SKRIPSI
Oleh:
PROGRAM S1
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU-PEKANBARU
1441 H/2019 M
SANKSI TERHADAP PELAKU HOMOSEKSUAL (STUDI
KOMPERATIF QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014
DAN ENAKMEN KESALAHAN JENAYAH SYARIAH
NEGERI SEMBILAN TAHUN 1992)
SKRIPSI
Oleh:
PROGRAM S1
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU-PEKANBARU
1441 H/2019 M
PERSEMBAHAN
Ya Allah SWT…
Ketika hidup fakir sebagai insan musafir, sungguh-banyak ujian kecintaan-Mu terhadap ku,
Walau dalam kesamaran gelita, ku hayun jua kaki ini demi mencari sinar kilauan cahaya yang
berselindung disebalik liku-liku onak duri keperitan dan airmata,
Walau dalam lelah, bersama sisa kudrat ini ku melangkah jua dengan berbekalkan tawakal ke
Illahi dan doa restu yang tidak putus dari kedua insan tersayangku.
Ya Rabbi…
Kadang ketika hampir rebah tersungkur, ku pujuk hati ini dengan “La Tahzan, Innallaha ma’na”,
Ya Rahman..
Atas rahmat dan kasih sayang-Mu, ku ingin menghadiahkan kebahagian dan kejayaan ini untuk
dipersembahkan kepada ayahku Ishak bin Abdullah dan Ibuku Latifah Nor binti Mat Dom..
Kasih sayang dan besar pengorbananmu , takkan pernah bisa terbalas hingga hujung waktu,
Seluruh keluargaku dan orang-orang yang ku amat sayangi… Ya Allah SWT
Ya Illah…
Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang mendera, hanya kepada-Mu kami
bersandar dan bertawakal,
Cukuplah engkau sebagai pelindung ku, karena engakaulah sebaik-baik pelindung dan
penolong.
i
KATA PENGANTAR
dengan Enakmen Kesalahan Jenayah Syariah Negeri Sembilan Tahun 1992” ini
bagi memenuhi salah satu syart menyelesaikan studi serta dalam rangka
Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Ishak Bin Abdullah dan Ibunda tersayang Latifah Nor Binti Mat Dom yang telah
mencurahkan segenap cinta dan saying serta perhatian moral maupun materil.
keberkahan di dunia dan akhirat atas budi baik yang diberikan kepada penulis.
ibunda yang teramat kasihi Latifah Nor Binti Mat Dom dan adik-beradik
keluarga besar yang dengan tulus dan ikhlas serta segala pengorbanan
cinta dan doa yang telah diberikan kepadaku dengan kesabaran, ketabahan,
ii
2. Bapak Prof. Dr. KH. Akhmad Mujahidin, M.Ag selaku Rektor UIN Suska
3. Bapak Dr. Drs. H. Hajar, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum. Bapak Dr. Drs. Heri Sunandar, MCL selaku Wakil Dekan I,
Bapak Dr. Wahidin, S.Ag, M.Ag selaku Wakil Dekan II, Bapak Dr. H.
7. Kepada semua dosen Fakultas Syariah yang telah membekali ilmu sejak
sebaik mungkin.
iii
9. Perlu lembar yang luas untuk nama yang tak tertuliskan, bukan maksud
hati untuk melupakan jasa kalian. Tiada kata yang yang pantas penulis
membalasnyanya jasa dan budi kalian dengan balasan yang berlipat ganda.
skripsi ini. Penulis juga berharap bahwa karya tulis ini dapat memberi
manfaat yang dapat digunakan oleh penulis maupun pembaca. Akhir kata
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................................. 8
C. Rumusan Masalah............................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9
E. Metode Penelitian ............................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ......................................................... 12
v
C. Dasar Hukum Larangan Dan Hukuman Pelaku Homoseksual 48
D. Hikmah Larangan Homoseksual ........................................ 57
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 72
B. Saran ................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
LGBT (lebian, gay, bioseksual dan transgender) pada saat ini menjadi polimik
antara individu sejenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi
atau secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama, “Homoseksualitas
juga mengacu pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial
Sejarah homoseksual ini sudah ada pada masa Mesir Kuno, sementara
itu sikap masyarakat terhadap hubungan sesame jenis telah berubah dari waktu
1
Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka,1988),h.312
2
Ibid,h.393
3
Yahya Ma‟hsum dan Roellya Arrdhyaning Tyas, Bedanya Homoseksual dengan Waria,(
Jakarta, 2004), h. 3.
1
2
(Eropah) bukan hanya dilarang secara hukum dan dikriminalkan oleh negara.4
manusia di abad modern ini. Yang kita khawatirkan adalah serangan bom seks
peradaban manusia.”5
melainkan juga dilakukan oleh orang beragama, yang meyakini adanya Tuhan
dan alam akhirat. Ini disebabkan peradaban manusia dewasa ini telah jauh
4
http://forum.liputan6.com/t/sejarah-lgbt-di-dunia/26502
5
Fathi Yakan, Al-Islam wa Jins, penerjemah, Syarif Halim, Islam dan Seks, (Jakarta: Al-
Hidayah,1989), h. 78
6
Ary, Gay, Gramedia,( Jakarta, 1987), h. 9.
