum Panitensier di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 1998), hlm. 47.
16
8
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta, Amzah, 2015), hlm. 4.
9
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta, Amzah, 2015), hlm. 136.
17
b. Sanksi Tindakan
Sanksi Tindakan merupakan penjatuhan sanksi tindakan
kepada seseorang yang terbukti secara sah dan meyakinkan
melakukan tindak pidana dengan tujuan untuk memberikan
pembinaan, perawatan dan tindakan tertentu lainnya.
10
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002), hlm. 24.
18
11
Sudikno Mertokusumo dan A.Pitlo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, (Bandung:
Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 13.
12
Riyanta, METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara Hukum Islam
dengan Hukum Positif), Jurnal Penelitian Agama. Vol. XVII. No. 2. Mei - Agustus 2008. hlm. 415.
19
tersebut tidak ditemukan dalam kitab-kitab Hukum Islam yang di tulis oleh
ulama fiqh dan ushul fiqh klasik. Untuk menjelaskan arti “sumber hukum
Islam” mereka menggunakan istilah dalil-dalil syar’iyyah (al-adillah al-
syar'iyyah). Penggunaan istilah masadir al-ahkam oleh ulama sekarang ini
tentu yang dimaksudkannya adalah searti dengan istilah al-adillah al-syar
'iyyah.13
Memperhatikan batasan di atas, kata sumber hanya berlaku untuk
al-Qur'an dan hadits, karena hanya dari keduanya di gali norma-norma
hukum, dan tidak mungkin kata itu digunakan untuk ijma', qiyas, istihsan,
dan istislah karena keempatnya bukanlah wadah yang dapat di timba.
Kesemuanya termasuk dalil hukum. Kata dalil di samping dapat digunakan
untuk al-Qur'an dan hadits, juga berlaku untuk ijma', qiyas, istihsan dan
istislah karena memang semuanya menuntun kepada penemuan hukum.
Oleh karena itu dapat disimpulkan, sumber hukum Islam ada dua yaitu al-
Qur'an dan Sunnah.
Dalam Hukum Islam, para juris muslim telah mengembangkan
model penemuan hukum secara seksama. Penemuan hukum (istinbat)
tersebut meliputi penemuan hukum melalui metode interpretasi literal,
kausasi (ta'lili) - meliputi qiyasi dan teleologis - dan sinkronisasi.14
13
Riyanta, METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara Hukum Islam
dengan Hukum Positif), Jurnal Penelitian Agama. Vol. XVII. No. 2. Mei - Agustus 2008. hlm. 410.
14
Riyanta, METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara Hukum Islam
dengan Hukum Positif), Jurnal Penelitian Agama. Vol. XVII. No. 2. Mei - Agustus 2008. hlm. 411.
15
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 9.
20
َ ۡۡح َّ َّ َ َ ح َۡ َ َ َۡ َۡ ََ
ِۖ ِ وَل تبغِ ٱلفساد ِِف ٱۡل...
٧٧ ۡرض إِن ٱَّلل َل ُيِب ٱلمفسِ دِين
Artinya: “… Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi,
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orag-orang yang berbuat
kerusakan”.
16
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 9.
17
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 9.
18
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 12.
21
ا أ َْل أص ُل يِف أ أاْل أش يا يء أاْلَبح ُة ح ىٌت يدُ ل ادل يل أي ُل عَل الت أح ير أ يْي
ِ
Artinya: “Pada dasarnya semua perkara diperbolehkan, sehingga
ada dalil yang menunjukkan keharamannya”.
Oleh karena itu, perbuatan dan sikap tidak berbuat tidak cukup
dipandang sebagai jarimah hanya karena dilarang saja melainkan juga
harus dinyatakan hukumannya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari
semua kaedah tersebut adalah bahwa menurut syari’at Islam tidak ada
jarimah dan tidak ada hukuman kecuali dengan adanya nash.20
19
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 29.
20
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 30.
22
3. Unsur-unsur Jarimah
Suatu perbuatan baru dianggap sebagai tindak pidana apabila unsur-
unsurnya telah terpenuhi. Unsur-unsur jarimah secara umum yang harus
dipenuhi dalam menetapkan suatu perbuatan dalam menetapkan suatu
perbuatan jarimah, yaitu :
21
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayat,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 28.
23
4. Bentuk-bentuk Jarimah
Dalam Fiqh Jinayah, jarimah (tindak pidana) dibagi menjadi
bermacam-macam bentuk. Adapun bentuk-bentuk jarimah (tindak pidana)
terbagi atas :
22
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 49-88.
23
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), hlm. 249.
24
24
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayat,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 136.
25
ح
ۡكم ح َ َ َ َّ َ َ ۡ َ َ َٰٓ َ ح ۡ ۡ َ َّ َ ْ َ َ َ َّ َ َ َ ح ْ ح ح
َٰٓ
ِ يأيها ٱَّلِين ءامنوا كونوا قوٰمِني بِٱلقِس ِط شهداء َِّلل ِ ولو لَع أنف
س
ْ َ ح ۡ َ ًّ َ ۡ َ ا َ َّ ح َ ۡ َ َ َ َ َ َّ ح َ أَو ۡٱل َو ٰ ِ َِليۡن َو ۡٱۡلَ ۡق َرب
نيَۚ إِن يكن غن ِيا أو فقِيا فٱَّلل أو َٰل ب ِ ِهماۖ فَل تتبِعواِ ِ ِ
ا َ َ َ ۡ ح ْ َ ۡ ح ۡ ح ْ َ َّ َّ َ َ َ َ َ ۡ َ ح ْ ۡ َ َ َٰٓ َ َ ۡ ح
١٣٥ ٱلهوى أن تعدِل َۚوا ِإَون تلوۥا أو تع ِرضوا فإ ِن ٱَّلل َكن بِما تعملون خبِيا
25
Abdul Qodir Audah, At-Tasyri’ Al-Jina’iy Al-Islamy, Juz 1, (Beirut: Dar Al-Kitab Al-
‘Araby, 1992), hlm. 609.
26
Zulkarnain Lubis, Dasar-dasar Hukum Acara Jinayah, (Jakarta: Prenamedia Group,
2016), hlm. 4.
26
baik terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dari kerabatmu. Jika ia
kaya ataupun miskin, maka Allah lebih mengetahui kemaslahatannya.
Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang
dari kebenaran. Janganlah kamu memutarbalikkan kata-kata atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala apa yang kamu kerjakan”.
أألقضاة: أأن النيب صَل ٰ ّالل عليه وسمل قال، عن أأبيه،عن ابن بريدة
ر ُج ىل ق ٰٰض بيغ أ يْي الأح ّ يق فع يمل: قاضيان ىف النار وقاض ىف اجلنة،ثَلثة
. وقاض ْل ي أع ُمل فأَهأَل ُح ُق أوق النَّ ياس فهُو يىف النَّا ير. فذاك يىف النَّا ير،ذاك
وقاض ق ٰٰض يَبلأحق فذاك يىف الأجنَّ ية
27﴾ الَتميذي ﴿ رواه
Artinya: Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya, sesungguhnya Rasulullah
SAW. bersabda “Qadhi-qadhi” (hakim-hakim) itu ada tiga golongan,
dua golongan di neraka dan satu golongan di surga. Seorang hakim
yang memutus dengan curang (tidak benar) sedangkan dia mengetahui
kebenaranya, maka dia di neraka. Dan seorang memutus dengan
kebodohan dan merusak hak orang lain, dia juga di neraka. Dan
seorang hakim yang memutus dengan jujur (benar) maka dia di
surga”. (H.R. At-Turmudzi).
3. Syarat-syarat Uqubah
Berkaitan dengan pemberian hukuman, hukuman itu sendiri harus
memiliki syarat-syarat sebagai bentuk adanya hukum itu sendiri. Dengan kata
lain agar hukum itu dapat diakui keberadaanya. Adapun di antara beberapa
syarat tersebut diantaranya :28
27
Abi ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah, Al-Jami’u Al-Shohih Wahuwa Sunan At-
Turmudzi, (Beirut: Dar Al-Kutb Al-‘Alamiyah, t.t), Juz III hlm. 613.
28
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Fikih Jinayah),
(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 141.
27
4. Macam-macam Uqubah
Didalam ketentuan Hukum Pidana Islam itu sendiri, hukuman dibagi
kedalam 3 jenis menurut segi tinjauannya, yaitu :29
a. Ditinjau dari segi pertalian antara satu hukuman dengan hukuman
yang lainnya, maka hukuman dapat dibagi sebagai berikut :
1) Hukuman pokok (‘uqubah ashliyah), yaitu hukuman yang
ditetapkan untuk jarimah yang bersangkutan sebagai hukuman
29
Ahmad Mawardi Muslih, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2004), cet. 1, hlm. 142.
28
30
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: P.T Bulan Bintang, 1993),
cet. 5, hlm. 261.
29
31
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayat,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hlm. 144.
32
Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: P.T Bulan Bintang, 1993),
cet. 5, hlm. 262.
30
5. Tujuan Uqubah
Esensi dari pemberian hukuman bagi pelaku suatu jarimah menurut
Islam adalah pertama, pencegahan serta balasan (ar-rad’u wazzajru) dan
kedua, adalah perbaikan serta pengajaran (al-islah wat-tajdzib). Dengan tujuan
tersebut, pelaku jarimah (terpidana) tidak mengulangi perbuatan jeleknya. Di
samping itu, juga merupakan tindakan preventif bagi orang lain untuk tidak
melakukan hal yang sama.
menjadi orang baik dan anggota masyarakat yang baik pula. Dia diajarkan
bahwa perbuatan yang dilakukannya telah mengganggu hak orang lain, baik
materil ataupun moril dan merupakan perkosaan terhadap hak orang lain.
Artinya : “Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. Katanya: sesungguhnya seorang
lelaki yang meminum arak telah dihadapkan kepada Nabi saw. Kemudian baginda
telah memukulnya dengan dua pelepah kurma sebanyak empat puluh kali”. (HR.
Muslim).
33
Al-Imam Aby al-Husaini Muslim ibn al-Hajjaj al-Qusairy an-Naisabury, Shahih
Muslim, (Arabiyah: Darul Kutubi As-Sunnah, 136 M), Juz 3, no. hadits. 1266, hlm. 1330.
34
Al-Shan’ani Muhammad bin Ismail Al-Kahlani, Subul Al-Salam, (Bandung: Dahlan),
hlm. 28
35
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 64.
33
36
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr Al-Ma’ashir,
1997), Cet. 4, jilid 7, hlm. 5487.
37
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Amzah, 2016), Cet. 1, hlm. 64.
38
Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri’ Al-Jina’i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-Wadh’i,
(Beirut: Mu’assasah Al-Risalah, 1992), Cet. 11, jilid 1, hlm. 496.
39
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuh, (Beirut: Dar Al-Fikr Al-Ma’ashir,
1997), Cet. 4, jilid 7, hlm. 5487.
