Islam) Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi Salah Satu
Pesyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Ahmad Risyad Fadli
NIM. 1113045000059
Skripsi
Oleh:
Di Bar ah Bimbingan
F. Asma
i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
PANITIA UHAN
9 39325D
iv
KATA PENGANTAR
Bersyukur dan ikhlas kepada Allah SWT yang telah memudahkan dalam
segala urusan bagi hamba-Nya yang selalu berusaha dan berdoa untuk mencapai
keberhasilan. Dengan nikmat-Nya penulis masih bisa merasakan pelbagai ilmu
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN MANUSIA (PEOPLE
ut dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang mana telah membimbing umatnya sampai mengenal peradaban manusia
g pendidikan Strata Satu (S1) yang ditempuh telah selesai. Serta, penulis tak lupa untuk meminta maaf jika memang skripsi
anpa adanya support dan effort dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat, penulis ucapkan terimakasih
arta.
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. H. M. Nurul Irfan, M.A dan Nur Rohim Yunus, LLM., Kepala dan
Sekretaris Program Studi Hukum Pidana Islam Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Penasehat akademik dan seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dosen Pembimbing Skripsi Dr. Asmawi, M.Ag. yang selalu memberi
pengarahan, pembelajaran dan memberikan semangat dalam membuat skripsi
ini.
v
6. Terkhusus kepada kedua orang tua yang saya cintai dan sayangi. Ayahan Dr.
Rumbang Sirojudin, M.A, dan Ibunda Enjah Faizah, S.Ag. yang tak pernah
lelah memberikan nasihat dan semangat dengan seluruh pengorbannya. Tanpa
adanya Mereka semua yang penulis lakukan tidak akan bisa terwujud. Dan
berkat doa dan ridho Mereka perjuangan di kampus mampu penulis
selesaiakan.
7. Kepada saudara Kakak Muhammad Faizal Ahsan dan Adik Naila Nur Latifah
kepada penulis.
ikah Syifa, Tazkiyah Aulia yang membantu memberikan dukungan kepada penulis.
ah memberikan ruang proses pembelajaran selama kuliah saya.
ukum, Aam, Matin, Dudu, Alim, Hanafi, Aziz dan kawan lainnya yang telah memberikan kesempatan untuk berproses bersa
Aya, Anhar, Azka, Lubna, Wiwit, Afrikal, Alpen, Anwar, Ida, Reza, Fahmi, Iip, Syamsul, Ryan, Fatiya, Rizaldy, dan kawan lainya
g telah memberikan dukungan dan dorongan demi menyelesaikan skiripsi ini.
Nazar
ullah
Semoga amal baik Mereka semua dibalas oleh Allah SWT. Sungguh hanya
Allah SWT yang dapat membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat
ganda.
Jakarta, 11 Januari 2018
vi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................................i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI....................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................................iv
KATA PENGANTARv
DAFTAR ISIvii
BAB IPENDAHULAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................70
B. Saran.................................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................72
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Departement of State pada bulan Juni 2003 memaparkan bahwa tiap tahun sekitar
800.000 – 900.000 orang telah diselundupkan dengan mengabaikan batas-batas
internasional.3 Celakanya, penyelundupan tersebut telah dilakukan oleh jejaring
1
Evlyn Martha Julianty, Dahlan Ali, Mujibussalim, Kebijakan Kriminal Dalam
Penanggulangan Penyelundupan Manusia di Indonesia, dalam Jurnal Ilmu Hukum Pascasarjana
Universitas
2
Syiah Kuala, Vol. 2 No. 2 (2014), h. 41.
Natalis Pigay, Migrasi Tenaga Kerja Internasional (Sejarah, Fenomena, Masalah dan
Solusinya), (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 120.
3
M. Imam Santoso, Hukum Pidana Internasioanl, (Bandung : Pustaka Reka Cipta, 2013),
h. 163.
1
2
4
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ef49e0b7c90c/penyelundup-imigran-gelap-
dijerat-dua-undangundang. Diunggah Rabu 24 Mei 2017, Pukul 02.21 WIB.
5
Opra Floria Sari, Tanggung Jawab Indonesia Sebagai Negara Transit Bagi Warga
Negara Asing (WNA) yang Terlibat Dalam Penyelundupan Manusia, dalam Artikel Ilmiah
Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (2014), h. 9.
6
http://news.liputan6.com/read/2903080/polri-ungkap-jaringan-penyelundupan-manusia-
ke-australia Diunggah Jumat 26 Mei 2017, Pukul 02.28 WIB.
7
M. Imam Santoso, Hukum Pidana Internasioanl, (Bandung : Pustaka Reka Cipta, 2013).
h. 164-165.
seseorang secara ilegal ke seuatu bagian negara dimana orang tersebut bukanlah
warga atau memiliki izin tinggal.8
Meski telah menjadi perhatian internasional sejak tahun 2000, Indonesia
baru merumuskan penyelundupan manusia sebagai tindak pidana pada tahun 2011
melalui pengesahan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimgrasian.9
Pembentukan undang-undang ini didasarkan pada pertimbangan, antara lain
perlindungan, dan pemajuan hak asasi manusia.10
maan orang asing di Indonesia yang dahulu merupakan open politiek (penerimaan terbuka) menjadi selectif politiek, artinya
8
Eranovita Kalalo Paembonan, Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana
penyelundupan Orang (People Smuggling), dalam Jurnal Lex Crimen Vol. III, No. 4,(2014), h.
139
9
Anugerah Rizki Akbar, Tindak Pidana Penyelundupan Manusia Dalam Rancangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta : Aliansi Nasional Reformasi KUHP, 2016), h. 1.
10
Ruslan Renggong, Hukum Pidana Khusus Memahami Delik-Delik Di Luar KUHP,
(Jakarta : Kencana, 2016), h. 196.
11
Andi Hamzah, Delik-Delik Tersebar Di Luar KUHP, (Jakarta : PT Pradyana Paramita,
1992) Cetakan Ke Tujuh, h. 68.
keimgrasian sehingga perlu dicabut dan diganti dengan undang-undang yang baru
yang lebih komprehensif serta mampu menjawab tantangan yang ada.12 Sehingga
dipertegas kembali melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimgrasian.
Dalam hukum positif, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 yang telah
menjadi ketentuan bagi tindak pidana penyelundupan manusia, di satu sisi
pemerintah mencoba merumuskan dalam Rancangan Undang-Undang tentang
KUHP dalam pasal 582 yang sama sekali tidak ada perubahan yang signifikan dengan rumusan pasal 120 U
Dalam Islam, penyelundupan manusia menjadi ancaman yang vital untuk diperhatikan. Ketika Kabupaten
Penyelundupan manusia yang termasuk kategori hukum pidana internasional mestinya perlu perhatian kh
unsur serta komonen-komponen tindak pidana penyelundupan manusia.
12
Ruslan Renggong, Hukum Pidana Khusus Memahami Delik-Delik Di Luar KUHP,
(Jakarta : Kencana, 2016), h. 196.
13
Syamsul Asri, Achmad, Analisis Pola Jaringan dan Modus Operandi People Smuggling
di Provinsi Sulawesi Selatan (Studi Kasus Kota Makasar dan Kabupaten Bulukumba), dalam
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UNIFA Makasar, h. 14.
merasa gelisah dan menimbulkan ghiroh ilmiah bagaimana pandangan hukum
Islam dan hukum positif terhadap penyelasaian tindak pidana penyelundupan
manusia. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mencoba menulis penelitian yang
berjudul : TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN MANUSIA (PEOPLE
SMUGGLING) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011
TENTANG KEIMIGRASIAN (Tinjauan Hukum Pidana Islam).
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka, yang dijadikan pokok
Untukmenjelaskanpenyebabterjadinyapenyelundupan
a. manusia
(People Smuggling) di Indonesia.
Untukmenjelaskanpandanganhukumpidanapositif Penyelundupan Manusia (People Smuggling).
b. terhadap
asil penelitian tersebut diperoleh bahwa pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Wonosari yang menjatuhkan putu
kel di atas membahas dan menganalisa dilema antara
14
Pandu Pranomo, Tindak Pidana Penyelundupan Manusia Berdasarkan Undangundang
Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian (Analisis Putusan Pengadilan Negeri Wonosari
Nomor : 135/Pid.Sus/2014/PN.Wn), Peneletian ini adalah skripsi oleh mahasiswa Jurusan Ilmu
Hukum Fakultas Hukum Pada Universias Sebelas Maret Surakarta, tahun 2015.
15
Diajeng Wulan Christianti, Analisa Kejahatan Penyelundupan Manusia Berdasarkan
Smuggling Of Migrant Protocol Ditinjau Dari Perspektf Perlindungan Pencari Suaka : Studi
Kasus Pengungsi Rohingnya, dalam Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 3 No. 3 (2016).
Protocol mampu untuk memberikan keseimbangan anatara penegakkan hukum
kejahatan perlindungan manusia dan perlindungan pencari suaka, akan tetepi pada
akhirnya semua tergantung dari keinginan negara untuk menerapkan Smuggling
Protocol tersebut melalui aturan implementasi yang jelas namun proposional.
