SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
NIM. 1112045200006
JAKARTA
2016 M/1348 H
PANDANGAN NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMADIYAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
NIM. 1112045200006
Di bawah bimbingan:
JAKARTA
2016 M/1348 H
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
Hidayatullah Jakarta.
Indoensia.
lah Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam
Penulis panjatkan kepada Nabi Muhammd SAW yang telah menyebarkan agama
Islam sebagai satu-satunya agama yang haq di muka bumi, kepada keluarga, para
yang Penulis hadapi, akan tetapi syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah-
Nya, kesungguhan, serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik
langsung maupun tidak langsung segala hambatan dapat diatasi, sehingga pada
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Dengan demikian, sudah
sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
2. Dra. Maskufa, MA, dan Sri Handayani, M.A. ketua dan sekretaris Program
Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Penulis.
Syarif Hidayatullah.
6. Orang tua Penulis, ibunda Ny. E. Rohayati dan ayahanda K. Sarpuddin al-
Latifah, Lc. S.Ag, adik-adik Penulis, Cecep Purnama Alam, Euis Hayun
Toyyibah, Miftah Nurul Ma’arif, Ade Burhanuddin (Alm), Ni’ma Vikry el-
Haura, Den Habib Shohih Machmud dan Nabilah Diana Kholidah, yang tidak
angkatan 2012.
8. Keluarga besar Mahasiswa Double Degree Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Program Deradikalisasi........................................................................ 27
BAB III JIHAD MENURUT ISIS (Islamic State of Irak and Syria) ......... 32
DI INDONESIA .............................................................................................. 48
A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Saran ............................................................................................. 61
BAB I
PENDAHULUAN
diwarnai oleh dua isu besar yang satu sama lain tidak terpisahkan yakni isu jihad
dan terorisme.1 Dewasa ini agaknya tidak ada isu tentang Islam yang sesensitif
dan sering diperdebatkan selain jihad. Ia diperbincangkan dalam media massa dan
satu konsep Islam yang paling sering disalahpahami, khususnya oleh kalangan
Jihad merupakan bagian integral wacana Islam sejak masa awal Muslim
Islam, tujuan jihad adalah menyeru manusia untuk menyembah Allah. Jihad
adalah sarana untuk berdakwah kepada Allah dan sarana untuk menyebarkan
1
Aulia Rosa Nasution, Terorisme Sebagai Kejahatan Terhadap Kemanusiaan Dalam
Persfektif Hukum Internasional & Hak Asasi Manusia, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 1.
2
Seyyed Hossein Nasr, Islam Tradisi di Tengah Kancah Dunia Modern, Penerjemah:
Luqman Hakim, (Bandung: Pustaka, 1994), h. 19.
3
Muhammad Chirzin, Jihad Dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,
1997), h. 1-2.
2
agama dan syariat Allah. Jihad merupakan jalan untuk menentang kezaliman,
jihad berkaitan dengan menghilangkan ruh (nyawa) manusia dan perusakan harta
jihad berubah menjadi sarana menghalangi seseorang dari jalan Allah dan sarana
untuk menakuti manusia dari jalannya. Jihad selalu menjadi bahan pembicaraan
sejak masa-masa awal Islam hingga masa kontemporer. Banyak ulama dan
pembicaraan tentang jihad yang kaitannya dengan doktrin fikih maupun dengan
Mempolitisir agama atau gerakan Islam politik, hal itu berarti upaya
penggabungan antara agama dan politik. Agama sebagai risalah ketuhanan yang
yang mempunyai kebenaran relatif. Logika selanjutnya, apabila ada orang yang
kebenaran agama, dan mereka yang menentang hasil pemikiran ini berarti telah
menentang agama adalah satu logika yang seratus persen bertentangan dengan
Islam itu sendiri. Selanjutnya, pada tataran yang lebih ekstrim, kebanyakan
4
M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, Penerjemah: Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta:
Gema Insani, 2001), h.255.
5
Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam dari Fundamentalis Modernisme Hingga
Post Modernisme, (Jakarta: Paramadina, 1996), cet. 1, h. 176.
3
halal-haram. Dengan begitu, siapapun yang bertentangan berarti telah keluar dari
koridor agama Islam, ini artinya penentang tersebut telah murtad dan dapat
dihakimi sebagai kafir. Bila demikian, maka darahnya halal.6 Hal ini yang kini
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) adalah sebuah kelompok dengan
cita-cita membuat sebuah negara yang berlandaskan syariat Islam. Kelompok ini
awalnya adalah binaan atau ciptaan al-Qaidah untuk wilayah Irak. Akan tetapi,
dengan terjadinya konflik di Suriah, ISIS pun terlibat. Dengan bantuan dana dari
sejumlah negara Teluk yang memang menghendaki runtuhnya rezim Basysyar al-
Asad di Suriah, kelompok ini semakin hari semakin besar dan kuat.7
Begitu memproklamirkan diri pada Juni 2014 lalu, ISIS (Islamic State of
Irak and Syria) atau ISIL atau NIIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) langsung
Yazidiyah di Irak diburu dan dihabisi di mana pun mereka ditemukan. Dua
wartawan Amerika Serikat (AS) dan satu wartawan Inggris pun tak luput dari
pemenggalan kepala. Lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) PBB mencatat, sudah
sekitar 3.000 warga sipil tak berdosa yang dieksekusi ISIS secara kejam. Tak
sampai di situ, rumah ibadah non Muslim dan kuburan suci kaum Muslim yang
6
Ali Syu’aibi dan Gils Kibil, Meluruskan Radikalisme Islam, (Ciputat: Pustaka Azhary,
2004), h. 147.
7
Ahmad Yanuana Samantho, ISIS & Illuminati, (Jakarta: Ufuk Publishing House, 2015),
h. 30.
4
kekuatan militer di Irak. Kuat dugaan ISIS merupakan gerakan al-Qaidah di Irak
yang kemudian menjadi ISIS. ISIS adalah gerakan Islam yang paling fenomenal
akhir-akhir ini. Keberhasilan ISIS dalam merebut sejumlah kota di Irak yang
secara global segera mendapatkan reaksi dari berbagai pihak, ada yang menolak
dan ada pula yang mendukungnya, ada yang menganggapnya sebagai ancaman
dan ada pula yang menganggapnya sebagai harapan. Pihak yang menolak dan
termasuk para ulama dan pemimpin dunia Islam. Pihak yang mendukung dan
menganggapnya sebagai harapan berasal dari segelintir orang yang sejak awal
8
Muhammad Haidar Assad, ISIS Organisasi Teroris Paling Mengerikan Abad Ini,
(Jakarta: Zahira, 2014), h. 9.
9
Khamami Zada, Disampaikan sebagai makalah dalam acara Studium General dengan
tema “Menangkal Radikalisme Baru di Kampus Perspektif Hukum, Politik dan Keagamaan”, Pada
tanggal 1 Oktober 2014.
5
kekhalifahan Islam global berasal dari hampir semua komponen umat Islam.
Bahkan kelompok umat Islam yang selama ini dikenal sebagai pihak yang gigih
yang menolak pendeklarasian ISIS tersebut. Alasan yang paling menonjol dan
disepakati oleh hampir semua kelompok Islam adalah terkait dengan cara yang
dipergunakan oleh kelompok ISIS yang jauh dari ajaran Islam. Cara yang dipakai
lebih tepat disebut sebagai teror yang mengedepankan kekerasan, kebiadaban dan
ketidak-toleranan.
