oleh :
HASAN AZIZ
NIM: 108043100024
Oleh :
HASAN AZIZ
NIM : 108043100024
Di bawah bimbingan :
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
iii
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasan Aziz
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep perjanjian kerja dan konsep
upah buruh menurut hukum islam dan hukum positif. Dan juga untuk mengetahui
kedudukan hukum perjanjian kerja dan upah buruh terkhusus di Pabrik CV. Cahaya
Logam di Daerah Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang menurut hukum Islam dan
hukum Positif.
Kata Kunci: Konsep Perjanjian Kerja dan Upah, Hukum Islam, Positif
Pembimbing: Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag. Dosen Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
v
KATA PENGANTAR
memberikan nikmat sehat wal’afiyat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada sang penyampai wahyu
al-Qur’an suci, penebar rahmat bagi insani, dialah junjungan alam Nabi besar
kita Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikut beliau seluruh
bantuan berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Karena itu, seraya
memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT., dengan penuh ketulusan hati, penulis
terhormat:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
2. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
vi
3. Bapak Dr. Khamami, MA. selaku Ketua Program Study Perbandingan
Mazhab dan Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
4. Ibu Hj. Siti Hanna, S. Ag, Lc., MA. selaku Sekertaris Program Study
6. Bapak Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah
7. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum, terima kasih atas ilmu pengetahuan
8. Terima kasih terucap kepada Ibu Siti Zubaedah (Kepala Desa), Bapak Salmin
9. Terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda H. Enjum Junaedi dan
Ibunda Hj. Siti Bahriah yang telah memberikan banyak hal yang berarti
vii
dalam kehidupan penulis. Cinta dan kasih sayang serta doa yang semua itu
tak akan bisa tergantikan dengan apapun, semoga Allah selalu menjaga
10. Teruntuk kakak tercinta: H. Sidiq Fauzi, Yayah Zumriyah, dan Ahmad
Taufik yang selalu menghibur penulis baik suka maupun duka, memberikan
11. Untuk paman Habib Hamzah al-Haddar beserta keluarga, terima kasih atas
Do’a dan Wejangannya setiap malam. Para sohib “Darul Daqom” bang sony,
bang acan, bang ayi al-oye, bang didi, bang amid syam, bang aai, bang
bayong, Ky dahlan, dan yang lainnya, terima kasih atas tempat bersandar dan
segelas kopinya.
12. Salam santun untuk Tuan Guru Muhammad Daerobi, yang telah banyak
untuk menjalani hidup, begitupun dengan kang Seto, kang Asef dan kang Eto
13. Teman-teman “The Kostan” faiz abdul, rosadi ahmad, saeful bahri el-BGL,
ridwan DK, ujang FR, ali bekam, achonk KRD, ardi BRK, dan rahman
GBR. Terima kasih atas setiap tawa canda yang telah diberikan disaat penulis
sudah mulai lelah dengan keadaan, kalian menjadi obat pelipur lara.
Khumaidah, dan seluruh penghuni PMF angkatan tahun 2008, yang telah
viii
memberikan dukungan serta semangat kepada penulis. Dan seluruh pihak yang telah
membantu penulis yang mungkin tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kesempurnaan,, oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif senantiasa penulis
harapkan untuk kesempurnaan karya ilmiah ini, namun penulis berharap semoga
skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Hasan Aziz
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i
ABSTRAK............................................................... ............................................. v
BAB I PENDAHULUAN
x
BAB II LANDASAN TEORITIS PERJANJIAN KERJA DAN
POSITIF
xi
A. Analisis Perjanjian Kerja Menurut Hukum Islam
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 77
B. Saran-saran .................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
xii
BAB I
PENDAHULUAN
ini seolah tak berlogika dengan sisi kemanusiaan yang terus dijunjung tinggi
Pabrik ini dilaporkan telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia seperti
umur, dan para karyawan tersebut tidak diberi upah yang standar.
buruh dipaksa bekerja dengan waktu tak terbatas, mulai bekerja dinihari dan
berakhir tengah malam, mereka tidak bisa beribadah dan disiksa kalau bekerja
tidak giat.1 Selain perampasan hak atas buruh di atas, hak lain dari buruh juga
dirampas seperti ditempatkan pada tempat yang tidak layak berupa ruang
tertutup 8 x 6 meter, tanpa ranjang tidur, hanya ada alas tikar, kondisi pengap,
lembab, gelap, terdapat fasilitas kamar mandi yang jorok dan tidak terawat.
1
Buruh Pabrik Panci Dipaksa Kerja Seperti Budak,
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-Kerja-
Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB
1
2
Dan rata-rata dari mereka tidak mandi serta tidak berganti baju selama tiga
bulan.2
ranjang tidur, hanya alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, kamar
ketika pertama kali datang bekerja di tempat itu disita lalu disimpan
f) Kondisi badan buruh juga tidak terawat, rambut coklat, kelopak mata
2
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-
Dipaksa-Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB
3
Dari data yang didapat oleh penulis, hal itu terjadi berawal dari
pabrik dengan para buruh CV. Cahaya Logam. Diperparah dengan perjanjian
kerja yang tidak jelas sekaligus tidak tertulis, hal ini menyebabkan para buruh
tidak bisa menolak perjanjian kerja yang tidak sesuai peraturan perundang-
jelas hubungan kerja serta pembagian kerja antara pekerja satu dengan yang
hubungan dan pembagian kerja tidak jelas maka akan terjadi penyimpangan
di sana-sini. Kasus ini merupakan salah satu contoh dari hubungan kerja dan
sebelumnya sehingga pengusaha atau pemilik pabrik kuali dalam hal ini CV.
upah yang diberikan oleh CV. Cahaya Logam juga tidak berdasarkan
3
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Buruh.D
isekap.BarangDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=WP&utm_medium=
Ktpidx&utm_campaign=%20Perbudakan%20Di%20Tangerang. Diakses pada tanggal 18
Oktober 2013 Pukul 14.30 WIB
4
kurang dari 1 (satu) tahun”. Jadi seharusnya buruh pada waktu itu
600.000/perbulan.
dan problem pemberian upah di bawah UMP, ternyata bila dilihat lebih jauh
perjanjian kerja yang tidak tertulis, secara jelas ketentuan Pasal 51 ayat 1 UU
Kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan.5 Pasal ini memberikan
wujud tertulis, bisa saja dalam bentuk lisan. Menurut Agusmidah mengatakan
pengusaha, untuk itu seharusnya perjanjian kerja tertulis tidak secara lisan.6
Karena hal itu berpotensi pada tidak terlindunginya hak-hak para buruh ketika
terjadi persengketaan antara pekerja dan pengusaha. Hal ini pula yang
4
http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November
2013 pukul 19. 40 WB.
5
Pasal 51 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
6
Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI
Press, 2012), hal. 26
5
Jika kita melihat lebih jauh, menurut hukum Islam bahwa perjanjian
kerja mensyarat tertulis, hal demikian mengacu pada praktek muamalah yang
saling menguntungkan serta melindungi satu sama lain. Spirit tersebut bisa
dilihat dari al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282, yang mana isinya Allah
berfirman “apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang
akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
dalam persoalan hutang piutang (muamalah). Seperti yang kita ketahui bahwa
hukum tersebut dapat menjalankan hak dan kewajibannya secara baik dan
pencatatan perjanjian kerja sering kali tidak diindahkan oleh para pengusaha,
6
maka hal itu sangat riskan terhadap kezaliman, hal demikian bukan termasuk
Perbedaan pandangan lain dari hukum Islam dalam konteks ini adalah
mengenai upah pekerja atau buruh. seperti yang dijelaskan di atas, bahwa
menurut hukum positif upah pekerja harus dibayarkan sesuai dengan hidup
layak di setiap daerah. Hal itu mengacu pada UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
jelas bahwa dalam penetapan upah minimum titik tolak yang digunakan
berasal dari kata “al-Ajru” yang berarti “al-Iwadlu (ganti)” yang berarti
upah atau imbalan.10 Istilah ini ditemukan dalam surat at-Thalaq ayat 6, yang
7
Hamka Haq, Falsafah Ushul Fiqh, (Ujung Pandang: Yayasan al-Ahkam, 1998), 47
8
Pasal 88 ayat 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
9
Lihat Pasal 8 Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan
Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.
10
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut: Daar al-Tsaqafah al-Islamiyyah, t.Th), Juz.
III, hal. 138, lihat juga Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2008),
hal.113
7
di antara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui
salah satunya adalah hadits yang diiriwatkan oleh Ibnu Majah, dari Abdullah
yang berbeda dalam hukum Islam dengan hukum positif yaitu upah
ditentukan dengan cara yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah
pihak, seperti dilarang menangguhkan upah pada pekerja atau buruh, hal
11
Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Dar
al-Fikr, T. th.), Juz II, hal. 817
12
Al-Munawi, Faidhul Qodir, (Tt: Tp,T.th), Juz. I, hal. 718
13
HR. Bukhari no. 2400 dan Muslim no. 1564
8
Hukum Islam secara prinsipil, dalam hal ini mengenai perjanjian kerja maupun
tentang upah. Oleh sebab itu sangat diperlukan penelahaan konseptual antara
hukum positif dengan Hukum Islam guna melihat peristiwa perbudakan di Daerah
Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang. Yang mana terdapat beberapa ketimpangan
dibawah UMK sekaligus penangguhan upah beberapa bulan oleh pihak pengusaha
Panci CV. Cahaya Logam. Untuk itu penulis akan hadirkan dengan judul skripsi
“Konsep Perjanjian Kerja Dan Upah Menurut Hukum Islam Dan Hukum
1. Pembatasan Masalah
ini yaitu penulis hanya menelaah konsepsi perjanjian kerja tertulis dan tidak
bawah upah minimum dan penangguhan upah seperti yang terjadi pada kasus
2. Perumusan Masalah
dan Upah buruh yang dibayarkan di bawah upah Minimum seperti pada kasus
9
Hukum Positif?
c. Tujuan Penelitian
Hukum Islam.