34
yang dilakukan Umar bukanlah sebagai hudud, melainkan sebagai ta’zir yang
merupakan kebijakan Umar sendiri. Masalah ta’zir ini sepenuhnya menjadi
kompetensi penguasa setempat. Jika ingin, bisa dilakukan, tetapi jika tidak ingin,
bisa ditinggalkan. Hal itu tergantung tinjauan kemaslahatan. Kebetulan Umar
melihat ada kemaslahatan sehingga ia menambahkan sanksi. Sementara itu,
Rasulullah SAW, Abu Bakar, dan Ali tidak melihat ada unsur kemaslahatan
sehingga mereka tidak menambahkan sanksi. Oleh karena itu, Imam Al-Syafi'i
berpendapat bahwa penambahan sanksi dari 40 menjadi 80 kali cambuk
merupakan wewenang penguasa.40
40
Al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1987), Cet. 3, jilid 7, hlm.
1096.
BAB III
PENGATURAN SANKSI PIDANA BAGI PRAJURIT TNI PEMAKAI
NARKOBA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM
PIDANA ISLAM
1
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I: Stelsel Pidana, Tindak Pidana,
Teori-teori Pemidanaan dan Batas-Batas Berlakunya Hukum Pidana, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002), Cet. ke I, hlm. 67.
2
Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: P.T Rineka Cipta, 2007), hlm. 92.
35
36
pengertian terhadap istilah hukum, maka bukanlah hal yang mudah untuk
memberikan definisi atau pengertian terhadap istilah tindak pidana.
Pembahasan hukum pidana dimaksudkan untuk memahami pengertian
pidana sebagai sanksi atas delik, sedangkan pemidanaan berkaitan dengan
dasar-dasar pembenaran pengenaan pidana serta teori-teori tentang tujuan
pemidanaan. Perlu disampaikan di sini bahwa, pidana adalah merupakan
suatu istilah yuridis yang mempunyai arti khusus sebagai terjemahan dari
bahasa Belanda “straf” yang dapat diartikan sebagai “hukuman”.3
3
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm. 37.
4
Teguh Prastyo, Hukum Pidana, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 47.
5
Sudarto, Hukum Pidana 1 A - 1B. Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman,
(Purwokerto, 1990), hlm. 3.
6
Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1984), hlm.
173-174.
37
3. Pengertian TNI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia tujuan pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI)
sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, bertugas
melaksanakan kebijakan pertahanan negara untuk menegakkan kedaulatan
7
Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Sinar Baru, 1984), hlm.
183.
8
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Bagian 1, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), hlm. 79.
38
4. Fungsi TNI
Fungsi dari TNI yaitu bahwa TNI sebagai alat pertahanan negara,
berfungsi sebagai di antaranya penangkal terhadap setiap bentuk ancaman
militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Penindak terhadap setiap bentuk
ancaman, pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat
kekacauan keamanan. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana di maksud di
atas, TNI merupakan komponen utama sistem pertahanan Negara sebagaimana
pasal 6 Undang-Undang TNI.
9
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI Pasal 7 ayat (1) dan (2).
40
10
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 182.
44
11
Moch. Faisal Salam, Hukum Pidana Militer di Indonesia, (Bandung: CV Mandar Maju,
2006), hlm. 58.
45
b) Pidana Penjara
c) Pidana Kurungan
d) Pidana Denda
e) Pidana Tutupan.
Pidana Tambahan :
a) Pencabutan Beberapa Hak Tertentu
b) Perampasan Barang Tertentu
c) Pengumuman Putusan Hakim.
Pidana Tambahan :
a) Pemecatan Dari Dinas Militer Dengan Atau Tanpa
Pencabutan Haknya Untuk Memasuki Angkatan Bersenjata
b) Penurunan Pangkat
c) Pencabutan Hak-Hak Yang Disebut Pada Pasal 35 ayat (1)
Pada Nomor 1, 2, dan 3 KUHP.
kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua
istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Secara etimologi, narkoba berasal dari bahasa inggris yaitu “narcotics”
yang berarti “obat bius”, yang artinya sama dengan “narcosis” dalam bahasa
Yunani yang berarti “menidurkan atau membiuskan”. Sedangkan dalam kamus
inggris indonesia narkoba berarti bahan-bahan pembius, obat bius atau
penenang.12 Secara terminologis narkoba adalah obat yang dapat menenangkan
syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa ngantuk atau
merangsang.13
Selanjutnya pengertian Narkotika berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka
1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, bahwa yang
dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.14
Lebih lanjut dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2009 Tentang Narkotika dijelaskan ada tiga jenis golongan narkotika,
yaitu :
a. Narkotika Golongan I adalah narkotika hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: Heroin, Kokain, Daun Koka, Opium,
Ganja, Jicing, Katinon, MDMDA/Ecstasy, dan lebih dari 65 macam
jenis lainnya.
12
Hasan Sadly, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2000), hlm. 390.
13
Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988),
hlm. 609.
14
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 1 butir 1.
47
2. Jenis-jenis Narkoba
a. Jenis Narkoba Berdasarkan Bahannya
Jenis Narkoba berdasarkan bahannya dapat dibedakan menjadi 3
bagian, narkoba alami, semi sintesis dan narkoba sintesis.
1) Narkoba Alami
Narkoba alami merupakan jenis narkoba yang masih alami
dan belum mengalami pengolahan. Berikut ini penulis uraikan
contoh narkoba alami, yaitu :
a) Ganja
Hari Sasangka menjelaskan bahwa ganja berasal dari
tanaman cannabis sativa, cannabis indica dan cannabis
Americana. Tanaman tersebut termasuk keluarga
Urticaceae atau Moraceae. Tanaman Canabis merupakan
tanaman yang mudah tumbuh tanpa perawatan khusus.
48
b) Opium
Opium atau candu (poppy: dalam bahasa inggris)
atau (opos/Juice dalam bahasa Yunani) adalah getah bahan
baku Narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver
somniferum L atau P paeoniflorum) yang belum matang.
Opion (Poppy Juice), Poppy Juice opium disebut juga
dengan poppy adalah getah bahan baku narkotika yang
diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P.
paeoniflorum) yang belum matang.
15
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pidana: Untuk Mahasiswa,
Praktisi dan Penyuluh masalah narkoba, (Jakarta: CV. Mandar Maju, 2003), hlm. 48.
49
b) Heroin
Heroin merupakan senyawa narkotika yang sangat
keras dengan sifat adiktif yang tinggi, berbentuk butiran,
tepung atau cairan. Jenis heroin yang populer saat ini adalah
“putauw”. Heroin diperoleh dari morphin melalui suatu
proses kimiawi yang dikenal dengan istilah “acetylion”
(karena menggunakan acetica anhidrida dan acety chloride).
Heroin (diacetylmorphine) adalah obat illegal yang sangat
adiktif dan penggunaannya merupakan masalah serius di
Amerika. Heroin adalah golongan opiat yang paling banyak
disalahgunakan dan paling adiktif. Heroin di proses dari
16
Latief dkk, Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang, (Jakarta: Rajawali Press, 2001),
hlm. 24.
50
3) Narkotika Sintesis
Narkotika Sintetis adalah Narkotika yang di buat dari bahan
kimia dan digunakan untuk pembiusan atau pengobatan bagi
mereka yang mengalami ketergantungan narkoba. Narkotika
sintesis berfungsi sebagai pengganti sementara untuk mencegah
rehabilitasi sehingga penyalahgunaan dapat menghentikan
ketergantungannya. Adapun contoh dari narkotika sintetis adalah :
a) Sabu (Amphetamine)
Amfetamin merupakan kelompok obat psikoaktif
sintetis yang disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulan.
Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat
secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara.
Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun
coklat, bubuk putih kristal kecil. Merek amfetamin lain,
seperti Metedrin, Deksamil dan Benzedrin, kemudian
membanjiri pasaran.
Cara yang paling umum dalam menggunakan
amfetamin adalah dihirup melalui tabung. Amfetamin dapat
membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin
termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang
merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai
12 jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk
menghindari turun dari obat. Obat-obat yang termasuk
kedalam golongan amfetamin adalah Amfetamin,
Metamfetamin dan Metilendioksimetamfetamin (MDMA,
ecstasy atau Adam).
17
Latief dkk, Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang, (Jakarta: Rajawali Press, 2001),
hlm. 24.
51
b) Ekstasi (MDMA)
MDMA (methylenedioxy-N-methylamphetamine)
biasanya dikenal dengan nama Ekstasi, E, X, atau XTC
adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai obat
rekreasi yang membuat penggunanya menjadi sangat aktif.
Ekstasi merusak neuron yang melepaskan serotonin,
bahan kimia otak yang mengatur daya ingat dan fungsi-
fungsi lain. Penelitian lain menunjukkan bahwa bekas
pemakai yang sudah tidak memakai ekstasi selama enam
bulan masih terpengaruh secara mental, yang berarti bahwa
kerusakannya bersifat jangka panjang dan tidak dapat
diperbaiki.
c) Cocain
Cocain adalah suatu alkloida yang berasal dari daun
Erythroxylum coca Lam. Kokain merupakan salah satu jenis
narkoba, dengan efek stimulan. Kokain diisolasi dari daun
tanaman Erythroxylum coca Lam. Zat ini dapat dipakai
sebagai anastetik (pembius) dan memiliki efek merangsang
jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan
pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi
gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut
nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain,
pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat
mengakibatkan kematian.18
18
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pdana: Untuk Mahasiswa,
Praktisi dan Penyuluh masalah narkoba, (Jakarta: CV. Mandar Maju, 2003), hlm. 55.
52
Tindak pidana narkotika diatur dalam Pasal 111 sampai Pasal 148
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Dalam segi
perbuatannya ketentuan pidana yang diatur oleh undang-undang tersebut
dapat dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) antara lain :
1. Kejahatan yang menyangkut produksi narkotika
2. Kejahatan yang menyangkut jual beli narkotika
3. Kejahatan yang menyangkut pengangkutan dan trasito narkotika
4. Kejahatan yang mengangkut penguasaan narkotika
5. Kejahatan yang menyangkut penyalahgunaan narkotika
6. Kejahatan yang menyangkut tidak melapor pecandu narkotika
7. Kejahatan yang menyangkut label dan publikasi narkotika
8. Kejahatan yang menyangkut jalannya peradilan narkotika
9. Kejahatan yang menyangkut penyitaan dan pemusnahan
narkotika.19
19
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2001), hlm. 154.
53
bentuk zat yang tergolong dalam narkotika, psikotropika dan zat-zat adiktif
lain, yang disalahgunakan untuk kepentingan yang tidak sesuai dengan
ketentuan dan kegunaannya. Jadi, penyalahgunaan narkotika dapat
diartikan sebagai proses, cara, perbuatan yang menyeleweng terhadap
narkotika.
Secara yuridis pengertian dari penyalahguna narkotika di atur
dalam Pasal 1 butir 15 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika adalah :
“Penyalah Guna adalah orang yang menggunakan Narkotika
tanpa hak atau melawan hukum”.20
20
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 1 butir 15.
21
Anang Iskandar, Penegakan Hukum Narkotika (Rehabilitatif Terhadap Penyalah Guna
dan Pecandu, Represif Terhadap Pengedar), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2019), hlm.
29-30.
