PENDAHULUAN
ii
ada pelanggaran hak cipta di internet, bagaimana penyelesaiannya secara
hukum terkait dengan sistem hukum hak cipta di Indonesia.
iii
tampaknya tidak mudah untuk menerapkan begitu saja pasal-pasal undang-
undang hak cipta terhadap pelanggaran hak cipta di internet. Apakah
menyalin secara gratis salah satu lagu dari sebuah album penyanyi dari
internet dalam bentuk CD bisa dikategorikan sebagai pelanggaran hak
cipta? Bagaimana dengan mengcopy suatu teks atau tulisan dalam sebuah
karya cipta tulisan? Apakah melanggar hak cipta? atau bagaimana dengan
menyalin piranti lunak (software) dari penyedia content ke dalam
komputer milik pribadi?
Hak cipta sebagai bagian dari hak kekayaan intelektual, dalam sistem
hukum Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta. Namun perlindungan hukum Hak Cipta di internet
belum sepenuhnya dapat dijalankan, dapat dimungkinkan karena faktor
penegak hukumnya atau masih lemahnya pengawasan dari pemerintah.
iv
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah suatu karya tulisan dijaringan internet telah mendapat
perlindungan Hak Cipta dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta?
2. Pelanggaran apa saja yang sering terjadi terhadap hak cipta di internet
dan bagaimana solusinya?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dibagi menjadi 2
macam, yaitu sebagai berikut :
1. Tujuan Objektif
a. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap hak cipta karya
cipta tulisan di internet.
b. Untuk mengetahui pelanggaran yang terjadi terhadap hak cipta di
internet dan mencari solusi agar perlindungan hukum terhadap hak
cipta di internet dapat terlaksana secara maksimal.
2. Tujuan Subjektif
a. Untuk memperluas wawasan penulis dalam bidang hukum perdata
terutama hukum Hak atas Kekayaan Intelektual pada internet.
b. Mengembangkan daya berpikir dan daya penalaran penulis agar
dapat berkembang sesuai dengan bidang penulis.
c. Untuk memperoleh data-data yang akan penulis pergunakan dalam
penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar kesarjanaan dalam bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
v
D. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian Harus mempunyai manfaat bagi pemecahan
masalah yang diteliti. Manfaat penelitian dapat ditinjau dari dua segi, yaitu
segi praktis dan segi teoritis. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum Hak atas
Kekayaan Intelektual dan Hukum Perdata.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagi referensi untuk bahan
kuliah atau bahan hukum lainnya.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan
pemikiran, literature maupun pengetahuan bagi semua pihak yang
ingin meneliti permasalahan yang sama.
b. Meningkatkan penalaran, membentuk pola pikir yang dinamis, dan
menerapkan ilmu yang diperoleh penulis dibangku kuliah.
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan Ilmiah berdasarkan
pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan
mempelajari suatu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
menganalisanya (Soerjono Soekanto, 2006 : 43).
vi
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian normatif atau penelitian
doktrinal. Penelitian normatif merupakan suatu penelitian yang
dimaksudkan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan
data, menyusun (mengklarifikasikan) data, kemudian menganalisis
serta mengintepretasikan untuk selanjutnya mendapatkan hasil, atau
dengan melakukan penelitian terhadap bahan pustaka atau data
sekunder.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian dalam penelitian hukum normatif adalah
deskriptif, yaitu suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk
memaparkan atau menggambarkan secara lengkap dan sistematis
keadaan objek yang diteliti (Tim PPH.2007:5).
3. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan normatif.
Dalam kaitanya dengan penelitian normatif, digunakan pendekatan
perundang-undangan. Pendekatan perundang-undangan adalah
mengkaji dan menganalisis perundang-undangan yang terkait dengan
topik penelitian (Johny Ibrahim.2006:186).
4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder, data primer merupakan data yang diperoleh
langsung dari sumbernya, sedangkan data sekunder yaitu data yang
diperoleh tidak secara langsung dari sumbernya, tetapi diperoleh dari
bahan pustaka, antara lain ; buku-buku, literatur, peraturan perundang-
undangan, hasil penelitian terdahulu, artikel dan sumber-sumber lain
yang berkaitan dengan penelitian ini.
vii
5. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian normatif
merupakan sumber data sekunder, namun dalam penelitian ini penulis
juga menggunakan sumber data primer yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Sumber Data Sekunder
Merupakan data yang bersumber dari bahan-bahan
kepustakaan berupa dokumen, buku, laporan, arsip dan literatur-
literatur lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Sumber data sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 1989 tentang Karya Ciptaan Untuk
Kepentingan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Pengembangan, Peraturan Menteri Kehakiman Nomor
M.01.HC.03.01 Tahun 1987 tentang Pendaftaran Hak cipta.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan Hukum sekunder sebagai dari pendukung data
sekunder bahan hukum primer adalah yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu terdiri atas ; buku-buku teks yang
telah ditulis para ahli hukum, dokumen resmi, karya ilmiah,
artikel dan sumber lainyang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier merupakan bahan hukum yang
memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan
hukum primer dan bahan hukum sekunder yaitu kamus maupun
ensiklopedia.
viii
b. Sumber Data Primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak yang
berkaitan secara langsung dengan permasalahan yang diteliti.
Sumber data primer diperoleh dari kuisioner yang telah diisi oleh
para responden yang berasal dari kalangan mahasiswa dan
masyarakat umum.
ix
data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis agar dapat
menghasilkan jawaban dari permasalahan.
Teknik analisis data yang dipergunakan penulis dalam penelitian
ini adalah teknik analisis data yang bersifat content analysis, yaitu
teknik analisis data dengan cara mengkaji isi suatu data sekunder yang
sudah dikumpulkan agar disusun, kemudian dijelaskan dari materi
perundang-undangan (Hilman Hadi Kusuma, 2004:201)
x
BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini akan menguraikan mengenai simpulan
dan saran terkait dengan permasalahan yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Mengenai hak atas kekayaan intelektual
a. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual
xi
nyata dalam suatu bentuk baik materril maupun immaterial. Hak
atas Kekayaan Intelektual melindungi hak penciptanya bukan
benda atau jelmaan atas hasil kerja otak. Jadi yang dilindungi
dalam hal ini adalah haknya, sedangkan jelmaan dari hak tersebut
yang berupa benda dilindungi oleh hukum benda.
xii
dengan utility models (Undang-Undang kita tidak mengenal istilah
ini tetapi menggunakan istilah Paten Sederhana) yang diatur dalam
Undang-Undang Paten, begitu juga dengan trade marks, service
marks, trade names or commercial names appellations of origin
dan indication of origin diatur dalam Undang-Undang Merk (H.