Gerakan Islam, Islamic State of Irak and Syria (ISIS) kini telah masuk ke
tanah air. Hal ini tampak dari atribut dan bendera ISIS yang marak di Surakarta,
menetang dengan tegas paham yang diajarkan oleh ISIS yang biadab, radikal,
10
KH. Ma’ruf Amin, Disampaikan sebagai makalah dalam acara “Seminar Nasional
Fenomena ISIS bagi NKRI dan Islam Rahmatan Lil’alamin”, yang diselenggarakan oleh
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI di Jakarta pada tanggal
9 Agustus 2014.
6
yang menentang paham ISIS adalah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang
Indonesia.11
merupakan konsep yang salah kaprah dan keliru. Menurutnya, ini terlihat dari
misi ISIS yang menargetkan tempat suci yang dianggap menodai kemurnian
Menurut Azra, pandangan Islam model ini sudah jauh melenceng dari ajaran
Islam, konsep jihad tidak seperti itu. Azyumardi Azra mengemukakan pentingnya
benar tentang kesimpangsiuran pemaknaan konsep negara Islam dan jihad ini.12
bertentangan dengan ideologi Pancasila dan sudah amat kelewat batas. Karena itu,
tidak ada ruang bagi ISIS untuk tumbuh dan menebarkan eksistensinya di
Selain alasan itu, para ulama dan pemimpin Islam juga banyak yang tidak
11
Khamami Zada, Disampaikan sebagai makalah dalam acara Studium General dengan
tema “Menangkal Radikalisme Baru di Kampus Perspektif Hukum, Politik dan Keagamaan”, Pada
tanggal 1 Oktober 2014.
12
Muhammad Haidar Assad, ISIS Organisasi Teroris Paling Mengerikan Abad Ini, h.
130-131.
7
menurut mereka cita-cita tersebut saat ini tidaklah realistis dan juga tidak ada
justifikasinya dalam ajaran Islam. Saat ini umat Islam berada di setiap negara
sendiri terkait umat Islam. Bahkan banyak dari para ulama dan pemimpin Islam
Atas dasar latar belakang masalah ini, maka penulis bermaksud meneliti
yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pandangan Nahdlatul
Ulama dan Muhammadiyah Terhadap Gerakan ISIS (Islamic State of Irak and
pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat pada umumya dan akademisi pada
khususnya tentang konsep jihad yang dipraktekkan oleh kelompok militansi ISIS
yang menghebohkan dunia internasional, apakah sesuai dengan ajaran jihad yang
dilakukan oleh kelompok ISIS (Islamic State of Irak and Syria) yang ada di
Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah terhadap ISIS (Islamic State of Irak and
Syria) di Indonesia.
8
a. Tujuan Penelitian
Syria) di Indonesia.
Syria) di Indonesia.
b. Manfaat Penelitian
9
Penelitian tidak terlepas dari aspek kegunaan yang akan diperoleh untuk
and Syria).
keterkaitan dengan judul skripsi ini, hal ini agar memberikan hasil yang lebih baik
penulis:
1. Buku “ISIS The Inside Story” yang ditulis oleh Michael Weiss dan Hassan
2015. Dalam buku ini menjelaskan tentang ISIS (Islamic State of Irak and
Syria) secara lengkap dan terperinci mulai dari profil pendiri ISIS sampai
profil anggota ISIS, sejarah munculnya ISIS, serta teologi dan ajaran ISIS.
Perbedaan yang signifikan antara buku ini dengan skripsi yang penulis
bahas bahwa dalam penulisan skripsi ini hanya membahas dan meneliti
salah satu bagian dari teologi dan ajaran ISIS yakni jihad, yang lebih
di Suriah yang pada awalnya ISIS muncul sebagai sebuah kelompok yang
sendiri dengan isu khilafah atau ISIS merupakan strategi Amerika Serikat
di Suriah. Penulisan skripsi ini dengan skripsi yang akan peneliti bahas
peneliti bahas lebih spesifik kepada konsep jihad ISIS dalam pandangan
dari sisi yang masih sangat global. Namun, antara skripsi ini dengan
membahas dan meneliti tentang ISIS (Islamic State of Irak and Syria)
sebagai salah satu organisasi paling mengerikan dan biadab yang muncul
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, yakni penelitian
13
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia
Press, 1986, Cet III), h. 42.
14
Nusa Putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, (Jakarta: PT Indeks, 2012, Cet.
II), h. 5.
12
dilakukan oleh Penulis menggunakan jenis kajian pustaka yang lebih diperkuat
dengan studi lapangan agar sesuai dengan tujuan dan fokus penelitian yakni
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, baik
resmi yang kemudian diolah oleh peneliti.16 Adapun data primer yang
digunakan oleh peneliti dalam menyusun skripsi ini adalah hasil wawancara
sekunder dari buku-buku yang membahas tentang ISIS (Islamic State of Irak
and Syria), artikel dan jurnal yang membahas tentang ISIS (Islamic State of
Irak and Syria), skripsi, tesis dan bahkan disertasi yang judulnya berkaitan
15
Nusa Putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, h. 18.
16
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 106.
13
a. Wawancara
Yaitu salah satu cara mendapatkan data dengan bertanya dalam bentuk
dalam hal ini adalah pihak pengurus lembaga yang diperlukan informasinya
b. Dokumentasi
Yaitu data yang berupa arsip, data tertulis seperti buku, jurnal, artikel dan
majalah yang dimiliki oleh lembaga tersebut yang berkaitan dengan objek
pada kumpulan data.17 Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan
atau membuat kesimpulan, tapi hanya menjelaskan kelompok data itu saja.
5. Teknik Penulisan
17
Boy S. Sabarguna, Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif, (Jakarta: UI-PRESS,
2008), h. 31.
14
dan Jaminan Mutu (PPJM) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun dalam lima bab pembahasan yang terdiri dari sub-sub
penulisan.
Irak and Syria), pertumbuhan dan perkembangan ISIS (Islamic State of Irak and
Syria), ISIS (Islamic State of Irak and Syria) di Indonesia dan konsep jihad
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) dan menjelaskan tentang perbandingan
15
BAB II
tetap jadi ancaman. Meski beberapa negara telah melakukan perlawanan terhadap
terorisme, tidak ada satu negara pun yang menjamin negaranya dapat bebas dari
serangan terorisme.1
Indonesia.2
adalah hak warga negara, dan negara wajib memenuhinya. Negara tidak boleh
1
Suhardi Alius, “Sinergi Penanggulangan terorisme,” Kompas, 3 Agustus 2016, h. 6.
2
Agus SB, Deradikalisasi Nusantara, (Jakarta: DaulatPress, 2016), h. 8.
17
langkah tepat negara untuk melindungi warganya dari ancaman terorisme. Karena
ancaman terorisme adalah fakta bukan gosip atau fitnah, bahkan bukan pula
Oleh karena itu, agar lebih jelas dan terperinci, permasalahan gerakan anti
terorisme di Indonesia yang sudah banyak disalah artikan dengan jihad, maka
dalam bagian ini akan dijelaskan tentang bagaimana hukum dan kaidah jihad
qitali serta program deredikalisasi yang dilakukan oleh Nahdlatul Ulama (NU)
dan Muhammadiyah.
a. Pengertian Jihad
jihad berarti melawan mereka yang tidak beriman dan tidak Islam. Jihad ini
artinya, mengorbankan jiwa dan harta dalam rangka membela agama Allah dan
Arti kata jihad dan mujahadah banyak disebut dalam al-Qur’an pada
َ م َ َ َّ َ
ََو َم من َج َاه َد ف ِإ َّه َما ًُ َج ِاه ُد ِل َن مف ِس ِه ِإ َّن الل َه لغ ِن ٌّي َع ِن ال َع ِاْل َين
Artinya: “Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu
adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kaya (tidak
berusaha dengan keras dalam menjalankan jihad pribadi, hal ini diupayakan untuk
akhirat nanti. Jihad dapat dilakukan dengan aplikasi teknis dari mujahadah, yaitu
sebuah upaya yang dilakukan untuk selalu berbuat baik dan berusaha keras jauh
5
Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiyah, (Solo: Jazera, 2013), h. 175.