54
22
Aditia Purnama Tarigan, Kajian Hukum Terhadap Penyalahgunaan Narkotika Oleh
Anggota Militer Menurut Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009. Jurnal Lex Crimen. Vol. VI. No.
3, Mei 2017. hlm. 14.
55
23
Siswanto Sunarso, Politik Hukum Dalam Undang-Undang Narkotika, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2012), hlm. 256.
56
24
Anang Iskandar, Penegakan Hukum Narkotika (Rehabilitatif Terhadap Penyalah Guna
dan Pecandu, Represif Terhadap Pengedar), (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2019), hlm.
47.
57
di peroleh dari tindak pidana narkotika, baik itu aset bergerak atau tidak
bergerak maupun berwujud atau tidak berwujud, serta barang-barang
atau peralatan yang di gunakan untuk tindak pidana narkotika di
rampas untuk negara. Pasal 146 juga memberikan sanksi terhadap
warga negara asing yang telah melakukan tindak pidana narkotika
ataupun menjalani pidana narkotika yakni dilakukan pengusiran
wilayah negara Republik Indonesia dan dilarang masuk kembali ke
wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan pada Pasal 148 bila
putusan denda yang di atur dalam undang-undang ini tidak dibayarkan
oleh pelaku tindak pidana narkotika maka pelaku dijatuhi penjara
paling lama dua tahun sebagai pengganti pidana denda yang tidak dapat
di bayar.25
25
Anton Sudanto, Penerapan Hukum Pidana Narkotika Di Indonesia. Jurnal Hukum.
Vol.7. No. 1. hlm. 154.
58
َ (yang
Secara etimologi, khamr ) (خمرberasal dari kata “khamara” )خ َم َر
artinya adalah “penutup dan menutupi”.28 Maksud penutup adalah bahwa
khamr dapat menutup akal fikiran dan logika seseorang bagi yang
meminumnya atau mengkonsumsinya. Sedangkan secara terminologi, al-
26
Nasrun Harun, Ushul Fiqh, (Jakarta: Sinar Grafika, 1997), Cet. ke-1, hlm. 64.
27
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 177.
28
Jamluddin Muhammad Ibn Al-Manzhur Al-Anshari, Lisan al’Arab, (Libanon: Dar al
Ma’arif, 1981), Juz V, hlm. 339.
59
Isfihani menjelaskan khamr berarti minuman yang dapat menutup akal atau
memabukkan, baik orang yang meminumnya itu mabuk ataupun tidak.29
الأخ أم ُر يِف لُغ ية الأعر يب ا َّ يّل أي ُخ يطب يَبلأ ُق أر َأ ين كن يتناو ُل الأ ُم أس يك ُر يم أن ت أمر و غ أ يْي يه
30
وْل أيتص يَب لأ ُم أس يك ير يمن الأ يعن يب
Artinya: “Khamr adalah sesuatu yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an
yang apabila di konsumsi bisa membuat mabuk, baik yang terbuat dari
kurma maupun dari zat lainnya, dan tidak ada batasan bahwa yang
memabukkan hanya terbuat dari anggur saja”.
29
Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam, Tafsir Tematik ayat-ayat Hukum, (Jakarta: Amzah,
2011), hlm. 171.
30
Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,
1987), hlm. 34.
31
Wahbah al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh, (Beirut: Dar al Fikr, 1998), Juz VI,
hlm. 152.
60
ُّ َأل َّس أكر ُان هُو َّ ياّلي اخأتلط لَك ُم ُه الأم أن ُظ أو ُم وا أنكشف ي
ِس ُه الأم أك ُتو ُم
Artinya: “Orang mabuk adalah orang yang seharusnya perkataan teratur
menjadi rancu, dan terbukalah rahasia yang disembunyikannya”.
32
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), Juz
VII, hlm. 487.
33
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 38.
61
narkoba bisa disamakan dengan khamr, sebab antara khamr dan narkotika
sama-sama menyebabkan tertutupnya atau hilang akal orang yang
mengkonsumsinya, bahkan narkotika lebih berbahaya, sehingga status
hukum narkoba disamakan dengan status hukum khamr.
34
Abdullah Ibn Ahmad Al-Nasafi, Tafsir al Nasafi, (Beirut: Dar al Kutub al ‘Ilmiyah,
2001), hlm. 120-121.
35
Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi, Tafsir al Qasimi, (Beirut: Dar al fikr, 1998), Jilid II,
hlm. 110-111.
62
َ ح َ ا َ َ َّ
٦٧ إِن ِِف ذٰل ِك ٓأَليَة ل ِق ۡو ٖم َي ۡع ِقلون
Artinya: “Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang
memikirkan”. (Q.S. An-Nahl [16] : 67).
ۡ َ َۡحح
ك َبح َّ ي َو َم َنٰف حع ل َ ۡ ك َعن
ٌ ٱۡل ۡمر َوٱل ۡ َم ۡي ِس قح ۡل فِيه َما إ ۡث ٌم َكب َ َ َْ َح
ِ ِلن
اس ِإَوثمهما أ ِ ِ ِ ِ ِِۖ ِ ِ يسئلون
63
َ َّ ۡ َ َ َ ْ َ ح َ َ َ َ ح ح َ ح ۡ َ ۡ َ َ َ ٰ ِ َ ح َ ح َّ ح َ ح
ِ ٰ ٱَّلل لك حم ٱٓأۡلي
ت مِن نفعِ ِهماۗ ويسئلونك ماذا ينفِقونۖ ق ِل ٱلعفو ۗ كذلك يب ِني
َ َّ َ َ َ َّ ح
٢١٩ ل َعلك ۡم ت َتفك حرون
36
Muhammad Ibnu Yusuf Al-Andalusi Al-Ghirnaati, Al-Bahr Al-Muhih fi Al-Tafsir,
(Beirut: Dar al Fikr, 1992), Juz II, hlm. 402.
64
37
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 45.
65
َ َ َ َ َ َّ َ َ َ ح ْ َ َ ۡ َ ح ْ َّ َ ٰ َ َ َ ح ۡ ح َ َ ٰ َ َّ َ َ ْ َ ح ح
َّت ت ۡعل حموا َما تقولون َوَل
ٰ يأيها ٱَّلِين ءامنوا َل تقربوا ٱلصلوة وأنتم سك ٰرى ح
َٰٓ
ا ْ َ ْ َ ۡ َ َ َ َ َ ۡ َٰ َ ۡ ح ح َۡ َ ْ ح
ت حدوا َما اء ف َت َي َّم حموا َص ِعيدا َطي ِ ابا
ِ مِنكم مِن ٱلغائ ِ ِط أو لمستم ٱلنِساء فلم
ح ۡ َّ َّ َ َ َ َ ح ًّ َ ح ۡ ََ ۡ ح ْ َ ۡ َ ح
٤٣ حوا ب ِ حو حجوهِكم وأيدِيكمۗ إِن ٱَّلل َكن عفوا غفورا
ً فٱمس
38
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46.
66
Ketika waktu shalat tiba, mereka menunjuk Ali bin Abi Thalib
untuk berdiri sebagai imam dalam melakukan shalat jama’ah. Pada waktu
Ali bin Abi Thalib membaca surat Al-Kafirun terjadi kesalahan, yaitu: “Qul
yaa ayyuhal kaafiruun. Laa a’budu maa ta’budun. Wa-nahnu na’budu maa
ta’buduun”, “(katakanlah: wahai orang-orang kafir! Aku tidak menyembah
apa yang menjadi sesembahanmu. Dan kami menyembah apa yang kamu
sembah). Sehubungan dengan kejadian itu, Allah SWT menurunkan surat
An-Nisa ayat 43 sebagai peringatan bagi kaum muslimin dan sekaligus
larangan melakukan shalat di kala sedang mabuk. Mereka diperbolehkan
melakukan shalat setelah sadar dan sehat kembali, yaitu sampai
mengetahui dan paham apa yang diucapkan di dalam hati dan sadar
terhadap ucapan itu secara akal fikiran yang sehat.
َ َ ۡ ٌ ۡ ح ٰ َ ۡ َ ۡ َ َ َٰٓ َ َ َّ َ َ َ ح ْ َّ َ ۡ َ ۡ ح َ ۡ َ ۡ ح َ ۡ َ َ ح
يأيها ٱَّلِين ءامنوا إِنما ٱۡلمر وٱلمي ِس وٱۡلنصاب وٱۡلزلم رِجس مِن عم ِل
َّ َ ح ح َّ ۡ َ ٰ ح َ ح َ َ ۡ َ ح َ ۡ َّ ۡ َ ٰ َ ۡ َ ح ح َ َّ ح ح
كمح إِنما ي ِريد ٱلشيطن أن يوق ِع بين٩٠ وه ل َعلك ۡم تفل حِحونٱلشيط ِن فٱجتنِب
َ َّ َ َّ ۡ َ ح
س َو َي حص َّدك ۡم ع ْن ذِك ِر ٱَّلل ِ َوع ِن ۡ ۡ َۡ َ ۡ ۡ َ ََۡ
ِِۖٱلصل ٰوة ِِ ٱلعد ٰ َوة َوٱۡلَغضا َء ِِف ٱۡل ۡم ِر َوٱل َمي
َ ََۡ َ حْ َح
٩١ فهل أنتم منتهون
40
Muhammad Ali Al-Shabuni, Rawa’i Al-bayan Tafsir Ayat Al-Ahkam min Al-Qur’an,
(Beirut: dar al-Fikr, 1999), Jilid I, hlm. 273.
69
Kedua, karena khamr mengandung dosa, sedang dosa itu haram dan
sudah tentu mengandung siksa. Ketiga, penegasan bahwa dosa khamr dan
maysir (judi) lebih besar daripada manfaatnya lebih mempertegas dosa dan
siksa itu sendiri. Dengan demikian sebelum penegasan dalam surat Al-
Maidah ayat 90-91, sebenarnya sudah dapat di tarik kesimpulan bahwa
khamr adalah haram, namun tidak terbukti kesimpulan itu dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW. Masih ada kalangan sahabat yang mabuk karena
minum khamr, terbukti dengan turunnya ayat yang melarang shalat dalam
kondisi mabuk (Q.S. An-Nisa ayat 43).
Dan ternyata masih ada orang yang meminum khamr diluar waktu
shalat, mereka beranggapan bahwa larangan yang terkandung dalam surat
An-Nisa hanya mencakup larangan melakukan shalat dalam keadaan
mabuk, dikhawatirkan akan mengacaukan bacaan shalat, sementara untuk
di luar waktu shalat tidak ada larangan meminum khamr. Kalau konteks
judi jelas, meskipun dari ayat 219 surat Al-Baqarah sudah dapat
disimpulkan bahwa khamr adalah haram, tetapi karena tidak terbukti
kesimpulan itu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW maka mayoritas
ulama menyetujui bahwa khamr dinyatakan haram setelah turun ayat 90-91
dari surat Al-Maidah setelah perang Uhud.41
41
Wahbah Zuhaili, Al-Tafsir Al-Munir, (Beirut: Dar al Fikr al Mu’ashir, 1991), Juz VII,
hlm. 43-44.
70
42
Jamaluddin Muhammad Ibn Al-Manzhur Al-Anshari, Lisan Al ‘Arab, (Libanon: Dar al
Ma’arif, 1981), hlm. 339.