OK Saidin,2004:15)
xiii
ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan yang sejenis dengan
itu, serta hak terkait dengan hak cipta. Rekaman suara
dan atau gambar pertunjukan seorang pelaku
(performer), misalnya seorang penyanyi atau penari
diatas panggung, merupakan hak terkait yang dilindungi
hak cipta (Tim Lindsley,2002:6).
2) Paten
Paten merupakan suatu hak khusus yang berdasarkan
Undang-Undang diberikan kepada si pendapat/si penemu
(inventor) atau menurut hukum pihak yang berhak
memperolehnya, atas permintaan yang diajukan kepada pihak
penguasa, bagi penemuan baru dibidang teknologi (invensi)
perbaikan atas temuan yang sudah ada, cara kerja baru, atau
menemukan suatu perbaikan baru dalam cara kerja, untuk
selama jangka waktu tertentu,yang dapat diterapkan dalam
bidang industri(H. OK Saidin.2004:227).
xiv
paten proses adalah suatu penemuan baru dalam melakukan
proses produksi untuk membuat barang, misalnya proses
membuat tissu.
3) Merek
Sama halnya dengan hak cipta dan paten, merek juga
merupakan salah satu Hak atas Kekayaan Intelektual. Merek
digunakan untuk membedakan antara suatu barang dengan
barang lain yang sejenis, misalnya dalam hal alat tulis pena,
ada berbagai macam merek mulai dari pilot, standard,
fabercastle, dan merek-merek yang lain. Merek dapat berupa
huruf, gambar, warna, kata, angka, nama atau kombinasi antara
unsur-unsur tersebut yang mempunyai daya pembeda.
4) Rahasia Dagang
xv
Rahasia dagang berkaitan dengan segala jenis informasi
yang bernilai komersial dalam suatu perusahaan. Informasi
tersebut akan dijaga dengan suatu cara yang rahasia dan tidak
ditentukan sampai kapan rahasia tersebut akan dilindungi.
Informasi ini dapat berupa resep suatu makanan, daftar
pelanggan, metode bisnis, informasi keuangan, konsep
pemasaran, metode produksi dan lain-lain.
xvi
tertentu oleh para ahli elektronika sehingga rangkaian tersebut
dapat menghasilkan fungsi elektronik.
xvii
6) Perlindungan Varietas Tanaman
Perlindungan Varietas Tanaman di Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000. Perlindungan
varietas tanaman (PVT) adalah perlindungan khusus yang
diberikan negara kepada varietas tanaman baru yang telah
ditemukan pemulia tanaman melalui kegiatan penelitian.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000
Pasal 1 angka 3 definisi Varietas Tanaman adalah
sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang
ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman,
daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik
genotype atau kombinasi genotype yang dapat
membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh
sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan, dan
apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.
xviii
tanaman di Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu untuk tanaman
semusim selama 20 tahun dan untuk tanaman tahunan selama
25 tahun.
7) Desain Industri
Desain industri merupakan bagian dari Hak atas
Kekayaan Intelektual. Perlindungan desain industri di
Indonesia terdapat pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2000. Desain industri merupakan hasil dari kemampuan
kreativitas cipta, rasa, dan karsa yang dimiliki oleh manusia.
xix
Setelah masa revolusi sampai tahun 1982, Indonesia masih
memakai Undang-Undang pemerintah kolonial Belanda
Auteurswet 1912, sampai saat Undang-Undang Hak Cipta Nasional
pertama diberlakukan tahun 1982. berdasarkan Undang-Undang
Hak Cipta 1982 perlindungan atas para pencipta dianggap kurang
memadai dibandingkan dengan yang diberikan oleh hukum Hak
Cipta diluar negeri. Misalnya perlindungan hak cipta umum
berlaku selama hidup pencipta dan 25 tahun setelah meninggalnya
pencipta. Kategori karya-karya yang hak ciptanya dilindungi pun
terbatas karena hak-hak yang berkaitan dengan hak cipta
(neighbouring rights), misalnya, tidak memperoleh perlindungan
hukum.
xx
ternyata diikutsertakan dalam pasal umum mengenai kategori
karya-karya yang hak ciptanya dilindungi.
xxi
mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau
memberikan izin kepada pihak lain untuk melakukan hal yang
sama dalam batasan yang telah ditentukan perundang-undangan
yang berlaku. Dan yang terpenting adalah hak tersebut
memberikan hak atau izin kepada pemegang hak untuk mencegah
pihak lain memperbanyak tanpa izin.
xxii
performance), mengkomunikasikan pertunjukan secara langsung
(live performance) dan mengkomunikasikan secara interaktif suatu
karya rekaman pelaku. Selain pelaku, juga produser rekaman suara
dan lembaga penyiaran mempunyai Hak-Hak Terkait.
Perlindungan yang diberikan sebagai neighbouring rights kepada
pelaku, produser rekaman, dan lembaga penyiaran umumnya
sangat terbatas dibandingkan perlindungan yang diberikan kepada
para pencipta ciptaan-ciptaan di bidang seni, sastra, dan ilimu
pengetahuan (Tim Lindsley,2002:102).
xxiii
Berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang Hak Cipta
Indonesia, perlindungan hak terkait dengan hak cipta
(neighbouring rights) meliputi :
1) Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberi izin atau
melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memperbanyak, atau menyiarkan rekaman suara dan atau
gambar dari pertunjukannya.
2) Produser rekaman suara memiliki hak eksklusif untuk memberi
izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya
membuat, memperbanyak, dan atau menyewakan karya
rekaman suara atau rekaman bunyi.
3) Lembaga penyiaran memiliki hak eksklusif untuk memberi izin
atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memperbanyak, dan atau menyiarkan ulang karya siarannya
melalui transmisi dengan atau tanpa kabel, atau melalui sistem
elektromagnetik lain.
xxiv
d Karya-karya yang dilindungi Hak Cipta di Indonesia
Untuk menentukan karya-karya apa saja yang dapat
dilindungi oleh negara adalah suatu hal yang tidak mudah. Hal ini
dikarenakan setiap negara mengatur jenis-jenis ciptaan yang
dilindungi selain harus berdasarkan kesesuainan dengan ketentuan
internasional yang berlaku, juga diberikan kebebasan menentukan
ciptaan-ciptaan tertentu untuk diberikan perlindungan.
xxv
11) Sinematografi;
12) Terjemahan, saduran, tafsir, bunga rampai, database, dan karya
lain dari hasil pengalihwujudan.
xxvi
pencipta itu sendiri sebagai pemilik hak cipta atau oaring yang
menerima hak tersebut dari pencipta atau orang lain yang
menerima lebih lanjut hak dari orang tresebut diatas.