Artikel ilmiah karya Moh. Nashiruddin A. Ma’mun yang berjudul Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana Penyelundupan.16 Di dalam artikel tersebut
dipaparkan bahwa dalam hukum Islam jarimah penyelundupan dapat
dikategorikan ke dalam jarimah sariqah. Kata sariqah diambil dari kata “sarqun” yang artinya samar dan ti
Buku Karya Anugerah Rizki Akbari, yang berjudul Tindak Pidana Penyelundupan Manusia Dalam Rancanga
Kemudian meninjau ulang penggunaan pidana minimum
berujung pada pemidanaan yang terlampau berat bagi pelaku yang tidak
berpendidikan, tidak terinformasikan dan tak pantas untuk dipidana.
Dari beberapa penelitian di atas penulis tidak menemukan secara sepesifik
yang membahas tentang TINDAK PIDANA PENYELUNDUPAN MANUSIA
16
Moh. Nashiuddin A. Ma’mun, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana
Penyelundupan, dalam Jurnal Ummul Qura, Vol IV, No. 2, (2014).
17
Anugerah Rizki Akbar, Tindak Pidana Penyelundupan Manusia Dalam Rancangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, (Jakarta : Aliansi Nasional Reformasi KUHP, 2016).
(PEOPLE SMUGGLING) DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN
2011 TENTANG KEIMIGRASIAN (Tinjauan Hukum Pidana Islam).
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya meruapakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.18 Metodologi dalam
suatu kegiatan penelitian adalah merupakan masalah inti, bahkan ada yang mengidentikkan penelitian itu
Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif. Ronny H
Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan. Pendekatan yang dipandang dari sudut pe
pengembangan metodologi penelitian.22
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 2.
19
Soejonno, Abdurrahman, Metodologi Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,
(Jakarta : PT Rineka Cipta, 1999), h. 44.
20
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: CV Pustka Setia, 2001), h. 10.
21
Soejonno, Abdurrahman, Metodologi Penelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan,
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), h. 56.
22
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2012), h. 10.
2. Sumber Data
Penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu menggunakan
data yang mengacu pada sumber-sumber tertulis dan literatur yang berkaitan
dengan penelitian ini. Maka untuk penelitian ini menggunakan studi pustaka
sebagai upaya dalam menemukan kolerasi atau relevansi teori hukum Islam dan
probelamatika hukum terkait penelitian ini.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
er
er dalam penelitian ini adalah Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimgrasian, putusan-putusan pengadilan, al
under
nder dalam penelitian ini menggunakan beberapa buku, jurnal,
at kabar, artikel yang berkaitan dengan judul penelitian ini serta hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
n atau bahan-bahan tertulis yang ada relevansinya terhadap penelitian. Adapun bahan datanya adalah bahan hukum primer
N Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017” dengan sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas b
tarbelakangi penelitian ini, yang diorganisir menjadi 6 (enam) sub-sub, yaitu (1). Latar belakang masalah, (2). Identifikasi, p
23
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 2012), h. 255.
Indonesia, (2). Dampak penyelundupan Manusia di Indonesia, (3). Fenomena
Penyelundupan Manusia di Indonesia, di dalamnya terdiri dua sub yang
membahas tentang kasus-kasus penyelundupan manusia di Indonesia dan putusan-
putusan pengadilan terhadap tindak pidana penyelundupan manusia di Indonesia.
Bab ketiga berjudul “Konsep Tindak Pidana dalam Hukum Pidana Positif
dan Hukum Pidana Islam". Bab ini menyajikan uraian tindak pidana dalam konsep
hukum positif dan hukum pidana Islam. Paparan dalam bab ini akan diposisikan
konsep tindak pidana dalam hukum pidana positif dan hukum pidana Islam kemudian akan disajikan kons
Bab keempat berjudul “Penyelundupan Manusia dalam Tinjauan Hukum Pidana Positif dan Hukum Pidana
Bab Kelima merupakan penutup, yang memuat kesimpulan dan saran.
Dalam bab ini disajikan pokok-pokok hasil penelitian dalam suatu kesimpulan dan saran terkait kegunaan
BAB II
1
Kejahatan Transnasional adalah kejahatan yang mengancam kehidupan sosial, ekonomi
politik, keamanan dan perdamaian dunia yang mempunyai kriteria: a. Lebih dari satu wilayah
negara, b. Di suatu negara, tetapi persiapan, perencanaan, pengarahan atau pengendalian atas
kejahatan tersebut dilakukan di wilayah negara lain, c. Di suatu wilayah negara, tetapi akibat yang
ditimbulkan atas tindak pidana tersebut dirasakan di negara lain.
2
Sam Fernando, Politik Hukum Pemerintah (Direktorat Jenderal Imigrasi) Dalam
Menanggulangi Masalah Penyelundupan Manusia, dalam Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya, Malang, 2013, h. 3
3
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52a0ec6c249cd/tidak-mudah-tangani-imigran-
ilegal diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 00.06 WIB
13
14
ndonesia sebagai tempat tujuan maupun sebagai transit. Penyelunduan ini ditujukan untuk memasok pasar perdagangan se
4
M. Imam Santoso, Hukum Pidana Internasioanl, (Bandung : Pustaka Reka Cipta, 2013),
h. 163.
dalam beberapa dekade terakhir pada saat ini, laporan signifikan mengenai jumlah
imigrasi tidak resmi terus meningkat di beberapa negara.5 Kemudian menurut data
yang ada pada imigrasi per 31 Desember 2010 terdapat sekitar 1.300 orang
imigran ilegal di seluruh Indonesia berada di dalam fasilitas rudenim 6 berada di
penampungan yang difasilitasi oleh UNHCR7 dan IOM8, dimana penampungan
tersebut berada di daerah seperti Bogor (Puncak), Medan, dan Makassar.9
Menurut data dari CMIS PS Satgas Bareskrim Mabes Polri jumlah para
un mengalami peningkatan. Seperti pada tahun 2008 terdapat 116 imigran, pada tahun 2009 terjadi peningkatan menjadi 9
wilayah dunia dan periode sejarah umat manusia. Fokus terhadap hubungan antara imigrasi dengan kejahatan terus tumbuh
ggulangi Masalah Penyelundupan Manusia, dalam Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2013, h. 4
gsi keimigrasian sebagai tempat penampungan sementara bagi orang-orang yang melanggar Undang- Undang Keimigrasian.
misioner Tinggi PBB untuk Pengungsi, bermarkas di Badan ini didirikan pada tanggal bertujuan untuk melindungi dan memberikan bantuan kepada
yang baru
8
International Organization for Migration atau Organisasi Internasional untuk
Migrasi (IOM) adalah sebuah Organisasi antarpemerintah. Didirikan dengan nama
Intergovernmental Committee for European Migration (ICEM) pada 1951, pada mulanya, IOM
ditujukan untuk membantu menempatkan kembali para pengungsi akibat Perang Dunia II. IOM
adalah organisasi antarpemerintah utama di bidang migrasi. IOM berdedikasi untuk memajukan
migrasi yang manusiawi dan teratur untuk kepentingan bersama, dilaksanakan dengan
meningkatkan pemahaman mengenai masalah-masalah migrasi, membantu pemerintah dalam
menjawab tantangan migrasi, mendorong pembangunan sosial dan ekonomi melalui migrasi, dan
menjunjung tinggi martabat dan kesejahteraan migran, termasuk keluarga dan komunitasnya.
9
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, Jakarta, 2011, h. 87
10
Data dari CMIS PS Satgas Bareskrim Polri, 2012.
melakukan migrasi ke negara lain dengan tujuan keluar dari kehidupan yang
keras, kejahatan perang, dan kejahatan kemanusiaan lainnya yang terjadi di negara
mereka.11
karena latar belakang ekonomi, akan membuat keingianan mereka berimigrasi ke negara lain bertambah kuat. Obi N. I Ebb
11
Mangai Natarajan, Kejahatan dan Pengadilan Internasional, (Bandung, Nusa Media,
2015), 12
h. 19.
IOM, Penegak Hukum terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia, Bab I (IOM,
Buku Petunjuk Bagi Petugas dalam Rangka Penanganan Kegiatan Penyelundupan Manusia dan
Tindak Pidana yang berkaitan dengan Penyelundupan Manusia, 2012), h. 5
selundupkan atau diperdagangkan agar dapat menghidupi kebutuhan sehari hari.13
Atas hal ini lah permintaan penyelundupan manusia ke negara-negara maju untuk
penghidupan yang lebih layak kebanyakan akibat latar belakang ekonomi semakin
berkembang.
beresiko, menggunakan biaya yang mahal, dan keuntungan yang tidak pasti.
Namun jika digabungkan dengan pengetahuan mendasar yang didapat dari media
atau mulut ke mulut tentang negara tujuan, ditambah melakukan penyelundupan
13
Obbi N. I. Ebbe, Causes of Trafficking in Women and Children, Bab 3 (London, Global
Trafficking in Women and Children, 2008), h. 36
14
Michael P Todaro. & Lydia Marusko, Illegal Migration and US Immigration Reform: A
Conceptual Framework. (Population and Development Review, Vol. 13, No. 1, 1987), h. 101-114.
15
J. B. Grossman, Illegal Immigrants and Domestic Employment. (Industrial and Labor
Relation Review, Vol. 37, No. 2, 1984), h. 240-251
secara berkeluarga (bersama-sama) akan mengurangi resiko-resiko atau ketakutan
di atas.16
khususnya bagi negara sumber, negara transit dan tujuan. Kagagalan mengatur
arus imigrasi ini dapat merugikan semua pihak. Negara asal telah kehilangan
tenaga produktif yang potensial membangun negaranya, sedangkan negara tujuan
16
Celine Nieuwenhuys dan Antoine Pecoud, Human Trafficking, Information Campaigns,
and Strategies of Migration Control, (Sage, American Behavioral Scientist, 2007), h. 1685-1686.
