Anda di halaman 1dari 9

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: JUDUL

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: ABSTRAK

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: PENDAHULUAN

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: MAKSUD DAN TUJUAN

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: METODE

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: PEMBAHASAN

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: KESIMPULAN

[14:40, 9/2/2020] PAK AHMAD TJAHJA WIRUS: DAFTAR PUSTAKA


BUDAYA PEMBAJAKAN PERANGKAT LUNAK PADA KOMPUTER DALAM
PERSPEKTIF HAK CIPTA
Di susun oleh
Muhammad Farrel Rahadian
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Pendahuluan
Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan hak atas suatu karya cipta, baik karya seni,
teknologi, atau buah pikiran yang bersifat given dan inheren pada pencipta karya tesebut, serta
tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Kata "intelektual" tercermin bahwa obyek kekayaan
intelektual tersebut adalah kecerdasan, daya pikir, atau produk pemikiran manusia (the Creations
of the Human Mind). HakKekayaan Intelektual (HaKI) adalah hak eksklusif yang diberikan
kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya
Perangkat lunak dan komputer tidak dapat dipisahkan karena komputer akan bekerja
apabila ada perangkat lunak yang ditulis oleh seorang pemrograman (programmer). Menciptakan
perangkat lunak bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena banyak sekali aturan-aturan
dan kemampuan intelektual yang dibutuhkan dari seorang analis sistem (system analyst) dan
pemrograman. Oleh karena itulah, dengan berlakunya Undang-Undang Hak Cipta, hasil kerja
seorang analis sistem dan pemrograman dapat dilindungi.
Perkembangan alat elektronik atau alat informasi yang berada di lingkungan masyarakat
untuk saat ini tidak bisa di pungkiri, karena alat teknologi merupakan salah satu kebutuhan bagi
masyarakat yang sangat penting. Pada saat adanya alat teknologi canggih tersebut, yang kini
memasuki kehidupan manusia terdapat banyak perubahan yang terjadi, salah satunya yaitu
manusia pada jaman dulu jika ingin mengirim pesan dengan cara melalui surat yang diantar
melalui kantor pos, sedangkan saat ini masyarakat dapat mengirim pesan atau kabar melalui
media e- mail, dan dilihat lagi pada awalnya bersifat analog dan sekarang bersifat serba digital.
Pelanggaran hak cipta yang timbul di lingkungan masyarakat yaitu banyak beredarnya
software bajakan seperti penjual CD bajakan di pasaran, harga yang ditawarkan ke konsumen
tidak sesuai dengan software aslinya. Setelah munculnya internet, aturan hukum mengenai hak
cipta merasa mendapatkan tantangan baru terkait perlindungan terhadap software dan progam
komputer.2 Munculnya internet yang dapat dikatakan sebagai salah satu pendukung komputer
untuk mempermudah dan menyebarluaskan software bajakan melalui internet, dan pengguna
internet dengan mudahnya mengakses dan menikmati, serta dengan mudahnya para pengguna
internet dapat memperluas penyebaran secara berturut-turut secara global yang mengakibatkan
banyak pelanggaran hak cipta yang terjadi. Pembajakan software, terjadi tidak hanya di
Indonesia, melainkan di negara-negara lainnya, salah satunya negara Amerika, yang sampai
mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Adanya internet tersebut dapat dilihat dari dua sisi, yang dimana sisi pertama dapat
mempermudah berkontribusi untuk memajukan perkembangan manusia, dan di sisi kedua
sebagai sarana yang dapat dikatakan sebagai alat melawan perbuatan hokum

