DI KAWASAN ANDALUSIA
Skripsi
Oleh :
NAILINNAFIS
NIM: 1112044100008
Mengesahkan,
111
LEMBARPERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar stata satu (S1) pada Program
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukanlah hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. maka saya
NAILINNAFIS
lv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Bismillâhirrahmânirrahîm
Alhamdulillah, syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan
kesehatan, kekuatan serta petunjuk kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan skripsi dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana Syariah (S.Sy) pada Program Studi Hukum Keluarga Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam
senantiasa dihaturkan pada manusia tauladan, yaitu baginda Rasulullah SAW.
semoga syafa’atnya kelak mengalir kepada umatnya.
Bahagia dan ucapan terima kasih atas terselesaikannya skripsi yang
berjudul “Pengangkatan Hakim Periode Kerajaan Islam di Kawasan Andalusia”
Penulis persembahkan khusus untuk kedua orang tua, Abah H. Muhammad Nurul
Huda serta Ibu Hj. Siti Fatimah yang senantiasa mendoakan, memberikan kasih
sayang serta mendukung proses pendidikan Penulis dari jenjang paling dini
hingga pada titik ini demi meraih kesuksesan dan keberhasilan.
Dalam proses penulisan, penulis tidak luput dari kesulitan dan hambatan.
Namun, berkat motivasi dan bimbingan dari semua pihak, akhirnya penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. H. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Halim, M.Ag. dan Arip Purkon, MA., Ketua dan Sekretaris
Program Studi Hukum Keluarga Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Noryamin Aini, MA., Pembimbing yang telah meluangkan ide,
pikiran, dan waktu selama proses penulisan skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta staff pengajar lingkungan Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah mengamalkan ilmunya kepada penulis selama studi
berlangsung.
vi
5. Pendamping hidup penulis, suami tercinta Muhammad Jauharul Manasik,
yang telah bersabar menemani dalam doa serta membantu mengartikan isi
hati penulis. Xie xie airen.
6. Abah dan Ibu Mertua, H. Ali Syafi’i dan Hj. Lu’luatul Fuad yang selalu
penulis hormati. Beliau telah mengajarkan penulis makna kehidupan di sisi
yang berbeda dari biasanya. Serta adik-adik yang selalu mewarnai
keceriaan, Labib, Illiyya, Saniya, Hasana, dan Aimana. Stay young.
7. Keluarga kedua penulis di Kota Jakarta, Paman Chotibul Umam dan Tante
Siti Latifah yang telah memberikan banyak inspirasi pada penulis. Serta
adik sepupu yang kerap mengundang tawa Maza, Hanum, Sila, Nada, dan
Ima. Lets’ fun as always.
8. Sahabat-sahabat Penulis yang dipertemukan di Asrama Putri Veny,
Aisyah, Upik, dan Ayu. Dan yang dipertemukan di kelas Peradilan Agama
angkatan 2012, Deza, Nanik, April, Putri, Alvida, Syarifah, Nisa, Iffah,
serta teman-teman lain yang tak bisa disebut satu per satu. Kalian teman-
teman yang tak terlupakan.
9. Teman-teman Moot Court Community (MCC) yang telah memberikan
semangat dan menghibur Penulis dalam proses penyusunan skripsi. MCC
kepakkan selalu sayapmu.
10. Kakak kelas dan adik kelas Alumni M3M yang juga telah menghibur dan
mengajak refreshing penulis di tengah-tengah proses penulisan skripsi.
Semoga kebaikan pada tiap-tiap mereka diberi balasan oleh Allah SWT.
dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis berharap agar skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 5
C. Perumusan dan Pembatasan Masalah .................................. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 6
E. Studi Terdahulu ................................................................... 7
F. Metode Penelitian ................................................................ 10
G. Pedoman Sistematika Penulisan ......................................... 12
viii
BAB IV PENGANGKATAN HAKIM DALAM KONTEKS KARIR DAN
SOSIAL DI ANDALUSIA
A. Mekanisme Pengangkatan Hakim di Andalusia ................. 52
B. Pengaruh Hubungan Keluarga terhadap Pengangkatan
Hakim di Andalusia ............................................................. 61
C. Refleksi Pola Pengangkatan Hakim di Andalusia ............... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 70
B. Saran .................................................................................... 71
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dipaparkan subbab latar belakang masalah disusul
kehakiman yang bebas dari campur tangan pihak manapun dan dalam bentuk
1
2
Begitu pentingnya proses seleksi ini, maka walaupun tata peraturan telah
ditetapkan sedemikian rincinya, masih saja muncul rasa curiga terhadap pihak
profil antara orang tua dan anak. Saat seorang anak bercita-cita menjadi
seorang guru, kemungkinan besar karena orang tuanya juga sebagai guru.
orang tuanya juga sebagai dokter. Saat seorang anak bercita-cita menjadi
hakim, kemungkinan besar karena orang tuanya juga sebagai hakim. Pola
pemikiran masa depan seperti ini sudah banyak terbukti dalam kehidupan
ia akan memilih calon istri atau suami untuk anaknya dari kalangan kolonel.
Individu yang menggapai cita-cita sebagai hakim tidak jauh dari latar
salah satu warisan yang harus dilestarikan. Bahkan jika dibandingkan dengan
Qabil dan Habil, dimana pada saat itu Nabi Adam as sendiri yang menjadi
putranya.3 Proses yang dilakukan Nabi Adam terhadap kedua putranya pada
dalam sejarah manusia adalah kepada Nabi Daud as dan Nabi Sulaiman as.
Kisah tersebut terekam dalam QS. Al- Shaad (38): 17-26 dan QS. Al- Anbiya
antara masyarakat juga terekam dalam QS. Al- Maidah (5): 65.
Sistem peradilan agama yang telah dicapai saat ini tidak terlepas dari
pernah dikuasai Islam. Salah satu peradilan yang sudah tersistemasi adalah
3
Samir Aliyah, alih bahasa Asmuni Solihan Zamakhsyari, Sistem Pemerintahan, Peradilan
dan Adat dalam Islam, (Jakarta: Khalifa, 2004), h.285
4
karena disebut dalam sejarah peradaban Islam sebagai titik awal ekspansi dan
Andalusia dengan pola turun menurun. Pola turun menurun ini sudah
selama 50 tahun.5
4
Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam Jejak Langkah
Peradaban Islam dari Masa Nabi hingga Masa Kini diterjemahkan dari al-Muyassarah fi al-
Tarikh al-Islam, Penerjemah Zainal Arifin, (Jakarta: Zaman, Cet I, 2014), h.495
5
Abdul Halim Quais, Analisa Runtuhnya Daulah Islam, (Solo: Pustaka Mantik, 1994),
h.108.
5
B. Identifikasi Masalah
Andalusia?
Islam di Andalusia?
Islam?
1. Pembatasan Masalah
2. Perumusan Masalah
Andalusia?
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
datang, serta dapat dijadikan acuan bagi para pencari ilmu yang ingin
b. Manfaat Praktis
Hukum.
E. Studi Terdahulu
Penulis telah meninjau studi terdahulu yang membahas poin utama dari
penelitian ini, baik yang ditulis oleh sejarawan maupun sarjana, baik lingkup
pergolakan politik pada masa itu yang cukup menegangkan, sehingga tidak
banyak ilmuwan yang pada saat tersebut menulis. Mayoritas tulisan yang
ditemukan terfokus pada satu pokok bahasan kecil atau yang terlalu besar,
Abbasiyah dan Kerajaan Turki Ustmani. Berikut studi pustaka yang berkaitan
ini merupakan suatu penelitian yang menggambarkan adanya para mufti yang
sering melakukan manipulasi opini atau pendapat hukum atau fatwa para
pendahulu mereka, demi membangun opini yang lebih kuat yang dinisbahkan
Authority, karya Rachid El Hour. Artikel ini secara jelas memaparkan hakim-
karya M. Isabel Calero Secall. Artikel ini menjelaskan hubungan antara para
6
Jocelyn Hendrickson , “Is al-Andalus Different? Continuity as Contested, Constructed,
and Performed across Three Maliki Fatwas,” Islamic Law and Society No. 20 (2013).