17
Mangai Natarajan, Kejahatan dan Pengadilan Internasional, (Bandung, Nusa Media,
2015), h. 20.
18
Mangai Natarajan, Kejahatan dan Pengadilan Internasional., h. 21
mendapat beban sebagai masalah sosial seperti persaingan kerja dengan penduduk
lokal yang tidak fair, meningkatnya pengeluaran dana dan kriminalitas.19
Indonesia yang semakin terbuka, pada dasarnya terbuka pula pada orang
asing, tampaknya Indonesia adalah negara yang menarik di mata imigran ilegal.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa letak geografis Indonesia sangat strategis
untuk melintas ke Australia, ditambah lagi dengan kelemahan bidang kemanan
laut dan pengawasan di perbatasan darat. Kita juga harus mengakui bahwa
terdapat kebiasaan warga Indonesia yang lebih dapat menerima pendatang baru, apalagi bila orang asing
Keberadaan imigran ilegal dan interaksinya dengan warga Indonesia berdampak sosial psikologis terhadap
Berangkat dari kenyataan obyektif bahwa pengalaman konflik di masa lalu dan atau penglaman mengalam
Kodisi psikososial yang negatif ini tampaknya semakin memburuk karena
pengalaman negatif yang diperoleh dalam perejalanan menuju negara tujuan akhir
maupun ditangkap serta ditahan di Indonesia. Konsekuensi logis dari kondisi
psikososial yang negatif tentunya mempengaruhi imigran ilegal dan interaksinya
terhadap warga Negara Indonesia dan meningkatkan kerentanan terjadinya
19
Anna Kicinger, Non Traditional Security Threat and The EU Respones to This
Phenomenom, “ http://www.cefmr.pan.pl/docs/cemfrwpp2004-02.pdf di akses pada tanggal 25
Oktober 2017 pukul 02.09 WIB.
20
Adrainus Meliala, Pemantapan Legalitass dan Kebijakan Menyangkut Penyelendupan
Manusia, (Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, 2011), h. 60.
masalah psikososial yang serius. Kondisi psikososial yang serius tentunya
memerlukan penanganan yang lebih profesional. Kenyataanya akses untuk
mendapatkan penanganan yang lebih profesional masih sangat terbatas. Dampak
ke depan diduga akan muncul antara lain meningkatnya prilaku beresiko imigran
ilegal sebagai bentuk upaya/aktifitas untuk mengurangi stres (stress-relief
activities), misalnya peningkatan konsumsi alkohol dan prostitusi.21
Hal ini tentunya menimbulkan masalah sosial yang menjadi beban
amai seperti yang dicita- citakan, kemungkinan besar mendorong imigran ilegal untuk menggunakan berbagai upaya dan ke
bertahannya relasi interpersonal yang mendalam di level grass-root. Interaksi yang positif antara imigran ilegal dengan wa
diperkirakan dapat terjadi jika masuk paham-paham dari luar yang tidak sesuai
dengan pilar kebangsaan Indonsia, yaitu Pancasila.
Masuknya imigran ilegal menimbulkan dampak tersendiri secara sosial
budaya, para imgiran yang masuk secara ilegal akan membawa pengaruh sosial
21
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, Jakarta, 2011, h. 84
22
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, h. 84-85.
pada kehidupan warga negara Indonesia. Hal tersebut akan menciptakan budaya
baru yang terkadang tidak sesuai dengan budaya yang berlaku di Indonesia.
Kemudian dampak selanjutnya adalah dampak secara keamanan nasional,
penyelundupan manusia justru akan menciptakan kerawanan bagi keamanan
negara serta bisa merusak kesatuan dan persatuan Indonesia.23
Selain itu, interaksi yang positif antara imigran ilegal dan warga Negara
Indonesia tampaknya akan banyak terjadi di level grass-root dalam berbagai relasi
interpersonal yang mendalam. Kasus pacaran dan pernikahan antara imigran ilegal dan penduduk Indone
Di samping dampak soisial psikologis, penyelundupan manusia memberi dampak negatif terhadap pereko
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Lembaga Administrasi
Negara) dalam rupiah yaitu Rp. 400.000 kemudian belum lagi jika kita hitung
dengan perpanjangan izin keimigrasian mereka, katakan saja minimal untuk 2 kali
perpanjangan sebesar Rp. 500.000 per orang/per 2 bulan maka seharusnya negara
mendapatkan pemasukan sebesar dari visa Rp. 400.000 + Rp. 500.000 = Rp.
23
https://www.kompasiana.com/febbyfadillah/dampak-imigran-ilegal-di-
indonesia_584eb1e33e23bd601a0ba81b di akses pada Tanggal 29 Oktober 2017 Pukul 23.52 WIB
24
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, h. 85.
900.000 per orang. Jika saat jumlah imigran adalah 1300 orang, maka negara
mengalami kerugian dari kegiatan people smuggling. Imigran ilegal tersebut dari
sektor pemasukan bea visa dan bea perpanjangan izin keimigrasian sebesar Rp.
1.170.000.000,-.25
iode 2007 sampai dengan 2011 penyidikan kasus penyelundupan manusia meningkat. Pada tahun 2007 terdapat 1 kasus, d
un 2011 terdapat 11 kasus.27 Sederet kasus tentang penyelundupan manusia di Indonesia akhir-akhir ini dimana pihak apa
enyulundupan
25
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, h. 87-88.
26
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, h. 104-105.
27
Ferica Wardani, Peran Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Person and
Related Transnational Crime (Bali Process) dalam Menangani penyelundupan Manusia di
Indonesia pada Tahun 2008-2013, dalam Juranl JOM FISIP Vol. 2 No. 2, 2015, h. 6
Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri berhasil
membongkar aksi penyelundupan manusia yang dilakukan warga Negara
Myanmar bernama Anwar Sadiq alias Maung Maung Tin. Anwar Sadiq dibekuk
polisi di Apartemen Permata Surya Kalideres, Jakarta Barat. Hal tersebut lantaran
ia diketahui melakukan penyeludupan orang di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Penyelundup yang melakukan tindakan ini sudah memulai aksinya sejak
November 2015, namun aparat mengungkap kejahatan ini pada Agustus 2017.28
onesia menuju Malaysia dan Australia. Direktur Ditipidum Brigjen Pol Herry Rudolf Nahak mengatakan, kasus penyelundupa
iduga menjadi pelaku penyelundupan terhadap 65 imigran ke Selandia Baru. Kepala Sub-Direktorat III Tindak Pidana Umum
28
https://news.okezone.com/read/2017/08/22/337/1760465/salut-polisi-bongkar-praktik-
penyelundupan-orang-di-jakarta-barat? diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 01.06 WIB
29
http://news.liputan6.com/read/2903080/polri-ungkap-jaringan-penyelundupan-manusia-
ke-australia diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 01.23 WIB.
warga Indonesia berinisial AY, dan warga Negara Bangladesh berinisial MA.
Tersangka MA ditangkap di kawasan Bogor pada 13 Februari lalu. Dia diduga
berperan sebagai koordinator warga Bangladesh agar bersedia menjadi imigran
ilegal untuk bekerja di sejumlah negara, seperti Australia dan Selandia Baru.
Saat ini, Bareskrim masih memeriksa MA untuk mendalami keterlibatan
tersangka lain.30
Kasus keempat, penyelundupan manusia melalui Pantai Selatan Jawa Barat
aktik penyelundupan manusia yang melibatkan sindikat internasional menjadi ancaman stabilitas bagi kawasan. Apalagi saa
30
https://nasional.tempo.co/read/745834/bareskrim-tangkap-pelaku-penyelundupan-
manusia diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2017 Pukul 01.37 WIB.
31
http://www.antaranews.com/berita/350762/penyelundupan-manusia-ancaman-stabilitas-
pantai-selatan diakses Pada Tanggal 1 November 2017 Pukul 02.30 WIB.
2. Putusan-Putusan Pengadilan Terhadap Tindak Pidana Penyelundupan
Manusia di Indonesia
Pertama, dalam putusan dengan nomor perkara 239/Pid/2014/PT.BDG
bahwa Samsudeen M. Akram telah terbukti bersalah bersama-sama melakukan
tindak pidana penyelundupan manusia dengan percobaan untuk masuk ke negara
lain, dan hakim pun menjatuhkan vonis terhadap terdakwa dengan pidana penjara
selama tujuh tahun penjara. Dalam kasusnya Samsudeen M. Arkam diduga kuat
menyelundupkan orang asing ke Australia yang ditampung di sebuah rumah di Perumahan Legenda Wisat
Kedua, Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru dengan nomor perkara 175/PID.SUS/2015/PT.PBR, dimana t
32
Putusan Peengadilan Tinggi Bandung 239/Pid/2014/PT.BDG yang diakses dari pt-
bandung.go.id/uploads/file/perkara_pidana/Agustus/239.Pid.2014.pdf Pada Tanggal 1 November
2017 Pada Pukul 03.29 WIB.
mencari keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk diri
sendiri atau orang lain dengan membawa seseorang atau kelompok, baik secara
terorganisasi maupun tidak terorganisasi, yang tidak memiliki hak secara sah
untuk memasuki wilayah Indonesia atau keluar wilayah Indonesia dan/atau masuk
wilayah negara lain yang orang tersebut tidak memilki hak untuk memasuki
wilayah tersebut secara sah, baik dengan menggunakan dokeumen sah maupun
dokumen palsu, atau tanpa menggunakan dokumen perjalanan, baik melalui
han Tamperan masuk Lingkungan Tamperan, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan, yang melakukan tindak pidana peny
33
Putusan Pengadilan Tinggi Pekanbaru 175/PID.SUS/2015/PT.PBR yang diakses dari
simkara.pt-pekanbaru.go.id Pada Tanggal 1 Novermber 2017 Pukul 04.12 WIB.