MAKSUD DAN TUJUAN


Peneliian ini di lakukan untuk mengetahui pengaturan perlindungan dan sanksi terhadap
penggunaan software digital dalam perspektif hak cipta
METODE PENELITIAN
Penulisan penelitian jurnal tersebut, dilakukan menggunakan metode penelitian studi
literatur, dengan cara melakukan pencarian jurnal serta artikel berita dan menelaah aturan
perundang-undangan dan pendekataan fakta yang berkaitan dengan masalah dalam topic
pembahasan
PEMBAHASAN
Kekayaan Intelektual (KI) merupakan hasil pemikiran berupa ide atau gagasan yang
diwujudkan atau diekspresikan dalam bentuk penemuan, karya ilmu pengetahuan sastra dan seni,
desain, symbol/tanda tertentu, kreasi tata letak komponen semikonduktor maupun varietas hasil
pemuliaan. Ekspresi tersebut akan menjadi suatu produk hukum dan melekat menjadi suatu Hak
Kekayaan Intelektual jika diproses melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku sehingga dapat
dikatakan bahwa HKI adalah produk hukum berupa hak yang timbul atas kekayaan intelektual
yang dihasilkan. Hasil Kekayaan Intelektual tersebut kemudian digunakan dalam dunia
perdagangan sehingga menghasilkan nilai ekonomi bagi penemu/pencipta kreasi tersebut.
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak eksklusif yang diberikan suatu
peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI
mencakup Hak Cipta, Hak Paten dan Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan
bagian dari benda (Saidin : 1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil). Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti
paten, merek, dan hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa
informasi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebagainya yang tidak
mempunyai bentuk tertentu.
Perlindungan Hak Cipta Pemberian perlindungan hak cipta terhadap program kumpuler
eli dunia ini haru dilakukan pada akhir 1980-an. Sebelum itu. para ahli hukum dan juga
pengadilan-pengadilan di dunia beranggapan bahwa program komputer tidak termasuk kategori
karya yang dapat dilindungi oleh hak cipta karena program komputer tidak memiliki ciri-ciri
schuah karya (tulis alau seni (literaly or artistic works) dan bentuknya tidak herwujud, padallal
untuk memperoleh perlindungan hak cipta, suatu karya hendaklah merupakan karya tulis atau
karya seni dan harus dapat ditampilkan dalam bentuk yang berwujud
Akan tetapi. sebagai respon dari tekanan pemerintah Amerika Serikat dan perusahaan-
perusahaan software multinasional yang menuntut perlindungan hak cipta atas program
komputer mereka. maka di akhir 1980-an banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
mengamandemen Undang-undang Hak Cipta mereka untuk memasukkan program komputer
dalam kategori literary work (karya tulis) untuk dapat memperoleh perlindungan hak cipta
Alat teknologi bersifat digital tentu saat ini tidak lepas dari adanya laptop, komputer, dan
lain-lain. Kelebihan komputer yaitu dalam melaksanakan suatu pekerjaan manusia yang dimana
dapat mengurangi adanya kesalahan dengan adanya ketelitian didalamnya. Dan hal tersebutlah
masyarakat menjadi ketergantungan dengan komputer. Karya cipta dalam bentuk digital memang
sangat mudah untuk didupiklasikan dan orang mampu memodifikasikan hasil penggandaan dan
mendistribusikannya ke seluruh Negara
Perlindungan hak cipta atas program komputer secara otomatis akan diberikan sewaktu
program komputer tersehut telah tampil dalam suatu medium atau bentuk berwujud lainnya .
Oleh karena itu . tidak diperlukan prosedur formal seperti pendaftaran program komputer. untuk
memperoleh perlindungan hak cipta. Walau demikian, sangat disarankan bagi pencipta atau
pemilik program komputer untuk mencantumkan copyright notice pada program komputer
mereka. khususnya untuk memperoleh perlindungan hak cipta secara mendunia dan untuk
mencegah pembelaan berdasarkan innocent infringer (ketidaksengajaan dalam membajak).'
Copyright notice pada umumnya ditulis dalam format: © Nama Pemilik Hak Cipta. tahun
dimana program kompurer itu pertama kali dipublikasikan , All Rights Reserved (contoh: ©
Smith and Company. 2000. All Rights Reserved). Pemilik hak cipta hendaknya menampilkan
copyright notice dengan cara dan pada tempat yang memungkinkan notice itu terbaca dengan
mudah oleh pengguna program kompurter Tempat-tempat untuk menampilkan copyright notice
yang umum program komputernya sendiri, sehingga notice tersebut akan muncul sewaktu kode
