OLEH:
B 111 12 319
SKRIPSI
OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
merampungkan skripsi ini sebagai salah satu syarat tugas akhir pada
Hasanuddin.
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, segala masukan dalam bentuk kritik
tak terhingga kepada keluargaku yang tercinta, yaitu kedua orang tua
yang telah banyak memberi kasih sayang, dukungan baik moril maupun
ini dapat terlaksana dengan baik dan kepada adik-adikku yang tercinta,
v
Lulu Fauziah K.A, Lubna Rundangi K.A, dan Luthfiyah Ramadhani K.A
1. Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Palubuhu selaku Rektor Universitas
2. Ibu Prof. Dr. Farida Patittingi, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas
Dr. Abdul Maasba Magassing, S.H., M.H., dan Ibu Birkah Latif,
vi
8. Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian
Acha, Fikar, Adnan, Ammad, Aldy, Alfin, Alif, Dasril, Angga, Baroni,
Pikki, Fyan, Imam, Ciwal, Ifan, Hilman, Aam, Awal, Inton, Fairuz,
Tayeb, Owi, Pidu, Cuya, Ipul, Syaufi dan Jep atas dukungan dan
Ika Vebrianty Ramadhan, Fityathul Kahfi, dan Tri Putri Tami atas
vii
dukungan dan persaudaraan selama kuliah di Fakultas Hukum.
Hukum Unhas.
proses KKN.
(GARDA TIPIKOR).
Hasanuddin.
viii
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam
kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis
demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini dapat bermanfaat
Penulis
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
Abstrak ....................................................................................... x
xi
H. Posisi Kasus ..................................................................... 31
A. Kesimpulan ....................................................................... 58
B. Saran ................................................................................ 59
LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
dunia.
1
Mochtar Kusumaatmadja, 2003, Pengantar Hukum Internasional, PT. Alumni, Bandung, hlm.
143.
1
dapat diterima oleh masyarakat internasional sejatinya adalah perbuatan
salah satu sumber hukum internasional yang paling penting. Hal ini
internasional.2
setiap negara. Fungsi utama dari utusan diplomatik ini ialah untuk
2
terhadap warga negara disuatu negara penerima utusan diplomatik.
lihat bahwa kantor utusan diplomatik pun memiliki kekuatan hukum dalam
3
diplomat bebas dari segala gangguan.4 Apabila telah terjadi Pelanggaran
pada kantor diplomatik oleh suatu negara maka akan menimbulkan suatu
merusak wilayah atau harta benda negara lain. 6 Tanggung jawab negara
negara pelanggar.
4
Boer Mauna, 2003, Hukum Internasional (Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika
Global), P.T. Alumni, Bandung, hlm. 511.
5
Ibid, hlm. 203.
6
Ibid,
4
Dalam Pasal 42 Draft ILC menetapkan bahwa suatu negara
negara lain jika kewajiban yang telah dilanggar adalah kewajiban yang
dibebankan kepada negara lain itu secara individual, atau kepada suatu
5
pemberontak Houthi mulai melakukan pemberontakan terhadap
kelompok pemberontak.7
terhadap negara anggota Liga Arab. Tentunya anggota dari negara Liga
ini ialah Negara Yaman. Arab Saudi sendiri yang memiliki kekuatan militer
yang dilakukan di Yaman oleh Arab Saudi dengan cara operasi bersenjata
6
sipil. Hal itu juga sangat di sesalkan oleh pemerintah Indonesia itu sendiri.
Indonesia.
tentunya kelalaian dari militer Arab Saudi yang melakukan serangan bom
internasional.
B. Rumusan Masalah
7
C. Tujuan Penelitian
besarnya di Yaman.
D. Manfaat
datang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tersebut tidaklah berarti bahwa negara bebas dari tanggung jawab. Prinsip
Karena itu, suatu negara dapat diminta tanggung jawab untuk tindakan-
8
Ibid, hlm. 203.