34
Putusan Mahkamah Agung Nomor 1257 K/Pid.Sus/2013/MA yang diakses dari
https://putusan.mahkamahagung.go.id Pada Tanggal 11 Januari 2018 Pukul 02.28 WIB.
BAB III
ataupun dengan tidak sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana
penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut adalah murni demi terpeliharanya
tertib hukum.4
1
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana (Memahami Tindak Pidana dan
Petanggungjawaban Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan), (Yogya, Mahakarya Rangkang Offset,
2012), 2h. 18
Badan Diklat Pendidikan dan Pelatihan Pembentukan Kejaksaana, Modul Asas-Asas
Hukum Pidana, Jakarta, 2016, h. 7
3
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta, Rineka Cipta, 1994), h. 74 h. 88
4
P. A. F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, (Bandung, Citra Aditya
Bakti, 1997), h. 34
27
28
S.R. Sianturi menggunakan istilah tindak pidana yang berarti sebagai suatu
tindakan pada tempat, waktu dan keadaan tertentu yang dilarang (atau diharuskan)
dan diancam dengan pidana oleh undang-undang bersifat melawan hukum, serta
dengan kesalahan yang dilakuakan oleh seseorang (orang yang bertanggung
jawab). Sianturi berpendapat bahwa istilah tindak adalah merupakan singkatan
dari kata “tindakan” artinya pada orang yang melakukan tindakan dinamakan
sebagai penindak. Tindakan apa saja yang dilakukan semua orang, tetapi dalam
banyak hal suatu tindakan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu, misalnya menurut golongan
Sedangkan hukum pidana Islam, tindak pidana bisa disebut dengan istilah jinayah atau bisa juga disebut ja
Jinayah atau jarimah, secara bahasa berarti dosa, kemaksiatan, atau semua jenis pebuatan manusia berup
Menurut Abdul Qadir Audah pengertian jinayah sebagai berikut :
Jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara‟, baik
perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, atau lainnya.7
5
Sianturi. S. R., Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, (Jakarta,
Alumni,6 1982), h. 211, h. 209.
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakrata, Amzah, 2016), h. 7
7
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Sinar Grafika, 2005), h. IX
Muyassarah pengertian jarimah dikemukakan agak mendetail, yaitu tentang
pelaku dan proses eksekusi pidana yang harus dilaksankan oleh pemerintah,
dengan kutipan sebagai berikut.
Jarimah dalam arti yang luas adalah pelanggaran terhadap prinsip-prinsip
kemasyarakatan. Dalam masyarakat modern jarimah dipahami sebagai
pelanggaran terhadap undang-undang (lihat undang-undang pidana). Agara
secara yuridis suatu tindakan bisa dipandang pidana, tindakan itu harus
dilakukan oleh orang yang mampu mempertanggungjawabkannya, yaitu
orang dewasa dan berakal sehat. Sanksi pidana yang dikenakan kepada
pelaku harus diselenggarakan oleh pemerintah atau melalui undang-
undang.8
Dari sejumlah pengertian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa jinayah atau jarimah adalah sebuah tindakan atau perbuatan seseorang
yang mengancam keselamatan fisik manusia serta berpotensi menimbulkan
kerugian pada harga diri dan harta kekayaan manusia sehingga tindakan atau
perbuatan itu dianggap haram untuk dilakukan, bahkan pelakunya harus dikenai
sanksi hukum di dunia dan di akhirat sebagai hukuman Tuhan.9 Bahwa jarimah
yang oleh sebagian pakar dianggap sama dengan jinayah adalah segala perbuatan,
baik berupa melakukan sesuatu atau tidak, dimana hal itu dilarang oleh Allah dan
diancam dengan hukuman hudud atau takzir.
8
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 11
9
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 7
menimbulkan bahaya secara kongkret, sedangkan pelanggaran itu hanya
membahayakan in abstracto saja.10
Kejahtan menurut Richard Quinney adalah suatu rumasan tentang perilaku
manusia yang diciptakan oleh alat-alat berwenang dalam suatu masyarakat yang
diatur secara secara politis dan terorganisasi, dan kejahatan adalah suatu rumusan
perilaku yang diberikan terhadap sejumlah orang oleh orang lain sehingga
kejahatan adalah suatu yang diciptakan.11
Dalam pidana Islam, pembagian jenis jarimah ditinjau dari segi hukumannya, sehingga terbagi kepada tiga
Jarimah hudud.
Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan hukuman had.
Pengertian hukuman had, sebagaimana dikemukakan oelh Abdul Qadir Audah.
Hukuman had adalah hukuman Allah yang telah ditentukan oleh syara‟ dan merupakan hak Allah.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa ciri khas jarimah hudud
sebagai berikut.
Hukumannya tertentu dan terbatas, dalam arti bahwa hukuman tersebut telah ditentukan oleh syara‟ da
Hukuman tersebut merupakan hak Allah semata-mata, atau kalau ada hak manusia di samping hak Allah m
Oleh karena hukuman had itu merupakan hak Allah maka hukuman tersebut
tidak bisa digugurkan oleh perseorangan (orang yang menjadi korban atau
keluarganya) atau oleh masyarakat yang diwakili oleh negara.12
10
Amir Ilyas, Asas-Asas Hukum Pidana (Memahami Tindak Pidana dan
Petanggungjawaban Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan), h. 28-29
11
C. Maya Indah, Perlindungan Korban: Suatu Perspektif Viktimologi dan Kriminologi,
(Jakarta, Kencana, 2014), h. 53
12
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, h. X
a. Jarimah zina,
b. Jariamh qadzf (menuduh orang yang baik berbuat zina),
c. Jarimah syurb al-khamr (Meminum minuman keras),
d. Jarimah pencurian,
e. Jarimah hirabah (perampokan),
f. Jarimah riddah (murtad/keluar dari agama Islam), dan
g. Jarimah pemberontakan (al-Baghyu).13
anksi yang diberlakukan kepada seseorang karena ia melanggar hak Allah, seperti berzina, mencuri dan meminum khamr. H
yang artinya mengikuti dan menelusuri jejak kaki. Makna qishash secara bahasa
ini ada kaitannya dengan “kisah”. Qishash berarti menelusuri jejak kaki manusia
atau hewan, dimana antara jejak kaki dan telapak kaki pasti memiliki kesamaan
bentuk. Sementara itu, kisah mengandung makna bahwa ada hubungannya antara
peristiwa asli dan kisah yang ditulis atau diceritakan oleh generasi berikutnya.
Kesamaan antar peristiwa nyata dan kisah – di satu sisi – dan kesamaan jejak kaki
13
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, h. X-XI
14
M. Nurul Irfan, Masyfofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta, Amzah, 2013), h.16-17
dan telapak kaki – di sisi lain – merupakan bukti adanya relevansi antara kata
kisas qishash dan kisah dalam bahasa Indonesia.15
Kalau secara bahasa saja ada kolerasi arti antara kata kisah dan qishash,
dipastikan terdapat kolerasi erat dengan makna qishash secara terminologi, yaitu
kesamaan antara perbuatan pidana dan sanksi hukumnya, seperti dihukum mati
akibat membunuh dan dianiaya akibat menganiaya. Al-Jurjani mengemukakan
qishash secara terminologi yaitu, menganakan sebuah tindakan (sanksi hukum)
kepada pelaku persis seperti tindakan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban.16
Dalam hukum pidana islam, secara garis besar tindak pidana dalam sanksi
qishash dikategorikan dalam dua bagian.
Jarimah pembunuhan,
Jarimah penganiayaan.
Pada dasarnya tidak semua pelaku tindak pidana pembunuhan pasti diancam dengan sanksi qishash, bisa
Pembunuhan sengaja, Abdul Qadir Audah menegartikannya sebagai suatu pembunuhan dimana perbuata
Penbunuhan menyerupai sengaja, menurut Abdul Qadir Audah yaitu
15
16 M.
M. Nurul
Nurul Irfan,
Irfan, Hukum
Hukum Pidana
Pidana Islam,
Islam, (Jakrata,
h. 30 Amzah, 2016), h. 30
17
M. Nurul Irfan, Masyfofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta, Amzah, 2013), h. 5
18
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Sinar Grafika, 2005), h. 139
19
A hmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Sinar Grafika, 2005), h. 141
diperbolehkan untuk dikerjakan, seperti menembak binatang buruan atau
membidik suatu sasaran, tetapi mengenai orang yang dijamin
keselamatannya dan membunuhnya.20
Sedangakan tindak pidana penganiayaan, menurut sebagian Jumhur Ulama dapat dikategorikan menjadi lima bagian.