6
Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiyah, h. 175.
7
Ali Syu’aibi dan Gils Kibil, Meluruskan Radikalisme Islam, (Ciputat: Pustaka Azhary,
2004), h. 266.
19
Menurut Mazhab Hanafi dalam “Fathul Qadir” oleh Ibnul Hammam, jihad
ialah mengundang orang kafir kepada agama Allah dan memerangi mereka jika
memenangkan agama-Nya.
di jalan Allah. Ibnu Hajar mengatakan bahwa menurut syariat jihad adalah
Hambali, jihad adalah memerangi kaum kafir atau menegakkan kalimat Allah.
Abdul Karim Zaidan menguraikan arti jihad yaitu: “Jihad dalam bahasa berarti
memerangi musuh. Jihad diwajibkan atas kaum Muslimin demi membela agama
8
Ali Syu’aibi dan Gils Kibil, Meluruskan Radikalismen Islam, h. 266.
9
Abdullah Azzam, Perang Jihad Di Zaman Modern, h. 11.
10
Abdul Qodir Djaelani, Jihad Fi Sabilillah dan Tantangan-tantangannya, (Jakarta: CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 1995), h. 4.
20
adalah suatu kewajiban Muslim yang berkelanjutan hingga akhir kiamat, tingkat
Jihad adalah tugas wajib yang mengikat setiap leher muslim sejak qalam
(pena) berjalan mencatat amal perbuatannya, sampai dia bertemu dengan Allah
atau sampai qalam tersebut diangkat karena dia gila atau pingsan atau karena
sebab yang lain. Tanpa alasan itu, maka tugas jihad akan tetap terus berlaku. Tak
ada jalan lolos baginya. Jika seseorang meninggalkan kewajiban jihad, yang lebih
didahulukan dari pada shalat, seperti masa-masa sekarang ini, maka boleh jadi dia
menjadi orang fasiq atau pendurhaka. Kewajiban jihad lebih didahulukan atas
shalat dan puasa, seperti kata Ibn Taimiyah:13 “Tiada sesuatu yang lebih wajib
hukumnya setelah iman kepada Allah daripada menolak musuh yang menyerang
kehormatan dan agama.” Artinya, jihad itu didahulukan atas shalat, puasa, zakat,
haji, dan kewajiban yang lainnya. Jika berbenturan anatara kewajiban jihad
dahulukan.
11
Abdul Qodir djaelani, Jihad Fi Sabilillah dan Tantangan-tantangannya, h. 3.
12
Yusuf Qaradawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Banna, terjemah Bustami
A. Gani dan zainal Abidin Ahmad, (Jakarta: Bulan Bintang, 1980), h. 74.
13
Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiyah, (Solo: Jazera, 2013), h. 159.
21
Allah). Selain dirangkai dengan kata jihad, lafad sabilillah juga dirangkaikan
dengan qital. Ketika al-Qur’an di suatu tempat menyebut jihad fi sabilillah dan di
tempat lain menyebutkan qital fi sabilillah maka kedua lafad tersebut tidaklah
sama maksudnya. Lafad jihad adalah lebih luas daripada istilah qital yang tersebut
dalam beberapa ayat al-Qur’an, sementara qital merupakan bagian dari jhad.14
bersemantik dengan jihad dan qital/harb. Satu dengan lainnya mempunyai arti
yang sangat terkait, tetapi cara dan pelaksanaannya bisa berbeda-beda.15 Dalam
hal ini kata jihad merupakan padanan lafad qital yang artinya perang.16
baru dalam sejarah dakwah Islam, masa dimana kepemimpinan Islam didasarkan
kepada tuntunan al-Qur’an dan ketaatan umat pada Rasul, dan ini sungguh
berbeda dengan apa yang terjadi pada masa kepemimpinan Nabi di Makkah.
Setelah jihad di Makkah dilakukan dengan jihad nafsu, maka jihad di Madinah
dilaksanakan dengan jihad qital atau perang, sebab kekuatan antara dua kubu,
14
Muhammad Chirzin, Jihad Dalam al-Qur’an: Telaah Normatif, Historis, dan
Prospektif, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), h. 14-18.
15
Mawardi Labay el-Sulthani, Umat Islam Siap Perang, (Jakarta: Al-Mawardi Prima,
2002), h. 43.
16
Ali Abdul Halim Mahmud, Fiqih Rekonsiliasi dan Reformasi Menurut Hasan Al-Bana:
Rukun Jihad Kajian Tuntas Tentang Konsep Mempertahankan Eksistensi Umat, Penerjemah:
Khozin Abu Faqih & Fachruddin, (Jakarta: Al-i’tishom Cahaya Umat, 2001), h. 41.
22
yaitu kubu iman dan kubu kafir menjadi semakin jelas ketika kepemimpinan Nabi
pindah ke Madinah.17
yang diberikan menuju kepada jihad qital dengan segala aspeknya merupakan
sehingga al-Qur’an tidak menetapkan qital sebagai dasar dalam upaya pembelaan
tersebut, tetapi memilih jihad sebagai gantinya. Sebab qital tidak lain hanya
sebagai wasilah, sarana atau cara untuk melakukan pembelaan tersebut yaitu
memaksa.
hak individu tersebut tidak akan dicabut kecuali atas adanya alasan tertentu yang
sangat jelas batasannya, sehingga Allah berfirman di dalam Surat al-Maidah ayat
itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi,
Ini meyakinkan kita bahwa Islam pada dasarnya bukanlah pedang, ia adalah
kalimat yang dibawa oleh wahyu untuk dibaca oleh kaum manusia, hanya saja
ketika keimanan terlah diserang dan kaum Muslimin dipojokkan, sehingga pilihan
17
Gamal al-Banna, Al-Jihaad, Penerjemah: Tim MataAir Publishing, (Jakarta: MataAir
Publishing, 2006), h. 67.
23
qital tidak lagi bisa dihindarkan, maka qital dilakukan untuk melindungi keimanan
َ َ َّ َ ُ َ ُ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ م
َالصَلة يل ل ُه مم ك ُّفىا أ مً ِد ًَك مم َوأ ِق ُيمىا ألم تس ِإلى ال ِرًن ِق
b. Diizinkan ketika Nabi Saw dan para sahabat berhijrah, Firman Allah
190).
permukaan bumi.
Seorang Muslim tentu tidak ragu lagi, jihad di jalan Allah merupakan salah
satu syi’ar agama yang besar. Jihad juga merupakan salah satu bentuk ibadah
yang harus dipelihara umat, baik tabiat maupun kemuliaannya.18 Jihad merupakan
maupun immateri) dari pihak-pihak penguasa tiran (thagut) dan sistem yang
kemerdekaan dalam menundukkan diri kepada Allah, Rab semesta alam serta
menempatkan jihad sebagai suatu perkara yang tinggi, bahkan lebih tinggi lagi.19
Jihad mempunyai ketentuan hukum yang pasti dan sasaran yang jelas, sebab
syariat jihad itu datang dari Dzat yang Maha Mengetahui. Oleh karena itu, selama
18
Ali bin Nafayyi’ Al-Alyani, Tujuan dan Sasaran Jihad, (Jakarta: Gema Insani Press,
1993), h. 9.
19
Ali bin Nafayyi’ Al-Alyani, Tujuan dan Sasaran Jihad, h. 9.
25
a. Jihad harus dibangun di atas dua syarat yang ia merupakan dasar/inti dari
setiap amal shalih yang diterima, yaitu ikhlas dan mutaba’ah.20 Allah tidak
niat hanya karena Allah Ta’ala, dan mengharap keridhaan Allah Swt. Jika
kekuasaan, atau semisalnya, maka jihad ini tidak diterima oleh Allah.
b. Jihad harus sesuai dengan maksud dan tujuan disyariatkannya jihad itu sendiri,
yaitu seorang Muslim berjihad agar Islam ini tegak dan agar kalimat Allah
menjadi yang paling tinggi. Ini seperti dalam hadis bahwasannya ditanyakan
من:ًا زسىل هللا السجل ًقاتل شجاعت ويقاتل حميت ويقاتل زياء فأي ذلك في سبيل هللا؟ فقال
berperang karena riya’ (ingin dilihat orang), maka yang mana yang
20
Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Jihad dalam Syariat Islam dan Penerapannya di Masa
Kini, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2015), h. 114.