9
Ibid, hlm. 204.
9
internasional yang dibebankan kepadanya. 10 Tanggung jawab negara
Negara berdaulat yang satu tidak tunduk pada negara berdaulat yang lain.
10
kedaulatan terkait didalamnya kewajiban untuk tidak menyalahgunakan
kerugian terhadap negara lain. Disaat itulah tanggung jawab negara lahir.
dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa tidak ada satupun negara yang
yang biasa dalam sistem hukum pada umumnya dimana setiap ada
11
Menurut Shaw, terdapat ciri dan karakteristik tersendiri sehingga
diantara keduanya;
atau kerugian.
perjanjian tersebut tidak dalam bentuk tertulis, Konvensi Wina 1969 juga
tidak dalam bentuk tertulis (not in written form).15 Merupakan suatu prinsip
14
Shaw, M.N, 2013, Hukum Internasional, Penerbit Nusa Media, Bandung, hlm. 774.
15
Muhammad Ashri, Op. Cit., hlm. 6.
12
dalam hukum internasional bahkan menjadi konsep hukum pada
internasional yang dilakukan oleh suatu negara jika perilaku itu mencakup
16
Shaw, M.N, Loc.cit.
17
Ibid. Hlm. 774.
18
Ibid,
13
maka yang akan berlaku adalah apa yang ditetapkan dalam hukum
internasional.
yang tidak sesuai dengan yang diharuskan oleh kewajibannya itu, tanpa
ketika perbuatan atau kelalaian itu terus berlanjut dan masih tidak sesuai
19
Ibid, hlm. 775.
20
Ibid,
21
Ibid,
14
Pelimpahan tanggung jawab negara kepada negara juga dapat
yang abstrak tidak dapat bertindak sendiri, harus melalui individu sebagai
22
Draft articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts, Pasal 4.
23
Ibid., Pasal 5.
24
Ibid., hlm. 271.
15
yang dilakukan antar negara tidak menimbulkan kerugian terhadap negara
state
oleh adanya kelalaian dari negara yang memiliki hak melakukan tanggung
internasional
25
Ibid., hlm. 272.
16
C. Teori Kesalahan
Claim Case (1920), antara Amerika Serikat dan Inggris. Sengketa ini
26
Huala Adolf, op.cit., Hlm. 212.
17
pemberontakan dan kerugian bukan disebabkan karena tidak adanya
pemberontakan.
subyektif. Pencetus teori ini adalah Anzilotti pada tahun 1902. Teori ini
orang asing atau negara lain, maka negara bertanggung jawab menurut
dalam sengketa The Corfu Channel Case (1949). Dalam sengketa ini
27
Ibid
28
Ibid, Hlm. 213.
18
pejabat Albania untuk mencegah kecelakaan dua kapalperang Inggris
negara dapat dituntut oleh negara yang hanya dirugikan akibat perbuatan
lain walaupun tidak terlalu signifikan. Melihat hal tersebut, tentunya para
negara lain jika kewajiban yang telah dilanggar adalah kewajiban yang
dibebankan kepada negara lain itu secara individual, atau kepada suatu
29
Carfu Channel Case, ICJ report 1949, dalam Ibid. Hlm. 214.
19
yang dibebani kewajiban tersebut dalam hal pelaksanaan kewajiban
pelanggar.
30
Shaw M.N., op.cit., hlm. 787.
31
Sefriani, op.cit., hlm. 277.
20
dilakukan apabila ada pelanggaran kewajiban atas apa yang dimiliki oleh
32
Ibid, hlm. 279.
33
Ibid, hlm. 273.
21
wrongful acts dapat dalam bentuk restitusi, kompensasi, penghukuman
Tanggung jawab seperti ini lahir dari setiap kesalahan atau kelalaian
negara lain. Hal ini dapat timbul karena eksplorasi ruang angkasa,
absolut atau mutlak terhadap segala kerugian yang muncul akibat aktivitas
Tanggung jawab absolut berarti bahwa pihak yang dirugikan tidak perlu
34
Ibid, hlm. 274.