7
Rachid El Hour, “The Andalusian Qadi in the Almoravid Period: Political and Judicsial
Authority,” Studia Islamica No. 90 (2000).
9
M.S. Khan. Artikel ini menjelaskan panjang lebar terkait tabaqat al-qadi
sekarang ini tidak begitu dikenal, yaitu fatwa yang dikeluarkan oleh al-Haffar
dan al-Mawwaq, yang mana keduanya hidup pada masa Kerajaan Islam di
Delfina Serrano. Artikel ini memaparkan studi terkait praktik peradilan yang
Judging with God’s Law on Earth: Judicial Powers of The Qadi al-
8
M. Isabel Calero Secall, “Rulers and Qadis: Their Relationship During The Nasrid
Kingdom,” Islamic Law and Society 7 (2000).
9
M.S. Khan, “Tabaqat al-Umam of Qadi Sa‟id al-Andalusi (1029-1070 A.D),” Indian
Journal of History of Science 30 (1995).
10
Kathryn A. Miller, “Muslim Minorities and The Obligation to Emigrate to Islamic
Territory: Two Fatwas From Fifteenth-Century Granada,” Islamic Law and Society 7 (2000).
11
Delfina Serrano, “Legal Practice in an Andalusi-Maghribi Source From The Twelfth
Century CE: The Madhahib al-Hukkam fi Nawazil al-Ahkam,” Islamic Law and Society 7 (2000).
10
dikompilasikan oleh salah seorang hakim Andalusia, yaitu Ibn Sahl (d. 486 H
Dalam skripsi ini, Penulis banyak memaparkan praktek peradilan pada masa
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
research), artinya data yang menjadi rujukan dalam penelitian ini adalah
12
Christian Muller, “Judging with God‟s Law on Earth: Judicial Powers of The Qadi al-
Jama‟a of Cordoba in the Fifth/Eleventh Century,” Islamic Law and Society 7 (2000).
13
Siti Nuraviva, “Manajemen Peradilan Islam di Era Abbasiyah (Studi Komparatif
Manajemen Peradilan Islam Masa Islam Klasik),” (Skripsi S1 Fakultas Syari‟ah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015).
11
2. Jenis Pendekatan
yang kuat (sahih). Dasar penelitian ini diperoleh dari data-data yang telah
terjadi.14
3. Sumber Data
a. Bahan Primer
Bahan primer dari penelitian ini adalah Kitab Târîkh al-Qudhât al-
14
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003),
h.34.
15
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka. Lihat, Bambang
Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2003), h.13.
12
b. Bahan Sekunder
Khuri Hitti.
data yang diperoleh dari hasil studi dokumentasi dianalisis dengan metode
menganalisis isi pesan (teks) yang ada dalam bahan-bahan primer dan
Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam
penyusunannya:
Kompetensi Hakim.
Penulis.
Pada Bab II ini akan dipaparkan teori-teori yang dijadikan alat untuk
pemahaman yang selaras antara Penulis dan pembaca pada konsep kedudukan dan
pengangkatan. Kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu jabatan. Jadi teori
teori ini tidak serta merta dapat diterapkan langsung pada semua jenis jabatan.
A. Teori Kedudukan
hanya dengan alasan telah dilahirkan oleh orang tua. Ada beberapa kualifikasi
teoritis.
14
15
1
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014, Cet 23), h.89.
2
Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2014, Cet 23), h.93.
3
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi; Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta:
Prenada Media, 2004), h.137.
16
ialah bangsawan pula. Kedudukan seorang anak yang lahir dari kasta
brahmana pula. Pada era modern model ascribed status dijumpai pada
4
Model ini menekankan siapa anda (turunan), bukan apa anda (capaian). Lihat, Noryamin
Aini, “Tradisi Mahar di Ranah Lokalitas Umat Islam”, Ahkam: Vol. XIV, No. 1, (Januari 2014) :
h.22 ;
5
Lapisan sosial tertutup adalah kondisi masyarakat yang memiliki kemungkinan kecil
untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Dalam sistem ini satu-satunya jalan untuk
menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran (keturunan). Oleh karena itu,
masyarakat lebih bersifat statis terutama lapisan bawah dalam masyarakat.
6
Lapisan sosial terbuka adalah kondisi masyarakat yang memiliki peluang atau
kemungkinan besar untuk berpindah ke lapisan sosial yang lain. Masyarakat dapat masuk dan
keluar atau naik dan turun diantara lapisan-lapisan sosial.
7
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi; Teks Pengantar dan Terapan (Jakarta:
Prenada Media, 2004), h.138.
17
Oleh karena itu, usaha dan proses dari segala penjuru akan menentukan
tambahan awalan pe- dan akhiran –an pada kata angkat melahirkan kata
dapat dikatan juga sebagai aktor utama dalam peradilan. Dalam bahasa arab,
8
Abdulsyani, Sosiologi: Skematika, Teori, dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012)
9
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Mahmud Yunus, 1990),h.347.
18
memiliki variasi, ada yang melalui proses penyeleksian, ada yang melalui
proses pembaiatan, dan ada juga yang melalui proses penunjukan. Berikut
penobatan semacam ini terjadi jika pada suatu wilayah yang belum pernah
ada seseorang yang menjabat sebagai hakim, serta situasi dan kondisi
10
Tiga pembagian ini dikemukakan oleh Ordway Tead yang disadur dari pembahasan
Timbulnya Seorang Pemimpin. Lihat, Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Kepemimpinan dalam
Masyarakat Modern (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988, Cetakan I), h.22.
11
Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Kepemimpinan dalam Masyarakat Modern (Jakarta: PT
Bina Aksara, 1988, Cetakan I), h.23.
19
Ibnu Hisyam yang dikutip dalam buku Fiqh Siyasah memaparkan bahwa
isi piagam madinah, Nabi bertindak sebagai qadhi-nya sebanyak dua kali,
berhasil, maka seseorang tersebut akan diangkat dan sah menjadi hakim
2. Pembaiatan
bidang hukum.13 Mekanisme penobatan ini terjadi saat suatu wilayah atau
12
J. Suyuthi Pulungan, Fiqh Siyasah: Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran, (Jakarta: Rajawali,
1995),h.98.
13
Sunindhia dan Ninik Widiyanti, Kepemimpinan dalam Masyarakat Modern (Jakarta: PT
Bina Aksara, 1988, Cetakan I), h.23.
20
sosok hakim yang berani dan tidak gentar terhadap masalah tersebut, serta
Bakar. Ia dibai‟at oleh Umar bin Khattab menjadi khalifah pengganti Nabi
Pembaiatan Umar bin Khattab kepada Abu Bakar diikuti oleh sahabat-
Peradaban Islam.14
3. Penunjukan
14
Cerita lain menuturkan, Basyir Ibnu Sa‟ad dan Abu Ubaidah Ibnu Jarrah dengan spontan
mengucapkan, “Demi Allah kami tidak akan menyerahkan kekuasaan kecuali padamu. Engkau
tokoh paling mulia dari golongan muhajirin, Tsaniu Istnain di dalam gua bersama Rasulullaah, dan
pengganti Rasulullah dalam Imam shalat. Shalat merupakan sendi paling utama. Lantas, siapa
yang membelakangimu ? dan siapa yang lebih layak dari pada engkau ? Silahkan ulurkan
tanganmu dan Kami Bai‟at”. Lihat, Joesoef Sou‟yub, Sejarah Daulat Khulafaur Rasyidin,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979, Cet I), h.24
21
15
diprioritaskan. Mekanisme terakhir ini diterapkan pada peradilan
“Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (pemimpin) di muka bumi, Maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil”
tersebut.
Mayoritas ulama fiqih sepakat jika hanya ada satu orang yang
berkompeten dan layak menjadi hakim dan kemudian dia dipilih, maka
seseorang yang memiliki makanan, namun dia tidak mau memberikan kepada
Persoalan muncul jika dalam satu wilayah terdapat banyak orang yang
layak untuk menjadi hakim, maka orang yang dipilih boleh menerima atau
19
Lihat, Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu. Jilid VI. (Damaskus: Darul
Fikri, 1985, Cetakan II), h. 485.