2) Pemerintah
Seorang karyawan pegawai negeri sipil yang dalam
hubungan dinasnya dengan instansi pemerintah menciptakan
suatu ciptaan dan ciptaan tersebut menjadi bagian dari tugas
sehari-hari karyawan tersebut, maka tidak dianggap sebagai
pencipta atau pemegang hak cipta kecuali bila diperjanjikan
lain antara pencipta dengan instansi pemerintah tempatnya
bekerja. Yang menjadi pemegang hak cipta adalah instansi
pemerintah yang untuk dan dalam dinas pegawai negeri sipil
ciptaan itu dikerjakan, dengan tidak mengurangi hak pencipta
apabila penggunaan ciptaan itu diperluas sampai ke luar
hubungan dinas (Pasal 8 ayat (1))
3) Pegawai swasta
Lain halnya dengan seorang karyawan (pegawai swasta)
yang dalam hubungan kerja dengan perusahaan menciptakan
suatu ciptaan. Pencipta yang merupakan pihak yang membuat
ciptaan itu dianggap sebagai pencipta dan pemegang hak cipta,
kecuali bila diperjanjikan lain diantara kedua belah pihak
(Pasal 8 ayat (3))
4) Pekerja lepas
Hak cipta atas suatu ciptaan yang dibuat berdasarkan
pesanan berada ditangan yang membuat ciptaan itu. Yang
xxvii
membuat ciptaan itu dianggap sebagai pencipta dan pemegang
hak cipta, kecuali diperjanjikan lain antara kedua belah pihak
(Pasal 8 ayat (3)). Perusahaan yang membayar pencipta untuk
membuat suatu ciptaan yang dipesan pada umumnya
mempunyai hak untuk memanfaatkan atau mengeksploitasi
ciptaan yang dibuat oleh pencipta sebagai pesanan yang sesuai
dengan maksud tujuan ciptaan itu diciptakan berdasarkan
pesanan.
5) Negara
Negara Republik Indonesia adalah pemegang hak cipta
atas:
a) karya peninggalan prasejarah, sejarah, dan benda budaya
nasional lainya;
b) foklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik
bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad,
lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi, dan
karya seni lainnya;
xxviii
6) Beberapa pencipta
Dapat terjadi bahwa suatu ciptaan diciptakan oleh dua
orang atau lebih. Dalam hal yang demikian, yang dianggap
pencipta adalah orang yang memimpin serta mengawasi
penyelesaian seluruh ciptaan. Jika orang yang memimpin tidak
ada, yang dianggap sebagai pencipta adalah orang yang
menghimpunnya dengan tanpa mengurangi hak cipta masing-
masing atas bagian ciptaannya. (Tim Lindsley,2002:110).
g Hak Moral
Makna dari hak moral diatur dalam Undang-Undang Hak
Cipta Pasal 24, dengan adanya hak moral, pencipta suatu karya
memiliki hak untuk :
xxix
1) dicantumkan nama atau nama samarannya didalam ciptaannya
ataupun salinannya dalam hubungan dengan penggunaan secara
umum.
2) Mencegah bentuk-bentuk distorsi, mutilasi, atau bentuk
pemotongan, perusakan, penggantian yang berhubungan
dengan karya cipta yang pada akhirnya akan merusak apresiasi
dan reputasi pencipta.
xxx
Pertimbangan yang lain adalah hasil suatu karya cipta pada
suatu ketika harus dapat dinikmati oleh semua orang dan tidak
hanya oleh orang yang menciptakannya dengan tidak ada
pembatasannya. Dengan ditetapkannya batasan tertentu dimana hak
pencipta itu berakhir maka orang lain dapat menikmati hak tersebut
secra bebas, artinya boleh mengumumkan atau memperbanyak
tanpa harus minta izin kepada si pencipta atau si pemegang hak,
dan ini tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta (H. OK
Saidin.2004:109)
xxxi
Dapat dimungkinkan nama pencipta dan pemegang hak
cipta adalah orang yang berbeda. Hal ini dapat terjadi apabila karya
cipta tersebut telah dialihkan kepada pihak lain sebelum ciptaan
tersebut didaftarkan. Misalnya saja seorang pengarang buku
memberikan hak kepada penerbit untuk menerbitkan dan
memperbanyak serta mengedarkan buku hasil karya pengarang.
Oleh sebab itu kedua pihak harus terdapat dalam surat permohonan
pendaftaran hak cipta.
xxxii
permohonan pendaftaran hak cipta didaftarkan dalam daftar umum
ciptaan Direktorat Jenderal HAKI. Permohonan kepada Pengadilan
Niaga harus diajukan paling lambat 3 bulan sejak diterimanya surat
penolakan pendaftaran oleh pemohon atau kuasanya.
xxxiii
computer pada waktu itu dapat berupa mainframe (mainframe
computer) atau komputer mini (mini computer). Tugas dumb
terminals hanya mengirimkan berbagai perintah kepada host
computer. Host computer membagi waktu untuk menjalankan
sejumlah pekerjaan yang berbeda meski hanya dapat menjawab
perintah satu per satu (Budi Agus Riswandi. 2003:6)
xxxiv
universitas dengan bantuan biaya dari Departemen Pertahanan
Amerika.
xxxv
sendiri yang diberi nama NSF-net. Karena para peneliti
menggunakan kawat khusus transmisi berkecepatan tinggi sangat
mahal, maka NSF-net mendorong lembaga-lembaga penelitian
membentuk jaringan regional antar sesama yang kemudian
dihubungkan pada jaringan komputer super pusat. Siasat inilah
yang melahirkan struktur dasar internet yaitu komputer berlapis.
b Pengertian Internet
Ada beberapa pengertian mengenai internet menurut para ahli
ataupun menurut undang-undang, antara lain yaitu :
1) Menurut Kamus online www.kezia.web.id
Internet adalah sebuah jaringan raksasa, tersebar diseluruh
dunia terdiri dari jutaan komputer dari berbagai jenis.
2) Menurut Kamus Telematika
Internet merupakan singkatan dari internet work, yaitu
sekumpulan jaringan komputer yang yang terdiri dari sebuah
jaringan komputer yang lebih kecil yang mempunyai sistem
jaringan yang berbeda-beda.
3) PP NO. 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan
telekomunikasi
Internet dimasukan kedalam jenis data multimedia, yang
didefinisikan sebagai penyelenggaraan jasa telekomunikasi
yang menawarkan layanan berbasis teknologi informasi.
xxxvi
c Keuntungan dan Kelebihan Internet
Internet sebagai suatu alat komunikasi mempunyai
keuntungan dan kelebihan, keuntungan dan kelebihan tersebut
antara lain (Budi Agus Riswandi,2003:15):
1) Efficiency
Internet bagi sebagian orang menilai hanya cocok untuk
perusahaan besar dalam memberikan pelayanan kepada orang-
orang kelas atas (highclass). Kalau ditinjau lebih dalam
sesungguhnya internet jauh lebih efisien dan ekonomis
dibandingkan dengan media-media lain. Untuk menerbitkan
buku dengan ketebalan 300 halaman dengan oplah seribu
eksemplar dibutuhkan dana sekitar sepuluh juta rupiah.