22
membuktikan suatu kesalahan dari pihak tergugat atas penyebab
pertimbangan bahwa akan sangat sulit bagi pihak yang menggugat untuk
awam. Tanggung jawab absolut ini juga berarti bahwa setiap negara yang
hanya ada di ruang angkasa, maka prinsip tanggung jawab yang ada ialah
dimintai kerugian.
tanggung jawabnya pun adalah tanggung jawab mutlak. Dalam hal ini,
23
sebelumnya telah melakukan tindakan pencegahan agar eksplorasi nuklir
kegiatan ini yaitu bahwa negara harus mengawasi dan mengatur setiap
itu dapat bertanggung jawab secara absolut atau mutlak. Namun, kalau
24
bergantung kepada kelalaian atau maksud/niat dari tindakan tersebut
a. Pelanggaran perjanjian
membayar ganti rugi. Sifat dan berapa ganti rugi untuk pelanggaran suatu
35
Huala Adolf, op.cit., Hlm. 219.
36
Ibid.
25
b. Pelanggaran Kontrak
lain atau perusahaan asing. Dewasa ini sudah menjadi hal biasa negara
mengadakan kontrak komersial dalam bidang jual beli barang, jasa, dan
menuntut negara tersebut untuk membayar ganti rugi atas kerugian yang
dideritanya.
ganti rugi.37 Namun dalam hal ini, persetujuan yang diberikan kemudian itu
sesuatu hal atau kejadian yang merugikan pihak asing diluar prediksi
37
Ibid, hlm. 225
26
suatu negara yang memang tidak bisa diprediksi sebelumnya, tidak ada
tersebut. 39
ini negara tidak mendapatkan pilihan lain, apa yang dilakukan negara
38
Ibid, hlm. 226.
39
Ibid,
27
menyelamatkan kepentingannya terhadap bahaya yang sangat besar,
insiden The Torrey Canyon (1967). Dalam insiden ini, kapal tanker minyak
besar di laut lepas dekat laut teritorial Inggris. Pemerintah Inggris terpaksa
Force Majeur, dalam keadaan ini sudah ada prediksi sebelumnya, serta
40
Ibid, hlm. 227.
28
kebiasaan internasional dan pengembangan hubungan internasional. 41
22 Konvensi tersebut.
41
T.May Rudy, 2002, Hukum Internasional II, Refika Aditama, Bandung, hlm. 65.
42
Sumaryo Suryokusumo, 2004, Praktik Diplomasi, IBLAM, Jakarta, hlm. 15.
29
“Gedung-gedung perwakilan asing tidak boleh diganggu-gugat. Alat-
alat negara dari negara penerima tidak boleh memasuki gedung
tersebut, kecuali dengan izin kepala perwakilan; Negara penerima
mempunyai kewajiban khusus untuk mengambil langkah
seperlunya guna melindungi gedung perwakilan tersebut dari setiap
gangguan atau kerusakan dan mencegah setiap gangguan
ketenangan perwakilan atau yang menurunkan harkat dan
martabatnya; Gedung perwakilan , perabotannya dan harta milik
lainnya yang berada di dalam gedung tersebut serta kendaraan dari
perwakilan akan dibebaskan dari pemeriksaan, penuntutan,
pengikatan, dan penyitaan.” 43
Namun dalam praktiknya, terkadang banyak pelanggaran yang
sering terjadi terhadap aturan tersebut. Seperti contoh kasus yang terjadi
kaca gedung serta properti yang ada di sekitar gedung. Hal itu tentunya
tersebut.44
43
Pasal 22 Konvensi Wina, 1961.
44
Sumaryo Suryokusumo, 2013, Hukum Diplomatik dan Konsuler Jilid I, hlm. 154.
30
bahwa setiap pihak dari luar dapat dengan sengaja melakukan serangan
pelanggar.