26
siapa yang berperang dengan tujuan untuk menjadikan kalimat Allah yang
c. Jihad harus didasari dengan ilmu dan pemahaman tentang agama, karena jihad
ini termasuk ibadah yang paling agung dan ketaatan yang paling mulia seperti
yang telah disebutkan.22 Suatu ibadah, tidak dianggap benar jika tidak didasari
dengan ilmu dan pemahaman tentang agama, karena itulah seorang ulama salaf
berkata: “Barangsiapa yang menyembah Allah tanpa ilmu maka apa yang dia
rusakkan lebih banyak daripada apa yang dia perbaiki. Maka dari itu, wajib
bagi orang yang berjihad untuk mengetahui ilmu tentang hakikat dan tujuan
d. Hendaknya jihad di tunaikan atau dilaksanakan dengan kasih saying dan juga
dipahami, bahwa jihad dengan lemah lembut adalah jihad di jalan Allah.
(qatala) atau melancarkan perang (harb) sebagai tindakan petahanan atau respon
21
Shahih Bukhari no. 7458 dan Shahih Muslim no. 1904.
22
Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Jihad dalam Syariat Islam dan Penerapannya di Masa
Kini, h. 116.
27
melindungi tatanan moral yang terancam dengan adanya hasutan dari kaum kafir.
Tapi perjuangan suci ini juga mengenal batas-batas yang ditetapkan Allah dan
Rasul-Nya. Kaum Muslim dilarang melampaui batasan tersebut antara lain dengan
menghindari penghancuran harta milik orang sipil, membunuh orang yang tidak
terlibat dalam perang, atau membunuh musuh yang telah menyatakan memeluk
Islam di medan perang. Dalam situasi seperti ini, dan dalam batas-batas ini,
perang diatur. Ia menjadi sebuah kewajiban suci bagi umat Islam, meski mereka
tak menyukainya. Pernyataan perang (qital) hanya menyisakan sedikit ruang bagi
ambiguitas, sebagaimana konsep jihad sebagai suatu instrumen bagi tatanan sosial
Islam.23
B. Program Deradikalisasi
maupun kualitatif setelah reformasi bergulir. Aksi teror yang berlatar belakang
agama yang terjadi pada tahun 2000 hingga 2009 telah menelan korban jiwa
sebanyak 286 orang dan melukai lebih dari 700 orang.24 Ini belum termasuk
korban terorisme sepanjang tahun 2010 hingga 2016 yang semakin menambah
panjang daftar yang ada. Dapat dikatakan bahwa Indonesia salah satu korban aksi
dan Asia Selatan seperti Afghanistan dan Pakistan. Tidak dapat dipungkiri, teror
23
Azyumardi Azra, Pergolakan Politik Islam: Dari Fundamentalisme Modernisme
Hingga Post-Modernisme, (Jakarta: Paramadina, 1996), h. 156.
24
Petrus R. Golose, Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul Approach, dan Menyentuh
Akar Rumput, (Jakarta: YPKIK, 2010), h. 42-43.
28
yang paling tragis adalah Bom Bali I (2002), bom Kantor Kedutaan Besar
Australia (2004), Bom Bali II (2005), dan Bom Hotel JW Marriott dan Ritz-
sehingga mengharuskan adanya upaya cepat dan tepat dari pemerintah untuk
memberantas dan menanggulangi aksi teroris hingga ke akarnya. Dalam hal ini
Terorisme, selain itu terdapat upaya deradikalisasi yang dilakukan oleh dua ormas
pemerintah.
saat ini. Deradikalisasi yang menjadi formula terbaru untuk mengatasi ancaman
Prasanta Chakravarty dalam bukunya yang berjudul: Like Parchment in the Fire:
Literature and Radicalism in the English Civil War, kata radical berasal dari
bahasan Latin yaitu Radix yang berarti “Pertaining to the roots” yang artinya
25
Muhammad A.S Hikam, Peran Masyarakat Sipil Indonesia Membendung Radikalisme,
(Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2016), h. 69.
26
Petrus Reinhard Golose, Deradikalisasi Terorisme: Humanis, Soul Approach dan
Menyentuh akar Rumput, (Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2010), h. 79-
80.
29
sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam suatu
yang dipengaruhi atau terekspose paham radikal dan atau prokekerasan. Dalam
hal ini mereka termasuk narapidana, mantan narapidana, individu militan radikal
dengan masyarakat lain bagi mereka yang pernah terlibat terorisme maupun bagi
Aksi teror yang dilakukan oleh kelompok militansi ISIS yang telah masuk
jaringan teroris, sel-sel jaringan teroris makin aktif, bahkan meluas. Itu sebabnya
fakta itu harus jadi perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Sebelum negeri ini menjadi ladang subur terorisme seperti Pakistan dan
30
radikalisme berbasis agama. Radikalisme agama merupakan salah satu tahap bagi
seseorang atau kelompok untuk menjadi pengantin yang siap melancarkan aksi
bom bunuh diri. Otak mereka harus dicuci agar siap mental. Kedua, menggalakan
langkah yang diambil Densus 88 dalam beberapa hal dapat menimbulkan reaksi
kontraproduktif karena polisi akhirnya menjadi musuh bersama para teroris. Hal
tersebut telah terbukti dalam kasus bom bunuh diri yang dilakukan Muhammad
terorisme.28
proses pemahaman tak sempurna terhadap doktrin keagamaan, yang juga berlatar
belakang aliensi ekonomi dan politik. Jadi, radikalisme bisa dipecahkan melalui
27
Abdullah Ubaid dan Muhammad Bakir, Nasionalisme Dan Islam Nusantara, (Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2015), h. 39-40.
28
Abdullah Ubaid dan Mohammad Bakir, Nasionalisme Dan Islam Nusantara, 39.
31
bangsa ini dari pengaruh langsung atau tidak langsung, dari sikap radikal yang
jauh lebih berbahaya dari sekedar perbedaan. PBNU berpandangan, sikap ekstrem
itu tak boleh terus dibiarkan tumbuh dan menjadi paham atau bagian kehidupan
bangsa. Paham-paham itu lambat atau cepat akan merusak sikap dasar yang telah
29
Abdullah Ubaid dan Mohammad Bakir, Nasioanlisme Dan Islam Nusantara, h. 41.
32
BAB III
Cikal bakal ISIS (Islamic State of Irak and Syria) adalah gerakan tauhid
wal jihad (Tauhid dan Jihad), sebuah cabang al-Qaidah yang beroperasi di Irak
menjelang invasi Amerika Serikat ke Irak. Dipimpin oleh salah satu tangan kanan
Usama bin Laden yang paling bengis, Abu Mus’ab al-Zarqawi, pada mulanya
kelompok militan lokal Ansar al-Islam untuk memerangi rezim Baath pimpinan
Saddam Hussein dan Uni Patriotik Kurdistan (PUK) pimpinan Jalal Talabi, yang
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) bermula dari munculnya al-Qaidah
di Irak atau AQI yang dipelopori oleh Abu Mus’ab al-Zarqawi pada tahun 2002.
Tokoh garis keras Jordania itu mendirikan organisasi bernama Tauhid wal Jihad
pada tahun 2002. Setelah Amerika Serikat menyerbu dan menduduki Irak pada
tahun 2003, al-Zarqawi menyatakan bai’atnya kepada Usama bin Laden dan
pasca Saddam Hussein yang didominasi oleh kaum Syiah, al-Zarqawi menerapkan
paham tersebut, bahkan terhadap kaum Sunni yang tidak mendukung gerakannya.