Sedangkan dengan media internet, ribuan halaman buku dapat
ditampilkan hanya dengan biaya operasional sekitar dua hingga
tiga juta rupiah saja. Biaya ini akan semakin lama semakin
turun seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan
pengguna internet.
2) Without Boundary
Apabila pada media cetak biasa terdapat kendala mengenai
penyebaran ke berbagai tempat lain, yang selain membutuhkan
biaya yang relative besar juga membutuhkan waktu yang lama.
Kendala tersebut tidak terdapat di internet, internet tidak
mengenal jarak, waktu atau pun batas negara. Jaringan
komputer yang terpasang telah menyebar luas hampir
menyelimuti seluruh bagian dunia ini. Internet telah
menciptakan suatu alam baru, suatu kehidupan baru, suatu
masyarakat baru yang bersifat mendunia.
3) 24-Hours Online
Media radio dan televisi mempunyai kelemahan, bahwa
informasi yang ditayangkan hanya berlangsung pada saat
siaran. Begitu habis masa siarnya maka tidak ada kesempatan
xxxvii
lagi bagi pendengar/pemirsa untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan, yang tak jarang membuat mereka kecewa.
Kelemahan semacam itu tidak terdapat di internet, sebab
internet menyediakan informasi yang berlangsung sepanjang
waktu. Tidak ada batasan waktu untuk memperoleh informasi,
kapanpun orang membutuhkan informasi maka saat itu juga ia
dapat memperoleh informasi di internet.
4) Hyperlink
Pengguna internet dapat dengan mudah berganti dari satu
informasi ke informasi yang lain, yang mempunyai kaitan
langsung maupun tidak langsung hanya dengan menekan
tombol mouse pada informasi yang diinginkan. Misalnya dari
suatu situs olahraga dimana memuat mengenai tempat/toko
online yang menjual peralatan olahraga.
5) No Licence Required
Untuk menayangkan suatu informasi diinternet tidak
diperlukan izin yang rumit, namun perlu diingat bahwa
meskipun tidak memerlukan izin tapi ada aturan yang mengatur
masalah internet, baik secara perdata maupun secara pidana.
Sehingga informasi yang ditayangkan bukan informasi yang
melanggar peraturan-perundangan.
6) No Censorship
Dapat dikatakan bahwa hingga kini belum ada satu badan pun
di dunia ini yang berwenang secara resmi untuk menyensor
informasi yang ada di internet. Kebebasan untuk berbicara,
berungkap dan berkabar telah berakar kuat di internet. Di
internet tidak diperlukan adanya “polisi internet” hanya untuk
melindungi masyarakat dari informasi yang menyimpang dan
menyesatkan. Hali ini dikarenakan pengguna internet adalah
kalangan intelektual, sebelum menerima atau menolak sesuatu
akan dilakukan pertimbangan yang matang.
xxxviii
B. Kerangka Pemikiran.
Di era sekarang ini, informasi menjadi hal yang sangat
penting/vital, setiap orang mencari informasi sesuai dengan
kebutuhkannya. Yang tak kalah penting adalah keakuratan dan kecepatan
informasi tersebut dapat diperoleh bagi yang membutuhkannya. Pada abad
21 ini dapat dikatakan sebagai era teknologi informasi, perkembangan
teknologi informasi sangat cepat sekali, bahkan hanya dalam hitungan
menit.
xxxix
cipta tulisan (artikel, opini, karya tulis, hasil penelitian,dan karya tulisan
lainnya), sebuah karya tulisan tentu saja memiliki penciptanya (penulis),
tidak mungkin sebuah karya tulisan muncul begitu saja dijaringan internet.
xl
Perkembangan
Teknologi Informasi
Internet
Content (isi)
Karya Tulisan, lagu, software,
picture
Undang-Undang
Nomor 19
Tahun 2002
Hak Cipta
BAB III
PEMBAHASAN
xli
melonggarnya nilai moral. Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi kini telah membawa terciptanya peradaban modern yang serba
canggih. Ketika kegiatan dilakukan secara global antar masyarakat yang
berbeda tempat baik lokal maupun secara internasional, maka ketika itulah
informasi menjadi sesuatu elemen yang sangat penting.
xlii
hak cipta di Indonesia sekarang ini diatur dalam Undang-Undang Nomor
19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang merupakan penyempurnaan
(revisi) dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997, Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1987 Jo Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1987 tentang
Hak Cipta. Peraturan perundangan tersebut merupakan perwujudan dari
ratifikasi sistem hukum Indonesia terhadap perjanjian internasional The
TRIP’s Agreement (Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights) dan perjanjian hak cipta WIPO (World Intellectual
Property Organization Copy Rights Treaty).
xliii
atas ciptaannya (sebagai pemilik atau pemegang hak cipta). Selain itu
perlu diketahui juga hak cipta atas karya apa saja yang dilindungi dan
berapa lama perlindungan yang diberikan.
xliv
program komputer, fotografi, sinematografi, database atau hasil
pengalihwujudan berdasar Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Hak Cipta
berlaku 50 tahun sejak diumumkan pertama kalinya.
xlv
layaknya hutan rimba. Setiap orang boleh melakukan apa saja mengambil,
menyalin, mengubah dan kemudian mengumumkan sebuah karya cipta
dengan pengakuan bahwa karya tersebut adalah hasil pemikirannya
sendiri. Hal ini biasanya terjadi pada karya tulisan, baik artikel, hasil
penelitian, tulisan lepas atau pun tulisan-tulisan yang lain yang sejenis.
User biasanya mengira bahwa perbuatan yang dilakukan adalah sebuah
perbuatan yang biasa saja, karena perbuatan tersebut telah menjadi
kebiasaan yang dilakukan sehari-hari (membudaya) dalam masyarakat,
padahal sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta perbuatan tersebut
adalah perbuatan yang digolongkan sebagai kejahatan.
xlvi
2. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian,
guna keperluan pembelaan didalam atau diluar pengadilan;
3. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian
guna keperluan ;
a. Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu
pengetahuan; atau
b. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan
ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta.
4. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra
dalam huruf braile guna keperluan para tuna netra, kecuali jika
perbanyakan itu bersifat komersial;
5. Perbanyakan suatu ciptaan selain program komputer, secara terbatas
dengan cara atau alat apapun atau proses yang serupa oleh
perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan
pusat dokumentasi yang non komersial semata-mata untuk keperluan
aktivitasnya;
6. Perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksana teknis
atas karya arsitektur, seperti ciptaan bangunan;
7. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik
program komputer yang digunakan semata-mata untuk keperluan
sendiri.