H. Posisi Kasus
serangan bom udara oleh pasukan militer Arab Saudi. Serangan bom
Negeri RI Retno Marsudi, dimana serangan terjadi pukul 10.45 pagi waktu
setempat. Insiden itu mengakibatkan dua staf KBRI dan seorang WNI
31
serangan yang ditujukan pada gudang senjata milik pemberontak Houthi
oleh pasukan militer Arab Saudi sehingga serangan tersebut juga ikut
Selain melukai dua staf KBRI dan juga seorang warga negara
I. Kasus Sejenis
Bomber milik Amerika Serikat menjatuhkan tiga buah bom yang setiap
45
www.bbc.com/Indonesia/KBRI Yaman Mengungsi, di akses pada tanggal 20 Desember 2015.
Pukul 20.00 WITA.
46
www.detik.com/news/berita/Berbagai Kerusakan di KBRI Yaman Akibat Serangan Udara, di
akses pada tanggal 20 Desember 2015. Pukul 20.00 WITA.
47
www.international.sindonews.com/read/KBRI Yaman di Bom, Semua Kendaraan Kedutaan
rusak, diakses pada tanggal 10 Mei 2016 Pukul 10.00 WITA
48
www.id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Tiongkok/Hubungan Luar Negeri, diakses pada
tanggal 10 Mei 2016 Pukul 10.00 WITA
32
mengakibatkan gedung kedutaan Besar Cina rusak parah serta
tersebut.
49
Ibid
50
www.budhiachmadi.wordpress.com/2009/Pengeboman Kedubes China di Beograd, diakses
pada tanggal 10 Mei 2016 Pukul 10.00 WITA
33
dalam Hukum Internasional yang bahwa serangan tersebut telah ditujukan
atas Hancurnya gedung kedutaan dan juga atas serangan tersebut yang
dan mengakui bahwa mereka lalai dalam melihat gedung kedutaan besar
bahwa data yang mereka miliki adalah data lama yang dianggap sebagai
51
Oral Presentation to The Chinese Goverment, Regarding the Accidental Bombing of The PRC
Embassy in Belgrade. 17 June 1999.
34
Amerika Serikat sebagai penyelesaian terkait permasalahan tersebut dan
52
Agreement Between The Goverment of The United States of America and The Goverment of
The People’s Republic of China about Accidental Bombing of The PRC Embassy in Belgrade. 16
December 1999.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
diteliti, maka penulis memilih lokasi penelitian di Kota Makassar dan Kota
B. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu:
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan
dianggap mendukung.
36
C. Teknik Pengumpulan Data
D. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini disusun dan
teliti.
37
BAB IV
PEMBAHASAN
mempertanggungjawabkannya.
Negara berdaulat yang satu tidak tunduk pada negara berdaulat yang lain.
38
dengan seenaknya. Hukum internasional telah mengatur bahwa
menjadi subyek utama. Hal ini sesuai dengan Draft International Law
negara jika perilaku itu mencakup tindakan atau kelalaian yang dapat
tersebut.
53
T.May Rudy, Loc.cit.
39
Terkait perbuatan yang salah dan dianggap melanggar dalam
dapat kita lihat pada contoh kasus yang pernah terjadi pada Kantor
dalam hal ini bom tersebut bukan ditujukan untuk Komisariat agung
internasional dan karena subyek dari pihak yang berkaitan ialah negara,
tersebut.54
tiga buah bom yang setiap masing-masing memiliki bobot 900 kg di atas
Cina rusak parah serta menewaskan tiga warga negara Cina yang berada
54
Sumaryo Suryokusumo, Hukum Diplomatik Teori dan Kasus. Hlm. 79.