Memotong anggota tubuh atau bagian yang semakna dengannya,
Manghilangkan fungsi anggota tubuh, walaupun secara fisik anggota tubuh tersebut masih utuh,
Melukai di bagian kepala korban,
Melukai di bagian tubuh korban,
Melukai bagian-bagian yang belum disebutkan di atas.22
cegah, secara istilah jarimah takzir dapat diartikan sebagai larangan/perintah syariah yang tidak dirumuskan secara pasti, te
20
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, h. 143
21
M. Nurul Irfan, Masyfofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta, Amzah, 2013), h. 6
22
M. Nurul Irfan, Masyfofah, Fiqh Jinayah, h, 10
23
M. Amin Suma, dkk, Pidana Islam di Indonesia (Peluang, Prospek dan Tantangan),
(Jakarta, Pustaka Firdaus, 2001), h. 16
hukumnya belum ada. Mengingat persyaratan dilaksanakannya masih belum
terpenuhi dalam tindakan-tindakan tersebut.24
Berbeda dengan qishash dan hudud, bentuk sanksi takzir tidak disebutkan
secara tegas di dalam al-Quran dan hadis. Untuk menentukan jenis dan ukurannya
menjadi wewenang hakim atau penguasa setempat. Tentu dalam memutuskan
suatu jenis dan ukuran dan ukuran sanksi takzir ini harus tetap memperhatikan
nash keagamaan secara teliti, baik, dan mendalam sebab hal ini menyangkut
iqi berkata, “Fuqaha berpendapat bahwa macam-macam takzir tidak terbatas, apa yang mereka kemukakan adalah sebagia
nya, yang dikutip dari pendapat Abdul Qadir Audah yang dimaksud unsur-unsur jarimah terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
dari nash (ketentuan), baik dari al Qur‟an maupun hadis. Dalam hukum positif unsur ini dikenal dengan istilah
C. Sanksi Pidana
Di dalam perkembangan hukum modern dikenal dengan istilah double track system yang bermakna adany
34 KUHP. Sedangkan sanksi tindakan berada pada Pasal 44, 45 dan 46 KUHP. Hukum pidana positif memb
sanksi dalam sistem pemidanaan menurut KUHP, dan sanksi dalam pemidanaan di luar KUHP. Sanksi dalam
Kemudian sanksi dalam sistem pemidanaan di luar KUHP, yakni upaya
untuk memberikan sanksi pidana yang mengandung tata nilai dalam suatu
masyarakat mengenai apa yang baik dan tidak baik, apa yang bermoral dan apa
yang amoral, serta apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang.30
27
A. Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah (Jakarta:
Sinar Grafika, 2004) Cet. 1, h. 13.
28
A. Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, h. 15
29
Fernando I. Cansil, Sanksi Pidana dalam Sistem Pemidaan Menurut KUHP dan Di Luar
KUHP, dalam jurnal Lex Crimen, (Vol III, No. 3, 2014), h. 28
30
Fernando I. Cansil, Sanksi Pidana dalam Sistem Pemidaan Menurut KUHP dan Di Luar
KUHP, h. 29
Sedangkan konsep sanksi tindakan dalam KUHP dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu tindakan yang diberikan kepada orang yang tidak mampu
bertanggungjawab dan tindakan yang diberikan kepada orang yang mampu
bertanggungjawab yang dijatuhkan bersama pidana pokok. Adapun tindakan
untuk orang yang tidak mampu bertanggungjawab berupa, perwatan di rumah
sakit, penyerahan kepada pemerintah, atau penyerahan kepada seseorang.
Kemudian tindakan bagi orang yang mampu bertanggungjawab berupa,
pencabutan surat izin mengemudi, perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana, perbaikan
Dalam sistem pemidanaan menurut hukum pidana Islam, mengenal dengan jenis hukuman yang menyang
Di samping hukuman hudud, qishash dan diyat sudah jelas dietentukan oleh syara‟, hukuman ta‟zir masih
terhadap sanksi tindak pidana ta‟zir, yaitu :
31
Gita Santika Ramadhani, dkk, Sistem Pidana dan Tindakan “Double Track System”
dalam Hukum Pidana di Indonesia” dalam jurnal Diponegoro Law Review, Vol. 1, No. 4. (2012),
h. 7
32
Zainduin Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Sinar Grafika, 2009), Cet. 2, h. 11
4. Hukuman ta‟zir maksimalnya tidak boleh melebihi 10 cambukan.33
1. Sanksi hukuman mati. Sanksi ini boleh dijatuhkan dalam perkara tertentu
dari kasus tindak pidana ta‟zir.
2. Sanski jilid. Jilid adalah hukuman dengan memukul terhukum
ainnya.
membuang seseorang di tempat yang jauh.
a‟ adalah mengahalangi atau nelarang seseorang untuk mengatur dirinya sendiri.
adalah memberikan hukuman dengan cara membayar harta atas perbuatannya.
aranya:
a pelaku dengan kata-kata dimana dengan kata-kata itu diharapkan pelaku segera menyesal karena telah melakukan perbua
sa memerintahkan kepada rakyatnya untuk tidak bicara kepada seseorang dalam batas waktu tertentu karena orang terseb
pelaku dosa dengan
33
Asadulloh Al Faruq, Hukum Pidana Dalam Sistem Hukum Islam, (Bogor, Ghalia
Indonesia, 2009), h. 77-78
Sanksi ta‟zir yang keenam – sanksi ta‟zir lainnya – bisa dikategorikan dalam
sanksi tindakan dalam hukum pidana positif.
34
Asadulloh Al Faruq, Hukum Pidana Dalam Sistem Hukum Islam, h. 78-84
35
M. Amin Suma, dkk, Pidana Islam di Indonesia (Peluang, Prospek dan Tantangan),
(Jakarta, Pustaka Firdaus, 2001), h. 16-17
36
Asmawi, Teori Maslahat dan Relevansinya dengan Perundangan-Undangan Pidana
Khusus di Indonesia, (Jakarta, Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), h. 44
dikenal dengan istilah maqashid al-Syari‟ah. Doktrin maqasid al-Syari‟ah
menjelaskan bahwa tujuan akhir hukum adalah satu, yaitu maslahah atau kebaikan
dan kesejahteraan umat manusia.37
Pada prinsipnya maqashid al-Syariah merupakan mengambil manfaat dan
menolak kemudharatan.38 Maqashid al-Syari‟ah terdiri dari dua kata, maqashid
dan al-Syariah. Kata maqashid adalah jamak dari kata maqshad yang berarti
maksud dan tujuan, sedangkan syari‟ah mempunyai pengertian hukum-
hukum
Allah yang ditetapkan untuk manusia yang menjadi pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia
Memelihara agama (hifdz al-Din)
Hifdz al-Din merupakan elemen penting dalam terbentuknya maqashid al-Syari‟ah, seseorang diperintahk
Memelihara jiwa (hifdz al-Nafs)
Konsep ini sejalan dengan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam perspektif
Islam, sejak dari pertama kemunculannya peranan hifdz al-Nafs
berkembang menjadi suatu kajian fikih jinayah yang mengatur tentang
37
Zul Anwar Ajim Harahap, Konsep Maqashid al-Syariah Sebagai Dasar Penetapan dan
Penerapannya dalam Hukum Islam Menurut „Izuddin Bin „Abd al-Salam, dalam Jurnal IAIN
Padangsidempuan, 172 Takzir Vol. 9 Juli-Desesmber 2014,h. 179
38
Jaenal Aripin dan Azharudin Lathif, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2006), h. 80.
39
Ghofar Shidiq, Teori Maqashid Al-Syariah dalam Islam, Jurnal, Fakultas Agama Islam,
Univ. Islam Sultan Agung
tindak pidana, seperti aturan bagi pelaku tindak pidana pembunuhan, hal
ini merupakan bukti bahwa Islam memberikan perhatian lebih terhadap
umatnya dalam menjaga atau memelihara jiwa/nyawa.
3. Memelihara akal (hifdz al „Aql)
Konsep hifdz al „Aql tidakjauh berbeda dengan hifdz al-Nafs, ini tertuang
dalam aturan fikih jinayah yang melarang untuk meminum minuman
keras, karena dapat memabukan dan merusak akal atau pikiran.
Memelihara keturunan (hifdz al-Nasl)
Konsep Hukum Keluarga (Ahwalu Syahsiah) merupakan bagian yang lahir untuk mecapai hifdz al-Nasl, Isla
Memelihara harta (hifdz al-Mal)
Muamalah atau aturan untuk berinteraksi sosial yang mencakup aturan terkait menjaga harta, baik dalam
Lima konsep maqasid al-Syariah atau prinsip maslahat diatas termasuk dalam al-Usul al-Khamsah yang me
perdebatan.41
40
Jaenal Aripin dan Azharudin Lathif, Filsafat Hukum Islam, h. 80.
41
Asmawi, Teori Maslahat dan Relevansinya dengan Perundangan-Undangan Pidana
Khusus di Indonesia, h. 51.
„memperindah maqasid al-Syari‟ah yang berada pada tingkatan sebelumnya,
menurut ungkapan tradisional.42
Pemeliharaan terhadap tingakatan al-Daruriat pada aspek yang lima
(kulliyat al-Khamsah) sebegai pemeliharan maslahat dalam tujuan syariah dapat
diimplementasikan dalam dua metode : pertama, melalui metode konstruktif
(bersifat membangun), dan kedua, melalui metode preventif (bersifat mencegah).