3
masyarakat kota telah tersebar berbagai sarana pembangkit api syahwat serta
naluri-naluri hewaniah.7
dan fitrahnya akan tertarik kepada kelamin yang berlainan. Peraturan dan
fitrah ini tidak hanya ditentukan kepada manusia, malah kepada binatang dan
menceritakan perbuatan tidak bermoral ini dan melanggar fitrah seperti yang
berlaku di zaman Nabi Luth a.s sehingga Allah SWT telah menurunkan bala
yang dahsyat disebabkan oleh kerosakan dan maksiat yang dilakukan oleh
manusia pada masa tersebut. Hari ini, sejarah kembali membuktikan yang
mana perlakuan yang dahulunya dianggap sangat tidak normal (setelah Islam)
perbuatan ini secara sah di sisi undang-undang dan pasangan sejenis diberi
seperti berikut:
7
Murtadha Mutahahri, Manusia Dan Agama (Bandung: Mizan, 1984)hal. 58
4
Artinya “Dan Nabi Luth ketika ia berkata kepada kaumnya: Patutkah kamu
Artinya “Siapa saja yang engkau dapati mengerjakan perbuatan kaum Luth maka
bunuhlah pelaku dan teman pelakunya” (H.R. Ahmad dan sunan yang
ث ِي ٍَ انُِّ َسا ِء ِ نَ َع ٍَ انُ َّ ِب ًُّ صهى هللا عهٍّ وسهى ان ًُخَ َُّثٍِ ٍَْ ِي ٍَ انرِّ َج
ِ َ َوان ًُتَ َر ِّجال،ال
8
Depag RI, Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006)
9
Depag RI, Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2006)
10
Ibnu Mulaqqin, Badrul Munir, Maktabah Syamilah, Juz.II,h. 602
5
Al-Bukhori)11
termasuk dalam dosa besar dan pelakunya wajib bertaubat. Syaikh Sayyid
kriminalitas yang paling besar, dan ia termasuk salah satu perbuatan keji yang
dapat merusak eksistensi manusia dan fitrah manusia, agama dan dunia,
bahkan bagi kehidupan itu sendiri. Karena, Allah SWT memberi hukuman
bagi pelaku kriminalitas ini dengan hukuman yang paling keras. Dia
serta menghujani mereka dengan batu dari tanah liat yang terbakar.Rasulullah
homoseks.12
dengan tabiat, adab dunia dan agama. Ia bertentangan dengan adab dunia dan
agama karena seorang pria merdeka yang bersih tidak rela memposisikan diri
sebagai wanita dan tidak mau mengenakan pakaian wanita lebih-lebih menjadi
11
Ibid,h. 502
12
Syaikh Sayyid Sabbiq, Fiqih Sunnah Jilid 4(Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2010), h. 156.
6
objek bagi nafsu syahwat pria lain. Alat kelamin masuk ke lubang dubur
tempat keluar kotoran dimana mendengar namanya saja jiwa tidak suka, maka
lebih-lebih menyentuhnya.13
ini tidak diazab sebagaimana diazabnya kaum Nabi Luth terdahulu. Selain itu,
Para Imam Mazhab sepakat bahwa homoseksual hukumnya adalah haram, dan
pendapat Maliki, Syafi‟i dan Hambali bahwa: Pelakunya wajib dikenai had.
Hanafi berkata: Dita‟zir jika dilakukan pertama kali. Sedangkan jika berulang
menukar kelamin sama ada daripada lelaki kepada perempuan atau sebaliknya
13
Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Indahnya Syariat Islam, terj. dari buku Hikmatut Tasyri
Wa Falsafatuh (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2013), h. 408-409.
14
Syaikh al-„Allamah Muhammad bin „Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fiqh Empat
Mazhab(Bandung: Hasyimi, 2015),h. 432.
15
Nik Muhd Marzuki Hj. Mohd D,Nor. Laporan Pembentangan wakil JAWI
diperjumpaan berkenaan Lesbian, maknyah. Biseksual dan trangender (Transgender) dari sudut
pendangan Islam bersama SUHAKAM.(KualaLumpur. 2011)
7
jelas bercanggah dengan hukum syarak. Perbuatan ini adalah haram kerana ia
ketetapan hukum yang dinamakan Hukum Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014
pada bagian kesepuluh tentang liwat pasal 63 dan bagian kesebelas tentang
musahaqah pasal 64. Dimana aturan hukum yang telah diatur oleh pemerintah
Ketetapan hukum yang telah diatur oleh pemerinta di setiap provinsi untuk
berbanding dengan penganut agama lain. Akan tetapi penetapan hukum bagi
16
Norliah Sajuri. Kertas Kerja Pertukaran Status Jantina Dalam Mykad dan Impikasinya
Jurnal Penyelidikan Islam.( Jabatan Kemajuan Islam Malaysia. Bil 19. 2006)hal118
8
Tahun 1992)”.
B. Batasan Masalah
maka penulis membatasi penelitian ini dengan apakah tinjauan hukum islam
C. Rumusan Masalah
Sembilan
9
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dari apa yang terjadi adalah:
homoseksual.
2. Kegunaan Penelitian
c. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan studi strata
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
meneliti bahan pustaka atau data primer dan sekunder saja. Selain itu
Negara Indonesia dan Malaysia. Penulis memilih dua negara berjiran yang
masing.
2. Sumber Data
hukum:
penelitian ini yaitu dengan rujukan utama adalah buku Qanun Aceh
suatu metode yang telah dikenal dengan metode komperatif yaitu dengan
suatu kesimpulan.
5. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
dari profil undang-undang kedua provinsi dalam negara yaitu latar belakang,
tentang homoseksual dan dasar hukum menurut al-Quran dan Hadis tentang
larangan homoseksual.
13
Syariah Negeri Sembilan Tahun 1992 serta pendekatan hukum Islam terhadap
Terakhir adalah bab kelima yang merupakan bab penutup terdiri dari
A. Nanggroe Aceh
paling barat kepulauan nusantara. Aceh yang dikenal dengan nama lain
Serambi Mekkah adalah wilayah yang unik dari segi budaya dan kultur. Aceh
kaya akan sumber daya alam dan mineral, terutama gas dan minyak bumi,
serta hasil hutan dan lautan. Daerah yang terletak di utara Pulau Sumatera ini
terdiri dari 119 pulau, 35 gunung, dan 73 sungai dengan luas wilayah
Banyak potensi alam yang tersimpan dalam wilayah Aceh baik dari
Indonesia, namun pada kenyataannya wilayah ini justru selalu diwarnai oleh
17
Masyarakat Aceh dari segi suku bangsanya memiliki keunikan tersendiri, karena
menggambarkan suatu integrasi etnik atau campuran etnik yang akhirnya menjadi etnik baru yang
disebut Aceh. Etnik Aceh diduga berasal dari India dan Timur Tengah, memiliki kemiripan dengan
etnik Melayu yang hidup di Nusantara maupun di Semenanjung Melayu lainnya. Lihat A. Rani
Usman. Sejarah Peradaban Aceh. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 7.
18
Moh. Soleh Isre. Konflik Etno Religius Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Departemen
Agama RI, 2003), h. 103.
14
15
Indonesia telah kembali direbut oleh musuh, namun Aceh merupakan satu-
satunya wilayah yang tidak dikuasai sehingga Republik Indonesia masih tetap
berdiri.19
Kontribusi secara materi juga diberikan rakyat Aceh dalam bentuk dua
buah pesawat terbang yang dibutuhkan oleh Indonesia pada saat awal
pada masa kemerdekaan, sejarah Aceh juga diwarnai dengan pergolakan dan
Indonesia konflik Aceh menjadi isu yang sangat penting bagi keberlangsungan
Indonesia sehingga apabila Aceh terpisah dari Republik Indonesia, maka dapat
diberi otonomi dengan penerapan syariat Islam seperti yang telah dijanjikan
19
Syamsul Hadi. Disintegrasi Pasca Orde Baru.( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2007), h. 45.