23
dan imam fiqih menolak untuk menjadi hakim, seperti Ibnu Umar dan Abu
sahabat Anas bahwa Nabi Muhammad bersabda, “Siapa yang meminta untuk
menolongnya”.22
hakim merupakan pilihan yang lebih utama, sebab Nabi dan Khulafaur
Rasyidin juga bertugas sebagai hakim. Mereka ialah teladan yang seharusnya
menjadi panutan. Jika tugas sebagai hakim diniati karena Allah, maka hal itu
bernilai sebagai ibadah. Pendapat ini berdasar pada sabda Nabi Muhammad,
“Sehari yang dilalui oleh imam yang adil adalah lebih utama daripada
20
HR Ahmad dan imam-imam pengarang kitab Sunan empat, hadits dari Abu Hurairah.
Imam al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Abi Syaibah, Abu Ya‟la, al-Bazzar, ad-Daruquthni juga
meriwayatkannya. Imam at-Tirmidzi menilai hadits ini hasan; Ibnu Huzaimah dan Ibnu Hibban
menilainya sahih. Hadis ini mempunyai banyak jalur sanad, di antaranya diriwayatkan oleh Ibnu
Adi dari Ibnu Abbas. Sunan al-Tirmidzi 1340.
21
Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu......... h.485
22
HR Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Lihat, Wahbah az-Zuhaili, Al-
Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu........ h.486
23
HR Ishaq bin Rahuyah, al-Thabari dalam al-Awsath dari Ibnu Abbas. Lihat, Wahbah az-
Zuhaili, Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu........ h.486
24
merupakan batasan serta celaan terhadap hakim yang bodoh, hakim yang
pandai tetapi fasik, hakim yang menyimpang dari nilai-nilai yang sudah
ditentukan, atau hakim yang mau menerima sogokan atau suap dari berbagai
yakin bahwa dirinya mampu menjalankan tugas sebagai hakim, maka dia
tidak mampu menjalankan tugas sebagai hakim, maka dia seharusnya tidak
mengatakan seorang hakim harus memenuhi 3 syarat saja. Ada pula yang
fuqaha‟ berbeda.26
24
Nama asli Imam al-Qaduri adalah Abu Husain Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al-
Baghdadi al-Qaduri. Beliau merupakan pengikut mazhab Hanafi. Beberapa karyanya adalah
Mukhtasar al-Qaduri, al-Tajrid, al-Taqrib dan Sharh Mukhtasar al-Kharki.
25
Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu............ h.487.
26
Maksud dari berbeda persepektif di sini ialah; Sebagian fuqaha‟ menyimpulkan bahwa
syarat B dan C sudah dapat dicakup dalam syarat A, namun sebagian fuqaha yang lain
mengartikan bahwa syarat B dan C tidak selalu dapat dicakup dalam syarat A. Lihat, Salam
Madkur, Peradilan Islam..........h.53.
25
qishash.28
anak li‟an atau zina; Tidak miskin; Tidak buta huruf dan; Tidak
lemah.29
27
Muhammad Salam Madkur, al-Qadha‟ fi al-Islam (Qahirah: al-Mathba‟ah al-„Alamiyah,
t.th).h.37; Samir Aliyah, Nizham ad-Daulah wa al-„Urfi fi al-Islam – Sistem Pemerintahan,
Peradilan, dan Adat dalam Islam, Penerjemah Asmuni Solihan Zamakhsyari (Jakarta: Khalifa,
Cetakan I, 2004), h.337-341; Abu Hasan „Ali bin Muhammad bin Habib al-Bashra, Al-Ahkam Ash-
Shulthaniyyah wal wilayatud dîniyyah, (Qahirah, Mesir: al-Maktabah at-Tawfikia, t.th),h.128;
Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu. Jilid VI. (Damaskus: Darul Fikri, 1985,
Cetakan II), h.481.
28
Muhammad Salam Madkur, al-Qadha‟ fi al-Islam (Qahirah: al-Mathba‟ah al-„Alamiyah,
t.th).h.37.
29
Ibnu Hasan an-Nabahy, Târîkh al-Qudhât al-Andalusy (Beirut, Libanon: Darul Kitab
Ilmiah, Cetakan I, 1995), h.19.
26
3. Melaksanakan wasiat;
pembunuhan;
8. Menetapkan keputusan;
30
Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu......h.488
31
Kompetensi absolut menekankan pertanyaan, pengadilan „apa‟ yang akan menangani
perkara.
27
dan Pengadilan Tata Usaha Negara. Salah satu contohnya, Pengadilan Agama
Perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, ekonomi islam, infak dan
Pengadilan Agama.34
32
Kompetensi relatif menekankan pertanyaan, pengadilan „mana‟ yang akan menangani
perkara.
33
Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012)h.195.
34
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, Cet.VI).h.13.
BAB III
Pada bab ini akan dipaparkan data-data yang akan dianalisis pada Bab IV.
ketiga mengenai dokumen yang menerangkan data-data primer yaitu Târîkh al-
di Andalusia.
oleh orang-orang arab ini terjadi pada pemerintahan Khalifah Walid bin
Abdul Malik (w. 715 M). Pengintaian awal diperintahkan oleh Musa bin
Nushair (w. 718 M), gubernur yang tersohor di Afrika Utara pada periode
1
Andalusia merupakan sebutan/nama Arab untuk Semenanjung atau Jazirah Alberia atau
Iberia. Semenjak awal abad V M, wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa Vandal, hingga disebut
pula Vandaluzia. Pada masa sekarang dikenal sebagai Spanyol dan Portugis. Lihat, Abdul Halim
Quais, Analisa Runtuhnya Daulah Islam, (Solo: Pustaka Mantik, 1994), h.7
2
Orang kepercayaan Musa bin Nushair, namun tidak jelas apakah termasuk bangsa Arab
atau Berber. Saat ini semenanjung kecil yang menjadi langkah awal Tharif dalam pengintaian
dikenal sebagai Tarifa, istilah latinnya Terifa, Jazirah Tharif.
28
29
Gibraltar.
3
Cerita lain menuliskan, pada awalnya sebanyak 7.000 pasukan dari bangsa berber,
kemudian mendapatkan kekuatan tambahan sebanyak 12.000 pasukan. Lihat, Philip K. Hitti,
History of the Arabs, Penerjemah R. Cecep Lukman dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: Serambi,
2006),h.628
4
Sebagian besar Kapal yang mereka tumpangi disediakan oleh Julian, pangeran Ceuta .
Kerjasama Julian dengan orang-orang arab merupakan tindakan balas dendamnya terhadap
Roderick, Raja Andalusia, yang telah melakukan pemerkosaan terhadap anak gadisnya yang
cantik, Florinda. Cerita lain menuliskan bahwa ini hanya legenda belaka, karena cerita-cerita
tentang penaklukan sudah sudah banyak disamarkan oleh penulis kronik Spanyol dan Arab. Lihat,
Philip K. Hitti, The History of Arabs, h.628
5
Raja Andalusia adalah Roderick. Cerita lain menuliskan bahwa Raja Andalusia adalah
Adrinoq, ia melawan Thariq di wilayah Jahafalah. Lihat, Qadhi Syaikh Muhammad bin Ahmad
Kan’an, DAULAH BANI UMAYAH- Fragmen Sejarah Khilafah Islamiyah Sejak Era Muawiyah
bin Abu Sufyan hingga Marwan bin Muhammad, Terjemahan Tarikh Ad-Daulatul Umayah-
Khalashatul Tarikh Ibnu Kastir, Penerjemah Irwan Raihan, (Solo: Alqowam, 2015, Cet I) h.552
6
Ahmad Thomson dan Muhammad ‘Ata ‘Ur Rahim, Islam Andalusia – Sejarah
Kebangkitan dan Keruntuhan, alih bahasa Kampung Kreasi, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2004)
h.19.