43
Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Muassat al-Risalah, t.th), no.
hadits. 1273, hlm. 362.
44
Muhammad ibn Isa Al-Tirmidzi, Sunan Al-Tirmidzi, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1992),
hlm. 237.
72
ّ الل عل أي يه وس َّمل ع أن ُ ي
﴿ ك ُم أس يكر و ُمف ي َّت ُ ّ ٰ الل ص ََّل
ُ ّ ٰ َنى ر ُس أو ُل
45﴾ رواه أأبو داود
45
Abu Dawud Sulaiman Al-Sijistani, Sunan Abu Dawud, (Beirut: Dar al-Muassat al-
Risalah, 1984), hlm. 198.
73
Al-Zahabi berkata :
“Narkoba yang berasal dari daun, hukumnya haram seperti arak.
Yang mengambilnya dikenakan hukum hudud sebagaimana peminum
arak”. (al- Zahabi, al-Kaba’ir).47
46
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46-47.
47
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 47.
48
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 47.
75
49
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46-47.
50
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 46-47.
76
Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat (ikhtilaf) atau juga dapat
disebut tidak ada kecocokan dalam menjatuhkan hukuman bagi pelaku
pemakai narkoba, ada yang berpendapat bahwa sanksi bagi pelaku pemakai
narkoba adalah had, dan ada yang berpendapat ta’zir.
a. Sanksi Had
Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa sanksi bagi pemakai
narkoba adalah had, seperti sanksi bagi peminum khamr. Ibnu
Taimiyah menjelaskan dalam kitabnya :
51
ا َّن الأح يشيأشة حرا ىم ُي ُّد ُمتنا يولُها َك ُي ُّد شا ير ُب الأخ أم ير
51
Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,
1987), hlm. 34.
77
ج ََّل النَّ ي ُّيب ص ََّل ﷲ عل أي يه وس َّمل يىف الأخ أم ير يَبلأج ير يأ يد والنيّع يال
53﴾ عليه و ج ََّل أَب ُو ب أكر أَ أرب يع أْي ﴿ متفق
Artinya: "Nabi Muhammad SAW pernah
mendera/mencambuk (terhadap peminum khamr) dengan
menggunakan pelepah daun kurma dan alas kaki, begitu
pula Abu Bakar meneruskan hukuman dera tersebut
(terhadap peminum khamr dengan dera sebanyak empat
puluh kali)”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
52
Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,
1987), hlm. 184.
53
Imam Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari, (Beirut: Dar Muassat al-Risalah, t.th), hlm. 148.
78
54
Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-Muassat al-Risalah, t.th), hlm. 87.
79
55
Al-Imam Aby Al-Husaini Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusairy Al-Naisabury, Shahih
Muslim, (Arabiyah: Darul Kutubi As-Sunah, 136 M), Juz 3, no. hadits. 1266, hlm. 1330.
80
b. Ta’zir
Diantara ulama yang berpendapat bahwa hukuman bagi
pemakai narkoba berupa hukuman ta’zir adalah Wahbah al-Zuhali. Al-
Zuhaili menjelaskan :
أاْل أسَل يم ول يك أن ْل ُي ُّد يف أيا و َأَنَّ ا ليأس يف أيا َّّل ىة وْل طر ىب وي أد ُع أو ق يل أيلُها و
ِ
كثي أ ُْيها وان َّما يف أيا ت أع يزأي ىر
56
ِ
Artinya: “Diharamkan setiap yang dapat menghilangkan akal
(mabuk) walaupun tanpa diminum, seperti ganja, opiate, karena
jelas-jelas berbahaya. Adalah Islam telah melarang hal-hal yang
dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain, tetapi tidak
dikenakan sanksi had bagi pelakunya, penyalahgunaan narkoba,
karena narkoba mengandung adiksi, karena itu hukumannya
adalah ta’zir”.
56
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), Juz
VII, hlm. 184.
82
57
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba: Dalam Perspektif Hukum Islam dan Pidana
Nasional, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 78.
58
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba: Dalam Perspektif Hukum Islam dan Pidana
Nasional, (Jakarta: Rajawali Press, 2008), hlm. 78.
BAB IV
ANALISIS PUTUSAN PERADILAN TENTANG PENYALAHGUNAAN
NARKOBA OLEH PRAJURIT TNI
83
84
dapat pula dilakukan oleh kepolisian atau pegawai negeri sipil yang diberikan
kewenangan oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan.
1) Tahap Penyidikan
Proses penyelidikan dan penyidikan dalam Hukum Acara
Pidana Militer (HAPMIL) tidak membedakan secara pengertian, jadi
pada hakikatnya tidak ada perbedaannya dengan penyelidikan dan
penyidikan pada pidana umum. Pada tahapan pelaksanaan penyelidikan
tidak secara khusus juga diatur dalam Hukum Acara Pidana Militer
(HAPMIL), karena dalam militer yang memegang fungsi penyelidikan
adalah Komandan yang pelaksanaannya dipegang oleh Polisi Militer
(POM), namun disisi lain Perwira Penyerah Perkara (Papera) juga
mempunyai peran untuk melakukan penyelidikan akan tetapi ditujukan
kepada atasan yang berhak menghukum (Ankum).
2) Tahap Penuntutan
Wewenang penuntut pada umumnya dipegang oleh penuntut
umum sebagai monopoli, artinya tidak ada badan lain yang boleh
melakukan itu atau dikenal dengan istilah “Dominus Litis”, asas
tersebut menegaskan bahwa tidak ada badan lain yang berhak
melakukan penuntutan selain Penuntut Umum yang bersifat absolut dan
monopoli, karena Penuntut Umum lah satu-satunya lembaga yang
memiliki dan memonopoli penuntutan dan penyelesaian perkara
pidana, Hakim sekalipun tidak bisa meminta supaya perkara pidana
yang terjadi diajukan kepadanya, Hakim dalam penyelesaian perkara
hanya bersifat pasif dan menunggu tuntutan dari penuntut umum.
Dalam lingkup Pengadilan Militer sendiri dalam tahap penuntutan di
86
1
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 3.
2
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 6.
88
3
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 6.
4
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 7.
89
5
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 4.
6
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 2.
90
Pidana tambahan : Di pecat dari dinas Militer. Dengan alat bukti yang
sama yang menjadi acuan Majelis Hakim.8
7
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 2.
8
Berdasarkan putusan pengadilan Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017, hlm. 16.
91
9
Djoko Prakoso, Pembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia, (Yogyakarta: Liberty,
1987), hlm. 86-87.
92
di pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun, itu artinya Majelis Hakim
diperbolehkan memilih jarak waktu penahanan penjara dari waktu yang tidak
ditentukan secara minimal hingga waktu maksimal yakni 4 (empat) tahun.
11
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, (Jakarta: Kencana,
2011), hlm. 141.
94
melalui metode qiyas (analogi hukum).12 Namun menurut sebagian ulama status
keharamannya disamakan dengan khamr. Ibnu Taimiyah mendefinisikan khamr
sebagai sesuatu yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an yang apabila dikonsumsi
bisa membuat mabuk, baik yang terbuat dari kurma maupun dari zat lainnya, dan
tidak ada batasan bahwa yang memabukkan hanya terbuat dari anggur saja.
Sedangkan Sayyid Sabiq memiliki pendapat bahwa sesungguhnya ganja itu haram,
diberikan had atau sanksi terhadap orang yang menggunakannya sebagaimana
diberikan had bagi peminum khamr, di tinjau dari zatnya yang dapat merusak otak,
sehingga pengaruhnya bisa menjadikan lelaki seperti banci dan pengaruh jelek
lainnya. Ganja dapat menyebabkan seseorang berpaling dari mengingat Allah dan
menunaikan shalat. Dan ia termasuk kategori khamr yang secara lafadz dan makna
telah diharamkan Allah dan Rasul Nabi Muhammad SAW.13
Dalam hal ini, ulama berbeda pendapat (ikhtilaf) atau juga dapat disebut
tidak ada kecocokan dalam menjatuhkan hukuman bagi pelaku pemakai narkoba,
ada yang berpendapat bahwa sanksi bagi pelaku pemakai narkoba adalah had, dan
ada yang berpendapat ta’zir. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa sanksi bagi
pemakai narkoba adalah had, seperti sanksi bagi peminum khamr. Ibnu Taimiyah
menjelaskan dalam kitabnya :
14الأخم ير
أ َأ َّن الأح يشيأشة حرا ىم ُي ُّد ُمتنا يولُها َك ُي ُّد شا ير ُب
Artinya: “Sesungguhnya ganja itu haram, dikenakan sanksi bagi orang yang
menyalahgunakannya sebagaimana dijatuhkan had bagi peminum khamar”.
Dari uraian hadits di atas terlihat bahwa Ibnu Taimiyah menetapkan sanksi
had bagi pemakai narkoba karena menganalogikan narkoba dengan khamr, dengan
illat bahwa khamr dan narkoba sama-sama dapat memabukkan dan merusak akal.
12
Nasrun Harun, Ushul Fiqh, (Jakarta: Sinar Grafika, 1997), Cet. ke-1, hlm. 64.
13
Lateefah Kasamasu, dkk, Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam Karya-karya
Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah. Vol. 18. No. 1, 2017. hlm. 44.
14
Ahmad Ibnu Taimiyah, Majmu’ Al-fatawa Ibnu Taimiyah, (Beirut: dar al-Arabiyah,
1987), hlm. 34.
97
Sehingga dengan demikian hukum yang melekat pada khamr juga melekat pada
narkoba.
Ulama fiqh telah sepakat bahwa menghukum pemakai narkoba wajib, dan
hukumnya berbentuk deraan. Ulama hanya berbeda pendapat tentang jumlah
deraan. Penganut Mazhab Hanafi dan Maliki mengatakan 80 kali dera, sedangkan
Imam Syafi'i menyatakan 40 kali dera.
Imam Ahmad mengatakan terdapat dua riwayat, salah satu riwayat itu
adalah 80 kali pukulan, ia sepakat dengan mengikuti Imam Hanafi dan Maliki.
Dasarnya adalah ijma’ sahabat. Bahwa Umar pernah mengadakan musyawarah
dengan masyarakat mengenai hukuman peminum khamr. Pada waktu
Abdurrahman bin ‘Auf mengatakan bahwa minuman yang dimaksud harus
disamakan dengan hukuman yang teringan dalam bab hukuman yakni 80 kali
pukulan.
Riwayat lain menyatakan hukuman itu 40 pukulan. Ini di pegang oleh Abu
Bakar dan Imam Syafi’i. Didasarkan pada saat Rasulullah SAW dihadapkan
kepada seseorang yang meminum khamr, orang itu di pukul oleh beliau sebanyak
40 kali. Keadaan ini berlangsung/berulang sebanyak 4 kali, dan mencabut
hukuman mati atas orang itu.15
Selain itu, ada pula sebagian ulama yang berpendapat hukuman bagi
pemakai narkoba adalah hukuman ta’zir. Di antara ulama yang berpendapat bahwa
hukuman bagi pemakai narkoba berupa hukuman ta’zir adalah Wahbah al-Zuhali.