20
Ibid.
21
Teungku Daud Beureuh adalah salah satu pemimpin Aceh pada masa kemerdekaan
Indonesia. Presiden Soekarno mengangkatnya menjadi Gubernur Militer Aceh, yang kekuasaannya
meliputi wilayah militer Aceh, Langkat, dan Tanah Karo. Lihat, Neta S. Pane. Gerakan Aceh
Merdeka: Solusi, Harapan dan Impian. (Jakarta: Grasindo, 2001),h. 59.
16
Desember 1976 oleh Hasan Tiro.22 Namun, berbeda dengan Teungku Daud
sehingga harus dibasmi, karena itu tidak ada referensi pada masa pemerintah
Soeharto untuk melakukan upaya integrasi politik bagi kelompok ini yang
hari kemudian terkenal dengan istilah Daerah Operasi Militer (DOM) dengan
nama operasi militernya adalah Operasi Jaring Merah (OJM). Pada masa Orde
Baru, tidak ada toleransi bagi kaum pemberontak, karena itu pendekatan
22
Hasan Tiro adalah seorang cucu dari pahlawan perang yang sangat terkenal di Aceh,
Teungku Cik Di Tiro. Lihat, Nazaruddin Syamsuddin. Integrasi Politik di Indonesia.( Jakarta:
Gramedia, 1989), h. 70.
23
Al-Chaidar. Gerakan Aceh Merdeka: Jihad Rakyat Aceh Mewujudkan Negara Islam.(
Jakarta: Madani Press, 1999), h. 77.
24
Moch. Nurhasim. Konflik dan Intergrasi Politik Gerakan Aceh Merdeka. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), h. 9.
17
yang dibuat pada tahun 1989 sampai 1998, telah menyalurkan energi
satu faktor yang menjadi akar konflik. Berbagai hal saling terkait dalam
masyarakat Aceh. Hal itu kemudian mendapat respon dari pemerintah pusat
penulis tertarik untuk mengkaji tentang Daerah Operasi Militer di Aceh pada
keamanan di Aceh akibat adanya Gerakan Aceh Merdeka yang berujung pada
25
Sebastian Koto. Pengambilan Keputusan dalam Konflik Aceh. (Surabaya: Papyrus,
2004), h. 1.
18
Syariat Islam di aceh telah sejak lama ada dan hadir di kehidupan
masyarakat Aceh, pada abad ke-17 Naggroe Aceh menjadikan syariat islam
dan kerjasama dengan umara, yaitu penguasa dan sultan.26 Termasuk proses
historis qanun Aceh sejak awal masuknya Islam ke Samudera Pasai (1297-
membawa dampak pada perwujudan qanun tentang jinayat di Aceh pada masa
jinayat pada saat sekarang ini, yang berupa pencambukan terhadap tindak
pidana Islam.27
undang tersebut. Selain itu penerapan syariat Islam di Aceh juga berdasarkan
26
Rusjdi Ali Muhammad, Revitalitas Syari‟at Islam di Aceh, (Jakarta: Lagos, 2003,Cet
Pertama),h. 48
27
Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Pangeban, Politik Syariat Islam: dari Indonesia
hingga Nigeria,(Jakarta: Pustaka Alvabet, 2004),h. 41-44
19
Syariat Islam, kewenangan khusus ini merupakan bagian yang tidak terpisah
dari otonomi khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat, yang kemudiannya
dari atas (sharia from above) ketimbangan tuntutan dari bawah (sharia from
identitas Muslim yang khas di tengan terpaan badai globalisasi dan godaan
informasi yang kian sulit dibendung. Sedanglan formalisasi syariat dari atas
memperoleh kepentingan politik yang belum tentu sejalan dan selaras dengan
kepentingan agama.29
Syariat Islam di Aceh adalan buah dari “kompromi politik” dan bukan
sesuatu yang telah mapan (established) apa lagi by design. Ditambah lagi
penerapan dan legislasi hukum syariat yang dibangun mesti dalam ruang
28
Natangsa, Surbakti, “Penegakan Hukum Pidana Islam (Jinayat) di Provinsi Naggroe
Aceh Darussalam”, Jurnal Media Hukum, XVII, 2 (Desember, 2010),h. 190
29
Arskal salim, “Sharia from Below in Aceh (1930s-1960s): Islamic Identity and the
Right to Self-Determination with Comparative Reference to the Moro Islamic Libertation Front
(MILF)”, Indonesia and the Malay World, Vol 32, Issue 92, 2004,80-99; Lihat juga
Kamaruzzaman Bustaman Ahmad, Islamic Law in Southeast Asia – a Study of Its Application in
Kelantan and Aceh, (Chiang Mai: Silkworm Books, 2009), h. 45-47.
20
masyarakat Aceh yang khas Islam tidak bisa dikesampingkan, namun pilihan
formalisasi dan wewenang legislasi syariat saat ini secara factual dapat dibaca
Syariat Islam
tahun 2003 tentang Minuman Khamar dan Sejenisnya, (2) Qanun Nomor 13
tahun 2003 tentang Maisir (Perjudian), dan (3) Qanun Nomor 14 tahun 2003
dengan jinayah dan jarimah berdasarkan qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang
15. Hukum Jinayat adalah hukum yang mengatur tentang Jarimah dan
„Uqubat.
30
Husni Mubarrak A. Latief, Sengkarut Syariat Atas-Bawah; Gelombang Baru, (Banda
Aceh: Komunitas Tikar Pandan, 2009), h. 113.
21
16. Jarimah adalah perbuatan yang dilarah oleh syariat Islam yang dalam
17. „Uqubat adalah hukum yang data dijatuhkan oleh hakim terhadap pelaku
jarimah.