Islam.
d. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
terlebih dalam bidang hukum perburuhan menurut hukum Islam dan Hukum
Positif. Manfaat yang lain juga yaitu dalam rangka mengembangkan ilmu
10
2. Praksis
Islam yang berkarakter Indonesia yang sesuai dengan zaman dan tempat.
e. Metode Penelitian
14
Suharsimi Arikunto, Perosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006). Lihat pula Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Adelina
Offset, 2010), h.158.
11
perbudakan di Pabrik CV. Cahaya Logam di daerah Kec. Sepatan Timur Kab.
Tangerang.
b. Sumber Data
Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
maupun dari hasil wawancara. Selain dari Data Primer juga dapat diperoleh
15
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2008), hal. 294.
16
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta, Kencana, 2011), cet. 7, hal.
137.
12
Bagitu juga bahan lainnya yang terdiri dari buku-buku para ahli hukum
Islam, pendapat para sarjana.17 Bahan hukum tersier adalah bahan hukum
yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
1. Metode Dokumentasi
2. Metode Interview
dua orang atau lebih berhadapan secara lansung. Dalam proses interview
17
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan
singkat, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 13.
18
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, hal. 296.
19
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif suatu tinjauan
singkat, hal. 201.
13
ada dua pihak yang menempati kedudukan yang berbeda. Satu pihak
dan lain-lain.
3. Observasi
masalah.
maupun hipotesa.
20
Soemitro Romy H. Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1990), hal. 71.
14
e. Teknik Penulisan
pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dibukukan dalam buku pedoman
f. Review Terdahulu
21
Tasbih, Konsep Islam dalam Menghapuskan Perbudakan: analisis tematik terhadap hadits-
hadits Perbudakan, (Tesis, 2008)
15
22
Zulheldi, Perbudakan Menurut Al-Qur’an: suatu kajian tafsir tematik, (Tesis, 1991).
23
Alfi Jazulin Azwar, Perbudakan Dalam Sejarah Islam, (Tesis, 1998).
16
Sepatan
Timur.
g. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dengan sistematika yang terbagi dalam lima bab.
ruang lingkup dan cakupan permasalahan yang diteliti. Adapun urutan dan
berikut.
Sistematika Penulisan.
Pabrik CV. Cahaya Logam Kec. Sepatan Timur Kabupaten Tangerang terdiri
dari tiga point, yaitu Profil Perusahaan, Kronologis Kasus, dan Duduk
Permasalahan.
Kec. Sepatan Timur Kab. Tangerang Menurut Menurut Hukum Islam dan
17
Hukum Positif, terdiri dari tiga pembahasan yaitu Analisis Perjanjian Kerja
Menurut Hukum Islam dan Hukum Positif, Analisis Upah Buruh Menurut
serupa dengan apa yang ada di Eropa. Di kebanyakan Negara di Eropa dasar atau
pembayaran upah.2
Hal di atas juga senada dengan definisi perjanjian kerja menurut Undang-
1
Pasal 50 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
2
Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI Press,
2012), hal. 13
18
19
pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.3
Sementara dalam pasal 1601 A KUH Perdata, perjanjian kerja merupakan suatu
perjanjian dimana pihak yang satu, pekerja mengikatkan diri untuk bekerja pada
pihak pengusaha selama waktu tertentu, dengan menerima upah. Dari rumusan
a) Adanya pekerjaan
c) Adanya perintah
hukum Islam.
Perjanjian atau akad dalam hukum Islam dipandang sah jika rukun dan
perjanjian tersebut seperti menurut jumhur ulama terdiri dari tiga aspek yaitu
subyek akad, obyek akad dan sighat akad. Adapun di antara syarat-syarat
3
Hadi Setia Tunggal, Seluk-Beluk Hukum Ketenagakerjaan, (Tt: Harvarindo, 2014), hal.
48
4
Lebih jelas lihat Hadi Setia Tunggal, Seluk-Beluk Hukum Ketenagakerjaan, (Tt:
Harvarindo, 2014), hal. 48-49
20
Dalam Islam sendiri ketika perjanjian atau waktu ijab-kabul tidak ada
akad dengan tujuan dan makna bukan dengan kata-kata dan bentuk kata itu
bentuk mengambil dan memberi atau cara lain yang dapat menunjukkan keridaan
berdasarkan sebuah potongan ayat dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 282
yang berbunyi:
...
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. (Al-Baqarah:282)
Selain itu juga dalam hukum Islam, kontrak dalam perjanjian kerja
aturan atau prinsip syariah yang ditetapkan; b) harus sama-sama rida dan ada
5
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, alih bahasa Kamaluddin A . Marzuki, (Bandung: al-
Ma‟arif, 1996), hal. 49
21
pilihan, c) harus jelas dan gamblang.6 Prinsip lain dari perjanjian kerja harus
saling jujur dan tidak mengkhianati perjanjian kerja, hal itu sesuai dalam al-
Dilihat dari segi jangka waktu pembuatan perjanjian kerja, dapat dibagi 2
(dua) jenis, yaitu perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT)dan Perjanjian kerja
Tidak semua jenis pekerjaan dapat dibuat dengan perjanjian kerja waktu
dan mempunyai 2 kualifikasi yang didasarkan pada jangka waktu dan PKWT
yang didasarkan pada selesainya suatu pekerjaan tertentu (Pasal 56 Ayat (2)UU
dapat diterapkan untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis, sifat dan kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu pekerjaan yang sekali
6
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hal. 2-3
7
F.X. Djulmiaji, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal. 67
22
penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama, paling lama 3 tahun,
produk baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajagan.8
adalah fakultatif yaitu diserahkan kepada para pihak untuk merumuskan bentuk
perjanjian baik tertulis maupun tidak tertulis. Hanya saja berdasarkan Pasal 63
Ayat (1) ditetapkan bahwa apabila PKWTT dibuat secara lisan, ada kewajiban
(tiga) bulan dan dalam hal demikian, pengusaha dilarang untuk membayar upah
di bawah upah minimum yang berlaku. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 60 Ayat
8
Lihat juga YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: YLBHI, 2014),
hal. 156
9
Lihat juga YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: YLBHI, 2014),
hal. 157-158
23
dikatakan sebagai suatu perjanjian yang sah dan sebagai akibatnya perjanjian
karena itu agar keberadaan suatu perjanjian diakui oleh undang-undang (legally
oleh undang-undang.
Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat (pasal 1320 KUH
perdata) yaitu:
bersepakat setuju dengan tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain.
Tidak adanya kekeliruan atau penipuan oleh salah satu pihak. Oleh karena itu
adalah orang atau badan hukum. Sedangkan suatu sebab yang halal maksudnya
dibuat secara tertulis maupun lisan. Meskipun demikian, ketentuan Pasal 54 (1)
d) Tempat pekerjaan;
pekerja/buruh;
diharapkan termuat dalam perjanjian kerja yang dibuat tertulis. Fakta bahwa tidak
karena dalam banyak kasus para pihak tidak menuliskan kesepakatan yang dibuat
antara mereka. Jika perjanjian lisan demikian dinyatakan cacat hukum, maka
1. Pengertian Upah
kerja), bahkan dapat dikatakan bahwa tujuan utama seorang pekerja bekerja pada
pengusaha adalah untuk memperoleh upah. Sehingga jika tidak ada unsur upah,
seperti dalam bentuk tertulis atau tidak. Ditinjau dari beberapa komponen, bentuk
a) Upah Pokok, yaitu upah dasar yang dibayarkan kepaa pekerja menurut
kesepakatan;
10
YLBHI, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia, (Jakarta: YLBHI, 2014), hal. 161
26
upah tiap bulannya. Tunjangan ini hanya diberikan bila buruh masuk
kerja.
engan istilah No Work No Pay (“tak ada kerja, tak ada upah”). Meskipun begitu,
ada pengecualian dalam hal ini. Yaitu bila buruh cuti, mogok yang sah, buruh
upah buruh tetap dibayar dengan besaran yang ditentukan dan wajib dibayarkan
oleh pengusaha.
Adapun istilah upah dalam islam ditemukan dengan padanan ijarah yang
berasal dari kata “al-Ajru” yang berarti “al-Iwadlu (ganti)” yang berarti upah
atau imbalan.11 Istilah ini ditemukan dalam surat at-Thalaq ayat 6, yang mana di
…
…
11
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, (Beirut: Daar al-Tsaqafah al-Islamiyyah, t.Th), Juz. III,
hal. 138, lihat juga Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2008), hal.113
27
satunya adalah hadits yang diiriwatkan oleh Ibnu Majah, dari „Abdullah ibn
untuk memberikan upah kepada buruh sesuai dengan berakhirya kerja itu sendiri.
Dalam hukum Islam juga telah menawarkan suatu penyelesaian yang sangat
yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah pihak. Buruh mendapat upah
yang telah dijanjikan tanpa merampas hak majikan yang sah. Begitu pula
mereka yang sah. Dalam al-Quran diperintahkan dengan jelas agar para
pengusaha membayar upah pekerja selaras dengan tugas yang mereka lakukan
dan pada saat yang sama juga menjaga kepentingan mereka sendiri.
12
Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Daar al-
FIkr, t.th), Juz. II, hal. 817
28
2. Macam-Macam Upah
penghidupan yang layak. Beranjak dari ketentuan itu pula, buruh/pekerja dengan
pekerjaan yang mereka lakukan harus dapat memperoleh upah dalam jumlah
penghidupan diri sendiri dan keluarga mereka. Tercakup ke dalam itu ialah
pemeliharaan kesehatan, rekreasi dan jaminan hari tua. Kiranya jelas bahwa
sebagai berikut:
a) Upah Minimum;
3. Sistem Pengupahan
diatur dan ditetapan. Sistem upah di Indonesia pada umunya didasarkan pada tiga
fungsi, yaitu:
ketenagakerjaan. Selain itu, sudah dibuat pula Keputusan Presiden No 107 tahun
Transmigrasi NoKEP-231/MEN/2003.13
Bupati/Walikota.
Untuk mengatur tentang ketentuan upah minimum provinsi dan upah minimum
Minimum.
terendah yang terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap. Upah minimum terdiri
atas Upah Minimum Provinsi (UMP), Upah Minimum Sektoral Provinsi (UMS
Kabupaten/Kota.
kabupaten/kota.