Al-Zuhaili menjelaskan :
15
Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), hlm.
270.
98
16
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu, (Beirut: Dar al-Fikr, 1998), Juz
VII, hlm. 184.
99
memerangi kejahatan narkotika, menjadi tercoreng dan merusak nama baik sendiri
maupun instansi.
Dengan demikian, penulis berpendapat bahwasanya tinjauan berdasarkan
ketentuan Hukum Pidana Islam terhadap tindak pidana narkotika pada putusan
Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017 adalah mendapatkan sanksi Had berupa 80 kali
dera.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan juga
analisis penulis mengenai putusan peradilan tentang kasus tindak pidana
penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh prajurit TNI, maka penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Pada penelitian kali ini, penulis menilai bahwasanya apa yang telah
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim di dalam putusan Pengadilan
Militer Nomor 55-K/PM I-02/AD/IV/2017 tidaklah komprehensif.
Majelis Hakim tidak memperhatikan fakta-fakta lain yang telah
terungkap di persidangan yang telah Terdakwa Muliady jelaskan dan
berterus terang. Terdakwa Muliady mengakui bahwasanya ia sudah
sangat sering mengkomsumsi narkoba jenis sabu-sabu jauh sebelum
kejadian hingga sampai perbuatan Terdakwa terungkap karena adanya
pemeriksaan dari pihak atasan.
100
101
Maka penulis memiliki pendapat lain dengan apa yang telah dijatuhkan
oleh Majelis Hakim, penulis berpendapat bahwa sanksi yang sangat
tepat bagi Terdakwa Muliady yaitu Pidana Penjara 2 (dua) tahun 6
(enam) bulan, dan Pidana Tambahan berupa pemecatan dari dinas
militer. Kemudian dalam hal konteks sanksi yang tepat menurut
Hukum Pidana Islam yaitu hukuman Had berupa cambuk sebanyak 80
kali.
B. Rekomendasi
Setelah memaparkan beberapa kesimpulan di atas, penulis menilai sangat
perlu untuk memberikan beberapa rekomendasi dari permasalahan tindak pidana
penyalahgunaan narkotika di lingkungan militer yang telah banyak dipaparkan
pada pembahasan di skripsi ini, agar tidak ada lagi nantinya para prajurit TNI yang
terjerumus ke dalam kejahatan narkotika di kemudian hari. Di antaranya yaitu :
1. Menurut penulis, pihak aparat penegak hukum dalam hal ini yaitu
Majelis Hakim seharusnya lebih jeli ketika melihat fakta-fakta yang
terungkap selama persidangan. Dan juga Majelis Hakim harus lebih
berani dalam menjatuhkan sanksi yang lebih berat lagi berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku, agar para pelaku penyalahgunaan
narkoba benar-benar jera.
Buku :
103
Chazawi, Ahmad. (2007). Pelajaran Hukum Pidana. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Djazuli, Ahmad. (2006). Kaidah-Kaidah Fiqh. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
dkk, Latifah. (2001). Narkotika dan Obat-Obatan Terlarang. Jakarta: Rajawali
Press.
Hamzah, Andi. (2008). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanafi, Ahmad. (1993). Asas-Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta: P.T Bulan
Bintang.
Harun, Nasrun. (1997). Ushul Fiqh. Jakarta: Sinar Grafika.
Irfan, M. Nurul. (2016). Hukum Pidana Islam. Jakarta: Amzah.
Irfan, M. Nurul. (2015). Fiqh Jinayah. Jakarta: Amzah.
Iskandar, Anang. (2019). Penegakan Hukum Narkotika (Rehabilitatif Terhadap
Penyalah Guna dan Pecandu, Represif Terhadap Pengedar. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Kusumayati. (2009). Materi Ajar Metodologi Penelitian. Kerangka Teori,
Kerangka Konsep dan Hipotesis. Depok: Universitas Indonesia.
Lamintang. (1984). Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia. Bandung: Sinar Baru.
Lubis, Zulkarnain. (2016). Dasar-dasar Hukum Acara Jinayah. Jakarta:
Prenamedia Group.
Mardani. (2008). Penyalahgunaan Narkoba: Dalam Perspektif Hukum Islam dan
Pidana Nasional. Jakarta: Rajawali Press.
Mertokusumo, Sudikno dan A. Pitlo. (1993). Penemuan Hukum Sebuah
Pengantar. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Moeljatno. (1987). Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta: Bina Aksara.
Moleong, Lexy J. (2008). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muhammad, A. (t.thn.). Al-Jami’u Al-Shohih Wahuwa Sunan At-Turmudzi. Beirut:
Dar Al-Kutb Al-‘Alamiyah.
Muhammad, Al-Shan'ani bin Ismail al-Kahlani. (t.thn.). Subul al-Salam. Bandung:
Dahlan.
Mujoko, Tari. (2014). Analisis Penegakan HukumTerhadap Anggota TNI –
Angkatan Darat Yang Terlibat Dalam Tindak Pidana Narkotika (Studi
Kasus di Wilayah Hukum Denpom I/1 Pematangsiantar). Medan:
Universitas Medan Area.
104
Muladi Arief, Barda Nawawi. (2010). Teori-teori dan Kebijakan Pidana.
Bandung: PT Alumni.
Mulyono, Anton. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Muslich, Ahmad Wardi. (2004). Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih
Jinayat. Jakarta: Sinar Grafika.
Muslich, Ahmad Wardi. (2005). Hukum Pidana Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Muslich, Ahmad Wardi. (2006). Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam (Fikih
Jinayah). Jakarta: Sinar Grafika.
Muslim, Al-Imam Aby Husaini. (136 M). Shahih Muslim. Arabiyah: Darul Kutubi
As-Sunnah.
Nawawi, Ahmad. (1987). Syarh Shahih Muslim. Beirut: Dar Al-Fikr.
Ni ketut, Supasti Dharmawan. (2006). Metodologi Penelitian Hukum Empiris.
Jakarta: Rineka Cipta.
Prakoso, Djoko. (1987). Pembaharuan Hukum Pidana Di Indonesia. Yogyakarta:
Liberty.
Prakoso, Djoko. (1998). Hukum Panitensier di Indonesia. Yogyakarta: Liberty.
Prastyo, Teguh. (2012). Hukum Pidana. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Prodjodikiro, Wirjono. (2008). Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia. Bandung:
PT Refika.
Quthub, Sayyid. (1992). Fi Zhih al Qur’an. Qahirah: Dar al Syuruq.
Sabiq, Sayyid. (1981). Fiqh Sunnah. Beirut: Dar al-Fikr.
Sadly, Hasan. (2000). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Salam, Moch. Faisal. (2006). Hukum Pidana Militer di Indonesia. Bandung: CV
Mandar Maju.
Sasangka, Hari. (2003). Narkotika dan Psikotropika Dalam Hukum Pdana: Untuk
Mahasiswa, Praktisi dan Penyuluh masalah narkoba. Jakarta: CV. Mandar
Maju.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. (2003). Penelitian Hukum Normatif : Suatu
Tinjauan Singkat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Sudarsono. (2007). Kamus Hukum. Jakarta: P.T Rineka Cipta.
Sudarto. (1990). Hukum Pidana 1 A - 1B. Purwokerto: Fakultas Hukum
Universitas Jenderal Soedirman.
Suhadi. (1996). Pembahasan Perkembangan Pembangunan Hukum Nasional
Tentang Militer dan Bela Negara, Badan Pembinaan Hukum Nasional
Tentang Hukum Militer dan Bela Negara. Jakarta.
105
Sunarso, Siswanto. (2012). Politik Hukum Dalam Undang-Undang Narkotika.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sunggono, Bambang. (2003). Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Supramono, Gatot. (2001). Hukum Narkoba Indonesia. Jakarta: Djambatan.
Surbakti, Sudaryono Natangsa. (2005). Hukum Pidana. Surakarta: Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Taimiyah, Ahmad Ibnu. (1987). Majmu’ al-fatawa Ibnu Taimiyah. Beirut: dar al-
Arabiyah.
Waluyo, Bambang. (2008). Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika.
Yusuf, Kadar M. (2011). Tafsir Ayat Ahkam, Tafsir Tematik ayat-ayat Hukum.
Jakarta: Amzah.
Zuhaili, Wahbah. (1991). Al Tafsir al Munir. Beirut: Dar al Fikr al Mu’ashir.
Jurnal :
Eleanora, Fransiska Novita. (2011). Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Serta Usaha
Pencegahan Dan Penanggulangannya. Jurnal Hukum, Vol XXV. No. 1.
Hutapea, Tumbur Palti D. (2018). Penerapan Rehabilitasi Medis Dan Sosial Bagi
Prajurit TNI Dalam Putusan Pengadilan. Jurnal Hukum dan Peradilan,
Vol. 7 No. 1.
Kasamasu, Lateefah dkk. (2017). Analisis Dalil Pengharaman Narkoba Dalam
Karya-karya Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Wardah, Vol. 18. No. 1.
Riyanta. (2008). METODE PENEMUAN HUKUM (Studi Komparatif antara
Hukum Islam dengan Hukum Positif). Jurnal Penelitian Agama, Vol.
XVII. No. 2.
Rustam. (2016). Analisis Yuridis Penerapan Sanksi Dari Instansi Kepolisian
Terhadap Anggota Kepolisian Yang Menyalahgunakan Narkotika. Jurnal
PETITA, Vol. 3. No. 2.
Sudanto, Anton. (t.thn.). Penerapan Hukum Pidana Narkotika Di Indonesia. Jurnal
Hukum, Vol.7. No. 1.
Tarigan, Aditia Purnama. (2017). Kajian Hukum Terhadap Penyalahgunaan
Narkotika Oleh Anggota Militer Menurut Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2009. Jurnal Lex Crimen, Vol. VI. No. 3.
106
Putusan :
Putusan Pengadilan Militer I-02 Medan Nomor Perkara 55-K/PM I-
02/AD/IV/2017
Kitab :
Al-Qur’an
Hadits
Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Militer
107
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
PENGADILAN MILITER I-02
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
MEDAN
a
R
PUTUSAN
si
Nomor : 55-K/PM I-02/AD/IV/2017
ne
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
ng
Pengadilan Militer I-02 Medan yang bersidang di Medan dalam memeriksa dan
mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana
do
gu
tercantum dibawah ini dalam perkara Terdakwa :
Nama lengkap : Muliady
Pangkat/NRP : Serda/ 632492
In
A
Jabatan : Babinsa Ramil 04/Labuhan Bilik
Kesatuan : Kodim 0209/LB
Tempat tgl lahir : Binjai, 28 Februari 1970
ah
Agama : Islam
lik
Jenis kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia.
Alamat tpt tinggal : Asmil Kodim 0209/LB Rantauprapat.
m
ub
Terdakwa ditahan oleh :
ka
1. Dandim 0209/LB selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari sejak tanggal 19 Maret 2016
ep
sampai dengan tanggal 7 April 2016 di rumah tahanan Militer Subdenpom I/1-2 Rantauprapat
berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Kep/215/IV/2016 tanggal 5 April
ah
2016.