Sikap ini jelas diametral bertentangan dengan al-Qaidah di bawah Usama bin
Laden, yang tidak menganggap kelompok Islam Syiah sebagai musuh, demikian
Islam Irak (Islamic State of Irak, ISI). Ia tewas pada tahun 2006, ia digantikkan
oleh Abu Ayyub al-Masri’ yang menetapkan Abu Umar al-Baghdadi sebagai
mendeklarasikan berdirinya Daulah Islam Fi Iraq atau Islamic State of Irak (ISI).
berikutnya. Pada 2007, kekuatan Islamic State of Irak (ISI) atau al-Qaidah di Irak
(AQI) sebagian besar terdiri dari sukarelawan luar negeri, sekitar 2000 orang
berasal dari Syria dan sekitar 250 pejuang lainnya berasal dari kawasan utara,
yakni Chenchen.3
dipimpin oleh Abu Umar al-Baghdadi dengan anggota kabinet sebanyak 10 orang.
2
Muhhamd A.S Hikam, Peran Masyarakat Sipil Membendung Radikalisme, (Jakarta:
Penerbit Buku Kompas, 2016), h. 5.
3
As’ad Said Ali, Al-Qaeda: Tinjauan Sosial Politik Ideologi dan Sepak Terjangnya,
(Jakarta: LP3ES, 2014), h. 330.
34
menjadi pejabat komandan. Pada April 2010 Abu Umar al-Baghdadi dan Abu
Ayyub al-Masri’ tewas dalam operasi militer AS-Irak di dekat Tikrit, dan
digantikkan oleh Abu Bakar al-Baghdadi pada tahun 2015. Abu Umar dan Abu
Bakar al-Baghdadi kedunya berasal dari Irak, sedangkan Abu Ayyub al-Masri’
ini bertumbuh pesat, apalagi setelah ia berhasil menjaring dukungan dari sebagian
anggota kelompok Jabhat al-Nusra (JAN), salah satu kelompok jihad Suriah yang
al-Baghdadi secara resmi menggunakan nama Islamic State of Irak and Syria
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) merupakan gerakan Islam pimpian
Abu Bakar al-Baghdadi. Ia memiliki nama asli Ibrahim Awwad al-Badri. Ia lahir
menyandang gelar doktor sejarah Islam dari sebuah universitas di Baghdad pada
mengangkangi Irak pada tahun 2003. Dari sinilah kemudian ia terlibat dalam
4
As’ad Said Ali, Al-Qaeda: Tinjauan Sosial-Politik, Ideologi dan Sepak Terjangnya, h.
330.
5
Muhmmad A.S Hikam, Peran Masyarakat Sipil Membendung Radikalisme, h. 5-6.
35
pada 2006 dalam status staf intelejen Saddam Husein yang bermadzhab Sunni.6
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) merupakan fenomena baru yang
hampir semua tokoh agama, ulama, dan pejabat negara terlibat dalam
perbincangan tentang ISIS (Islamic State of Irak and Syria). Malah ada sebagian
pihak mengaitkan fenomena ISIS (Islamic State of Irak and Syria) dengan
gerakan Wahabi.7
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) adalah organisasi teroris, namun ia
bukan hanya organisasi teroris, ia juga semacam mafia yang mahir dalam
(Islamic State of Irak and Syria) juga kelompok militer konvensional yang
yang membuat terkesan para anggota militer Amerika Serikat. ISIS (Islamic
State of Irak and Syria) juga memiliki aparat pengumpulan data intelejen yang
wilayah musush. ISIS (Islamic State of Irak and Syria) juga merupakan mesin
propaganda rapih dan efektif dalam menyebarkan pesan dan membujuk anggota
6
Reno Muhammad, ISIS Kebiadaban Konspirasi Gelobal, (Bandung: Noura Bokks,
2014), h. 34.
7
Zainal Abidin, Menangkal Ideologi Radikal, (Jakarta: Pustaka Imam Bonjol, 2014), h.
47.
36
baru melalui media sosial. ISIS (Islamic State of Irak and Syria) juga memiliki
dengan munculnya gerakan Islamic State of Irak and Syria (ISIS). Pengaruh ISIS
(Islamic State of Irak and Syria) cukup mendunia, tak terkecuali di negeri kita
terutama yang memang sejak awal sudah garang. Mereka ini tampak antusias
(Islamic State of Irak and Syria) dirayakan dengan semangat militansi yang tinggi,
pun dianggap halal darahnya, baik itu sesama Muslim yang berbeda madzhab,
pada awalnya dibentuk oleh aktivis muda Indonesia yaitu Tuah Febriansyah alias
8
Michael Weiss dan Hassan Hassan, ISIS The Inside Story, Penerjemah: Tri Wibowo BS,
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. Xxi.
9
Agus SB, Deradikalisasi Nusantara: Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal
Melawan Radikalisasi dn Terorisme, (Jakarta: Daulat Press, 2016), h. 23.
37
Seperti diketahui organisasi ini dibentuk oleh Umar Bakri tahun 1983 dan
kekerasan dapat dilakukan untuk meraih tujuan berjihad, dimana hal ini didukung
luas dan direspon oleh sebagian masyarakat dengan berbaiat kepada ISIS (Islamic
State of Irak and Syria). ISIS (Islamic State of Irak and Syria) merupakan
besar terdapat dua aspek dari gerakan ISIS (Islamic State of Irak and Syria) yang
Indonesia dengan ISIS (Islamic State of Irak and Syria) dan terbentuknya
dukungan terhadap ISIS (Islamic State of Irak and Syria). JAT (Jamaah Ansharut
dengan ISIS (Islamic State of Irak and Syria). Abu Bakar Ba’asyir melaksanakan
bai’at terhadap ISIS (Islamic State of Irak and Syria) di Lapas Pasir Putih,
Nusakambangan. Pada tahun 2014, dukungan terhadap ISIS (Islamic State of Irak
and Syria) bermunculan di beberapa wilayah Indonesia, yaitu Bekasi, Bima, dan
10
Petrus Reinhard Golose, Invasi Terorisme Ke Cyberspace, (Jakarta: Yayasan
Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian, 2015), h. 149.
38
Sumbawa. Untuk pertama kalinya terjadi pawai sebagai bentuk dukungan ISIS
Di bumi Indonesia bahkan pengaruh ISIS (Islamic State of Irak and Syria)
telah nyata adanya. Ada yang dalam bentuk sekedar simpatisan, pendukung, ikut
berbai’at, dan ada yang sudah benar-benar ikut berperang bersama ISIS (Islamic
State of Irak and Syria) di Irak dan Suriah. Malah ada yang telah secara terbuka
Selang seminggu pasca deklarasi ISIS (Islamic State of Irak and Syria)
(Islamic State of Irak and Syria). Namun kali ini bukan datang dari ISIS (Islamic
State of Irak and Syria) di Irak maupun Suriah, melainkan dari Indonesia. Kabar
itu datang dari salah satu fasilitas umum milik Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada 6 Juli 2014. Fasilitas ini bernama gedung
keperluan seminar dan lain-lain itu secara mengejutkan menjadi tempat deklarasi
11
Muhammad A.S Hikam, Peran Masyarakat Sipil Membendung Deradikalisasi, h. 11.
12
Ikhwanul Kiram Mashuri, ISIS Jihad atau Petualangan, (Jakarta: Republika Penerbit,
2014), h. xvii.
13
Muhammad Haidar Assad, ISIS Organisasi Teroris Paling Mengerikan Abad Ini,
(Jakarta: Zahira, 2014), h. 169.