Hukum Jinayat berlaku untuk semua orang yang melakukan jarimah, baik
Islam dan non-Islam di Aceh, sebagaimana ketetapan qanun Nomor 6 tahun 2014
tentang Hukum Jinayat. Bab II asas dan ruang lingkuP , pasal 5 menetapkan,
bersama-sama dengan orang Islam dan memilih serta menundukkan diri secara
Aceh yang tidak diatur dalam Kitab Undang-Undang HUkum Oidana (KUHP)
atau ketentuan pidana di luar KUHP, tetapi diatur di dalam Qanun ini; dan
a. Pelaku Jarimah;
b. Jarimah; dan
c. „Uqubat
a. Khamar;
b. Maisir;
c. Khalwat;
d. Ikhtilath;
e. Zina
f. Pelecehan seksual;
g. Pemerkosaan;
h. Qazaf;
i. Liwath; dan
j. Musahaqah.
qanun Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat, Bab IV, Pasal 15
menetapkan;
(1) Setiap Orang yang sengaja meminum Khamar diancam dengan „Uqubat
(2) Setiap Orang yang mengulangi perbuatan seperti mana yang dimaksudkan
pada ayat (1) diancam dengan „Uqubat Hudud cambuk 40 (empat puluh)
kali ditambah „Uqubat Ta‟zir cambuk paling banyak 40 (empat puluh) kali
atau denda paling banya 400 (empat ratus) gram emas murni atau penjara
tersebut sangat tergantung jenis pelanggaran (jarimah) yang dilakukan oleh pelaku
dan akan dijatuhi „uqubat hudud cambuk berdasarkan ketetapan qanun Nomor 6
simbol perpaduan dan pelindung kepada rakyat jelata di bawah naungannya. Pada
sekitar abad ke-15 hingga ke-16, Negeri Sembilan merupakan sebuah negeri di
Sultan Mahmud Shah yang tewas kepada Portugis pada 24 Ogos 1511.
menjelaskan,
Beraja di Johor,
Bertali ke Siak,
Bertuan ke Minangkabau
dengan dibantu oleh Lembaga dan Buapak. Sistem pemerintahan negeri dapat
31
Sulaiman, Studi Syariat Islam Di Aceh(Madani Publisher, Aceh: 2018) cet.1.h. 73
24
„tier system‟.
hinggalah ke bawah iaitu Raja, Penghulu, Lembaga dan Buapak. Buapak memiliki
perbilangan adatnya;
„Berjenjang naik,
bertangga turun‟
Pada abad ke-18, Sultan Johor, Sultan Abdul Jalil III tidak dapat
gangguan daripada Belanda dan Melaka di samping serangan orang Aceh dan
Bugis. Oleh kerana pemerintahan pusat di Johor tidak tenteram dan keadaan di
Negeri Sembilan menjadi huru-hara, maka satu angkatan anak Raja Bugis yang
untuk meminta bantuan menuju seorang anak raja bagi memerangi Daeng
Kemboja.
Sultan Johor tidak dapat menolong mereka, jadi antara tahun 1770,
Pemegang Adat dan Undang Yang Empat meminta izin untuk menjemput seorang
Raja dari Pagar Ruyong. Akhirnya, Sultan Johor bersetuju dan rombongan mereka
bertolak ke Pagar Ruyong yang diketuai oleh dua orang panglima iaitu Panglima
Sembilan, Yang di-Pertuan Pagar Ruyong telah mengutuskan Raja Khatib untuk
lalu ditabalkan oleh Penghulu Luak (waktu itu belum bergelar Undang) di
sebagai Raja di Seri Menanti, baginda berangkat ke sana melalui Bukit Putus
Khatib telah melarikan diri dan Dato‟ Penghulu Naam dijatuhi hukuman pancung.
Jabatan Hal Ehwal Agama Islam Negeri Sembilan telah ditubuhkan pada 1
Januari 1950 di bawah satu peraturan yang dinamakan peraturan Majlis Ugama
peraturan Majlis Ugama 1950 kepada Undang-Undang Majlis Agama Islam 1957.
Pentadbiran Hukum Syarak (Negeri Sembilan) 1991. Seterusnya mulai 1hb Mac
32
http://www.ns.gov.my/my/kerajaan/info-negeri/sejarah-penubuhan
27
2003, Enakmen Tatacara Jenayah Syariah (Negeri Sembilan) 2003 dan Enakmen
Kewangan Negeri Encik Harun bin Baba semasa beliau memangku jawatan Yang
DiPertua Jabatan Hal Ehwal Agama Islam ini dalam tahun 1976 yang lalu, sebuah
bangunan tiga tingkat yang tersergam indah terletak di atas sebidang tanah seluas
sebelah selatan, Dewan Undangan di sebelah barat dan Felda di sebelah Utara,
menghala ke Jalan Lister dan Taman Tasik Seremban, maka terdirilah bangunan
baru Jabatan Hal Ehwal Agama Islam, Negeri Sembilan dan dirasmikan
pembukaan oleh DYMM Tuanku Ja'afar Al-Haj Ibni Almarhum Tuanku Abdul
Rahman Putra Al-Haj, Yang Dipertuan Besar Negeri Sembilan, pada tanggal 10
perkembangan agama Islam di salah satu negara bagian Malaysia itu. Agama
Islam masuk ke Negeri Sembilan pada abad XV melalui Malaka. Pada masa
Kerajaan Malaka, dibentuk jawatan kadi yang membidangi urusan agama Islam.
33
http://jheains.ns.gov.my/my/organization/pengenalan
28
XVII.
wilayah takzir. Sampai saat ini, tidak ada satu pun enakmen yang mengatur
tentang hudud dan qisas. Namun demikian, setelah adanya perubahan Akta
denda RM5.000 atau penjara tiga tahun atau enam kali sebatan/cambuk atau
Malaysia, yaitu pada Pasal 121 (1A) yang menambah kewibawaan Mahkamah
Mahkamah Sivil.34
Secara umum, tindak pidana yang diatur dalam enakmen jenayah sangat
terbatas dibandingkan dengan tindak pidana yang diatur dalam Malaysia Penal
Code, Act 574. Di samping itu, sanksi pidana yang diatur dalam enakmen itu juga
hanya terdiri dari sanksi penjara, denda, dan sebatan (cambuk/dera). Hal ini dapat
dilihat dalam Enakmen Jenayah Syariah (Negeri Sembilan) 1992, Akta Jenayah
34
Zulkifli Hasan, Isu Undang-Undang Jenayah Islam Malaysia dan Sejauhmanakah
Pelaksanaannya, zulkiflihasan.files.wordpress.com
29
(Kelantan) 1985 dan Enakmen Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu
BAHAGIAN I - PERMULAAN
Seksyen 2 Tafsiran
BAHAGIAN II - KECUALIAN AM
Seksyen 4 Perbuatan yang dilakukan oleh seseorang yang terikat atau oleh
undang.
Mahkamah.
oleh undang-undang.
undang-undang.
dengan kerelaan.
seseorang.