55
www.id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Tiongkok/Hubungan Luar Negeri, diakses pada
tanggal 10 Mei 2016 Pukul 10.00 WITA
40
menggunakan peta lama yang memberi maklumat tidak betul tentang
atas Hancurnya gedung kedutaan dan juga atas serangan tersebut yang
56
Ibid
41
Penuntutan yang dilakukan oleh Republik Rakyat Cina kepada
dan mengakui bahwa mereka lalai dalam melihat gedung kedutaan besar
bahwa data yang mereka miliki adalah data lama yang dianggap sebagai
kedalam beberapa teori yang antara lain ialah teori subyektif (School of
Liality for Fault) dan teori Obyektif (School of Casual Liability). Dalam teori
oleh adanya unsur kesalahan, yaitu adanya keinginan atau maksud untuk
58
Oral Presentation to The Chinese Goverment, Loc.cit.
59
Agreement Between The Goverment of The United States of America and The Goverment of
The People’s Republic of China about Accidental Bombing of The PRC Embassy in Belgrade.
Loc.cit.
42
melakukan suatu perbuatan kesengajaan atau kelalaian terhadap suatu
Dalam kasus ini, Arab Saudi yang melakukan serangan bom udara
atas dasar bahwa pemerintah Arab Saudi telah lalai dalam mengolah
43
dijaga dan tetap diperhatikan serta diperhitungkan dalam serangan
tersebut.61
negara lainnya dapat kita lihat pada kasus serangan bom udara oleh
61
Ibid.
44
gudang senjata yang dimiliki oleh pemberontak Houthi di Yaman.
Yaman.
diantara keduanya;
bertanggung jawab;
62
Shaw, M.N, Loc.cit.
45
operasi militer dalam melakukan serangan militernya untuk
serangan harus dengan tegas dibatasi hanya pada sasaran militer saja.
suatu cara atau alat-alat tempur yang akibat-akibatnya tidak dibatasi serta
diduga dapat menimbulkan kerugian yang tidak perlu berupa jiwa orang-
yang akan timbul bagi pihak-pihak yang tidak termasuk dalam sengketa
tersebut.
63
Pasal 48, Protokol I Konvensi Jenewa, 1977.
64
Pasal 52. Ibid.
65
Pasal 51, Ibid.
46
Tentunya perbuatan Arab Saudi dalam melakukan serangan udara
internasional.
suatu obyek sipil yang harus dilindungi serta dihindarkan dari berbagai
salah tersebut berupa kelalaian oleh pasukan militer Arab Saudi dalam
47
melakukan serangan udara yang tidak memperhatikan lokasi serta target
Arab Saudi menargetkan bom udara ditujukan pada gudang senjata milik
pusat kota Sana’a Yaman di mana terdapat pula beberapa objek vital
Indonesia di Yaman.
48
kendaraan kedutaan. 66 Akibat serangan tersebut pula, dua orang staf
dua macam, yang pertama ialah tanggung jawab atas perbuatan melawan
hukum dan yang kedua ialah tanggung jawab atas pelanggaran perjanjian.
Di dalam kasus ini, tentu saja tindakan Arab Saudi atas serangan yang
66
Imad Yousry, Op.cit.
49
hukum internasional pada dasarnya. Dapat dipahami sebagai negara yang
internasional.
67
Draft Article on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts, ILC, 2001. Pasal 36.
68
Sefriani, Loc.cit.
50
Berkaitan dengan kasus serangan bom udara yang
kasus serupa yang pernah terjadi. hal itu dikarenakan sudah jelas terdapat
harus dipertanggungjawabkan.
Besarnya di Yaman
telah dianjurkan dilakukan dengan cara yang damai. Prinsip itikad baik
69
Huala Adolf, 2012, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Hlm. 15.