39
Tentu, deklarasi ini sontak ditentang oleh seluruh elemen bangsa ini. UIN
(Islamic State of Irak and Syria) di Indonesia dan menegaskan bahwa UIN
Tak lama setelah itu, UIN Jakarta kembali tercatut namanya oleh ISIS
(Islamic State of Irak and Syria). Sebuah video tersebar di Youtube yang berisi
ajakan berjihad bersama ISIS (Islamic State of Irak and Syria) untuk orang-
orang Indonesia. Video itu berjudul “Join The Ranks” dengan durasi kurang dari
lima menit dan diunggah oleh akun jihadology. Video itu menampilkan beberapa
bernama asli Bachrum Syah dan tercatat pernah belajar di UIN Jakarta Fakultas
Selain itu, salah satu yang menjadi perhatian sekarang adalah “euforia
14
Muhammad Haidar Assad, ISIS Organisasi Paling Mengerikan Abad Ini, h. 172.
40
akhir November 2013 lalu, diberitakan ada orang Indonesia yang meninggal
Tak hanya di Suriah, dikabarkan ada juga warga Indonesia yang ikut
terorisme ketika kembali ke Indonesia. Hal serupa bukan tidak mungkin terjadi
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) adalah pemulihan kekuatan dalam
melaksanakan serangan teroris. Selama ini, mata rantai pendanaan teroris dari al-
Qaidah telah putus. Kini, teroris berpeluang memperoleh dana dari ISIS (Islamic
15
Reno Muhammad, ISIS Kebiadaban Konspirasi Global, (Bandung: Nouro Books,
2014), h. 6.
16
Petrus Reinhard Golose, Invasi Terorisme Ke Cyberspace, h. 150.
41
Kekejaman ISIS (Islamic State of Irak and Syria) dapat dijadikan model
mengikuti pola serangan ISIS (Islamic State of Irak and Syria) dengan
tebusan. Hal-hal yang selama ini belum pernah dilakukan, bukannya tidak
mungkin dapat diterapkan oleh teroris yang berafiliasi dengan ISIS (Islamic
Pernyataan Syeikh Dr. Najih Ibrahim dan Syeikh Ali Halaby bahwa
pertama paham pengkafiran (takfiri) dan kedua paham ekstrem jihad. Kedua
faktor ini telah dipenuhi oleh organisasi teroris ISIS (Islamic State of Irak and
Syria).17
Sebuah kelompok ekstremis Sunni, ISIS (Islamic State of Irak and Syria)
kafir dan murtad. Filosofi ISIS (Islamic State of Irak and Syria) yang
dipresentasikan dengan baik oleh simbolisme dari Panji Hitam yang merupakan
varian dari panji perang legendaris Nabi Muhammad Saw yang diadopsinya.
Panji tersebut menunjukkan segel Nabi Muhammad Saw dalam sebuah bulatan
17
www.nu.or.id/post/read/58357/ini-dua-faktor-utama-penyebab-radikalisme-isis. Di
akses pada 03-09-2016.
42
putih, dengan kalimat diatasnya “Tiada Tuhan selain Allah”. Simbolisme itu
dikatakan menunjukkan keyakinan ISIS (Islamic State of Irak and Syria) bahwa
ISIS terutama berasal dari dua gerakan pemurnian agama dalam Islam, yang
Islam. Komitmen untuk kembali ke ajaran Islam asli itulah yang membuat
gerakan ini disebut gerakan salafi (terdahulu). Pemikiran gerakan Wahabi ini
Muhammad Saw dan sahabat-sahabat generasi pertama dan kedua. Dia ingin
menegakkan ajaran Islam, seperti perayaan maulud Nabi Muhammad Saw, ziarah
ke kuburan para wali Islam, dan lain-lain. Doktrin inilah yang mengilhami Abdul
Wahab melakukan program pemurnian Islam, tidak hanya dengan jalan dialog
18
Nino Oktorino, Pedang Sang Khalifah: ISIS dan Ancaman Radikalisasi Dalam Perang
Saudara di Suriah dan Irak, (Jakarta: PT Gramedia, 2015), h. 55-56.
43
dalam Islam itu sendiri dapat dilacak hingga era perang Shiffin, ketika pasukan
Khalifah Ali bin Abu Thalib berperang melawan Mu’awiyah pada tahun 657.19
Mengikuti tradisi Wahabi, ISIS (Islamic State of Irak and Syria) mengutuk
para penentang dan saingannya, bahkan termasuk penguasa Arab Saudi sendiri,
kelompok merekalah yang pantas untuk memimpin gerakan jihad membuat ISIS
(Islamic State of Irak and Syria) mencela dan menyerang para saingan Islamis
mereka. Sebagai contoh, ISIS (Islamic State of Irak and Syria) mencela
legitimasi yang sah untuk memimpin jihad dan menganggap bahwa memerangi
kelompok militan Palestina itu sebagai langkah pertama yang harus diambilnya
sebelum ISIS (Islamic State of Irak and Syria) memulai konfrontasinya sendiri
dengan Israel.
Sikap ekstrem ISIS (Islamic State of Irak and Syria) sendiri, yang bahkan
jihad, yang mencela ISIS (Islamic State of Irak and Syria) sebagai gerakan yang
yang didirikannya tidak sah. Beberapa ulama Sunni radikal seperti Adnan al-
Aroor dan Abu Basir al-Tartusi juga menuduh ISIS (Islamic State of Irak and
syria) bukanlah pengikut Sunni melainkan kaum Khawarij modern. Bahkan, para
19
Nino Oktorino, Pedang Sang Khalifah: ISIS dan Ancaman Radikalisasi Dalam Perang
Saudara di Suriah dan Irak, h. 56.
44
ulama radikal lainnya yang bersimpati dengan al-Qaidah menuduh ISIS (Islamic
State of Irak and Syria) sebagai sebuah ciptaan Zionis, Salibis dan Safawi. Secara
umum pemikiran dan keyakinan kelompok ISIS (Islamic State of Irak and Syria)
Pertama, ISIS (Islamic State of Irak and Syria) berkeyakinan bahwa jihad
adalah memerangi dan menghadapi musuh Islam dengan darah. Adapun jihad
dengan cara damai seperti melalui tulisan dan ceramah, mendirikan lembaga
berhijrah termasuk sikap pengecut dan terhina, menurut mereka kaum Muslimin
tidak akan menang kecuali dengan angkat senjata, meskipun jumlah mereka hanya
sedikit. Dengan pemahaman seperti itu makna jihad menjadi sempit karena hanya
keyakinannya sehingga mereka mengkafirkan setiap pelaku dosa besar yang tidak
mau bertaubat, mengkafirkan para pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum
Allah secara mutlak tanpa perincian, mengkafirkan rakyat secara mutlak tanpa
ulama karena mereka tidak mau mengkafirkan para pemimpin dan rakyat yang
sudah kafir menurut mereka. Mereka juga mengkafirkan siapa saja yang menolak
20
Zainal Abidin, Menangkal Ideologi Radikal: Menguak Sejarah, Pemikiran dan Dalang
Ekstremisme, (Jakarta: Pustaka Imam Bonjol, 2014), h. 51.
45
pemikiran mereka dan mengkafirkan mereka yang tidak bergabung dan tidak
dalam keadaan jahiliyah baik secara tempat maupun sikap, sehingga mereka harus
standar minimal bagi seorang Muslim dan setiap jamaah diwajibkan klarifikasi
terhadap keislamannya. Kelompok ini sangat menyelisihi prinsip dan manhaj ahli
sunnah wal jamaah dalam pengambilan ilmu dan sumber dalil serta kaidah
kelompok Islam mana saja yang menolak hukum syariat harus diperangi sehingga
mau berkomitmen dengan syariat. Begitu juga wajib memerangi aparat keamanan
yang membantu para penguasa thagut meskipun para aparat keamanan itu
terpaksa dalam hal tersebut, mereka tetap harus diperangi meskipun nanti
Dalam ideologi ISIS (Islamic State of Irak and Syria) terdapat beberapa
kelompok mana saja yang berbeda dengan dirinya. Ini sebuah keyakinan yang
benar, sementara yang diluar dirinya pasti salah. Keyakinan inilah yang
21
Muhammad Haidar Assad, ISIS Organisasi Paling Mengerikan Abad Ini, h. 122-128.