asalnya (source code) dicetak, di layar monitor pengguna program komputer,di medium di mana
program komputer itu disimpan (misalnya. di floppy disc at au CD-ROM), di manual komputer,
di seluruh hasil cetakan (printed output) dari program computer tersebut.
Di Indonesia sendiri Dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2014, jangka waktu
perlindungan mengenai Hak Cipta diatur dalam Pasal 57 sampai Pasal 63. Masing-masing jenis
hak memiliki jangka waktu perlindungan yang berbeda.4 Didalam Pasal 59 ayat (1) huruf e
Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, menjelaskan didalam masa pelindungan
hak cipta terhadap program komputer yaitu berlaku dengan jangka waktu selama 50 tahun sejak
pertama kali dilakukannya pengumuman. Penentuan jangka waktu perlindungan, untuk mengisi
kepentingan materiil dan morill dari pencipta dan ahli warisnya terkait dengan pembenaran
secara historis, diberikan pertimbangan dengan melihat dari ekspetasi umur rata-rata manusia.5
Dalam Pasal 40 huruf s Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 juga menyatakan Program
Komputer merupakan Ciptaan yang dilindungi.
Perlindungan hukum ini dilakukan sebagian besar untuk mengembangkan skill
intelektual seseorang untuk lebih dapat semangat menciptakan karyanya masing-masing.6 Semua
UndangUndang hak kekayaan intelektual nasional memiliki katup pengaman didalamnya, yang
sengaja dirancang untuk mengurangi sebagian ketegangan yang dihasilkan oleh perluasan hak-
hak kepemilikan dan untuk memberikan beberapa pengakuan atas kepentingan publik dalam
memastikan adanya akses secara layak atas karya-karya yang diberi perlindungan
Dalam Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2014 telah menegaskan
“penggandaan yang dilakukan oleh pihak pengguna, dapat dilakukan tanpa izin dari pihak
Pemegang Hak Cipta atau Pencipta, apabila salinan tersebut dipergunakan untuk hal yang msih
tidak bertentangan dengan aturan-aturan tentang pelanggaran Hak Cipta”, misalkan seperti
digunakan untuk penelitian atau dijadikan arsip untuk mencegah kehilangan data maupun
kerusakan data. Perlu diingat lagi bahwa konsep kepemilikan John Locke ada pula syarat-
syaratnya, bahwa setiap pengambilan harus tetap mempertimbangkan ketersediaan yang cukup
dan pengambilan dilakukan seperlunya.
Dalam Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta
menegaskan “apabila penggunaan Program Komputer telah berakhir, salinan atau adaptasi
Program Komputer tersebut harus dimusnahkan.” Maksud dalam isi pasal yaitu untuk
menghindari pemanfaatan yang dilakukan pihak lain tanpa memiliki hak apapun.
Pemegang Hak Cipta diberikan aturan perlidungan terhadap usaha penyewaan, karena
pencipta berhak memperoleh suatu hasil dari penyewaan yang dilakukan secara komersial
tersebut. Aturan ini juga sudah sesuai dengan aturan-aturan yang terkait didalam Pasal 11 TRIPs
Agreement tentang hak penyewaan program komputer, yang dimana dalam pasal menekankan
“program komputer itu tidak sebagai objek esensial dari penyewaan”. Objek esensial yaitu
perangkat lunak yang dijadikan objek utama dari perjanjian penyewaan pada komputer. Aturan
pada pasal tersebut juga sudah diratifikasi oleh UUHC yaitu terdapat pada pasal 11 ayat (2) yang
terkait sama persis dengan isi pasal 11 dalam TRIPs Agreement. Dilihat dari segi substansinya,
jika dikaji dari ciri khas negara hukum, demikian perlindungan terhadap HKI pada dasarnya
dilaksanakan untuk melindungi kekayaan bangsa dan HAM, namun penegakan hukumnya harus
tetap berjalan sesuai ketentuan yang ada.
Penegakan hukum terhadap pelanggaran Hak Cipta merupakan hal yang sangat penting
mengingat perkembangan dan perlindungan hukum terhadap Hak Cipta bagi si pencipta masih
dianggap kurang. Maka demikian, dilakukannya upaya hukum sedemikian rupa, serta penerapan
sanksi hukum terhadap pelanggar Hak Cipta. Indonesia dapat dikatakan sebagai ranking no 1
dalam suatu hal bajak-membajak perangkat software. Hal tersebut dibuktikan sangat mudahnya
dilakukan oleh si pelaku pembajak perangkat software. Prosedur dalam penegakan hukumnya
memiliki persamaan diberbagai suatu negara pada umumnya, yang mencakup prosedur perdata,
pidana dan administrative.
Dalam bidang penegakan hukum dan pengaturan sanksi terhadap pelanggar Hak Cipta
tentang Penggunaan Secara Komersial terdapat pada Pasal 112 Undang-undang No. 28 Tahun
2014 dimana dalam pasal tersebut menegaskan siapapun seseorang yang melakukan pelanggaran