Seksyen 16 Perbuatan yang dilakukan dengan suci hati untuk faedah kanak-
kanak atau orang yang tidak sempurna akal, oleh atau dengan
kerelaan penjaga.
menyebabkan kematian.
Seksyen 28 Bila hak itu termasuk menyebabkan apa-apa kerosakan yang lain
daripada kematian.
dan berlanjutan.
menyebabkan kematian.
Seksyen 31 Bila hak itu termasuk menyebabkan apa-apa kerosakan yang lain
daripada kematian.
dan berlanjutan.
Seksyen 35 Pensubahat.
Sembilan.
Seksyen 38 Hukuman bagi subahat jika orang yang disubahati itu melakukan
pensubahat.
BAHAGIAN IV - KESALAHAN
Seksyen 47 Pemujaan.
Seksyen 63 Liwat.
Seksyen 64 Musahaqah.
Seksyen 68 Qazaf.
Seksyen 70 Muncikari.
dara.
Seksyen 77 Memikat atau membawa pergi atau menahan dengan niat jahat
penjara.
Seksyen 87 Kenyataan palsu yang dibuat dalam sesuatu akuan yang boleh
Seksyen 88 Menggunakan sebagai benar sesuatu akuan yang tersebut itu yang
melindungi pesalah.
dilakukan.
sebagai keterangan.
36
Seksyen 95. Mendapat dengan tipuan suatu dikri atau perintah tuntutan sejumlah
membencana.
Darihal menghina kuasa yang sah di sisi undang-undang bagi penjawat awam
menghadirkan diri.
awam.
Seksyen 105 Enggan menjawab soalan penjawat awam yang diberi kuasa
menyoal.
Majlis.
undang.
A. Pengertian Homoseksual
antara individu berjenis kelamin atau gender yang sama. Sebagai orientasi
secara eksklusif pada orang dari jenis kelamin sama, "Homoseksual juga mengacu
pada pandangan individu tentang identitas pribadi dan sosial berdasarkan pada
berbagi itu.35
yang sama, yang bisa jadi tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai gay atau
lesbian. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk
35
https://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualsualsualitas
36
Wawan Gunawan, Perilaku Homoseksual Dalam Pandangan Hukum Islam, 2003.Hlm
17
39
40
merusak etika, fitrah, agama, dan jiwa manusia. Homoseksual adalah hubungan
biologis antara sesama jenis kelamin, baik laki-laki maupun wanita. Namun,
istilah homoseksual ini kemudian lebih sering dipakai untuk seks sesama laki-laki
dubur, sedangkan lesbian dilakukan dengan cara masturbasi satu sama lain, atau
cara lainnya, untuk mencapai orgasme (climax of the sex act). Homoseksual
hubungan biologis secara heterosex, yakni hubungan seks antara laki-laki dan
wanita. Perbuatan homoseksual bukan hanya terdapat di zaman modern ini, tetapi
telah terjadi pada zaman Nabi Luth, seperti yang dinyatakan oleh Al-Quran: Surah
37
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Libanon: Dar al-Fikr, 1968), jilid 6, h. 427
41
Artinya: Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)
tatkala dia Berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan
perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun
(di dunia ini) sebelummu?"Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk
melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah
kamu Ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain
Hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya)
dari kotamu ini; Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
berpura-pura mensucikan diri." Kemudian kami selamatkan dia dan
pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan).Dan kami turunkan kepada mereka hujan
(batu); Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
berdosa itu
Dalam tafsir al-Manar dijelaskan bahwa Nabi Luth diutus Allah untuk
Amurah, Adm‟, Sabubim, dan Bal‟, di tepi Laut Mati. Nabi Luth memilih tinggal
di negeri yang paling besar dari kelima negeri itu, yaitu Sadum. Negeri Sadum
jenisnya yang berusia muda, dan tidak bersyahwat kepada kaum wanita. Ketika
menyaksikan perbuatan kaumnya yang tidak bermoral itu, Nabi Luth menegur dan
menyalurkan naluri seks sesuai dengan fitrah, yaitu melalui perkawinan antara
laki-laki dan wanita. Ajakan Nabi Luth ini mereka jawab dengan mengusirnya.
Sementara itu, mereka terus mengerjakan perbuatan keji dan tidak bermaksud
Usaha Nabi Luth untuk menyadarkan kaumnya dari perbuatan keji tidak
membawa hasil yang maksimal, karena sikap kaumnya yang ingkar terhadap
dari Allah, seperti yang dinyatakan dalam al-Quran: Surah Al-Hud ayat 77-82,
42
Artinya: Dan tatkala datang utusan-utusan kami (para malaikat) itu kepada Luth,
dia merasa susah dan merasa sempit dadanya Karena kedatangan
mereka, dan dia berkata: "Ini adalah hari yang amat sulit." Dan
datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. dan sejak
dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth
berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih Suci bagimu,
Maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan
(nama)ku terhadap tamuku ini. tidak Adakah di antaramu seorang yang
berakal?" Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu Telah tahu bahwa
kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan
Sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang Sebenarnya kami
kehendaki." Luth berkata: "Seandainya Aku ada mempunyai kekuatan
(untuk menolakmu) atau kalau Aku dapat berlindung kepada keluarga
yang Kuat (tentu Aku lakukan)." Para utusan (malaikat) berkata: "Hai
Luth, Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali
mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan
membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan
janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali
isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka
Karena Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu
subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?". Maka tatkala datang azab
kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami
balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar
dengan bertubi-tubi,
43
hanya bersyawat kepada sesama laki-laki, dan tidak berminat kepada wanita
sebagaimana yang ditawarkan oleh Nabi Luth. Perbuatan semacam ini membawa
akibat yang sangat fatal, karena dapat merusak akal dan jiwa, menimbulkan
masyarakat.
Kejahatan kaum Nabi Luth yang bertentangan dengan fitrah dan syari‟at
sehingga penduduk Sadum, termasuk istri Nabi Luth sendiri, terbenam bersamaan
dengan terbaliknya negeri itu. Yang tidak terkena azab hanyalah Nabi Luth
beserta para pengikutnya yang saleh, taat menjalankan perintah Allah dan
Kendati kaum Luth telah dihancurkan oleh Allah ratusan abad yang lalu,
namun homoseksual tetap ada di tengah kehidupan manusia. Siksaan keras yang
ditimpakan kepada kaum Luth tidaklah diambil sebagai pelajaran. Bahkan dunia
dewasa ini dilanda revolusi seks yang jauh melampaui batas dan ketentuan agama.
manusia di abad modern ini. Yang kita khawatirkan adalah serangan bom seks
38
Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar (Kairo: Matba‟ah Hajari, 1950), h. 509–522.