30
menyerang Kordova, setelah bertahan selama dua bulan, ibukota masa depan
orang Islam ini baru menyerah7 kepada pengepungnya. Tercatat, Thariq telah
saat berlayar di musim semi hingga akhir musim panas (711 M).
surat kepada Musa bin Nushair untuk mengabarkan kemenangan itu. Rasa
mendorongnya untuk menulis surat kepada Walid bin Abdul Malik, Khalifah
dari bangsa Arab dan Suriah menyusul Thariq di dataran Spanyol untuk
dan Carmona.9
7
Cerita lain menuliskan sikap menyerah kepada pengepung dikarenakan adanya
pengkhianatan seorang penggembala yang menunjukkan jalan terobosan dinding benteng. Lihat,
Philip K. Hitti, The History of Arabs, h. 630
8
Lihat, Qadhi Syaikh Muhammad bin Ahmad Kan’an, DAULAH BANI UMAYAH-
Fragmen Sejarah Khilafah Islamiyah Sejak Era Muawiyah bin Abu Sufyan hingga Marwan bin
Muhammad, Terjemahan Tarikh Ad-Daulatul Umayah-Khalashatul Tarikh Ibnu Kastir,
Penerjemah Irwan Raihan, (Solo: Alqowam, 2015, Cet I). h.553
9
Lihat, Philip K. Hitti, The History of Arabs, h.630.
10
Lihat, Philip K. Hitti, The History of Arabs, h.631.
31
berlangsung kurang lebih tujuh setengah abad, dimulai dari tahun 711 M
hingga 1492 M.
kepemimpinan Thariq bin Ziyad dari Bani Umayyah, sejarah mencatat ada
kekuasaan daulah Bani Umayyah karena jabatan Khalifah sudah tidak begitu
peristiwa pertama kali dalam sejarah pemerintahan dunia. Kondisi ini terjadi
11
Namun saat pemerintahan Bani Abbasiyahh tengah terpusat di kota Baghdad, Andalusia
(Spanyol) memutuskan untuk memisahkan diri dari pusat Pemerintahan. Referensi lain menuliskan
bahwa, walaupun Andalusia sudah memiliki independensi serta otonomi sendiri, ia tetap masih
loyal terhadap Khilafah Abasiyah. Lihat, Syamsul Bakri, Peta Sejarah Peradaban Islam,
(Yogyakarta, Fajar Media, Cet I, 2011), h.73
12
Ahmad Thomson and Muhammad Ata’urrahman, Islam Andalusia, (Jakarta: Gaya
Media, 2004, Cet I), h.19
13
Maksud dari Era desentralisasi dalam sejarah peradaban islam adalah memudarnya
kesatuan politik kekuasaan Islam dan terpecah belahnya dalam berbagai kekuatan politik.
14
Lihat, Ahmad al Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad XX, Judul
Asli Tarikh Islam, Penerjemah Samson Rahman, (Jakarta: Akbar Media, Cet I, 2003). h.239.
32
bin Muawiyah bin Hisyam bin Abdul Malik (w.788 M). Ia melarikan diri dari
oleh hakim. Pada saat itu muncul persoalan dalam proses putusan, yaitu
apabila ada dua pihak yang berperkara dan bukan pengikut dari mazhab yang
15
Abdul Halim Quais, Analisa Runtuhnya Daulah Islam,.......................h.9.
16
Asadullah al-Faruq, Hukum Acara Peradilan Islam, (Jakarta: Pustaka Yustisia, 2009),
h.47.
17
W. Montgomery and Pierre Cachia, Islamic Survey – A History of Islamic Spain,
(Edinburg: Edinburg University Press, 1992) h.59.
33
surat kepada khalifah agar memilih diantara pendapat imam dan fuqaha’ yang
putusan hakim yang telah dikeluarkan di berbagai wilayah yang lebih kecil.22
18
Penunjukan ini bersifat kasuistik saja. Apabila ada yang membutuhkan, baru menunjuk
hakim yang akan mengadili. Tetapi penunjukan ini berakhir saat lembaga Qadhi al-Jama’ah sudah
terbentuk. Lihat, Salam Madkur, Peradilan Islam................h.49.
19
Muhammad Salam Madkur, al-Qadha’ fi al-Islam (Qahirah: al-Mathba’ah al-‘Alamiyah,
t.th).h.32.
20
Nama aslinya adalah Abu Muhammad Abdullah Ruzbih bin Daduya. Dia merupakan
penerjemah, pemikir dan penulis yang kritis.
21
Penyebutan Qadhi al-Jama’ah hanya digunakan di Andalusia, tetapi pada intinya sama
dengan penyebutan Qadhi al-Qudhah di Baghdad. Lihat, Salam Madzkur, ......., h.49 ; Referensi
lain menyatakan, gelar Qadhi al-Qudhah pertama kali dijabat dan ditujukan kepada Abu Yusuf
Ya’qub bin Ibrahim, seorang murid dan juga sahabat Imam Abu Hanifah. Lihat, Alaiddin Koto,
Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), h.118
22
Muhammad Salam Madkur, al-Qadha’ fi al-Islam (Qahirah: al-Mathba’ah al-‘Alamiyah,
t.th).h.33.
23
Wizarat adalah lembaga pemerintahan setingkat dengan menteri. Orang yang menjabat
disebut Wazir. Wazir berhak menjadi hakim dalam menyelesaikan suatu perkara apabila diberi
34
pula Dewan Syura pada peradilan di Andalusia. Dewan syura berfungsi untuk
putusan perkara. Dewan Syura ini terdiri dari ulama-ulama yang terkenal
terbuka.25
dianalisis oleh Penulis terkumpul dalam satu dokumen. Maka subbab setelah
Pada subbab ini penulis akan mengulas data primer yang digunakan
kewenangan atau ditunjuk langsung oleh Khalifah. Dengan ketentuan Wazir memiliki keahlian
dalam proses peradilan. Lihat, Alaiddin Koto, ................. h.117
24
Jaenal Aripin, Peradilan Agama dalam Bingkai Reformasi Hukum Indonesia, (Jakarta:
Kencana, 2008), h.163
25
Alaiddin Koto, Sejarah Peradilan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h.
85. Lihat juga, Hasbi ash-Shiddieqy, Peradilan dan Hukum Acara Islam, (Semarang: PT Pustaka
Rezki Putra, 2001), h.53.
35
seorang bayi yang diberi nama Abu Hasan Ali bin Abdullah bin Muhammad
bin Muhammad bin Abdullah bin Hasan bin Muhammad bin Hasan
Aljadzami Almalaqi. Ia juga dikenal dengan Ibnu Hasan, Ibnu Abi Hasan,
serta Annabahy. Ia tumbuh besar dan belajar di kota kelahirannya. Saat genap
1373 M.
‘Ali Baidhuni, direktur penerbitan buku Darul Kitab Beirut Libanon, untuk
dapat diterbitkan. Setelah melalui banyak proses, akhirnya pada tahun 1415 H
mencakup empat bab, namun Thawil hanya menemukan dua bab awal saja.
Bab pertama menerangkan Peradilan dan Seluk Beluknya, serta Bab kedua
cerita yang disajikan dalam tulisan Annabahy ini dimulai sejak Masa Daulah
hingga saat ini di tangan penulis. Banyak cerita hakim pada masa itu yang
D. Qadhi-Qadhi26 di Andalusia
singkat ini terdapat pada keterangan periode tahun diangkat serta berakhirnya
26
Khusus pada subbab ini disebutkan; kata qadhi untuk mengganti hakim dengan tujuan
menghormati dan menjaga keaslian penyebutan qadhi pada masa peradilan Islam di Andalusia.
Referensi tahun yang dituliskan dengan versi Hijriyah untuk menjaga keaslian data-data primer.