Dalam metode konstruktif, kewajiban-kewajiban agama dan berbagai sunnah
agama yang lainnya dapat dijadikan contoh terhadpa metode ini. Hukum wajib dan sunnah dimaksudkan
42
Jasser Auda, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid Syariah, (Bandung, Mizan,
2015), 43
h. 34
Arif Wibowo, Maqoshid Asy Syariah: The Ultimate Objective of Sayariah, dalam Artikel
Islamic Finance – 04, h. 21-22
BAB IV
1
2 Oentoeng Wahjoe, Hukum Pidana Internasional, (Jakarta,
h. 27 Erlangga, 2011), h. 27
42
43
b. Unsur transnasional
1) Tindakan yang memliki dampak terhadap lebih dari satu negara
(conduct offecting more than one state)
2) Tindakan yang melibatkan atau memberikan dampak terhadap
warganegara dan lebih dari satu negara (conduct including or
affecting citizens of more than one state)
3) Sarana dan pra sarana serta metoda-metoda yang dipergunakan
siksaan, kekerasan, atau dipaksa masuk dalam situasi yang penuh dengan
eksploitasi. Sebagai contoh, mereka dipaksa bekerja dengan upah minimum hanya
cukup untuk transportasi. Bagi para penyelundup, orang-orang yang
diselundupkan ini adalah korban yang potensial untuk dijual kepada pihak lain
dengan biaya yang setimpal. Para penyelundup berbohong kepada orang-orang
selundupan ini mengenai motif yang sebenarnya dan bagi orang-orang yang
3
Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional, (Bnadung, Refika Aditama,
2000), h. 46-47
diselundupkan eksploitasi dan biaya yang mereka keluarkan adalah proses yang
harus dialami untuk mendapatkan uang.4
4
Yusnarida Eka Nizmi, Memahami Problematika Dua Kejahatan Transnasional:
Perdagangan
5
dan Penyelundupan Orang di Cina, jurnal Global &Strategis, Th. 10, No. 2, h. 172
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, (Jakarta, IOM, 2012),
h. 79.
6
Sam Fernando, “Politik Hukum Pemerintah (Direktorat Jenderal Imigrasi) Dalam
Menanggulangi Masalah Penyelundupan Manusia, dalam Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Brawijaya, Malang, 2013, h. 5
7
Mangai Natarjan, Kejahatan dan Pengadilan Internasional, (Bandung, Nusa Media,
2015), h. 22.
Jika dilihat kembali rumusan pelaku atau tersangka kejahatan dalam tindak
pidana, sederhananya adalah orang yang telah melakukan kejahatan yang sering
disebut pula “penjahat”. Dalam perkembangan studi terhadap kejahatan, kaum
positivis menganggap banyak sebab dalam melakukan kejahatan dan manusia
tidaklah bebas dalam kehidupannya, melainkan terkait dengan sejumlah faktor
manakala ia berbuat yang dianggap menyimpang dari aturan kehidupan. Faktor
tersebut bisa timbul dari hal ekonomi, biologis bahkan psikis.8 Dari faktor
demikian maka imigran ilegal yang diselundupkan pada mulanya adalah pelaku kejahatan karena ada fakt
Imigran ilegal pada mulanya adalah pelaku dalam kejahatan imigrasi, karean dalam Undang-Undang Keim
Namun dengan demikian karena ada Protocol Against The Smuggling of Migrants by Land, Sea dan Air, Su
migran melalui darat, laut dan udara melengkapi konvensi PBB menentang tindak
8
Teguh Prasetyo, Kriminalisasi Dalam Hukum Pidana, (Bandung, Nusa Media, 2010),Cet
I, h. 12
UU Nomor 5 Tahun 2009 dan UU Nomor 15 Tahun 2009, maka migran tidak
dapat dijadikan tersangka.9
Menurut Van Boven pengertian korban adalah orang yang secara individual
maupun kelompok telah menderita kerugian, termasuk cedera fisik maupun
mental, penderitaan emosional, kerugian ekonomi atau perampasan yang nyata
9
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 27-28.
10
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 28.
11
Partogi Nainggolan, Masalah Penyelundupan dan perdagangan Orang, (Jakarta, P3DI,
2009), h. 161.
terhadap hak-hak dasarnya, baik karena tindakan (by act) maupun karena
kelalaian (by omission).12
12
Rena Yulia, Viktimologi: Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan,
(Yogyakarta, Graha Ilmu, 2013), h. 49-50
13
Rena Yulia, Viktimologi: Perlindungan Hukum Terhadap Korban Kejahatan, h. 53
Indonesia memasuki masa reformasi. Akibatnya, bahkan diantara kalangan
penegak hukum sekalipun, makna dan format penyelundupan manusia atau people
smuggling masih disalahartikan atau disamakan dengan human trafficking.14
transportasi, melintas batas negara dan sama sekali tidak ada unsur eksploitas
terhadap pekerjaan imigran di negara tujuan. Sebaliknya dalam perdagangan
orang selalu berlaku tindakan yang mengeksploitasi pekerja imigran.
14
Adrainus Meliala, Pemantapan Legalitass dan Kebijakan Menyangkut Penyelendupan
Manusia, (Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, 2011), h. 3.
15
Sam Fernando, “Politik Hukum Pemerintah (Direktorat Jenderal Imigrasi) Dalam
Menanggulangi Masalah Penyelundupan Manusia”, h. 5-6.
16
Alfitra, Modus Operandi Khusus di Luar KUHP, (Jakarta: Raih Asa Sukses, 2014), h.
165.
Bagaimanapun, di dalam perdagangan orang terkadang ditemukan juga unsur
penyelundupan karena memasuki negara lain secara ilegal.17
persetujuannya untuk diselundupkan. Meski demikan, orang- orang yang diselundupkan tersebut sering mengalami tindak k
disediakan memiliki kualitas yang buruk), tetapi mungkin juga dipaksa untuk
tetap melanjutkan perjalanan (misalnya, dengan dipakasa memasuki perahu motor
yang sudah bocor atau truk yang terlalu penuh).
17
Alfitra, Modus Operandi Khusus di Luar KUHP, h. 165.
18
Sesuai Bunyi Bab 1 Pasal 1 Butir 32 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian.
19
Anugerah Rizki Akbar, Tindak Pidana Penyelundupan Manusia Dalam Rancangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, h. 2-3.
2) Tidak adanya niat pelaku untuk mengeksploitasi orang yang
diselundupkan
kan penyelundupan manusia adalah selalu untuk memfasilitasi perpindahan seseorang dari dari satu negara ke negara lain
ng. Secara harfiah perdagangan orang dapat diartikan sebagai upaya rekrutmen, pemindahan dan memfasilitasi
ma di Indonesia, hal ini berkaitan dengan masuknya imigran Cina pada tahun 1950-an yang kemudian diatur pemerintah me
1992.22
20
Adrainus Meliala, Pemantapan Legalitass dan Kebijakan Menyangkut Penyelendupan
Manusia,
21
h. 11-12.
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, Jakarta, 2011, h. 1.
22
Eranovita Kalalo Paembonan, “Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana
Penyeleundupan Orang (People Smuggling)”, dalam Jurnal Lex Crimen, Vol. III, No. 4, (Ags-
Nov, 2014), h.140.
dalamnya hanya mengatur orang asing yang masuk dan keluar Indonesia dengan
pemalsuan dokumen atau tidak resmi dan menyalahi aturan yang ada disertai
dengan sanksi penjara dan denda, akan tetapi belum dikenal istilah penyelundupan
manusia atau yang populer dengan people smuggling di dunia internasional.23
memberikan atau membantu memberikan kepada imigran ilegal.27 Hal ini tidak
lantas menunjukan bahwa pelaku penyelundupan manusia tidak dapat dikenai
23
I Dewa Agung Gede Mahardhika Martha, “Pertanggungjawaban Pidana terhadap Pelaku
Tindak Pidana Penyelundupan Manusia”, dalam Jurnal Magister Hukum Udayana, Vol. 5, No. 1
(Mei, 2016), h. 115.
24
Lihat Undang-Undang Tentang Tindak Pidana Imigrasi, UU Darurat No. 8 Tahun 1955.
25
Dokumen Perjalanan adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang
dari suatu negara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, atau organisasi internasional lainnya untuk
melakukan perjalanan antarnegara yang memuat identitas pemegamgnya, lihat UU No. 6 tahun
2011 Pasal 1 Ayat 13.
26
Eranovita Kalalo Paembonan, “Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana
Penyeleundupan Orang (People Smuggling)”, h. 141
27
Lihat Undang-Undang Tentang Tindak Pidana Imigrasi, UU Darurat No. 8 Tahun 1955
pasal dalam KUHP. Dalam pengusutan terhadap kasus penyelundupan manusia,
pihak penyidik kepolisian melihat ada ketentuan dalam KUHP yang dilanggar
oleh penyelundupan manusia yakni Pasal 263 KUHP mengenai pemalsuan surat-
surat.
(1) Barangsiapa membuat secara tidak benar atau memalsukan surat yang
dapat menimbulkan suatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau
yang diperuntukkan sebagai bukti dari suatu hal, dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah
isinya benar dan tidak palsu, diancam, jika pemakaian surat tersebut
dapat menimbulkan kerugian karena pemalsuan surat, dengan pidana
penjara paling lama enam tahun.
(2) Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa dengan sengaja
memakai surat yang isinya tidak benar atau yang dipalsukan, seolah-
olah benar dan tidak palsu, apabila pemakaian surat itu dapat
menimbulkan kerugian.