44
semacam ini juga dilontarkan oleh sejarawan Arnold Toynbee yang menyatakan,
Pernyataan para ahli ini didasarkan atas fakta empiris bahwa hubungan
seks dewasa ini tidak lagi terbatas pada suami istri atau dua insan berlainan jenis,
tetapi telah jauh melebar ke bentuk hubungan seks sesama jenis, baik
di harian New York Times yang menyatakan bahwa bahaya tenaga seks lebih
besar daripada bahaya tenaga nuklir. Ini dapat dibuktikan dari catatan resmi
yang menyangkal wujud Allah dan menentang Hari Kebangkitan, melainkan juga
dilakukan orang beragama, yang meyakini adanya Tuhan dan alam akhirat. Ini
meninggalkan agama dan nilai spiritual. Pada masyarakat kota telah tersebar
agamanya, dan semakin jauh. Dinyatakan oleh al-Quran, bila hati manusia telah
bergelumang dengan dosa, maka iman yang berada dalam kalbunya akan
39
Fathi Yakan, al-Islam wa al-Jins, penerj. Syafril Halim, Islam dan Seks (Jakarta: Al-
Hidayah, 1989), hlm. 78.
40
Ibid., hlm. 49.
41
Murtadha Mutahhari, Manusia dan Agama (Bandung: Mizan, 1984), hlm. 58.
45
memudar, dan tidak akan dapat menerima hidayah Tuhan. Surah al-Munafiqun
ayat 6:
antaranya yang telah kawin, akan menyuruh laki-laki yang disukainya untuk
homoseksual. Bila seorang homo telah berusia lanjut dan tidak sanggup
mendatangi laki-laki, dia sendiri yang mengundang, dan membayar sejumlah uang
sebagai imbalan. Akibat dari perilaku ini perempuan pun merasa tidak puas
42
Hamka, Tafsir al-Azhar (Jakarta: Panjimas, 1979), h. 290.
43
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Libanon: Dar al-Fikr, 1968),jilid 6, h. 361–365.
46
suami istri menjadi renggang, tidak tumbuh rasa cinta dan kasih sayang,
melahirkan.
perempuan.
pembuluh darah, kulit, tubuh, dan alat kelamin. Korban penyakit Aids telah
banyak, terutama di Eropah dan Amerika Serikat. Hasil survei di Amerika Serikat
tahun 1985 ditemui 12.000 penderita Aids. Dari jumlah ini 73% akibat hubungan
47
free sex, terutama homoseksual, 17% akibat penyalahgunaan obat narkotik atau
Selain penyakit Aids ada pula penyakit kelamin lainnya, yaitu sipilis.
Menurut seorang ahli medis Prancis, di Prancis setiap tahunnya ada 30.000 orang
meninggal karena penyakit ini. Sementara itu, di Amerika terdapat sekitar 30.000
sampai 40.000 orang. Menurut para ahli, penyakit ini menular dengan hubungan
seksual, seperti zina, homoseksual, dan lesbian. Kuman sipilis berkembang biak
melalui luka, yang menular dengan cepat. Penyakit ini sangat berbahaya,
penderitanya dapat menjadi lumpuh karena lemahnya daya tahan tubuh, dan
membawa kematian.45
nafsu seksnya secara tidak legal, dengan sendirinya merusak sistem kekeluargaan
akhlak, dan merenggangkan ikatan nilai-nilai dan norma agama yang akhirnya
membawa kebebasan tanpa batas, seperti yang kita saksikan dalam masyarakat
dewasa ini.
akhlak yang sesuai norma dan nilai-nilai agama. Dan pembentukan akhlak yang
benar merupakan utopia selama prinsip dan sistem yang berlaku bersifat
materialistis yang bertentangan dengan prinsip dan sistem agama. Hilangnya rasa
44
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (Jakarta: Karya Unipress, 1988), h. 39.
45
Fathi Yakan, al-Islam wa al-Jins,( Mu'assasah al-Risalah, 1995) h. 47 dan 71.
48
pemuka agama dan ahli medis berusaha keras menanggulangi dan mencegah
penyimpangan seks.
berarti sifat laki-laki yang senang berhubungan seks dengan sesamanya. Istilah
homoseksual dijumpai dalam agama islam sebagai istilah اللواط, yang pelakunya
disebut اللوطي. Secara singkat diartikan sebagai laki-laki yang selalu mengumpuli
kedalam anus (dubur). Menurut fikih jinayah (hukum pidana islam) homoseksual
(liwath) termasuk dosa besar, karena bertentangan dengan norma agama, norma
susila, dan bertentangan pula dengan sunnahtullah dan fitrah manusia. Sebab
Allah SWT menjadikan manusia terdiri dari laki-laki dan wanita adalah agar
Terdapat banyak ayat Quran dan hadis yang melarang bagi umat Islam
terlibat dalam pelakuan homoseksual yang berbentuk ancaman dan larangan yang
46
Mahjiddin, Masailul Fiqhiyah : Berbagi Kasus Yang Dihadapi Hukum Islam Masa
Kini, (Jakarta: Kalam Mulia, 2003), h 30.
47
Zuhdi Masyfuk, Masail Fiqhiyah : kapita selekta hukum islam, (Jakarta: Haji
Masagung, 1992), h 41.
49
Nabi Luth yang hanya melakukan hubungan seksual kepada sesama laki-laki
Sodom, termasuk isteri Nabi Luth kaum lesbian, tertanam bersamaan dengan
terbaliknya negeri itu. Yang tidak kena azab hanya Nabi Luth dan pengikut-
ِ َو ََل ٌُ ْف، َو ََل ا ْن ًَرْ أَةُ ِإنَى َع ْو َر ِة ا ْن ًَرْ أَ ِة،َل ٌَ ُْظُ ُر ان َّر ُج ُم ِإنَى َع ْو َر ِة ان َّرج ُِم:
ُضً ان َّرجُم َ َو َسهَّ َى قَا َل
48
.ب ْان َوا ِح ِد
ِ ضً ْان ًَرْ أَةُ إِنَى ْان ًَرْ أَ ِة فًِ انثَّ ْو
ِ َو ََل تُ ْف،اح ٍد ٍ إِنَى ان َّرج ُِم فًِ ثَ ْو
ِ ب َو
Artinya: “janganlah laki-laki melihat aurat laki-laki lain dan janganlah wanita
Keduanya termasuk dosa besar, dan merupakan perbuatan yang tidak sesuai
48
Muslim bin Hujjaj Abu Hasan al Qusyairi an Nisaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar
Ihya‟ at Turath al Arabi), jilid 1, h. 266.