37
meninggal dunia.27
urutan, sebutan Qadhi, nama asli, nama julukan, tahun lahir dan wafat, Amir
atau Gubernur yang mengangkat, nama guru, nama murid, serta hubungan
Granada
2. Qadhi Abul Asbagh 'Isa bin Sahl bin Abdillah al-Asadiy. Ia lahir pada
Muhammad Makkiy, Abu Abdullah bin ‘Attab, Abu Marwan bin Malik,
dan Abu Amar bin al-Qattan. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir Ali
3. Qadhi Musa bin Hammad. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir Ali bin
27
Wahbah Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu.........h.130.
28
Yahya al-Mu’tali bi Dhohir adalah Amir Granada 1021-1023 M dan 1025-1026 M.
29
Amir Ali bin Yusuf adalah Amir kelima dari Dinasti Murabithun yang berkuasa di
Maroko pada tahun 1106–1143 M). Saat itu, Granada adalah salah satu provinsi dalam kerajaan
Murabithun.
38
Abu Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Hamdi, Abul Hasan Siraj, Abu
8. Qadhi al-Hasan bin Haniy putra dari Abdurrahman bin Qasim. Ia berguru
Muhammad bin ‘at-Tab dan Abul Walid bin Rusyd. Ia diangkat menjadi
9. Qadhi Ibnu Rusyd al-Hafid dengan nama asli Muhammad bin Ahmad
Abul Qasim bin Muhammad Abul Walid. Ia merupakan cucu dari Qadhi
10. Qadhi Yahya bin Abdurrahman bin Rabi' al-Asy’ariy. Ia wafat pada 639
Nasr. Ia berguru kepada Abu Bakar bin Al-Jadd, Ibn Zarqun, dan Ibnu
30
Periode pengangkatanya pada tahun 636 H (1238 M)
39
11. Qadhi Muhammad bin Ghalib al-Anshariy dengan nama asli Muhammad
bin Ibrahim bin Muhammad. Ia wafat pada tahun 649 H (1251 M). Ia
diangkat menjadi Qadhi oleh al-Ghalib billah Abu Abdullah bin Nasr. Ia
Abul Hasan bin Adhha, Amir Andalusia yang pernah berkuasa pada
13. Qadhi Abul Qasim Abdurrahman bin Rabi' al-Asy’ariy dengan nama asli
diangkat menjadi Qadhi oleh al-Ghalib billah Abu Abdullah bin Nasr.
14. Qadhi Abu Bakr Muhammad al-Asyburun dengan nama asli Muhammad
15. Qadhi Ghalib bin Hasan bin Sidbunah. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh
Abdullah bin Muzyin dan Abu Ahmad bin Sidbuni. Ia wafat pada 651 H.
16. Qadhi Muhammad bin Yahya bin Bakr al-Asy'ariy putra dari Yahya bin
Ahmad bin Muhammad bin Bakr. Ia berguru kepada Abdul Wahid bin
31
Periode pengangkatanya pada tahun 639 H (1241 M)
32
Periode pengangkatanya pada tahun 649 H (1251 M)
33
Periode pengangkatannya pada tahun 671 H (1272 M)
40
17. Qadhi Abu Abdullah Muhammad bin 'Ayyasy dengan nama asli
diangkat menjadi Qadhi oleh Amir Abul Hallaj. Ia juga berguru kepada
18. Qadhi Abu Muhammad Abdullah bin Yahya al-Anshariy dengan nama
asli Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakariyya al-
Anshariy al-Ausiy. Ia lahir pada 675 H dan wafat pada 745 H. Ia juga
berguru kepada Abu Ja'far bin Azzubair, Qadhi Abu Abdillah bin
19. Qadhi Abu Bakr Muhammad bin Ahmad bin Syabrin al-Judzamiy
dengan nama asli Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad
Bakr bin Ubaidah al-Isybiliy, Abul Ishaq al-Ghafiqi, dan Qadhi Abu
20. Qadhi Abu Ishaq Ibrahim bin Yahya bin Zakariyya dengan nama asli
Ibrahim bin Yahya bin Muhammad bin Ahmad bin Zakariyya al-
Anshariy al-Ausiy. Ia lahir pada 751 H. Ia berguru kepada Abu Ja'far bin
21. Qadhi Abul Qasim bin Salmun dengan nama asli Salmun bin Salmun bin
Ali bin Abdullah bin Ali bin Salamun al-Kinaniy. Ia lahir pada 688 H
41
dan wafat pada 767 H. Ia juga berguru kepada Abu Ja'far bin az-Zubair,
Khalaf ad-Dimyathiy, dan Abu Ali Manshur bin Ahmad bin Abdul Haq
al-Masydaliy.
22. Qadhi Abul Qasim asy-Syarif al-Gharnatiy dengan nama asli Muhammad
Kordoba
1. Qadhi Mahdi bin Muslim. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Uqbah dîn al-
Hajjaj.
2. Qadhi ‘Antarah bin Falah. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Uqbah dîn al-
Hajjaj.
3. Qadhi Yahya bin Zaid. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Umar bin Abdul
Aziz.
Diantara muridnya ialah Sufyan ats-Tsauri, al-Laits bin Sa’ab, dan Ibnu
‘Uyainaq.
Aziz.
oleh Amir al-Hakam bin Hisyam. Ia berguru kepada Malik bin Anas.
9. Qadhi Alfaraj bin Kinanah. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir al-
10. Qadhi Sa'id bin Sulaiman al-Ghofiqiy. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh
11. Qadhi Mu'adz bin Utsman Asysya’baniy. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh
Amir Abdurrahman.
12. Qadhi Muhammad bin Ziyad. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir
14. Qadhi Aslam bin Abdul 'aziz. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir an-
15. Qadhi Ahmad bin 'Abdullah bin Abi Thalib. Ia diangkat menjadi Qadhi
34
Periode pengangkatannya pada tahun 172 H (788 M)
43
16. Qadhi Ahmad bin Baqi bin Makhlad. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh
17. Qadhi Mundzir bin Sa'id Abdullah. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir
an-Nasir li dînillah pada tahun 314 H (926 M). Salah satu muridnya ialah
18. Qadhi Muhammad bin Assalim. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir al-
19. Qadhi Muhammad bin Yabqa bin Zarb. Ia lahir pada 319 H dan wafat
20. Qadhi Ibn Barthal dengan nama aslinya Muhammad bin Yahya bin
21. Qadhi Abul ‘Abbas bin Dzakwan dengan nama aslinya Ahmad bin
22. Qadhi Abu al-Muthorrif bin Futhais dengan nama aslinya Abdurrahman
bin Muhammad bin ‘Isa. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir al-Mansur
23. Qadhi Yahya bin Abdurrahman bin Wafid. Ia diangkat menjadi Qadhi
oleh Amir al-Mansur bin Abi Amir pada tahun 401 H (1010 M).
24. Qadhi Abu Bakr Muhammad bin Mandzur. Ia wafat pada 464 H. Ia
berguru kepada Abdul Qasim bin ‘Usfur al-Hadhramiy dan Abu bakr bin
Abdurrahman al-‘Awwat.
25. Qadhi Abul Walid Muhammad bin Ahmad bin Rusyd. Ia berguru kepada
Abu Ja’far Ahmad bin yazid, Abu Marwan bin Siraj, Abu Abdillah
26. Qadhi Abu Abdullah Muhammad bin al-Hajj. Ia berguru kepada Abu
Ja'far Ahmad bin Riziq, Abu Marwan Abdul Malik bin Siraj, Abu
27. Qadhi Abul Qasim bin Hamdin. Ia berguru kepada Muhammad bin Ali
28. Qadhi Hamdin bin Hamdin putra dari Muhammad bin Hamdin. Ia
29. Qadhi Ahmad bin Yazid bin Baqiy al-Lumawiy. Ia wafat pada 625 H.
Salah satu muridnya ialah Abu Abdullah Malik bin Anas. Ia juga berguru
Abu Abdullah bin Abdul Haq al-Khazraji, Ibnu Basykual, dan Ibnu
Quzman.