Ketentuan dalam Pasal 263 KUHP ini lebih kepada pelaku yang
memalsukan surat atau dokumen perjalanan orang asing atau warga negara
Indonesia yang hendak masuk atau keluar dari wilayah Indonesia guna
menghidari prosedur yang ketat.
wilayah Indonesia atau keluar dari wilayah Indonesia dan/atau masuk wilayah negara lain, yang orang tersebut tidak memil
korporasi tanpa terkecuali, tidak memandang jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan
sebagainya.30
28
Adrainus Meliala, Pemantapan Legalitass dan Kebijakan Menyangkut Penyelendupan
Manusia, h. 31.
29
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, (Jakarta, IOM, 2012),
h. 31-35.
30
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 31
Kemudian kedua, bunyi teks berikutnya adalah “Melakukan perbuatan yang
bertujuan untuk mencari keuntungan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, untuk diri sendiri atau orang lain”. Hal ini bermakna, adanya perbuatan
mencari keuntungan. Kata-kata tujuan mencari keuntungan tidak harus selalu
diartikan dengan telah mendapatkan keuntungan. Dengan demikian, jika
perbuatan telah dilakukan namun keuntungannya belum didapatkan, maka pelaku
sudah dapat dikatakan melakukan perbuatan. Selanjutnya, keuntungan yang
didapat atau yang dituju tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga dapat dilakukan untuk orang lain atau k
Selanjutnya ketiga, berbunyi, “Untuk membawa seseorang atau kelompok orang, baik secara terorganisas
membawa seseorang atau sekelompok orang yang sudah dilakukan, maka pelaku
kejahatan juga sudah dapat dikatakan melakukan tindak pidana penyelundupan
manusia.32
31
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 32
32
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 32
terorganisasi”. Kata-kata “atau” diatas sengaja dicantumkan mengingat atau
merupakan sebuah pilihan. Ketika perbuatan awal tadi sudah dapat atau tidak
dapat dibuktikan, namun ada kegiatan untuk memerintahkan orang lain untuk
membawa seseorang atau sekelompok orang baik secara terorganisasi maupun
tidak terorganisasi, maka kegiatan ini juga merupakan sebuah pidana.33
33
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 33
34
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 33
Hal ini memperlihatkan bahwa seseorang yang dibawa atau sekelompok
orang yang dibawa harus memenuhi salah satu unsur dari 3 poin tersebut. Secara
tidak sah dari poin-pon tersebut maksudnya adalah tanpa dokumen keimigrasian
yang sah seperti tanpa paspor atau tanpa visa (bagi negara yang harus
mendapatkan visa Indonesia atau negara lain). Dalam hal ini seringkali orang
yang dibwa menunjukan sertifikat pengungsi atau sertifikat pencari suaka yang
dikeluarkan oleh UNHCR sebagai upaya untuk menyatakan dirinya sah dalam
memenuhi ketiga poin tersebut diatas. Sebagai catatan, bahwa sertifikat yang dimaksud tidak dapat dijad
Hal penting yang harus diingat, dalam tindak pidana penyelundupan manusia, orang yang dibawa tidak da
35
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 33-34
penggunanya. Dokumen dapat berupa paspor dan visa yang masih berlaku atau
sertifikat pengungsi atau pencari suaka36 yang dikeluarkan oleh UNHCR. Di sisi
lain ada dokumen palsu, dimana paspor atau visa yang dibawa oleh orang yang
diselundupkan merupakan dokumen palsu atau malah sama sekali imigran yang
diselundupkan tidak membawa dokumen sama sekali.37
diperiksa oleh pejabat imigrasi yang berwenang. Dengan demikian apabila ada
orang yang dimasukkan ke wilayah Indonesia atau dikeluarkan dari wilayah
36
Pencari suaka adalah seseorang yang meneybut dirinya sebagai pengungsi, namun
permintaan mereka akan perlindungan belum selesai dipertimbangkan.
37
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 34
38
Visa On Arrival(VOA) adalah sebuah dokumen izin masuk seseorang ke suatu negara
yang bisa diperoleh langsung di peerbatasan antarnegara atau bandara yang dituju. Jadi kita tidak
perlu mengurus visa di negara asal, karen hal tersebut bisa diproses di negara tujuan.
39
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 34-35
Indonesia oleh orang tertentu yang diduga sebagai pelaku tindak pidana
penyelundupan manusia tanpa melalui pemeriksaan imigrasi atau pemeriksaan
pejabat imigrasi yang berwenang, maka orang tersebut dapat dikenakan tindak
pidana penyelundupan manusia.40
Selain dari penjelasan di atas, ketika ada orang yang dimasukkan ke wilayah
Indonesia secara legal dengan melewati pemeriksaan yang dilakukan oleh pejabat
yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi, namun pada saat keluar wilayah
eluarkan orang atau sekelompok orang dari wilayah Indonesia, dapat dikenakan tindak pidana penyelundupan mansuia.41
akan negara-negara dan dapat membahayakan kehidupan dan keselamatan para migran. Pengaturan protokol ini sama form
nts By Land, Sea, ang Air, Supplementing the United
40
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 35
41
IOM, Petunjuk Operasional Penanganan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia
“Pencegatan, Penyidikan, Penuntutan dan Koordinasi di Indinesa (2012)”, h. 35
42
M. Imam Santoso, Hukum Pidana Internasional, (Bandung : Pustaka Reka Cipta, 2013),
h. 163.
43
M. Imam Santoso, Hukum Pidana Internasional, h. 165.
Penyelundupan manusia diatur dalam Protokol PBB yang disahkan dalam
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2009 Pasal 3 yang menjelaskan bahwa,
penyelundupan para migran diartikan usaha untuk mendapatkan, langsung/tidak
langsung, uang/keuntungan material lain dari masuknya orang secara ilegal ke
suatu negara peserta dimana orang tersebut bukan warga negaranya/bukan warga
yang mempunyai hak tinggal permanen.
Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya Pasal 5 UU Nomor 15 Tahun
skan bahwa orang yang diselundupakan adalah objek tindak pidana, para migran yang menjadi korban harusnya tidak berta
erdasarkan protokol ini.
yang terkadang tidak sesuai dengan budaya yang berlaku di Indonesia. Dampak
tersebut mempengaruhi keamanan nasional, penyelundupan manusia justru akan
menciptakan kerawanan bagi keamanan negara serta bisa merusak kesatuan dan
persatuan Indonesia.44 Kemudian dampak psikososial, dimana interaksi yang
positif antara imigran ilegal dan warga Negara Indonesia tampaknya akan banyak
terjadi di level grass-root dalam berbagai relasi interpersonal yang mendalam.
44
https://www.kompasiana.com/febbyfadillah/dampak-imigran-ilegal-di-
indonesia_584eb1e33e23bd601a0ba81b di akses pada Tanggal 29 Oktober 2017 Pukul 23.52 WIB
Kasus pacaran dan pernikahan antara imigran ilegal dan penduduk Indonesia
diperkirakan akan semakin meningkat. Namun mengalami masalah yang serius di
kemudian hari, seperti kehamilan di luar nikah, perceraian dan kekerasan dalam
rumah tangga. Hal ini disebabkan karena perbedaan budaya serta kondisi
psikososial yang rentan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ditambah lagi
dengan kenyataan obyektif bahwa berada di Indonesia bukanlah tujuan utama dari
migrasi yang dilakukan dimana di dalamnya begitu banyak pengorbanan telah
negara mendapatkan pemasukan dari pembiayaan visa kunjungan sebesar US$ 45 (sumber : Peraturan Pemerinta Republik
45
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, h. 85.
46
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, h. 87-88.
terhadap penanganan imigran ilegal yang ada di Indonesia. Dengan meningkatnya
jumlah imigran ilegal yang masuk, maka tinggi kemungkinan hal itu terjadi akibat
adanya kejahatan yang sifatnya transnasional yang teroganisir, yang anggota
kejahatannya sudah tergabung dalam jaringan kejahatan internasional seperti
terorisme, narkotika, ataupun pencucian uang, atau tindakan-tindakan kejahatan
lain yang sifatnya transnasional yang sangat mungkin dilakukan karena mereka
nyaman untuk melakuakan segala suatu hal yang bersifat kriminal selama di
njaga sesama umat manusia, dengan kata lain stabilitas kemaman akan berbanding lurus degan keimanan. Dan hal ini secar
kan iman mereka dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan, dan mereka itu adalah ora
ada Allah sedangkan kedaan negara tidak aman dan warganya penuh degan ketakutan. Allah berfirman
وعد اهلل الذين أمنوا منكم وعملوا الصالحات ليستخلفنهم في األرض كما استخلف الذين من قبلهم وليمكنن لهم دينهم الذي ارتضى لهم وليبدنهم من بعد خ
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu
dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia akan menjadikan mereka
berkuasa dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama mereka
yang diridhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan mengganti
(keadaan) mereka sesudah ketakutan menjadi aman sentosa. Meraka akan
menyembah-Ku dengan tiada memperskutukan sesuatu pun dengan Aku.
Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka merka itulah
orang-orang yang fasik. (an-Nur : 55)
47
Departemen Kriminologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia,
bekerja sama dengan Jakarta Centre for Law Enforcement Cooperatioan, Tinjauan Kritis
Terhadap Penyelundupan Manusia di Indonesia Dan Berbagai Dampaknya, h. 104-105.