Struktur upah adalah susunan tingkat upah dari yang terendah sampai
yang tertinggi atau dari yang tertinggi sampai yang terendah. Adapun skala upah
1. Struktur organisasi
3. Kemampuan perusahaan.
5. Upah minimum
32
6. Kondisi pasar
pendekatan yaitu:
1. Skala tunggal, yaitu skala upah dengan ketentuan setiap jabatan pada golongan
2. Skala ganda, yaitu skala upah dengan ketentuan setia golongan jabatan
A. Profil Perusahaan
Yuki Irawan (41) pemilik CV. Cahaya Logam adalah seorang pendatang. Sekitar
15 tahun lalu yuki pernah mengontrak di tanah petak dekat dengan rumah
gedongnya kini. Yuki berbisnis mengolah limbah alumunium foil jadi alumunium
percetakan wajan atau kuali. Namun di balik keberhasilan itu rupanya menyimpan
praktik penyekapan di pabrik kuali di Tangerang itu terkuak setelah dua buruh
yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri setelah 3 bulan dipekerjakan
Yuki irawan, dikenal warga sebagai sosok berduit. Pemilik CV. Cahaya
1
Wawancara Pribadi dengan Ketua Rt Bayur Opak, Desa Lebak Wangi, Kecamatan
Sepatan Timur, Bapak Salmin., 5 Mei 2015
33
34
perusahaan itu legal. ” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang
Heri Heryanto.
Polres Kota Tangerang, pada hari Sabtu (3/5) menggerebek Pabrik CV.
dari majikan dan orang suruhannya. Dari hasil pengecekan, tempat usaha industri
itu tidak mempunyai izin Industri dari Dinas Pemda Kabupaten Tangerang,
namun hanya ada Surat Keterangan Usaha dari Kecamatan Cikupa tetapi lokasi
Saat ini, kepolisian telah menahan lima orang yang dijadikan tersangka
terkait kasus itu yakni Yuki Irawan (41) sebagai pemilik pabrik serta empat anak
buahnya yakni Tedi Sukarno (35), Sudirman (34), Nurdin alias Umar (25), dan
Jaya (30).
B. Kronologis Kasus
bumi negeri tercinta ini, tepatnya di Kampung Bayur Opak RT 03/06, Desa
dua buruh yang bekerja di pabrik itu berhasil melarikan diri. Andi Gunawan (20
tahun) dan Junaidi (22) kabur setelah tiga bulan dipekerjakan dengan tidak
layak.2 Dalam waktu enam bulan dia bekerja di pabrik milik Yuki Irawan itu,
tidak sepeser pun uang yang diterima para buruh. Setiap hari, para buruh harus
bekerja lebih dari 12 jam untuk membuat 200 panci. Jika tidak mencapai target,
lanjutnya, para pekerja akan disiksa dan dipukul. Mereka bekerja mulai jam 5.30
pagi hingga jam 1 malam, hanya . mereka hanya diberi makan nasi putih, tahu
meter x 6 meter yang berada di belakang pabrik. Di dalam ruangan kecil itu
terdapat kamar mandi, namun tidak ada ventilasi udara, dan mereka hanya diberi
dua tikar yang sudah rusak untuk tidur. Ruangan itu kemudian dikunci dari luar.
memiliki satu baju yang melekat di tubuh, karena menurutnya baju, ponsel dan
uang yang mereka bawa dari kampung disita oleh sang majikan ketika baru tiba
di pabrik tersebut. Para pekerja diiming-imingi mendapat gaji Rp 600 ribu per
Para pekerja sering diancam oleh mandor-mandor dan bos Yuki, akan dipukuli
sampai mati, mayatnya langsung mau dibuang di laut kalau jika macam-macam
di sana. Tindakan tidak manusiawi yang diberikan kepada para buruh di pabrik
panci itu membuat sejumlah pekerja berusaha untuk melarikan diri tapi gagal.
2
Wawancara Pribadi dengan Kepala Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur, Ibu
Siti Zubaedah., 4 Mei 2015
3
Wawancara Pribadi dengan Ibu Siti Zubaedah, 4 Mei 2015
36
Berikut pernyataan dari salah satu buruh bernama Darmin, “Itu ada yang kejar,
tentara itu, saya langsung lari tapi ketangkap juga. Ditarik langsung dipukuli
sebentar terus saya diteriakin maling sama tentara itu, terus warga pada kumpul
lalu saya bilang saya bukan maling. Saya pekerja tidak betah, lalu warga pergi.
Terus saya diikat sama tentara terus dibawa ke mes. Saya ditelanjangi, dipukuli,
C. Duduk Permasalahan
Bhanbinkamtibmas.
Dikutip dari media, saat itu kami mendapatkan laporan dari salah seorang
Februari kita datang ke lokasi pabrik. Kita bertemu langsung dengan bosnya dan
para buruh. Tapi kedatangan kita yang pertama, para buruh mengaku tidak ada
masalah apa-apa. Rupanya sudah di-setting sama bosnya," terang Cece kepada
4
http://sylhadisaputri.blogspot.com/2013/06/makalah-perbudakan-di-tanggerang.html
37
Pada Jumat malam kita datang ke lokasi pabrik. Ternyata memang sudah
digerebek aparat polisi. Kita langsung mendata di lokasi pabrik. Ternyata ada 22
bekerja dengan waktu tak terbatas, mulai bekerja dinihari dan berakhir tengah
malam, mereka tidak bisa beribadah dan disiksa kalau bekerja tidak giat.6 Selain
perampasan hak atas buruh di atas, hak lain dari buruh juga dirampas seperti
ditempatkan pada tempat yang tidak layak berupa ruang tertutup 8 x 6 meter,
tanpa ranjang tidur, hanya ada alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, terdapat
fasilitas kamar mandi yang jorok dan tidak terawat. Dan rata-rata dari mereka
5 http://m.inilah.com/read/detail/1985826/inilah-kronologis-terbongkarnya-perbudakan-
buruh. diakses pada tanggal Minggu, 5 Mei 2013 pada pukul 12:26 WIB
6
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-
Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB
7
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-
Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB
38
izin industri dari instansi terkait di Pemerintah Kabupaten Tangerang. Usaha itu
temuan itu:
ranjang tidur, hanya alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, kamar
b) Telepon genggam, dompet, uang, dan pakaian yang dibawa buruh ketika
pertama kali datang bekerja di tempat itu disita lalu disimpan JK dan
c) Gaji tidak diberikan, sementara buruh sudah bekerja lebih dari 2 bulan,
f) Kondisi badan buruh juga tidak terawat, rambut coklat, kelopak mata
8
Wawancara Pribadi dengan Warga/Pekerja CV. Cahaya Logam Kp. Bayur, Desa
Lebak Wangi, Kecamatan Sepatan Timur, Bapak Basri., 8 Mei 2015
39
Dari data yang didapat oleh penulis, hal itu terjadi berawal dari
dengan para buruh CV. Cahaya Logam. Diperparah dengan perjanjian kerja yang
tidak jelas sekaligus tidak tertulis, hal ini menyebabkan para buruh tidak bisa
terpenting dalam suatu perusahaan, karena dalam suatu perusahan haruslah jelas
hubungan kerja serta pembagian kerja antara pekerja satu dengan yang lainnya
pembagian kerja tidak jelas maka akan terjadi penyimpangan di sana-sini. Kasus
ini merupakan salah satu contoh dari hubungan kerja dan pembagian kerja yang
pengusaha atau pemilik pabrik kuali dalam hal ini CV. Cahaya Logam
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Buruh.Disekap.Baran
gDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_cam
paign=%20Perbudakan%20Di%20Tangerang. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013 Pukul
14.30 WIB
40
Disamping karena perjanjian yang tidak jelas menjadi pemicu awal, upah
yang diberikan oleh CV. Cahaya Logam juga tidak berdasarkan Permenakertrans
bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun”. Jadi
seharusnya buruh pada waktu itu mendapatkan upah sesuai UMK (upah
problem pemberian upah di bawah UMP, ternyata bila dilihat lebih jauh dalam
kerja yang tidak tertulis, secara jelas ketentuan Pasal 51 ayat 1 UU No. 13 Tahun
secara tertulis maupun lisan.12 Pasal ini memberikan penjelasan bahwa Perjanjian
Kerja tidak diwajibkan untuk dituangkan dalam wujud tertulis, bisa saja dalam
10
Wawancara Pribadi dengan Bapak Salmin., 5 Mei 2015
11
http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November
2013 pukul 19. 40 WB.
12
Pasal 51 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
41
perjanjian kerja tertulis tidak secara lisan.13 Karena hal itu berpotensi pada tidak
dan pengusaha. Hal ini pula yang memungkinkan para buruh/pekerja CV.
Cahaya Logam di Kab. Tangerang tidak bisa berbuat apa-apa akan hak-haknya.
penjara berat dan sanksi denda. Pada hari Selasa, tanggal 25 Maret 2014 di
melanggar Pasal 24 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, Pasal 2 ayat (1)
No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, Pasal 372 KUHP tentang
Penggelapan, Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan, dan Pasal 333 KUHP
(Sebelas) tahun ditambah denda sebesar Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta
13
Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI Press,
2012), hal. 26
BAB IV
kepastian hukum mengenai perjanjian kerja itu sendiri. Potret buramnya kasus
budaknya, dengan tanpa upah, tanpa kejelasan waktu kerja, tanpa keselamatan
kerja/kesehatan dan tanpa hak-hak lainnya. Hubungan kerja yang terlahir dari
Jika kita lihat, pada dasarnya hubungan kerja terlahir dari hubungan
antara pekerja dan pengusaha setelah diadakan perjanjian oleh pekerja dengan
1
Imam Soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, (Jakarta: Djambatan, 1999), hal. 88
2
Pasal 50 Undang-undang Nomor 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
42
43
Perdata, dalam Pasal 1601 a KUH Perdata disebutkan kualifikasi agar suatu
definisi tentang perjanjian kerja dalam Pasal 1 Ayat (14) yaitu : perjanjian kerja
adalah perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang
Di dalam perjanjian kerja ada 4 unsur yang harus dipenuhi yaitu adanya
unsure work atau pekerjaan, adanya servis atau pelayanan, adanya unsur time
atau waktu tertentu, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal. Sedangkan
perjanjian kerja akan menjadi sah jika memenuhi ketentuan yang diatur dalam
untuk membuat suatu perikatan,4 c) Suatu hal tertentu dan Sebab yang halal.