30. Qadhi Rabi' bin Abdurrahman bin Rabi' al-Asy'ariy dengan nama asli
Rabi’ bin Abdurrahman bin Rabi’. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir
Malaga
3. Qadhi Abu Bakr Muhammad bin Abi Zamanain dengan nama asli
Marwan bin Uzman, Abu Ali bin Sahl al-Kusyani, Ibnu Muhriz dan Ibnu
Ni'mah.35
5. Qadhi Muhammad bin Hasan bin Shohib ash-Sholat dengan nama asli
6. Qadhi Abu Abdullah bin 'Askar dengan nama asli Muhammad bin ‘Ali bin
8. Qadhi Utsman bin Mandhur dengan julukan Abu Umar. Ia putra dari
Muhammad bin Yahya bin Muhammad bin Mandzur. Ia wafat pada 735
H. Salah satu muridnya ialah abu Bakr bin al-Fakhar. Ia berguru kepada
35
Periode pengangkatannya pada tahun 592 H (1195 M)
46
9. Qadhi Abu Bakr Muhammad bin Abdullah bin Mandzur al-Qisiy dengan
nama asli Muhammad bin Ubaidillah bin Muhammad bin Yusuf bin
kepada Abu Muhammad bin Abi as-Saddad al-Bahiliy, Ibnuz Zubair, dan
10. Qadhi Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad At-Thonjaliy dengan nama
asli Muhammad bin Abu Ja’far Ahmad bin Abu Abdillah Muhammad
Vez
1. Qadhi Isa bin al-Maljum putra dari Yusuf bin Isa al-Azdiy. Ia berguru
kepada Abu Ali al-Ghossaniy, Abu Abdullah bin faraj, dan Abu Bakar
Hazim.
2. Qadhi Abu Ja'far al-Mazdaghiy dengan nama asli Ahmad bin al-
3. Qadhi Muhammad bin 'Ali al-Jazuli Ibnu al-Haj putra dari Ali bin
4. Qadhi Abu Ishaq Ibrahim at-Tisuliy Syarih putra dari Abi Yahya at-Tasuli
diangkat menjadi Qadhi oleh Amir Abu ‘Anan. Ia juga berguru kepada
Muhammad bin Ahmad bin Abdullah al-Fisytaliy. Ia wafat pada 779 H.Ia
Almeria
1. Qadhi Abdul Haq bin Gholib bin 'Athiyyah. Ia lahir pada 481 H dan wafat
3. Qadhi Abu Bakr Yahya bin Mas'ud al-Muharibiy. Ia lahir pada 653 H da
wafat pada 727 H. Diantara muridnya ialah Abu Ja'far bin az-Zubair,
Ibnu Thola', dan Ibnu Abil Akhwas. Ia putra dari Qadhi Abu yahya dan
Valencia
1. Qadhi Abu al-Khatthab Ahmad bin Wajib al-Qaisiy dengan nama asli
Ahmad bin Muhammad bin Umar. Ia berguru kepada Abul Hasan bin
Hulail, Abu Marwan bin Quzman, Qadhi Abu Bakar al-'Arabiy, dan Abul
2. Qadhi Abur Rabi' Sulaiman al-Kala'i dengan nama asli Sulaiman bin Musa
bin Salim. Ia wafat pada 565 H dan wafat pada 634 H. Ia berguru kepada
Abul Qasim Hubais, Abu Bakr bin al-Jad, Ibn Zarqun dan Abul Walid
36
Periode pengangkatannya pada tahun 759 H (1357 M)
48
1. Qadhi Abu ‘Amr Muhammad bin Yusuf. Ia merupakan sepupu dari Ismail
Mutawakkil.37
2. Qadhi Abul Walid Sulaiman al-Bâjiy dengan nama aslinya Sulaiman bin
3. Qadhi Abul Walid Yunus bin Mughits. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh
Sevila
1. Qadhi Isma'il bin 'Abbad. Ia diangkat menjadi Qadhi oleh Amir al-mansur
2. Qadhi Abu Bakr bin al-‘Arabiy al-Ma’afiriy dengan nama asli Muhammad
Bakar asy-Syasyi.38
Reyo
diangkat menjadi Qadhi oleh al-Mansur bin Abi Amir. Ia berguru pada
bin Umar bin Ahmad al-Wahidiy. Ia berguru kepada Abul Walid al-Bâjiy
3. Qadhi Ahmad bin al-Hasan al-Judzamiy putra dari al-Hasan bin Yahya bin
al-Hasan al-Judzamiy.
Ceuta
asli Muhammad bin Abdul Muhaimin bin Muhammad. Ia wafat pada 712
2. Qadhi Abu Ishaq Ibrahim al-Ghofiqiy dengan nama asli Ibrahim bin
Ahmad bin Isa al-Ghofiqiy. Ia wafat pada 716 H. Ia berguru kepada Abul
Hasan bin Abil Robi', Muhammad bin Abdullah bin Sulaiman, dan Qadhi
723 H.
4. Qadhi Muhammad bin Mansur bin Ali at-Tilmisaniy. Ia wafat pada 736H.
Malorca
Maroko
1. Qadhi Abu Abdullah bin Abdul Malik dengan nama asli Muhammad bin
Muhammad bin Sa’id bin Abdul Malik al-Marakusyi. Ia wafat pada 703
Peca
pad 704 H.
Beja
1. Qadhi Abulqasim al-Khidhr bin Abi al-‘Afiyah dengan nama asli al-
Khidhr bin Ahmad bin Abu al-‘Afiyah al-Anshariy. Ia wafat pada 745 H.
Tunisia
Malli
1. Qadhi Abu 'Amr 'Ustman bin Musa al-Janiy dengan nama asli Ustman bin
Musa al-Janiy.
Mutasi39
1. Qadhi Muhammad bin 'Abdullah bin Abi 'Isa. Ia diangkat menjadi Qadhi
Elvira.
3. Qadhi Abu 'Ali bin al-Nadhir dengan nama asli al-Husain bin Abdul Aziz
39
Yang dimaksud mutasi di sini bukan nama suatu wilayah, melainkan kategori hakim-
hakim yang pernah dimutasi dari satu wilayah ke wilayah yang lain.
51
Abul Hasan bin Jabir ad-Dabaj, Qadhi Abdul Qasim bin Baqiy, Sahal bin
Malik al-Azdi, Abdurrabi' bin Salim, Abul Abbas bin ‘Ayasy, dan Abu
Muhammad ‘Athiyyah.
5. Qadhi Abu Tamam Gholib bin Sayidbunah al-Khoza’i. Ia wafat pada 624
berguru kepada Abul Hasan bin Fadhilah. Ia juga merupakan cucu dari
Qadhi Sidbunah.
6. Qadhi Abu Ja'far Ahmad bin Farkun dengan nama asli Ahmad bin
Muhammad bin Ahmad. Ia lahir pada 649 H dan wafat pada 729 H. Ia
7. Qadhi Abu Ja'far Ahmad bin Burthal dengan nama asli Ahmad bin
8. Qadhi Abu al-Barakat Ibn al-Haj al-Balfiqiy dengan nama asli Muhammad
DI ANDALUSIA
yang telah diajukan pada Bab I, serta menganalisis hasil temuan berdasarkan teori
yang telah dipaparkan pada Bab II dan data yang telah dideskripsikan pada Bab
banyak diadopsi dan dikembangkan oleh mekanisme peradilan saat ini. Salah
satunya pada poin upaya hukum oleh pihak yang merasa haknya belum
terpenuhi. Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib (w.661 M) bahwa, “Aku
menerimanya, maka aku cegah salah satu dari kalian untuk melakukan
52
53
melakukan upaya hukum pada yang lebih tinggi, yaitu Nabi. Sejalan pula
dengan sistem peradilan modern saat ini yang memberikan kesempatan upaya
Apakah pada poin pengangkatan hakim pada masa Islam klasik hingga
hakim dapat dibagi menjadi dua pola besar, yaitu pola tradisional dan pola
sistem dinasti. Sedangkan pola modern lebih bersifat sebagai profesi dengan
syarat dan aturan tertentu agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dari
berupa tabel klasifikasi hakim. Tabel yang akan disajikan ini diperoleh dari
data hakim yang ditemukan tersebut diolah dalam bentuk yang lebih
melalui dua tabel besar, yaitu tabel distribusi hakim berdasarkan wilayah serta
1
Muhammad Salam Madkur, al-Qadha’ fi al-Islam (Qahirah: al-Mathba‟ah al-„Alamiyah,
t.th).h.22.