R
si
2. Kemudian diperpanjang sesuai :
a. Perpanjang penahanan ke-1 dari Danrem 022/PT selaku Papera sejak tanggal 8
ne
ng
April 2016 sampai dengan tanggal 7 Mei 2016 di rumah tahanan Militer Subdenpom I/1-
2 Rantauprapat Nomor : Kep/06/IV/2016 tanggal 15 April 2016.
b. Perpanjang penahanan ke-2 dari Danrem 022/PT selaku Papera sejak tanggal 8
do
gu
Mei 2016 sampai dengan tanggal 6 Juni 2016 di ruangan tahanan Militer Staltahmil
Pomdam I/BB Nomor : Kep/158/VII/2016 tanggal 19 Juli 2016.
c. Perpanjang penahanan ke-3 dari Danrem 022/PT selaku Papera sejak tanggal 7
In
Juni 2016 sampai dengan tanggal 6 Juli 2016 di ruangan tahanan Militer Staltahmil
A
Juli 2016 sampai dengan tanggal 5 Agustus 2016 di ruangan tahanan Militer Staltahmil
lik
3. Kemudian Terdakwa dibebaskan dari tahanan sementara pada tanggal 5 Oktober 2016
m
ub
berdasarkan Surat Keputusan dari Danrem 022/PT selaku Papera Nomor : Kep/285/XII/2016
tanggal 13 Desember 2016.
ka
ep
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
3. Penetapan Penunjukan Hakim Nomor : TAP/55/PM I-02/AD/IV/2017
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanggal 19 April 2017.
a
4. Penetapan Hari Sidang Nomor : TAP/55/PM I-02/AD/IV/2017 tanggal
R
12 April 2017.
si
5 Penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang
kepadaTerdakwa dan para Saksi.
ne
ng
6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
do
gu 02/III/2017 tanggal 22 Maret 2017 di depan sidang yang dijadikan dasar
pemeriksaan perkara ini.
2. Keterangan para Saksi di persidangan di bawah sumpah dan
In
keterangan Terdakwa di persidangan.
A
Memperhatikan : 1. Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada
Majelis yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa :
ah
lik
a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana :
m
ub
“Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”.
Sebagaimana diatur dan diancam dalam pasal 127 ayat (1) huruf a
ka
si
1) Pidana pokok : Penjara selama 1 (satu) 6 (enam)
bulan.
Dikurangkan selama Terdakwa
ne
ng
do
gu
1) Barang:
lik
Muliady.
Mohon dirampas untuk dimusnahkan.
m
ub
2) Surat-surat :
ne
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
d. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
a
2. Permohonan Terdakwa yang disampaikan secara lisan kepada Majelis
si
Hakim yang pada pokoknya Terdakwa merasa bersalah dan menyesali
perbuatannya serta berjanji tidak akan melakukan lagi, oleh karena itu
mohon dijatuhi hukuman yang seringan-ringannya dan mohon dapatnya
ne
ng
untuk tidak dipecat dari dinas Militer karena masih mempunyai tangungan
keluarga.
do
Menimbang gu : Bahwa menurut surat dakwaan Oditur Militer tersebut di atas Terdakwa pada
pokoknya didakwa sebagai berikut :
In
A
dibawah ini, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Januari tahun Dua ribu enam
belas atau setidak-tidaknya dalam tahun 2016 di dekat kandang ayam di
samping rumah Saksi Sdr. Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang
ah
Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura Propinsi Sumatera Utara atau setidak-
lik
tidaknya di tempat-tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan
Militer I-02 Medan, telah melakukan tindak pidana:
m
ub
“Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”.
ep
1. Bahwa Terdakwa pada tahun 1989 masuk Militer melalui pendidikan
Secata di Rindam I/BB Pematangsiantar, setelah lulus dilantik dengan pangkat
ah
Prada dan ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003 dimutasikan ke
R
Yonif 121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC dan pada tahun
si
2007 dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun 2013 mengikuti
pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus dilantik dengan
ne
partgkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB sampai dengan
ng
melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas aktif dengan
pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan Bilik.
do
gu
Labura dengan menggunakan alat isap berupa bong yang dibuat dari botol
larutan penyegar kaki tiga yang telah disiapisan oleh Saksi Ahmad Saidi
Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut dibeii oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu
ah
lik
sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
ub
dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK Dokter dari RSUD Rantauprapat.
R
s
4. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh puluh)
M
personel Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh Tim Kesehatan dari RSUD
ne
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
pemeriksaan tes urine hasilnya urine Terdakwa positif mengandung
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Amphetamine yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 53 Lampiran
a
Undang-undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
R
5. Bahwa pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB kembali
si
dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa menggunakan alat test
peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa Sandi,
ne
ng
personel Provost dan persona Intel serta Petugas dari RSUD Rantauprapat
dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung Amphetamine,
selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan ke Subdenpom
I/1-2 Rantauprapat untuk diproses sesuai dengan ketentuan hukum.
do
gu 6. Bahwa perbuatan Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu
pada tanggal 10 Januari 2016 bertentangan dengan undang-undang yang
In
berlaku karena Terdakwa tidak memiliki ijin dari pihak yang berwenang.
A
7. Bahwa Terdakwa pada bulan Maret 2012 pernah dijatuhi hukuman
disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh) satu hari oleh Dandim
ah
lik
0209/LB selaku Ankum Terdakwa karena saat dilakukan test urine oleh satuan
hasilnya urine Terdakwa positif mengandung Narkotika jenis Sabu-sabu.
m
ub
8. Bahwa berdasarkan pasal 7 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, Narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan
ka
si
dengan undang-undang yang berlaku karena Terdakwa tidak memiliki ijin dari
pihak yang berwenang untuk itu.
ne
ng
do
gu
Menimbang : Bahwa atas dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa mengerti dan
membenarkan apa yang didakwakan kepadanya.
In
A
Menimbang : Bahwa di persidangan ini Terdakwa tidak ingin didampingi oleh Penasehat
Hukum melainkan ingin dihadapi sendiri.
ah
Menimbang : Bahwa atas surat dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa tidak mengajukan
lik
keberatan/eksepsi.
Menimbang : Bahwa para Saksi yang diperiksa di persidangan telah menerangkan di bawah
m
ub
Saksi-1 :
ka
ne
ng
Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat Tinggal : Asrama Kodim 0209/LB Rantauprapat.
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
a
1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwan pada saat dilakukan
pemeriksaan urine tanggal 15 Maret 2016 dalam hubungan dinas yaitu
si
sebagai atasan dan bawahan tetapi tidak ada hubungan keluarga/famili.
2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 15 Maret 2016 sekira pukul 09.00 WIB
ne
ng
diadakan pemeriksaan urine terhadap personel Kodim 0209/LB beserta
jajarannya yang kurang lebih berjumlah 70 (tujuh puluh) orang oleh petugas
kesehatan dari RSUD Rantauprapat.
do
gu 3. Bahwa adapun cara pemeriksaan urine yang dilakukan adalah pertama-
tama setiap personel ditulis nama dan nomor urutnya di botol tempat (wadah)
urine selanjutnya personel menuju kamar mandi yang diawasi oleh petugas
In
A
setelah botol (wadah) tersimpan urine kemudian diserahkan kepada petugas
kesehatan dari RSUD Rantauprapat yang sudah siap diruangan lalu diperiksa
urinenya dengan cara memasukkan alat test urine kedalam botol yang berisi
ah
urine anggota secara bergilir, dan saat alat test urine dimasukkan ke dalam
lik
botol yang berisi urine milik Terdakwa hasilnya menunjukkan urine tersebut
positif mengandung Narkotika (Amphetamin)
m
ub
4. Bahwa pada saat pelaksanaan pemeriksaan tersebut saksi
diperintahkan oleh Pasi Intel Kodim 0209/LB Kapten Czi PH. Purba untuk
membantu Poskesdim 0209/LB mengatur/menyusun botol yang berisi urine
ka
milik seluruh personel yang mengikuti test urine dan sepengetahuan saksi
ep
urine yang terkumpul dan diperiksa tidak akan tertukar karena ada nama dan
nomor urutnya.
ah
R
5. Bahwa sepengetahuan saksi Terdakwa tidak mengindap penyakit
si
tertentu yang mengharusnya Terdakwa untuk mengkonsumsi narkotika jenis
sabu seijin atau petunjuk dokter atau pejabat yang bewenang tapi Terdakwa
ne
mengkonsumsi narkotika jenis sabu atas keinginannya sendiri.
ng
do
gu
lik
Menimbang : Bahwa saksi-2, saksi-3, dan saksi-4 telah dipanggil secara patut sesuai
m
ub
Saksi-2
s
Nama Lengkap : Ahmad Saidi Pasaribu
M
Pekerjaan : Wiraswasta
ne
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Jenis Kelamin : Laki-laki
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Kewarganegaraan : Indonesia
a
Tempat Tinggal : Desa Simpang Merbau Kec. Na IX-X Kab.
Labuhanbatu Utara. (Tahanan Lapas Kelas II A
si
Rantauprapat).
ne
ng
1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2015 dalam
hubungan teman biasa tetapi tidak ada hubungan famili.
do
gu 2. Bahwa Terdakwa pada hari Minggu tanggal 10 Januari 2016 sekira
pukul 14.30 WIB datang ke rumah Saksi di Desa Simpang Merbau Kec. NA IX-
X Kab. Labuhanbatu Utara, kemudian Saksi bersama Terdakwa duduk-duduk
In
A
bercerita di samping kandang ayam sambil melihat ayam yang akan diadu,
pada saat itu Saksi secara iseng menawarkan kepada Terdakwa dengan
mengatakan "Apa abang mau pakai Sabu-sabu", dijawab "Mau kalau ada",
ah
lik
desa Pulau Jantan Kec. NA IX-X Kab. Labuhanbatu Utara guna membeli 1
(satu) paket kecil sabu seharga Rp. 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah).
m
ub
3. Bahwa setelah Sabu-sabu di dapatkan Saksi Iangsung menjumpai
Terdakwa yang menunggu di dekat kandang ayam di samping rumah Saksi di
Desa Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labuhanbatu Utara, kemudian
ka
kaca pirex, selanjutnya selesai menggunakan Sabu alat berupa bong tersebut
R
Saksi buang dan dibakar di belakang rumah Saksi.
si
4. Bahwa Saksi selain dengan Terdakwa juga sering mengkonsumsi
ne
Narkotika jenis Sabu-sabu dan Saksi terakhir kali menggunakan Sabu-sabu
ng
pada tanggal 6 Pebruari 2016 hingga Saksi dtangkap oleh Petugas Polsek Aek
Kota Batu Polres Labuhanbatu dan sekarang Saksi sedang menjalani
hukuman di Lapas kelas II A Rantauprapat Kab. Labuhanbatu.
do
gu
Saksi-3 :
Nama Lengkap : Sartika Nasution
Pekerjaan : Honorer RSUD
ah
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
m
ub
Tempat Tinggal : Jl. Kampung Baru Gg. Sukur No. 16 Kel. Kartini Kec.
Rantau Utara Rantauprapat.
ka
1. Bahwa Saksi tidak kenal dan tidak ada hubungan famili dengan
ah
Terdakwa.