49
Abdurrahman Al-Juzairi, Kitab al-Fiqh 'ala al-Mazahib al-Arba‟ah, (Beirut– Libanon:
Ahya al-Tardisu al-Arabi),jilid 5, h. 113.
51
Artinya: Dan (Kami juga Telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah)
memerlukan bukti yang jelas, baik melalui pengakuan dari pelakunya maupun
terhadap homoseksual sama halnya dengan saksi zina, yaitu empat orang laki-laki
Hanafiah berpendapat bahwa saksi homoseksual tidak sama dengan saksi zina,
yang ditimbulkan oleh zina, dan jarimahnya lebih kecil daripada jarimah zina,
homoseksual cukup hanya dengan dua orang saksi saja, dan tidak perlu
Ada tiga pendapat yaitu dibunuh secara mutlak, dihad sebagaimana had zina bila
bin Ibrahim, dan Imam Syafi‟i (dalam suatu pendapat) ia menyatakan bahwa para
seorang muhsan. Yang menjadi dasar hukumnya adalah hadis Rasulullah. Dari
ًرو
ِ عٍ َع،بٍ يح ًَّد ُّ ُُّبٍ عهً ان
ُ ح َّدثُا عب ُد انعسٌس،ًفٍه ِ بٍ يح ًَّدُ ح َّدثُا عب ُد هللا
ٍّ صهَّى هللا عه- قال رسو ُل هللا: قال،ابٍ عباش ِ ٍكريت ع ِ عٍ ِع،بٍ أبً َعًرو ِ
50
َ ُ ُ
"ِّ فاقتهوا انفا ِع َم وانًفعو َل ب،نوط
ٍ قووِ وجدت ًُوُِ ٌعً ُم عً َم
َ ٍ " َي:- وسهى
Artinya: “Barangsiapa orang yang berbuat sebagaimana perbuatan kaum Nabi
diperlakukan.”
Hadis ini dimuat pula dalam kitab al-Nail yang dikeluarkan oleh Hakim
dan Baihaqi. Al-Hafizh mengatakan bahwa para rawi hadis ini dapat dipercaya,
homoseksual adalah rajam dengan batu sampai mati, baik pelakunya seorang bikr
(laki-laki) maupun muhsan (orang yang telah menikah). Yang menjadi dasar
pasangannya”.
Hadis ini juga dikeluarkan oleh Baihaqi dari Sa‟id Ibn Jabir, dan Mujahid
dari Ibn Abbas r.a. bahwa ia ditanya tentang bikr yang melakun homoseksual,
Rasul untuk membahas persoalan homoseksual. Di antara para sahabat Rasul yang
50
Abu Daud Sulaiman Bin Ash‟ath, Sunan Abu Daud,(Darul Risalah Al-Alamiah, 9002),
jilid 6, h. 510
51
Sayyid Syabiq, Fiqh al-Sunnah,(Libanon: Dar al-Fikr, 1968) jilid 6, h. 432–433.
53
pernah dilakukan umat manusia kecuali Luth. Maka pelakunya harus dibakar
dengan api”.
homoseksual adalah hukum bunuh. Akan tetapi para sahabat Rasul berbeda
Ali ibn Abi Thalib dan sebagian besar sahabat Rasul, seperti Abdullah ibn Zubair,
benda keras sampai mati. Sedangkan Ibnu Abbas berpendapat bahwa ia harus
dijatuhkan dari atas bangunan yang paling tinggi di suatu tempat tertentu. Al-
meriwayatkan hukum seperti ini dari Malik, Syafi‟i, Ahmad dan Ishaq. 53
dibunuh, yaitu bahwa homoseksual merupakan perbuatan yang sangat keji, dicela
52
Ibid.
53
Abdurrahman Al-Jazairi, Kitab al-Fiqh 'ala al- Mazahib al-Arba‟ah,( Sh'oba matbu'at,
Mehakma af Panjab, 1979), h. 114–115.
54
Artinya: Maka tatkala datang azab kami, kami jadikan negeri kaum Luth itu yang
di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu
dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, Yang diberi tanda oleh
Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.
sebagaimana had zina dipelopori oleh Sa‟id bin Musayyab, Atha‟ bin Abi Rabah,
Hasan, Qatadah, Nakha‟i, Tsauri, Auza‟i, Abu Thalib, Imam Yahya dan Imam
Syafi‟i (dalam suatu pendapat). Jadi bagi pelaku homoseksual yang masih bikr
dijatuhi had dera serta dibuang. Sedangkan pelaku yang muhshan dihad rajam.
homoseksual adalah hukuman rajam, baik yang dilakukan seorang bikr ataupun
muhshan. Akan tetapi pendapat mereka yang umum adalah hukumnya sama
dengan hukum zina, dengan alasan bahwa homonseks sejenis dengan zina. Sebab
baik bikr maupun muhshan.54 Jadi berlaku ayat yang menyatakan: Surah an-Nisa‟
ayat 15-16:
54
Ibid.
55
Artinya: Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji,
(wanita-wanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai
Allah memberi jalan lain kepadanya.Dan terhadap dua orang yang melakukan
Para ulama fiqh berpendapat bahwa ketentuan yang terdapat dalam Surah
bahwa ayat "Dan para wanita yang mengerjakan perbuatan keji..." adalah khusus
tersebut dalam ayat, yaitu dikurung dalam rumah sampai mati. Sedangkan ayat
55
Mahmud Syaltut, al-Islam, Aqidatun wa Syari‟atun,( Cairo, Dar al- Syuruq).h. 290.
56
Arabi dalam Ahkam al-Quran, zina dan homoseksual (liwat) adalah sama, yakni
sama-sama melakukan hubungan seks yang diharamkan oleh syari‟at. Karena itu
diberi sanksi berupa ta‟zir. Pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh Abu
Hanifah. Ta‟zir merupakan hukuman yang bertujuan edukatif, dan berat ringannya
kejahatan atau pelanggaran yang tidak ditentukan macam dan kadar hukumannya
keturunan dan tidak pula merusak garis keturunan seseorang. Karena itu,
homoseksual tidak dapat dihubungkan dengan zina, dan tidak diperoleh dalil dari
pendapat yang terkuat, karena berdasarkan nash sahih (hadis) yang jelas
56
Ibnu „Arabi, Ahkam al-Qur'an (Mesir: Isya al-Babi al-Halabi wa Syirkahu, 1968), h.