terkait dengan Pasal 7 ayat (3) atau dengan Pasal 52 untuk Pengguna Secara Komersial,
dipidana penjara paling lama 2 tahun dan sanksi denda paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah). Dimana dalam hal tersebut dapat mengurangi dan merugikan nilai
ekonomi bagi si Pencipta dengan cara penggunaan secara komersial, yang dimana dalam Pasal
113 Undang-undang ayat (3) No. 28 Tahun 2014 juga menegaskan bahwa setiap orang tanpa hak
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta yang
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau g untuk penggunaan secara
komersial, dipidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan sanksi denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
Walaupun sudah di jelaskan di atas beberapa pasal tentang Hak Cipta dalam software computer
sayangnya menurut laman cnn pada tahun 2018 di lakukan survey terhadap pembajakan software
di Indonesia menurut Business Software Alliance menilai pembajakan di Indonesia hanya turun
1 persen yakni dari 84 persen ke 83 persen karena penegakan hukum yang minim terhadap hak
cipta.angka ini tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan rata rata Negara di asia pasifik yang
turun hingga 4% hal ini terjadi karena adanya kekurangan penegakkan hukum di Indonesia ,
dibeberapa negara lain seperti Vietnam, China, Thailand sudah memiliki pengadilan hak cipta
sehingga mengurangi tingkat pembajakan. Pengadilan ini terbukti mengurangi tingkat
pembajakan perangkat lunak di Negara tersebut menurut Jared Ragland, Senior Director, Policy,
Asia Pacific ditemui dalam kesempatan yang sama.di Vietnam. Negara ini juga menempati
persentase pengurangan pembajakan tertinggi kedua dari negara Asia Pasifik lainnya dengan 18
persen dalam 15 tahun terakhir. Setelah Vietnam, terdapat India (17 persen), Singapura (16
persen), dan Korea Selatan (16 persen), yang menjadi lima besar negara dengan persentase
pengurangan pembajakan tertinggi.selain itu pembajakan perangkat lunak juga sebenarnya
berbahaya karena banyak oknum Kejahatan siber makin canggih. Komplotan penjahat juga
memakai teknologi tinggi untuk bisa membobol data yang disimpan, misalnya mencuri data dari
PC perusahaan yang terinfeksi malware. Padahal di perangkat tersebut tersimpan informasi
berharga. Belum lama ini, tepatnya di awal 2020, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim
Polri bekerja sama dengan Interpol yang berhasil menangkap tiga tersangka kasus peretasan
setidaknya 12 situs e-commerce. Para ahli keamanan siber menduga komplotan yang sama
berada di balik pencurian dana kartu kredit di 571 toko online di berbagai negara."Di Indonesia,
kasus-kasu pembobolan kebanyakan karena korbannya adalah public figure atau kasusnya
sensasional. Namun faktanya, ada lebih banyak kasus pembobolan yang tidak terungkap, padahal
ini berdampak para orang biasa, seperti Anda dan saya," ucap Damar. Dengan perusahaan-
perusahaan yang masih mengandalkan software bajakan, kata Damar, itu sama halnya seperti
bom waktu untuk dibobol. Beralih ke software resmi dinilai dapat meminimalisir risiko terhadap
pelanggaran data yang mengorbankan pelanggan ujar Direktur Eksekutif SAFEnet Damar
Juniar dalam siaran persnya via detik.com Di Indonesia sudah ada polici cyber yang dibetuk
pihak kepolisian dengan nama Bareskrim Cyber Polri namun penindakannya masih sangat
rendah sehingga selain dari butuhnya pembenahan dari Sistem penegakkan hukum dari
perangkat lunak dibutuhkan juga kesadaran dari masyarakat Untuk membeli produk resmi dari
pabrikan terkait sehingga tidak melanggar hukum yang sudah berlaku

Kesimpulan

Bahwa berdasarkan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Program Komputer
merupakan ciptaan yang dilindungi, dimana termuat dalam Pasal 40 huruf s UndangUndang No.
28 Tahun 2014 dan didalam Pasal 59 ayat (1) huruf e Undang-Undang No. 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta. Terkait dengan penggunaan karya komputer dijelaskan dalam Pasal 45 ayat
(1) Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2014 dan Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 28
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Sedangkan mengenai Pengaturan Sanksi terhadap Penggunaan
Karya Program Komputer yang dilakukan secara komersial terdapat pada Pasal 112 Undang-
undang No. 28 Tahun 2014 dan didalam Pasal 113 Undang-undang No. 28 Tahun 2014
mengenai hak ekonomi si Pencipta karya

Anda mungkin juga menyukai