3
R. Goenawan Oetomo, Pengantar Hukum Perburuhan dan Hukum Perburuhan di
Indonesia, (Jakarta: Grhadika Binangkit Press, 2004), hal. 15
4
Pasal 1330 KUH Perdata
44
harus memenuhi syarat sahnya perjanjian kerja harus memenuhi syarat sahnya
perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Ketentuan secara
khusus yang mengatur tentang perjanjian kerja adalah dalam Pasal 52 Ayat (1)
pilihan bagi kedua belah pihak, yaitu melakukan perjanjian kerja secara tertulis
maupun tidak tertulis. hal itu bisa dilihat dalam Pasal 51 Ayat 1 Undang-Undang
5
Pasal 52 Ayat (1) Undang-undang No 13/2003 tentang Ketenagakerjaaan
6
Pasal 51 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
45
dimungkinkan perjanjian kerja secara lisan.7 Untuk Ayat (2) maksudnya adalah
perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis harus sesuai dengan peraturan
antar kerja, antar daerah, antar kerja, antar negara, dan perjanjian kerja laut.8
dan kewajiban para pihak, sehingga jika terjadi perselisihan akan sangat
secara lisan.9
Memang, perjanjian kerja pada umumnya secara tertulis, tetapi masih ada
7
Penjelasan Pasal 51 Ayat (1) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
8
Penjelasan Pasal 51 Ayat (2) Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
9
R. Goenawan Oetomo, Pengantar Hukum Perburuhan dan Hukum Perburuhan di
Indonesia, (Jakarta: Grhadika Binangkit Press, 2004), hal. 59
10
Pasal 63 Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
46
c) Jenis pekerjaan
d) Besarnya upah
tentang jenis pekerjaan yang akan dilakukan, besarnya upah yang akan diterima
dan berbagai hak serta kewajiban lainnya bagi masing-masing pihak. Perjanjian
kerja tertulis harus secara jelas menyebutkan apakah perjanjian kerja itu
d. Tempat pekerjaan;
pekerja/buruh;
Jangka waktu perjanjian kerja dapat dibuat untuk waktu tertentu bagi
hubungan kerja yang dibatasi jangka waktu berlakunya, dan waktu tidak tertentu
bagi hubungan kerja yang tidak dibatasi jangka waktu berlakunya atau selesainya
pekerjaan tertentu.
dengan perjanjian kerja kontrak atau perjanjian kerja tidak tetap. Status
pekerjanya adalah pekerja tidak tetap atau pekerja kontrak. Sedangkan untuk
perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tidak tertentu biasanya disebut dengan
Perjanjian kerja yang dibuat untuk waktu tertentu harus dibuat secara
tertulis hal itu sesuai dengan Pasal 57 Ayat 1 Undang-Undang No. 13 tahun 2003
kerja.
Untuk membahas itu di bawah ini konsep pembahasan perjanjian kerja menurut
hukum Islam.
prinsipil Islam mendorong individual untuk kiat bekerja, karena bekerja itu
ibadah. Islam sangat mendorong dan menghargai seseorang yang bekerja untuk
48
Saw, bersabda:
:عي خالذ بي هعذاى عي الوقذام رضي هللا عنو عي رسٌل هللا صلي هللا عليو ًسلن قال
Dari Khalid ibn Ma‟dan, dari al-Miqdam R.a. bahwasanya Rasulullah Saw.
telah bersabda: “Tidak ada suatu makananpun yang dimakan seseorang itu
12
lebih baik dari pada makanan hasil usaha sendiri.” (HR. Bukhori)
besar bagi roda perekonomian suatu bangsa. Dorongan nuriyah inilah yang
menjadi etos kerja kaum muslimin yang tidak tertandingi oleh etos kerja
manapun. Dorongan kerja adalah untuk mendapatkan nilai pahala dari Allah Swt,
dan ini adalah tujuan tertinggi disamping tujuan yang lain atau materi (upah). jadi
(aqad/kontrak) atas jasa manfaat tertentu dengan suatu kompensasi atau upah.13
Syarat tercapainya kontrak kerja tersebut adalah kelayakan dari orang-orang yang
12
Al-Bukhari Abu Abdillah Muhammad bin Isma‟il bin Ibrahim bin al-Mugirah bin al-
Bardizbah, Shahih al-Bukhari. (Bairut: Dar Ibn Katsir, `1407H/1987M) cet. III, Juz II, hal. 730
13
Edgi sudjana, Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia, hal. 68
49
dengan orang yang dikontrak atau pemberi jasa/tenaga (disebut ajiir). Dan
c) Jelas upah dan manfaat yang akan diperoleh (meski tidak diberikan
nominalnya).
sejenisnya.
3. Manfaat yang diperoleh seseorang atas pribadi atau diri seseorang (manfaa‟tul
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? kami Telah menentukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami Telah
meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS al-Zukhrufi: 32)
Ibnu shihab meriwayatkan bahwa “aku diberitahukan oleh Urwah bin
Zubair bahwa Aisyah R.a berkata: Rasulullah Saw dan Abu Bakar pernah
mengontrak (tenaga) orang Bani Dail sebagai penunjuk jalan, sedangkan orang
mengambil janji dari orang tersebut (agar berada) di Gua Tsur setelah tiga
malam, dengan membawa kedua kendaraan beliau pada waktu shubuh di hari
…
…
14
Edgi sudjana, Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia, hal. 69
51
memakai jasa orang lain hendaklah membayarkan atau mengganti jasa yang telah
dikeluarkannya.
upah sebagai ganti atas jasa yang dikeluarkan. Harus dijelaskan juga apa yang
apabila melanggar kesepakatan. Selain itu, upah atau gajinya juga harus
semua syarat ini tidak dilakukan, maka perjanjian kontrak akan menjadi rusak.
yang dikontrak dengan imbalan upah, maka seorang dikontrak (ajiir) haruslah
dikeluarkan (skill). Bila keempat hal pokok dalam kontrak kerja ini tidak
15
Edgi sudjana, Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia, hal. 70
52
:عي إبراىين عي األ سٌد عي أبي ىريرة رضي هللا عنو عي النبي صلي هللا عليو ًسلن
)ًهي استأ جرأجيرا فليعلوو أجره (رًاه البييقي
Dari Ibrahim dari al-Aswad, dari Abu Hurarirah ra. Bahwasannya Rasulullah
Saw bersabda: apabila salah seorang dari kamu memperkerjakan seorang
pekerja, maka hendaklah dia beritahukan upahnya (HR. al-Baihaqi)16
Termasuk yang harus ditentukan adalah tenaga yang harus dicurahkan
oleh pekerja, sehingga para pekerja tersebut tidak dibebani dengan pekerjaan
tenaga tidak mungkin dibatasi dengan takaran yang baku, membatasi jam kerja
dalam seharian adalah takaran yang lebih ideal. Sehingga pembatasan jam kerja
Perjanjian atau akad dalam hukum Islam dipandang sah jika rukun dan
perjanjian tersebut seperti menurut jumhur ulama terdiri dari tiga aspek yaitu
16
Al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Juz. VI, hal. 120
53
subyek akad, obyek akad dan sighat akad. Adapun di antara syarat-syarat
Dalam Islam sendiri ketika perjanjian atau waktu ijab-kabul tidak ada
akad dengan tujuan dan makna bukan dengan kata-kata dan bentuk kata itu
bentuk mengambil dan memberi atau cara lain yang dapat menunjukkan keridaan
berdasarkan sebuah kaidah dalam al-Qur‟an surat al-Baqarah ayat 282 yang
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan
Selain itu juga dalam hukum Islam, kontrak dalam perjanjian kerja
aturan atau prinsip syariah yang ditetapkan; b) harus sama-sama rida dan ada
17
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 12, alih bahasa Kamaluddin A . Marzuki, (Bandung: al-
Ma‟arif, 1996), hal. 49
54
pilihan, c) harus jelas dan gamblang.18 Prinsip lain dari perjanjian kerja harus
saling jujur dan tidak mengkhianati perjanjian kerja, hal itu sesuai dalam al-
a. Dalam hukum positif, perjanjian kerja ada dua bentuk yaitu perjanjian kerja
waktu tertentu (PKWT) dan Perjanjian kerja waktu tidak tertentu. Sedangkan
b. Perjanjian kerja dalam hukum positif bisa dilakukan melalui lisan atau tulisan,
c. Dalam pandangan hukum Islam, akad itu harus ada sebuah ungkapan tentang
adanya ijab dan kabul (serah terima), sendangkan hukum konvensional tidak
d. Adanya pernyataan tentang ijab dan kabul oleh Islam dipandang sebagai
sesuatu yang harus dilaksanakan demi sahnya sebuah akad, namun dalam
hukum konvensional syarat sah sebuah akad itu harus mengacu kepada
18
Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hal. 2-3
19
Asmuni Mth, Beberapa Catatan Tentang Akad, (Yogyakarta: FIAI-UII, 2009, hal. 14
55
e. Persyaratan sah dan tidak sebuah akad (perjanjian) sesuai dengan yang
f. Syarat sahnya sebuah akad dalam Islam tercipta atas dasar kemaslahatan,
sehingga hasil akhir dari sebuah Akad (apakah nantinya ia bermanfaat atau
adalah membayar upah. secara umum upah adalah pembayaran yang diterima
20
buruh selama ia melakukan pekerjaan atau dipandang melakukan pekerjaan.
uang ataupun barang dalam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan
pekerja/buruh.22
Agar tenaga kerja dapat hidup dengan layak maka di atur perlindungan
hukum mengenai upah sesuai dengan Pasal 27 Ayat (2) Undang-Undang Dasar
20
Zainal Asikin. Agusfian Wahab, Dasar-Dasar Hokum Perburuhan, (Jakarta: Raja
Grafindo, 1993), hal. 86
21
Haribuan Nurimansyah, Upah Tenaga Kerja Dan Konsentrasi Pada Sector Industry,
(Prisma, No. 5 Th. X Mei 1981), hal. 3
22
Zaeni asyhadie, Hokum Kerja: Hokum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, hal.