46
b. Anti pada nilai-nilai cinta kasih dan rahmat sekaligus mendukung dan
dianut dan diterapkan oleh ISIS (Islamic State of Irak and Syria). Mereka
Islam harus ditegakkan dengan cara-cara seperti itu. ISIS (Islamic State of
lakukan terhadap saudara sesama Muslimnya adalah sah atas nama iman dan
c. Menuduh bid’ah (sesat) segala bentuk akulturasi ajaran Islam dengan nilai-
peninggalan sejarah Islam. ISIS (Islamic State of Irak and Syria) mengklaim
membawa ajaran Islam yang murni dan menuduh seluruh kelompok Islam
e. Salah kaprah memaknai konsep jihad, seperti dikemukakan Syaikh Hasan bin
Farhan al-Maliky (ulama moderat Arab Saudi), ISIS (Islamic State of Irak
and Syria) tenggelam dalam lautan keutamaan jihad, sementara mereka tidak
BAB IV
Aksi teror dan radikal yang terjadi dengan mengatasnamakan agama yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok teroris seperti ISIS (Islamic State of Irak and
Nahdlatul Ulama selama ini adalah tawadhu’ (rendah hati), tawasuth (moderat),
i’tidal (adil), tassamukh (lapang dada) dan tawazun (hati-hati), tawasuth berarti
mencari garis tengah yang moderat bukan tatharruf (ekstrem dan radikal).1
Karena kita menjadi Islam bukan karena kekerasan tapi karena ta’lim, tahkim dan
irsyad. Cara beragama seperti ini terbukti selama ini telah menjauhkan Nahdlatul
Ulama dari sikap ekstrem, baik kiri maupun kanan, dalam memahami agama
Islam. Sikap dasar Nahdlatul Ulama ini menjelaskan bahwa ormas Nahdlatul
Pada Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama (NU) yang resmi dibuka oleh
1
Hasyim Muzadi, Gerakan Radikal Islam Di Indonesia, (Jakarta: Ays-Net, 2004), h. 57.
49
dengan masalah terorisme dan konflik agama. Salah satu isu yang dikaji dalam
Muktamar NU adalah tentang ideologi ISIS. Hal ini cukup beralasan karena dalam
berkecamuknya konflik yang dilakoni ISIS di Irak dan Syria. Meskipun ruang
lingkup konflik tersebut dominan di Irak dan Syria, namun efeknya sangat terasa
lain:2
Islam Iraq dan Suriah di wilayah Iraq dan Suriah. Otomatis mereka
1948, 1967 dan 1973. Hal ini menimbulkan fitnah, pertumpahan darah
2. Meski rezim zionis Israel menyerang Gaza pada bulan Agustus 2014
lalu, sehingga lebih dari 2.000 rakyat Gaza tewas, ISIS tidak mau
2
http://www.nu.or.id
50
Ulama. Ulama/ rakyat yang tidak mau melakukan bai’at terhadap ISIS
(kecuali rakyat Israel yang aman dari tangan ISIS). Ini bertentangan
5. ISIS membunuh tentara Iraq, tantara Suriah, dan rakyat yang sudah
Pancasila dan bertentangan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena
Nahdlatul Ulama melalui ketua umum Said Aqil Siradj mengatakan bahwa
kelompok militan ISIS sangat kejam, mereka lebih kejam dari kelompok radikal
manapun. Said Aqil Siradj melanjutkan bahwa jika sekitar 514 warga negara
3
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,53703-lang,id-c,nasional-
t,NU+Minta+Pemerintah+Tegas+Sikapi+ISIS-.phpx
51
akan lebih sadis dibandingkan dengan aksi terorisme yang terjadi di Bali.
Nahdlatul Ulama sangat menentang radikalisme dan terorisme. Oleh karena itu,
menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang ramah dan anti kekerasan.4
sudah mengawal keberagaman Indonesia sejak negara ini belum berdiri. Sejak
memiliki bingkai seperti ketika Nabi Muhammad menata negara Madinah. Saat
itu ada berbagai macam agama yang ada di sana, antara lain 2 golongan agama
Islam 2 (muhajirin dan ansor), Nasrani, Yahudi, dan Majusi (Zoroaster). Oleh
Nabi Muhammad pemeluk agama yang berbeda tadi tidak dihabisi tetapi dibuat
bisa hidup bersama, saling bersaudara satu sama lain. Situasi seperti inilah yang
dan direspon secara serius karena persoalan ini sudah merambah ke seluruh dunia.
4
www.nugarislurus.com/2015/03/said-agil-sebut-isis-kelompok-radikal-islam-paling-
kejam-gus-ahyat-ahmad-milisi-syiah-juga-kejam-html.
52
nahdiyin dan umat Islam Indonesia agar tidak ikut-ikutan mendukung gerakan
Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan sekaligus tidak membuat perpecahan
kelompok ISIS dengan dalil untuk berjihad bukanlah ajaran Ahlusunnah wal-
Jamaah.6
47 di Makassar pada 3 Agustus 2015 lalu menggaris bawahi betapa besar peran
kesehatan dan toleransi umat beragama. Jika diperhatikan kedua organisasi besar
ini, yaitu Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah memiliki pandangan dan visi
yang sama dalam menyebarkan Islam yang moderat, damai, dan tanpa kekerasan.
Sehingga kedua organisasi ini yang sama-sama memiliki peran yang sangat besar
kekerasan dengan dalil apapun termasuk dalil berjihad di jalan Allah tidak
5
Marsudi Syuhud, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Wawancara Pribadi, Jakarta
Pusat, 23 Agustus 2016.
6
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,53630-lang,id-c,nasional-
t,Syuriyah+PBNU++Jangan+Ikut+Ikutan+Mendukung+ISIS+-.phpx
53
dibenarkan oleh Islam, termasuk organisasi ISIS yang notebene setiap asksinya
dan paham Islamic State of Irak and Syria (ISIS) di Indonesia karena bertentangan
membawa kemunduran bagi masa depan peradaban. Demikian salah satu butir
merupakan gerakan politik radikal yang lahir sebagai reaksi atas situasi politik
dalam negeri Irak dan Syria. ISIS bukanlah gerakan Islam, tetapi gerakan politik
yang mengatasnamakan Islam untuk merebut kekuasaan politik di Irak and Syria.7
ISIS (Islamic State of Irak and Syria) baik di negara asalnya dan terutama di
konteks kelahirannya, ISIS merupakan gerakan politik radikal yang lahir sebagai
reaksi atas situasi politik dalam negeri Irak dan Syria. ISIS bukanlah gerakan
Islam, akan tetapi gerakan politik yang mengatasnamakan Islam untuk merebut
kekuasaan politik di Irak dan Syria. ISIS tidak ada hubungannya dengan persoalan
7
www.muhammadiyah.or.id.
54
Khilafah Islam dibawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi tidak memiliki akar
teologis, ideologis, dan historis yang kuat berdasarkan al-Qur’an, sunnah yang
sahih, dan pendapat para ulama yang otoritatif. Menurut pendapat Imam Syafi’i
dan Ibnu Khaldun, setelah Khulafaur Rasyidin tidak ada lagi kekhalifahan di
didirikan setelah masa Khulafaur Rasyidin pada hakikatnya adalah kerajaan atau
kesultanan yang didirikan atas semangat ashabiyah keluarga dan suku, karenanya
bagi umat Islam tidak ada keniscayaan untuk mendirikan kekhalifahan Islam,
kekerasan.8
Agustus 1945. Muhammadiyah sesuai dengan Matan Keyakinan dan Cita Hidup
bahwa Indonesia sebagai Dar al-Salam, Dar al-Ahdi, Dar al-Syahadah, dan Dar al-
yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat yang diridoi Allah Yang
8
http://kaltim.muhammadiyah.or.id/id/nusantara-3840-detail-pernyataan-sikap-pimpinan-
pusat-muhammadiyah-tentang-islamic-state-of-iraq-and-syria-isis.html.