54
Dinasti Abasiyah Baghdad. Maka muncul pula data hakim yang berada di
jumlah perkara yang terdapat di kawasan kota besar. Terlihat dari jumlah
hakim yang menjabat di kawasan kota besar lebih banyak dari jumlah hakim
Malaga sebanyak 14 hakim. Selain itu, kota-kota dengan jumlah hakim yang
lebih banyak memiliki dua prediksi: (1) Ia merupakan kota besar dan menjadi
kota di sekelilingnya Jaen dan Guadix, serta Andalusia Timur untuk Zaragoza
dan Murcia. (2) Ia merupakan kota tua, yaitu kota yang terlebih dahulu
menjadi kekuasaan Islam. Seperti Malaga dengan teritorial hanya 7.308 km2
wilayah lain. Sebagian besar Hakim yang telah menjabat di suatu wilayah
Andalusia.
empat hakim, serta kolom nomor tiga yaitu hubungan keluarga ke-samping
57
adalah hubungan antara saudara kandung atau saudara sepupu sebanyak tiga
hakim.
mazhab para hakim yang menjabat saat itu. Mazhab tersebut adalah Mazhab
beraliran Maliki, seperti Sahnun, Abu Ali Al-Ghossaniy, Ibnu Basykual, Abu
Ja'far bin Azzubair, dan Ali Manshur bin Ahmad bin Abdul Haq
Almasydaliy.
Jika tidak menggunakan cara di atas, cara lain yang digunakan untuk
tersebut.
2
Ibnu Hasan an-Nabahy al-Andalusy, Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut, Libanon: Dârul
Kutub al-„ilmiyah, 1995), h.78.
59
secara langsung.3 Simpulan ini didapat dari 54% catatan buku tersebut yang
terdapat empat puluh delapan hakim yang tidak diuraikan secara jelas proses
cara penunjukan. Alasan utamanya ialah pada saat itu wilayah yurisdiksi
hukum yang dijabat mereka samadengan 54% hakim yang disebutkan proses
3
Pengangkatan hakim dapat dilakukan dengan dua cara: pertama, langsung dengan
memberikan pernyataan secara lisan jika hakim hadir di tempat pengangkatan; kedua, tidak
langsung dengan memberikan pernyataan tertulis jika hakim tidak hadir di tempat pengangkatan.
Lihat, Imam al-Mawardi, Ahkam Sulthaniyah, (Jakarta: Qisthi Press, 2015).h.131.
60
suatu putusan.
bagi daerah beja sendiri dan sekitarnya. Berdasarkan analisis pada tabel
klasifikasi hakim bahwa jumlah hakim di daerah beja hanya berjumlah satu
pedoman perilaku hakim, serta evaluasi magang, tutor, dan mentor. Substansi
dari tahapan ujian serta evaluasi yang dilakukan calon hakim juga
keilmuan.
Andalusia
Pola dinasti yang pernah terbentuk pada sistem Kerajaan Islam berada
sebelumnya. Pilihan antara pengalaman dan keilmuan tidak akan ditawar jika
4
Poin-poin ini diambil dari Pasal 5 Peraturan Bersama antara Mahkamah Agung dan
Komisii Yudisial Nomor 01/PB/MA/IX/2012 dan Nomor 01/PB/P.KY/09/2012 tentang proses
seleksi pengangkatan.
62
juga terjadi pada aspek peradilan? Hasil analisis dari tabel klasifikasi hakim
yang telah disajikan pada subbab A menyebutkan bahwa Jumlah hakim yang
memiliki hubungan keluarga sangat minim, yaitu hanya empat hakim dengan
pola hubungan atas-bawah dan tiga hakim dengan pola ke-samping. Berikut
yaitu ayah dengan anak dan kakek dengan cucu, serta pola hubungan ke-
1. Hakim Abul Qasim Abdurrahman bin Rabi‟ anak dari Hakim Yahya
2. Hakim Abu Yahya anak dari Hakim Abu Bakr Yahya bin Mas‟ud al-
Muharibiy.
bin Ahmad bin Rusyd cucu dari Hakim Abdul Walid Muhammad bin
4. Hakim Abu Tamam Ghalib bin Hasan bin Ghalib bin Hasan bin Ahmad
bin Yahya bin Sidbunah cucu dari Hakim Ghalib bin Hasan bin Ahmad
5
Diceritakan bahwa orang-orang kufah merintih karena kekejaman dan penyalahgunaan
pemerintah oleh Gubernur provinsi yang diangkat oleh Yazid. Hingga Imam Husain menuju kufah
untuk melawan Yazid dan berakhir pada peristiwa karbala. Lihat, Syed Mahmudunnasir, ISLAM
Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005).h.177.
63
5. Hakim Ishaq Ibrahim bin Yahya bin Zakaria saudara kandung Hakim
7. Hakim Ismail bin Ishaq bin Ismail bin Hammad al-Azdi (w.895 M)
sepupu dari Hakim Abu „Amr Muhammad bin Yusuf bin Ismail bin
Hammad.
baru pada waktu itu yang tertarik mengikuti jejak langkah pendahulunya di
dunia peradilan dari para Gubernur ataupun Khalifah pada periode ini.
6
W. Montgomery Watt dan Pierre Cachia, A History Islamic Spain, (Edinburg: Edinburg
University, 1992).h.ix.
64
keluarga dengan hakim lain tersebut sangat kecil. Informasi tentang hubungan
tambahan saja.
mereka tanpa dipengaruhi oleh relasi mereka dengan Khalifah atau pejabat
lain. Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hubungan
dilakukan7.
kepintaran yang dimiliki oleh seorang ulama mengundang banyak murid dari
penjuru dunia untuk berguru. Ilmu dan akhlak yang luhur diwariskan ulama
7
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, SOSIOLOGI; Teks Pengantar dan Terapan
(Jakarta: Prenada Media, 2004), h.137.
65
pada muridnya. Fenomena ini lazim ditemui, bahkan kharisma yang dimiliki
Proses pembelajaran ini memberikan titik terang tentang arti dari sentra
sebuah pendidikan. Saat diucapkan kata bukhara8, maka pasangan kata yang
selalu mendampingi ialah Imam Bukhori. Saat diucapkan kata pare9, maka
berguru pada Hakim yang lebih masyhur juga terjadi. Berguru pada hakim
masyhur di kota kelahiran, hingga berguru pada Hakim yang lebih masyhur di
kawasan Andalusia. Terakhir ialah berguru pada Ulama atau Hakim yang
8
Bukhara adalah tempat lahirnya Imam besar hadis.
9
Pare adalah sebuah kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kediri, Jawa timur. Kurang
lebih terdapat 20 tempat kursus bahasa inggris di daerah tersebut.
10
Jombang adalah sebuah kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Timur. Disana terdapat
empat pesantren besar yang didirikan sejak sebelum Indonesia, yaitu Manba‟ul Maarif, Darul
Ulum, Bahrul Ulum, dan Tebu Ireng.
66
enam belas hakim. Jadi seorang ahli hukum memiliki pengaruh yang lebih
dunia peradilan. Gubernur ataupun Khalifah memutasi hakim dari satu kota
Tamam Ghalib bin Sidbunah cucu dari Hakim Sidbunah, kedua Hakim
tersebut berada pada wilayah yurisdiksi Granada sejak awal menjabat hingga
akhir hayat11.
11
Ibnu Hasan an-Nabahy al-Andalusy, Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut, Libanon: Dârul
Kutub al-„ilmiyah, 1995, Cet 1), h.162.