67
56
1945 yaitu “Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.” Pasal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Undang-Undang No.
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yaitu pada pasal 88 Ayat (1): “Setiap
hari tua.
Menurut Pasal 28D UUD 1945 menyebutkan setiap orang berhak untuk
bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
diskriminasi antara buruh laki-laki dan buruh perempuan untuk pekerjaan yang
sama nilainya.
adalah upah bulanan terendah yang terdiri atas upah pokok termasuk tunjangan
pengertian bahwa jumlah upah yang diterima oleh pekerja/buruh dari hasil
membayar upah lebih rendah dari upah minimum. Upah minimum sebenarnya
ditujukan terutama bagi buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari satu
tahun. Sedangkan bagi buruh yang sudah bekerja lebih dari satu tahun, perlu ada
kenaikan upah berjenjang sesuai dengan masa kerjanya. Namun hal ini harus
yang dituangkan dalam peninjauan besarnya upah bagi buruh yang telah bekerja
23
Adrian Sutedi, Hokum Perburuhan (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 144
58
diatas satu tahun dilakukan melalui kesepakatan tertulis antara serikat buruh dan
Produk Domestic Regional Bruto (PDRB) dengan jumlah tenaga kerja pada
e) Kondisi usaha yang paling tidak mampu (marjinal) yang ditujukan oleh
periode tertentu.
24
Lalu Husni, Pengantar Hokum Ketenagakerjaan Indonesia, hal. 147
59
minimum antara wakil pengusaha, wakil pekerja dan wakil dari pemerintahan
upah yang diberikan oleh pengusaha dilarang membayarkannya lebih rendah dari
Ketenagakerjaan.
Berbeda dengan pendapat hukum Islam, bahwa konsep upah jauh lebih
berikut:
“Bekerjalah Kamu, karena Allah semata dengan aneka amal yang saleh dan
bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk masyarakat umum, maka Allah
akan melihat yakni menilai dan memberi ganjaran amal kamu itu”25
25
Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hal. 134
60
Tafsir dari melihat dalam keterangan di atas adalah menilai dan memberi
ganjaran terhadap amal-amal itu. Sebutan lain dari pada ganjaran adalah imbalan
perbedaan gender dalam menerima upah / balasan dari Allah. Ayat ini
menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi upah dalam Islam, jika mereka
mengerjakan pekerjaan yang sama. Hal yang menarik dari ayat ini, adalah
balasan Allah langsung di dunia (kehidupan yang baik/rezeki yang halal) dan
pekerjaan yang telah dilakukan manusia, pasti Allah balas dengan adil. Allah
tidak akan berlaku zalim dengan cara menyia-nyiakan amal hamba-Nya. Konsep
keadilan dalam upah inilah yang sangat mendominasi dalam setiap praktek yang
Lebih lanjut kalau kita lihat hadits Rasulullah Saw tentang upah yang
diriwayatkan oleh Abu Dzar bahwa Rasulullah Saw, bersabda: “Mereka (para
harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya (sendiri) dan memberi
pakaian seperti apa yang dipakainya (sendiri); dan tidak membebankan pada
mereka dengan tugas yang sangat berat, dan jika kamu membebankannya dengan
Muslim).
Dari hadits ini dapat didefenisikan bahwa upah yang sifatnya materi
dan sandang. Perkataan : “harus diberinya makan seperti apa yang dimakannya
(sendiri) dan memberi pakaian seperti apa yang dipakainya (sendiri)”, bermakna
bahwa upah yang diterima harus menjamin makan dan pakaian karyawan yang
menerima upah.
sepakat, tak seorang pun yang membantah ijma‟ ini. Upah disyariatkan karena
sebagian mereka membutuhkan sebagian yang lain, mereka butuh binatang atau
62
berkaitan dengan aqid (orang yang berakad), ma‟qud „alaihi (barang yang
menjadi obyek akad), ujrah (upah), dan zat akad (nafs al-„akad), yaitu:27
a. Kerelaan kedua belah pihak yang berakad. Apabila salah seorang diantaranya
terpaksa melakukan akad itu, maka akadnya tidaklah sah. Hal ini berdasarkan
Hai orang-rang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. (QS. An-Nisa‟/4:29)
b. Manfaat yang menjadi akad harus diketahui secara sempurna sehingga tidak
26
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Juz III, (Beirut: Daar al-Tsaqafah, t.th), hal. 139
27
Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan
Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 28
63
e. Upah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang bernilai harta. Oleh sebab itu, para
ulama sepakat bahwa khamar dan babi tidak boleh menjadi upah, karena
Upah dapat dipandang dari dua segi yaitu, moneter dan non-moneter.
Jumlah uang yang diperoleh seorang pekerja selama jangka waktu yang
nominal tenaga kerja. Upah sesungguhnya dari seorang pekerja tergantung dari
berbagai faktor, seperti, jumlah upah berupa uang, daya beli uang dan
seterusnya, dapat dikatakan terdiri dari jumlah kebutuhan hidup yang sebenarnya
diterima oleh seorang pekerja karena pekerjaannya. “pekerja kaya atau miskin,
diberi imbalan baik atau buruk sebanding dengan harta nyata, bukan harga
Karena tidak ada pekerjaan yang tanpa upah, dan upah merupakan hak da
bukan pemberiaan sebagai hadiah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar
dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak akan
dirugikan. (QS. Al-Jasiyah 45: 22)
Dari gambaran diatas, terlihat bahwa kerja hendaklah profesional,
sesuai dengan ukuran kerja dalam proses produksi dan dilarang adanya
menceritakan kepada kami Abdurrahman ibn Zaid ibn Aslam, dari „Abdullah ibn
untuk memberikan upah kepada buruh sesuai dengan berakhirya kerja itu sendiri.
Dalam hukum Islam juga telah menawarkan suatu penyelesaian yang sangat
yang paling bijaksana tanpa merugikan kedua belah pihak. Buruh mendapat upah
28
Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah al-Quzwaini, Sunan Ibn Majah, (Beirut: Daar al-
FIkr, t.th), Juz. II, hal. 817
65
yang telah dijanjikan tanpa merampas hak majikan yang sah. Begitu pula
mereka yang sah. Dalam al-Quran diperintahkan dengan jelas agar para
pengusaha membayar upah pekerja selaras dengan tugas yang mereka lakukan
dan pada saat yang sama juga menjaga kepentingan mereka sendiri.
mereka akan diberi balasan di dunia dan akhirat. Setiap pekerja akan dibayar
upahnya menurut apa yang mereka usahakan dan tidak ada siapapun yang
dirugikan. Hal demikian menjamin upah yang adil kepada setiap pekerja
pekerja ditentukan oleh pekerjaan mereka dan usaha mereka dalam memberikan
menyatakan tentang upah yang sewajarnya diperoleh manusia di dunia ini. Setiap
pekerja harus diberi bayaran yang sepadan dengan pekerjaan mereka dan tidak
Karena di dunia ini tidak ada manusia yang mau mengerahkan tenaga
atau jasanya untuk mengerjakan sesuatu secara terus menerus atau dalam jangka
waktu tertentu untuk kepentingan orang lain tanpa dibarengi dengan upah atau
29
Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan
Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 45
66
imbalan yang memadai. Oleh karena itu diharapkan para pengusaha mau
Dalam kehidupan, banyak kita jumpai perbedaan tingkat upah. Hal ini
sering mengacu pada adanya kelompok yag tidak bersaing dikalangan kerja.
Terdapat suatu perbedaan suatu perbedaan besar antara pekerja intelektual dan
pekerja kasar, antara pekerja-pekerja terampil dan pekerja tidak terampil. Sangat
sedikit mobiliitas kerja diantara golongan pekerja ini. Akibatnya adalah tingkat
Ada kalanya perbedaan upah itu sangat mencolok sekali. Ada yang
upahnya hanya cukup untuk hidup, ada yang memungkinkan suatu kehidupan
yang menyenangkan dan ada pula yang memungkinkan suatu kehidupan yang
sangat mewah. Sebagai contoh bandingkan saja bayaran pemain bola bayaran
terkemuka di dunia dengan pemain bola bayaran yang tidak terkenal. Tentunya
diantara mereka terdapat perbedaan upah yang sangat besar sekali. Contoh-
contoh lain tentang perbedaan upah yang sangat mencolok di antara para pekerja
dengan mudah dapat dicari lebih lanjut. Yang penting untuk dianalisa disini
ini diuraikan faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah.30
30
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikro Ekonomi, hal. 310
67
karena perbedaan keuntungan yang tidak berupa uang, beberapa jenis pekerjaan
lebih menyenangkan dari pada pekerjaan lainnya. Dalam hukum Islam mengakui
material. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat an-Nisa‟ ayat 32
yang berbunyi:
dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada
sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang
laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para
wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah
kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. (An-Nisa: 32)
al-Hadits syarat-syarat mengenai hal ini adalah para majikan harus memberikan
upah para pekerja atas jasa yang telahdiberikan, sedangkan para pekerja harus
memenuhi syarat-syarat ini akan dianggap sebagai kegagalan moral baik dipihak
Tuhan.