Oleh sebab hal tersebut diatas bagi para user yang memerlukan
data dan informasi diberikan keleluasaan untuk mengambil, mengutip atau
menggunakan suatu karya yang bukan miliknya untuk keperluan
pendidikan, penelitian dan karya ilmiah serta bersifat non komersial. Yang
terpenting dari hal tersebut adalah harus sesuai dengan etika yang berlaku
yaitu menyebutkan sumber dan penulis atau penciptanya serta hal tersebut
digunakan untuk tujuan yang baik. Ini akan menghindarkan user dari
sanksi moral dan sanksi hukum. Jadi konsep fair use ada 3 tiga unsur yaitu
itikad baik, kewajaran dan non komersil.
xlvii
Unsur itikad baik berkaitan dengan maksud dan tujuan awal dari
pengambilan atau penggunaan data dan informasi oleh user, apakah
dipergunakan untuk kebaikan dan demi kepentingan publik atau umum
ataukah sebaliknya dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan
melawan hukum. Unsur kewajaran maksudnya yaitu dalam melakukan
mengambil atau mengutip data dan informasi diberikan batas-batas yang
wajar, user cukup terinspirasi saja, secara kuantitatif tidak boleh mengutip
atau mengambil lebih dari 10% dari data dan informasi yang ada, namun
ukuran tersebut sulit diterapkan sehingga dipergunakan ukuran kualitatif
misalnya tidak boleh mengambil bagian yang menjadi ciri khas dari
ciptaan. Selain itu yang terpenting adalah sumbernya harus disebutkan
(termasuk nama penulis atau alamat situs/homepage). Dan yang terakhir
adalah non-komersil, yaitu penggunaan karya cipta tersebut tidak boleh
dikomersilkan untuk mencari keuntungan (profit oriented), misalnya
dalam karya tulisan, user mengambil data dari internet, kemudian dibuat
buku dan dijual kepada publik sehingga mendapat keuntungan.
xlviii
Dari data yang diperoleh menyebutkan seluruh responden
mengatakan bahwa mereka surfing diinternet adalah untuk mencari data
yang berupa tulisan yaitu artikel, opini, rubrik, tulisan lepas atau pun
skripsi. Dari hasil tersebut dapat dikatakan hampir 100% dari responden
melakukan perbuatan menyalin (copy) dan mengambil (download) data
yang berupa teks dalam format digital. Sedangkan tujuan lain melakukan
surfing diinternet hanya untuk sekedar mencari hiburan misalnya chatting,
friendster atau mengirim e-mail.
xlix
hukum tidak berlaku di jaringan internet, sehingga sah-sah saja mereka
melakukan pelanggaran dijaringan internet. Bahkan dari kalangan
mahasiswa hampir semuanya tidak mengetahui bahwa perbuatan yang
mereka lakukan (mengambil, menyalin, mengubah, data teks digital di
jaringan internet) telah melanggar peraturan perundangan dan
perbuatannya tersebut termasuk kejahatan.
l
Hak Ciptanya. Lalu bagaimana perlindungan hukum yang diberikan
negara Indonesia kepada para penulis dan pencipta karya tulisan yang
disajikan didunia maya (internet)? Dalam hal ini Undang-Undang Hak
Cipta berperan penting dalam pemberian perlindungan.
li
3. Hak untuk menyiarkan suatu ciptaan dibidang seni atau sastra atau
ilmu pengetahuan dalam bentuk karya suara, dengan menggunakan
transmisi dengan atau tanpa kabel, atau melalui gelombang
elektromagnetik,
4. Hak untuk memberi ijin atau melarang orang lain yang tanpa
persetujuannya menyewakan ciptaan karya program komputer yang
bersifat komersil. (Tim Lindsley,2002:177)
Dari rumusan diatas dapat dilihat suatu karya cipta identik dengan
pengumuman (publikasi) dan perbanyakan atas karya tersebut, apabila
telah memenuhi prosedur diumumkan dan dan disebarluaskan kepada
publik dalam bentuk-bentuk tertentu, dan bentuk publikasi tersebut dapat
digandakan dan diperbanyak, maka suatu karya cipta telah diakui hak
ciptanya. Artinya jika suatu karya cipta belum dilakukan pengumuman
atau publikasi kepada masyarakat dan belum dilakukan perbanyakan maka
hak cipta itu belum diakui sebab sebab belum ada yang mengumumkan
atau belum diketahui penciptanya. Demikian juga dengan karya cipta
tulisan yang ada dalam jaringan internet.
lii
bebas untuk dibajak (dicontek dan ditiru)? Mengacu pada Pasal 11 diatas,
hak cipta tetap ada namun pemegang hak ciptanya adalah negara.
Hal tersebut diatas dapat kita lihat dalam Pasal 35 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang berbunyai ;
liii
Menurut praktisi hukum Fandi Aditya ( penulis artikel dalam
PenulisLepas.com) secara doktrin suatu karya cipta merupakan buah
pikiran dari seorang pencipta, sehingga karya tersebut harus dilihat sebagai
suatu yang terikat pada penciptanya. Dapat diibaratkan seperti setiap sapi
yang melahirkan seekor anak sapi, maka anak sapi tersebut adalah
kepunyaan induknya, dalam konteks Hak Cipta anak sapi dianalogikan
sebagai karya ciptaan dan induk sapi dianalogikan sebagai penciptanya.
Hal tersebut menggambarkan betapa eratnya hubungan antara seorang
pencipta dengan karya ciptaannya. Sehingga perlindungan harus timbul
dengan sendirinya tanpa perlu ada intervensi dari pihak manapun termasuk
dari pemerintah.
Hak cipta harus dilihat seperti kita melihat hak untuk hidup. Hal ini
dapat menjadi suatu pemikiran yang logis, karena kita tidak perlu
mendaftarkan diri kepada pemerintah untuk mendapatkan perlindungan
dari ancaman pembunuhan. Kita memiliki hak untuk hidup bukan karena
kita memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk), sebagai bukti terdaftar kita
adalah warga negara indonesia. Namun karena hak untuk hidup melekat
pada diri kita pribadi sejak awal kita dilahirkan.
liv
pembuktian Hak Ciptanya. Selain itu pencipta atau pemegang Hak Cipta
mendapat kepastian hukum mengenai ciptaannya.