1313.
57
Abdul Qadir Audah, al-Tasyri‟ al-Jina`i al-Islami Muqaranah bi al-Qanun al- Wad'i
(Iskandariah: Dar al-Nasyr al-Saqafiyah, 1949), h. 185–186.
57
dengan hukuman zina dianggap lemah, karena memakai dalil qiyas, padahal
terdapat nashnya, dan dalil hadis yang dipakai lemah. Demikian pula pendapat
kejahatan dan pencegahan setelah itu. Dengan mengetahui sanksi hukum suatu
merupakan cara yang manusiawi dan terpuji untuk menyalurkan nafsu seks bagi
merupakan oasis alami, tempat bertemunya laki-laki dan wanita dalam usaha
58
mencari ketenangan rohani dan jasmani. Disamping itu, ia memberikan jalan yang
aman bagi naluri seks untuk memperoleh keturunan yang baik. Islam mengakui
bahwa naluri seks merupakan naluri yang paling kuat dan keras yang menuntut
jalan keluar. Bila ia tidak dipuaskan maka manusia akan mengalami kegoncangan
perkawinan merupakan jalan yang paling baik dan sesuai untuk menyalurkan
naluri seks, sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah dalan Surah ar-Rum ayat 21:
untukmu Isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
Bila naluri seks tidak disalurkan melalui perkawinan, maka manusia akan
nasab, sebab anak yang dilahirkan tidak mempunyai garis keturunan yang jelas
(lesbian). Sikap ini akan menghindarkan perkawinan dengan laki-laki. Bila hal ini
terjadi, maka seluruh pranata sosial akan mengalami kehancuran. Hikmah lainnya
baik akan membawa ketenteraman bagi manusia untuk menjalankan perintah dan
58
Abdurrahman Al-Jazairi, Kitab al-Fiqh 'ala al-Mazahib al-Arba‟ah,( Sho‟ba Matbu'at,
Mehakma af Panjab, 1979) h. 117– 118.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kesimpulan yang dapat diambil Hukum Qanun Aceh Nomor 4 Tahun
2014 dengan Enakmen Jenayah Syariah Negeri Sembilan Tahun 1992 memiliki
kesalahan jenayah.
pada kadar sanksi yang telah dikenakan bagi pelaku jenayah homoseksual
dan LGBT ini. Menurut qanun Aceh sangsi yang dikenakan adalah
hukuman yang dikenakan adalah denda uang yang tidak melebihi tiga ribu
ringgit dan penjara tidak melebihi dua tahun atau kedua-duanya sekali.
yang telah diberi otonomi untuk melaksanakan hukum syariat Islam yang
syariah untuk keseluruhan negeri dalam Malaysia terikat dengan Akta 355
72
73
B. Saranan
kemampuan dan pengetahuan, maka berikut adalah beberapa saranan yang penulis
ketetapan kadar hukuman di Akta 355 dalam seperti mana Aceh Darussalam.
memperkaya ilmu Agama Islam karena kesalahan homoseksual dan LGBT ini
adalah sesuatu maksiat yang sangat dimurkai oleh Allah SWT dan merupakan
Abu Daud Sulaiman Bin Ash‟ath, Sunan Abu Daud,(Darul Risalah Al-Alamiah,
2009)
Arskal salim, Sharia from Below in Aceh (1930s-1960s): Islamic Identity and the
Right to Self- Determination with Comparative Reference to the Moro
Islamic Libertation Front (MILF), Indonesia and the Malay World, Vol
32, Issue 92, 2004,80-99
Fathi Yakan, al-Islam wa al-Jins, penerj. Syafril Halim, Islam dan Seks (Jakarta:
Al-Hidayah, 1989)
http://forum.liputan6.com/t/sejarah-lgbt-di-dunia/26502
http://jheains.ns.gov.my/my/organization/pengenalan
http://www.ns.gov.my/my/kerajaan/info-negeri/sejarah-penubuhan
https://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksualsualsualitas
https://www.bharian.com.my/berita/kes/2019/09/610507/dua-lelaki-didenda-
rm1000- kerana-bercium
https://www.liputan6.com/regional/read/2961923/pasangan-gay-jalani-hukuman-
cambuk-85-kali-di-aceh
Lee Chong Fook et.al. 2014. Process of Criminal Justice: Trial Proceedings,
Sentencing and Appeals. (Petaling Jaya: Lexis Nexis)
Muslim bin Hujjaj Abu Hasan al Qusyairi an Nisaburi, Shahih Muslim, (Beirut:
Dar Ihya‟ at Turath al Arabi)
Neta S. Pane. Gerakan Aceh Merdeka: Solusi, Harapan dan Impian. (Jakarta:
Grasindo, 2001)
Nik Muhd Marzuki Hj. Mohd D,Nor. Laporan Pembentangan wakil JAWI
diperjumpaan berkenaan Lesbian, maknyah. Biseksual dan trangender
(Transgender) dari sudut pendangan Islam bersama SUHAKAM
.(KualaLumpur. 2011)
Norliah Sajuri. Kertas Kerja Pertukaran Status Jantina Dalam Mykad dan
Impikasinya Jurnal Penyelidikan Islam.( Jabatan Kemajuan Islam
Malaysia. Bil 19. 2006)
Syaikh Ali Ahmad Al-Jurjawi, Indahnya Syariat Islam, terj. dari buku Hikmatut
Tasyri Wa Falsafatuh (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2013)
Syaikh Sayyid Sabbiq, Fiqih Sunnah (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2010)
Syamsul Hadi. Disintegrasi Pasca Orde Baru.( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2007)
Taufik Adnan Amal dan Syamsu Rizal Pangeban, Politik Syariat Islam: dari
Indonesia hingga Nigeria,(Jakarta: Pustaka Alvabet, 2004)
Zuhdi Masyfuk, Masail Fiqhiyah : kapita selekta hukum islam, (Jakarta: Haji
Masagung, 1992)
Negeri Sembilan dan tamat pada tahun 2010, menyambung pendidikan diploma di
Kolej Islam Sains Dan Teknologi, Kelantan dalam jurusan Falak Syari‟e. Penulis
melanjutkan studi ke Universitas Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Syariah dan
Hukum dengan Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum pada bulan September