Begitu juga dalam transaksi setiap kerja, upah harus diberikan dalam
perjanjian yang jelas dengan bukti dan ciri yang bisa dipertanggungjawabkan
:عي إبراىين عي األ سٌد عي أبي ىريرة رضي هللا عنو عي النبي صلي هللا عليو ًسلن
)ًهي استأ جرأجيرا فليعلوو أجره (رًاه البييقي
Dari Ibrahim dari al-Aswad, dari Abu Hurarirah ra. Bahwasannya Rasulullah
Saw bersabda: apabila salah seorang dari kamu memperkerjakan seorang
pekerja, maka hendaklah dia beritahukan upahnya (HR. al-Baihaqi)31
Dalam menanggapi masalah UMR, menurut hukum Islam bahwa UMR
sendiri jika dilihat dari aspek ekonominya harus dibuat mernurut perjajian awal
atas dasar keadilan dan tanggung jawab, baik pihak perusahaan atau pihak
oleh kedua belah pihak sesuai dengan kemampuannya. Hanya dengan begitulah
maka upah yang diperoleh menjadi halal, sesuai dengan prinsip Ekonomi Islam
31
Al-Baihaqi, Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Juz. VI, hal. 120
32
Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan
Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 45
69
merugikan para pihak. Upah juga harusnya ditetapkan dengan cara yang paling
layak tanpa tekanan yang tidak pantas terhadap pihak manapun. Kedua belah
pihak yang melakukan kontrak perjanjian (upah) dalam konteks ini diperingatkan
agar bersikap adil terhadap semua orang dalam bertransaksi, agar tidak
gaji tidak kurang dan tidak lebih dari apa yang dikerjakannya. Dengan
Dari uraian diatas, paling tidak terdapat Perbedaan konsep Upah antara
hukum positif dengan hukum Islam: pertama, Islam melihat Upah sangat besar
kaitannya dengan konsep Moral, sementara hukum positif tidak. Kedua, Upah
dalam Islam tidak hanya sebatas materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi
Pahala, sementara hukum positif tergantung pada nilai kebutuhan hidup layak
Islam adalah; pertama, prinsip keadilan (justice), dan kedua, prinsip kelayakan
(kecukupan).
33
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna
Bumi, 1997), cet. II, hal . 296
70
bahwa perbandingan upah antara hukum positif dan hukum Islam sebagai
berikut:
Tabel 1. Perbandingan Konsep Upah antara Hukum Islam dan Hukum Positif
C. Analisis Kasus
seperti budak, dari beberapa kesaksian mengatakan bahwa para buruh dipaksa
bekerja dengan waktu tak terbatas, mulai bekerja dinihari dan berakhir tengah
71
malam, mereka tidak bisa beribadah dan disiksa kalau bekerja tidak giat.34 Selain
perampasan hak atas buruh di atas, hak lain dari buruh juga dirampas seperti
ditempatkan pada tempat yang tidak layak berupa ruang tertutup 8 x 6 meter,
tanpa ranjang tidur, hanya ada alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, terdapat
fasilitas kamar mandi yang jorok dan tidak terawat. Dan rata-rata dari mereka
izin industri dari instansi terkait di Pemerintah Kabupaten Tangerang. Usaha itu
temuan itu:
ranjang tidur, hanya alas tikar, kondisi pengap, lembab, gelap, kamar
b) Telepon genggam, dompet, uang, dan pakaian yang dibawa buruh ketika
pertama kali datang bekerja di tempat itu disita lalu disimpan YK dan
c) Gaji tidak diberikan, sementara buruh sudah bekerja lebih dari 2 bulan,
34
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-
Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB
35
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-Dipaksa-
Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul 17:50 WIB
72
f) Kondisi badan buruh juga tidak terawat, rambut coklat, kelopak mata
Dari data yang didapat oleh penulis, hal itu terjadi berawal dari
dengan para buruh CV. Cahaya Logam. Diperparah dengan perjanjian kerja yang
tidak jelas sekaligus tidak tertulis, hal ini menyebabkan para buruh tidak bisa
terpenting dalam suatu perusahaan, karena dalam suatu perusahan haruslah jelas
hubungan kerja serta pembagian kerja antara pekerja satu dengan yang lainnya
36
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Buruh.Dise
kap.BarangDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx
&utm_campaign=%20Perbudakan%20Di%20Tangerang. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013
Pukul 14.30 WIB
73
pembagian kerja tidak jelas maka akan terjadi penyimpangan di sana-sini. Kasus
ini merupakan salah satu contoh dari hubungan kerja dan pembagian kerja yang
pengusaha atau pemilik pabrik kuali dalam hal ini CV. Cahaya Logam
Disamping karena perjanjian yang tidak jelas menjadi pemicu awal, upah
yang diberikan oleh CV. Cahaya Logam juga tidak berdasarkan Permenakertrans
bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun”. Jadi
seharusnya buruh pada waktu itu mendapatkan upah sesuai dengan UMR (Upah
Minimum Regional) pada Tahun 2013 Banten sebesar Rp. 1.187.500, sedangkan
UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) dalam hal Ini Kab. Tangerang sebesar
bila dilihat lebih jauh dalam hukum positif terkait perburuhan memberikan
37
http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November
2013 pukul 19. 40 WB.
74
kelonggaran dalam perjanjian kerja yang tidak tertulis, secara jelas ketentuan
bahwa Perjanjian Kerja dapat dibuat secara tertulis maupun lisan.38 Pasal ini
dituangkan dalam wujud tertulis, bisa saja dalam bentuk lisan. Menurut
tidak secara lisan.39 Karena hal itu berpotensi pada tidak terlindunginya hak-hak
para buruh ketika terjadi persengketaan antara pekerja dan pengusaha. Hal ini
Logam tidak tertulis dan hanya lisan saja dari orang ke orang. Dimana dalam
kerja (perusahaan) dan pekerja. Sedangkan dalam prinsip Islam, sesuai bahwa
perjanjian kerja tertulis merupakan sebuah keharusan susuai dengan Surat al-
Baqarah ayat 282, dimana dalam muamalah (termasuk perjanjian kerja) harus
dicatatkan dan disaksikan sesuai yang telah dijelaskan pada bab di atas.
Timur Kab. Tangerang yaitu terkait upah yang diberikan oleh CV. Cahaya
38
Pasal 51 ayat 1 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
39
Agusmidah, dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, (Jakarta: UI Press,
2012), hal. 26
75
Logam tidak berdasarkan kesepakan kedua belah pihak sebelumnya yaitu sebesar
Rp. 1.500.000, dan tidak sesuai dengan UMP daerah Kab. Tangerang kala itu
yaitu sebesar Rp. 1.187.500, namun memberikannya sebesar Rp. 600.000. hal ini
secara hukum positif tidak dibenarkan karena diluar batas kebutuhan hidup layak
(KHL), Hal itu sesuai dengan pasal 88 ayat (4) Undang-undang No. 13 Tahun
jelas bahwa dalam penetapan upah minimum titik tolak yang digunakan mengacu
pada kebutuhan hidup layak yang diputuskan oleh Gubernur.41 Yang mana UMR
Banten yang putuskan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 1.187.500, sedangkan
UMK (upah minimum kabupaten/kota) dalam hal Ini Kab. Tangerang sebesar Rp
Cahaya Logam terhadap para buruhnya tidak sesuai dengan hukum positif
Indonesia.
40
Pasal 88 ayat 4 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
41
Lihat Pasal 8 Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan
Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.
42
http://fspmiptbi.org/daftar-umr-ump-umk-tahun-2013, pada tanggal 22 November
2013 pukul 19. 40 WB.
76
awal, jika terjadi kesepakatan kedua belah pihak. Artinya CV. Cahaya Logam
berhak saja memberikan upah dibawah UMR, namun praktek yang dilakukannya
telah mencederai perjanjian kerja di awal yaitu upah sebesar Rp. 600.000. Dan
perlu diingat bahwa konsep keabsahan upah dalam hukum Islam dilihat dari
dengan aqid (orang yang berakad), ma‟qud „alaihi (barang yang menjadi obyek
43
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna
Bumi, 1997), cet. II, hal . 296
44
Ahmad Falih, Pengaruh Besarnya Upah Buruh Tani terhadap Perilaku Kerja dan
Konsumsi, (Jakarta: Pasca Sarjana Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah, 2007), hal. 28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
adalah:
1. Menurut hukum positif perjanjian kerja merupakan dasar hukum yang paling
utama dalam hubungan kerja. Perjanjian kerja dapat dibuat secara tertulis atau
lisan sesuai dengan Pasal 51 (1) UUK yang menyatakan bahwa Perjanjian
alamat perusahaan, dan jenis usaha; b) nama, jenis kelamin, umur, dan alamat
hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh; g) mulai dan jangka waktu
berlakunya perjanjian kerja; h) tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
perjanjian kerja pengusaha bertanggung jawab atas segala hal atau biaya yang
bahwa dasar dari perjanjian kerja adalah: a) adanya kesepakatan kedua belah
77
87
merupakan sebuah perikatan ijab dan kabul yang dibenarkan sesuai dengan
perjanjian kerja menurut hukum islam harus memenuhi kriteria syarat dan
rukun secara syari’i. Hukum Islam juga membenarkan dalam tertulis tidaknya
berdasarkan sebuah ayat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 282 yang
pertumbuhan ekonomi. Dan perlu diingat bahwa upah yang diberikan oleh
sementara hukum positif tidak. Kedua, Upah dalam Islam tidak hanya sebatas
kedua konsep Upah antara hukum positif dan Islam adalah; pertama, prinsip
3. Kasus yang terjadi pada CV. Cahaya Logam Kec. Sepatan Timur Kab.
lisan saja dari orang ke orang dan pemberian upah di bawah UMR. Untuk
karena sesuai dengan surat al-Baqarah ayat 282, pada prinsip muamalah
diberikan oleh CV. Cahaya Logam kepada buruh di bawah UMR, serta
merampas hak-hak kebebasan buruh dan lain-lain, hukum positif melarang hal
itu dan bisa dipidana. Tidak berbeda jauh dengan pandangan hukum Positif,
bahwa hukum Islam melihat kasus perbudakan di daerah Kec. Sepatan Timur
dengan akad di awal. Adapun hukum positif melarang praktik upah yang
diberikan oleh CV. Cahaya Logam sebesar Rp. 600.000, karena tidak sesuai
dengan UMP daerah Kab. Tangerang kala itu yaitu sebesar Rp. 1.187.500.
B. Saran-saran
menurut penulis dirasa perlu memberikan beberapa saran terkait analisis kasus
membenarkan perjanjian kerja bisa dibuat lisan dan tulisan, hal itu memicu
pengusaha untuk merampas hak-hak buruh seperti yang terjadi Sepatan Timur
Kab. Tangerang. Hal itu juga tidak sesuai dengan prinsip yang digariskan oleh
Islam.
seharusnya bekerja sama untuk saling megawasi sistem perbudakan gaya baru
di era modern.
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku:
Abbas, Afifi Fauzi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Adelina Offset. 2010.