Dalam hukum ada dalil pembuktian yang berdasar pada Pasal 163
HIR (Herzien Inlandsch Reglement) yaitu ;
“Barang siapa, yang mengatakan ia mempunyai hak, atau ia menyebutkan
suatu perbuatan untuk menguatkan hak-haknya itu, atau untuk membantah
hak orang lain, maka orang itu harus membuktikan adanya hak itu atau
adanya kejadian itu”
Dari Pasal diatas kita mungkin akan langsung berfikir bahwa apabila kita
menyatakan suatu hak (dalam hal ini hak cipta) maka kita harus
membuktikan bahwa hak tersebut adalah hak kita. Namun sesungguhnya
tidak seperti itu, yang harus membuktikan adalah orang yang menyangkal
atau membantah hak tersebut (hak cipta kita). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa yang dibuktikan adalah perbuatan-perbuatan yang tidak disetujui
atau dibantah oleh para pihak.
lv
Terlebih lagi si B telah menerbitkan karya tulisnya tersebut diinternet yang
berarti telah mempublikasikan atau mengumumkan karyanya pada publik
(ImanBrotoseno.wordpress.com)
Kembali pada pokok masalah, sebuah karya cipta tulisan baik itu
artikel, tulisan lepas, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan kedalam
internet sebenarnya mempunyai kekuatan hukum yang kuat. Banyak orang
berpendapat bahwa mempublikasikan suatu karya tulisan dalam internet
sangat rentan terhadap pembanjakan. Namun sebenarnya publikasi
diinternet merupakan suatu cara yang efektif untuk menghindari adanya
pembajakan dan atau penjiplakan.
lvi
itu penciptanya pasti (walaupun tidak selalu) memiliki salinannya sebagai
arsip (back up). Oleh karena terpenuhi unsur-unsurnya maka sebuah karya
tulisan di jaringan internet telah diakui sebagai suatu karya yang
mempunyai hak cipta (dan hal tersebut harus diakui) sehingga terlindungi
oleh Undang-Undang Hak Cipta. Selain itu unsur publikasi juga
membantu dalam proses pembuktian, sebab dalam hukum acara perdata
ada dalil yang menyatakan ”sesuatu yang telah diketahui oleh umum tidak
perlu dibuktikan”, sehingga dapat melepaskan pencipta dari beban
pembuktian.
Dari hal tersebut dapat penulis ambil sebuah pemikiran. Bila ada
seseorang yang dengan sengaja mengambil/menjiplak garis besar atau ide
sebuah karya tulisan di internet, meskipun tidak dapat dituntut namun
pencipta awal tetap akan mempunyai kredit yang lebih dimata masyarakat
bandingkan dengan orang yang hanya meniru garis besarnya saja
(terinspirasi).
lvii
mengetahui apa saja yang dapat dijadikan sebagai alat bukti menurut HIR
Pasal 164 yaitu ;
” Maka yang disebut sebagai alat bukti, yaitu :
1. bukti dengan surat
2. bukti dengan saksi
3. persangkaan-persangkaan
4. pengakuan
5. sumpah ”
Bukti surat dalam kaidah hukum perdata merupakan alat bukti yang
terkuat. Dalam perkembangan hukum terkini surat elektronik dan tulisan
elektronik telah mulai diakui sebagai bagian dari ”bukti tertulis”.
Surat elektronik dan file digital merupakan sebuah data yang terdiri
dari source code yang dibuat oleh manusia. Segala data yang ada di
internet dapat diambil, disalin dan diubah sehingga menjadi lain dari
bentuk aslinya. Begitu juga dengan surat elektronik maupun file digital,
dapat dengan mudah tanggal ataupun isinya diubah. Sehingga apabila
dijadikan bukti, maka bukti-bukti tersebut diragukan kebenarannya dan
kemungkinan besar dapat dipalsukan.
Namun didunia internet ada sebuah data yang sangat sulit diubah
bentuknya, yaitu arsip milist. Arsip milist merupakan suatu data yang
tanggal dan creation datenya mengikuti penaggalan dan aturan dari server
milist ( misalnya yahoogroups atau googlegroups ), sehingga bisa menjadi
suatu bukti yang cukup kuat bagi pencipta yang tulisannya telah
dibajak/dijiplak melalui internet. Dengan syarat bahwa tulisannya tersebut
telah dipulikasikan dalam salah satu milist yang ada.
lviii
webmasternya), dan sedapat mungkin agar orang lain mengetahuinya
(untuk mremenuhi unsur publikasi)
Masih ada satu cara lagi untuk membuktikan suatu karya tulisan
telah terjadi pembajakan (penjiplakan dan atau pencontekan). Menurut
seorang pakar hukum Deny Monoarfa (denymonoarfa.wordpress.com)
mengemukakan dalil untuk menghadapi pembajakan karya cipta tulisan di
internet, dalil tersebut dinamakan dalil Klaim. Dalil Klaim mensyaratkan
keberanian dan keyakinan untuk melakukan kalim terhadap sebuah karya
cipta yang telah dibajak.
lix
sebelum publikasi yang dilakukannya tahun 2000. Keberanian mengklaim
akan menunjukkan bahwa A tahu persis tidak ada publikasi di internet
sebelum tahun 2000 (sebelum ia sendiri mempublikasikannya). Bagaimana
mungkin A bisa tahu persis tidak ada publikasi suatu materi di internet?
Searching via mesin pencari pun tidak pernah bisa memberikan data yang
valid, karena ada kemungkinan situs atau millist yang tidak dapat
ditembus oleh mesin pencari.
lx
antara lain kecepatan informasi yang dibutuhkan, efisiensi waktu dan
biaya, selalu on-line 24 jam, tidak memerlukan izin dan tanpa batas.
Sehingga internet mempunyai suatu daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
lxi
1. Mengambil atau mengutip sebagian ciptaan orang lain dan dimasukan
kedalam ciptaan yang kemudian diakui sebagai ciptaannya sendiri.
Perbuatan seperti ini disebut sebagai peniru, istilahnya adalah
”Plagiarism” dan pelakunya disebut sebagai plagiator. Hal ini
biasanya terjadi pada karya ciptaan yang berupa tulisan dan karya tulis
dalam bentuk notasi lagu.
2. Mengambil karya ciptaan orang lain untuk diperbanyak dan
diumumkan seperti aslinya tanpa ada perubahan secara substansial
kemudian diperjual-belikan untuk memperoleh keuntungan.
Pelanggaran seperti ini disebut sebagai ”Pembajakan”. Pembajakan ini
dilakuan pada karya tulis buku, kaset, karya audio dan video.
Pembajakan ini biasanya berkaitan pula dengan pelanggaran pajak,
karena pembajak tidak mungkin membayar pajak atas barang bajakan.