Melihat penyelundupan yang memberikan dampak buruk bagi negara
Indonesia tentunya menjadi perhatian dalan Islam dalam menanggulanginya agar
stabilitas keamanan dalam menjalankan syariat-Nya mampu berjalan dengan
damai
si pada kebinasaan baik itu perihal negara maupun individu atau kelompok sebagai korban yang diselundupkan. Oleh sebab
48
Yusnarida Eka Nizmi, Memahami Problematika Dua Kejahatan Transnasional:
Perdagangan dan Penyelundupan Orang di Cina, jurnal Global &Strategis, Th. 10, No. 2, h. 172
ياأيها الذين أمنوا أطيعوا اهلل وأطيعوا الرسول وأولى األمر منكم
Wahai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul dan pemimpin
diantara kalian. (al-Nissa : 59)
Di dalam ayat tersbut, setidaknya terkandung tiga kewajiban, yaitu:
pertama, perintah kewajiban taat kepada Allah SWT, kedua, perintah taat kepada
rasul-Nya, ketiga, perintah taat kepada ulil amr. Perintah taat kepada kewajiban
ulil amri disini adalah kewajiban untuk mentaati terhadap semua peraturan
Melanggar prinsip hifdz al-Nafs karena melaanggar HAM, orang yang diselundupakn melalalui jaringan penyelundup berda
Indonesia telah merugikan negara melalui anggaran pemasukan negara non pajak.
Menurut Mufti Libya, Ahmad Milad Qudur dan Muhammad Ali Abd al-
Qadir berfatwa :
49
Moh. Nashirudin A. Ma‟mun, Tinajauan Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana
Penyelunduopan, dalam jurnal Ummul Qura Vol. IV, No. 2, Agustus 2014, h. 34
ilegal tidak dapat dipungkiri, ini adalah perjudian tentang kehidupan
manusia dan eksploitasi kebutuhan dan menarik meraka dalam sebuah
perjalanan yang beresiko besar bagi mereka (jika menyebrang melalui laut).
Mereka dilempar ke laut tanpa perawatan dengan kondisi kapal yang sesak
dan keselamatan yang minim. Dan membiarkan meraka mengahadapi nasib
mereka, ada yang meninggal, dan ada yang masih bertahan hidup. Tindakan
ini seakan merampas uang mereka dan melemparkannya kedalam
kaebinasaan. Hal ini tidak patut bagi seorang Muslim, karena hanya
memfasilitasi organisasi kejahatan untuk menjarah dan membunuh demi
mencari keuntungan.50
50
Fatwa Daar al-Iftaa Libya Nomor 2372 pada tanggal 11 Mei 2015
51
Lihat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Pasal 120
melakukan perbuatan yang bertujuan mencari keuntungan baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk diri sendiri atau orang lain, (c) membawa seseorang
atau kelompok orang secara terorganisasi maupaun tidak terorganisasi, (d)
memerintahkan orang lain membawa seseorang atau sekelompok orang secara
terorganisasi maupun tidak terorganisasi, (e) tidak memiliki hak secara sah untuk
memasuki wilayah Indonesia atau keluar dari wilayah Indonesia dan/atau masuk
wilayah negara lain yang orang tersebut tidak memiliki hak untuk memasuki
wialyah tersebut secara sah, (f) menggunakan dokumen sah maupun dokumen palsu atau tanpa menggun
Dalam al-Qur‟an tidak dijelaskan bahwa tindak kejahatan “penyelundupan” merupakan suatu perbuatan
Dalam hukum Islam, jarimah penyelundpuan termasuk dalam kategori jarimah sariqah.53 Karena dalam p
Pencurian terbagi dalam dua kategori, yaitu pencurian ringan dan berat.
Pencurian ringan dan berat menurut rumusan rumusan yang dikemukakan oleh Abdul Qadir Audah adalah
فأما السرقة الصغرى فهي أخذ مال الغير خفية أي على سبيل اإلستخفاء
Pencurian ringan adalah mengambil harta milik orang lain dengan cara
diam-diam, yaitu dengan cara sembunyi-sembunyi.
52
Moh. Nashirudin A. Ma‟mun, Tinajauan Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana
Penyelundupan, h. 34-35.
53
Moh. Nashirudin A. Ma‟mun, Tinajauan Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana
Penyelundupan, h. 33.
54
Moh. Nashirudin A. Ma‟mun, Tinajauan Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana
Penyelundupan, h. 41
55
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Sinar Grafika, 2005), h. 81-82
أما السرقة الكبرى فهي أخذ مال الغير على سبيل المغالبة
Pencurian berat adalah mengambil harta orang lain dengan cara kekerasan.
Sedangakan menurut Ali bin Muhammad al-Jurjani, sariqah dalam syariat
Islam yang pelakunya harus diberi potong tangan adalah mengambil harta
senilai sepuluh dirham yang masih berlaku, disimpan di tempat penyimpanannya
atau dijaga dan dilakukan oleh seorang mukallaf secara sembunyi-sembunyi serta
tidak terdapat unsur syubhat, sehingga kalau barang itu kurang dari sepuluh
dirham yang masih berlaku maka tidak dapat dikategorikan sebagai pencurian yang hukumannya adalah p
Selain hukuman potong tangan bagi pelaku tindak pidana pencurian, adapula hukaman ta‟zir bagi pelaku
Semua jenis pencurian dikenai hukuman had, tetapi syarat-syaratnya tidak terpenuhi, atau ada syubhat.
Pengambilan harta milik orang lain dengan sepengetahuan pemilik tanpa kerelaannya dan tanpa kekerasa
Jika diamati kembali pada kualifikasi tindak pidana penyelundupan manusia pada huruf (b), (f), dan (g). M
56
M. Nurul Irfan, Mayrofah, Fiqh Jinayah, (Jakrata, Amzah, 2013), h. 99
57
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,, h. 82
memberikan batas minimal dan maksimal dalam hukuman serta memberikan
berbagai hukuman alternatif sehingga hakim boleh memilih yang dia anggap
layak.58
sanksi jarimah ta‟zir, diantaranya ada sanksi penjara. Pemenjaraan secara syar‟i adalah mengahalngi atau melarang ses
ijtihad hakim
58
Al Yasa Abubakar, Bunga Rampai Pelaksanaan Syariat Islam (Pendukung Qanun
Pelaksanaan Syariat Islam), (Banda Aceh, Dinas Syariat Islam Provinsi NAD, 2005), h. 98
59
Lihat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Pasal 120
60
Asadulloh Al Faruq, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, (Bogor, Ghalia
Indoneisa, 2009), h. 82
61
Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam,, h. 263
memiliki harta pelaku, antara lain keputusan Rasulullah SAW melipatgandakan
denda bagi seorang yang mencuri buah-buahan di samping hukuman cambuk.
Demikian pula keputusan khalifah Umar yang melipatgandakan denda bagi orang
yang menggelapkan barang temuan.62 Ibnu Al-Qoyyum mengkelompokkan
hukuman denda ke dalam dua kelompok, yaitu denda yang telah dipastikan
kesempurnaanya dan tidak dapat dipastikan kesempurnaannya.
62
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, (Jakarta, Amzah, 2016), h. 108
63
M. Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, h. 108
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
70
71
negaranya juga. Dan menimbulkan korban pada para imigran yang akan
diselundupkan. Dampak tersebut dipandang telah menghilangkan kemasalhatan
pada manusia yang tertaung dalam konsep maqashid al-Syari‟ah terutama
pada level al-Daruriyat yaitu hifdz al-Din, hifdz al-Nasl, hifdz al-Mal, hifdz al-
„Aql, dan hifdz al-Nafs. Penyelundupan manusia dalam konteks jarimah
termasuk dalam ta‟zir. Sebab tidak ada hukum pidana Islam yang mengatur
secara eksplisit tindak pidana ini, baik dalam jarimah hudud dan qishash. Maka
dari
Saran
Kepada pemerintah, perlunya perhatian lebih terhadap kejahatan penyelundupan manusia, karena penye
Kepada masyarakat luas, agar lebih waspada dalam menjalin interaksi dengan warga negara asing, walaup
imigran gelap yang diselundupkan mampu menimbulkan dampak negatif
dalam ranah grass root, dan dalam memberikan bantuan harus waspada jika
diantaranya adalah imigran selundupan maka akan terkena sanksi pidana.
3. Untuk umat Islam, agar selalu mengkaji terhadap tindak pidana penyelundupan
manusia khususnya dan kejahatan transnasional umumnya. Karena kejahatan
transnasional akan mempersulit umat Islam dalam mewujudkan negara yang
baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur
DAFTAR PUSTAKA
Situs Web
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4ef49e0b7c90c/penyelundup-imigran-
gelap-dijerat-dua-undangundang.
http://news.liputan6.com/read/2903080/polri-ungkap-jaringan-penyelundupan-
manusia-ke-australia.
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt52a0ec6c249cd/tidak-mudah-
tangani- imigran-ilegal
Kicinger, Anna, Non Traditional Security Threat and The EU Respones to This
Phenomenom, “ http://www.cefmr.pan.pl/docs/cemfrwpp2004-02.pdf
https://www.kompasiana.com/febbyfadillah/dampak-imigran-ilegal-di-
indonesia_584eb1e33e23bd601a0ba81b
https://news.okezone.com/read/2017/08/22/337/1760465/salut-polisi-bongkar-
praktik-penyelundupan-orang-di-jakarta-barat?
http://news.liputan6.com/read/2903080/polri-ungkap-jaringan-penyelundupan-
manusia-ke-australia
https://nasional.tempo.co/read/745834/bareskrim-tangkap-pelaku-penyelundupan-
manusia
http://www.antaranews.com/berita/350762/penyelundupan-manusia-ancaman-
stabilitas-pantai-selatan