Bukhari Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mugirah
bin al-Bardizbah, Shahih al-Bukhari. Bairut: Dar Ibn Katsir,
`1407H/1987M
Amrullah, Ahmad SF, Dkk. Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum
Nasional. Jakarta: Gema Insani Press. 1966
Ash Shiddieqy, T.M. Hasbi. Filsafat Hukum Islam, cet III. Jakarta: Bulan
Bintang. 1988.
Djulmiaji, F.X. Perjanjian Kerja Edisi Revisi. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.
82
83
Quzwaini, Muhammad ibn Yazid Abu Abdullah. Sunan Ibn Majah. Beirut:
Daar al-FIkr. t.th. Juz. II
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian
Permenakertrans No. 13 Tahun 2012 tentang Komponen dan Pelaksanaan
Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak
Keputusan Presiden No 107 tahun 2004 tentang Dewan Pengupahan
Internet:
http://www.tempo.co/read/news/2013/05/04/064477938/Buruh-Pabrik-Panci-
Dipaksa-Kerja-Seperti-Budak. diakses pada tanggal 04 Mei 2013 Pukul
17:50 WIB
85
http://megapolitan.kompas.com/read/2013/05/04/04215157/Parah.Puluhan.Bu
ruh.Disekap.BarangDisita.dan.Hak.Tak.Dipenuhi.di.Tangerang?utm_source=
WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=%20Perbudakan%20Di%20Tan
gerang. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2013 Pukul 14.30 WIB
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Desa Lebak Wangi Kecamatan Sepatan Timur
Kabupaten Tangerang menerangkan bahwa:
Nim : 108043100024
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana
semestinya.
II
Wawancara I
Kronologis Tentang Kasus Perbudakan Di Pabrik CV. Cahaya Logam Di Daerah Kec.
Tangerang
1. Sepengetahuan bapak / ibu, bagaimana awal mula korban untuk mendapat pekerjaan di
Yang saya tahu, kerja disitu gak pake lowongan kerja, si Yuki (pemilik usaha) nyuruh
temannya nyari orang untuk jadi pekerja dipabriknya. Jadi si yuki nyebar anak buahnya
kepelosok daerah dan menawarkan pekerjaan kepada warga kampung. Sesuai dengan
perintah si yuki, jika yang dibutuhkan 5 orang, maka anak buahnya harus cari 5 orang
untuk dipekerjakan dipabriknya, kan bukan cuma 1 orang dia nyebar anak buahnya, kalo
yang disebar 4 orang, terus masing-masing suruh bawa 5 kan udah 20.
2. Apakah bapak / ibu tahu bentuk kerja / jenis pekerjaan di CV. Cahaya Logam?
Kerjaan mereka membakar dan melebur alumunium oil, terus dijadiin batangan buat
bahan pembuatan peralatan dapur, seperti panci dan kekenceng.
3. Sepengetahun bapak / ibu, berapakah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di CV.
Cahaya Logam?
Kabar yang beredar Simpang siur, ada yang bilang 25, 32, dan juga 34, tapi yang
pastinya waktu ada penggerebegan jumlah mereka ada 33, kan yang 2 lagi kabur buat
laporan ke kepolisian bahwa ada penyiksaan buruh di daerah lebak wangi tangerang.
III
Mereka berasal dari daerah sekitar Banten, Pandeglang, Cianjur dan Lampung. Tapi
kebanyakan dari mereka berasal dari Lampung Utara.
4. Menurut bapak / ibu, apa alasan mereka bekerja di CV. Cahaya Logam?
Semua alasan orang bekerja pasti buat menutupi kebutuhan hidupnya, begitupun para
buruh yang bekerja di pabrik kekenceng, mereka rata-rata orang gak mampu dan
sebagian lagi dari mereka anak-anak yang putus sekolah, jadi ketika ada orang yang
mengajak mereka untuk bekerja di daerah kawasan industri Tangerang dengan gaji yang
lumayan, tanpa pikir panjang mereka pun menyanggupinya. Apalagi namanya orang
pasti butuh duit buat melangsungkan hidup, mangkanya mereka mau kerja disitu.
5. Pada tahun berapakah mereka mendapat penawaran atau kontrak kerja di CV. Cahaya
Logam?
Perkiraan Sekitar tahun 2011 mereka kerja disitu, tapi tidak berbarengan datangnya,
ada yang datang di awal bulan, ada lagi yang datang di pertengahan dan akhir bulan,
ada juga yang datang di bulan selanjutnya, tergantung tangan kanan yuki bawa orang-
orang desanya.
6. Apakah hubungan kerja yang disepakati antara CV. Cahaya Logam dengan pihak pekerja
Kayanya disitu mah gak pake perjanjian kerja tertulis de, dari mulut ke mulut aja. Asal
tahu gajinya berapa dan kerjanya apa, ya udah deal, mereka langsung kerja.
7. Apakah CV. Cahaya Logam memberikan ketentuan hak dan kewajiban kepada pihak
pekerja?
Awalnya sih diberikan, tapi kesininya katanya para atasan makin semena-mena, gak
boleh lihat pekerja lelah sedikit, tangan langsung main kasar, sampai mereka takut dan
akhirnya jadi budak tanpa gaji.
ketenagakerjaan)?
Layaknya pengusaha yang memiliki karyawan, mereka kasih angin syurga dulu bagi
para pekerja, yaaa… sesuai dengan ketentuan perusahaan yang wajib memberikan
IV
perlindungan dan upah hasil kerja usaha pekerjanya, pertama diberikan sesuai omongan
ketika perekrutan, terhitung sampai para pekerja merasa nyaman, baru sedikit demi
sedikit mereka press dengan hardikan dan main tangan ketika terjadi kesalahan atau
kelalaian, sampai mereka takut dan akhirnya tunduk.
9. Berapakah besaran upah yang dijanjikan oleh CV. Cahaya Logam untuk para pekerja
Sepengetahuan saya, mereka di gaji 1 bulan kurang lebih 600 ribu, disitu juga kena
potongan gantungan sebesar kurang lebih 20 ribu, dan jika ditanya gajinya diatas atau
dibawah UMR, itu sudah jelas-jelas dibawah UMR.
10. Bagaimanakah cara pembayaran upah CV. Cahaya Logam kepada pihak pekerja (buruh)?
Mereka digaji setiap bulannya dengan pembayaran secara langsung. Makan, rokok, dan
segala macam jajanan diambil dari gaji pokok, dari sisa gajinya pun ada potongan
dengan alasan tabungan, itu bisa diambil ketika mereka mau pulang kerumah. Biasanya
mereka pulang waktu lebaran idul fitri atau semisalnya ada dari pihak keluarga yang
tertimpa musibah, atau ada saudara yang hajat dikampung.
11. Seperti yang kita tahu, CV. Cahaya Logam memperlakukan para pekerja (buruh) di luar
Kalau melihat tempat yang dijadikan mes (tempat istirahat) para buruh memang tidak
layak, rumah dia (Yuki) itu megah dan tingkat, di sampingnya ada gudang yang
ukurannya kurang lebih 8x6, bekas tempat rongsokan yang ditumpukkan untuk didaur
ulang sebagai bahan pembuatan panci dan kekenceng, tempat itulah yang dijadikan
tempat istirahat untuk para buruh. Karena bangunan yang tak terurus, kamar mandinya
pun kumuh dan saluran airnya pun tersendat, mungkin itu yang menyebabkan gatal-gatal
dan penyakit kulit pada buruh, karena para buruh gak pernah mandi dikarenakan sanyo
rusak, adapun kekerasan fisik yang dilakukan para mandor (pengawas dan penjaga)
dikarenakan melihat kerja buruh yang lambat dan alasan karena kelelahan, di antara
mereka pun ada yang sempat melakukan perlawanan hingga akhirnya di gebukin oleh
para teman mandor lainnya.
12. Setelah mengetahui perlakukan buruk seperti perbudakan dari pihak CV. Cahaya Logam,
Katanya sih si korban kabur dan sempat lapor ke kepolisian Sepatan, akan tetapi
sikorban malah dibawa lagi ke tempat asal-muasal dia bekerja, karna sebelumnya si
pemilik pabrik sudah telepon “kalau ada orang yang laporan ke kepolisian dari pekerja
V
kekenceng, tolong bawa lagi ke tempat kerja”. Ya mungkin mereka sudah saling kenal,
karna banyak sih dari wargapun tahu kalau setiap malamnya ada aja polisi yang patroli
kesitu, pada akhirnya ada pekerja yang kabur terus balik ke kampung dan membongkar
kasus perbudakan yang terjadi di Sepatan Timur Tangerang, hingga akhirnya lurah
kampung sana yang dibantu dengan kepolisian disana datang dan menggerebek tempat
itu.
Mengetahui,
VI
Wawancara II
1. Sepengetahuan bapak / ibu, bagaimana awal mula korban untuk mendapat pekerjaan di
Pihak dari CV. Cahaya Logam mencari pekerja keluar daerah, dapat 2 atau 3 orang
lalu dipekerjakan, dan nanti disuruh ngajak teman-temannya untuk ikut bekerja.
2. Apakah bapak / ibu tahu bentuk kerja / jenis pekerjaan di CV. Cahaya Logam?
3. Sepengetahun bapak / ibu, berapakah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di CV.
Cahaya Logam?
Saya agak kurang tau, karna mereka tidak ada laporan terlebih dahulu ke pihak Rt kalau
memang mau kerja dan menetap disini, biar nanti kalau ada permasalahan saya bisa ikut
membantu. Tapi menurut laporan yang saya terima, jumlah pekerja yang ada disitu ada
27 orang, ditambah 6 orang pekerja yang sakit yang di sekap dalam kamar, dan 2 orang
lagi yang melarikan diri.
4. Menurut bapak / ibu, apa alasan mereka bekerja di CV. Cahaya Logam?
VII
Pertama memang posisi yang pengangguran dan keadaan yang memperihatinkan
masalah ekonomi hidup membuat mereka harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya, di waktu yang bersamaan datang utusan yang di sebar yuki untuk mencari
orang agar bisa bekerja dipabriknya, dengan iming-iming gaji yang cukup lumayan,
akhirnya mereka mau ikut kerja di Tangerang.