Pelanggaran yang biasa terjadi terhadap suatu karya cipta yang ada
di jaringan internet disebut sebagai cyberpiracy (pembajakan didunia
maya). Pembajakan ini dilakukan dengan motif ekonomi yaitu untuk
mencari keuntungan. Selain itu barang hasil bajakan juga bebas dari pajak,
sehingga selain merugikan diri pribadi penciptanya juga negara dengan
kehilangan pendapatan dari pajak.
lxii
Program komputer merupakan suatu karya cipta yang disusun
berdasarkan kode-kode binary (kode yang terdiri dari angka 1 dan
angka 0) yang kemudian oleh komputer angka 1 diintepretasikan
sebagai perintah ”Ya” dan angka 0 sebagai perintah ”tidak”. Baris dari
angka (perintah) tersebut kemudian kita kenal dengan software,
misalnya Microsoft Office.
lxiii
Masih belum selesai rantai pembajakan ini, setelah
penggandaan tersebut dilakukan pembajak kemudian menjual hasil
bajakannya tersebut kepada orang lain, tentu saja dengan bayaran yang
mahal namun lebih murah dari software yang asli. Dengan begitu
pembajak mendapat keuntungan dari penjualan software bajakan
tersebut. Hal tersebut sangat bertentangan dengan Undang-Undang
Hak Cipta.
lxiv
hanya penutupan sementara tempat usaha rental sedangkan dendanya
hanya berkisar 5-8 juta rupiah. Tentu saja hal tersebut tidak akan
memberikan efek jera para pelaku.
lxv
mesin pencari lain yang tersebar di jaringan internet. Hanya dengan
mengetik dan memasukan kata kunci judul ataupun subyek, maka
hanya dalam beberapa detik, ratusan bahkan ribuan artikel, opini,
skripsi, tesis, makalah, dan segala karya tulisan yang ada di jaringan
internet yang sesuai dengan kata kunci subyek atau judul yang telah
kita ketikan dalam search engine akan muncul dilayar monitor.
lxvi
pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).”
Saat ini didunia digital telah lahir sebuah sistem keamanan dan
perlindungan yang baru meskipun belum terlalu sempurna. Sebuah
software yang cara kerjanya adalah dengan menolak atau menghalangi
seseorang untuk menyalin (copy) baik itu tulisan, gambar ataupun
suara/lagu dari sebuah website. Ketidak sempurnaanya adalah sebuah
halaman website masih bisa disalin (copy) oleh para user namun harus
secara keseluruhan dari halaman website tersebut. Sehingga seseorang
yang hendak membajak suatu karya tulisan di jaringan internet paling
tidak harus menulis/mengetik kembali data yang dicarinya tidak hanya
sekedar copy paste saja.
3. Pemampatan Lagu
Suatu karya cipta lagu agar dapat berada dalam dunia maya
(internet) harus diubah formatnya menjadi format digital. Format lagu
yang biasa digunakan dalam internet disebut sebagai Motion Picture
lxvii
Experts Group-1 Audio Layer-3 (MPEG-1 Audio Layer-3) atau biasa
disebut dengan MP3. Format MP3 ini merupakan format lagu yang
mempunyai Bitrate 128 khz 44 Khz dengan besar filenya antara 4-5
MB (Megabyte).
lxviii
denda paling banyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta
rupiah).
lxix
mengembang penyelidikan mengenai pelaku atau penyuplai CD MP3
bajakan tersebut.
lxx
software komputer seperti Adobe Photshop CS, ACDSEE, Corel Draw
ataupun aplikasi editing foto yang lain.
lxxi
Pemerintah juga dirugikan terkait dengan hasil bajakan yang
telah diedarkan dan diperdagangkan namun tidak membayar pajak,
dengan demikian pemerintah tidak mendapatkan pemasukan atau
pendapatan dari sektor pajak, dimana pendapatan tersebut digunakan
untuk seluruh masyarakat Indonesia. Dari hal tersebut dapat dilihat
sebagaimana besar efek dari pembajakan, pembajakan tidak hanya
merugikan individu pencipta atau pemegang Hak Cipta, namun juga
Pemerintah dan masyarakat Indonesia.
A. Simpulan
Dari pembahasan dan uraian mengenai perlindungan hukum Hak Cipta di
internet dalam bab yang ke tiga, penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut, :
lxxii
Pasal 2 ayat (1) dengan unsur Pengumuman dan Perbanyakan, dan
Pasal 34 ayat (4) dengan substansi bahwa pendaftaran Hak Cipta
bukanlah suatu kewajiban. Pembuktian terhadap karya tulisan yang
telah di bajak (dicontek dan ditiru) dapat menggunakan Pasal 5
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta dan Pasal
163 HIR serta metode dalil klaim yang telah dikemukakan oleh
praktisi hukum Deny Monoarfa. Namun demikian Undang-Undang
Hak Cipta adalah Undang-Undang yang dibuat dan diperuntukan
mengatur dikehidupan nyata bukan diperuntukan di dijaringan internet,
sehingga apabila digunakan dalam dunia maya (internet) akan
mengurangi fungsinya atau tidak dapat berlaku sebagaimana mestinya.
lxxiii
tulisan yang diterbitkan dalam buku untuk kemudian dijual demi
mendapatkan keuntungan pribadi.
c. Pemampatan Lagu, pengubahan format lagu atau konversi format
lagu digital yang dari penerbit berformat compact disk-digital
audio (CD-DA) kemudian diubah menjadi format MPEG-1 Audio
Layer-3 (MP3) merupakan suatu bentuk pelanggaran. Hal tersebut
bertentangan dengan hak moral, yaitu hanya penciptanya saja yang
dapat mengubah suatu ciptaan, selain itu pemampatan lagu juga
berdampak langsung terhadap reputasi dari pencipta.
d. Pelanggaran Hak Cipta Potret, merupakan jenis content yang
paling sering ada dalam sebuah website. Yang menjadi perhatian
adalah apabila potret dari seseorang yang ada dijaringan internet
diambil (download) seseorang yang tidak berhak. Hal tersebut
sudah merupakan pelanggaran, kemudian dengan kecanggihan
software yang ada potret tersebut dimanipulasi, misalnya badan
diganti dengan foto bugil namun kepalanya tetap asli. Hal ini selain
membuat orang yang difoto dilecehkan, juga membuat fotografer
kehilangan reputasinya, sebab oarang tidak mau lagi difoto oleh
fotografer tersebut.
B. Saran
Melihat perkembangan teknologi informasi, terutama internet dan segala
bentuk pelanggaran yang terjadi, maka saran yang dapat penulis berikan
adalah sebagai berikut :
1. Bagi para blogger tidak perlu takut apabila hendak memposting karya
tulisannya di jaringan internet, sebab Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2002 Tentang Hak Cipta masih mampu melindungi karya cipta
tulisan di jaringan internet. Agar perlindungannya lebih terjamin,
dalam setiap tulisan hendaknya dicantumkan identitas asli, atau paling
tidak identitas yang dapat membuktikan identitas sebenarnya penulis.
Selain itu dicantumkan pula disclaimmer yang menyatakan bahwa
lxxiv
artikel, opini ataupun karya tulisan yang ada mempunyai Hak Cipta
yang dilindungi oleh undang-undang.
2. Bagi para blogger yang mengetahui karyanya telah dibajak, hendaknya
berani melakukan klaim atau perlawanan terhadap orang yang telah
membajak karyanya. Cara dan langkahnya seperti yang penulis tulis
dalam bab III skripsi ini.
3. Perlu adanya dibentuk sebuah Undang-Undang baru yang khusus
melindungi Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI) di jaringan internet
meliputi seluruh komponen HaKI baik itu Hak Cipta maupun Hak atas
Kekayaan Industri.