67
jumlah pola kekeluargaan yang ditemukan diantara para hakim sangat minim
dengan Pola Keluarga ialah silsilah hakim yang digambar sesuai dengan
Saudara Kandung12
Ayah
Yahya bin Zakaria
Anak Anak
Hakim Ishaq Ibrahim bin Yahya Hakim Abu Muhammad
bin Zakaria Abdullah bin Yahya bin Zakaria
(Granada) (Granada, 694 H)
Ayah
Abdurrahman bin Robi' al-
Asy'ariy
Anak Anak
Hakim Robi' bin Abdurrahman Hakim Yahya bin
bin Robi' al-Asy'ariy Abdurrahman bin Robi' al-
(Kordoba) Asy'ariy
(Granada, 636 H)
12
Pola hubungan keluarga hakim Abu Ishaq saudara kandung hakim Muhammad bin
Zakaria terdapat pada, Ibnu Hasan an-Nabahy al-Andalusy, Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut,
Libanon: Dârul Kutub al-„ilmiyah, 1995), h.191 ; Pola hubungan keluarga hakim Robi‟
Abdurrahman bin Robi‟ al-Asy‟ariy saudara kandung hakim Abi Sulaiman terdapat pada, Ibnu
Hasan an-Nabahy al-Andalusy, Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut, Libanon: Dârul Kutub al-
„ilmiyah, 1995), h.159.
68
Anak Hakim13
Ayah Ayah
Hakim Yahya bin Abdurrahman Hakim Abu Bakr Yahya bin
bin Rabi‟ al-Asy‟ariy Mas'ud al-Muharibiy
(Granada, 636 H) (Granada, 729 H)
Anak Anak
Hakim Abul Qasim Abdurrahman Hakim Abu Yahya
bin Rabi‟ (Granada)
(Granada)
Cucu Hakim14
Kakek Kakek
Hakim Abul Walid Hakim Ghalib bin Hasan bin
Muhammad bin Ahmad bin Ahmad bin Yahya bin
Rusyd Sidbunah
(Kordoba) (Granada)
Anak Anak
Abul Qasim Ahmad bin Abul Hasan bin Ghalib
Walid
Cucu
Cucu
Hakim Abu Tamam Ghalib
Hakim Ibnu Rusyd al-Hafid
bin Hasan bin Ghalib bin
Muhammad bin Ahmad bin
Hasan bin Ahmad bin Yahya
Muhammad bin Ahmad bin
bin Sidbunah
Rusyd
(Granada)
(Kordoba)
13
Pola hubungan keluarga hakim Abu Bakr Yahya bin Mas'ud al-Muharibiy dan anakya,
Abu Yahya terdapat pada, Ibnu Hasan an-Nabahy al-Andalusy, Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut,
Libanon: Dârul Kutub al-„ilmiyah, 1995), h.175 ; dan pola hubungan keluarga hakim Abul Qasim
anak dari hakim Yahya bin Abdurrahman terdapat pada, Ibnu Hasan an-Nabahy al-Andalusy,
Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut, Libanon: Dârul Kutub al-„ilmiyah, 1995), h.161.
14
Pola hubungan keluarga hakim Ibnu Rusyd cucu hakim Abul Walid terdapat pada, Ibnu
Hasan an-Nabahy al-Andalusy, Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut, Libanon: Dârul Kutub al-
„ilmiyah, 1995), h.145 ; Pola hubungan keluarga hakim Abu Tamam cucu hakim Ghalib bin
Hasan bin Ahmad bin Yahya bin Sidbunah terdapat pada, Ibnu Hasan an-Nabahy al-Andalusy,
Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut, Libanon: Dârul Kutub al-„ilmiyah, 1995), h.172.
69
Saudara Sepupu15
Kakek
Ismail Hammad
Ayah Ayah
Yusuf bin Ismail Ishaq bin Ismail
Anak Anak
Hakim Abu „Amr Hakim Ismail bin Ishaq bin Ismail
Muhammad bin Yusuf bin bin Hammad al-Azdi
Ismail bin Hammad (Samarra, Iraq, 246 H)
(Iraq)
Silsilah Hakim di atas menunjukkan tidak adanya lebih dari dua orang
yang memiliki hubungan keluarga, baik dalam satu generasi maupun generasi
yang berbeda. Jadi hubungan keluarga yang ada hanya bersifat insidensial,
karena tidak ada bukti yang mendukung adanya keluarga hakim yang
15
Pola hubungan keluarga hakim Abu „Amr sepupu hakim Isma‟il terdapat pada, Ibnu
Hasan an-Nabahy al-Andalusy, Târîkh Qudhât al-Andalus, (Beirut, Libanon: Dârul Kutub al-
„ilmiyah, 1995), h.55.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keilmuan dan pengalaman adalah kriteria utama yang dijadikan tolok ukur
70
71
yang ada dalam dokumen utama, ditemukan ada empat belas hakim yang
cucu (empat hakim), saudara sepupu (empat hakim) dan saudara kandung
(dua hakim). Rasio hakim yang memiliki hubungan keluarga sangat kecil
yaitu kurang dari 8%. Selain itu anak-anak hakim atau cucu-cucu hakim
yang diangkat menjadi hakim telah memenuhi kriteria dan kualitas yang
B. Saran
Tidak banyak saran-saran yang dapat penulis berikan dalam skripsi ini
tersebut sudah melewati proses seleksi kepatutan dan kelayakan. Hal ini
baik, bahkan banyak diantara mereka yang tidak bersedia menerima gaji
2. Skripsi ini hanya Penulis fokuskan pada pembuktian analisis bahwa ada
3. Pola hubungan antar hakim yang telah dipaparkan oleh Penulis terbatas
pada sisi kekeluargaan saja. Pola ini dapat dikembangkan lebih lanjut,
Al-Quran
Alatas, Alwi. Sang Penakluk Andalusia: Thariq ibn Ziyad dan Musa ibn
Nusayr. Jakarta: Zikrul, 2007.
Ali, Zainuddin. Metode Penelitian Hukum. Cet. II. Jakarta: Sinar Grafika,
2010.
Bashra, al, Abu Hasan „Ali bin Muhammad bin Habib. Al-Ahkam Al-
Shulthaniyyah wal wilayatud dîniyyah. Qahirah, Mesir: al-
Maktabah at-Tawfikia, t.th.
74
75
Hour, el, Rachid. “The Andalusian Qadi in the Almoravid Period: Political
and Judicial Authority,” Studia Islamica No. 90 (2000).
Shiddiqi, al, Hasbi. Peradilan dan Hukum Acara Islam. Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 1997.
SJ. Fadil. Pasang Surut Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah. Cet.
Kesatu. Malang: UIN Malang Press, 2008.
Usairy, al, Ahmad. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam hingga Abad
XX. Penerjemah Samson Rahman. Jakarta: Akbar Media, 2003.
Zuhaili, al, Wahbah. Al-Fiqhu al-Islami wa Adillatuhu. Jilid VI. Cetakan II.
Damaskus: Darul Fikri, 1985.
78
Lampiran I
1
Abdul Halim Quais, Analisa Runtuhnya Daulah Islam, (Solo: Pustaka Mantik, 1994)
h.177.
79
sebagai Daulat Umayyah II. Berikut daftar Khalifah yang pernah memerintah di
Andalusia (756 M – 1031 M)2;
756 – 788 Abdurrahman ad-Dakhil
788 – 796 Hisyam bin Abdurrahman
796 – 822 Hakam I bin Hisyam
822 – 852 Abdurrahman II
852 – 886 Muhammad I
886 – 888 Mundzir bin Muhammad
888 – 912 Abdullah bin Muhammad
912 – 961 Abdurrahman III
961 – 976 Hakam II
976 – 1009 Hisyam II al-Muayyad
1009 – 1010 Muhammad II al-Mahdi
1010 – 1017 Sulaiman al-Musta’in
1017 – 1023 Abdurrahman bin Muhammad al-Murtadho
1023 – 1024 Hisyam III al-Mu’tamid3
1024 – 1031 Umayyah bin Abdurrahman
2
Hepi Andi Bastomi, Sejarah Para Khalifah, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2008), h. xxiii.
3
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Abbasiyah II, (Jakarta: Bulan Bintang, t.th), h.261.
80
Lampiran II