51
baik negara yang bersengketa serta mencegah timbulnya penyelesaian
yang telah dikirim sebelumnya kepada pemerintah Arab Saudi atas lokasi
70
www.detik.com/news/berita/KBRI Sanaa Cuma Terkena Imbas, Bukan Target Bom, diakses
pada tanggal 10 Mei 2016 Pukul 13.00 WITA
71
www.tempo.com/Indonesia Kecam Serangan Bom yang Kenai KBRI Yaman, diakses pada
tanggal 10 Mei 2016 Pukul 13.00 WITA
52
dan kondisi kedutaan besar Republik Indonesia di Yaman dan menilai
pihak tak terkecuali Arab Saudi untuk tetap menghormati misi diplomatik
Saudi, atas insiden serangan tersebut melalui Kedutaan Besar Arab Saudi
diplomatik tersebut terdapat pula bukti serta rincian data berupa kerugian
72
Imad Yousry, Op.cit.
73
Ibid.
53
pihak Indonesia kepada pihak Arab Saudi atas gedung perwakilan
permasalahan ini dengan itikad baik. Hal itu dapat kita lihat dari sikap
penyelesaian secara diplomasi sampai saat ini masih terus dilakukan oleh
74
www.merdeka.com/dunia/presiden-jokowi-minta-raja-saudi-ganti-kerusakan-kbri-yaman.html.
diakses pada tanggal 7 April 2016 pukul 21.00 WITA
54
ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Upaya diplomasi
lemah dalam menyikapi permasalahan ini. Hal tersebut dapat kita lihat dari
Lamanya intensitas waktu sejak terjadinya serangan bom udara oleh Arab
Besar Republik Indonesia di Yaman oleh Arab Saudi pada tanggal 20 April
2015 lalu, pemerintah Indonesia sampai saat ini belum menerima ganti
kepada Arab Saudi sampai saat ini sudah berlangsung selama satu tahun
55
dan belum membuahkan hasil berupa bentuk ganti kerugian oleh pihak
bom udara ke pusat kota Sana’a Yaman juga telah membuat kerugian
maaf secara resmi dari pemerintah Arab Saudi disertai kompensasi ganti
ini telah mengalami kerugian atas serangan yang dilakukan oleh pasukan
56
militer Arab Saudi, seharusnya pemerintah Indonesia dapat lebih tegas
57
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
58
2. Atas insiden serangan bom udara yang dilakukan oleh pasukan militer
April 2015 lalu, pemerintah Indonesia sampai saat ini belum menerima
B. Saran
serangan militer.
59
Saudi tersebut. Apalagi dalam hal ini pemerintah Indonesia telah
agar hubungan bilateral kedua negara tetap baik. Namun apabila cara
60
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
61
PERATURAN TERKAIT
Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts
Konvensi Wina 1961
Protokol I Konvensi Jenewa (1977)
SUMBER LAINNYA
Agreement Between The Goverment of The United States of America and
The Goverment of The People’s Republic of China about Accidental
Bombing of The PRC Embassy in Belgrade. 16 December 1999.
Oral Presentation to The Chinese Goverment, Regarding the Accidental
Bombing of The PRC Embassy in Belgrade. 17 June 1999.
Imad Yousry, Wawancara, Direktorat Jenderal Timur Tengah Kementerian
Luar Negeri Republik Indonesia. 4 April 2016.
http://www.bbc.com/Indonesia/dunia/2015/04/150420_kbri_yaman_mengu
ngsi/html.
http://www.detik.com/news/berita/KBRI Sanaa Cuma Terkena Imbas,
Bukan Target Bom.html.
http://www.merdeka.com/dunia/siapa-sesungguhnya-pemberontak-houthi-
di-yaman.html.
http://www.merdeka.com/dunia/Presiden-jokowi-minta-raja-saudi-ganti-
rugi-kerusakan-kbri-yaman.html.
http://www.international.sindonews.com/KBRI Yaman di Bom, Semua
Kendaraan Kedutaan rusak.html.
http://www.id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Tiongkok/Hubungan
Luar Negeri.html.
http://www.tempo.com/Indonesia Kecam Serangan Bom yang Kenai KBRI
Yaman.html.
http://www.budhiachmadi.wordpress.com/2009/Pengeboman Kedubes
China di Beograd.html.
62