4. Mengadakan penyuluhan dan penerangan sebagai sarana untuk
membentuk kesadaran hukum masyarakat terhadap arti penting Hak
atas Kekayaan Intelektual.
5. Mempersiapkan aparat penegak hukum yang khusus dibekali dengan
kemampuan dan keahlian dibidang cyber, yang tugas utamanya
menangani kasus cyberpiracy.
__________. 2000. Hukum Perdata Indonesia. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
Andi Hamzah. 1993. Hukum Pidana yang Berkaitan Dengan Komputer. Jakarta :
Sinar Grafika.
lxxv
Assafa Endeshaw. 2007. Hukum E-Commerce dan Internet Dengan Fokus di Asia
Pasifik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
C.S.T. Kansil. 1989. Pengantar Ilmu hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.
Didik M. Aris Mansur dan Elisataris Gultom. 2005. Cyber Law. Bandung : PT.
Rafika Aditama.
H. OK. Saidin. 2004. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar.
Bandung: Alumni.
Johny Ibrahim. 2006. Teori dan metodologi penelitian hukum normatif. Malang:
Banyumedia Publishing.
Jan Smith. 1991. Komputer Suatu Tantangan Baru dibidang Hukum. Surabaya :
Airlangga University Press.
Sentosa Sembiring. 2004. Hukum Dagang. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti
lxxvi
Rachmadi Usman. 2003. Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual. Bandung :
Alumni.
Tim PPH. 2007. Buku Pedoman Penulisan Hukum. Surakarta: UNS Press.
Internet
Denymonoarfa.wordpress.com
ImanBrotoseno.wordpress.com
http://bima.ipb.ac.id/~haki/home.php?kiri=Hak%20Cipta
http://anggara.org/2008/01/02/hak-cipta-atas-karya-tulisan-dalam-blog/
http://home.indo.net.id/~hirasps/haki/General/2006/tugas_HaKi.doc
http://panmohamadfaiz.com/2007/02/07/penelitian-hukum-fair-dealing-dan-fair-
use-pada-uu-hak-cipta/
http://www.suarapembaruan.com/News/1996/09/050996/OpEd/cipta/cipta.html
http://www.copyright.gov/title17/92chap1.html#106
lxxvii
http://www.detikinet.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/20/time/
150647/idnews/897152/idkanal/399
http://www.inovasi.lipi.go.id/hki/copyright/copyright.php
http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?kd_sup=1&date=2008-05-07
http://yulian.firdaus.or.id/2005/03/06/hak-cipta-dan-hak-paten
www.cyberlaw.ikht.org/arsip/hukum telematika.htm
www.hukumonline.com/hakCipta/artikel/pertanyaan.htm
www.kezia.web.id
www.kompas.com
www.legalitas.com/transaksielektronikdiindonesia.html
www.legalitas.com/hakciptaversusteknologiptop.html
www.penulislepas.com/plagiatism.htm
www.wikipedia.com/def/hak_cipta.htm
lxxviii
TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN HAK CIPTA
DI INTERNET MENURUT
UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG
HAK CIPTA
Penulisan Hukum
(Skripsi)
Oleh :
ANDRY FAJAR YUNANTO
NIM. E 0004086
FAKULTAS HUKUM
lxxix
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2008
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disusun oleh :
ANDRY FAJAR YUNANTO
NIM. E 0004086
lxxx
HERNAWAN HADI, S.H., M.Hum.
NIP. 131 571 620
PENGESAHAN PENGUJI
Disusun oleh :
ANDRY FAJAR YUNANTO
NIM. E 0004086
Telah diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)
Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
pada :
Hari :
Tanggal :
TIM PENGUJI
1. AMBAR BUDHI S, S.H., M.Hum : ________________________
Ketua
2. DIANA TANTRI, S.H., M.Hum. : ________________________
Sekretaris
3. HERNAWAN HADI, S.H., M.Hum. : ________________________
Anggota
Mengetahui,
Dekan,
lxxxi
Mohammad Jamin, S.H., M.Hum.
NIP. 131 570 154
lxxxii
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan kasih dan karuniaNya dengan tiada batas, sehingga
Penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) ini dengan judul ”
TINJAUAN TENTANG PERLINDUNGAN HAK CIPTA DI INTERNET
MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG
HAK CIPTA ”. Penulisan Hukum (Skripsi) ini merupakan salah satu syarat
dalam mencapai gelar sarjana di bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam Penulisan Hukum (Skripsi) ini, tak lepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini Penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Jamin, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Ambar Budhi S, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum Perdata
3. Bapak Hernawan Hadi, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing.
4. Ibu Zeni Lutfiah, S.Ag., M.Ag., selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan bekal pengetahuan selama Penulis menutut ilmu.
6. Orang tua Penulis, yaitu Bapak Budi Santosa, Ibu Kun Puji Lestari dan Budhe
Jinten yang tidak henti-hentinya mendoakan keberhasilan Penulis, membiayai,
mendidik, dan menjadikan Penulis manusia berilmu dan beriman.
7. Adik Candra dan seluruh keluarga yang selalu mendukung Penulis.
8. Etika Kurniasih (Gembul) yang telah banyak membantu Penulis, menemani
Penulis dalam kondisi dan situasi apapun, memberikan dukungan moril dan
perhatian bagi Penulis.
9. Mas Jokowi, Deta, Tasya dan Sisilia yang selalu mendoakan dan memberi
dorongan spiritual kepada penulis.
84
85
10. Pak Harno, Budiman dan Tigor yang selalu menemani dalam mencari data dan
segala sumber bahan skripsi ini.
11. Prastiwi, Mitha, Ristha, Kingkin, Yulies , Cahyo, dan Diego atas dukungan
dan semangat yang telah kalian berikan.
12. Temen-temen di sekretariat PMK, Novilia, Rio, Anjar, Maya, Ara, Nancy,
Dwi cilik, Adit, Mas Teguh, dan temen-temen lainnya. Terimakasih atas
perhatian dan bantuannya selama ini.
13. Teman-teman dikampus Damas, Bastian, Kempris, Asror, Triset, Erika, Neni,
Samsul, Aan, Arif, Anjar, Andika, Machfud, Babun, Erika, Dhustine, Rita,
Adi bujel, Adi Sutet, Mahendra, Joseph, Himawari, Yoga, Syarief, dan temen-
temen lain angkatan 2004 yang banyak memberi masukan dan berjuang
bersama Penulis dari awal penyusunan skripsi
14. Semua pihak yang telah memberi bantuan kepada Penulis yang tidak dapat
Penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Penulisan Hukum (Skripsi) ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun.
DAFTAR ISI
85
86
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 6
E. Metode Penelitian ................................................................ 6
F. Sistematika Skripsi .............................................................. 10
86
87
87
88
DAFTAR GAMBAR
88