R
ne
ng
urine terhadap 70 (tujuh puluh) personel Kodim 0209/LB dan Saksi selaku
Analis Kesehatan ikut hadir dalam pelaksaan test urine tersebut.
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
3. Bahwa dalam pelaksanaan test urine tersebut alat stik (Rapid test
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
narkoba) disiapkan oleh pihak Kodim 0209/LB sedangkan pihak RSUD daerah
a
hanya menyiapkan botol ukuran kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung
sebagai wadah urine anggota yang akan diperiksa kemudian pada setiap
si
tabung tersebut ditempelkan nama personel yang urinenya akan diperiksa.
ne
ng
secara bergantian setiap 5 (lima) tabung dengan memasukkan stik yang telah
disediakan yang disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH. Purba dan
beberapa orang personel TNI lainnya, kemudian dari hasil pemeriksaan
do
gu diketahui tabung yang berisi urine Terdakwa Serda Muliady menunjukkan hasil
positif mengandung Amphetamin.
In
A
anggota Kodim 0209/LB kemudian pihak RSUD Rantauprapat memberikan
hasilnya secara tertulis yang ditandatangani oleh dr. Hj. Ernawaty Hasibuan,
Sp.PK.
ah
lik
Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut, Terdakwa pada pokoknya
membenarkan seluruhnya.
m
ub
Saksi-4 :
Nama Lengkap : Dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp. PK
Pekerjaan : Kepala Instansi Laboratorium RSUD Rantauprapat
ka
Kewarganegaraan : Indonesia
R
Tempat Tinggal : Jln. Persaudaraan No. 12 Kel Kartini Kec. Rantau
si
Utara Kab. Labuhanbatu.
ne
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
ng
1. Bahwa Saksi tidak kenal dan tidak ada hubungan famili dengan
Terdakwa.
do
gu
RSUD Rantauprapat.
lik
0209/LB hasilnya hanya urine milik Serda Mulyadi yang positif mengandung
Amphetamin.
ub
urine hasilnya akan positif yaitu antara 1 (satu) s.d 7 (tujuh) hari, sehingga
pengakuan Terdakwa Serda Muliady terakhir kali menggunakan Sabu-sabu
ka
pada tanggal 10 Januari 2016 apabila dilakukan test urine pada tanggal 15
ep
membenarkan seluruhnya.
R
ne
ng
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
1. Bahwa Terdakwa pada tahun 1989 masuk Militer melalui pendidikan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Secata di Rindam I/BB Pematangsiantar, setelah lulus dilantik dengan pangkat
a
Prada dan ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003 dimutasikan ke
Yonif 121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC dan pada tahun
si
2007 dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun 2013 mengikuti
pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus dilantik dengan
pangkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB sampai dengan
ne
ng
melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas aktif dengan
pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan Bilik.
do
gu 2. Bahwa Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu dan
apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang dan terakhir
kali mengkonsumsi pada tanggal 10 Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB
bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di dekat kandang ayam di samping
In
A
rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang terletak di Simpang Merbau Kec. NA
IX-X Kab. Labura dengan menggunakan alat pengisap Sabu (bong) yang
dirakit oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut dibeli oleh
ah
Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga Rp.
lik
200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
ub
pemeriksaan urine terhadap personel urine Kodim 0209/LB dan jajarannya
oleh petugas dari Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat termasuk
Terdakwa, dan adapun cara pemeriksaan urine tersebut pertama-tama setiap
ka
personel baris/antri lalu ditulis nama dan nomor urut dibotol tempat
ep
penampungan urine dan waktu itu Terdakwa bernomor 28 selanjutnya setelah
menerima botol tempat penampungan urine tersebut kemudian diarahkan
ah
si
didokumentasikan dengan photo.
ne
4. Bahwa adapun hasil pemeriksaan urine Terdakwa oleh Tim Kesehatan
ng
do
gu
5. Bahwa pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB dilakukan
pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa dengan menggunakan alat test
In
A
peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa Sandi serta
personel Provost dan personel Intel serta dari Petugas dari RSUD
Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung
ah
lik
ub
ep
ne
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
c. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
satu) hari, sesuai Skep Dandim 0209/LB No. Skep/87/III/2012 tanggal
a
30 Maret 2012 dalam perkara test urine positif menggunakan Narkotika
jenis Sabu-sabu.
si
d. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh
satu) hari, dalam perkara mempunyai wanita idaman lain.
ne
ng
e. Hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh
satu) hari, dalam perkara tets urine positif menggunakan Narkotika
jenis Sabu-sabu.
do
Menimbang
gu : Bahwa barang bukti dalam perkara ini yang diajukan oleh Oditur Militer di
persidangan berupa :
1. Surat-surat :
In
A
a. 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil Kodim
0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat tanggal 15
ah
Maret 2016.
lik
b. 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang bukti
urine Nomor Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret 2016 an. Serda
Muliady.
m
ub
c. 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit test
Narkoba Multi Screen an. Serda Muliady
ka
ep
2. Barang :
ah
- 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady.
R
si
Terhadap barang bukti yang diajukan oleh Oditur militer baik berupa surat-
surat maupun barang sebagaimana tersebut diatas, telah diperlihatkan dan
dibacakan dan kepada Terdakwa dan para Saksi dan diakui setelah Majelis
ne
ng
Hakim mencermati dan meneliti ternyata barang bukti tersebut ternyata sangat
berhubungan erat dengan tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan
bersesuaian dengan alat bukti lain karena barang bukti surat-surat tersebut
do
gu
Multi Screen An. Serda Muliady. yang digunakan saat memeriksa urine
Terdakwa sehingga dapat diterima dan digunakan sebagai barang bukti yang
dapat memperkuat atas pembuktian-pembuktian sebagaimana yang
ah
lik
ub
sampai dengan melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas
ne
ng
aktif dengan pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan
Bilik.
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
2. Bahwa benar Terdakwa sebagai prajurit TNI AD, juga adalah sebagai
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
warga negara RI, merupakan subjek hukum Indonesia dan tunduk pada
a
hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk diantaranya UU Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika.
si
3. Bahwa benar Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-
sabu dan apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang
ne
ng
dan terakhir kali mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10
Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di
dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang
do
gu terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan
alat isap berupa bong yang dibuat dari botol larutan penyegar kaki tiga yang
telah disiapkan oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut
dibeli oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga
In
A
Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
4. Bahwa benar pada tanggal 15 Maret 2016 Kodim 0209/LB bekerjasama
dengan RSUD Rantauprapat melaksanakan test urine terhadap anggota Kodim
ah
lik
0209/LB dan jajarannya berjumlah sekitar 70 (tujuh puluh) orang dengan
menggunakan alat rapit tes Narkoba Multi Screen yang disiapkan oleh satuan
Kodim 0209/LB sedangkan pihak RSUD daerah menyiapkan botol ukuran
m
ub
kecil/tabung sebanyak 70 (tujuh puluh) tabung sebagai wadah untuk
menampung urine anggota yang akan diperiksa dan pada saat pemeriksaan
disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH.Purba Dandenintel Kodim 0209/LB
ka
dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK Dokter dari RSUD Rantauprapat.
ep
5. Bahwa benar setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine 70 (tujuh
puluh) personel Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh Tim Kesehatan dari RSUD
ah
si
445/2386/Seks/RSUD/2016 tanggal 15 Maret 2016 perihal penyampaian hasil
pemeriksaan urine dimana urine Terdakwa dinyatakan positif mengandung
Amphetamine yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 53 Lampiran
ne
ng
do
gu
alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa
Sandi, personel Provost dan personal Intel serta Petugas dari RSUD
Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung
Amphetamine, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan
In
A
hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh) satu hari
oleh Dandim 0209/LB selaku Ankum Terdakwa karena saat dilakukan test
urine oleh satuan hasilnya urine Terdakwa positif mengandung Narkotika jenis
m
ub
Sabu-sabu.
8. Bahwa benar berdasarkan pasal 7 Undang-undang RI Nomor 35 Tahun
ka
Menimbang : Bahwa walaupun telah didapatkan fakta hukum sebagaimana tersebut diatas,
R
haruslah dapat dibuktikan semua unsur-unsur dari tindak pidana dan kepada
ne
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Menimbang : Bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan
a
pendapatnya sebagai berikut :
R
Bahwa pada dasarnya Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer tentang
si
terbuktinya unsur-unsur tindak pidana sebagaimana yang dituangkan oleh
Oditur Militer dalam tuntutannya namun demikian Majelis Hakim akan tetap
ne
ng
membukttikan sendiri sesuai dengan pandangan Majelis berdasarkan fakta-
fakta hukum yang terungkap dipersidangan, begitu pula mengenai berat-
ringannya pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa Majelis Hakim akan
mempertimbangkan sendiri dalam putusan dibawah ini.
do
Menimbang
gu : Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaannya
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
In
A
Unsur kesatu : “Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I”
Unsur kedua : “Bagi diri sendiri”
ah
lik
Menimbang : Bahwa mengenai unsur-unsur tersebut Majelis Hakim akan mengemukakan
pendapatnya sebagai berikut :
ub
Yang dimaksud dengan “Setiap Penyalah guna” adalah Setiap orang atau
ka
siapa saja, atau barang siapa yang tunduk dan dapat dipertanggungjawabkan
sebagai subyek hukum pidana di Indonesia serta mampu bertanggung jawab
ep
artinya dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya secara hukum,
sebagaimana ditentukan dalam pasal 2 sampai dengan 5, pasal 7, pasal 8
ah
KUHP, Subyek hukum tersebut meliputi semua orang sebagai warga negara
R
si
Indonesia termasuk yang berstatus sebagai Prajurit TNI. Dalam hal Subyek
hukum adalah seorang Prajurit TNI, maka pada waktu melakukan tindak
pidana harus dalam dinas aktif yakni belum mengakhiri atau diakhiri ikatan
ne
ng
dinasnya.
do
gu
Yang dimaksud dengan tanpa hak dan melawan hukum adalah bahwa dalam
In
ketentuan Undang-Undang No. 35 tahun 2009 pasal 8 ayat (1) menyebutkan
A
lik
ub
35 tahun 2009 adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
ka
kedalam :
R
a. Narkotika Golongan I
s
b. Narkotika Golongan II dan
M
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Adapun yang termasuk Narkotika Golongan I sebagaimana tercantum dalam
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
daftar lampiran Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 No. urut 61 antara lain
a
adalah Narkotika dengan jenis METAMFETAMINA (+)-(S)-N-2-Metil-4(3H)-
Kuinazolinom.
si
Dengan demikian maka setiap penggunaan Narkotika golongan I yang
bertentangan dengan ketentuan tersebut di atas adalah perbuatan tanpa hak
ne
ng
dan melawan hukum.