5. Pada tahun berapakah mereka mendapat penawaran atau kontrak kerja di CV. Cahaya
Logam?
CV. Cahaya Logam membuka usaha sekitar tahun 1999, pemilik usaha mengontrak
tanah kosong yang cukup luas di daerah bayur opak selama 8 tahun untuk usahanya,
baru tahun 2007/2008 ia memindahkan usahanya itu disekitar rumahnya, dan orang-
orang yang menjadi korban kemarin diperkirakan masuk kerja sekitar pertengahan tahun
2011.
6. Apakah hubungan kerja yang disepakati antara CV. Cahaya Logam dengan pihak pekerja
Di situ mah Cuma lewat omongan aja, gak pake perjanjian tertulis, soalnya disini juga
pernah ada yang kerja disitu, Cuma ngajak kerja disebutin gajinya berapa, ya udah
langsung kerja aja. Tapi dulu mah sistemnya borongan, kerja tergantung adanya
pesanan.
7. Apakah CV. Cahaya Logam memberikan ketentuan hak dan kewajiban kepada pihak
pekerja?
Diberikan, memang pabriknya begitu ketat begitupun atasannya tegas dan galak, jadi
ketika ada yang hendak melaksanakan shalat atau gak masuk kerja karna gak enak
badan mereka takut untuk meminta izin dan terpaksa meneruskan pekerjaan.
ketenagakerjaan)?
Semua yang diperlukan karyawan diberikan, tapi hanya diawal. Mula-mula bekerja gaji
itu turun, bahkan katanya mereka diperlakukan baik, mereka ditatar bagaimana cara
peleburan bahan dan cara membentuknya menjadin sebuah kuali, sampai akhirnya
seiring berjalannya waktu mungkin keluar sifat aslinya, sampai akhirnya terjadilah
kejadian ini.
VIII
9. Berapakah besaran upah yang dijanjikan oleh CV. Cahaya Logam untuk para pekerja
Menurut laporan, mereka digaji 600 ribu. Pastinya itu dibawah UMR.
10. Bagaimanakah cara pembayaran upah CV. Cahaya Logam kepada pihak pekerja (buruh)?
CV. Cahaya Logam memakai sistem kontrak, dan setiap bulan pekerja terima gaji dan
sebagian gajinya dipotong untuk gantungan. Gantungan itu baru turun ketika pekerja
hendak pulang atau berhenti bekerja.
11. Seperti yang kita tahu, CV. Cahaya Logam memperlakukan para pekerja (buruh) di luar
Nah itu yang disayangkan, awal meraka datang pun tak ada laporan ke Rt, namanya
orang jauh datang ke kampung orang seharusnya ada laporan, itu juga kan buat
keselamatan dia. Jadi sekiranya ada hal-hal yang tak diinginkan terjadi Rt bisa bantu.
Seperti yang ramai diperbincangkan, para buruh diperlakukan semau mandor. Disiksa
mungkin karna ada sebabnya, seperti barang banyak akan tetapi pekerjanya malas-
malasan, terkadang pekerjanya ngeyel (susah diatur) dan ada juga yang ketika dimarahi
melakukan perlawanan, mungkin itu yang memicu terjadinya penyiksaan
12. Setelah mengetahui perlakukan buruk seperti perbudakan dari pihak CV. Cahaya Logam,
Seperti tadi apa yang sudah saya bilang, pabrik itu ketat begitu juga atasannya tegas
dan galak, sampai ada yang sakitpun mereka dikunci di dalam ruangan, mungkin korban
yang kabur dan laporan kemarin nekat karna gak kuat kerja di pabrik itu, dan dia juga
merasa kasihan dengan teman-temannya yang lain, mangkanya dilaporin kepihak yang
berwajib.
IX
Mengetahui,
X
Wawancara III
Narasumber : Warga/Pekerja
Tangerang
1. Sepengetahuan bapak / ibu, bagaimana awal mula korban untuk mendapat pekerjaan di CV.
Cahaya Logam?
Bos yuki nyuruh saudaranya cariin Orang buat jadi karyawan dipabriknya, dan nanti
saudaranya nyuruh anak buahnya nyari orang ke daerah pedalaman, dengan dijanjikan
kalau bisa dapat banyak rekrutan, nanti bakal dikasih duit lebih, orang jauh gak boleh
harus orang deket. Mungkin dia berpikir kalo orang sini udah tahu duit mangkanya dia
suruh cari yang jauh.
2. Apakah bapak / ibu tahu bentuk kerja / jenis pekerjaan di CV. Cahaya Logam?
Dulu tugas kami mengumpulkan rongsokan berupa besi, tembaga, stainless dan alumunium
untuk kemudian kami lebur dan dijadikan bahan baku produksi, setelah itu kami panaskan
dengan suhu perkiraan diatas 2000 derajat, dan kalau sudah mencair buru-buru kami
tuangkan ke dalam cetakan kuali, kekenceng dan panci, terus ditutup pake tanah, selang
beberapa saat, cetakan diangkat dan dilakukan penghalusan, buat proses terakhir dilakukan
finishing biar keliatan bagus dan menyempurnakan bentuk barang. Dalam sehari kami
biasa melakukan dua kali pengecoran yakni pada pagi dan siang, kalo lembur dan banyak
pesanan, biasanya kami lakukan pengecoran sampe malam.
3. Sepengetahun bapak / ibu, berapakah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di CV. Cahaya
Logam?
XI
Disitu mah gak banyak, pas waktu saya kerja aja Cuma ada 21 orang. 13 0rang sebagai
pengolah bahan, sisanya di bagian pembentukan. Kalo ngeliat korban kemarin sih agak
cukup banyak, kalo gak salah semuanya ada 35 orang.
4. Menurut bapak / ibu, apa alasan mereka bekerja di CV. Cahaya Logam?
Yaaa… buat nutupin segala kebutuhan hidup kan pake duit, nyari kerjaan susah bang, ya
mumpung ada yang ngajak ikut aja, lumayanlah buat makan ngeroko mah.
5. Pada tahun berapakah mereka mendapat penawaran atau kontrak kerja di CV. Cahaya
Logam?
Saya kerja dari tahun 2009, di situ mah harus kuat mental, kerjanya extra dan gak kenal
lelah, istirahat Cuma cukup buat makan sama ngeroko sebatang, sisanya kerja. Lembur
kerja ada dihari jum’at dan sabtu, sedangkan minggu libur, saya gak tinggal di mes (tempat
peristirahatan yang disediakan pihak pabrik), jadi saya berangkat jam 7 pulang jam 7,
kadang sampai jam 10 kalo lagi lembur. Waktu itu tahun 2010-an akhir ada pengurangan
karyawan, dan saya masuk daftar pengurangan itu, termasuk 2 teman saya orang bayur
bambu, Waktu saya mau cabut dari itu pabrik, memang pesanan lagi banyak, mungkin bos
yuki udah nyiapin tenaga baru kali buat ngurusin pesanan diluaran. Ya mungkin itu korban-
korban yang kemarin.
6. Apakah hubungan kerja yang disepakati antara CV. Cahaya Logam dengan pihak pekerja
Waktu zamanan saya mah kaga bang, di omong udah siap kerja, saya jawab siap, dibilangin
gaji 350/2 minggu dan dipotong 50 ribu untuk uang makan saya jawab siap, tapi pas waktu
itu saya bilang kalo rumah saya deket, saya makan dirumah aja, jadi saya minta dibayar
full. Yang orang sini kerja disitu bisa di hitung jari, sisanya tau orang mana.
7. Apakah CV. Cahaya Logam memberikan ketentuan hak dan kewajiban kepada pihak
pekerja?
Dikasih ya di kasih, tapi kadang waktu pembayaran hasil kerja sering kurang, tak sesuai
dengan pembicaraan di awal. Kalau komplen pasti dibentak dengan alasan nanti bakal
dibayar
.
8. Sepengetahuan bapak, apakah CV. Cahaya Logam memberikan perlindungan, pengupahan
XII
Diberikan sih, buat yang mau tidur di sediakan mes, emang agak kumuh sih tempatnya,
kotor dan jember juga. Itu jadi alasan kedua saya kenapa gak mau tidur di mes, ya yang
pertama karna rumah saya dekat dan yang kedua mesnya emang gak layak. Kalo gajian
juga antri dibayarnya juga, gak kaya zaman sekarang, pabrik-pabrik kalo ngegaji lewat
ATM, udah pada kaya bos aja “hahahaha”.
9. Berapakah besaran upah yang dijanjikan oleh CV. Cahaya Logam untuk para pekerja
Kalo zamanan saya bersihnya 400 ribu, Cuma kalo yang korban kemarin sih katanya 600
ribu, ya pasti dibawah UMR bang.
10. Bagaimanakah cara pembayaran upah CV. Cahaya Logam kepada pihak pekerja (buruh)?
11. Seperti yang kita tahu, CV. Cahaya Logam memperlakukan para pekerja (buruh) di luar sisi
Kalo ada kesalahan paling diomelin dan gentak, kalo kelihatan lagi kerja ada yang ngobrol
biasanya ditimpah pake sisa bahan, cuma gak tahu deh kalo yang kemarin, katanya sih
ditampar, ditendang, disundut pake rokok, dan ada juga yang dikurung. Mungkin zaman
kerja mereka lebih parah kali dibanding zamanan saya, untungnya saya gak ngerasain.
12. Setelah mengetahui perlakukan buruk seperti perbudakan dari pihak CV. Cahaya Logam,
Kalo waktu saya sih gak ada yang lapor, karena menurut saya wajar dia marah, mereka
kesal karna kerjanya gak beres, kadang ada panci yang udah selesai, tapi pas diperiksa
bagian bawahnya keropos karna digetoknya terlalu kencang ketika pembuatan. Ada juga
yang kulit dasar alumuniumnya pecah karna suhu pembakarannya terlalu tinggi. Tapi waktu
kemarin mungkin sudah terlalu parah penyiksaan yang diberikan para mandor kepada para
buruh, hingga akhirnya korban ada yang lapor ke kepolisian dan akhirnya digerebek.
XIII
Mengetahui,
XIV