55
1. Menolak gerakan dan paham ISIS (Islamic State of Irak and Syria) di
depan peradaban.
berkemajuan.
9
http://kaltim.muhammadiyah.or.id/id/nusantara-3840-detail-pernyataan-sikap-pimpinan-
pusat-muhammadiyah-tentang-islamic-state-of-iraq-and-syria-isis.html.
56
masyarakat Indonesia.
usaha preventif melalui berbagai kegiatan pengkajian Islam yang luas dan
luhur.
ISIS dengan beberapa alasan:10 Pertama, Indonesia termasuk Nation State (Negara
Kedua, bahwa melakukan dakwah dalam bentuk apapun tidak boleh dengan
10
Syafiq A. Mughni, Pengurus Pusat Muhammadiyah, Wawancara Pribadi, Jakarta
Pusat, 08 September 2016.
57
kekerasan, harus dengan jalan damai, harus dengan penuh penghargaan terhadap
harta, dan yang lainnya sesuai dengan maqosid Syariah. Ketiga. Indonesia
radikal merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang aman dan
saling menghargai perbedaan satu dengan yang lainnya. Keempat, Indonesia sejak
Republik Indonesia) sehingga tidak bisa dirubah lagi dengan bentuk apapun
termasuk bentuk negara Islam. Indonesia juga telah sepakat menggunakan sistem
dan mencegah segala bentuk paham radikalsime terutama paham dan konsep
radikal ISIS antara lain dengan ikut aktif dalam membangun perdamaian bukan
tidak mudah mengikuti organisasi dengan paham radikal yang melakukan segala
Islam yang anti kekerasan, siapapun dengan dalil apapun tidak boleh melakukan
kekerasan.
58
Negara Indonesia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. ISIS (Islamic State of Irak and Syria) merupakan gerakan Islam pimpinan Abu
Bakar Al-Baghdadi yang muncul pertama kali di Irak dan Syria akibat situsi
politik, akan tetapi ISIS yang muncul pertama kali sebagai gerakan politik
masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi, ISIS dipandang lebih kejam
hukum Islam namun dengan cara yang sangat tidak berprikemanusiaan dan
jauh dari garis-garis Islam, bahkan eksekusinya dilakukan dengan iringan tahlil
dan takbir karena dianggap sebagai jihad dan mati syahid di jalan Allah.
dengan yang diajarkan dalam Islam dan bertentangan dengan Ahlisunnah wal-
Jamaah. Selain itu, ISIS juga bertentangan dengan ideologi Pancasilan dan
59
60
B. Saran
anak muda tentang makna jihad yang sesungguhnya, dan bahwa berjihad
yang benar tidak dengan cara kekerasan yang justru bertentangan dengan
bernegara.
62
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abidin, Zainal. Menangkal Ideologi Radikal: Menguak Sejarah, Pemikiran, dan
Dalang Ekstremisme. Jakrta: Pustaka Imam Bonjol, 2014.
Ali, As’ad Said. Al-Qaeda: Tinjauan Sosial Politik Ideologi dan Sepak
Terjangnya. Jakarta: LP3ES, 2014.
Alyani, Al, Ali bin Nafayyi’. Tujuan dan Sasaran Jihad. Jakarta: Gema Insani
Press, 1993.
Amin, Ma’ruf. “Seminar Nasional Fenomena ISIS bagi NKRI dan Islam
Rahmatan Lil’alamin”. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
Kementrian Agama RI. Jakarta: 9 Agustus 2014.
Halabi, Al, Ali Hasan. ISIS: Khilafah Islamiyyah atau Khawarij?. Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2015.
Hassan, Muhammad Haniff. Meluruskan Jihad Sesat Imam Samudra & Kelompok
Islam Radikal: Teroris Membajak Islam. Jakarta: Grafindo Khazanah
Ilmu, 2007.
Mahmud, Ali Abdul Halim. Fiqih Rekonsiliasi dan Reformasi menurut Hasal Al-
Bana: Rukun Jihad Kajian Tuntas Tentang Konsep Mempertahankan
Eksistensi Umat. Jakarta: Al-i’tishom Cahaya Umat, 2001.
Putra, Nusa. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: PT Indeks, 2012.
Syu’aibi, Ali dan Gils Kibil. Meluruskan Radikalisme Islam. Ciputat: Pustaka
Azhary, 2004.
Abidin, Zainal. Menangkal Ideologi Radikal. Jakarta: Pustaka Imam Bonjol, 2014.
Yazid, Jihad: Dalam Syariat Islam dan Penerapannya di Masa Kini. Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2015.
65
Hasil Wawancara
Wawancara Pribadi Prof. Dr. Irfan Idris, Juru Bicara Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT). Jakarta: 1 Agustus 2016.
Wawancara Pribadi Dr. KH. Marsudi Syuhud, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama (PBNU). Jakarta: 23 Agustus 2016.
Website
http://kaltim.muhammadiyah.or.id/id/nusantara-3840-detail-pernyataan-sikap-
pimpinan-pusat-muhammadiyah-tentang-islamic-state-of-iraq-and-syria-
isis.html.
www.muhammadiyah.or.id.
www.nugarislurus.com/2015/03/said-agil-sebut-isis-kelompok-radikal-islam-
paling-kejam-gus-ahyat-ahmad-milisi-syiah-juga-kejam-html.
66
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,53703-lang,id-
c,nasional-t,NU+Minta+Pemerintah+Tegas+Sikapi+ISIS-.phpx
http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,53630-lang,id-
c,nasional-
t,Syuriyah+PBNU++Jangan+Ikut+Ikutan+Mendukung+ISIS+-.phpx
Peraturan Perundang-undangan
LAMPIRAN-LAMPIRAN
70
sehingga keberadaannya sangat dibenci dan dicela oleh dunia dan agama.
Hal ini karena ISIS membawa nama agama dan seolah-olah berjihad,
Islam, terutama kepada generasi muda yang baru belajar Islam tetapi tidak
paham konsep jihad. Kenapa bisa ada orang yang terlibat? Karena
kebanyakan dari mereka tidak paham tentang jihad dan melihat ISIS
sekolah yang masih suka tawuran dan lain-lain. Dan yang melakukannya
adalah tokoh agama, tokoh adat, tokoh bangsa, orangtua, guru, agar para
opini
72
Madinah. Saat itu ada berbagai acam agama yang ada di sana, antara lain 2
tidak dihabisi tetapi dibuat bisa hidup bersama, saling bersaudara satu
sama lain. Situasi inilah yang diangankan dan diidealkan oleh NU. Bahkan
KH Wahid Hasyim, ikut ambil bagian menjadi tim 9 BPUPKI dan ikut
ini masih tersisa kelompok yang belum sepakat dengan pancasila dan
masih ingin mempertahankan & kata Piagam Jakarta. Ruh perbedaan itu
sampai sekarang masih ada. Diantara anak bangsa masih ada yang
memimpikan Negara Islam, berangkat dari 7 kata itu. Maka, bibit itu
masih ada sampai sekarang. Apalagi ketika persoalan politik atau perang
73
radikalisme ini perlu disikapi dan direspon secara serius karena persoalan
dipertanyakan keIslamannya.
74
bentuk NKRI sehingga itu tidak boleh dirubah lagi tidak boleh dibolak