do
gu Terdakwa serta alat bukti yang di hadapkan kepersidangan, terungkap fakta-
fakta hukum sebagai berikut :
In
A
pendidikan Secata di Rindam I/BB Pematangsiantar, setelah lulus dilantik
dengan pangkat Prada dan ditugaskan di Yonif Linud 100/PS, pada tahun 2003
dimutasikan ke Yonif 121/MK, pada tahun 2004 dimutasikan ke Yonif 126/KC
ah
dan pada tahun 2007 dimutasikan ke Kodim 0209/LB kemudian pada tahun
lik
2013 mengikuti pendidikan Secaba di Rindam I/BB Pematangsiantar lulus
dilantik dengan partgkat Serda dan kembali ditempatkan di Kodim 0209/LB
sampai dengan melakukan tindak pidana dalam perkara ini masih berdinas
m
ub
aktif dengan pangkat Serda NRP 632492 jabatan Babinsa Koramil 04/Labuhan
Bilik.
ka
2. Bahwa benar Terdakwa sebagai prajurit TNI AD, juga adalah sebagai
ep
warga negara RI, merupakan subjek hukum Indonesia dan tunduk pada
hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk diantaranya UU Nomor 35
ah
si
3. Bahwa benar Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-
sabu dan apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang
ne
dan terakhir kali mengkonsumsi Narkotika jenis Sabu-sabu pada tanggal 10
ng
Januari 2016 sekira pukul 15.00 WIB bersama Saksi Ahmad Saidi Pasaribu di
dekat kandang ayam di samping rumah Saksi Ahmad Saidi Pasaribu yang
terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan
do
gu
alat isap berupa bong yang dibuat dari botol larutan penyegar kaki tiga yang
telah disiapkan oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut
dibeli oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga
Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
In
A
lik
ub
sebagai wadah untuk menampung urine anggota yang akan diperiksa dan
pada saat pemeriksaan disaksikan Iangsung oleh Kapten Czi PH.Purba
ka
Dandenintel Kodim 0209/LB dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK
ep
puluh) personel Kodim 0209/LB dan jajarannya oleh Tim Kesehatan dari RSUD
R
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
6. Bahwa benar pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kembali dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa menggunakan
a
alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa
Sandi, personel Provost dan personal Intel serta Petugas dari RSUD
si
Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung
Amphetamine, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan
ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat untuk diproses sesuai dengan ketentuan
ne
ng
hukum.
7. Bahwa benar Terdakwa mengetahui dan menyadari betul bahwa
pengunaan narkotika selain untuk pelayanan kesehatan dan pengembangan
do
gu ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus memiliki ijin dari dokter atau
pejabat yang berwenang adalah tindak pidana dan dalam hal ini Terdakwa
tidak memiliki ijin dari dokter atau pejabat yang berwenang sehingga perbuatan
In
Terdakwa yang mengunakan/mengkonsumsi narkotika jenis sabu tersebut
A
dikatagorikan sebagai penyalaguna narkotika golongan I.
Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur kesatu “Setiap penyalah
ah
lik
guna Narkotika Golongan I ”, telah terpenuhi.
ub
Bahwa yang dimaksud bagi diri sendiri berarti pelaku mengkomsumsi
Narkotika untuk kepentingan dan kenikmatan dirinya sendiri atau
ka
si
1. Bahwa benar Terdakwa sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-
sabu dan apabila mengkonsumsi narkotika pikiran Terdakwa menjadi tenang
ne
ng
do
terletak di Simpang Merbau Kec. NA IX-X Kab. Labura dengan menggunakan
gu
alat isap berupa bong yang dibuat dari botol larutan penyegar kaki tiga yang
telah disiapkan oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu, dan Sabu-sabu tersebut
dibeli oleh Saksi Ahmad Saidi Pasaribu sebanyak 1 (satu) paket kecil seharga
In
A
lik
ub
Dandenintel Kodim 0209/LB dan Saksi dr. Hj. Ernawaty Hasibuan, Sp.PK
ep
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
4. Bahwa benar pada tanggal 17 Maret 2016 sekira pukul 15.00 WIB
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kembali dilakukan pemeriksaan ulang terhadap Urine Terdakwa menggunakan
a
alat test peck di Ma Kodim 0209/LB disaksikan oleh Pasi Intel, Pasi Log, Pa
Sandi, personel Provost dan personal Intel serta Petugas dari RSUD
si
Rantauprapat dan hasilnya urine Terdakwa tetap Positif mengandung
Amphetamine, selanjutnya pada tanggal 19 Maret 2016 Terdakwa diserahkan
ke Subdenpom I/1-2 Rantauprapat untuk diproses sesuai dengan ketentuan
ne
ng
hukum.
do
gu dalam perkaranya ini yaitu mengkonsumsi sabu-sabu untuk digunakan
sendiri, tidak diedarkan untuk orang lain atau diperjual-belikan kepada orang
lain. Kesemuanya ini dipandang sebagai perbuatan Terdakwa menggunakan
narkotika jenis sabu-sabu untuk diri Terdakwa sendiri.
In
A
Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga “Bagi diri
sendiri”, telah terpenuhi.
ah
lik
Menimbang : Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan fakta
hukum yang diperoleh dalam sidang, Majelis Hakim berpendapat telah terdapat
cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah
m
ub
melakukan tindak pidana :
“Setiap penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri“,
ka
Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1)
ep
huruf a UURI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika.
ah
Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan terbukti melakukan tindak
R
pidana sebagaimana yang telah didakwakan kepadanya sedangkan kepada
si
Terdakwa dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan tidak ada alasan
pemaaf maupun pembenar, maka Terdakwa harus dihukum.
ne
ng
Menimbang : Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam perkara ini, Majelis
Hakim ingin mengemukakan dan menilai sifat hakekat dan akibat dari sifat dan
perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut :
do
gu
sambil melihat ayam yang akan diadu, padahal Terdakwa telah mengetahui
betul bahwa memakai atau mengkonsumsi Narkotika adalah sangat dilarang
dan bertentangan dengan hukum serta instruksi dari pimpinan TNI namun
ah
lik
ub
untuk berbuat kejahatan dalam hal ini mengkonsumai Narkotika, hal ini
menunjukkan bahwa Terdakwa memiliki sikap mental dan prilaku yang tidak
baik yang cenderum berbuat pelanggaran untuk kesenangan pribadinya
ka
s
Menimbang : Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang-
M
orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan
ne
ng
untuk mendidik agar Terdakwa dapat insyaf dan kembali menjadi warga
negara yang baik sesuai falsafah Pancasila.
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat
a
meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :
si
Hal-hal yang meringankan :
ne
ng
1. Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar jalannya sidang.
do
gu Hal-hal yang memberatkan :
In
A
program pemerintah yang menyatakan perang terhadap Narkoba.
lik
dan prajurit yang lain serta merusak citra TNI di masyarakat.
Menimbang : Bahwa mengenai layak tidaknya Terdakwa untuk dipertahankan dalam dinas
militer dilihat dari perbuatan atau tindak pidana yang dilakukannya dalam
m
ub
perkaranya, Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut:
1. Bahwa dilihat dari perbuatan atau tindak pidana yang dilakukan oleh
ka
Terdakwa dalam perkarannya ini dimana Terdakwa sebagai prajurit TNI telah
ep
mengkonsumsi/memakai Narkoba padahal Terdakwa mengetahui dan
menyadari betul bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sangat
ah
si
merupakan larangan keras bagi Prajurit TNI hal menunjukan bahwa Terdakwa
bukanlah seorang prajurit yang baik karena memiliki sikap mental yang tidak
ne
ng
do
gu
TNI, hal ini akan berpengaruh pada pelaksanan tugas dan kewajiban
Terdakwa selaku Prajurit TNI yang setiap saat dituntut harus siap sedia untuk
melaksanakan tugasnya yaitu berbakti kepada nusa dan bangsa sehingga
In
prajurit yang demikan tidak layak dipertahankan sebagai Prajurit TNI.
A
lik
ub
memecatnya.
Terdakwa telah tidak layak lagi untuk dipertahankan sebagai prajurit TNI dan
ep
ne
ng
Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka dibebani untuk membayar
biaya perkara.
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
Menimbang : Bahwa oleh karena Terdakwa dikhawatirkan akan melarikan diri atau akan
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
mengulangi lagi perbuatannya, maka Majelis berpendapat agar Terdakwa
a
ditahan.
R
Menimbang : Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan
si
sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan.
ne
Menimbang : Bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa :
ng
1. Barang :
- 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady.
do
gu Terhadap barang bukti berupa barang sebagaimana tersebut diatas,
oleh karena barang bukti tersebut adalah alat yang digunakan untuk
In
memeriksa urine Terdakwa dan sudah tidak digunakan/dibutuhkan lagi
A
maka perlu ditentukan statusnya dirampas untuk dimusnahkan.
2. Surat-surat
ah
lik
a. 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil Kodim
0209/LB yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat tanggal
15 Maret 2016.
m
ub
b. 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang bukti
urine Nomor Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret 2016 an. Serda
ka
Muliady.
ep
c. 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit test
Narkoba Multi Screen an. Serda Muliady.
ah
si
barang bukti tersebut dari awal merupakan satu kesatuan dan
merupakan kelengkapan berkas perkara yang dan tidak sulit
penyimpanannya maka perlu ditentukan statusnya agar tetap
ne
ng
do
gu
1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu Muliady, Serda NRP 632492, terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana :
ah
lik
ub
s
a. Barang :
M
ne
- 1 (satu) buah rabit test Narkotika Multi Screen An. Serda Muliady.
ng
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
ub
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
b.putusan.mahkamahagung.go.id
Surat-surat:
hk
1) 3 (tiga) lembar daftar hasil pemeriksaan test urine personil Kodim 0209/LB
a
yang dikeluarkan oleh Direktur RSUD Rantauprapat tanggal 15 Maret 2016.
si
2) 2 (dua) lembar Berita Acara Analisis Laboratorium barang bukti urine Nomor
Lab : 3326/NNF/2016 tanggal 28 Maret 2016 an. Serda Muliady.
ne
3) 1 (satu) lembar foto/gambar barang bukti 1 (satu) buah rapit test Narkoba
ng
Multi Screen an. Serda Muliady
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
do
4. gu
Membebankan kepada Terdakwa
(sepuluh ribu rupiah).
membayar biaya perkara sebesar Rp 10.000,00
In
5. Memerintahkan agar Terdakwa ditahan.
A
Demikian diputus pada hari Senin tanggal 19 Juni 2017 di dalam musyawarah Majelis
Hakim oleh Mustofa, S.H., Letnan Kolonel Sus NRP 524423 sebagai Hakim Ketua serta
ah
lik
Mahmud Hidayat, S.H., M.H., Mayor Chk NRP 523629 dan Dandi Andreas Sitompul, S.H.
Mayor Chk NRP 11000036211078, masing-masing sebagai Hakim Anggota-I dan Hakim
Anggota-II, putusan mana diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang
m
ub
yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur
Militer Teguh Suprijanto, S.H., Mayor Chk NRP 2910057910471, dan Panitera Pengganti
Hermizal, S.H., Kapten Chk NRP 21950302060972, serta dihadapan umum dan Terdakwa.
ka
ep
Hakim Ketua
ah
si
Mustofa, S.H.
Letnan Kolonel Sus NRP 524423
ne
ng
do
gu
Panitera Pengganti
lik
m
ub
Hermizal, S.H.
Kapten Chk NRP 21950302060972
ka
ep
ah
s
M
ne
ng
do
gu
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N
h
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
ik
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id
Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17